ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
1000 Hari Pertama Kehidupan untuk
Generasi yang Lebih Baik
Untuk mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting
untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini, bahkan saat masih di dalam
kandungan atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK
dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari).
Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat
yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat perkembangan janin di dalam kandungan,
hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Makanan
selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan,
intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari.
Fase Kehamilan
Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester kehamilannya,
diantaranya:
ï‚· Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata, jantung, ginjal,
hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan organ tubuh
lainnya)
ï‚· Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai berfungsi
ï‚· Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ mulai
matang
Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena sebagian organ masih
terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak. Perkembangan fungsi melihat,
mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga mencapai puncaknya pada usia 0-2 tahun.
Tantangan gizi yang dialami selama fase kehamilan adalah status gizi seorang wanita
sebelum hamil sangat menentukan awal perkembangan plasenta dan embrio. Berat badan ibu
pada saat pembuahan, baik menjadi kurus atau kegemukan dapat mengakibatkan kehamilan
beresiko dan berdampak pada kesehatan anak dikemudian hari. Kebutuhan gizi akan
meningkat pada fase kehamilan, khususnya energi, protein, serta beberapa vitamin dan
mineral sehingga ibu harus memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang
dikonsumsinya.
Janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode perkembangan. Janin akan
menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada ibunya, termasuk apa yang diasup oleh
ibunya selama mengandung. Jika nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel
perkembangan tubuhnya. Oleh karena itu, pemenuhan gizi pada anak di 1000 Hari Pertama
Kehidupan menjadi sangat penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka
dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat permanen.
Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka yang
mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, mempunyai tiga resiko,
diantaranya:
ï‚· Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ kronis, tergantung organ yang terkena. Bila
ginjal, maka akan menderita gangguan ginjal, bila pankreas maka akan beresiko
penyakit diabetes tipe 2, bila jantung akan beresiko menderita penyakit jantung.
ï‚· Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif,
sehingga kurang cerdas dan kompetitif;
ï‚· Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting .
Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi bersifat
trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun
waktu 100 tahun, artinya resiko tersebut berasal dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun
yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya.
Bayi Usia 0-2 Tahun
Masalah pada periode 730 hari selama pasca kelahiran bayi disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan sikap gizi orangtuanya yang menyebabkan tidak berkualitasnya asupan gizi
dan pola asuh yang akan berdampak pada status gizi anak. Hal tersebut dapat dicegah jika ibu
memiliki status gizi, kondisi fisik dan kesehatan yang baik. Pengetahuan gizi ibu akan
mempengaruhi keseimbangan konsumsi zat gizi yang pada akhirnya berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi kesempatan bagi
anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga berisiko lebih rendah dari
menderita penyakit degeneratif. Analisis dari penelitian kohor di 5 negara memberikan bukti
kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan di usia 2 tahun pertama kehidupan
sangat kritis untuk pembangunan sumber daya manusia.
Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu selama tahun pertama
dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus kekurangan gizi, justru fakta menunjukkan
bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode ini. Oleh karena itu asupan makanan selama
kehamilan sangatlah perlu untuk diperhatikan.
Dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan anak sejak dalam kandungan akan
didapatkan generasi penerus yang lebih produktif sehingga dapat memajukan kualitas
generasi muda. Sembilan pesan inti 1000 HPK yaitu:
1. Selama hamil, makan makanan beraneka ragam
2. Memeriksa kehamilan 4 x selama kehamilan
3. Minum tablet tambah darah
4. Bayi yang baru lahir Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
5. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan
6. Timbang BB bayi secara rutin setiap bulan
7. Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi
8. Lanjutkan pemberian ASI hingga berusia 2 tahun
9. Berikan MP ASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan tetap memberikan ASI
Pemeriksaan Kehamilan
Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk memantau status gizi ibu hamil. Menurut Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 pemeriksaan kehamilan dianjurkan
dilakukan minimal empat kali selama kehamilan. Pemeriksaan yang dianjurkan minimal satu
kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga
umur kehamilan. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan minimal adalah pengukuran berat
badan dan tinggi badan, pengukuran tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus dan
pemberian tetanus toksoid, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi/tablet
tambah darah (90 tablet selama kehamilan), temu wicara (komunikasi interpersonal dan
konseling) serta tes laboratorium sederhana (hb, protein urin), dan atau berdasarkan indikasi
(HbsAg, sifilis, HIV, malaria dan tubercolosis (TBC)).
