Teknologi dan sistem inovasi BPPT menganalisis tantangan pengembangan ekosistem teknopreneur di Indonesia, termasuk komersialisasi hasil riset, kondisi inkubator, SDM, dan pembiayaan. Diskusi menghasilkan empat rekomendasi, yakni penguatan komersialisasi, penyempurnaan regulasi inkubator, pengembangan SDM teknopreneur, dan diversifikasi pembiayaan.
Urbanisasi adalah proses peningkatan persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan akibat migrasi penduduk dari pedesaan ke perkotaan dan pertumbuhan alami penduduk perkotaan. Faktor ekonomi seperti kemiskinan dan ketiadaan lapangan kerja di pedesaan merupakan penyebab utama terjadinya urbanisasi. Urbanisasi menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi di perkotaan.
Menguraikan tentang toeri-teori dalam ilmu wilayah seperti export base model, teori pertumbuhan jalur cepat, teori pusat pertumbuhan, teori neo-klasik, model kumulatif kausatif, model interregional, dan teori jaringan keterkaitan desa-kota.
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianMitha Ye Es
油
Dokumen tersebut membahas tentang ilmu kepribadian yang mencakup definisi kepribadian, teori-teori kepribadian menurut beberapa tokoh psikolog, manfaat mempelajari ilmu kepribadian, dan contoh tes kepribadian.
Ppt pengembangan sektor pertanian dan industriSyntyaJr
油
Tiga kalimat berikut merangkum dokumen tersebut:
Dokumen tersebut membahas tentang pembangunan sektor pertanian dan industri di Indonesia, mencakup subsektor-subsektor utama dalam pertanian seperti tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan serta kinerja dan tantangan-tantangan dalam pengembangan kedua sektor tersebut.
Pengertian ilmu ekonomi wilayah, ruang dan wilayah dan teori lokasiSugeng Budiharsono
油
Dokumen tersebut membahas perkembangan dan pengertian ekonomi wilayah, ruang dan wilayah serta teori lokasi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan definisi ekonomi wilayah, perkembangan ilmu wilayah, konsep ruang dan wilayah menurut beberapa ahli serta jenis-jenis wilayah.
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
油
Menguraikan Pengembangan Ekonomi Lokal yang berbasis klaster di era Revolusi Industri 4.0 yang serba digital, dan bagaimana daerah mensikapinya dengan melakukan lompatan raksasa.untuk mencapai Revolusi Industri 4.0 dengan hati-hati, agar jangan sampai terjatuh atau gagal.
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdFrans Dione
油
Teori pembangunan dunia ketiga membahas berbagai pendekatan seperti modernisasi, ketergantungan, pasca-ketergantungan, dan lainnya. Tidak ada resep tunggal yang cocok untuk semua negara, melainkan pendekatan harus disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing negara demi mencapai tujuan pembangunan. Studi pembangunan di Indonesia menekankan pentingnya unsur-unsur non-ekonomi seperti h
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Kacung Abdullah
油
The document classifies small, medium, and large industries in Indonesia based on the number of employees and investment amount according to Ministry of Industry regulation number 64 of 2016. Small industries are those with less than 20 employees and under 1 billion rupiah investment. Medium industries have between 20-99 employees or 1-15 billion rupiah investment. Large industries have over 100 employees or over 15 billion rupiah investment.
Buku ini membahas tentang peran masyarakat dalam pembangunan kota dan teknik pemberdayaan masyarakat. Buku ini berisi 11 bab yang membahas topik seperti perencanaan pembangunan daerah, otonomi daerah, pembangunan partisipatif, dan strategi pembangunan kota. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman tentang paradigma baru yang melibatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan."
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
油
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil analisis tiga metode untuk mengukur potensi sektor ekonomi di Provinsi Riau, yaitu metode
LQ, DLQ, dan SS. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor pertanian dan penggalian merupakan sektor basis di Riau sedangkan tujuh sektor
lainnya adalah non-basis. Seluruh sektor di Riau memiliki potensi pertumbuhan lebih cepat dari nasional. Sektor
Dokumen tersebut membahas tentang ekonomi regional dan teori-teori terkait, seperti teori basis ekonomi, teori lokasi Von Thunen dan Weber, serta alat analisis seperti location quotient. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa ilmu ekonomi regional mempelajari distribusi kegiatan ekonomi di berbagai wilayah dengan mempertimbangkan faktor seperti biaya transportasi dan upah tenaga kerja.
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
油
Prinsipnya teori pembangunan dunia ketiga ini adalah teori-teori yang berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara miskin/berkembang. Negara-negara ini disebut dengan negara dunia ketiga, yang identik dengan negara agraris dan negara tradisional. Dan ternyata, proses pemiskinan di negara dunia ketiga ini disinyalir akibat kontak dengan negara-negara maju (barat) dalam proses pembangunannya.
3 Teori ini akan dibahas pada Bab ini untuk menjelaskan sudut pandang pembangunan negara dunia ketiga yaitu;
- Teori Modernisasi yang melihat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor internal negara yang bersangkutan;
- Teori Ketergantungan, yang memaknai kemiskinan sebagai akibat kekuatan-kekuatan dari luar; dan
- Teori Sistem Dunia, yang melihat bahwa dunia hanya sebagai satu sistem ekonomi yaitu kapitalis.
Referensi bahasan ini adalah buku "Sosiologi Perubahan Sosial" karya Nanang Martono pada Bab 5 tentang Teori Pembangunan Dunia Ketiga.
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...Jiantari Marthen
油
Dokumen tersebut membahas mengenai pergeseran minat bisnis di kalangan remaja dan mahasiswa saat ini. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan kerja yang ketat serta pandangan orang tua yang sudah tidak negatif lagi terhadap dunia bisnis. Penelitian menunjukkan perlu adanya pendidikan kewirausahaan untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dan mencetak pengusaha baru. Contohnya, WASERDA "KPN PELO
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UIMenhariq Noor
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dan peran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam mendukung pengembangan sektor tersebut.
