Dokumen tersebut membahas tentang tata laksana pasien dengan lumbar pungsi (LP), meliputi pengertian, tujuan, indikasi, kontraindikasi, komplikasi, alat dan bahan, prosedur LP, perawatan pasca LP, masalah keperawatan terkait LP, serta tugas membuat rencana keperawatan berkelompok berdasarkan diagnosis LP.
Dokumen tersebut membahas tentang penanganan cidera tulang belakang secara umum, mulai dari tahap lapangan hingga di rumah sakit. Prinsip penanganan di lapangan adalah melindungi pasien dan lingkungan, menstabilkan tulang belakang, serta menjaga kepala dalam posisi netral. Di rumah sakit, tujuannya adalah mencegah cidera lebih lanjut dan mengobservasi gejala defisit neurologis serta mengelola kondis
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienWarung Bidan
Ìý
1. Ada beberapa posisi tubuh yang dapat diberikan kepada pasien untuk mencegah abnormalitas postur dan meningkatkan kenyamanan, seperti posisi Fowler, semi Fowler, Sim, Trendelenburg, dorsal recumbent, litotomi, genu pectrocal, orthopenic, supinasi, pronasi, dan lateral.
2. Setiap posisi memiliki tujuan dan indikasi khusus sesuai dengan kondisi pasien. Posisi ditentukan berdasarkan pengkajian kekuatan otot, mobilitas sendi
Mata kuliah ini membahas penatalaksanaan atonia uteri dengan langkah-langkah seperti kompresi bimanual internal dan eksternal, pemberian uterotonika, serta penanganan lanjutan bila diperlukan. Mahasiswa diajarkan keterampilan ini untuk menangani perdarahan pasca persalinan.
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
Ìý
Dokumen tersebut menjelaskan tahapan pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal yang meliputi inspeksi dan palpasi berbagai sendi dan otot untuk mendeteksi gangguan. Tahapannya meliputi orientasi, kerja, dan penutupan dengan memeriksa bagian kepala, leher, tangan, siku, bahu, kaki, lutut, pinggul, dan tulang belakang.
1. Buku panduan ini memberikan petunjuk praktikum asuhan bayi baru lahir bagi mahasiswa kebidanan semester 3. Materi praktikum meliputi pemeriksaan fisik, pemandian, perawatan tali pusat, imunisasi, dan penanganan kondisi seperti asfiksia, ikterus, dan hipotermia. 2. Tujuan praktikum adalah memberikan keterampilan asuhan bayi baru lahir berdasarkan konsep, sikap, dan evidence based practice. 3. Panduan ini
Buku panduan ini memberikan petunjuk tentang prosedur huknah rendah, yaitu memasukkan cairan melalui anus untuk merangsang peristaltik usus, mengosongkan usus sebelum operasi, atau pengobatan. Prosedur meliputi persiapan pasien dan peralatan, kemudian memasukkan cairan secara perlahan melalui kanul rektal sambil menahan pasien agar cairan dapat mengalir ke usus.
Modul ini membahas tentang pemenuhan kebutuhan personal hygiene (memandikan pasien) dengan menjelaskan pengertian, tujuan, langkah-langkah, dan evaluasi keterampilan memandikan pasien."
KUMPULAN SOP PELAYANAN KLINIK ATAU FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA.docxYuliantogcs
Ìý
PEMERIKSAAN FISIK
No. Dokumen:
No. Revisi:
Halaman
1/2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tanggal terbit :
Ditetapkan,
Kepala Klinik
( dr. Devi Nindya Oktara )
NIP.
1. PENGERTIAN Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu
2. TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
3. KEBIJAKAN Klinik menetapkan tentang Penerimaan Pasien Baru di Klinik dalam SK Kepala Klinik No:
4. PROSEDUR A. Bagian tubuh yang diperiksa:
1. Rambut
2. Kepala
3. Muka
4. Mata
5. Hidung
6. Mulut
7. Extermitas/ atas/ bawah
8. Genetalia
9. Telinga
10. Leher
11. Dada
12. Abdomen/ Perut
B. Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala objektif pasien, misalnya :
1. SIkap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
2. SIkap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa
C. Cara pemeriksaan:
1. Melihat (inspeksi)
2. Meraba (palpasi)
3. Mengetuk (perkusi)
4. Mendengar (Auskultasi)
D. Persiapan Alat
1. Lampu baterai
2. Spatel lidah
3. Sarung tangan dan vaselin
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Catatan medik
7. Thermometer
8. Refleks hammer
9. Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan
10. Buku catatan perawat
E. Pelaksanaan
1. Melakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala
2. Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang kembali
3. Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah selesai pakain bawah dipasang kembali
4. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien dengan menggunakan refleks hammer
5. Tekanan darah diukur bila perlu
6. Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan
7. Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat semula
5. UNIT TERKAIT Dokter dan perawat
 
MENJAHIT LUKA
No. Dokumen:
No. Revisi:
Halaman
1/2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tanggal terbit :
Ditetapkan,
Kepala Klinik
( dr. Devi Nindya Oktara )
NIP.
