Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang teknik aseptik dan sterilisasi dalam kegiatan bedah, termasuk langkah-langkah mencuci tangan, memakai sarung tangan dan masker, serta sterilisasi peralatan medis.
Dokumen tersebut membahas tentang kecacingan pada anak, termasuk gejala, penyebab, dan cara mencegahnya. Kecacingan disebabkan oleh telur cacing yang masuk ke tubuh melalui mulut atau kulit dan berkembang biak di usus. Gejalanya antara lain pucat, lesu, kurus, dan keluar cacing dari mulut atau dubur. Cara mencegahnya dengan mencuci tangan, memasak makanan, serta menjaga kebersihan ling
Cacingan adalah penyakit parasit yang disebabkan oleh beberapa jenis cacing seperti Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Penyakit ini menular melalui kontak dengan tanah yang terkontaminasi telur cacing. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi cacingan, cara mencegahnya dengan menjaga kebersihan, serta cara alami mengobati cacingan menggunakan bahan-bahan seperti wortel, kelapa, dan daun pepaya.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan, penyimpanan, dan pemusnahan sampel mikrobiologi. Prinsip-prinsip pengambilan spesimen dan pengiriman spesimen dijelaskan secara rinci demikian juga pedoman untuk beberapa jenis spesimen seperti darah, urin, feses, dan sputum."
Dokumen tersebut membahas tentang parasit Loa-loa yang menyebabkan loaiasis. Hospes perantara parasit ini adalah lalat Chrysops, sedangkan hospes definitifnya adalah manusia. Mikrofilaria biasanya tidak menimbulkan gejala, namun kehadiran cacing dewasa dapat menyebabkan gangguan pada mata dan hidung bahkan ensefalitis jika masuk ke otak. Diagnosa didasarkan pada temuan mikrofilaria atau cacing dewasa d
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, yang mencakup 8 aspek utama yaitu mencuci tangan, mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih, olahraga teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, serta membuang sampah pada tempatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit cacingan pada anak, termasuk pengertian cacingan, jenis-jenis cacing yang menyebabkannya, gejala dan dampaknya, serta cara penularan dan pencegahannya. Secara khusus ditekankan bahwa cacingan dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang dan prestasi belajar pada anak karena menimbulkan anemia dan gangguan nutrisi.
Dokumen tersebut membahas kebijakan kesehatan di Indonesia, termasuk arah pembangunan kesehatan jangka panjang, visi dan misi Kemenkes, isu kesehatan global, reformasi sistem pelayanan kesehatan, dan evaluasi pembinaan upaya kesehatan. Dokumen ini juga menyoroti kondisi fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan tantangan yang dihadapi ke depan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita. Sistem reproduksi pria terdiri atas genitalia eksterna (penis dan skrotum) dan genitalia internal (vas deferens, vesikula seminalis, prostat), sedangkan sistem reproduksi wanita terdiri atas genitalia eksterna (vulva), genitalia internal (vagina, serviks uteri, tuba falopi, ovarium), serta payudara. Kedua sistem dipengaruhi oleh sistem end
Infus cairan intravena adalah pemberian cairan ke dalam tubuh melalui jarum ke pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat makanan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, peralatan, prosedur pemasangan, komplikasi, lokasi pemasangan, jenis cairan, dan evaluasi infus cairan intravena.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri dan ibu hamil. Faktor-faktor seperti asupan zat besi dan asam folat yang kurang, infeksi parasit, dan kehilangan darah selama menstruasi dan melahirkan dapat menyebabkan anemia. Anemia dapat berdampak buruk pada prestasi belajar, kesehatan ibu dan bayi, serta produktivitas masyarakat.
Ringkasan dokumen soal lomba cerdas cermat UKS adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang kesehatan sekolah yang mencakup materi seperti pengertian UKS, penyakit-penyakit, vitamin, imunisasi, dan kegiatan dokter kecil. Soal-soal tersebut berupa pilihan ganda dan isian singkat.
