際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
PENGIMBASAN MODUL 1.4
di SD Muhammadiyah Ngadiwinatan
Yogyakarta, 30 November 2023
Pembelajaran 2.1: Disiplin Positif dan Nilai-nilai
Kebajikan Universal
a) Perubahan Paradigma:
Kegiatan Pemantik:
Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan Cobalah Buka. Anda adalah
A, tugas Anda adalah mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda
bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam
kepalan tangan Anda. Anda perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga
Anda karena begitu pentingnya untuk kehidupan Anda. Tugas rekan Anda, B,
adalah mencoba dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan Anda.
Teman Anda B boleh membujuk, menghardik, mengintimidasi, memarahi,
menggoda, menggelitik, bahkan menawari Anda uang agar Anda bersedia
membuka kepalan tangan Anda.
Cobalah lakukan kegiatan Cobalah Buka di atas dengan B secara
bergantian, masing-masing A dan B memiliki waktu 30 detik saja.
Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan coba jawab pertanyaan-
pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan kembali
dengan rekan Anda B. Bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda,
atau sama. Bilamana berbeda, kira-kira mengapa?
1. Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Mengapa,
apa alasan Anda atau B membuka kepalan tangan Anda?
2. Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda? Mengapa,
apa alasan Anda atau B tetap menutup kepalan tangan Anda?
3. Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali
atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan tangan?
Kemungkinan jawaban kita terhadap pertanyaan-pertanyaan pertama
dan kedua bervariasi, antara yang bersedia membuka, dan yang tetap
bertahan menutup kepalan tangannya. Pertanyaan ketiga, siapakah
yang sesungguhnya memegang kontrol, yang menutup kepalan tangan
atau yang berusaha dengan segala cara untuk membuka kepalan
tangan rekannya? Jawabannya tentu kita sendiri yang memegang
kontrol atas kepalan tangan kita, apakah kita membuka atau menutup
kepalan tangan kita, itu bergantung pada diri kita masing-masing,
sesuai dengan kebutuhan dasar kita saat itu.
Selanjutnya psikiater dan pendidik, Dr. William Glasser dalam Control
Theory yang kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory,
meluruskan berapa miskonsepsi tentang makna kontrol
Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon
kepada pendekatan teori Kontrol?
Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan
bahwa,
..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah
sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara
utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah
bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang
manusia, ubahlah paradigma Anda, skema pemahaman dan penjelasan
aspek-aspek tertentu tentang realitas.
Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx
DISIPLIN
 Makna Kata Disiplin Ketika mendengar kata disiplin, apa yang
terbayang di benak Anda? Apa yang terlintas di pikiran Anda?
Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata
tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Kata disiplin juga
sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda,
karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi
hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan bila perlu
tidak digunakan sama sekali. Dalam budaya kita, makna kata disiplin
dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain
untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata
disiplin dengan ketidaknyamanan.
 Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa dimana
ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun
disiplin itu bersifat self discipline yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita
dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak
cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri
kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang
merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap
Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470)
 Disitu Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau
dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang
merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin
yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita
tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk
mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan
dari dalam diri kita sendiri.
 Adapun definisi kata merdeka menurut Ki Hajar adalah: mardika iku
jarwanya, nora mung lepasing pangreh, nging uga kuwat kuwasa amandiri
priyangga (merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan
tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri)
Seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung
jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan
tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal. Dalam hal ini Ki
Hajar menyatakan;
 ...pertanggungjawaban atau verantwoordelijkheld itulah selalu
menjadi sisihannya hak atau kewajiban dari seseorang yang pegang
kekuasaan atau pimpinan dalam umumnya. Adapun artinya tidak lain
ialah orang tadi harus mempertanggungjawabkan dirinya serta
tertibnya laku diri dari segala hak dan kewajibannya.
(Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka,
Cetakan Kelima, 2013, Halaman 469)
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang
memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan
mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi
intrinsik, bukan ekstrinsik.
Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya sehingga tidak perlu rangsangan dari luar, karena
dari dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu.
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.
Nilai-nilai Kebajikan Universal
 makna disiplin positif yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara
maupun Diane Gossen, di mana kedua pakar pendidikan mengartikan
disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri
agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia di sini
mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut
seseorang. Kita namakan nilai-nilai tersebut sebagai nilainilai
kebajikan (virtues) yang universal.
Tujuan Mulia
 Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa
setiap perbuatan memiliki suatu tujuan, dan selanjutnya Diane
Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai
kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan
terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat
mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
Nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan disepakati bersama salah satunya
adalah nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak
Indonesia yang sering kita sebut dengan Profil Pelajar Pancasila
oBeriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak
Mulia.
oMandiri
oBernalar Kritis
oBerkebinekaan Global
oBergotong royong
oKreatif kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
Pembelajaran 2.2: Teori Motivasi, Hukuman
dan Penghargaan
Teori Motivasi
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan
ada 3 motivasi perilaku manusia:
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman Ini adalah tingkat
terendah dari motivasi perilaku manusia. Biasanya orang yang motivasi
perilakunya untuk menghindari hukuman atau ketidaknyamanan, akan
bertanya, apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya?
