Kondisi gizi di Indonesia saat ini masih menjadi perhatian serius. Stunting dan masalah gizi lainnya masih tinggi terutama di daerah. Upaya pemerintah melalui program kesehatan dan gizi masyarakat berfokus pada pencegahan stunting dan masalah gizi lainnya melalui intervensi sejak ibu hamil hingga anak usia sekolah. Posyandu memainkan peran penting dalam deteksi dini dan penanganan masalah g
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxuuusmanuu47
Ìý
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, termasuk definisi, penyebab, dampak, dan intervensi stunting. Kebijakan pemerintah meliputi Rencana Aksi Nasional dengan pendekatan keluarga, multisektor, dan gizi terpadu untuk menurunkan stunting menjadi 14%.
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baikMohammad Endi
Ìý
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pentingnya pemenuhan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga usia 2 tahun) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat serta cerdas. Pemenuhan gizi meliputi asupan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, dan imunisasi dasar untuk bayi.
Gerakan Masyarakat Sadar Stunting yang dilakukan Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UTM di desa Purwokerto, Ngadiluwih, Kediri memberikan edukasi tentang pencegahan stunting melalui pemberian makanan bergizi untuk bayi dan anak serta pentingnya 1000 hari pertama kehidupan."
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptxNurul Alfiyatul
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan stunting melalui pemberian gizi yang tepat pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) mulai dari kehamilan hingga usia 2 tahun melalui ASI eksklusif, makanan pendamping ASI, serta melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun."
Ini adalah materi penyuluhan stunting oleh named dan nakes, ditujukan bagi masyarakat, khususnya para orang tua untuk mampu mengenal stunting, mengetahui bagaimana menemukan kondisi stunting, memahami penyebab dan pencegahannya, serta penanggulangan situasi stunting pada anak. Presentasi ini didesain untuk wilayah kabupaten Sragen. Untuk wilayah lain, bisa menyunting terlebih dahulu data yang ada.
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTINGHizawati
Ìý
PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOPPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING MPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING
Bahan tayang PKB Non PNS_Percepatan Penurunan Stunting_edit-1.pptxuuusmanuu47
Ìý
Dokumen tersebut membahas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, termasuk definisi, penyebab, dampak, dan intervensi stunting. Kebijakan pemerintah meliputi Rencana Aksi Nasional dengan pendekatan keluarga, multisektor, dan gizi terpadu untuk menurunkan stunting menjadi 14%.
1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baikMohammad Endi
Ìý
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas pentingnya pemenuhan gizi selama 1000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga usia 2 tahun) untuk pertumbuhan dan perkembangan anak yang sehat serta cerdas. Pemenuhan gizi meliputi asupan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, dan imunisasi dasar untuk bayi.
Gerakan Masyarakat Sadar Stunting yang dilakukan Lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UTM di desa Purwokerto, Ngadiluwih, Kediri memberikan edukasi tentang pencegahan stunting melalui pemberian makanan bergizi untuk bayi dan anak serta pentingnya 1000 hari pertama kehidupan."
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptxNurul Alfiyatul
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan stunting melalui pemberian gizi yang tepat pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) mulai dari kehamilan hingga usia 2 tahun melalui ASI eksklusif, makanan pendamping ASI, serta melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun."
Ini adalah materi penyuluhan stunting oleh named dan nakes, ditujukan bagi masyarakat, khususnya para orang tua untuk mampu mengenal stunting, mengetahui bagaimana menemukan kondisi stunting, memahami penyebab dan pencegahannya, serta penanggulangan situasi stunting pada anak. Presentasi ini didesain untuk wilayah kabupaten Sragen. Untuk wilayah lain, bisa menyunting terlebih dahulu data yang ada.
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTINGHizawati
Ìý
PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOPPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING MPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING PPT KELOMPOK DK STUNTING
PB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptx
1. DIREKTORAT PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA, LINGKUNGAN DESA DAN PERDESAAN
DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DESA DAN PERDESAAN
2024
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
PERMASALAHAN STUNTING DI DESA
(60’)
Bimtek Terpadu
2. Peserta memahami pengertian stunting
Peserta memahami dampak stunting
Peserta memahami cara mencegah stunting
TUJUAN POKOK BAHASAN
3. APA ITU
STUNTING? Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita akibat kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK).