1. Masalah kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, terlihat dari persentase bayi lahir dengan berat badan rendah dan balita dengan tinggi badan kurang;
2. Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan, dan berdampak jangka pendek maupun panjang bagi perkembangan anak;
3. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mel
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah, yang mencakup 8 aspek utama yaitu mencuci tangan, mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih, olahraga teratur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara berkala, serta membuang sampah pada tempatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit cacingan pada anak, termasuk pengertian cacingan, jenis-jenis cacing yang menyebabkannya, gejala dan dampaknya, serta cara penularan dan pencegahannya. Secara khusus ditekankan bahwa cacingan dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang dan prestasi belajar pada anak karena menimbulkan anemia dan gangguan nutrisi.
Dokumen tersebut membahas kebijakan kesehatan di Indonesia, termasuk arah pembangunan kesehatan jangka panjang, visi dan misi Kemenkes, isu kesehatan global, reformasi sistem pelayanan kesehatan, dan evaluasi pembinaan upaya kesehatan. Dokumen ini juga menyoroti kondisi fasilitas kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, dan tantangan yang dihadapi ke depan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita. Sistem reproduksi pria terdiri atas genitalia eksterna (penis dan skrotum) dan genitalia internal (vas deferens, vesikula seminalis, prostat), sedangkan sistem reproduksi wanita terdiri atas genitalia eksterna (vulva), genitalia internal (vagina, serviks uteri, tuba falopi, ovarium), serta payudara. Kedua sistem dipengaruhi oleh sistem end
Infus cairan intravena adalah pemberian cairan ke dalam tubuh melalui jarum ke pembuluh vena untuk menggantikan kehilangan cairan atau zat makanan. Dokumen ini menjelaskan pengertian, peralatan, prosedur pemasangan, komplikasi, lokasi pemasangan, jenis cairan, dan evaluasi infus cairan intravena.
Dokumen tersebut membahas tentang anemia pada remaja putri dan ibu hamil. Faktor-faktor seperti asupan zat besi dan asam folat yang kurang, infeksi parasit, dan kehilangan darah selama menstruasi dan melahirkan dapat menyebabkan anemia. Anemia dapat berdampak buruk pada prestasi belajar, kesehatan ibu dan bayi, serta produktivitas masyarakat.
Ringkasan dokumen soal lomba cerdas cermat UKS adalah sebagai berikut:
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang kesehatan sekolah yang mencakup materi seperti pengertian UKS, penyakit-penyakit, vitamin, imunisasi, dan kegiatan dokter kecil. Soal-soal tersebut berupa pilihan ganda dan isian singkat.
1. Masalah kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, terlihat dari persentase bayi lahir dengan berat badan rendah dan balita dengan tinggi badan kurang;
2. Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan, dan berdampak jangka pendek maupun panjang bagi perkembangan anak;
3. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mel
Dokumen tersebut membahas tentang imunisasi, yang merupakan upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit dengan memasukkan kuman atau bibit kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubu. Dokumen ini menjelaskan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit berbahaya seperti polio, campak, difteri, dan lainnya serta menyoroti tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai empat jenis nematoda parasit manusia yaitu Loa loa, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ascaris lumbricoides. Ketiga nematoda tersebut memiliki siklus hidup yang melibatkan manusia sebagai inang definitif dan tanah atau vektor sebagai inang perantara, serta dapat menyebabkan penyakit seperti loaiasis, trikhuriasis, necatoriasis, dan askariasis.
Dokumen tersebut membahas tentang parasitologi, termasuk istilah-istilah yang digunakan dalam parasitologi seperti parasitisme, hospes, vektor, zoonosis, serta menjelaskan morfologi dan daur hidup beberapa jenis nematoda (cacing) yang menginfeksi manusia seperti Ascaris lumbricoides, cacing tambang, Enterobius vermicularis, serta Trichuris trichura.
1. Kecacingan merupakan masalah kesehatan mendasar di Indonesia yang menyerang sekitar 60% penduduk, terutama anak usia sekolah dasar. 2. Cacing dapat menyebabkan gangguan gizi, anemia, dan menurunnya pertumbuhan dan prestasi belajar anak. 3. Untuk mencegahnya perlu menjaga kebersihan lingkungan dan diri, serta memberikan obat anti cacing secara berkala.