2. Bekraf berupaya menjadikan ekonomi kreatif sebagai kekuatan baru ekonomi Indonesia dengan mendorong pertumbuhan usaha baru, meningkatkan nilai tambah produk kreatif, dan memproduksi barang-barang unggulan yang dikenal secara global.
3
Teori pilihan publik menjelaskan proses pengambilan keputusan kebijakan publik secara kolektif dari perspektif ekonomi dengan melihat pelaku politik sebagai penyuplai dan masyarakat sebagai permintaan. Teori ini membedakan pendekatan normatif yang menganalisis sistem politik yang dianggap menguntungkan, dan pendekatan positif yang menjelaskan aturan dan proses pemilihan yang ada beserta konsekuencinya. Teori ini berfun
Perkuliahan membahas tiga teori pembangunan dunia ketiga yaitu:
1. Teori modernisasi yang menekankan transformasi masyarakat tradisional menjadi modern melalui pembangunan.
2. Teori keterbelakangan yang menyatakan negara-negara berkembang tertinggal akibat eksploitasi negara maju.
3. Teori sistem dunia yang membagi negara menjadi inti, periferi, semi periferi, dan eksternal berdasarkan ketergantun
Pembiayaan merupakan bagian penting dalam ekosistem technopreneurship. Karena pembiayaan adalah unsur utama mengalirnya energi antar aktor baik untuk membangun kapasitas, menjamin permodalan dan biaya operasional perusahaan pemula berbasis teknologi.
Khusus untuk teknoprener non digital membutuhkan pembiayaan yang relatif lebih tinggi karena jenis produk yang diusahakan menuntut bahan baku dan proses produksi secara fisik yang juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi pula. Sudah ada instansi pemerintah dan swasta yang memberikan bantuan, insentif atau hibah mendukung pengembangan wirausaha secara umum, namun untuk wirausaha di bidang produk berbasis manufaktur relatif jarang, serta tidak mencakup seluruh tahapan perkembangan start up. Maka dibutuhkan skema pembiayaan yang lengkap pada setiap siklus hidup start up untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan teknoprener.
Buku panduan inbistek_2018_tbic_puspiptekErsan Muslih
油
Buku panduan untuk membuat proposal bisnis bagi start up atau perusahaan pemula yang ingin mendapatkan hibah dari Kemenristekdikti melalu program Inovasi Bisnis Teknologi (Inbistek)
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdFrans Dione
油
Teori pembangunan dunia ketiga membahas berbagai pendekatan seperti modernisasi, ketergantungan, pasca-ketergantungan, dan lainnya. Tidak ada resep tunggal yang cocok untuk semua negara, melainkan pendekatan harus disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing negara demi mencapai tujuan pembangunan. Studi pembangunan di Indonesia menekankan pentingnya unsur-unsur non-ekonomi seperti h
Klasifikasi Industri Kecil, Menengah dan Besar berdasarkan Permenperin No. 64...Kacung Abdullah
油
The document classifies small, medium, and large industries in Indonesia based on the number of employees and investment amount according to Ministry of Industry regulation number 64 of 2016. Small industries are those with less than 20 employees and under 1 billion rupiah investment. Medium industries have between 20-99 employees or 1-15 billion rupiah investment. Large industries have over 100 employees or over 15 billion rupiah investment.
Buku ini membahas tentang peran masyarakat dalam pembangunan kota dan teknik pemberdayaan masyarakat. Buku ini berisi 11 bab yang membahas topik seperti perencanaan pembangunan daerah, otonomi daerah, pembangunan partisipatif, dan strategi pembangunan kota. Tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman tentang paradigma baru yang melibatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan."
Analisis LQ, DLQ, SS, dan klassen di provinsi riauOpissen Yudisyus
油
Dokumen tersebut memberikan ringkasan hasil analisis tiga metode untuk mengukur potensi sektor ekonomi di Provinsi Riau, yaitu metode
LQ, DLQ, dan SS. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor pertanian dan penggalian merupakan sektor basis di Riau sedangkan tujuh sektor
lainnya adalah non-basis. Seluruh sektor di Riau memiliki potensi pertumbuhan lebih cepat dari nasional. Sektor
Dokumen tersebut membahas tentang ekonomi regional dan teori-teori terkait, seperti teori basis ekonomi, teori lokasi Von Thunen dan Weber, serta alat analisis seperti location quotient. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa ilmu ekonomi regional mempelajari distribusi kegiatan ekonomi di berbagai wilayah dengan mempertimbangkan faktor seperti biaya transportasi dan upah tenaga kerja.
Teori Pembangunan Dunia Ketiga (Teori Modernisasi, Teori Ketergantungan, dan ...Muhammad Bahrudin
油
Prinsipnya teori pembangunan dunia ketiga ini adalah teori-teori yang berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh negara-negara miskin/berkembang. Negara-negara ini disebut dengan negara dunia ketiga, yang identik dengan negara agraris dan negara tradisional. Dan ternyata, proses pemiskinan di negara dunia ketiga ini disinyalir akibat kontak dengan negara-negara maju (barat) dalam proses pembangunannya.
3 Teori ini akan dibahas pada Bab ini untuk menjelaskan sudut pandang pembangunan negara dunia ketiga yaitu;
- Teori Modernisasi yang melihat bahwa kemiskinan disebabkan oleh faktor internal negara yang bersangkutan;
- Teori Ketergantungan, yang memaknai kemiskinan sebagai akibat kekuatan-kekuatan dari luar; dan
- Teori Sistem Dunia, yang melihat bahwa dunia hanya sebagai satu sistem ekonomi yaitu kapitalis.
