Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
Ìý
Dokumen ini membahas tentang dua jenis cacing parasit yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Ascaris lumbricoides adalah cacing bulat panjang dengan panjang 15-35 cm, sedangkan Trichuris trichiura memiliki kepala halus dan ekor gemuk dengan panjang 4-5 cm. Kedua cacing ini menghasilkan telur dengan karakteristik morfologi yang berbeda.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah bakteriologi. Soal-soal tersebut meliputi materi tentang media pembiakan bakteri, klasifikasi bakteri seperti Staphylococcus aureus, ciri-ciri bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, tes-tes untuk membedakan bakteri, isolasi bakteri dari berbagai bahan klinis, dan uji biokimia bakteri.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Metode pewarnaan kapsul menurut Anthony digunakan untuk mengecat kapsul bakteri dengan larutan kristal violet dan terusi untuk membedakan bakteri yang memiliki kapsul dari yang tidak. Teknik ini melibatkan beberapa tahap seperti persiapan sampel, pewarnaan, dan pengamatan hasil di bawah mikroskop."
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
Ìý
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Trypanosoma adalah genus protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Terdapat beberapa spesies Trypanosoma yang patogen seperti T. brucei yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia, T. cruzi yang menyebabkan penyakit Chagas, dan T. evansi yang menyebabkan surra pada hewan. Siklus hidup Trypanosoma melibatkan vektor seperti lalat tsetse. Penyakit-penyakit yang disebabkann
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menginfeksi vagina, urethra, dan kantong kemih. Gejalanya meliputi pengeluaran cairan kuning dari vagina dan rasa gatal pada wanita, serta rasa terbakar saat berkemih dan ejakulasi pada laki-laki. Penularan terjadi melalui hubungan seksual tidak aman. Pencegahan meliputi ANC, higiene yang baik
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
Ìý
Dokumen tersebut merangkum beberapa materi praktikum mikrobiologi tentang sistem muskuloskeletal, meliputi identifikasi dan uji beberapa jenis bakteri patogen seperti Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeroginosa.
Dokumen tersebut membahas tentang Trematoda Paru bernama Paragonimus westermani. Cacing ini termasuk kelas Trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan, menyebabkan penyakit Paragonimiasis. Spesies P. westermani merupakan agen penyebab utama infeksi ini.
Dokumen tersebut membahas tentang Platyhelminthes (Cacing Pipih) yang merupakan filum hewan triploblastik yang paling sederhana. Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes umumnya bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah bakteriologi. Soal-soal tersebut meliputi materi tentang media pembiakan bakteri, klasifikasi bakteri seperti Staphylococcus aureus, ciri-ciri bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, tes-tes untuk membedakan bakteri, isolasi bakteri dari berbagai bahan klinis, dan uji biokimia bakteri.
Dokumen tersebut membahas tentang alat pemeriksaan carik celup urine. Ia menjelaskan pengertian, cara kerja, dan interpretasi hasil dari tes carik celup urine untuk parameter seperti protein, darah, nitrit, dan lainnya. Dokumen ini juga menyinggung potensi kesalahan dalam pemeriksaan carik celup urine.
Metode pewarnaan kapsul menurut Anthony digunakan untuk mengecat kapsul bakteri dengan larutan kristal violet dan terusi untuk membedakan bakteri yang memiliki kapsul dari yang tidak. Teknik ini melibatkan beberapa tahap seperti persiapan sampel, pewarnaan, dan pengamatan hasil di bawah mikroskop."
Buku pedoman teknis pemeriksaan parasit malariahersu12345
Ìý
Buku pedoman ini memberikan panduan lengkap tentang pemeriksaan parasit malaria secara mikroskopis dan menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Termasuk siklus hidup parasit, gejala klinis, alat dan prosedur pemeriksaan, interpretasi hasil, serta pengelolaan laboratorium malaria. Pedoman ini bertujuan meningkatkan mutu diagnosis malaria di seluruh fasilitas kesehatan.