Pemberian Tablet Tambah Darah
Pemberian tablet tambah darah berfungsi untuk mencegah terjadinya risiko anemia. Selain
itu, untuk mendeteksi terjadinya anemia sejak dini pada ibu hamil maka dilakukan tes kadar
hemoglobin. Pemberian imunisasi tetanus toksoid kepada ibu hamil dilakukan untuk
mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan. Pemeriksaan
kehamilan harus dilakukan secara teratur sejak awal kehamilan. Hal ini disebabkan karena
pelayanan kesehatan yang tepat dan penyuluhan selama kehamilan diperlukan untuk
menjamin lancarnya proses kelahiran.
Zat besi merupakan mineral mikro vital yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Zat besi berperan dalam perkembangan syaraf selama janin dan
sebelum masa kanak-kanak. Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat menjadi 27
mg/hari khususnya pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Pemenuhan zat besi selama
kehamilan dapat diperoleh dari cadangan besi, akan tetapi jika cadangan ini sedikit dan
kandungan serta penyerapan zat besi dari diet sedikit maka diperlukan suplementasi zat besi.
Dampak yang ditimbulkan akibat anemia saat kehamilan adalah perdarahan pasca melahirkan
dan berat bayi lahir rendah. Anemia yang terjadi pada ibu hamil akan berpengaruh pada
fungsi imunitas tubuh. Infeksi pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kelahiran
bayi prematur.
Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan
Kebutuhan gizi selama kehamilan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saat
tidak hamil. Kebutuhan protein, asam folat, kalsium dan zat besi ibu hamil meningkat. Porsi
makan untuk ibu hamil harus lebih banyak dengan kualitas makanan yang baik dibandingkan
dengan saat sebelum hamil. Jika ibu hamil mengalami mual, muntah serta tidak nafsu makan
sebaiknya mengonsumsi makanan yang tidak mengandung lemak dan menyegarkan.
Zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil meliputi karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan
protein. Karbohidrat dan lemak bertindak sebagai sumber tenaga, yang dapat diperoleh dari
serealia, umbi-umbian. Vitamin B kompleks berguna untuk melindungi sistem saraf, otot
serta jantung. Sumber vitamin B kompleks ada pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan,
sayuran hijau, telur serta produk susu. Protein sebagai sumber zat pembangun terdapat pada
daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang
serta gigi janin dan membuat perlindungan ibu hamil dari osteoporosis. Jika keperluan
kalsium ibu hamil tidak tercukupi maka kekurangan kalsium dapat diambil dari tulang ibu.
Asam folat berperan untuk perubahan sistem saraf dan sel darah, yang banyak ada pada
sayuran berwarna hijau gelap.
Inisiasi Menyusui Dini
Harus dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi yang baru dilahirkan. Inisiasi
menyusui dini merupakan kemampuan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir. Pada
prinsipnya inisiasi menyusui dini merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi,
yaitu dengan cara menengkurapkan bayi di dada atau perut ibu setelah seluruh badan
dikeringkan (bukan dimandikan). Inisiasi menyusui dini ini dapat dilakukan sekitar satu jam
sampai bayi selesai menyusu. Inisiasi menyusui dini mempunyai beberapa manfaat di
antaranya adalah mendekatkan kasih sayang antara ibu dan bayi. Menurut Unicef, inisiasi
menyusui dini dapat menurunkan risiko perdarahan pada ibu setelah melahirkan. Selain itu
bagi ibu, inisiasi menyusui dini juga dapat menstimulasi hormon oksitosin yang dapat
membuat rahim berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula.
Pemberian ASI Eksklusif
Selain melakukan IMD, bayi yang baru lahir juga harus diberikan kolostrum. Kolostrum
merupakan cairan kental berwarna kekuningan yang dikeluarkan oleh kelenjar payudara
setelah melahirkan. Kolostrum mempunyai kandungan energi lebih rendah, protein lebih
tinggi serta karbohidrat dan lemak yang lebih rendah daripada air susu ibu yang diproduksi
selanjutnya. Kolostrum mengandung beberapa zat antibodi, di antaranya adalah faktor bifidus
yang merupakan faktor spesifik yang dapat memacu pertumbuhan Lactobacillus bifidus,
bakteri yang dianggap dapat mengganggu kolonisasi bakteri patogen di dalam saluran cerna.
Sehingga kolostrum sangat baik untuk membentuk sistem imun bayi.
Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada saat menyusui merupakan makanan paling kompleks
yang mengandung zat gizi lengkap dan bahan bioaktif yang diperlukan untuk tumbuh
kembang dan pemeliharaan kesehatan bayi. Bagi bayi yang berumur di bawah 6 bulan ASI
merupakan makanan yang paling dianjurkan. Hal ini disebabkan sistem pencernaan bayi yang
masih belum bisa menerima makanan lain. ASI mempunyai beberapa manfaat, yaitu dapat
meningkatkan kondisi neurologi bayi. Hal ini disebabkan oleh kandungan yang terdapat di
dalam ASI seperti LCPUFA dapat mempercepat perkembangan otak bayi. Anak yang
diberikan ASI mempunyai perkembangan kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan anak
yang diberikan susu formula. Hal ini disebabkan karena ASI dapat meningkatkan fungsi otak
dibandingkan dengan susu formula.
ASI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan susu formula diantaranya, yaitu
ASI mengandung kolostrum untuk meningkatkan imunitas tubuh bayi, ASI mudah dicerna
dan mengandung zat gizi yang berkualitas, ASI mengandung zat anti infeksi, bersih, dan
bebas kontaminasi, mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan bayi, meningkatkan
kecerdasan anak, praktis, dan murah (Depkes 2001).
Imunisasi
Bayi juga harus diberikan imunisasi. Imunisasi yang harus didapat oleh bayi, yaitu imunisasi
hepatitis B pada umur 0—7 hari, imunisasi BCG dan polio 1 pada usia 1 bulan, imunisasi
DPT/HB 1 dan polio 2 pada usia 2 bulan, DPT/HB 2 dan polio 3 pada usia 3 bulan, DPT/HB
3 dan polio 4 pada usia 4 bulan, dan imunisasi campak pada usia 9 bulan. Imunisasi yang
diberikan bermanfaat untuk mencegah beberapa penyakit yang dapat terjangkit pada anak-
anak. Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah terjadinya penyakit paru-paru/TBC pada
anak. Imunisasi DPT berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, dan tetanus.
Imunisasi campak bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit campak. Imunisasi
hepatitis B berfungsi mencegah penyakit hepatitis B dan imunisasi polio berfungsi untuk
mencegah penyakit polio (Kemenkes 2011).
Makanan Pendamping ASI
Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah pemberian ASI
sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), imunisasi, dan suplementasi
vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan kepada bayi
selain ASI. Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi
semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi.
Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada
saat bayi berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk mengonsumsi
makanan padat.
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan
mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua tahun
merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan lemak pada
makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak esensial,
memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan
pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi.
Bayi dan anak mempunyai kebutuhan vitamin A yang tinggi untuk membantu masa
pertumbuhan dan mencegah infeksi. Kekurangan vitamin A yang parah pada anak dapat
menyebabkan gangguan penglihatan dan meningkatnya risiko kesakitan dan mortalitas anak
karena mudah terserang infeksi. Untuk mencegah hal tersebut maka dilakukan pemberian
suplementasi vitamin A dosis tinggi kepada bayi usia 6 bulan sampai anak usia 5 tahun.
Pemberian vitamin A dosis tinggi ini didasarkan pada vitamin A diabsorpsi tubuh dalam
jumlah besar kemudian disimpan di dalam hati dan dimobilisasi di dalam tubuh pada periode
yang cukup lama. Pemberian suplementasi vitamin A diberikan setiap bulan Februari atau
Agustus. Bayi berusia 6—11 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna biru sedangkan
anak usia 12—59 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna merah. Bayi 6—11 bulan
diberikan vitamin A dengan dosis 100.000 IU sedangkan untuk anak usia 12—59 bulan
diberikan vitamin A dengan dosis 200.000 IU (Kemenkes 2011).
Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam program 1000
HPK. Sanitasi merupakan penyebab tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi balita.
Sanitasi lingkungan yang tidak baik akan mengakibatkan kejadian diare yang nantinya akan
menyebabkan infeksi sehingga berpengaruh terhadap kurang gizi.