Referensi bahasan ini adalah buku "Sosiologi Perubahan Sosial" karya Nanang Martono pada Bab 5 tentang Teori Pembangunan Dunia Ketiga.
Makalah kewirausahaan (studi kasus waserda kpn pelopor palu) jiantari c 301 0...Jiantari Marthen
油
Dokumen tersebut membahas mengenai pergeseran minat bisnis di kalangan remaja dan mahasiswa saat ini. Hal ini didorong oleh kondisi persaingan kerja yang ketat serta pandangan orang tua yang sudah tidak negatif lagi terhadap dunia bisnis. Penelitian menunjukkan perlu adanya pendidikan kewirausahaan untuk membangkitkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dan mencetak pengusaha baru. Contohnya, WASERDA "KPN PELO
2018_05_03 Presentasi Ekonomi Kreatif FEB UIMenhariq Noor
油
1. Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dan peran Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dalam mendukung pengembangan sektor tersebut.
2. Bekraf berupaya menjadikan ekonomi kreatif sebagai kekuatan baru ekonomi Indonesia dengan mendorong pertumbuhan usaha baru, meningkatkan nilai tambah produk kreatif, dan memproduksi barang-barang unggulan yang dikenal secara global.
3
Teori pilihan publik menjelaskan proses pengambilan keputusan kebijakan publik secara kolektif dari perspektif ekonomi dengan melihat pelaku politik sebagai penyuplai dan masyarakat sebagai permintaan. Teori ini membedakan pendekatan normatif yang menganalisis sistem politik yang dianggap menguntungkan, dan pendekatan positif yang menjelaskan aturan dan proses pemilihan yang ada beserta konsekuencinya. Teori ini berfun
Perkuliahan membahas tiga teori pembangunan dunia ketiga yaitu:
1. Teori modernisasi yang menekankan transformasi masyarakat tradisional menjadi modern melalui pembangunan.
2. Teori keterbelakangan yang menyatakan negara-negara berkembang tertinggal akibat eksploitasi negara maju.
3. Teori sistem dunia yang membagi negara menjadi inti, periferi, semi periferi, dan eksternal berdasarkan ketergantun
Pembiayaan merupakan bagian penting dalam ekosistem technopreneurship. Karena pembiayaan adalah unsur utama mengalirnya energi antar aktor baik untuk membangun kapasitas, menjamin permodalan dan biaya operasional perusahaan pemula berbasis teknologi.
Khusus untuk teknoprener non digital membutuhkan pembiayaan yang relatif lebih tinggi karena jenis produk yang diusahakan menuntut bahan baku dan proses produksi secara fisik yang juga memiliki risiko kegagalan yang tinggi pula. Sudah ada instansi pemerintah dan swasta yang memberikan bantuan, insentif atau hibah mendukung pengembangan wirausaha secara umum, namun untuk wirausaha di bidang produk berbasis manufaktur relatif jarang, serta tidak mencakup seluruh tahapan perkembangan start up. Maka dibutuhkan skema pembiayaan yang lengkap pada setiap siklus hidup start up untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan teknoprener.
Buku panduan inbistek_2018_tbic_puspiptekErsan Muslih
油
Buku panduan untuk membuat proposal bisnis bagi start up atau perusahaan pemula yang ingin mendapatkan hibah dari Kemenristekdikti melalu program Inovasi Bisnis Teknologi (Inbistek)
1. Dokumen ini membahas tentang pengembangan inkubator teknologi untuk mendukung usaha kecil berbasis teknologi.
2. Inkubator teknologi dijelaskan sebagai lembaga yang menyediakan fasilitas terpadu seperti ruangan, fasilitas kantor, dan akses ke lembaga penelitian untuk membantu usaha baru.
3. Tantangan khusus yang dihadapi usaha berbasis teknologi juga diuraikan seperti pengembangan produk
Teks tersebut membahas strategi sistem inovasi dalam membangun pusat unggulan peternakan di Indonesia. Ada beberapa poin penting yang diangkat yaitu: 1) perlunya pendekatan demand-driven dalam pengembangan teknologi daripada supply-push; 2) tiga persoalan utama peternakan Indonesia yakni mutu genetik ternak rendah, pakan berkualitas rendah, dan penyakit ternak; 3) perlunya kerja sama antara akademisi, industri,
Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BPPT 3 oktober 2013 Tatang A. TaufikTatang Taufik
油
Dokumen tersebut membahas pendekatan BPPT dalam mendukung pembangunan melalui penguatan sistem inovasi dengan cara memperkuat kelembagaan dan jejaring litbang, mengembangkan klaster industri dan teknopreneur, serta memberikan contoh implementasinya di beberapa daerah seperti Pekalongan dan Pelalawan.
Regulasi fintech pada era Industri 4.0 membahas pengaturan fintech di Indonesia, termasuk definisi dan ruang lingkup fintech, tujuan pengaturan, pendekatan pengaturan, perkembangan ekosistem fintech, dan inisiatif OJK terkait regulasi dan pengawasan fintech.
Dokumen ini memberikan panduan bagi pengusul untuk mengajukan insentif kekayaan intelektual produktif dari Kementerian Riset dan Teknologi. Dokumen ini menjelaskan latar belakang program insentif ini untuk mendorong pemanfaatan kekayaan intelektual dari hasil penelitian, kriteria calon penerima, syarat paten yang diajukan, dokumen pendukung yang dibutuhkan, waktu pengajuan, dan ketentuan lainnya.
Skema Diseminasi Produk Teknologi ke Masyarakat (DPTM) bertujuan untuk memanfaatkan dan mendiseminasikan produk teknologi hasil penelitian lembaga litbang ke masyarakat guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara sosial dan ekonomi. Panduan ini menjelaskan persyaratan, tahapan kegiatan, sumber dana, dan monitoring serta evaluasi program DPTM.
