Dokumen ini menjelaskan cakupan laporan lengkap eksplorasi batubara yang meliputi bab pendahuluan, geografi dan geologi daerah penyelidikan, kegiatan eksplorasi, hasil eksplorasi, kesimpulan, dan lampiran-lampiran pendukung seperti peta dan hasil analisis contoh.
Dokumen tersebut membahas tentang geoteknik tambang yang merupakan salah satu alat penting dalam perencanaan tambang. Geoteknik digunakan untuk menganalisis stabilitas lereng tambang dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan mekanik batuan. Analisis stabilitas lereng diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan akibat longsoran yang dapat membahayakan kesel
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
油
1. Teknik eksplorasi merupakan tahap awal kegiatan pertambangan yang meliputi pemetaan geologi, tracing float, pembuatan paritan dan sumur uji, serta pemboran untuk mengumpulkan informasi mengenai keterdapatan, penyebaran, dan karakteristik endapan mineral.
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...Fikri Dermawan
油
Teks tersebut membahas model hidrogeologi dan sistem panasbumi di Lapangan "X", Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara berdasarkan analisis geokimia dan alterasi mineral. Daerah penelitian memiliki potensi panasbumi 200 MWe dan terletak di zona tabrakan tiga lempeng tektonik. Sistem panasbuminya termasuk sistem dataran tinggi dengan sumber panas dari magma dan terdapat dua jenis manifestasi berupa mata air panas dan fumarola
Kuliah Hidrogeologi membahas genetika, proses, dan dinamika air di litosfer secara kuantitatif dan kualitatif agar mahasiswa dapat menganalisis hidrogeologi dengan baik. Kuliah ini memerlukan praktikum lapangan untuk menghasilkan laporan akhir. Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menganalisis sistem hidrogeologi suatu daerah dengan tepat.
Dokumen tersebut berisi ringkasan singkat tentang praktikum geomorfologi yang disampaikan untuk mahasiswa teknik geologi, mencakup topik peta geomorfologi, teori dasar, dan metode pembuatan peta geomorfologi.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -Isya Ansyari
油
Dokumen ini membahas tentang penyangga aktif pada tambang bawah tanah, termasuk jenis-jenis penyangga aktif seperti baut batuan, hydraulic props, dan powered roof support. Jenis penyangga aktif utama yang dijelaskan adalah baut batuan yang berfungsi memperkuat langsung batuan, hydraulic props untuk penyangga sementara, dan powered roof support yang digunakan pada tambang longwall untuk mendorong conveyor dan menyangga atap tambang.
Dokumen ini membahas tentang pertambangan bauksit di Indonesia, terutama di Pulau Bintan. Ia menjelaskan tentang sejarah, lokasi, proses pertambangan dan pencucian bauksit, serta produksi dan ekspor bauksit dari Pulau Bintan. Dokumen ini juga membahas mengenai rencana pembangunan pabrik alumina di Pulau Bintan untuk memanfaatkan bauksit berkadar rendah yang belum diekspor.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara mulai dari tahap administrasi, penilaian lapangan, aspek-aspek yang dinilai seperti pengelolaan batuan penutup, pengendalian erosi dan sedimentasi, reklamasi dan revegetasi, hingga program-program pengembangan dan penelitian lingkungan."
Dokumen tersebut membahas tentang pasir besi, mulai dari definisi, genesa terbentuknya, karakteristik, eksplorasi, penambangan, pengolahan, dan pemanfaatannya. Pasir besi merupakan mineral sedimen yang kaya akan besi dan memiliki sifat magnetik, terbentuk dari erupsi gunung berapi lalu terakumulasi di pantai. Indonesia kaya akan sumber daya pasir besi yang dapat dimanfaatkan untuk industri baja, semen,
Dokumen tersebut merupakan draft bahan kuliah tentang Teknik Eksplorasi yang mencakup pengantar tentang tujuan dan materi kuliah serta metode eksplorasi yang ada. Topik utama yang dibahas antara lain proses konsentrasi bahan galian, tahapan kegiatan pertambangan termasuk eksplorasi, dan metode eksplorasi langsung dan tidak langsung seperti geologi, geofisika, dan geokimia.