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Trypanosoma adalah genus protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Terdapat beberapa spesies Trypanosoma yang patogen seperti T. brucei yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia, T. cruzi yang menyebabkan penyakit Chagas, dan T. evansi yang menyebabkan surra pada hewan. Siklus hidup Trypanosoma melibatkan vektor seperti lalat tsetse. Penyakit-penyakit yang disebabkann
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menginfeksi vagina, urethra, dan kantong kemih. Gejalanya meliputi pengeluaran cairan kuning dari vagina dan rasa gatal pada wanita, serta rasa terbakar saat berkemih dan ejakulasi pada laki-laki. Penularan terjadi melalui hubungan seksual tidak aman. Pencegahan meliputi ANC, higiene yang baik
Praktikum mikrobiologi blok 17 – sistem muskoskeletalSyscha Lumempouw
Ìý
Dokumen tersebut merangkum beberapa materi praktikum mikrobiologi tentang sistem muskuloskeletal, meliputi identifikasi dan uji beberapa jenis bakteri patogen seperti Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Clostridium perfringens, Mycobacterium tuberculosis, dan Pseudomonas aeroginosa.
Dokumen tersebut membahas tentang Trematoda Paru bernama Paragonimus westermani. Cacing ini termasuk kelas Trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan, menyebabkan penyakit Paragonimiasis. Spesies P. westermani merupakan agen penyebab utama infeksi ini.
Dokumen tersebut membahas tentang Platyhelminthes (Cacing Pipih) yang merupakan filum hewan triploblastik yang paling sederhana. Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes umumnya bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Dokumen tersebut membahas mengenai struktur tubuh dan karakteristik empat kelas utama platyhelmintes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Kelas-kelas tersebut dibandingkan berdasarkan ciri-ciri fisik dan reproduksinya.
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA PlatyhelmintesFauzan Ardana
Ìý
Filum Platyhelminthes terdiri dari cacing pipih tanpa usus dan sistem pencernaan sederhana. Terbagi menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Beberapa spesiesnya dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan seperti skistosomiasis yang ditularkan melalui siput air oleh Schistosoma.
Ppt worm like animal (gastrotricha, acantocepahala, nematomorpha,gnathostomul...MauraAttaris
Ìý
1) Tiga filum worm-like animal yang dijelaskan dalam dokumen tersebut adalah Gastrotricha, Acanthocephala, dan Nematomorpha.
2) Gastrotricha adalah hewan mikroskopis yang memiliki rambut di seluruh tubuhnya dan hidup di air tawar maupun laut.
3) Acanthocephala adalah cacing parasit yang memiliki proboscis berduri dan memerlukan dua inang selama siklus hidupnya.
4) N
Hewan dalam kerajaan Animalia dibahas dalam dokumen ini. Termasuk ciri-ciri hewan secara umum serta struktur tubuh dan sistem organisasinya. Delapan filum invertebrata dijelaskan dengan contoh-contohnya seperti Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, dan Mollusca.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tiga filum utama dalam platyhelminthes yaitu turbellaria, trematoda, dan cestoda. Mencakup ciri-ciri umum dan contohnya, serta siklus hidup beberapa jenis parasit tertentu seperti taenia dan fasciola hepatica.
Filum Nemathelminthes adalah filum yang mencakup kelas Nematoda, Acanthocephala, dan beberapa kelas lainnya. Nemathelminthes berasal dari kata Yunani yang berarti cacing benang. Cacing-cacing dalam filum ini memiliki tubuh berbentuk silinder dengan ukuran kecil. Banyak di antaranya hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai karakteristik dan klasifikasi hewan dalam filum Mollusca. Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak yang dibagi menjadi kelas Pelecypoda (kerang), Cephalopoda (cumi-cumi dan gurita), dan kelas lainnya. Mollusca memiliki sistem organ yang lengkap terbungkus dalam mantel.