Dokumen tersebut membahas 3 poin utama: (1) pentingnya pengembangan science and technology park di Indonesia untuk meningkatkan kerjasama antara lembaga riset dan industri, (2) program Kementerian Riset dan Teknologi untuk merevitalisasi pusat-pusat riset menjadi science park, dan (3) contoh-contoh science park berhasil di luar negeri yang diharapkan dapat dijadikan teladan di Indonesia.
Budaya Inovasi dan Pengembangan Teknoprener 2013 Tatang A. TaufikTatang Taufik
油
Bahan paparan disampaikan pada Semiloka Penguatan Sistem Inovasi Mengembangkan Bisnis & Masyarakat Inovatif di Bandung, 26 November 2013.
Bahan ini mengupas singkat tentang pengembangan budaya inovasi dan pengembangan pusat inovasi dalam program pengembangan teknoprener..
(2021) Silabus Training_ Peluang & Tantangan di Era FINANCIAL TECHNOLOGY (FI...Kanaidi ken
油
Silabus pelatihan ini membahas tentang peluang dan tantangan yang dihadapi perkembangan usaha Financial Technology (Fintech) selama 2 hari. Fintech merupakan kombinasi antara inovasi teknologi informasi baru dengan layanan keuangan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat. Pelatihan akan menjelaskan tentang regulasi Fintech, tren perkembangannya, serta transformasi digital perbankan untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
Dokumen tersebut membahas mengenai perlunya agenda penguasaan teknologi di Indonesia. Saat ini, pemanfaatan teknologi di Indonesia masih rendah dan belum berorientasi pada kebutuhan nasional. Dokumen ini mengusulkan beberapa hal untuk meningkatkan penguasaan teknologi di antaranya dengan meningkatkan kerja sama antar lembaga terkait, meningkatkan pendanaan riset, dan menyempurnakan regulasi terkait teknologi.
Dokumen tersebut membahas pentingnya inovasi teknologi di sektor industri untuk meningkatkan daya saing perusahaan dan negara. Beberapa poin pentingnya adalah meningkatkan kualitas SDM lewat pendidikan dan pelatihan, memberikan insentif kepada peneliti dan inventor, serta mendukung upaya pemerintah dalam mengembangkan sistem inovasi daerah.
C. Balatkop - PAPARAN ASISTENSI LEMBAGA INKUBATOR KABKOTA.pdfnanethekopriyono2
油
berikut ini materi presentasi tentang lembaga inkubator bisnis yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Jawa Tengah sebagai bagian dari RPJMD 2024 tentang Lembaga Inkubator Bisnis
Teknologi diharapkan dapat membantu kerangka dasar strategi bisnis suatu perusahaan,
dan kemudian strategi teknologi ikut memberikan kontribusi dalam suatu implementasi
strategi teknologi ikut memberikan kontribusi dalam suatu implementasi strategi bisnis.
Setiap bisnis mempunyai sebuah sistem teknologi internal. Sistem tersebut dimulai dengan
input (pada beberapa tahap produksi, seprti bahan mentah, produk stengah jadi,
komponen-komponen, atau subsistem) dan kemudian dilanjutkan dengan pemberian nilai
tambah dari proses pabrikasi, perakitan, modifikasi, dan distribusi.
Buku panduan ini memberikan panduan bagi calon perusahaan pemula berbasis teknologi dari perguruan tinggi untuk mengajukan proposal program insentif. Panduan ini menjelaskan tentang ruang lingkup program, mekanisme pengajuan proposal, seleksi proposal, dan skema pendanaan bagi calon perusahaan pemula yang lolos seleksi.
Kebijakan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia membutuhkan perbaikan berdasarkan evaluasi implementasi, dengan mempertimbangkan perkembangan pandemi, dampak krisis, dan peran teknologi. Studi ini akan menganalisis implementasi kebijakan, tantangan, dan peluang untuk meningkatkan penanganan Covid-19 di masa depan.
Analisis rantai pasok kakao untuk pengembangan industri pengolahan kakao di ...BRIN
油
Makalah ini merupakan bagian dari Disertasi Yudi Widayanto yang berjudul "Model Perumusan Kebijakan Pendukung Pengembangan Industri Kakao Berbasis Kinerja Driver Rantai Pasok
Sebagai provinsi penghasil biji kakao terbesar di Indonesia, Sulawesi Selatan belum menikmati nilai tambah yang layak karena sebagian besar kakao diekspor atau dikirim ke industri pengolahan di Pulau Jawa. Pengembangan industri kakao sebagai upaya peningkatan nilai tambah perlu kajian yang menyeluruh. Pendekatan rantai pasok yang mengintegrasikan seluruh pelaku untuk menghasilkan produk secara efisien sangat tepat untuk melihat kemungkinan pengembangan industri kakao di Sulawesi Selatan. Penelitian pada bagian ini bertujuan menganalisis rantai pasok kakao dalam pengembangan industri pengolahan kakao di Sulawesi Selatan. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan mempelajari fenomena lapangan mengenai rantai pasok kakao. Analisis yang dilakukan meliputi: identifikasi anggota rantai pasok, pemetaan struktur dan hubungan antar pelaku serta upaya perbaikan manajemen rantai pasok. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa perluasan kemitraan industri dan petani, perbaikan infrastruktur jalan ke sentra produksi, pengawasan perdagangan akan mengatasi hambatan aliran barang. Perluasan akses informasi, penguatan kelompok tani akan memperlancar aliran Informasi. Sementara perluasan akses modal petani akan memperbaiki aliran uang. Secara umum pengembangan kemitraan antara industri dan petani akan mendorong perkembangan industri pengolahan kakao di Sulawesi Selatan.