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapiSylvester Saragih
油
Bahan galian industri dapat dikelompokkan berdasarkan asalnya, meliputi kelompok batuan sedimen, gunung api, intrusi plutonik, endapan residu, dan proses ubahan hidrotermal. Beberapa bahan galian gunung api yang dijelaskan dokumen ini adalah obsidian, perlit, dan pumice (batu apung), yang memiliki berbagai pemanfaatan seperti bahan bangunan, batu mulia, dan bahan industri.
Teknik eksplorasi_chapter 1_eksplorasi langsungheny novi
油
1. Teknik eksplorasi merupakan tahap awal kegiatan pertambangan yang meliputi pemetaan geologi, tracing float, pembuatan paritan dan sumur uji, serta pemboran untuk mengumpulkan informasi mengenai keterdapatan, penyebaran, dan karakteristik endapan mineral.
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...Fikri Dermawan
油
Teks tersebut membahas model hidrogeologi dan sistem panasbumi di Lapangan "X", Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara berdasarkan analisis geokimia dan alterasi mineral. Daerah penelitian memiliki potensi panasbumi 200 MWe dan terletak di zona tabrakan tiga lempeng tektonik. Sistem panasbuminya termasuk sistem dataran tinggi dengan sumber panas dari magma dan terdapat dua jenis manifestasi berupa mata air panas dan fumarola
Kuliah Hidrogeologi membahas genetika, proses, dan dinamika air di litosfer secara kuantitatif dan kualitatif agar mahasiswa dapat menganalisis hidrogeologi dengan baik. Kuliah ini memerlukan praktikum lapangan untuk menghasilkan laporan akhir. Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa dapat menganalisis sistem hidrogeologi suatu daerah dengan tepat.
Dokumen tersebut berisi ringkasan singkat tentang praktikum geomorfologi yang disampaikan untuk mahasiswa teknik geologi, mencakup topik peta geomorfologi, teori dasar, dan metode pembuatan peta geomorfologi.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang, termasuk curah hujan, periode ulang hujan, analisis intensitas curah hujan, daerah tangkapan hujan, koefisien limpasan, debit limpasan, paritan, sumuran, pompa julang, dan kolam pengendapan.
Penyanggaan tambang bawah tanah - isya ansyari -Isya Ansyari
油
Dokumen ini membahas tentang penyangga aktif pada tambang bawah tanah, termasuk jenis-jenis penyangga aktif seperti baut batuan, hydraulic props, dan powered roof support. Jenis penyangga aktif utama yang dijelaskan adalah baut batuan yang berfungsi memperkuat langsung batuan, hydraulic props untuk penyangga sementara, dan powered roof support yang digunakan pada tambang longwall untuk mendorong conveyor dan menyangga atap tambang.
Dokumen ini membahas tentang pertambangan bauksit di Indonesia, terutama di Pulau Bintan. Ia menjelaskan tentang sejarah, lokasi, proses pertambangan dan pencucian bauksit, serta produksi dan ekspor bauksit dari Pulau Bintan. Dokumen ini juga membahas mengenai rencana pembangunan pabrik alumina di Pulau Bintan untuk memanfaatkan bauksit berkadar rendah yang belum diekspor.
Dokumen tersebut membahas pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada kegiatan pertambangan mineral dan batubara mulai dari tahap administrasi, penilaian lapangan, aspek-aspek yang dinilai seperti pengelolaan batuan penutup, pengendalian erosi dan sedimentasi, reklamasi dan revegetasi, hingga program-program pengembangan dan penelitian lingkungan."