More Related Content

What's hot (20)

1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan
ArbiansyahHidayat
Ìý
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
pjj_kemenkes
Ìý
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusui
Kindal
Ìý
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatusPemenuhan nutrisi pada neonatus
Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Operator Warnet Vast Raha
Ìý
Gizi seimbang ibu_menyusui
Gizi seimbang ibu_menyusuiGizi seimbang ibu_menyusui
Gizi seimbang ibu_menyusui
Siti Rizki Nurannisa
Ìý
PENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptx
PENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptxPENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptx
PENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptx
puskesmaskandangahau
Ìý
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
Annisa Nabila
Ìý
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
dpalupiw
Ìý
Leaflet gizi ibu hamil,
Leaflet gizi ibu hamil,Leaflet gizi ibu hamil,
Leaflet gizi ibu hamil,
MJM Networks
Ìý
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.doc
Giffward
Ìý
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIKNUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
Annie Rahmatillah
Ìý
12 21-1-sm
12 21-1-sm12 21-1-sm
12 21-1-sm
Fiqi Adiarsa
Ìý
Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
MJM Networks
Ìý
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janinNutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Muhammad Ilham Aldika Akbar
Ìý
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilGizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Nur Angraini
Ìý
KB 1 Faktor Fisiologis dalam Kehamilan
KB 1 Faktor Fisiologis dalam KehamilanKB 1 Faktor Fisiologis dalam Kehamilan
KB 1 Faktor Fisiologis dalam Kehamilan
Uwes Chaeruman
Ìý
1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan
ArbiansyahHidayat
Ìý
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
KEBUTUHAN GIZI IBU HAMIL DAN MENYUSUI
pjj_kemenkes
Ìý
Gizi menyusui
Gizi menyusuiGizi menyusui
Gizi menyusui
Kindal
Ìý
PENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptx
PENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptxPENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptx
PENATALAKSANAAN IBU HAMIL ANEMIA.pptx
puskesmaskandangahau
Ìý
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
Annisa Nabila
Ìý
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko TinggiPenyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
Penyuluhan Ibu Hamil Resiko Tinggi
dpalupiw
Ìý
Leaflet gizi ibu hamil,
Leaflet gizi ibu hamil,Leaflet gizi ibu hamil,
Leaflet gizi ibu hamil,
MJM Networks
Ìý
Ibu menyusui.doc
Ibu menyusui.docIbu menyusui.doc
Ibu menyusui.doc
Giffward
Ìý
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIKNUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
NUTRASETIKA untuk PEDIATRIK
Annie Rahmatillah
Ìý
Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
Kehamilan, Gizi Ibu Hamil dan Menyusui
MJM Networks
Ìý
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janinNutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Nutrisi ibu dalam kehamilan dan tumbuh kembang janin
Muhammad Ilham Aldika Akbar
Ìý
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu HamilGizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Gizi Dalam Daur Kehidupan Pada Ibu Hamil
Nur Angraini
Ìý
KB 1 Faktor Fisiologis dalam Kehamilan
KB 1 Faktor Fisiologis dalam KehamilanKB 1 Faktor Fisiologis dalam Kehamilan
KB 1 Faktor Fisiologis dalam Kehamilan
Uwes Chaeruman
Ìý

Similar to 1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik (20)

Pembelajaran Stunting pada anak sejak di
Pembelajaran Stunting pada anak sejak diPembelajaran Stunting pada anak sejak di
Pembelajaran Stunting pada anak sejak di
MesrawatiHondro
Ìý
bahan paparan 1000 HPK.pptx
bahan paparan  1000 HPK.pptxbahan paparan  1000 HPK.pptx
bahan paparan 1000 HPK.pptx
ELande
Ìý
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docxLEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
agriSagala1
Ìý
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docxLEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
agriSagala1
Ìý
1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptx1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptx
Heppi4
Ìý
Stunting.pptx
Stunting.pptxStunting.pptx
Stunting.pptx
bellaarebas
Ìý
Sadar Stunting
Sadar StuntingSadar Stunting
Sadar Stunting
MarchiliaWidistana
Ìý
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptx
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptxmedia pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptx
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptx
Nurul Alfiyatul
Ìý
POWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptx
POWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptxPOWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptx
POWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptx
ZainalArifin848408
Ìý
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptxMencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