Tubuh platyhelminthes tersusun atas tiga lapisan dan bersimetri bilateral. Hewan ini memiliki sistem pencernaan, reproduksi, dan ekskresi yang sederhana. Contohnya adalah Planaria dan Fasciola hepatica yang memiliki siklus hidup kompleks melibatkan inang.
Dokumen tersebut membahas tentang pembelahan sel secara langsung dan tidak langsung. Pembelahan sel secara langsung meliputi amitosis yang terjadi pada organisme uniseluler, sedangkan pembelahan sel secara tidak langsung meliputi mitosis dan meiosis. Mitosis berfungsi untuk pertumbuhan dan regenerasi pada sel eukariota, sedangkan meiosis terjadi selama pembentukan sel gamet.
Sel prokariotik berukuran kecil (2-8 μm) dengan rasio permukaan terhadap volume yang besar untuk memfasilitasi transport zat. Komponen utamanya adalah membran sel, sitoplasma, nukleus, dan organel seperti ribosom dan retikulum endoplasma untuk sintesis protein. Membran sel mengandung lipid dan protein yang berperan dalam pengenalan molekul dan fluiditas membran.
Sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisa selAlfredo Bambang
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sifat fisika dan kimia sel serta cara menganalisanya. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan bahwa sel terdiri dari protoplasma dan organel sel, memiliki sifat fisika seperti koloid encer atau semi gel, dan sifat kimia seperti pH netral. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai teknik untuk mempelajari sel, baik dalam keadaan hidup maupun mati, sepert
Dokumen tersebut membahas tentang toksoplasmosis yang mencakup klasifikasi, morfologi, mekanisme invasi, daur hidup, epidemiologi, gejala, diagnosis, dan pengobatan toxoplasmosis. Toxoplasma gondii dapat menginfeksi manusia dan hewan lainnya sebagai inang perantara melalui konsumsi daging atau buah yang terkontaminasi oleh oocysta parasit yang dikeluarkan kucing.
HIV establishes infection by breaching mucosal barriers through interactions with dendritic cells and T cells. Initial infection of CD4+ T cells and dendritic cells in mucosal tissues leads to local virus amplification. Dendritic cells carry virus to draining lymph nodes where more extensive replication occurs. Both the innate and adaptive immune responses are induced but HIV evolves mechanisms to evade these responses. Chronic infection is established as the virus persists long-term in reservoirs while progressively depleting CD4+ T cells.
Terapi gen dengan target gen ccr5 untuk pencegahan hivAlfredo Bambang
Ìý
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah: (1) Terapi gen dengan menargetkan gen CCR5 dapat mencegah dan mengobati HIV dengan mengganggu interaksi antara virus dan inang; (2) Modifikasi ekspresi gen CCR5 dapat dilakukan dengan menggunakan ribozyme dan DNA-enzyme untuk memotong mRNA CCR5 dan menurunkan fusi HIV ke sel; (3) Namun, HIV dapat bermutasi sehingga diperlukan kombinasi beberapa gen anti-
Dokumen tersebut membahas tentang Avian Influenza (Flu Burung) yang merupakan penyakit flu yang disebabkan oleh virus influenza tipe A pada burung liar atau unggas. Virus ini dapat menginfeksi manusia dan menyebabkan epidemi maupun pandemi. Pemerintah Indonesia telah menetapkan berbagai kebijakan dan strategi untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit ini, diantaranya melalui Komite Nasional Pengendalian Flu Burung. W
5. Tabel 1. Tempat Hidup, Stadium Infektif dan
Hospes perantara Trematoda
Habitat
Nama Species
Stadium Infektif
Hospes
Perantara
Usus Halus
Fasciolopsis buski
Heterophyes heterophyes
Metagonimus yokogawai
Echinostoma
Metaserkaria
Metaserkaria
Metaserkaria
Metaserkaria
Tanaman
Ikan
Ikan
Siput
Hati
Clonorchis sinensis
Opistorchis felinus
Opistorchis viverrini
Fasciola hepatica
Dicrocoelium dendriticum
Metaserkaria
Metaserkaria
Metaserkaria
Metaserkaria
Metaserkaria
Ikan
Ikan
Ikan
Tanaman
Semut
Paru
Paragonimus westermani
Metaserkaria
Udang, Ketam
Vena Vesikalis
Schistosoma haematobium
Serkaria
Tidak ada
Vena Porta
atau Vena
Rektalis
Schistosoma mansoni
Schistosoma japonicum
Serkaria
Serkaria
Tidak ada
Tidak ada
9. Fasciolopsis buski
• Cacing terbesar di antara trematoda lain
• Ukuran :
panjang
2,0-7,5 cm
lebar
0,8-2,0 cm
• Bentuk : agak lonjong, tebal
• Kutikulum ditutupi duri-duri kecil yang
letaknya melintang
• Batil isap kepala berukuran kira-kira ¼ ukuran
batil isap perut.
