Pangan dan Bahan Tambahan Pangan, yang meliputi Pengertian Pangan, Pengertian Bahan Tambahan Pangan dan Bahaya Pangan. Bahaya Pangan yakni bahaya Fisik, bahaya Biologi, bahaya Kimia beserta pencegahannya.
Uraian lengkap jenis-jenis Bahan Tambahan Pangan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yaitu: pengertian Bahan Tambahan Pangan, Tujuan Pemberian Bahan Tambahan Pangan, Persyaratan Bahan Tambahan Pangan, Manfaat Bahan Tambahan Pangan serta tujuan pemberian Bahan Tambahan Pangan yang tidak diperbolehkan.
Adapun penggolongan Bahan Tambahan Pangan adalah :
1. Pewarna
2. Pemanis buatan
3. Pengawet
4. Anti Oksidan
5. Anti kempal
6. Penyedap rasa dan aroma, penguat rasa
7. Pengatur keasaman
8. Pemutih dan pematang tepung
9. Pengemulsi, pemantap dan pengental
10. Pengeras
11. Sekuestran
Penjelasan :
1. Pewarna
Memperbaiki atau memberi warna pada makanan, dengan tujuan :
Memberi kesan menarik bagi konsumen
Menyeragamkan warna makanan
Menstabilkan warna
Menutupi perubahan warna selama proses pengolahan
Mengatasi perubahan warna selama penyimpanan
A. PEWARNA ALAMI
- Hampir tidak ada efek samping
- Digunakan sejak nenek moyang
Contoh :
1. Karamel / coklat
(dari pemanasan gula)
2. Karmin / merah CI 75470
Beta karoten (misal wortel) jingga CI 75130
Klorofil (misal daun suji)
hijau CI 75810
Klorofil tembaga komplek CI 75810
Kurkumin (misal kunir)
kuning CI 75300
dll.
PEWARNA SINTETIK :
1. Biru berlian/Biru CI 42090
2. Coklat HT/Coklat CI 20285
3. Eritrosin CI 45430
4. Hijau FCF CI 42053
5. Indigotin CI 73015
7. Kuning FCF CI 15985
9. Kuning Kuinolin CI 47005
10. Ponceau 4R/Merah CI 16255
11. Tartrazin
CI 19140, dll.
Teks tersebut membahas tentang pengawetan dan bahan tambahan makanan. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan tentang pengertian pengawetan makanan dan bahan tambahan makanan, jenis-jenis teknik pengawetan dan bahan tambahan yang diijinkan, serta persyaratan penggunaan bahan tambahan makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan dan higiene penjamah pangan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa penjamah pangan harus sehat dan bersih serta menghindari kebiasaan tangan tertentu untuk mencegah kontaminasi silang pada pangan. Dokumen juga menjelaskan enam prinsip higiene sanitasi pangan mulai dari pemilihan bahan hingga penyajian pangan.
Tiga komponen penting dalam sanitasi makanan adalah tempat, orang, dan cara mengelola bahan makanan. Tempat penyimpanan dan pengolahan harus bersih dan mencegah hama. Orang yang bekerja harus sehat dan mengetahui higiene. Cara mengelola meliputi memasak cukup, menggunakan peralatan bersih, dan menghindari racun. Undang-undang No. 7/1996 mengatur tujuan dan pembinaan keamanan pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif pada makanan. Zat aditif digunakan untuk meningkatkan mutu makanan, namun harus dipantau secara ketat karena beberapa zat dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Terdapat berbagai jenis zat aditif seperti antioksidan, pemanis buatan, pengawet, dan pewarna yang diatur penggunaannya oleh peraturan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas regulasi dan efek kesehatan dari berbagai bahan tambahan pangan (BTP) seperti asam, antioksidan, pewarna, dan pengemulsi. Dokumen tersebut menjelaskan uji toksisitas BTP, penetapan dosis aman (ADI), dan efek kesehatan potensial dari berbagai BTP tersebut.