Permasalahan dan kebijakan perkakaoan indonesiaBRIN
油
Makalah ini merupakan bagian dari Disertasi Yudi Widayanto berjudul Model Perumusan Kebijakan Pendukung Pengembangan Industri Kakao Berbasis Kinerja Driver
Rantai Pasok
Abstrak:
Pengembangan industri kakao di Indonesia masih menemui banyak permasalahan.Kondisi di sektor hulu (kebun kakao), perdagangan, hingga industri pengolahan masih banyak mengalami hambatan. Kebijakan dari berbagai sektor telah digulirkan untuk memperbaiki keadaan dan mempercepat peningkatan nilai tambah bagi perekonomian. Namun, perkembangan industri belum mencapai besaran yang dikehendaki. Penelitian pada bagian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan kebijakan perkakaoan Indonesia. Metode Analisis Kebijakan digunakan untuk memperoleh rumusan masalah dan pemahaman yang mendalam akan kebijakan perkakaoan. Hasil analisis menunjukkan bahwa permasalahan utama perkakaoan Indonesia di antaranya:produktivitas kebun masih rendah, mutu biji belum standar, konsumsi coklat rendah, dukungan infrastruktur jalan dan pasokan energi untuk industri. Kebijakan sektor keuangan masih mendominasi peranan sektor dalam pengembangan idnsutri kakao.
Paparan knowledge sharing kebijakan publik 12 juni 2019BRIN
油
Proses kebijakan publik terdiri dari beberapa tahapan mulai dari penetapan agenda kebijakan, perumusan kebijakan, penetapan kebijakan, hingga pelaksanaan kebijakan. Dokumen ini membahas definisi kebijakan publik, jenis kebijakan publik, aktor yang terlibat dalam kebijakan publik, serta proses pembentukan kebijakan publik.
Penerapan teknik ISM untuk perumusan kebijakan pengembangan industri kakao ju...BRIN
油
Ringkasan dokumen tersebut dalam 3 kalimat atau kurang:
Teknik ISM diterapkan untuk merumuskan kebijakan pengembangan industri kakao di Indonesia dengan mempertimbangkan kinerja rantai pasokannya. Metode ISM digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja rantai pasokan dan merumuskan kebijakan. Hasil studi menunjukkan bahwa kebijakan insentif p
Bagi penyusun Renstra terkadang mengalami kesulitan mengetahui gambar besar Sistematika Renstra Perangkat Daerah. Maka dengan memahami relasi antar unsur dalam dokumen renstra akan memudahkan penyusun untuk memfinalisasi dokumen resntranya.
Peran universitas dalam menguatkan sistem inovasi daerah dr zulkieflimansyahBRIN
油
Konsep SID ini mendapat perhatian sejak awal 1990an sebagai cara pandang yang menjanjikan dalam memahami isu inovasi
Hal ini sejalan dengan berkembangnya kegiatan industri di wilayah geografis tertentu.
Skala geografi daerah dipandang ukuran yang paling sesuai untuk mengembangkan ekonomi berbasis inovasi
RPK atau Ruang Publik Kreatif dibangun di Universitas Teknologi Sumbawa untuk memfasilitasi aktivitas kreatif mahasiswa dan masyarakat serta menjaga keseimbangan lingkungan kampus. RPK ini memberikan manfaat akademik, sosial, kreativitas, kesehatan, dan ekologi bagi penggunanya. Diharapkan RPK Sumbawa dapat menjadi contoh pengembangan taman kota yang dirancang berdasarkan kebutuhan komunitas setempat
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017BRIN
油
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).
Buku ini membahas tentang database teknologi untuk pengembangan daerah cerdas. Terdiri dari 3 bab yang membahas tentang latar belakang, tujuan, dan metode pengumpulan data database teknologi, konsep daerah cerdas, serta teknologi-teknologi yang dapat mendukung pengembangan daerah cerdas berdasarkan 6 dimensinya.
Buku ini akan mengulas dan menghadirkan kembali sebuah pendekatan pembangunan daerah yang sebenarnya sudah cukup lama berkembang, namun karena dia lahir di jaman keterbatasan informasi, sehingga minim peminat dan kurang dikenal di daerah. Pendekatan itu bernama pembangunan daerah berbasis teknologi atau technology based regional development. Pendekatan ini akan membekali Anda pemahaman yang cukup setidaknya untuk bisa berkata iya saya mau! atau tidak nanti dulu! untuk sebuah investasi pembangunan berbasis Teknologi semacam Smart City.
Policy brief Menciptakan Ekosistem Technopreneurship yang kondusif
1. Nomor : 02/PTKSSI/2020
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi
Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Gedung II BPPT lantai 11, Jl. MH. Thamrin no.8 Jakarta 10340
Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi (720) Kawasan Puspiptek Serpong
Menciptakan Ekosistem
Technopreneurship yang Kondusif bagi
Tumbuhkembangnya PPBT
Dr. Yudi Widayanto, S.Si, M.Si
Analis Kebijakan Ahli Madya
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi BPPT
yudi.widayanto@bppt.go.id
A. Ringkasan eksekutif
Selama ini Indonesia hanya menjadi konsumen dari produk global. Hal ini terlihat dari
membanjirnya produk impor pada hampir semua jenis produk manufaktur di pasar Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya wirausahawan Indonesia yang mau menggarap produk
manufaktur yang sarat teknologi tersebut, juga karena ekosistem wirausaha di bidang produk
berbasis teknologi yang belum kondusif. Sebenarnya banyak sekali ide-ide menarik yang
dikembangkan oleh akademisi dan ilmuwan terkait tentang produk berbais teknologi. Namu riset
empiris menunjukkan 70% - 90% ide kreatif tidak dapat berubah menjadi inovasi bisnis karena
kelemahan ekosistem pendukung. Salah satunya belum mencukupinya inkubator bisnis teknologi
dalam usaha menumbuhkan PPBT tersebut. Di sisi lain sebenarnya Indonesia memiliki potensi
SDM inovatif, termasuk di dalamnya beberapa pengusaha baru di bidang teknologi (Teknoprener)
yang saat ini telah mencapai derajat unicorn.