10. • Ukuran telur :
panjang
130-140 mikron
lebar
80-85 mikron
• Bentuk telur : agak lonjong, dinding tipis
transparan dengan sebuah operkulum yang
nyaris terlihat pada sebuah kutubnya.
11. Siklus Hidup
• Telur-telur berada di dalam air bersuhu 270-320 C,
setelah 3-7 minggu telur akan menetas.
• Mirasidium bersilia berenang bebas dalam air, masuk
ke dalam tubuh hospes perantara 1 yaitu keong air
tawar, seperti genus Segmentina, Hippeutis dan
Gyraulus.
• Dalam keong, mirasidium tumbuh menjadi sporokista
lalu berpindah ke jantung dan hati keong.
• Bila sporokista matang, menjadi koyak dan melepaskan
banyak redia induk. Dalam redia induk dibentuk redia
anak, yang pada gilirannya membentuk serkaria.
12. • Serkaria berbentuk seperti kecebong : ekor lurus dan
meruncing pada ujungnya, berukuran 500 mikron.
Badan agak bulat, ukuran 195 x 145 mikron, memiliki
batil isap kepala dan batil isap perut.
• Serkaria berenang bebas dalam air dengan ekornya
atau merayap dengan batil isap.
• Serkaria tidak menunjukkan kecenderungan memilih
tumbuhan tertentu untuk tumbuh menjadi
metaserkaria yang berbentuk kista.
• Tumbuhan yang banyak dihinggapi metaserkaria yaitu
Trapa, Eliocharis, Eichornia dan Zizania.
13. • Bila seseorang memakan tumbuhan air yang
mengandung metaserkaria tanpa dimasak
sampai matang, maka dalam waktu 25-30 hari
metaserkaria akan tumbuh menjadi cacing
dewasa, dan dalam 3 bulan ditemukan
telurnya dalam tinja.
16. Echinostoma sp
• Morfologi
– Ciri khas: duri2 leher berjumlah 37-51 buahïƒ
tersusun 2 baris berupa tapal kuda, melingkari
bagian belakang dan samping batil isap kepala
(oral sucker).
– Ventral sucker/acetabulum
– Bentuk lonjong
– Panjang 2,5 mm hingga 13-15 mm
– Lebar 0,4-0,7 mm hingga 2,5-3,5 mm
– Cacing dewasa berwarna merah keabu-abuan
17. Echinostoma sp (2)
– Kulit berduri (spiny tegument)
– Testis agak bulat, berlekuk-lekuk, letaknya
bersusun tandem pada posterior cacing
– Vitelaria (yolk gland) letaknya lateral, meliputi 2/3
badan cacing dan lanjut hingga posterior
– Telur: punya operkulum, besarnya 103-137 x 5975 mikron
19. Echinostoma sp (4)
• Daur hidup
Cacing dewasa hidup dalam usus halus ïƒ telur
dikeluarkan bersama feces ïƒ 3 minggu dalam air ïƒ
telur berisi tempayak yang disebut mirasidium ïƒ
menetas ïƒ mirasidium keluar & berenang bebas untuk
hidup pada HP I 6-7 minggu(keong kecil genus Anisus,
Gyraulus, Lymnaea).