Sebenarnya mereka sedang menghindari permasalahan yang mungkin
muncul dan berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun
tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan
tindakan tersebut. Motivasi ini bersifat eksternal
2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Satu
tingkat di atas motivasi yang pertama, disini orang berperilaku untuk
mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Orang dengan
motivasi ini akan bertanya, apa yang akan saya dapatkan apabila saya
melakukannya? Mereka melakukan sebuah tindakan untuk
mendapatkan pujian dari orang lain yang menurut mereka penting dan
mereka letakkan dalam dunia berkualitas mereka. Mereka juga
melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah, pengakuan, atau
imbalan. Motivasi ini juga bersifat eksternal.
3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri
sendiri dengan nilainilai yang mereka percaya. Orang dengan motivasi
ini akan bertanya, akan menjadi orang yang seperti apabila saya
melakukannya? Mereka melakukan sesuatu karena nilai-nilai yang
mereka yakini dan hargai, dan mereka melakukannya karena mereka
ingin menjadi orang yang melakukan nilai-nilai yang mereka yakini
tersebut. Ini adalah motivasi yang akan membuat seseorang memiliki
disiplin positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan
eksternal.
Hukuman dan Penghargaan
Kegiatan Pemantik: Bacalah kasus Ibu Anas di bawah ini dan cobalah jawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan: Iva kurang menguasai pelajaran Matematika, sehingga pada
saat pelajaran tersebut berlangsung, dia lebih banyak berdiam diri atau menggambar di
buku pelajarannya. Pada saat guru Matematikanya, Pak Seno, menanyakan pertanyaan Iva
menjadi gugup, dan tak sengaja menjatuhkan tasnya dari kursi, serta tiba-tiba menjadi
gagap pada saat berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa melihat perilaku Iva yang
bicara tergagap dan terkejut tersebut. Pak Seno pada saat itu membiarkan teman-teman
Iva menertawakan Iva yang tergagap dan malu luar biasa, dan malahan minta Iva untuk
maju ke depan dan berdiri di depan kelas sambil menunjuk hidungnya karena tidak bisa
menjawab pertanyaan Pak Seno. Kelas makin gaduh, dan anak-anak pun tertawa melihat
Iva di depan kelas memegang ujung hidungnya.
Jawablah kedua pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap jawaban rekan
Anda.
1. Apakah Anda setuju dengan tindakan pak Seno terhadap Iva? Mengapa?
2. Menurut Anda, tindakan Pak Seno terhadap Iva adalah sebuah hukuman atau
konsekuensi? Mengapa?
Hukuman, Konsekuensi dan Restitusi
 Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk
memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada
kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004).
 Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk
mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir
tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka
harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996).
 Sebelum kita membahas lebih mendalam tentang penerapan Restitusi, kita
perlu bertanya dahulu, adakah perbedaan antara hukuman dan
konsekuensi? Bila sama, di mana persamaannya? Bila berbeda, bagaimana
perbedaannya? Di bawah ini Anda akan diberikan suatu gambaran
perbedaan antara Hukuman, Konsekuensi, dan Restitusi itu sendiri.
Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx
Pembelajaran 2.3: Keyakinan Kelas
Pertanyaan Pemantik:
 Mengapa Keyakinan Kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja?
 Mengapa adanya Keyakinan Kelas penting untuk terbentuknya sebuah budaya positif?
 Bagaimana mewujudkan sebuah Keyakinan Kelas yang efektif? Mengapa keyakinan kelas,
mengapa tidak peraturan kelas saja?
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
 Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai
kendaraan roda dua/motor? (Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk keselamatan).
 Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan
setiap saat? (Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk kesehatan dan/atau
keselamatan).
Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas:
 Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak daripada peraturan, yang lebih rinci
dan konkrit.
 Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
 Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
 Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat
dan dipahami oleh semua warga kelas.
 Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan
tersebut.
 Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan
keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
 Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
 Simulasi Keyakinan Kelas (berkelompok)
Pembelajaran 2.4: Kebutuhan Dasar Manusia
dan Dunia Berkualitas
Pertanyaan Pemantik:
Ibu Ambar, guru wali kelas kelas 2A di SD Pelita Hati, sedang bingung
menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya, Doni. Beberapa anak di kelas
2A telah datang padanya dan mengeluhkan Doni yang seringkali meminta
bekal makan siang mereka dengan paksa.
Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Ambar, apa yang akan anda
lakukan?
Menurut anda, kirakira apa alasan Doni melakukan hal itu?
5 Kebutuhan Dasar Manusia Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan
tertentu. Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk
mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita
inginkan, sebetulnya saat itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu
kebutuhan dasar kita, yaitu
 kebutuhan untuk bertahan hidup (survival),
 kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging),
 kebebasan (freedom),
 kesenangan (fun), dan
 penguasaan (power)
Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan
nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya
dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Untuk lebih
jelasnya, mari kita lihat satu persatu kelima kebutuhan dasar ini.
Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx
 Dinda, seorang anak kelas 3 SD, begitu tiba di rumah sepulang dari
sekolah, menangis dan mengadu pada ibunya bahwa dia benci pada
Ibu Rani, gurunya. Menurut Anda, kebutuhan apa yang berusaha
dipenuhi oleh Dinda, jika jawabannya seperti ini? Bila Anda berada
dalam posisi Ibu Rani, dan mendengar informasi dari Ibunya Dinda
tentang perasaan Dinda hari itu, apa yang akan Anda lakukan pada
Dinda besok ketika Dinda masuk sekolah agar kebutuhan Dinda
terpenuhi?
Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx
 Tahun ini Dimas genap berusia 17 tahun. Ia senang sekali ketika
ayahnya mulai mengajarkan cara menyetir mobil. Setiap akhir pekan
ia berlatih menyetir. Ia terlihat senang sekali berlatih sampai akhirnya
ia bisa menyetir mobil dengan baik dan lancar. Ketika Ibunya bertanya
pada Dimas, apa yang membuat dia ingin bisa menyetir mobil, ketika
jawaban Dimas adalah seperti ini, kebutuhan apa yang ingin dia
penuhi?
Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx
Pembelajaran 2.5: Restitusi - Lima Posisi
Kontrol
Pertanyaan Pemantik:
Bacalah kasus-kasus di bawah ini, dan cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia:
 Tisa dan Hana dipanggil masuk ke ruangan Ibu Dewi, kepala sekolah SMA Makmur. Ibu
Dewi baru saja mendapatkan pengaduan dari ibunda Tisa, bahwa Hana menggunakan
kata-kata kasar, dan merendah-rendahkan Tisa di sosial media.
 Anto jarang sekali hadir di pembelajaran jarak jauh, dan pada saat hadir pun, Anto
seringkali menggunakan kata-kata kasar di kolom chat mengejek teman-temannya. Hal
ini sudah sangat mengganggu dan beberapa orang tua murid yang mengikuti
pembelajaran daring mengeluhkan tentang perilaku Anto di pembelajaran jarak jauh.
 Bila Anda adalah seorang kepala sekolah, penerapan disiplin apakah yang akan Anda
lakukan untuk kasus Hana dan kasus Anto? Mengapa?
 Bahas dengan rekan Anda, dan bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau sama?
Bila berbeda, utarakan masing-masing pandangan Anda.
Lima Posisi Kontrol:
Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline
(1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan
disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif,
apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan
mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr.
William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan
seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol.
Penghukum:
 Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun
verbal. Orangorang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa
mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat
lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guruguru yang
menerapkan posisi penghukum akan berkata: Patuhi aturan saya,
atau awas! Kamu selalu saja salah! Selalu, pasti selalu yang
terakhir selesai Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu
cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.
Pembuat Merasa Bersalah:
 pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat
rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang
lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang
keluar dengan lembut akan seperti: Ibu sangat kecewa sekali dengan
kamu Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya? Gimana
coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini? Di posisi ini
murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka,
murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang
disayanginya.
Teman:
 Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap
berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa
negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin
antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik
dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata: Ayo
bantulah, demi bapak ya? Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini? Ya
sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan. Hal negatif dari
posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka
murid akan kecewa dan berkata, Saya pikir bapak/Ibu teman saya. Murid
merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin
timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak
untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.
Pemantau:
Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung
jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi.Posisi pemantau
berdasarkan pada peraturanperaturan dan konsekuensi. Dengan
menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi
kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau.
Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau: Peraturannya apa? Apa
yang telah kamu lakukan? Sanksi atau konsekuensinya apa? Seorang
pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat
digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan
menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal
dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam
mengontrol murid.
Manajer:
 Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu
bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan
perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas
permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di
posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu-
waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan.
Namun bila kita menginginkan muridmurid kita menjadi manusia yang
merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu
kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi
dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan
dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada
kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan
murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan
berkata: Apa yang kita yakini? (kembali ke keyakinan kelas)
Pembelajaran 2.6: Restitusi - Segitiga Restitusi
 Setelah Anda mengetahui tentang apa itu restitusi, tentunya Anda
ingin mengetahui bagaimana cara melakukannya. Diane Gossen
dalam bukunya Restitution; Restructuring School Discipline, (2001)
telah merancang sebuah tahapan untuk memudahkan para guru dan
orangtua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk
melakukan restitusi, bernama segitiga restitusi/restitution triangle.
Proses tiga tahapan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip utama
dari Teori Kontrol, yaitu:
Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx
 Ketiga strategi tersebut direpresentasikan dalam 3 sisi segitiga
restitusi. Langkah-langkah tersebut tidak harus dilakukan satu persatu
secara kaku. Banyak guru yang sudah menggunakannya dalam
berbagai versi menurut gaya mereka masing-masing bahkan tanpa
mengetahui tentang teori restitusi.
Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx
Sampai Jumpa dan Terimakasih

More Related Content

Similar to Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx (20)

Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya PositifPowerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
MeitiRosilawatiSpd
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptxBudaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Agus Cahyono
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
MirahKencana
Presentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasah
Presentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasahPresentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasah
Presentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasah
AhmadHarisAbdillah
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptxDiseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx
LukmanHakim402204
Materi modul 1.4.pptx
Materi modul 1.4.pptxMateri modul 1.4.pptx
Materi modul 1.4.pptx
DedeSupriyanto4
BUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptx
BUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptxBUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptx
BUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptx
SMPNegeri39Purworejo
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdfAKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
vericakhasani39
PPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guru
PPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guruPPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guru
PPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guru
IcheDamayanti2
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWATPengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
astuti511
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptxELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
stefanussanju26
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
BrainyChen1
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptxTUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
JoikeViksenWeken
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptx
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptxMateri Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptx
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptx
EDYSUSENO4
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptxAksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
SuhardiansyahJumSpd
Desiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptx
Desiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptxDesiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptx
Desiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptx
Ferydpisces1
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdfModul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Widiawati92
materi budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptx
materi budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptxmateri budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptx
materi budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptx
noviramayasari44
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada SiswaMateri Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
mukhlisds
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru PenggerakPPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
AndanSusantoIcn
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya PositifPowerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
Powerpoint Presentasi Diseminasi Budaya Positif
MeitiRosilawatiSpd
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptxBudaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Budaya Positif SMAN 1 KENDAL.pptx
Agus Cahyono
536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)536847494 1-4-budaya-positif (1)
536847494 1-4-budaya-positif (1)
MirahKencana
Presentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasah
Presentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasahPresentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasah
Presentasi pengenalan budaya positif di sekolah/madrasah
AhmadHarisAbdillah
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptxDiseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx
Diseminasi Budaya Positif Modul 1.4 - di Sekolah.pptx
LukmanHakim402204
Materi modul 1.4.pptx
Materi modul 1.4.pptxMateri modul 1.4.pptx
Materi modul 1.4.pptx
DedeSupriyanto4
BUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptx
BUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptxBUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptx
BUDAYA POSITIF__ [Autosaved].pptx
SMPNegeri39Purworejo
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdfAKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
AKSI NYATA 1.4 DISEMINASI BUDAYA POSITIF.pdf
vericakhasani39
PPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guru
PPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guruPPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guru
PPT Budaya Positif (1).pdf oeleh dan untuk semua guru
IcheDamayanti2
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWATPengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
Pengimbasan DISEMINASI BUDAYA POSITIF UNTUK REKAN SEJAWAT
astuti511
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptxELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
ELABORASI PEMAHAMAN 1.4_SRI SUBEKTI.pptx
stefanussanju26
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdfMoh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
Moh. Kusen_142_Aksi Nyata 1.4 Budaya Positif.pdf
BrainyChen1
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptxTUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
TUGAS Koneksi Antar_Materi_Modul 1.4.pptx
JoikeViksenWeken
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptx
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptxMateri Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptx
Materi Pendidikan Guru Penggerak Budaya Positif.pptx
EDYSUSENO4
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptxAksi nyata Budaya Positif.pptx
Aksi nyata Budaya Positif.pptx
SuhardiansyahJumSpd
Desiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptx
Desiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptxDesiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptx
Desiminasi aksi nyata modul 1.4 cgp angkatan 11.pptx
Ferydpisces1
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdfModul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Modul 1.4 Koneksi Antar Materi .pdf
Widiawati92
materi budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptx
materi budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptxmateri budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptx
materi budaya positif untuk lokakarya guru kecamatan.pptx
noviramayasari44
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada SiswaMateri Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
Materi Disiplin Positif Untuk Share Kepada Siswa
mukhlisds
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru PenggerakPPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
PPT EP modul 1.4 A10-Calon Guru Penggerak
AndanSusantoIcn

More from AdiPrasetia10 (15)

RUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdf
RUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdfRUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdf
RUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdf
AdiPrasetia10
KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.
KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.
KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.
AdiPrasetia10
Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.
Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.
Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.
AdiPrasetia10
Asesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptx
Asesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptxAsesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptx
Asesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptx
AdiPrasetia10
AKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 Yogyakarta
AKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 YogyakartaAKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 Yogyakarta
AKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 Yogyakarta
AdiPrasetia10
PMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docx
PMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docxPMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docx
PMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docx
AdiPrasetia10
KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAK
KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAKKOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAK
KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAK
AdiPrasetia10
Aksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdf
Aksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdfAksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdf
Aksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdf
AdiPrasetia10
SOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptx
SOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptxSOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptx
SOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptx
AdiPrasetia10
Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptx
Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptxRancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptx
Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptx
AdiPrasetia10
AKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptxAKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptx
AdiPrasetia10
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptx
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptxDemonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptx
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptx
AdiPrasetia10
PPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdf
PPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdfPPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdf
PPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdf
AdiPrasetia10
LAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASI
LAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASILAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASI
LAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASI
AdiPrasetia10
SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptx
SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptxSISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptx
SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptx
AdiPrasetia10
RUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdf
RUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdfRUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdf
RUANG KOLABORASI MODUL 3.1 ADI PRASETIA.pdf
AdiPrasetia10
KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.
KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.
KSE SD NEGERI SERANGAN ADI PRASETIA, S.PD.
AdiPrasetia10
Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.
Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.
Geometri SD N Serangan Adi Prasetia, S.Pd.
AdiPrasetia10
Asesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptx
Asesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptxAsesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptx
Asesmen Kurikulum Merdeka Adi Prasetia.pptx
AdiPrasetia10
AKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 Yogyakarta
AKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 YogyakartaAKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 Yogyakarta
AKSI NYATA MODUL 1.2 PGP ANGKATAN 11 Yogyakarta
AdiPrasetia10
PMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docx
PMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docxPMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docx
PMO SEKOLAH PENGGERAK ANGKATAN 2 SELASA 22 April 2024 (1).docx
AdiPrasetia10
KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAK
KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAKKOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAK
KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL (KSE) GURU PENGGERAK
AdiPrasetia10
Aksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdf
Aksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdfAksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdf
Aksi Nyata Fasilitator Pembelajaran Adi Prasetia fix_compressed.pdf
AdiPrasetia10
SOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptx
SOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptxSOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptx
SOSIO KULTURAL KOTA YOGYAKARTA RUANG KOLABORASI.pptx
AdiPrasetia10
Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptx
Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptxRancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptx
Rancangan Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif Adi Prasetia.pptx
AdiPrasetia10
AKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptxAKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptx
AKSI NYATA KURIKULUM NASIONAL KURIKULUM MERDEKA.pptx
AdiPrasetia10
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptx
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptxDemonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptx
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2 Adi Prasetia.pptx
AdiPrasetia10
PPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdf
PPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdfPPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdf
PPT Modul Ajar Kurikulum Adi Prasetia.pdf
AdiPrasetia10
LAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASI
LAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASILAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASI
LAPORAN PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH PRESENTASI
AdiPrasetia10
SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptx
SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptxSISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptx
SISTEM PENDIDIKAN SEKOLAH INKLUSI ADI PRASETIA.pptx
AdiPrasetia10

Recently uploaded (20)

Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Murad Maulana
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Danantara:  Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...
Dadang Solihin
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehatKiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
Kiraan Kadar Nadi Karvonen nadi mak nadi rehat
ssuser7d8dcb
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Murad Maulana
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro

Pengimbasan Modul 1.4 Disiplin Positif Adi Prasetia.pptx

  • 1. PENGIMBASAN MODUL 1.4 di SD Muhammadiyah Ngadiwinatan Yogyakarta, 30 November 2023
  • 2. Pembelajaran 2.1: Disiplin Positif dan Nilai-nilai Kebajikan Universal a) Perubahan Paradigma: Kegiatan Pemantik: Anda dan teman Anda akan melakukan kegiatan Cobalah Buka. Anda adalah A, tugas Anda adalah mengepalkan salah satu tangan Anda. Coba Anda bayangkan bahwa Anda menyimpan sesuatu yang sangat berharga di dalam kepalan tangan Anda. Anda perlu menjaga benda tersebut sekuat tenaga Anda karena begitu pentingnya untuk kehidupan Anda. Tugas rekan Anda, B, adalah mencoba dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan Anda. Teman Anda B boleh membujuk, menghardik, mengintimidasi, memarahi, menggoda, menggelitik, bahkan menawari Anda uang agar Anda bersedia membuka kepalan tangan Anda.
  • 3. Cobalah lakukan kegiatan Cobalah Buka di atas dengan B secara bergantian, masing-masing A dan B memiliki waktu 30 detik saja. Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan coba jawab pertanyaan- pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan kembali dengan rekan Anda B. Bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau sama. Bilamana berbeda, kira-kira mengapa? 1. Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? 2. Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan Anda atau B tetap menutup kepalan tangan Anda? 3. Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali atau kontrol untuk membuka atau menutup kepalan tangan?
  • 4. Kemungkinan jawaban kita terhadap pertanyaan-pertanyaan pertama dan kedua bervariasi, antara yang bersedia membuka, dan yang tetap bertahan menutup kepalan tangannya. Pertanyaan ketiga, siapakah yang sesungguhnya memegang kontrol, yang menutup kepalan tangan atau yang berusaha dengan segala cara untuk membuka kepalan tangan rekannya? Jawabannya tentu kita sendiri yang memegang kontrol atas kepalan tangan kita, apakah kita membuka atau menutup kepalan tangan kita, itu bergantung pada diri kita masing-masing, sesuai dengan kebutuhan dasar kita saat itu. Selanjutnya psikiater dan pendidik, Dr. William Glasser dalam Control Theory yang kemudian hari berkembang dan dinamakan Choice Theory, meluruskan berapa miskonsepsi tentang makna kontrol
  • 5. Bagaimana seseorang bisa berubah dari paradigma Stimulus-Respon kepada pendekatan teori Kontrol? Stephen R. Covey (Principle-Centered Leadership, 1991) mengatakan bahwa, ..bila kita ingin membuat kemajuan perlahan, sedikit-sedikit, ubahlah sikap atau perilaku Anda. Namun bila kita ingin memperbaiki cara-cara utama kita, maka kita perlu mengubah kerangka acuan kita. Ubahlah bagaimana Anda melihat dunia, bagaimana Anda berpikir tentang manusia, ubahlah paradigma Anda, skema pemahaman dan penjelasan aspek-aspek tertentu tentang realitas.