Dokumen tersebut membahas tentang pasir besi, mulai dari definisi, genesa terbentuknya, karakteristik, eksplorasi, penambangan, pengolahan, dan pemanfaatannya. Pasir besi merupakan mineral sedimen yang kaya akan besi dan memiliki sifat magnetik, terbentuk dari erupsi gunung berapi lalu terakumulasi di pantai. Indonesia kaya akan sumber daya pasir besi yang dapat dimanfaatkan untuk industri baja, semen,
Dokumen tersebut merupakan draft bahan kuliah tentang Teknik Eksplorasi yang mencakup pengantar tentang tujuan dan materi kuliah serta metode eksplorasi yang ada. Topik utama yang dibahas antara lain proses konsentrasi bahan galian, tahapan kegiatan pertambangan termasuk eksplorasi, dan metode eksplorasi langsung dan tidak langsung seperti geologi, geofisika, dan geokimia.
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Paper Bahan Galian Industri yang berkaitan dengan batuan gunung merapiSylvester Saragih
油
Bahan galian industri dapat dikelompokkan berdasarkan asalnya, meliputi kelompok batuan sedimen, gunung api, intrusi plutonik, endapan residu, dan proses ubahan hidrotermal. Beberapa bahan galian gunung api yang dijelaskan dokumen ini adalah obsidian, perlit, dan pumice (batu apung), yang memiliki berbagai pemanfaatan seperti bahan bangunan, batu mulia, dan bahan industri.
Dokumen tersebut membahas tentang survei sedimen sungai aktif untuk eksplorasi mineral logam. Survei ini melibatkan pengambilan contoh endapan sedimen dari sungai-sungai kecil untuk menganalisis kandungan logamnya. Lokasi pengambilan contoh harus mewakili daerah tangkapan sungai dan dilakukan jauh dari hulu agar tidak terkontaminasi. Hasil analisis akan digunakan untuk menentukan lokasi yang berpot
Wilayah DKI Jakarta secara geologi terdiri atas dataran aluvial dan endapan di sebelah utara, kipas gunungapi Bogor di tengah, dan perbukitan serta gunungapi muda di selatan. Batuan penyusun wilayah ini berupa sedimen, endapan permukaan, gunungapi, dan intrusi. Teluk Jakarta dipenuhi endapan lumpur, lumpur pasiran, dan pasir lumpuran yang berasal dari sungai-sungai dan aktivitas vulkanik.
1. Dokumen tersebut membahas potensi geowisata di Teluk Lasongko dan sekitarnya, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi Tenggara. Potensi tersebut meliputi permandian alami, pantai, dan gua yang terbentuk dari proses karstifikasi batugamping.
2. Dokumen tersebut juga menjelaskan strategi pengembangan kawasan geowisata Teluk Lasongko dengan memanfaatkan potensi alam seperti permandian, pantai, dan gu
Dokumen tersebut membahas tentang analisis sejarah pembentukan dan perbedaan genesa batuan di daerah Kendalisada dan Bandungan, Kabupaten Semarang. Batuan di daerah tersebut berasal dari erupsi Gunung Ungaran purba puluhan ribu tahun lalu yang melontarkan material vulkanik ke daerah sekitarnya. Batuan di Kendalisada terbentuk dari erupsi kaldera jenis strato, sedangkan di Bandungan terbentuk dari endapan material piroklastik
Dokumen tersebut merangkum hasil kegiatan Badan Geologi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Berdasarkan survei lapangan, ditemukan indikasi mineralisasi tipe porfiri di Blok Tasikmadu. Untuk tindak lanjut, rencananya akan dilakukan pengukuran geofisika lanjutan dan pemboran di satu titik untuk menambah data. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan kawasan tersebut menjadi geowisata dan
Analisis fasies dan sikuen stratigrafi Formasi Air Benakat berdasarkan data well log pada lapangan "EA", Cekungan Sumatra Selatan. Penelitian ini menganalisis fasies, lingkungan pengendapan, dan sikuen stratigrafi Formasi Air Benakat pada tiga sumur dengan menggunakan analisis well log, litofasies, dan korelasi bidang. Hasilnya menunjukkan satu sikuen tidak utuh dengan tiga sistem trakt yang mengandung dua potensi formasi
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING MATEMATIKA KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKU...AndiCoc
油
Modul Pembelajaran Deep Learning Matematika Kelas 5 Kurikulum Merdeka 2025/2026
Capaian Pembelajaran Nomor 032/H/KR/2024
Bilangan : Peserta didik mampu menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada bilangan cacah sampai 1.000.000. Mereka dapat membaca, menulis, menentukan nilai tempat, membandingkan, mengurutkan, melakukan komposisi dan dekomposisi bilangan tersebut. Mereka juga dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan uang. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian bilangan cacah sampai 100.000.