Dalam HP I ïƒ M->S->R->SK. Serkaria dalam jumlah
banyak ïƒ dilepas ke air ïƒ masuk HP II (jenis keong
besar genus Vivipar, Bellamya, Pila, Corbicula) ïƒ dalam
HP II jadi metaserkaria ïƒ dimakan ïƒ exyst dlm
duodenum ïƒ cacing dewasa dlm usus halus
23. Fasciola Hepatica
• Hospes : kambing , sapi dan manusia
• Penyakit : Fasioliasis
• Morfologi :
- Dewasa :
ï‚¡ bentuk : pipih seperti daun
ï‚¡ ukuran : 30x13 mm
ï‚¡ bag. anterior berbentuk kerucut, batil isap mulut (1mm)
pd puncak kerucut, dan batil isap perut (1,6 mm)
- Telur :
ï‚¡ 140x90 mikron
24. Daur Hidup Fasciola Hepatica
1. Telur belum matang dari saluran empedu
keluar lewat
2. Masuk ke sungai, matang dalam 9-15 hari,
berisi mirasidium
3. Telur menetas, mirasidium kelua, masuk ke
keong air (Lymnaea spp)
4. Perkembangan dalam keong (M>S>R1>R2>SK)
25. Daur Hidup (2)
5. Serkaria keluar dari keong air dan mencari
hospes perantara II (tumbuhan air) dan
membentuk kista berisi metaserkaria
6. Bila ditelan, metaserkaria menetas dalam
usus halus
7. menembus dinding usus --> hati
8. larva masuk saluran empedu dan menjadi
dewasa
26. Morfologi Clonorchis sinensis
Cacing dewasa
• Ukuran : 10-25 mm x 3-5 mm
• Bentuk : pipih, lonjong, menyerupai daun
Telur
• Ukuran : 30 x 16 mikron
• Bentuk : seperti bola lampu pijar berisi mirasidium
• Memiliki operkulum
29. SIKLUS HIDUP
• C. sinesis dewasa hidup di saluran empedu kadang-kadang ditemukan di
saluran pankreas.
• C.sinesis menghasilkan telur yang dikeluarkan bersamaan dengan tinja.
Telur menetas bila dimakan keong air (Bulinus, Semisulcospira).
• Dalam keong air, mirasidium yang terdapat pada telur berkembang
menjadi sporokista , redia lalu serkaria.
• Serkaria keluar dari keong air dan mencari hospes perantara 2 yaitu ikan
(Famili Cyprinidae).
• Setelah menembus tubuh ikan, serkaria melepaskan ekornya dan
membentuk kista di dalam kulit di bawah sisik. Kista ini disebut
metaserkaria.
• Infeksi terjadi dengan makan ikan yang mengandung metaserkaria yang
dimasak kurang matang. Ekskistasi terjadi di duodenum, kemudia larva
masuk ke duktus koledokus, lalu menuju saluran empedu yang lebih
kecil dan menjadi dewasa dalam waktu sebulan.
• Metaserkaria keluar dan memulai siklus kembali.
30. Morfologi Opisthorcis felineus & viverrini
• Cacing Dewasa hidup dalam saluran empedu dan saluran
pankreas
• Berukuran 7-12mm
• Memiliki batil isap perut dan mulut
• Bentuk lancet, pipih dorsoventral
• Telur mirip C. sinensis hanya saja lebih langsing
34. Morfologi
• Cacing ini ditemukan di RRC, Taiwan, Korea, Jepang,
Filipina, Vietnam, Thailand, India, Malaysia, Afrika, dan
Amerika Latin.
• Di Indonesia hanya sebagai kasus impor saja.
• Cacing dewasa hidup di dalam kista di paru. Bentuknya
bundar lonjong menyerupai biji kopi, dengan ukuran 8-12
x 4-6 mm dan berwarna coklat tua.