deaanugerah
Ìý
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxGIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
ImamMunandar38
Ìý
Gizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptx
Gizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptxGizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptx
Gizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptx
RahmaniaRahma1
Ìý
1000 HPK 01.ppt
1000 HPK 01.ppt1000 HPK 01.ppt
1000 HPK 01.ppt
Qwertyuiop475180
Ìý
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
AlfandoWibowo2
Ìý
GIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptx
GIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptxGIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptx
GIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptx
ssuser45d434
Ìý
Penyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptx
Penyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptxPenyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptx
Penyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptx
DhanyBandyManury
Ìý
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptxGizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
UNITGIZIRESTUBUNDA
Ìý
Gizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptx
Gizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptxGizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptx
Gizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptx
Salma661266
Ìý
1000 HARI GIZI.pptx
1000 HARI GIZI.pptx1000 HARI GIZI.pptx
1000 HARI GIZI.pptx
ZULFIEKAWATY
Ìý
PB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptx
PB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptxPB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptx
PB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptx
salmadecaa
Ìý
Pembelajaran Stunting pada anak sejak di
Pembelajaran Stunting pada anak sejak diPembelajaran Stunting pada anak sejak di
Pembelajaran Stunting pada anak sejak di
MesrawatiHondro
Ìý
bahan paparan 1000 HPK.pptx
bahan paparan  1000 HPK.pptxbahan paparan  1000 HPK.pptx
bahan paparan 1000 HPK.pptx
ELande
Ìý
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docxLEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
agriSagala1
Ìý
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docxLEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
LEAFLET_STUNTING_and_MPASI.docx
agriSagala1
Ìý
1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptx1000 HPK PUSKESMAS.pptx
1000 HPK PUSKESMAS.pptx
Heppi4
Ìý
Stunting.pptx
Stunting.pptxStunting.pptx
Stunting.pptx
bellaarebas
Ìý
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptx
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptxmedia pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptx
media pembelajaran kkn (GERAKAN MASYARAKAT SADAR STUNTING).pptx
Nurul Alfiyatul
Ìý
POWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptx
POWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptxPOWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptx
POWER POINT STUNTsdsdfaassdfwaFEVASDFASFASFDASDFASFDASFDASING 2024 (1).pptx
ZainalArifin848408
Ìý
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptxMencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
Mencegah_Kejadian_Stunting_pada_1000_Har.pptx
deaanugerah
Ìý
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxGIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptx
ImamMunandar38
Ìý
Gizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptx
Gizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptxGizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptx
Gizi_Seimbang_Bagi_Bayi_dan_Balita - Copy.pptx
RahmaniaRahma1
Ìý
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptxPPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
PPT IBU HAMIL DAN IBU MENYUSUI KELOMPOK 1 .pptx
AlfandoWibowo2
Ìý
GIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptx
GIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptxGIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptx
GIZI BERKUALITAS MENUJU GEMASS 2045.pptx
ssuser45d434
Ìý
Penyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptx
Penyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptxPenyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptx
Penyuluhan KB 2021 Pertemuan III, Pola Asuh 1000 HPK.pptx
DhanyBandyManury
Ìý
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptxGizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.pptx
UNITGIZIRESTUBUNDA
Ìý
Gizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptx
Gizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptxGizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptx
Gizi ibu hamil dalam pencegahan stunting.pptx
Salma661266
Ìý
1000 HARI GIZI.pptx
1000 HARI GIZI.pptx1000 HARI GIZI.pptx
1000 HARI GIZI.pptx
ZULFIEKAWATY
Ìý
PB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptx
PB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptxPB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptx
PB 1. Modul Bimtek24_PERMASALAHAN STUNTING DI DESA (1).pptx
salmadecaa
Ìý