Tujuan Pembelajaran :
1.1 Membaca bilangan cacah sampai 100.000.
1.2 Menuliskan bilangan cacah sampai 100.000.
1.3 Menentukan nilai tempat bilangan cacah sampai 100.000.
Dadang Solihin Policy Brief Nomor 001/Mei 2025Dadang Solihin
油
Edisi perdana DSPB Nomor 001/Mei 2025 ini memuat sepuluh policy brief terpilih yang dirancang sebagai analisis kritis dan solusi kebijakan atas isu-isu strategis nasional maupun global. Semua tulisan disusun melalui pendekatan interdisipliner dengan bingkai Ketahanan Nasional dan Kepemimpinan Nasional, serta berpandangan visioner dan forward-looking.
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING ILMU PENGETAHUAN ALAM & SOSIAL (IPAS) KELAS ...AndiCoc
油
Modul Pembelajaran Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) Ilmu Pengetahuan Alam & Sosial (IPAS) Kelas 5 Kurikulum Merdeka Revisi CP 032 Tahun 2025/2026
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Ganjil)
Tahun Pelajaran : 2025 / 2026
Bab 1 : Melihat karena Cahaya, Mendengar karena Bunyi
Capaian Pembelajaran: Peserta didik memahami sistem organ tubuh manusia yang dikaitkan dengan cara menjaga kesehatan tubuhnya; fenomena gelombang bunyi dan cahaya dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan Pembelajaran:
1.1 Menjelaskan sifat-sifat cahaya melalui percobaan sederhana.
1.2 Mendemonstrasikan sistem penglihatan manusia bekerja.
Indikator Pencapaian Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta didik mampu mendesain percobaan sederhana untuk membuktikan sifat cahaya dengan percaya diri.
2. Peserta didik mampu menjelaskan sifat-sifat cahaya berdasarkan hasil percobaan dengan tepat.
MODUL PEMBELAJARAN DEEP LEARNING SENI RUPA KELAS 5 CP 032 REVISI 2025 KURIKUL...AndiCoc
油
Modul Pembelajaran Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) Seni Rupa Kelas 5 Kurikulum Merdeka Revisi CP 032 Tahun 2025/2026
Fase : C
Kelas / Semester : V (Lima) / I (Ganjil)
Unit 1 : Mengenal Unsur dan Prinsip Seni Rupa Pada Objek di Sekitar Kita
Tujuan Pembelajaran:
1.1 Menemukan minimal tiga unsur seni rupa yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar
1.2 Mendeteksi unsur seni rupa yang terdapat dalam objek yang membentuk ritme tertentu di lingkungan sekitar
1.3 Menyimpulkan konsep prinsip ritme dalam seni rupa yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar
1.4 Menggambar prinsip ritme dalam seni rupa yang terdapat dalam objek di lingkungan sekitar.
Jenis-Jenis Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif.pptxMukhamad Fathoni
油
Jenis penelitian yang paling sesuai tergantung pada tujuan, jenis data, dan pertanyaan penelitian yang akan dijawab.油
Pertimbangkan ketersediaan sumberdaya.
Konsultasikan dengan ahli atau pembimbing.
Tipografi adalah seni dan teknik mengatur huruf dalam ruang visual, agar pesa...widhiansyahnandaaa
油
Tipografi adalah seni dan teknik mengatur huruf dalam ruang visual, agar pesan bisa disampaikan dengan jelas, menarik, dan komunikatif. Ini bukan hanya tentang memilih jenis huruf, tetapi juga tentang bagaimana huruf-huruf tersebut ditempatkan, diatur, dan dipadukan dalam suatu desain.