Ascaris lumbricoides adalah nematoda usus yang parasit tunggal manusia. Siklus hidupnya meliputi telur yang dikeluarkan bersama feses manusia, menjadi larva di tanah selama 3 minggu, lalu ditelan dan menginfeksi manusia di usus halus.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis obat cacing dan jamur serta penggolongannya. Terdapat informasi mengenai ciri-ciri dan jenis cacing seperti cacing kremi, cacing pita, cacing gelang, dan cacing tambang. Jenis jamur yang dijelaskan antara lain kurap, penyakit kaki atlet, jock itch, dan kandidiasis kulit. Penggolongan obat cacing mencakup vermox, albendazole, ivermectin
Teks memberikan informasi mengenai ascariasis, penyakit parasit yang disebabkan oleh cacing Ascaris lumbricoides. Cacing ini banyak ditemukan di daerah tropis dengan sanitasi yang buruk. Gejalanya bervariasi dari tidak bergejala hingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan malnutrisi pada infeksi berat, terutama pada anak-anak. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing pada tinja, sedangkan pengobatannya menggunak
Askariasis adalah infeksi cacing Ascaris lumbricoides yang menginfeksi lebih dari 1 milyar orang di dunia. Infeksi ini umum terjadi pada anak-anak di daerah tropis dengan sanitasi buruk. Cacing dewasa dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan komplikasi seperti muntah cacing, sedangkan migrasi larva dapat merusak organ dalam. Diagnosis didasarkan pada temuan telur cacing dalam tinja, sementara pengobat
Dokumen tersebut membahas tentang filum Aschelminthes yang merupakan kelompok cacing benang/gelang tanpa segmen. Aschelminthes dapat hidup bebas atau bersifat parasit. Terdapat dua kelas utama yaitu Nematoda dan Nematomorpha. Beberapa contoh siklus hidup cacing seperti Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, dan Wuchereria bancrofti dijelaskan. Aschelminthes dapat menyebabkan berbagai penyak
Dokumen tersebut membahas tentang filum Nematoda yang merupakan filum dengan anggota terbanyak. Nematoda adalah cacing gilig yang memiliki tubuh berbentuk bulat panjang dengan sistem pencernaan, pernapasan, reproduksi, dan lainnya. Dokumen juga menjelaskan beberapa contoh nematoda parasit seperti Ascaris lumbricoides dan cacing tambang, serta peranannya dalam penyakit manusia.
Cacingan pada anak dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jangka pendek dan panjang, termasuk anemia dan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan zat besi dan gizi yang disebabkan oleh cacing yang menghisap darah dan nutrisi dari usus. Tiga jenis cacing yang paling sering menyebabkan infeksi cacingan pada anak adalah cacing pita, cacing tambang, dan cacing kremi, yang dapat masuk ke tubuh melalui ber
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
4. Apa itu
PENYAKIT CACINGAN ?
Cacingan : penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing
dalam tubuh manusia yang ditularkan melalui tanah
Di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi,
bervariasi antara 2,5% - 62%
terutama pada golongan penduduk yang kurang
mampu, dengan sanitasi yang buruk
5. kebiasaan BAB sembarangan ->
tanah terkontaminasi telur cacing
tidak mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan & setelah BAB
anak-anak bermain di tanah tanpa
menggunakan alas kaki
kebiasaan memakan tanah
(geophagia)
kebersihan kuku, mencuci makanan,
minum air yang direbus,
Infeksi cacing sangat erat
dengan perilaku hidup
sehat
7. Ketahanan Tubuh Menurun
Ketidaknormalan tumbuk kembang
dan perkembangan otak
Kurang
Kalori
Protein
Kehilangan
darah
Asupan
Pencernaan
Penyerapan
•Menghambat
perkembangan
fisik,
kecerdasan,
produktifitas
kerja
Metabolisme Terganggu
Dampak cacingan
11. • Cacing jantan 10-30 cm, betina
22-35 cm
• Bertelur 100 000 - 200 000
butir/hari
• Di tanah yang sesuai, telur yang
dibuahi -> bentuk infektif (3
minggu)
• Bila tertelan, telur akan
menetas menjadi larva di usus
halus
• Larva -> cacing dewasa
• Sejak telur infektif tertelan
sampai cacing dewasa bertelur
diperlukan waktu kurang lebih
2-3 bulan
Ascaris Lumbricoides
(Cacing Gelang)
12. Gejala Klinis Fase
Intestinal
• Intoleransi laktosa, malabsorsi vitamin A,
mikronutrisi
• Mual, nafsu makan berkurang, diare, konstipasi,
lesu, tidak bergairah, kurang konsentrasi
• Pada anak : gagal tumbuh akibat penurunan
nafsu makan, terganggunya proses pencernaan
dan malabsorbsi
• Obstruksi usus (ileus), apendisitis akut, gangrene
• Kolik, kolesistitis, kolangitis, pangkreatitis, abses
hati
• Bermigrasi keluar melalui anus, mulut, hidung
13. Diagnosis
• Menemukan telur A.lumbricoides pada
sediaan basah tinja langsung.