Melalui KTN bidang teknoprener BPPT 2019, berbagai pihak baik kementerian, lembaga,
pemerintah daerah, asosiasi, inkubator, perguruan tinggi serta industri diajak untuk bersama-
sama mendorong berkembangnya teknoprener di Indonesia. Dengan menggunakan metode
FGD yang diselenggarakan tiga kali di bulan Juli dan Agustus 2019 telah dibahas berbagai aspek
pengembangan teknoprener. Mulai dari aspek makro yang mendukung tumbuhnya teknoprener,
proses komersialisasi, hingga aspek mikro penyelenggaraan inkubator atau akselerator serta
pembiayaan dibahas agar ditemukan akar permasalahan dan solusi mendorong tumbuh dan
berkembangnya teknoprener di Indonesia.
Isu teknoprener diangkat dalam KTN 2019 agar ekosistem technopreneurship Indonesia
bisa lebih konusif mendukung pengembangan seluruh potensi yang ada. Dengan jumlah
penduduk 260 juta dan rata-rata usia 28 tahun potensi ini sangat mungkin untuk didorong. Belum
lagi potensi pasar yang masih terbuka luas di hampir semua jenis produk teknologi
mengharuskan kita memperbanyak teknoprener agar mampu membangkitkan usaha di semua
sektor yang didorong dengan teknologi.
B. Pendahuluan
Selama ini telah banyak invensi yang dihasilkan oleh lembaga penelitian, pengembangan,
pengkajian, dan penerapan (litbangjirap), namun masih sedikit yang dikomersialkan dan/atau
diindustrikan. Banyak hal yang menyebabkan lemahnya tingkat komersialisasi hasil-hasil riset.
2. Nomor : 02/PTKSSI/2020
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi
Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Gedung II BPPT lantai 11, Jl. MH. Thamrin no.8 Jakarta 10340
Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi (720) Kawasan Puspiptek Serpong
Mulai dari aspek kebijakan yang bersifat makro, messo maupun permasalahan teknis
komersialisasi, inkubasi dan pembiayaan yang perlu dirampungkan agra lebih kondusif lagi.
Pada tataran teknis di lembaga atau unit inkubasi masih memerlukan pembenahan. Mulai
dari tahap pra inkubasi, tahap inkubasi dan pasca inkubasi masih perlu mendapat perhatian adar
PPBT yang diluluskan dapat bertaha, berdaya saing dan berkelanjutan usahanya. Di samping
itu pengembangan SDM teknoprener juga menjadi kunci keberhasilan technopreneurship.
Selanjutnya aspek pembiayaan atau pendanaan teknoprener yang diharapkan menjadi
energi utama dalam menggerakkan teknoprener masih menghadapi problematika yang pelik.
Sesuai dengan tahap perkembangannya penumbuhan start up, mulai dari idea stage, seed stage,
early stage, growth stage dan late stage masing-masing membutuhkan skema pendanaan yang
berbeda beda. Meskipun telah banyak institusi pemerintah maupun swasta yang menyediakan
pendanaan untuk penumbuhan start up, namun apakah semua lini perkembangan stat up sudah
terakomodasi?
Jika seluruh unsur dalam
penumbuhan dan pengembangan
teknoprener dapat dioptimalkan peran
dan kontribusinya, diharapkan
technopreneurship di Indonesia bisa
lebih berkembang lagi. Dinamika
keterkaitan antar unsur dan aktor
diharapkan akan mengalirkan energi
bagi keberlangsungan ekosistem
technopreneurship. Energi tersebut
dapat berupa sarana prasarana,
knowledge, mind set, modal atau
pembiayaan, serta tata aturan
bagaimana cara pertukarannya antar
unsur/aktor yang berpengaruh bagi hidup
dan berkembangnya teknoprener.
C. Permasalahan
Setidaknya ada 4 kelompok permasalahan yang mempengaruhi ekosistem
technopreneurship, yaitu: komersialisasi, kondisi inkubator teknologi, SDM, dan pembiayaan.
Permasalahan Komersialisasi
Masih sedikitnya tingkat komersialisasi hasil riset disebabkan kurangnya pendekatan pasar
(market approach) dalam menciptakan invensi (lebih ke pencapaian akademik). Sementara
Kawasan Sains dan Teknologi (KST) yang sudah dikembangkan belum dapat efektif
mengkomersialisasi hasil riset karena kurang fokus. Selain itu, belum rampungnya regulasi
tentang kerjasama industri, kelembagaan, SDM dan infrastruktur menjadi faktor penghambat
berfungsinya KST.
Hingga saat ini payung hukum pelaksanaan inkubator bisnis teknologi atau kewirausahaan
dengan Peraturan Presiden RI Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator
Wirausaha belum rampung. Karenanya dasar hukum bagi pemerintah, BUMN(D), organisasi
TECHNOPRENEURINKUBATOR PEMBIAYAAN
PERIZINAN
USAHA
MANAJEMEN /
PROSE BISNIS
SUMBERDAYA
KOMERSIALISASI
GRANT
PENYERTAAN
SARANA MENTOR PENGELOLA
PK (BUMN),
Perseroan
Terbatas
HKI
SERTIFIKASI
STANDARISASI
Bina Lingkungan
(BUMN)
PINJAMAN
UMI, KUR
BIDANG
TEKNOLOGI
Penelitan dan
Pengujian
PASAAR
MODAL
VENTURE
CAPITAL
SDM
ROYALTI
INKUBASI
INSENTIF
Pemerintah
ANGEL
INVESTOR
P to P
LENDING
PASAR
DANA
PRA
INKUBASI
PASCA
INKUBASI
INVENSI
CALON
TENANTVALIDASI
MITRA
PASAR
PRIORITAS
SDM /
INVENTOR
IPO (Initial
Public Offering)
MINDSETPENGETAHUAN DAN
KETRAMPILAN
BUDAYA
INOVASI
Gambar 1. Eksosistem Technopreneurship
3. Nomor : 02/PTKSSI/2020
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi
Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Gedung II BPPT lantai 11, Jl. MH. Thamrin no.8 Jakarta 10340
Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi (720) Kawasan Puspiptek Serpong
masyarakat, perguruan tinggi dan swasta dalam mendesain program-program kewirausahaan
terutama pada aspek pembiayaan belum bisa optimal.