Kitab Roma adalah tulisan Paulus yang sangat indah, tidak hanya sistematis dan teologis, tetapi juga praktis. Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran tentang "hidup" dan "iman" secara seimbang. Surat Roma ini sangat relevan bagi siapa pun yang sedang bergumul tentang dosa, makna hidup, dan harapan yang kekal.
Silahkan akses arsip kelas SABDA MLC lainnya di situs:
live.sabda.org
pesta.org
dan YouTube Channel:
SABDA Alkitab
Modul Ajar Sosiologi Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum MerdekaModul Kelas
油
Ad
PRESENTASI KOLOKIUM.pptx
1. GEOLOGI DAN EVALUASI KESTABILAN LERENG
PADATAMBANG NIKELTERBUKA
KECAMATAN PETASIATIMUR, KABUPATEN MOROWALI UTARA, PROVINSI
SULAWESI TENGAH
KAMIS, 4 FEBRUARI 2021
3. METODOLOGI & KAJIAN PUSTAKA
BATUAN ULTRAMAFIK
Menurut Streckeisen (1973), batuan ultramafic dibagi menjadi:
1. Peridotit, Merupakan batuan ultramafik dengan kandungan mineral olivin
dan piroksen, serta mineral mafik lainnya, dimana mineral olivin >40%.
Peridotit dapat dibagi menjadi
a. Dunit, terdiri atas >90% mineral olivin, dengan mineral aksesori
kromit.
b. Harzburgit, kandungan olivin dan orthopiroksen.
c. Wehrlit, kandungan olivin dan klinopiroksen
d. Lherzolit, kandungan olivin, klinopiroksen, serta ortopiroksen.
2. Piroksenit, Dibedakan menjadi ortopiroksenit, websterit, klinopiroksenit,
olivin ortopiroksenit, olivin websterit, dan olivine klinoprioksenit
berdasarkan jenis piroksennya.
3. Hornblendit, Merupakan batuan ultramafik dengan kandungan >90%
hornblenda
Gambar. Diagram Klasifikasi batuan ultramafic menurut
Streckeisen (1973)
4. METODOLOGI & KAJIAN PUSTAKA
ENDAPAN NIKEL LATERIT
Evans (1933), endapan nikel residual terbentuk karena tingginya intensitas pelapukan kimia batuan yang mengandung Ni di daerah
tropis, batuan tersebut adalah peridotit, serpentinit, dan beberapa batuan lainnya. Serpentinisasi peridotit akan merubah olivin menjadi serpentin
dan akan membentuk mineral pembawa Ni berupa garnierit. Ni dalam batuan ultramafik biasanya terdapat dalam mineral mafik. Pada umumnya
mempunyai proporsi : olivin > orthopiroksen > klinopiroksen. Kromit dan magnetit mungkin juga berisi sedikit Ni.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Bijih
Nikel Laterit :
1. Batuan asal
2. Iklim
3. Reagen-reagen kimia dan vegetasi
4. Struktur Batuan Beku
5. Topografi
6. Waktu
Gambar. Profil Laterit (Waheed, 2009)
5. METODOLOGI & KAJIAN PUSTAKA
KESTABILAN LERENG
Analisis kestabilan lereng didasarkan pada konsep keseimbangan batas (Limit Equilibrium). LEM adalah metode yang menggunakan
prinsip kesetimbangan gaya. Dalam menganalisis stabilitas lereng menggunakan metode kesetimbangan batas diperlukan metode irisan untuk
mendapatkan hasil faktor keamanan lereng. Material diatas permukaan gelincir dibagi menjadi beberapa irisan tegak.
Gambar. Gaya-Gaya Yang Bekerja Pada Irisan
6. GEOLOGI REGIONAL
FISIOGRAFI REGIONAL
Sulawesi terletak pada zona konvergen antara tiga
lempeng lithosfer, yaitu Lempeng Australia yang bergerak ke
utara, pergerakan ke barat Lempeng Pasifik, dan Lempeng
Eurasia di bagian selatan-tenggara. Sulawesi tengah tersusun
oleh Kompleks Pompangeo, batugamping malih, dan ofiolit.