• Bila cacing dewasa keluar sendiri melalui
mulut,hidung atau anus
• Pengobatan
• Albendazol
• Mebendazol
• Pirantel pamoat
• Tindakan operatif pada keadaan
gawat darurat
15. Trichuris trichiura
(cacing cambuk)
• Cacing betina ± 5 cm, jantan ± 4 cm
• Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya ± 3/5 dari panjang
seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk; pada cacing
betina bulat tumpul sedangkan pada cacing jantan melingkar dan terdapat
satu spikulum
• Cacing betina menghasilkan telur 3.000 -10.000 butir per hari
• Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja
• Telur matang dalam waktu 3 - 6 minggu dalam lingkungan sesuai, di tanah
yang lembab & teduh
• Telur matang ialah telur yang berisi larva, merupakan bentuk infektif. Bila
tertelan, larva akan keluar melalui dinding telur, masuk ke dalam usus
halus
• Sesudah menjadi dewasa cacing akan turun ke usus bagian distal, masuk
ke daerah kolon, terutama sekum
• Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan bagian
anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus.
• Pertumbuhan mulai dari telur tertelan sampai cacing dewasa betina
bertelur ± 30 - 90 hari
16. Gejala Klinis
1. Trikuriasis ringan biasanya tidak
memberikan gejala klinis
2. Infeksi berat terutama pada anak,
menimbulkan prolapsus rekti (keluarnya
dinding rektum dari anus) akibat mengejan
kuat, sering timbul pada waktu defekasi
3. Diare yang diselingi sindrom disentri atau
kolitis kronis, sehingga berat badan turun
4. Bagian anterior cacing yang masuk ke
dalam mukosa usus menyebabkan trauma
yang menimbulkan peradangan dan
perdarahan
5. T. trichiura juga mengisap darah hospes,
sehingga mengakibatkan anemia
19. Necator americanus
(cacing tambang)
• Cacing betina panjang ± 1 cm, jantan ± 0,8 cm
• Bentuk badan N. americanus menyerupai huruf S, sedangkan A.
duodenale menyerupai huruf C
• N. americanus tiap hari bertelur 5.000-10.000 butir, sedangkan A.
duodenale 10.000-25.000 butir
• Rongga mulut N. americanus mempunyai benda kitin, sedangkan A.