  • 7. DISIPLIN Makna Kata Disiplin Ketika mendengar kata disiplin, apa yang terbayang di benak Anda? Apa yang terlintas di pikiran Anda? Kebanyakan orang akan menghubungkan kata disiplin dengan tata tertib, teratur, dan kepatuhan pada peraturan. Kata disiplin juga sering dihubungkan dengan hukuman, padahal itu sungguh berbeda, karena belajar tentang disiplin positif tidak harus dengan memberi hukuman, justru itu adalah salah satu alternatif terakhir dan bila perlu tidak digunakan sama sekali. Dalam budaya kita, makna kata disiplin dimaknai menjadi sesuatu yang dilakukan seseorang pada orang lain untuk mendapatkan kepatuhan. Kita cenderung menghubungkan kata disiplin dengan ketidaknyamanan.
  • 8. Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa dimana ada kemerdekaan, disitulah harus ada disiplin yang kuat. Sungguhpun disiplin itu bersifat self discipline yaitu kita sendiri yang mewajibkan kita dengan sekeras-kerasnya, tetapi itu sama saja; sebab jikalau kita tidak cakap melakukan self discipline, wajiblah penguasa lain mendisiplin diri kita. Dan peraturan demikian itulah harus ada di dalam suasana yang merdeka. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 470) Disitu Ki Hajar menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat. Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal. Jika kita tidak memiliki motivasi internal, maka kita memerlukan pihak lain untuk mendisiplinkan kita atau motivasi eksternal, karena berasal dari luar, bukan dari dalam diri kita sendiri. Adapun definisi kata merdeka menurut Ki Hajar adalah: mardika iku jarwanya, nora mung lepasing pangreh, nging uga kuwat kuwasa amandiri priyangga (merdeka itu artinya; tidak hanya terlepas dari perintah; akan tetapi juga cakap buat memerintah diri sendiri)
  • 9. Seseorang yang memiliki disiplin diri berarti mereka bisa bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya karena mereka mendasarkan tindakan mereka pada nilai-nilai kebajikan universal. Dalam hal ini Ki Hajar menyatakan; ...pertanggungjawaban atau verantwoordelijkheld itulah selalu menjadi sisihannya hak atau kewajiban dari seseorang yang pegang kekuasaan atau pimpinan dalam umumnya. Adapun artinya tidak lain ialah orang tadi harus mempertanggungjawabkan dirinya serta tertibnya laku diri dari segala hak dan kewajibannya. (Ki Hajar Dewantara, pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka, Cetakan Kelima, 2013, Halaman 469)
  • 10. Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik, bukan ekstrinsik.
  • 11. Motivasi Intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya sehingga tidak perlu rangsangan dari luar, karena dari dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar.
  • 12. Nilai-nilai Kebajikan Universal makna disiplin positif yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara maupun Diane Gossen, di mana kedua pakar pendidikan mengartikan disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia di sini mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang. Kita namakan nilai-nilai tersebut sebagai nilainilai kebajikan (virtues) yang universal.
  • 13. Tujuan Mulia Dr. William Glasser pada Teori Kontrol (1984), menyatakan bahwa setiap perbuatan memiliki suatu tujuan, dan selanjutnya Diane Gossen (1998) mengemukakan bahwa dengan mengaitkan nilai-nilai kebajikan yang diyakini seseorang maka motivasi intrinsiknya akan terbangun, sehingga menggerakkan motivasi dari dalam untuk dapat mencapai tujuan mulia yang diinginkan.
  • 14. Nilai-nilai kebajikan yang diyakini dan disepakati bersama salah satunya adalah nilai-nilai kebajikan yang ingin dicapai oleh setiap anak Indonesia yang sering kita sebut dengan Profil Pelajar Pancasila oBeriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia. oMandiri oBernalar Kritis oBerkebinekaan Global oBergotong royong oKreatif kita kenal dengan Profil Pelajar Pancasila.
  • 15. Pembelajaran 2.2: Teori Motivasi, Hukuman dan Penghargaan Teori Motivasi Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3 motivasi perilaku manusia: 1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman Ini adalah tingkat terendah dari motivasi perilaku manusia. Biasanya orang yang motivasi perilakunya untuk menghindari hukuman atau ketidaknyamanan, akan bertanya, apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya? Sebenarnya mereka sedang menghindari permasalahan yang mungkin muncul dan berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan tindakan tersebut. Motivasi ini bersifat eksternal
  • 16. 2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Satu tingkat di atas motivasi yang pertama, disini orang berperilaku untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Orang dengan motivasi ini akan bertanya, apa yang akan saya dapatkan apabila saya melakukannya? Mereka melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan pujian dari orang lain yang menurut mereka penting dan mereka letakkan dalam dunia berkualitas mereka. Mereka juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan hadiah, pengakuan, atau imbalan. Motivasi ini juga bersifat eksternal.