Recently uploaded (20)

Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Ìý
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
Ìý
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Ìý
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
Ìý
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Ìý
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
Ìý
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Ìý
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
Ìý
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Ìý
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Ìý
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Ìý
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Ìý
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Ìý
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusiaAspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
Aspek Fisikokimia Obat pada tubuh manusia
AlterGlenKakisina
Ìý
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Ìý
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Ìý
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiFARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xi
aripprihandoko1
Ìý
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
Ìý
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Ìý

1000 hari pertama kehidupan untuk generasi yang lebih baik

  • 1. 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Generasi yang Lebih Baik Untuk mencetak anak Indonesia yang sehat dan cerdas, langkah awal yang paling penting untuk dilakukan adalah pemenuhan gizi pada anak sejak dini, bahkan saat masih di dalam kandungan atau yang dikenal dengan 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). 1000 HPK dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia 2 tahun (730 hari). Seribu hari pertama kehidupan telah disepakati oleh para ahli di seluruh dunia sebagai saat yang terpenting dalam hidup seseorang. Sejak saat perkembangan janin di dalam kandungan, hingga ulang tahun yang kedua menentukan kesehatan dan kecerdasan seseorang. Makanan selama kehamilan dapat mempengaruhi fungsi memori, konsentrasi, pengambilan keputusan, intelektual, mood, dan emosi seorang anak di kemudian hari. Fase Kehamilan Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester kehamilannya, diantaranya: ï‚· Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata, jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan organ tubuh lainnya) ï‚· Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai berfungsi
  • 2. ï‚· Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ mulai matang Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena sebagian organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak. Perkembangan fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga mencapai puncaknya pada usia 0-2 tahun. Tantangan gizi yang dialami selama fase kehamilan adalah status gizi seorang wanita sebelum hamil sangat menentukan awal perkembangan plasenta dan embrio. Berat badan ibu pada saat pembuahan, baik menjadi kurus atau kegemukan dapat mengakibatkan kehamilan beresiko dan berdampak pada kesehatan anak dikemudian hari. Kebutuhan gizi akan meningkat pada fase kehamilan, khususnya energi, protein, serta beberapa vitamin dan mineral sehingga ibu harus memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsinya. Janin memiliki sifat plastisitas (fleksibilitas) pada periode perkembangan. Janin akan menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi pada ibunya, termasuk apa yang diasup oleh ibunya selama mengandung. Jika nutrisinya kurang, bayi akan mengurangi sel-sel perkembangan tubuhnya. Oleh karena itu, pemenuhan gizi pada anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan menjadi sangat penting, sebab jika tidak dipenuhi asupan nutrisinya, maka dampaknya pada perkembangan anak akan bersifat permanen. Perubahan permanen inilah yang menimbulkan masalah jangka panjang. Mereka yang mengalami kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan, mempunyai tiga resiko, diantaranya: ï‚· Resiko terjadinya penyakit tidak menular/ kronis, tergantung organ yang terkena. Bila ginjal, maka akan menderita gangguan ginjal, bila pankreas maka akan beresiko penyakit diabetes tipe 2, bila jantung akan beresiko menderita penyakit jantung. ï‚· Bila otak yang terkena maka akan mengalami hambatan pertumbuhan kognitif, sehingga kurang cerdas dan kompetitif; ï‚· Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting . Keadaan ini ternyata tidak hanya bersifat antar-generasi (dari ibu ke anak) tetapi bersifat trans-generasi (dari nenek ke cucunya). Sehingga diperkirakan dampaknya mempunyai kurun waktu 100 tahun, artinya resiko tersebut berasal dari masalah yang terjadi sekitar 100 tahun yang lalu, dan dampaknya akan berkelanjutan pada 100 tahun berikutnya.