Ofiolit juga disebut Lajur Ofiolit Sulawesi Timur, yang
didominasi oleh batuan ultrabasa dan basal serta sedimen
pelagik. Batuan ultramafik terdiri atas harzburgit, dunit,
werlit, lerzolit, websterit, serpentinit, dan peridotit.
Gambar. Peta Geologi Daerah Sulawesi (Parkinson, 1998)
7. GEOLOGI REGIONAL
STRATIGRAFI REGIONAL
Daerah penelitian termasuk kedalam Formasi Kompleks Ultramafik pada Geologi Lembar Bungku. Mandala Sulawesi Timur
meliputi Kompleks Ultramafik (Ku) yang sampai saat ini umumya masih dianggap yang paling tua. Batuannya terdiri dari harzburgit,
lherzolit, wehrlit, websterlit, serpentinit, dunit dan gabro.
Daerah
Penelitian
Gambar. Daerah Penelitian Pada Peta Geologi Lembar Bungku,
Sulawesi Oleh Simandjuntak, dkk. (1993)
Gambar. Korelasi Satuan Peta Dari Peta Geologi Regional
Lembar Bungku (Simandjuntak, dkk 1993)
8. GEOLOGI REGIONAL
TEKTONIK REGIONAL
Pergerakan Tektonik yang terjadi pada daerah Sulawesi
Tengah Sekarang:
1. Pembentukan Lempeng Oceanic pada zaman Kapur Awal-
Kapur Akhir.
2. Obduksi pada kala Eosen Oligosen.
3. Subduksi pada kala Miosen Awal.
4. Kolisi pada kala Miosen Akhir.
Gambar. Tektonik Regional Sulawesi Timur (Kadarusman, 2004)
10. GEOLOGI DAERAH KEUNO
SATUAN PERIDOTIT
Sayatan tipis batuan beku plutonik ultrabasa ini
memiliki deskripsi batuan sebagai berikut : warna
absorbsi netral-kecoklatan, indeks warna 80%, Derajat
Kristalinitas Holokristalin, Granularitas Fanerik
sedang-kasar, Bentuk Kristal Subhedral-Anhedral,
Ukuran Kristal 0,5mm-5mm, Relasi Inequigranular
Hipidiomorfik, memiliki tesktur khusus Mesh
Structure pada mineral Olivin. Disusun oleh mineral
Olivin, Clinopiroksen, Orthopiroksen, Antigorit, dan
Opaq. Nama batuannya adalah Hazburgit menurut
Streckeisen (1973)
Gambar. Kenampakan singkapan Peridotit LP 26
tersingkap di area masuk daerah Pit, arah kamera N 302属 E
Gambar. Analisis Petrografi LP 26 dengan Nama Hazburgit (Streckeisen, 1973)
Oli
Cli Ort
Opq
Anti
11. GEOLOGI DAERAH KEUNO
SATUAN SERPENTINIT
Sayatan tipis batuan metamorf non-foliasi ini
memiliki deskripsi batuan sebagai berikut : warna
absorbsi netral kecoklatan, Struktur Liniasi, Tekstur
Nematoblastik, disusun oleh mineral Olivin,
Chrysotille, Antigorit, dan Opaq. Nama batuannya
adalah Serpentinit Winkler (1979)
Gambar. Kenampakan singkapan Serpentinit LP 85
tersingkap di Timur daerah Pit, arah kamera N 77属 E
Gambar. Analisis Petrografi LP 85 dengan Nama Serpentint (Winkler, 1979)
Oli
Krsl
Anti
Opq
12. GEOLOGI DAERAH KEUNO
STRUKTUR KEKAR LP 59
Berdasarkan analisa kekar pada lokasi pengamatan 59 maka
didapatkan : shear joint 1 N 308属 E/ 48属, shear joint 2 N 274属 E/ 66属,
tegasan maksimum (T1) 37属, N 292属 E, tegasan menengah (T2) 43属, N
68属 E, tegasan minimum (T3) 35属, N 202属E
Gambar. Hasil Analisis Stereografis Kekar LP 59
Gambar. Data Pengukuran Kekar pada LP 59
Gambar. Kenampakan struktur kekar LP 59
tersingkap di daerah alur liar, arah kamera N 93属 E
13. GEOLOGI DAERAH KEUNO
SEJARAH GEOLOGI
1. Pada zaman Kapur Awal (120 Ma.), batuan pada
daerah penelitian ini diperkirakan berasal dari Mid Oceanic
Ridge Samudra Pasifik.