Berdasarkan Perpres 72 tahun 2021, stunting adalah
gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis
dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang
atau tinggi badannya berada di bawah standar yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang Kesehatan.
Yang memiliki kewenangan menetapkan stunting adalah Tenaga
Kesehatan
Stunting :
Tinggi Badan Menurut Umur tidak
sesuai.
4. 4
Stunting : Tinggi Badan Menurut Umur tidak sesuai. Menunjukkan status pertumbuhan dan
perkembangan anak.
• Otak dibentuk pada 5 tahun pertama kehidupan. Gagal tumbuh (stunting)
pada periode ini tidak hanya terjadi pada tampak fisik (pendek) namun juga
pada perkembangan kognitif.
• Perkembangan awal otak memiliki dampak jangka panjang terhadap
kemampuan anak untuk belajar di sekolah maupun dalam kehidupan.
• Intervensi sebelum lahir dan setelah lahir sangat penting.
5. PENYEBAB STUNTING
ANAK
STUNTING
• Keluarga tidak bisa
menyediakan bahan
pangan/harga tinggi
• Keluarga tidak paham
cara mengolah dan
menyajikan menu
Beragam Bergizi
Seimbang dan Aman
(B2SA)
• Rumah tidak sehat
• Lingkungan dengan
sanitasi buruk
• Tidak memiliki akses
air bersih
• Terbatasnya layanan
Kesehatan Ibu Hamil
• Perilaku tidak sehat
Penyebab langsung
1. Kurangnya
asupan gizi ibu
saat hamil
2. Kebutuhan
gizi tidak
tercukupi saat
masih di bawah
umur 2 tahun
Penyebab tidak langsung
Sumber: Panduan Konvergensi PPS di Desa, 2021
7. DAMPAK STUNTING
KONDISI DI ATAS MEMBUAT NEGARA MENGALAMI KERUGIAN, KARENA GENERASI KEDEPAN
TIDAK BERKUALITAS SEHINGGA KALAH BERSAING DENGAN NEGARA LAIN
JANGKA PENDEK
Gangguan pertumbuhan fisik – seperti tinggi badan
dan BB tidak sesuai usianya (lebih pendek dan lebih
rendah)
Gangguan kognitif (perkembangan otak) sehingga
tingkat kecerdasan rendah
Gangguan Kesehatan – sehingga rentan terkena
infeksi/penyakit kronis
Gangguan motorik – kesulitan pada gerakan tubuh
(misal: tremor), kesulitan beraktivitas (sulit bicara,
berjalan, melakukan sesuatu, dll)
Gangguan metabolism
JANGKA PANJANG
Beresiko terkena penyakit
tidak menular (diabetes,
obesitas, stroke, jantung, dll)
– akibat dari gangguan
metabolisme saat masih kecil
Produktivitas rendah
8. KELOMPOK SASARAN STUNTING
1
2
3
4
5
REMAJA PUTRI
(10-24 Tahun)
CALON PENGANTIN/PUS
IBU HAMIL DAN NIFAS
ANAK USIA
0-59 BULAN
Keluarga Berisiko Stunting adalah
Keluarga yang memiliki satu atau lebih
faktor risiko Stunting yang terdiri dari
keluarga yang memiliki anak remaja
puteri/calon pengantin/Ibu Hamil/Anak
usia 0 (nol)-23 (dua puluh tiga)
bulan/anak usia 24 (dua puluh empat)-
59 (lima puluh sembilan) bulan berasal
dari keluarga miskin, pendidikan orang
tua rendah, sanitasi lingkungan buruk,
dan air minum tidak layak
Definisi lain keluarga berisiko stunting adalah keluarga sasaran yang mempunyai risiko melahirkan anak stunting,
atau keluarga sasaran dengan faktor risiko sanitasi tidak layak, air minum tidak layak, memiliki salah satu
karakteristik 4T, tidak mengikuti kepesertaan KB modern serta fakto risiko lainnya seperti tergolong keluarga miskin,
9. PENCEGAHAN STUNTING
Intervensi Spesifik
Intervensi Sensitif
1) Keluarga Berencana paska persalinan;
2) Penurunan kehamilan tidak diinginkan;
3) Calon pengantin melakukan pemeriksaan
Kesehatan;
4) Penyediaan akses air minum layak bagi
rumah tangga;
5) Penyediaan sarana sanitasi layak bagi
rumah tangga;
6) Penerimaan Bantuan Iuran (PBI) Jaminan
Kesehatan Nasional bagi RT
berpenghasilan rendah;
7) Pendampingan bagi keluarga berisiko
stunting;
8) Bantuan Tunai Bersyarat bagi keluarga
miskin dan rentan;
9) Pemberian pemahaman tentang stunting;
10)Bantuan pangan bagi keluarga miskin dan
rentan;
11)Desa tanpa Buang Air Besar
Sembarangan/BABS.
Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengatasi penyebab tidak langsung terjadinya
stunting dan umumnya diberikan oleh sektor
selain Kesehatan.
Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengatasi penyebab langsung terjadinya
stunting dan umumnya diberikan oleh sektor
Kesehatan.
Remaja
Putri
1) Remaja putri mengkonsumsi TTD
Ibu hamil
2) Tambahan asupan gizi bagi ibu hamil KEK
3) Ibu hamil mengkonsumsi TTD
Bayi 0-23
bulan
(baduta)
Anak 24-
59 bulan
(balita)
4) ASI eksklusif bagi bayi 0-6 bulan
5) MP-ASI bagi baduta
6) Pemantauan tumbuh kembang balita
7) Tambahan asupan gizi bagi balita kurang gizi
8) Tatalaksana gizi buruk bagi balita gizi buruk
9) Imunisasi dasar lengkap bagi balita
10. ANAK USIA BALITA
IBU
MENYUSUI/
PASCA
MELAHIRKAN
IBU HAMIL
REMAJA
PUTERI &
CALON
PENGANTIN
1.Konsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD)
2.Pemeriksaan Anemia
3.Bimbingan Pranikah/
Perkawinan
1. Konsumsi Tablet Tambah Darah
(TTD) minimal 90 Tablet selama
kehamilan
2. Pemeriksaan Kehamilan secara
rutin (minimal 6 kali), termasuk
screening anemia
3. Ibu Hamil yang mengalami
Kekurangan Energi Kronis (KEK)
mendapat Makanan Tambahan
4. Konsumsi makanan bergizi
seimbang dengan porsi 2 kali
lebih banyak
1. Mendapatkan
Layanan Keluarga
Berencana
2. Konseling Menyusui
1. ASI Ekslusif sampai usia 6 Bulan.
2. Pemberian ASI diteruskan hingga 2
tahun
3. Pemberian Makanan Pendamping
ASI (MPASI) dengan Gizi Seimbang
untuk anak Usia 6–23 bulan
4. Pemantauan Tumbuh Kembang
secara rutin
5. Imunisasi Dasar Lengkap
6. Tata Laksana Balita dengan
masalah gizi (gizi kurang & gizi
buruk)
7. Pengasuhan melalui PAUD dan BKB
8. Pemberian Vitamin A dan Obat
Cacing
1. Penyediaan Akses Air Minum Layak dan Aman
2. Keluarga Miskin menerima Bantuan Sosial Pangan
3. Keluarga Berisiko Stunting Menerima Pendampingan dari Tim
Pendampingan Keluarga (TPK)
4. Keluarga Beresiko Stunting menerima manfaat program
pemanfaatan pekarangan
5. Keluarga Miskin menerina Bantuan Tunai bersyarat
6. Keluarga Miskin menerima Bantuan Iuran (PBI) JKN
7. Penyediaan Akses Sanitasi Layak
8. Stop Buang Air Besar Sembarangan
9. Menerima edukasi tentang pentingnya gizi dan
kesehatan
INTERVENSI UNTUK SEMUA KELOMPOK SASARAN
10
INTERVENSI PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
BERDASARKAN KELOMPOK SASARAN
11. • Berdasarkan data SSGI 2022 dan SKI 2023,
prevalensi stunting mengalami kenaikan pada
usia 6 bulan ke 12 bulan & 24 bulan. Ini
menunjukkan bahwa anak usia tersebut tidak
mendapatkan intervensi yang mencukupi salah
satunya karena kandungan ASI sudah tdk
mencukupi kebutuhan shg bayi harus mendapat
MP ASI, namun banyak kasus bayi tdk
mendapatkan MP ASI yg benar, terjadilah
masalah asupan gizi yg berlanjut mjd stunting,
• Ke depan, intervensi harus fokus pada pada 1000
Hari Pertama Kehidupan (HPK) untuk mencegah
terjadinya stunting, sepertI:
• pemberian Makanan Pendamping ASI yang