Skema pembagian royalti dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2015
tentang imbalan yang berasal dari penerimaan negara bukan pajak royalti paten kepada inventor.
PMK tersebut belum banyak dipraktikkan oleh Kementerian atau Lembaga. Hal ini menunjukkan
efektivitas peraturan ini masih kurang. Selain itu, PMK 72 ini masihlah berdasarkan dengan
undang-undang paten yang lama yaitu Undang-undang No.14 Tahun 2001, sehingga
diperlukannya pembaharuan.
Telah ada beberapa pembiayaan dan dukungan bagi teknoprener antara lain:
Kemenristekdikti dengan program CPPBT dan PPBT; Bekraf dengan bantuan insentif fasilitasi
akses modal untuk pelaku ekonomi kreatif; Kementerian Koperasi dan UKM: dengan hibah
kepada 2.500 wirausaha pemula (WP) skala mikro hingga Rp. 12.000.000 per WP; Kementerian
Keuangan dengan pinjaman skema KUR (Kredit Usaha Rakyat) sejak 2007 dan UMi (Ultra Mikro)
sejak tahun 2017; Kementerian Pemuda dan Olahraga menghadirkan Lembaga Permodalan
Kewirausahaan Pemuda (LPKP) memfasilitasi pendampingan wirausaha baru dengan nilai
bantuan sebesar Rp. 10 Juta;
Permasalahan Inkubator Bisnis Teknologi
Pada tahap pra inkubasi masih ada keterbatasan SDM, khususnya dalam mengukur
Tingkat Kesiapterapan Teknologi dan melakukan valuasi teknologi. Tantangan pada tahap
inkubasi selain memastikan PPBT siap bersaing di pasar juga memastikan produk yang
dihasilkannya memenuhi standar-standar yang ada. Keterbatasan anggaran (misalnya hanya
untuk satu tahun) membuat banyak inkubator meluluskan tenant secara prematur yang
berdampak pada rendahnya kualitas start up paska-inkubasi. Karenanya perlu adanya program
akselerasi bisnis atau pembiayaan inkubasi yang diperpanjang.
Unit Inkubator belum dikelola secara profesional, seperti pengelola yang belum fulltime,
kurangnya sikap melayani, kurangnya kemampuan menganalisa pasar khususnya tentang rantai
pasok produk teknologi, dan kurangnya kerjasama dengan pihak lain. Peran mentor di dalam
proses inkubasi adalah memberikan arahan yang tepat dan menstimulasi ide guna memecahkan
persoalan yang ada. Permasalahannya belum ada panduan tentang sistem mentor ini secara
nasional sehingga bisa menjadi acuan bagi setiap inkubator dalam menjalankan tugasnya.
Secara teknis permasalahan dalam hal sertifikasi produk antara lain kesulitan memenuhi
persyaratan izin edar, keterbatasan finansial, layout dan kondisi bangunan untuk proses produksi,
dan biaya pengujian produk, dan ketidakpastian waktu dalam proses perizinan. Meskipun iklim
perizinan sudah dipermudah, namun belum semua teknoprener mampu mengaksesnya.
Permasalahan pengembangan SDM teknoprener
Secara umum pola pikir teknoprener belum terbangun, masih perlu terus dikembangkan
melalui berbagai program pengembangan technopreneurship. Selain itu, belum berkembangnya
budaya inovasi di tengah-tengah masyarakat menjadikan kurang bergaungnya jiwa wirausaha
bidang teknologi ini.
Permasalahan Pembiayaan
Pembiayaan maupun pendanaan teknoprener harus sesuai dengan tahap
perkembangannya, mulai dari idea stage, seed stage, early stage, growth stage dan late stage.
Model pendanaan teknoprener yang berada pada idea stage bisa dilakukan secara individu oleh
founder sendiri (bootstrapping), pendanaan start up incubator atau start up event.
4. Nomor : 02/PTKSSI/2020
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi
Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Gedung II BPPT lantai 11, Jl. MH. Thamrin no.8 Jakarta 10340
Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi (720) Kawasan Puspiptek Serpong
Pembiayaan pada seed stage biasanya founder melakukan pendekatan intensif kepada
orang-orang terdekat seperti keluarga, teman, atau angel investor dalam bentuk convertible loan.
Pada tahap early stage, start up mulai mendapatkan penghasilan dari penjualan produknya, dan
untuk menyokong dana yang lebih, start up dapat mencari dana dari investor seperti corporate
venture capital (CVC) atau venture capital (VC) dengan bentuk pertukaran equity. Sementara
pada tahap growth stage dan late stage, start up telah membuktikan product-market fit dan tugas
start up pada fase ini adalah membangun reputasi penjualan. Dalam fase ini, investor yang telah
menanamkan modalnya ke perusahaan akan mulai mengharapkan likuiditas dari investasinya.
Kurangnya sumber pembiayaan teknoprener juga disebabkan belum dioptimalkannya
Dana Abadi Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan untuk menghasilkan invensi
dan inovasi bagi penumbuhan teknoprener. Selain itu, belum tersosialisasikannya instrumen
pasar modal sebagai alternatif pembiayaan start up, seperti Peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI)
Nomor I-V tentang Ketentuan Khusus Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham
di Papan Akselerasi. Dalam hal ini persyaratan bagi start up untuk dapat masuk Papan Akselerasi
sesuai ketentuan dalam peraturan nomor I-V tersebut masih terlalu berat.