  • 17. 3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilainilai yang mereka percaya. Orang dengan motivasi ini akan bertanya, akan menjadi orang yang seperti apabila saya melakukannya? Mereka melakukan sesuatu karena nilai-nilai yang mereka yakini dan hargai, dan mereka melakukannya karena mereka ingin menjadi orang yang melakukan nilai-nilai yang mereka yakini tersebut. Ini adalah motivasi yang akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.
  • 18. Hukuman dan Penghargaan Kegiatan Pemantik: Bacalah kasus Ibu Anas di bawah ini dan cobalah jawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan: Iva kurang menguasai pelajaran Matematika, sehingga pada saat pelajaran tersebut berlangsung, dia lebih banyak berdiam diri atau menggambar di buku pelajarannya. Pada saat guru Matematikanya, Pak Seno, menanyakan pertanyaan Iva menjadi gugup, dan tak sengaja menjatuhkan tasnya dari kursi, serta tiba-tiba menjadi gagap pada saat berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa melihat perilaku Iva yang bicara tergagap dan terkejut tersebut. Pak Seno pada saat itu membiarkan teman-teman Iva menertawakan Iva yang tergagap dan malu luar biasa, dan malahan minta Iva untuk maju ke depan dan berdiri di depan kelas sambil menunjuk hidungnya karena tidak bisa menjawab pertanyaan Pak Seno. Kelas makin gaduh, dan anak-anak pun tertawa melihat Iva di depan kelas memegang ujung hidungnya. Jawablah kedua pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap jawaban rekan Anda. 1. Apakah Anda setuju dengan tindakan pak Seno terhadap Iva? Mengapa? 2. Menurut Anda, tindakan Pak Seno terhadap Iva adalah sebuah hukuman atau konsekuensi? Mengapa?
  • 19. Hukuman, Konsekuensi dan Restitusi Restitusi adalah proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka, sehingga mereka bisa kembali pada kelompok mereka, dengan karakter yang lebih kuat (Gossen; 2004). Restitusi juga merupakan proses kolaboratif yang mengajarkan murid untuk mencari solusi untuk masalah mereka, dan membantu murid berpikir tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, dan bagaimana mereka harus memperlakukan orang lain (Chelsom Gossen, 1996). Sebelum kita membahas lebih mendalam tentang penerapan Restitusi, kita perlu bertanya dahulu, adakah perbedaan antara hukuman dan konsekuensi? Bila sama, di mana persamaannya? Bila berbeda, bagaimana perbedaannya? Di bawah ini Anda akan diberikan suatu gambaran perbedaan antara Hukuman, Konsekuensi, dan Restitusi itu sendiri.
  • 21. Pembelajaran 2.3: Keyakinan Kelas Pertanyaan Pemantik: Mengapa Keyakinan Kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja? Mengapa adanya Keyakinan Kelas penting untuk terbentuknya sebuah budaya positif? Bagaimana mewujudkan sebuah Keyakinan Kelas yang efektif? Mengapa keyakinan kelas, mengapa tidak peraturan kelas saja? Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut: Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan helm pada saat mengendarai kendaraan roda dua/motor? (Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk keselamatan). Mengapa kita memiliki peraturan tentang penggunaan masker dan mencuci tangan setiap saat? (Kemungkinan jawaban Anda adalah untuk kesehatan dan/atau keselamatan).
  • 22. Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas: Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit. Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal. Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif. Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas. Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut. Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat. Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
  • 23. Simulasi Keyakinan Kelas (berkelompok)
  • 24. Pembelajaran 2.4: Kebutuhan Dasar Manusia dan Dunia Berkualitas Pertanyaan Pemantik: Ibu Ambar, guru wali kelas kelas 2A di SD Pelita Hati, sedang bingung menghadapi ulah salah satu murid di kelasnya, Doni. Beberapa anak di kelas 2A telah datang padanya dan mengeluhkan Doni yang seringkali meminta bekal makan siang mereka dengan paksa. Jika Anda menghadapi situasi seperti Ibu Ambar, apa yang akan anda lakukan? Menurut anda, kirakira apa alasan Doni melakukan hal itu?
  • 25. 5 Kebutuhan Dasar Manusia Seluruh tindakan manusia memiliki tujuan tertentu. Semua yang kita lakukan adalah usaha terbaik kita untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, sebetulnya saat itu kita sedang memenuhi satu atau lebih dari satu kebutuhan dasar kita, yaitu kebutuhan untuk bertahan hidup (survival), kasih sayang dan rasa diterima (love and belonging), kebebasan (freedom), kesenangan (fun), dan penguasaan (power) Ketika seorang murid melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebajikan, atau melanggar peraturan, hal itu sebenarnya dikarenakan mereka gagal memenuhi kebutuhan dasar mereka. Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat satu persatu kelima kebutuhan dasar ini.