bergizi seimbang dan tepat ïƒ berdasarkan
SUSENAS 2023, baru 59,33%
• Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) ïƒ berdasarkan
SUSENAS 2023 baru 63,58% Baduta
menerima Imunisasi Dasar Lengkap (IDL);
• perbaikan praktek pengasuhan;
• pencegahan kecacingan; dan lainnya
Titik kritis kenaikan prevalensi stunting:
NAIK HAMPIR 2 KALI LIPAT
TITIK KRITIS KENAIKAN PREVALENSI ANAK
STUNTING TAHUN 2023
12. IMUNISASI DAN PENCEGAHAN STUNTING
Imunisasi adalah upaya aktif untuk menimbulkan kekebalan khusus dalam tubuh seseorang
yang efektif mencegah penularan penyakit tertentu dengan cara memberikan vaksin.
Apa pengertian Imunisasi?
Apa manfaat dilakukannya Imunisasi?
Jika anak tertular penyakit maka gejala yang ditimbulkan
menjadi lebih ringan jika dibandingkan dengan anak yang
tidak mendapatkan imunisasi.
Penyakit tertentu tersebut dikenal sebagai
Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah
Dengan Imunisasi (PD3I), antara lain
hepatitis B, tuberkulosis, polio,
difteri, pertusis (batuk rejan),
tetanus, campak, rubela, pneumonia
(radang paru), meningitis, kanker
leher rahim yang disebabkan oleh
infeksi Human Papilloma Virus (HPV),
ensefalitis (radang otak) akibat
infeksi virus Japanese encephalitis
(JE), dan diare yang disebabkan oleh
infeksi Rotavirus.
13. PENTINGNYA IMUNISASI UNTUK PENCEGAHAN STUNTING
Diimunisasi
Tidak diimunisasi
Penyakit
menular
Penyakit
menular
Gejala yang
ditimbulkan
lebih ringan
Anak yang tidak mendapat imunisasi lengkap
berisiko tertular panyakit. Anak yang sakit
akan mengalami penurunan nafsu makan
dan/atau kesulitan mengonsumsi makanan.
Zat gizi yang terkandung dalam makanan
akan lebih banyak digunakan untuk melawan
penyakit yang sedang diderita.
Jika anak sehat maka asupan gizi
yang diperoleh akan dimanfaatkan
untuk proses pertumbuhannya, jadi
anak akan cenderung terhindar dari
risiko stunting
Jika anak mengalami sakit berulang, akan terjadi kondisi
kekurangan gizi. Kondisi sakit berulang dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan kekurangan gizi kronis. Kondisi
ini menyebabkan anak mengalami stunting.
Karena itulah, pemberian imunisasi lengkap sesuai jadwal, penting bagi anak untuk
melindungi diri lebih dini terhadap penyakit sebelum anak terpapar risiko penularannya.
14. IMUNISASI PADA ANAK DAN JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI
SESUAI USIANYA
Usia Jenis Imunisasi
< 24 jam Hepatitis B (HB0)
< 1 bulan BCG, OPV1
2 bulan DPT-HB-Hib1, OPV2, PCV1, RV1
3 bulan DPT-HB-Hib2, OPV3, PCV2, RV2
4 bulan DPT-HB-Hib3, OPV4, IPV1, RV3
9 bulan Campak-Rubela, IPV2
10 bulan JE*
12 bulan PCV3
18 bulan Campak-Rubela2, DPT-HB-Hib
Catatan: Untuk anak yang belum pernah mendapatkan imunisasi atau pernah mendapatkan imunisasi tapi belum
lengkap sesuai usianya, maka segera berikan imunisasi selengkap mungkin sesuai dengan usianya. Imunisasi bayi dan
anak di bawah usia dua tahun, dapat dilengkapi hingga anak berusia 59 bulan.