duodenale mempunyai dua pasang gigi yang berfungsi untuk
melekatkan diri di mukosa usus
• Telur dikeluarkan bersama feses, menetas mengeluarkan larva
rabditiform dalam waktu 1 - 2 hari
• Larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform dalam waktu ± 3
hari
• Larva filariform bertahan hidup 7 - 8 minggu di tanah dan dapat
menembus kulit
• Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit
• Infeksi A. duodenale juga dapat terjadi dengan menelan larva
filariform
21. FILARIASIS
• Bila larva filariform menembus kulit, larva masuk
ke kapiler darah, terbawa aliran darah ke jantung &
paru
• Di paru larva menembus dinding pembuluh darah,
dinding alveolus, kemudian masuk rongga alveolus,
naik ke trakea melalui bronkiolus & bronkus menuju
ke faring
• Di faring larva menimbulkan rangsangan sehingga
penderita batuk, larva tertelan masuk ke esofagus
• Dari esofagus, larva menuju ke usus halus,
tumbuh menjadi cacing dewasa
Wuchereia Bancrofti
(Cacing Filaria)
22. Gejala Klinis
Stadium Larva
• Bila banyak larva filariform sekaligus
menembus kulit -> ground itch : reaksi lokal
eritematosa dengan papul-papul disertai
rasa gatal
• Infeksi larva filariform A. duodenale
secara oral menyebabkan penyakit wakana
dengan gejala mual, muntah, iritasi
faringeal, batuk, sakit leher, dan suara serak
• Larva cacing di paru menimbulkan
pneumonitis, gejala lebih ringan dari
pnemonitis Ascaris
23. Gejala
Klinis
Stadium
Dewasa
Manifestasi klinis
infeksi cacing
tambang merupakan
akibat dari kehilangan
darah karena invasi
parasit di mukosa dan
submukosa usus
halus
Gejala tergantung
spesies dan jumlah
cacing serta keadaan
gizi Penderita
Anemia hipokrom
mikrositer dan
eosinophilia
Daya tahan berkurang
dan prestasi kerja
turun
24. Diagnosis ditegakkan dengan menemukan telur dalam tinja segar,
mungkin ditemukan larva
• Pengobatan
• Albendazol
• Mebendazol
• Pirantel pamoat
• Untuk meningkatkan kadar haemoglobin perlu diberikan asupan
makanan bergizi dan suplementasi zat besi
26. Pemberian Obat Pencegahan Massal
• Albendazol atau Mebendazol
• Sediaan tablet kunyah (Usia prasekolah & sekolah) dan sirup (balita)
• Dosis Albendazol : untuk usia >2 tahun – dewasa : 400 mg dosis tunggal, anak usia 1 – 2
th : 200 mg dosis tunggal
• Dosis Mebendazol : 500 mg dosis tunggal
“Obat cacing diberikan pada anak yang sudah berumur diatas satu tahun, diantaranya
bergunanya untuk membasmi berbagai jenis cacing dalam tubuh anak dan juga bisa mengurangi
kondisi stunting pada anak
Manfaat pemberian Obat Cacing
27. EFEK SAMPING PEMBERIAN OBAT CACING
obat cacing dapat menyebabkan efek samping seperti mual, pusing, dan sakit
perut yang dapat mempengaruhi konsentrasi anak
28. Menjaga
Kebersihan
Perorangan
a. Mencuci tangan menggunakan air & sabun pada 5 waktu penting
: sebelum makan, setelah ke jamban, sebelum menyiapkan
makanan, setelah menceboki anak, sebelum memberi makan anak
b. Menggunakan air bersih untuk keperluan mandi
c. Mengkonsumsi air yang memenuhi syarat untuk diminum
d. Mencuci dan memasak bahan pangan sebelum dimakan
e. Mandi dan membersihkan badan pakai sabun paling sedikit dua
kali sehari
f. Memotong dan membersihkan kuku
g. Memakai alas kaki bila berjalan di tanah, memakai sarung tangan
bila melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan tanah
h. Menutup makanan dengan tutup saji untuk mencegah debu &
lalat mencemari
30. Penanggulanan Cacingan berkaitan dengan
Lingkungan
1. Peningkatan kesehatan lingkungan di tempat-tempat umum, termasuk
pembinaan kesehatan di Sekolah/Madrasyah
2. Pembinaan dan pengawasan tempat pengelolaan makanan
3. Peningkatan penyediaan dan penggunaan jamban yang memenuhi syarat
Kesehatan
4. Pemantauan kualitas air minum yang memenuhi syarat
5. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) salah satu pilarnya adalah Stop
BAB sembarang, Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan air minum
rumah tangga, pengelolaan sampah, pengelolaan limbah cair rumah tangga
6. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan, pembinaan kepada masyarakat
tentang rumah yang sehat