• Telur berbentuk lonjong berukuran 80-118 mikron x 40-60
mikron dengan operculum agak tertekan ke dalam. Waktu
keluar bersama tinja, telurnya belum berisi mirasidium.
Telur menjadi matang dalam waktu kira-kira 16 hari, lalu
menetas.
35. Daur Hidup
• Mirasidium mencari keong air dan dalam keong air terjadi
perkembangan :
• M →S→R1→R2→SK
• Serkaria keluar dari keong air, berenang mencari hospes
perantara II, yaitu ketam / udang batu, lalu membentuk
udang metaserkaria di dalam tubuhnya. Infeksi terjadi
dengan makan ketam / udang batu yang tidak dimasak
sampai matang.
• Metaserkaria menjadi cacing dewasa di duodenum lalu
bermigrasi menembus dinding usus, masuk ke rongga perut,
menembus diafragma lalu menuju ke paru
• Gejala dimulai dengan adanya batuk kering yang lama
kelamaan menjadi batuk darah. Keadaan ini disebut endemic
hemoptysis. Bisa juga bermigrasi ke organ-organ yang lainnya
38. Morfologi
• Hidup di vena panggul kecil, terutama vena kandung kemih
• Hospes Definitif : Manusia
• Hospes Reservoar : Babon dan kera
• Cacing dewasa :
– Jantan : kira-kira 1,3 cm, gemuk, memiliki 3-4 buah testis, memiliki kanalis
ginekoporus, memiliki 2 batil isap berotot yang ventral lebih besar
– Betina : kira-kira 2,0 cm, langsing, batil isap kecil, ovarium terletak posterior
dari pertengahan tubuh, uterus panjang berisi 20-30 telur.
• Telur :
–
–
–
–
berukuran ±145 x 60 mikron,
duri di ujung, berisi mirasidium,
telur berwarna coklat kekuningan.
dapat ditemukan di urin, dan juga alat genital dan rektum
39. Daur Hidup :
Cacing dewasa didalam hati dan juga pada kandung
kemih -> akan mengeluarkan telur bersama dengan
urine dan tinja
-> telur akan menetas didalam air dalam bentuk
mirasidium -> mirasidium akan masuk kedalam keong
air tawar Bullinus (sebagai hospes perantara)
-> dalam hospes perantara, mirasidium akan berkembang
menjadi sporokista I lalu menjadi banyak sporokista II,
dan terakhir menjadi banyak serkaria
-> serkaria adalah bentuk infeksius yang akan menginfeksi
manusia didalam air -> serkaria menjadi skistosomula
dan menjadi cacing dewasa di hati dan kandung kemih.
40. Morfologi Schistosoma mansoni
•Cacing dewasa jantan sekitar 1 cm
•Cacing dewasa betina sekitar 1,4 cm
•Terdapat Tonjolan yang lebih kasar
dibanding S. Japonicum dan S. haematobium
•Hidup di vena, kolon dan rektum
•Telur tersebar ke hati, paru, otak
42. Morfologi Telur
• Ukuran
90µm x 70µm
Range: 68-100µm x 45-80µm
• Bentuk
Oval atau sub-spherical dan mempunyai vestigial spine
• Warna
Kuning (Kecoklatan)
• Ciri Khas
-Telur yang telah dibuahi mengandung miracidium
matang
-Ditemukan dalam feses dan sering diabaikan
49. Referensi
1. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Buku Ajar
Parasitologi Kedokteran Edisi Keempat. FKUI. 2008
2. Soedarto. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. Sagung
Seto. 2011
3. SK Rai, S Uga, N Kataoka, T Matsumura. Atlas of Medical
Parasitology. 1996
4. WHO. Manual of Basic Technique for Health Laboratory
5. Chiodini PL, Moody AH, Manser DW. Atlas of Medical
Helminthology and Protozoology 4th Edition. 2003
6. http://atlas.or.kr/index.html
7. http://www.path.cam.ac.uk/~schisto/helminth_eggs/ind
ex.html
8. http://www.dpd.cdc.gov/dpdx/HTML/Para_Health.htm