15. IMUNISASI PADA ANAK, CARA PEMBERIAN DAN MANFAATNYA
Jenis Imunisasi Cara Pemberian Manfaat untuk mencegah penyakit :
Hepatitis B (HB0) Suntik Radang hati dan kanker hati akibat virus hepatitis B
BCG Suntik Radang paru dan otak akibat bakteri TBC
OPV Tetes Mulut Lumpuh akibat virus polio
DPT-HB-Hib Suntik
 Sumbatan jalan napas dan radang otot jantung akibat racun
Difteri
 Batuk rejan/batuk 100 hari akibat bakteri Pertusis
 Kejang akibat Tetanus
 Radang hati dan kanker hati akibat virus hepatitis B
 Radang paru dan radang selaput otak akibat bakteri Hib
PCV Suntik Radang paru dan otak akibat bakteri Pneumokokus
RV Tetes Mulut Diare, muntah, dehidrasi berat akibat rotavirus
Campak Rubela Suntik
Radang paru dan otak akibat virus campak
Cacat organ jantung, otak, mata, telinga akibat virus rubela
IPV Suntik Lumpuh akibat virus polio
JE Suntik Radang otak yang disebabkan oleh Japanese encephalitis virus
16. KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi)
KIPI adalah kondisi yang tidak menyenangkan yang terjadi setelah vaksinasi. Kondisi ini biasanya tidak serius
dan dapat membaik dalam beberapa hari. Kebanyakan KIPI bersifat ringan dan biasanya berupa : demam,
sakit kepala, mual, nyeri pada tempat suntikan, kemerahan pada tempat suntikan, diare, ruam,
pembengkakan pada tempat suntikan dan kondisi lain yang mungkin terjadi setelah vaksinasi. Kondisi ini
dapat ditangani dengan cara : kompres hangat, Parasetamol, berikan minum hangat dan selimut, dirujuk dan
dirawat di Rumah Sakit.
17. Terima Kasih
Direktorat Pengembangan Sosial Budaya Lingkungan
Desa dan Perdesaan
Direktorat Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan
Kementerian Desa PDTT
Jl. TMP Kalibata No. 17, Jakarta Selatan
Sekretariat.ineypsbldp@gmail.com
19. 1. Identifikasi Penyebab Tidak Langsung
Stunting yang Ada di Desa masing-masing
• KPM, TPK dan Kader Posyandu mengidentifikasi penyebab tidak
langsung dari data-data yang dikumpulkan masing-masing sehingga
bisa dijadikan dasar untuk pencegahan maupun penanganan stunting
di desanya
Editor's Notes
#12: Imunisasi merupakan salah satu intervensi spesifik yang juga penting dilakukan dalam rangka pencegahan stunting. Oleh karena itu, kampanye pencegahan dan penanganan stunting perlu sejalan juga dengan kampanye imunisasi terutama untuk imunisasi dasar/anak lengkap…
#13: Imunisasi merupakan salah satu intervensi spesifik yang juga penting dilakukan dalam rangka pencegahan stunting. Oleh karena itu, kampanye pencegahan dan penanganan stunting perlu sejalan juga dengan kampanye imunisasi terutama untuk imunisasi dasar/anak lengkap…
#14: Imunisasi merupakan salah satu intervensi spesifik yang juga penting dilakukan dalam rangka pencegahan stunting. Oleh karena itu, kampanye pencegahan dan penanganan stunting perlu sejalan juga dengan kampanye imunisasi terutama untuk imunisasi dasar/anak lengkap…
#15: Imunisasi merupakan salah satu intervensi spesifik yang juga penting dilakukan dalam rangka pencegahan stunting. Oleh karena itu, kampanye pencegahan dan penanganan stunting perlu sejalan juga dengan kampanye imunisasi terutama untuk imunisasi dasar/anak lengkap…
#16: Imunisasi merupakan salah satu intervensi spesifik yang juga penting dilakukan dalam rangka pencegahan stunting. Oleh karena itu, kampanye pencegahan dan penanganan stunting perlu sejalan juga dengan kampanye imunisasi terutama untuk imunisasi dasar/anak lengkap…