Zat aditif yang terdapat dalam komposisi makanan ringan yang dibeli Tina adalah:
- Tokoferol (antioksidan)
- Karmin Cl 75470 (pewarna)
- Monosodium glutamat (penyedap rasa)
Zat aditif yang terdapat dalam komposisi mie goreng merk X dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya adalah:
1. Tartrazine, Karmin Cl 75470 (pewarna)
2. Monosodium glutamat, Monosodium inosinat, Mon
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya konsumsi makanan yang tercemar dan berbagai jenis pencemaran pada makanan seperti pencemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat membahayakan kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna yang sering disalahgunakan pada makanan olahan yang dapat menyebabkan keracunan.
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahaya-bahaya pada pangan yaitu bahaya biologis, kimia, dan fisik serta cara-cara pencegahannya. Dokumen juga menyinggung masalah utama keamanan pangan di Indonesia seperti penggunaan bahan berbahaya seperti boraks dan pewarna yang dilarang.
Dokumen tersebut membahas tentang bahan tambahan pangan (BTP), termasuk definisi, jenis, fungsi, dan contoh BTP yang diizinkan dan dilarang untuk digunakan dalam makanan."
Tiga komponen penting dalam sanitasi makanan adalah tempat, orang, dan cara mengelola bahan makanan. Tempat penyimpanan dan pengolahan harus bersih dan mencegah hama. Orang yang bekerja harus sehat dan mengetahui higiene. Cara mengelola meliputi memasak cukup, menggunakan peralatan bersih, dan menghindari racun. Undang-undang No. 7/1996 mengatur tujuan dan pembinaan keamanan pangan.
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif pada makanan. Zat aditif digunakan untuk meningkatkan mutu makanan, namun harus dipantau secara ketat karena beberapa zat dapat berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Terdapat berbagai jenis zat aditif seperti antioksidan, pemanis buatan, pengawet, dan pewarna yang diatur penggunaannya oleh peraturan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas regulasi dan efek kesehatan dari berbagai bahan tambahan pangan (BTP) seperti asam, antioksidan, pewarna, dan pengemulsi. Dokumen tersebut menjelaskan uji toksisitas BTP, penetapan dosis aman (ADI), dan efek kesehatan potensial dari berbagai BTP tersebut.
Zat aditif yang terdapat dalam komposisi makanan ringan yang dibeli Tina adalah:
- Tokoferol (antioksidan)
- Karmin Cl 75470 (pewarna)
- Monosodium glutamat (penyedap rasa)
Zat aditif yang terdapat dalam komposisi mie goreng merk X dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya adalah:
1. Tartrazine, Karmin Cl 75470 (pewarna)
2. Monosodium glutamat, Monosodium inosinat, Mon
Dokumen tersebut membahas tentang bahaya konsumsi makanan yang tercemar dan berbagai jenis pencemaran pada makanan seperti pencemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat membahayakan kesehatan. Dokumen ini juga menjelaskan berbagai bahan berbahaya seperti formalin, boraks, dan pewarna yang sering disalahgunakan pada makanan olahan yang dapat menyebabkan keracunan.
Dokumen tersebut membahas tentang keamanan pangan di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahaya-bahaya pada pangan yaitu bahaya biologis, kimia, dan fisik serta cara-cara pencegahannya. Dokumen juga menyinggung masalah utama keamanan pangan di Indonesia seperti penggunaan bahan berbahaya seperti boraks dan pewarna yang dilarang.
Dokumen tersebut membahas tentang bahan tambahan pangan (BTP), termasuk definisi, jenis, fungsi, dan contoh BTP yang diizinkan dan dilarang untuk digunakan dalam makanan."