  • 27. Dinda, seorang anak kelas 3 SD, begitu tiba di rumah sepulang dari sekolah, menangis dan mengadu pada ibunya bahwa dia benci pada Ibu Rani, gurunya. Menurut Anda, kebutuhan apa yang berusaha dipenuhi oleh Dinda, jika jawabannya seperti ini? Bila Anda berada dalam posisi Ibu Rani, dan mendengar informasi dari Ibunya Dinda tentang perasaan Dinda hari itu, apa yang akan Anda lakukan pada Dinda besok ketika Dinda masuk sekolah agar kebutuhan Dinda terpenuhi?
  • 29. Tahun ini Dimas genap berusia 17 tahun. Ia senang sekali ketika ayahnya mulai mengajarkan cara menyetir mobil. Setiap akhir pekan ia berlatih menyetir. Ia terlihat senang sekali berlatih sampai akhirnya ia bisa menyetir mobil dengan baik dan lancar. Ketika Ibunya bertanya pada Dimas, apa yang membuat dia ingin bisa menyetir mobil, ketika jawaban Dimas adalah seperti ini, kebutuhan apa yang ingin dia penuhi?
  • 31. Pembelajaran 2.5: Restitusi - Lima Posisi Kontrol Pertanyaan Pemantik: Bacalah kasus-kasus di bawah ini, dan cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan yang tersedia: Tisa dan Hana dipanggil masuk ke ruangan Ibu Dewi, kepala sekolah SMA Makmur. Ibu Dewi baru saja mendapatkan pengaduan dari ibunda Tisa, bahwa Hana menggunakan kata-kata kasar, dan merendah-rendahkan Tisa di sosial media. Anto jarang sekali hadir di pembelajaran jarak jauh, dan pada saat hadir pun, Anto seringkali menggunakan kata-kata kasar di kolom chat mengejek teman-temannya. Hal ini sudah sangat mengganggu dan beberapa orang tua murid yang mengikuti pembelajaran daring mengeluhkan tentang perilaku Anto di pembelajaran jarak jauh. Bila Anda adalah seorang kepala sekolah, penerapan disiplin apakah yang akan Anda lakukan untuk kasus Hana dan kasus Anto? Mengapa? Bahas dengan rekan Anda, dan bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau sama? Bila berbeda, utarakan masing-masing pandangan Anda.
  • 32. Lima Posisi Kontrol: Diane Gossen dalam bukunya Restitution-Restructuring School Discipline (1998) mengemukakan bahwa guru perlu meninjau kembali penerapan disiplin di dalam ruang-ruang kelas mereka selama ini. Apakah telah efektif, apakah berpusat, memerdekakan, dan memandirikan murid, bagaimana dan mengapa? Melalui serangkaian riset dan berdasarkan pada teori Kontrol Dr. William Glasser, Gossen berkesimpulan ada 5 posisi kontrol yang diterapkan seorang guru, orang tua ataupun atasan dalam melakukan kontrol.
  • 33. Penghukum: Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orangorang yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi. Guruguru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata: Patuhi aturan saya, atau awas! Kamu selalu saja salah! Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa berhasil, yaitu cara dia.
  • 34. Pembuat Merasa Bersalah: pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah, atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti: Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya? Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini? Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.
  • 35. Teman: Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif. Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang. Mereka akan berkata: Ayo bantulah, demi bapak ya? Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini? Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan. Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka murid akan kecewa dan berkata, Saya pikir bapak/Ibu teman saya. Murid merasa dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan tergantung pada guru tersebut.
  • 36. Pemantau: Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas perilaku orang-orang yang kita awasi.Posisi pemantau berdasarkan pada peraturanperaturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau: Peraturannya apa? Apa yang telah kamu lakukan? Sanksi atau konsekuensinya apa? Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker, slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon, yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.
  • 37. Manajer: Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa jadi di waktu- waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan. Namun bila kita menginginkan muridmurid kita menjadi manusia yang merdeka, mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata: Apa yang kita yakini? (kembali ke keyakinan kelas)
  • 38. Pembelajaran 2.6: Restitusi - Segitiga Restitusi Setelah Anda mengetahui tentang apa itu restitusi, tentunya Anda ingin mengetahui bagaimana cara melakukannya. Diane Gossen dalam bukunya Restitution; Restructuring School Discipline, (2001) telah merancang sebuah tahapan untuk memudahkan para guru dan orangtua dalam melakukan proses untuk menyiapkan anaknya untuk melakukan restitusi, bernama segitiga restitusi/restitution triangle. Proses tiga tahapan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip utama dari Teori Kontrol, yaitu:
  • 40. Ketiga strategi tersebut direpresentasikan dalam 3 sisi segitiga restitusi. Langkah-langkah tersebut tidak harus dilakukan satu persatu secara kaku. Banyak guru yang sudah menggunakannya dalam berbagai versi menurut gaya mereka masing-masing bahkan tanpa mengetahui tentang teori restitusi.
  • 42. Sampai Jumpa dan Terimakasih