2. Pada kala Eosen (40 Ma.), daerah Keuno (ESO)
bergerak kearah barat mendekati dengan batas dari
mikrokontinen Australia yang diapit oleh kerak samudra di
belakangnya. Pada kala Oligosen (30 Ma.) daerah Keuno
(ESO) mengalami obduksi dengan batas kerak samudra.
Gambar. Awal Pembentukan Sekuen Ofiolit Pada
Zona MOR Pada Zaman Kapur
Gambar. Obduksi yang Menyebabkan Zona Ofiolit Terangkat
ke Permukaan Pada Kala Eosen - Oligosen
14. Gambar. Tumbukan Mikrokontinen Banggai Sula dan
Sulawesi Bagian Barat Pada Kala Miosen Akhir
GEOLOGI DAERAH KEUNO
4. Saat Pliosen, seluruh area didominasi oleh block faulting
dan sesar utama seperti sesar Palu-Koro dan sesar Matano.
Pergerakan struktur sesar ini membentuk morfologi Pulau Sulawesi
yang sekarang (Sompotan, 2012). Sesar mendatar kiri pada lokasi
penelitian berkaitan dengan segmen dari sesar regional Matano.
3. Pada kala Miosen Akhir (10 Ma.) daerah Keuno (ESO)
mengalami kolisi akibat adanya pergerakan mikrokontinen
Banggai-Sula kearah barat sehingga menyebabkan daerah Keuno
(ESO) terangkat ke permukaan dan membentuk sesar naik.
SEJARAH GEOLOGI
Gambar. Pembentukan Sesar Mendatar Keuno Pada Berkaitan
Dengan Segmen Sesar Regional Matano Pada Kala Pliosen
15. GEOLOGI DAERAH KEUNO
POTENSI POSITIF
Gambar. Profil Nikel Laterit Pada LP 47
Gambar. Endapan Bijih Nikel Laterit
17. EVALUASI KESTABILAN LERENG
Bor yang berada pada penampang tersebut
merupakan bor : P162913, P162911, P162909, P162707,
P162505, dan BOR GEOTEK GT-01.
KORELASI LERENG A-A
Lereng ini memiliki geometri lereng dengan sudut lereng sebesar 57, panjang lereng 292 meter, dan berada pada elevasi 219 327
meter (memiliki perbedaan elevasi 108 meter), lereng ini cenderung mengarah utara - selatan dengan sayatan arah Azimuth N 0 E/ N 180 E.
Ketebalan zona saprolitnya sekitar 8 meter.