10. 10
10
Bakteri dapat membelah setiap 10 30 menit *
Bakteri dapat membelah setiap 10 30 menit *
0 min
20 min
40 min
1 jam
4 jam
5 jam
1 sel
2 sel
4 sel
64 sel
16,8 juta sel
1,1 milyar sel
* Pd kondisi prima
* Pd kondisi prima
Jika setiap 20 menit dapat membelah
19. 19
19
MENCEGAH BAHAYA BIOLOGIS
MENCEGAH BAHAYA BIOLOGIS
Pilih pangan olahan
Pilih pangan olahan
Memasak dengan baik: >70
Memasak dengan baik: >700
0
C
C
Segera konsumsi makanan selagi panas
Segera konsumsi makanan selagi panas
Sebaiknya penyimpan makanan matang dibawah suhu 5
Sebaiknya penyimpan makanan matang dibawah suhu 50
0
C
C
ATAU diatas suhu 60
ATAU diatas suhu 600
0
C
C
Pemanasan kembali harus dilakukan dengan benar
Pemanasan kembali harus dilakukan dengan benar
Jangan membiarkan masakan matang berdekatan dengan
Jangan membiarkan masakan matang berdekatan dengan
bahan mentah
bahan mentah
Cuci tangan setiap akan memegang makanan
Cuci tangan setiap akan memegang makanan
Jaga perlengkapan dan peralatan dapur selalu bersih
Jaga perlengkapan dan peralatan dapur selalu bersih
Lindungi pangan dari cemaran hewan
Lindungi pangan dari cemaran hewan
Gunakan air bersih
Gunakan air bersih
22. 22
22
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
BAHAN TAMBAHAN PANGAN
PERMENKES NO : 722/Menkes/Per/IX/88
PERMENKES NO : 722/Menkes/Per/IX/88
Adalah :
Adalah :
Tidak digunakan sebagai makanan
Tidak digunakan sebagai makanan
Bukan komposisi makanan
Bukan komposisi makanan
Mempunyai / tidak nilai gizi.
Mempunyai / tidak nilai gizi.
Untuk menghasilkan komponen
Untuk menghasilkan komponen
makanan/ mempengaruhi sifat khas
makanan/ mempengaruhi sifat khas
makanan.
makanan.
23. 23
23
ATAU
ATAU
Bahan atau campuran bahan yang
Bahan atau campuran bahan yang
BUKAN merupakan bagian dari bahan
BUKAN merupakan bagian dari bahan
baku pangan.
baku pangan.
Ditambahkan ke dalam pangan untuk
Ditambahkan ke dalam pangan untuk
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan.
mempengaruhi sifat atau bentuk pangan.
Antara lain bahan pewarna, pengawet,
Antara lain bahan pewarna, pengawet,
penyedap rasa, anti gumpal, pemucat,
penyedap rasa, anti gumpal, pemucat,
dan pengental.
dan pengental.
24. 24
24
MENGAPA PERLU
MENGAPA PERLU
MENGETAHUI
MENGETAHUI BTP ?
BTP ?
Masih banyak BTP
Masih banyak BTP
beracun/berbahaya yang
beracun/berbahaya yang
digunakan produsen Misal :
digunakan produsen Misal :
borax
borax
Karena ketidak tahuan
Karena ketidak tahuan
produsen pangan thd efek
produsen pangan thd efek
samping BTP thd kesehatan
samping BTP thd kesehatan
(
(PENTING!
PENTING!)
)
25. 25
25
PERSYARATAN
PERSYARATAN BTP
BTP
1.
1. Aman
Aman (telah diuji & dievaluasi).
(telah diuji & dievaluasi).
2.
2. Pada
Pada kadar serendah mungkin
kadar serendah mungkin sehingga
sehingga
tidak membahayakan kesehatan
tidak membahayakan kesehatan
3.
3. Selalu diamati dan dievaluasi ulang.
Selalu diamati dan dievaluasi ulang.
4.
4. Memenuhi syarat mutu dan kemurnian.
Memenuhi syarat mutu dan kemurnian.
26. 26
26
TUJUAN PENGGUNAAN
TUJUAN PENGGUNAAN
BTP
BTP
1. Memperbaiki penampilan, rasa,
1. Memperbaiki penampilan, rasa,
maupun ketahanan thd
maupun ketahanan thd
pembusukan
pembusukan
2. Mempertahankan mutu.
2. Mempertahankan mutu.
27. 27
27
MANFAAT
MANFAAT PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
BTP KE DALAM PANGAN
BTP KE DALAM PANGAN
1.
1. Mengawetkan pangan
Mengawetkan pangan
2.
2. Membentuk pangan
Membentuk pangan
3.
3. Memberikan warna
Memberikan warna
4.
4. Meningkatkan kualitas
Meningkatkan kualitas
pangan
pangan
5.
5. Menghemat biaya
Menghemat biaya
6.
6. Memperbaiki tekstur
Memperbaiki tekstur
7.
7. Meningkatkan cita rasa
Meningkatkan cita rasa
8.
8. Meningkatkan stabilitas
Meningkatkan stabilitas
28. 28
28
BTP
BTP TIDAK
TIDAK BOLEH
BOLEH
DIGUNAKAN DALAM HAL :
DIGUNAKAN DALAM HAL :
1.