  • 3. Bayi Usia 0-2 Tahun Masalah pada periode 730 hari selama pasca kelahiran bayi disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap gizi orangtuanya yang menyebabkan tidak berkualitasnya asupan gizi dan pola asuh yang akan berdampak pada status gizi anak. Hal tersebut dapat dicegah jika ibu memiliki status gizi, kondisi fisik dan kesehatan yang baik. Pengetahuan gizi ibu akan mempengaruhi keseimbangan konsumsi zat gizi yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi kesempatan bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga berisiko lebih rendah dari menderita penyakit degeneratif. Analisis dari penelitian kohor di 5 negara memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan di usia 2 tahun pertama kehidupan sangat kritis untuk pembangunan sumber daya manusia. Pertumbuhan anak pada periode emas berlangsung secara cepat, yaitu selama tahun pertama dan kedua usia anak. Namun, dalam kasus-kasus kekurangan gizi, justru fakta menunjukkan bahwa penurunan status gizi terjadi pada periode ini. Oleh karena itu asupan makanan selama kehamilan sangatlah perlu untuk diperhatikan. Dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan anak sejak dalam kandungan akan didapatkan generasi penerus yang lebih produktif sehingga dapat memajukan kualitas generasi muda. Sembilan pesan inti 1000 HPK yaitu: 1. Selama hamil, makan makanan beraneka ragam 2. Memeriksa kehamilan 4 x selama kehamilan 3. Minum tablet tambah darah 4. Bayi yang baru lahir Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 5. Berikan ASI eksklusif selama 6 bulan 6. Timbang BB bayi secara rutin setiap bulan 7. Berikan imunisasi dasar wajib bagi bayi 8. Lanjutkan pemberian ASI hingga berusia 2 tahun 9. Berikan MP ASI secara bertahap pada usia 6 bulan dan tetap memberikan ASI Pemeriksaan Kehamilan Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk memantau status gizi ibu hamil. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/IX/2008 pemeriksaan kehamilan dianjurkan dilakukan minimal empat kali selama kehamilan. Pemeriksaan yang dianjurkan minimal satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga umur kehamilan. Pemeriksaan kehamilan yang dilakukan minimal adalah pengukuran berat
  • 4. badan dan tinggi badan, pengukuran tekanan darah, skrining status imunisasi tetanus dan pemberian tetanus toksoid, pengukuran tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi/tablet tambah darah (90 tablet selama kehamilan), temu wicara (komunikasi interpersonal dan konseling) serta tes laboratorium sederhana (hb, protein urin), dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria dan tubercolosis (TBC)). Pemberian Tablet Tambah Darah Pemberian tablet tambah darah berfungsi untuk mencegah terjadinya risiko anemia. Selain itu, untuk mendeteksi terjadinya anemia sejak dini pada ibu hamil maka dilakukan tes kadar hemoglobin. Pemberian imunisasi tetanus toksoid kepada ibu hamil dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi yang akan dilahirkan. Pemeriksaan kehamilan harus dilakukan secara teratur sejak awal kehamilan. Hal ini disebabkan karena pelayanan kesehatan yang tepat dan penyuluhan selama kehamilan diperlukan untuk menjamin lancarnya proses kelahiran. Zat besi merupakan mineral mikro vital yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Zat besi berperan dalam perkembangan syaraf selama janin dan sebelum masa kanak-kanak. Kebutuhan zat besi selama kehamilan meningkat menjadi 27 mg/hari khususnya pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Pemenuhan zat besi selama kehamilan dapat diperoleh dari cadangan besi, akan tetapi jika cadangan ini sedikit dan kandungan serta penyerapan zat besi dari diet sedikit maka diperlukan suplementasi zat besi. Dampak yang ditimbulkan akibat anemia saat kehamilan adalah perdarahan pasca melahirkan dan berat bayi lahir rendah. Anemia yang terjadi pada ibu hamil akan berpengaruh pada fungsi imunitas tubuh. Infeksi pada ibu hamil akan meningkatkan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur. Kebutuhan Gizi Selama Kehamilan Kebutuhan gizi selama kehamilan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan saat tidak hamil. Kebutuhan protein, asam folat, kalsium dan zat besi ibu hamil meningkat. Porsi makan untuk ibu hamil harus lebih banyak dengan kualitas makanan yang baik dibandingkan dengan saat sebelum hamil. Jika ibu hamil mengalami mual, muntah serta tidak nafsu makan sebaiknya mengonsumsi makanan yang tidak mengandung lemak dan menyegarkan. Zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil meliputi karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein. Karbohidrat dan lemak bertindak sebagai sumber tenaga, yang dapat diperoleh dari serealia, umbi-umbian. Vitamin B kompleks berguna untuk melindungi sistem saraf, otot serta jantung. Sumber vitamin B kompleks ada pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran hijau, telur serta produk susu. Protein sebagai sumber zat pembangun terdapat pada daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan. Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang serta gigi janin dan membuat perlindungan ibu hamil dari osteoporosis. Jika keperluan kalsium ibu hamil tidak tercukupi maka kekurangan kalsium dapat diambil dari tulang ibu. Asam folat berperan untuk perubahan sistem saraf dan sel darah, yang banyak ada pada sayuran berwarna hijau gelap.