D. Rekomendasi Kebijakan
Berdasarkan pembahasan ekosistem technopreneurship pada KTN BPPT 2019 dihasilkan
4 (empat) rekomendasi bagi para pemangku kepentingan sebagai berikut:
(1) Rekomendasi Penguatan Komersialisasi
Kementerian Ristek/BRIN perlu pemrioritasan penguasaan dan penerapan teknologi
secara nasional sebagai instrumen menyinergikan anggaran penelitian & perekayasaan yang
fokus pada kemandirian bangsa. Selanjutnya diperlukan database penerima insentif atau
pendanaan start up dari seluruh lembaga penyedia pendanaan yang terpusat agar terjadi
sinergitas dan kesinambungan program penumbuhan teknoprener. Hal ini juga perlu dilengkapi
dengan kebijakan data tunggal tentang inovasi & entrepreneurship-technopreneurship yang
terkoordinasi.
Bagi pengelola KST, perlu pemfokusan kegiatan KST sesuai dengan sumberdaya dan
jejaring yang dimiliki. Perlunya payung hukum tentang pelaksanaan inkubator bisnis teknologi
yang lebih memfokuskan pada aspek pembiayaan start up.
Bagi peneliti/perekayasa calon inventor perlu memperkuat pendekatan pasar (market
approach) dalam menciptakan invensi dengan pendekatan design thinking dan bussiness model
sebagai suatu kerangka pikir inovatif. Selain itu untuk meningkatkan daya tarik komersialisasi,
maka perlu sosialisasi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72/PMK.02/2015 tentang Royalti
Paten secara lebih luas terhadap lembaga litbangjirap, perguruan tinggi, dan industri secara lebih
masif lagi.
(2) Rekomendasi tentang Inkubator Bisnis Teknologi.
Untuk menunjang kinerja inkubator diperlukan akreditasi inkubator dan penilaian
keberhasilan inkubator yang berfokus pada keberlanjutan usaha PPBT. Sementara bagi unit
inkubator perlu mengembangkan profesionalisme SDM pengelola dan sertifikasi SDM dengan
spesialis tertentu (seperti: ahli pengukuran TKT dan Valuasi Teknologi).
5. Nomor : 02/PTKSSI/2020
Pusat Teknologi Kawasan Spesifik dan Sistem Inovasi
Deputi Pengkajian Kebijakan Teknologi
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Gedung II BPPT lantai 11, Jl. MH. Thamrin no.8 Jakarta 10340
Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis Teknologi (720) Kawasan Puspiptek Serpong
Kemenristek perlu mengeluarkan pedoman sistem mentor inkubasi yang berlaku secara
nasional. Termasuk perlunya membangun jaringan antara inkubator baik di level nasional
maupun internasional, penyedia pembiayaan, lembaga perizinan dan sertifikasi produk.
(3) Rekomendasi Pengembangan SDM Teknoprener
Pola pikir teknoprener perlu terus dikembangkan melalui berbagai program pengembangan
technopreneurship. Pengembangan budaya inovasi dan entrepreneurship di kalangan muda,
kampus dan lembaga litbangjirap.
(4) Rekomendasi Pembiayaan bagi Inkubator Bisnis Teknologi dan Start up.
Pemerintah perlu memastikan ketersediaan skema-skema pembiayaan inovatif sesuai
dengan siklus pengembangan teknoprener. Jangan sampai ada tahapan yang mengalami
kekosongan sumber pembiayaan. Selain itu pemerintah perlu mengkonsolidasikan pembiayaan-
pembiayaan pengembangan teknoprener yang sudah ada dari berbagai K/L agar saling
melengkapi dan tidak tumpang tindih, antara lain :
Memanfaatkan skema-skema investasi yang dipayungi oleh revisi PP-1/2008, seperti
kerja sama investasi atau pengembangan structured products yang ditujukan untuk
pembiayaan inovasi industri skala menengah. Mendorong penggunaan operator investasi
BLU/BUMN/BHL sebagai agent, yang akan melakukan kerja sama investasi dengan
industri menengah untuk pembiayaan investasi inovasi industri sehingga tidak perlu
membentuk lembaga baru lagi.
Mengoptimalkan Dana Abadi Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan
(litbangjirap) untuk menghasilkan invensi dan inovasi bagi penumbuhan teknoprener.
Perlunya sosialisasi lebih luas Peraturan Nomor I-V Bursa Efek Indonesia (BEI) tentang
Ketentuan Khusus Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham di Papan
Akselerasi yang telah Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat per 22 Juli 2019, untuk
mendukung permodalan Start up.
Mendorong pihak swasta/masyarakat untuk berpartisipasi dalam menginisiasi
pembiayaan inovatif bagi teknoprener dan mengapresiasi atas partisipasinya (pemberian
penghargaan)
(5) Rekomendasi Bidang Regulasi
Perlu mempercepat pembahasan sampai dengan pengesahaan Rancangan UU
Kewirausahaan agar menumbuhkembangkan semangat Kewirausahaan yang inovatif dalam
rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.
Terimakasih kepada Tim Penyusun Laporan KTN BPPT 2019 Bidang Pengembangan Teknoprener:
Ketua: Dr. Ir. Iwan Sudrajat, MSEE, dengan Anggota: Dr. Yudi Widayanto, Dr. Suripto, Drs. Bhinukti Prapto
Nugroho, dan Ai Nelly, S.Si, M.Si.
Tim Materi: Adelina Noor Rahmahana, S.T., M.T, Ayu Erliza, S.T., Danis Eka Prasetya
Wicaksana, S.T., Nur Fitriana, SE , Afifah Nurmala Karima, S.T. , Ir. Ismoyo Heruputra, M.Eng. ,
Drs. Irawan Santoso, M.Sc.