1. Menyembunyikan cara pengolahan
Menyembunyikan cara pengolahan
yang tidak benar.
yang tidak benar.
2.
2. Untuk mengelabui konsumen.
Untuk mengelabui konsumen.
3.
3. Mengakibatkan penurunan nilai gizi
Mengakibatkan penurunan nilai gizi
30. 30
30
7.
7. Pengatur keasaman
Pengatur keasaman
8.
8. Pemutih dan pematang tepung
Pemutih dan pematang tepung
9.
9. Pengemulsi, pemantap dan
Pengemulsi, pemantap dan
pengental
pengental
10.
10. Pengeras
Pengeras
11.
11. Sekuestran
Sekuestran
31. 31
31
Memberi kesan menarik bagi
Memberi kesan menarik bagi
konsumen
konsumen
Menyeragamkan warna makanan
Menyeragamkan warna makanan
Menstabilkan warna
Menstabilkan warna
Menutupi perubahan warna selama
Menutupi perubahan warna selama
proses pengolahan
proses pengolahan
Mengatasi perubahan warna
Mengatasi perubahan warna
selama penyimpanan
selama penyimpanan
1. Pewarna
Memperbaiki atau memberi
warna pada makanan, dengan
tujuan :
32. 32
32
A.
A. PEWARNA ALAMI
PEWARNA ALAMI
-
- Hampir tidak ada efek samping
Hampir tidak ada efek samping
-
- Digunakan sejak nenek moyang
Digunakan sejak nenek moyang
Contoh :
Contoh :
1. Karamel / coklat
1. Karamel / coklat
(dari pemanasan gula)
(dari pemanasan gula)
2.
2. Karmin / merah
Karmin / merah CI
CI
75470
75470
PEWARNA DIIZINKAN
PEWARNA DIIZINKAN
Permenkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88
33. 33
33
3.
3. Beta karoten (misal wortel)
Beta karoten (misal wortel)
jingga
jingga CI 75130
CI 75130
4.
4. Klorofil (misal daun suji)
Klorofil (misal daun suji)
hijau
hijau CI 75810
CI 75810
5.
5. Klorofil tembaga komplek
Klorofil tembaga komplek CI
CI
75810
75810
6.
6. Kurkumin
Kurkumin (misal kunir)
(misal kunir)
kuning
kuning CI
CI
75300
75300
dll.
dll.
34. 34
34
B. PEWARNA SINTETIK
B. PEWARNA SINTETIK
1.
1. Biru berlian/Biru
Biru berlian/Biru CI 42090
CI 42090
2.
2. Coklat HT/Coklat
Coklat HT/Coklat CI 20285
CI 20285
3.
3. Eritrosin
Eritrosin CI 45430
CI 45430
4.
4. Hijau FCF
Hijau FCF CI 42053
CI 42053
5.
5. Indigotin
Indigotin CI 73015
CI 73015
7.
7. Kuning FCF
Kuning FCF CI 15985
CI 15985
9.
9. Kuning Kuinolin
Kuning Kuinolin CI 47005
CI 47005
10.
10. Ponceau 4R/Merah
Ponceau 4R/Merah CI 16255
CI 16255
11.
11. Tartrazin
Tartrazin CI 19140
CI 19140
12.
12. dll.
dll.
35. 35
35
Keterangan
Keterangan Label
Label Pewarna
Pewarna
1.
1. Pada label pewama yang digunakan
Pada label pewama yang digunakan
sebagai BTP harus tertera :Tulisan
sebagai BTP harus tertera :Tulisan
"Bahan Tambahan Makanan/Pangan",
"Bahan Tambahan Makanan/Pangan",
dan
dan "Pewarna Makanan / Pangan"
"Pewarna Makanan / Pangan"
atau
atau "
"Food Colour
Food Colour".
".
2.
2. Nama pewarna pangan
Nama pewarna pangan
(Tartrazin, dsb.)
(Tartrazin, dsb.)
3.
3. No. indeks dari pewarna tersebut
No. indeks dari pewarna tersebut
4.
4. Komposisi unit produk campuran.
Komposisi unit produk campuran.
36. 36
36
5.
5. Isi netto.
Isi netto.
6.
6. Kode produksi.
Kode produksi.