  • 5. Inisiasi Menyusui Dini Harus dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi yang baru dilahirkan. Inisiasi menyusui dini merupakan kemampuan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir. Pada prinsipnya inisiasi menyusui dini merupakan kontak langsung antara kulit ibu dan kulit bayi, yaitu dengan cara menengkurapkan bayi di dada atau perut ibu setelah seluruh badan dikeringkan (bukan dimandikan). Inisiasi menyusui dini ini dapat dilakukan sekitar satu jam sampai bayi selesai menyusu. Inisiasi menyusui dini mempunyai beberapa manfaat di antaranya adalah mendekatkan kasih sayang antara ibu dan bayi. Menurut Unicef, inisiasi menyusui dini dapat menurunkan risiko perdarahan pada ibu setelah melahirkan. Selain itu bagi ibu, inisiasi menyusui dini juga dapat menstimulasi hormon oksitosin yang dapat membuat rahim berkontraksi dalam proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Pemberian ASI Eksklusif Selain melakukan IMD, bayi yang baru lahir juga harus diberikan kolostrum. Kolostrum merupakan cairan kental berwarna kekuningan yang dikeluarkan oleh kelenjar payudara setelah melahirkan. Kolostrum mempunyai kandungan energi lebih rendah, protein lebih tinggi serta karbohidrat dan lemak yang lebih rendah daripada air susu ibu yang diproduksi selanjutnya. Kolostrum mengandung beberapa zat antibodi, di antaranya adalah faktor bifidus yang merupakan faktor spesifik yang dapat memacu pertumbuhan Lactobacillus bifidus, bakteri yang dianggap dapat mengganggu kolonisasi bakteri patogen di dalam saluran cerna. Sehingga kolostrum sangat baik untuk membentuk sistem imun bayi. Air Susu Ibu (ASI) yang diberikan pada saat menyusui merupakan makanan paling kompleks yang mengandung zat gizi lengkap dan bahan bioaktif yang diperlukan untuk tumbuh kembang dan pemeliharaan kesehatan bayi. Bagi bayi yang berumur di bawah 6 bulan ASI merupakan makanan yang paling dianjurkan. Hal ini disebabkan sistem pencernaan bayi yang masih belum bisa menerima makanan lain. ASI mempunyai beberapa manfaat, yaitu dapat meningkatkan kondisi neurologi bayi. Hal ini disebabkan oleh kandungan yang terdapat di dalam ASI seperti LCPUFA dapat mempercepat perkembangan otak bayi. Anak yang diberikan ASI mempunyai perkembangan kognitif lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang diberikan susu formula. Hal ini disebabkan karena ASI dapat meningkatkan fungsi otak dibandingkan dengan susu formula. ASI mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan susu formula diantaranya, yaitu ASI mengandung kolostrum untuk meningkatkan imunitas tubuh bayi, ASI mudah dicerna dan mengandung zat gizi yang berkualitas, ASI mengandung zat anti infeksi, bersih, dan bebas kontaminasi, mendekatkan hubungan kasih sayang ibu dan bayi, meningkatkan kecerdasan anak, praktis, dan murah (Depkes 2001).
  • 6. Imunisasi Bayi juga harus diberikan imunisasi. Imunisasi yang harus didapat oleh bayi, yaitu imunisasi hepatitis B pada umur 0—7 hari, imunisasi BCG dan polio 1 pada usia 1 bulan, imunisasi DPT/HB 1 dan polio 2 pada usia 2 bulan, DPT/HB 2 dan polio 3 pada usia 3 bulan, DPT/HB 3 dan polio 4 pada usia 4 bulan, dan imunisasi campak pada usia 9 bulan. Imunisasi yang diberikan bermanfaat untuk mencegah beberapa penyakit yang dapat terjangkit pada anak- anak. Imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah terjadinya penyakit paru-paru/TBC pada anak. Imunisasi DPT berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertussis, dan tetanus. Imunisasi campak bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyakit campak. Imunisasi hepatitis B berfungsi mencegah penyakit hepatitis B dan imunisasi polio berfungsi untuk mencegah penyakit polio (Kemenkes 2011). Makanan Pendamping ASI Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi berumur 6 atau 7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk mengonsumsi makanan padat. Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai anak usia dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme tinggi. Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai sumber asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak. Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-45% kebutuhan energi. Bayi dan anak mempunyai kebutuhan vitamin A yang tinggi untuk membantu masa pertumbuhan dan mencegah infeksi. Kekurangan vitamin A yang parah pada anak dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan meningkatnya risiko kesakitan dan mortalitas anak karena mudah terserang infeksi. Untuk mencegah hal tersebut maka dilakukan pemberian suplementasi vitamin A dosis tinggi kepada bayi usia 6 bulan sampai anak usia 5 tahun. Pemberian vitamin A dosis tinggi ini didasarkan pada vitamin A diabsorpsi tubuh dalam jumlah besar kemudian disimpan di dalam hati dan dimobilisasi di dalam tubuh pada periode
  • 7. yang cukup lama. Pemberian suplementasi vitamin A diberikan setiap bulan Februari atau Agustus. Bayi berusia 6—11 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna biru sedangkan anak usia 12—59 bulan diberikan kapsul vitamin A berwarna merah. Bayi 6—11 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 100.000 IU sedangkan untuk anak usia 12—59 bulan diberikan vitamin A dengan dosis 200.000 IU (Kemenkes 2011). Sanitasi Lingkungan Sanitasi lingkungan merupakan salah satu kegiatan yang termasuk dalam program 1000 HPK. Sanitasi merupakan penyebab tidak langsung yang berpengaruh pada status gizi balita. Sanitasi lingkungan yang tidak baik akan mengakibatkan kejadian diare yang nantinya akan menyebabkan infeksi sehingga berpengaruh terhadap kurang gizi.