Gambar. Material Properties Penampang Lereng A A
Gambar. Geometri Penampang Lereng A A serta Keterangan Bor Pada Lereng
Gambar. Faktor Gangguan Pada Lereng Salah Satunya
Adalah Aktivitas Alat Berat
Nama Material Warna Berat Volume
(kN/m )
3 Kriteria Keruntuhan Kohesi
(KPa)
Sudut Geser
Dalam (KPa)
UCS (KPa) mi GSI
Top Soil
Limonit
Saprolit
BedRock
Mohr-Coulomb
Mohr-Coulomb
Mohr-Coulomb
Generalised
Hoek-Brown
18.338
17.162
17.162
20.692
26.086
21.575
11.081
35.678
35.107
28.236
649.396 20 50
Selatan
18. EVALUASI KESTABILAN LERENG
KESTABILAN LERENG AKTUALA-A
Gambar. Kestabilan Lereng Aktual Penampang A A (Kriteria Keruntuhan Morgenstern - Price)
Nilai FK 0,896
Selatan
20. EVALUASI KESTABILAN LERENG
REKOMENDASI LERENG A-A
Gambar. Rekomendasi Lereng Penampang A A Tanpa Beban (Kriteria Keruntuhan Morgenstern Price)
Nilai FK 1,476
Selatan
21. EVALUASI KESTABILAN LERENG
REKOMENDASI LERENG A-A
Gambar. Rekomendasi Lereng Penampang A A Dengan Beban (Kriteria Keruntuhan Morgenstern Price)
Nilai FK 1,443
Selatan
22. KESIMPULAN
KESIMPULAN
1. Kondisi Geologi Daerah Telitian
a. Kondisi Geomorfologi Desa Keuno dibagi menjadi : Bentukasal antropogenik terdiri dari Lahan Bukaan
Tambang (A1). Bentukasal denudasional terdiri dari Bukit Laterit (D1) dan Lereng Laterit (D2).
b. Stratigrafi Desa Keuno dibagi menjadi : Satuan Peridotit dan Satuan Serpentinit. Kedua satuan ini termasuk
dalam formasi Komplek Ultramafik pada Kapur Awal - Kapur Akhir.
c. Struktur Geologi Desa Keuno ditemukan : Kekar gerus dengan arah tegasan utama relatif barattimur dan
timur laut-barat daya, Sesar Mendatar Kiri berkedudukan N 109属 E/ 74属 dengan nama Left Slip Fault. Sesar
Naik Kanan berkedudukan N 200属 E/ 72属 dengan nama Right Reverse Slip Fault (Rickard, 1972).
d. Sejarah Geologi Daerah Keuno : Batuan terbentuk pada zaman Kapur Awal (120 Ma.), dari pembekuan
magma pada Mid Oceanic Ridge Samudra Pasifik. Pada kala Oligosen (30 Ma.) daerah Keuno mengalami
obduksi sehingga terdapat beberapa bagian mengalami pengangkatan. Pada kala Miosen Akhir (10 Ma.)
daerah Keuno mengalami kolisi sehingga menyebabkan daerah Keuno terbentuk sesar naik yang dapat. Saat
Pliosen, seluruh area didominasi oleh block faulting dan sesar utama seperti sesar Matano.
e. Potensi geologi positif pada daerah penelitian yakni terdapatya endapan nikel laterit yang bernilai ekonomis.
Potensi negatif pada daerah penelitian yakni dearah rawan gerakan massa tanah dan perubahan bentuk
morfologi akibat kegiatan penambangan nikel.
23. KESIMPULAN
2. Kajian Kestabilan Lereng Aktual
a. Kelas massa batuan pada zona Bedrock memiliki nilai dengan nilai Geological Strength Index sebesar 45
dan 50.
b. Untuk intensitas kelongsoran berdasarkan nilai faktor keamanan (Bowles,1991). Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa pada penampang lereng aktual A - A tergolong dalam kelas labil (FK 0,896), sedangkan
pada penampang lereng aktual B - B tergolong dalam kelas stabil (FK 2,313), dan pada penampang lereng
aktual C - C tergolong dalam kelas stabil (FK 1,926)
24. KESIMPULAN
3. Kajian Rekomendasi Lereng
a. Terdapat 2 Rekomenasi Lereng, tidak diberi beban dan diberi beban. Pada lereng yang diberi beban,
peneliti mengasumsikan setiap bench menerima tekanan dari excavator tipe PC 300 dengan lebar track 3
meter sebesar 21,67 KN/m2. Dari hasil penelitian semua lereng mendapatkan FK > 1,2 yang termasuk
lereng stabil menurut Bowles, 1991. Rekomendasi yang diberikan yakni mengubah geometri lereng
dengan lebar tiap bench selebar 3,5 m, beda tinggi crest dan toe setinggi 6 meter, dan Bench Face Angle
sebesar 60属.