7.
7. Takaran penggunaan dalam
Takaran penggunaan dalam pangan.
pangan.
8.
8. Nomor pendaftaran/register
Nomor pendaftaran/register produk
produk.
.
9.
9. Nama dan alamat perusahaan.
Nama dan alamat perusahaan.
10.
10. Nomor pendaftaran produsen
Nomor pendaftaran produsen.
.
37. 37
37
Menyebabkan rasa manis pada pangan
Menyebabkan rasa manis pada pangan
Sifatnya
Sifatnya :
:
Rasanya lebih manis, tidak/hampir
Rasanya lebih manis, tidak/hampir
tidak mempunyai gizi
tidak mempunyai gizi
Membantu mempertajam penerimaan
Membantu mempertajam penerimaan
terhadap rasa manis
terhadap rasa manis
Harganya lebih murah
Harganya lebih murah
Tidak mengandung kalori, cocok
Tidak mengandung kalori, cocok
untuk penderita penyakit gula
untuk penderita penyakit gula
(diabetes)
(diabetes)
2. Pemanis Buatan
2. Pemanis Buatan
39. 39
39
Sakarin
Sakarin
Batas maksimum sakarin adalah 50
Batas maksimum sakarin adalah 50
300 mg/kg bahan
300 mg/kg bahan
Siklamat
Siklamat
Permenkes
Permenkes :
: P
Penderita diabetes atau
enderita diabetes atau
sedang menjalani diet kalori
sedang menjalani diet kalori
Batas maksimum siklamat adalah 500
Batas maksimum siklamat adalah 500
mg 3 g/kg bahan
mg 3 g/kg bahan
Siklamat di Amerika
Siklamat di Amerika SUDAH DILARANG
SUDAH DILARANG
40. 40
40
Keterangan
Keterangan Label
Label Pemanis
Pemanis
Buatan
Buatan
1.
1. Tulisan
Tulisan "Bahan Tambahan
"Bahan Tambahan
Makanan/Pangan"
Makanan/Pangan" dan "Pemanis
dan "Pemanis
Buatan", "Untuk penderita Diabetes dan
Buatan", "Untuk penderita Diabetes dan
atau orang yang butuh kalori rendah
atau orang yang butuh kalori rendah
2.
2. Nama pemanis buatan (Sakarin,
Nama pemanis buatan (Sakarin,
Siklamat, Aspartam, dsb.)
Siklamat, Aspartam, dsb.)
41. 41
41
3.
3. Jumlah pemanis buatan (mg untuk yang
Jumlah pemanis buatan (mg untuk yang
padat atau % untuk yang cair)
padat atau % untuk yang cair)
4.
4. Kesetaraan kemanisan dibanding gula
Kesetaraan kemanisan dibanding gula
yang alami (gula pasir)
yang alami (gula pasir)
5.
5. Jumlah batas maksimum (mg) yang
Jumlah batas maksimum (mg) yang
dikonsumsi tiap hari per kg berat badan.
dikonsumsi tiap hari per kg berat badan.
42. 42
42
3. Pengawet
3. Pengawet
Mencegah atau menghambat proses
Mencegah atau menghambat proses
fermentasi, pengasaman atau penguraian
fermentasi, pengasaman atau penguraian
yang disebabkan oleh mikroba
yang disebabkan oleh mikroba
Mengawetkan pangan
Mengawetkan pangan yang mudah rusak
yang mudah rusak
Natrium / Kalium Benzoat
Natrium / Kalium Benzoat
- Sari buah, minuman ringan, saus tomat,
- Sari buah, minuman ringan, saus tomat,
saus sambal, jem, jeli, manisan, kecap
saus sambal, jem, jeli, manisan, kecap
Propionat (Asam/kalium)
Propionat (Asam/kalium)
- Roti dan keju olahan
- Roti dan keju olahan
43. 43
43
Nitrit (Kalium/natrium)
Nitrit (Kalium/natrium)
-
- Daging olahan (sosis,
Daging olahan (sosis,
kornet kalengan), keju
kornet kalengan), keju
Sorbat (garam kalium/kalsium)
Sorbat (garam kalium/kalsium)
-
- Margarin, pekatan sari
Margarin, pekatan sari
buah, keju
buah, keju
Sulfit (garam kalium/natrium
Sulfit (garam kalium/natrium
bisulfit)
bisulfit)
-
- Potongan kentang
Potongan kentang
goreng,
goreng, udang beku,
udang beku,
pekatan sari
pekatan sari nanas
nanas
DOSIS HARUS SESUAI !
DOSIS HARUS SESUAI !
TIDAK BOLEH BERLEBIH !!!
TIDAK BOLEH BERLEBIH !!!
44. 44
44
Keterangan
Keterangan Label
Label Pengawet
Pengawet
1.
1. Tulisan BahanTambahan Makanan/Pangan
Tulisan BahanTambahan Makanan/Pangan
dan
dan "Pengawet Makanan / Pangan"
"Pengawet Makanan / Pangan"
2.
2. Nama pengawet pangan
Nama pengawet pangan (misalnya sodium
(misalnya sodium
benzoat)
benzoat)
3.
3. Isi netto
Isi netto
4.
4. Kode produksi
Kode produksi
5.
5. Takaran penggunaan dalam pangan
Takaran penggunaan dalam pangan
6.
6. Nomor pendaftaran produk
Nomor pendaftaran produk
7.
7. Nama dan alamat perusahaan
Nama dan alamat perusahaan
45. 45
45
4. Antioksidan
4. Antioksidan
Mencegah atau
Mencegah atau
menghambat proses
menghambat proses
oksidasi lemak sehingga
oksidasi lemak sehingga
mencegah terjadi
mencegah terjadi
ketengikan
ketengikan
Askorbat
Askorbat -
- kaldu, daging
kaldu, daging
olahan/awetan, jem, jeli dan marmalad,
olahan/awetan, jem, jeli dan marmalad,
serta makanan bayi, ikan beku, dan
serta makanan bayi, ikan beku, dan
potongan kentang goreng beku
potongan kentang goreng beku
46. 46
46
Butil hidroksianisol (BHA) lemak,
Butil hidroksianisol (BHA) lemak,
minyak, margarin
minyak, margarin
Butil hidroksitoluen (BHT) ikan
Butil hidroksitoluen (BHT) ikan
beku, minyak, margarin, mentega,
beku, minyak, margarin, mentega,
ikan asin
ikan asin
Propil galat lemak & minyak
Propil galat lemak & minyak
makan, margarin, mentega
makan, margarin, mentega
Tokoferol makanan bayi, kaldu,
Tokoferol makanan bayi, kaldu,
lemak & minyak makan
lemak & minyak makan
47. 47
47
5. Anti Kempal
5. Anti Kempal
Mencegah
Mencegah
mengempalnya
mengempalnya
makanan yang berupa
makanan yang berupa
serbuk
serbuk
Ditambahkan ke dalam
Ditambahkan ke dalam
pangan
pangan
49. 49
49
6.
6. Penyedap Rasa & Aroma,
Penyedap Rasa & Aroma,
Penguat
Penguat Rasa
Rasa
Da
Dap
pat memberikan, menambah atau
at memberikan, menambah atau
me
mep
pertegas rasa dan aroma
ertegas rasa dan aroma
Vetsin
Vetsin
Mengandung MSG (MonoSodium
Mengandung MSG (MonoSodium
Glutamat) produk daging
Glutamat) produk daging
Asam glutamat
Asam glutamat
menghantar sinyal-
menghantar sinyal-
sinyal antar sel otak, dan dapat
sinyal antar sel otak, dan dapat
memberikan cita rasa pada makanan
memberikan cita rasa pada makanan
50. 50
50
7. Pengatur Keasaman
7. Pengatur Keasaman
Menjadi
Menjadi lebih asam, lebih
lebih asam, lebih
basa, atau menetralkan
basa, atau menetralkan
makanan dan
makanan dan
mempertahankan derajat
mempertahankan derajat
keasaman
keasaman
Aluminium
Aluminium
amonium/kalium/natrium
amonium/kalium/natrium
sulfat, yaitu terdapat di
sulfat, yaitu terdapat di
dalam soda kue
dalam soda kue
51. 51
51
Asam laktat
Asam laktat
Untuk makanan pelengkap serealia,
Untuk makanan pelengkap serealia,
makanan bayi kalengan, pasta tomat,
makanan bayi kalengan, pasta tomat,
jem/jeli, buah-buahan kaleng, bir, roti,
jem/jeli, buah-buahan kaleng, bir, roti,
margarin, keju, sardin, es krim, es puter,
margarin, keju, sardin, es krim, es puter,
dan acar ketimun dalam botol
dan acar ketimun dalam botol
Asam Sitrat
Asam Sitrat
Jem, jeli, marmalad
Jem, jeli, marmalad
Kalium dan Natrium Bikarbonat
Kalium dan Natrium Bikarbonat
Mentega, Coklat
Mentega, Coklat
52. 52
52
8. Pemutih dan Pematang
8. Pemutih dan Pematang
Tepung
Tepung
Mempercepat proses pemutihan
Mempercepat proses pemutihan
dan sekaligus pematangan tepung
dan sekaligus pematangan tepung
sehingga dapat memperbaiki mutu
sehingga dapat memperbaiki mutu
hasil pemanggangan
hasil pemanggangan
Pembuatan roti, biskuit dan kue
Pembuatan roti, biskuit dan kue
Asam askorbat
Asam askorbat (Vitamin C)
(Vitamin C)
Natrium stearoil-2-laktat
Natrium stearoil-2-laktat
Asam peroksida
Asam peroksida
53. 53
53
9. Pengemulsi, Pemantap,
9. Pengemulsi, Pemantap,
Pengental
Pengental
Untuk memantapkan emulsi dari
Untuk memantapkan emulsi dari
lemak dan air sehingga produk
lemak dan air sehingga produk
tetap stabil, tidak meleleh, tidak
tetap stabil, tidak meleleh, tidak
terpisah antara bagian lemak dan
terpisah antara bagian lemak dan
air, serta memunyai tekstur yang
air, serta memunyai tekstur yang
kombak
kombak
Es krim, es puter, saus sardin,
Es krim, es puter, saus sardin,
jem, jeli, sirup, dan lain-lain
jem, jeli, sirup, dan lain-lain
55. 55
55
10. Pengeras
10. Pengeras
Membuat makanan
Membuat makanan
menjadi lebih keras atau
menjadi lebih keras atau
mencegah makanan
mencegah makanan
menjadi lebih lunak
menjadi lebih lunak
Kalsium glukonat untuk
Kalsium glukonat untuk
mengeraskan buah-
mengeraskan buah-
buahan dan sayuran
buahan dan sayuran
dalam kaleng seperti
dalam kaleng seperti
irisan tomat kalengan,
irisan tomat kalengan,
buah kalengan, jem, jelly
buah kalengan, jem, jelly
56. 56
56
Kalsium klorida, buah kalengan
Kalsium klorida, buah kalengan
(apel
(apel)
)
Kalsium sulfat untuk irisan tomat
Kalsium sulfat untuk irisan tomat
kalengan, apel dan sayuran
kalengan, apel dan sayuran
kalengan
kalengan
Aluminium sulfat
Aluminium sulfat
Acar timun dalam botol
Acar timun dalam botol
57. 57
57
11. Sekuestran
11. Sekuestran
Bahan yang dapat mengikat
Bahan yang dapat mengikat
ion logam dalam makanan
ion logam dalam makanan
sehingga mencegah oksidasi
sehingga mencegah oksidasi
yang menimbulkan
yang menimbulkan
perubahan warna, aroma dan
perubahan warna, aroma dan
tekstur
tekstur
Untuk produk kepiting
Untuk produk kepiting
kalengan, lemak dan minyak
kalengan, lemak dan minyak
makan, jamur, udang beku
makan, jamur, udang beku
58. 58
58
Contoh
Contoh
Asam fosfat untuk produk
Asam fosfat untuk produk
kepiting kaleng
kepiting kaleng
Isopropil sitrat untuk
Isopropil sitrat untuk
lemak, minyak makan
lemak, minyak makan
Ethilen Diamin Tetra
Ethilen Diamin Tetra
Asetat (EDTA)
Asetat (EDTA)
Monokalium fosfat
Monokalium fosfat
Natrium pirofosfat
Natrium pirofosfat
59. 11 Oktober 2010
11 Oktober 2010
Dinas Kesehatan Kabupaten
Dinas Kesehatan Kabupaten
pasuruan 2010
pasuruan 2010 59
59
6709
LIK-SBY 59
TERIMA KASIH