1. PENGERTIAN Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena trauma.
2. TUJUAN Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut.
3. KEBIJAKAN Klinik menetapkan tentang Penjahitan Luka di Klinik dalam SK Kepala Klinik No:
4. PROSEDUR 1. Perisiapan pasien:
a. Jika luka ringan,/ ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan jahit, luka cukup dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa dilakukan penjahitan
b. Jika luka robek dan kotor, maka perlu menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dilakukan dibersihkan dan akan dilakukan
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan perdarahan banyak, prinsip penangananya adalah dengan:
• Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit.
• Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
2. Persiapan Lingkungan
a.
Mata kuliah ini membahas penatalaksanaan atonia uteri dengan langkah-langkah seperti kompresi bimanual internal dan eksternal, pemberian uterotonika, serta penanganan lanjutan bila diperlukan. Mahasiswa diajarkan keterampilan ini untuk menangani perdarahan pasca persalinan.
Pemeriksaan fisik pada sistem muskuloskeletalOkta-Shi Sama
Ìý
Dokumen tersebut menjelaskan tahapan pemeriksaan fisik sistem muskuloskeletal yang meliputi inspeksi dan palpasi berbagai sendi dan otot untuk mendeteksi gangguan. Tahapannya meliputi orientasi, kerja, dan penutupan dengan memeriksa bagian kepala, leher, tangan, siku, bahu, kaki, lutut, pinggul, dan tulang belakang.
1. Buku panduan ini memberikan petunjuk praktikum asuhan bayi baru lahir bagi mahasiswa kebidanan semester 3. Materi praktikum meliputi pemeriksaan fisik, pemandian, perawatan tali pusat, imunisasi, dan penanganan kondisi seperti asfiksia, ikterus, dan hipotermia. 2. Tujuan praktikum adalah memberikan keterampilan asuhan bayi baru lahir berdasarkan konsep, sikap, dan evidence based practice. 3. Panduan ini
Buku panduan ini memberikan petunjuk tentang prosedur huknah rendah, yaitu memasukkan cairan melalui anus untuk merangsang peristaltik usus, mengosongkan usus sebelum operasi, atau pengobatan. Prosedur meliputi persiapan pasien dan peralatan, kemudian memasukkan cairan secara perlahan melalui kanul rektal sambil menahan pasien agar cairan dapat mengalir ke usus.
Modul ini membahas tentang pemenuhan kebutuhan personal hygiene (memandikan pasien) dengan menjelaskan pengertian, tujuan, langkah-langkah, dan evaluasi keterampilan memandikan pasien."
KUMPULAN SOP PELAYANAN KLINIK ATAU FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA.docxYuliantogcs
Ìý
PEMERIKSAAN FISIK
No. Dokumen:
No. Revisi:
Halaman
1/2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tanggal terbit :
Ditetapkan,
Kepala Klinik
( dr. Devi Nindya Oktara )
NIP.
1. PENGERTIAN Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu
2. TUJUAN Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
3. KEBIJAKAN Klinik menetapkan tentang Penerimaan Pasien Baru di Klinik dalam SK Kepala Klinik No:
4. PROSEDUR A. Bagian tubuh yang diperiksa:
1. Rambut
2. Kepala
3. Muka
4. Mata
5. Hidung
6. Mulut
7. Extermitas/ atas/ bawah
8. Genetalia
9. Telinga
10. Leher
11. Dada
12. Abdomen/ Perut
B. Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala objektif pasien, misalnya :
1. SIkap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
2. SIkap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa
C. Cara pemeriksaan:
1. Melihat (inspeksi)
2. Meraba (palpasi)
3. Mengetuk (perkusi)
4. Mendengar (Auskultasi)
D. Persiapan Alat
1. Lampu baterai
2. Spatel lidah
3. Sarung tangan dan vaselin
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Catatan medik
7. Thermometer
8. Refleks hammer
9. Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan
10. Buku catatan perawat
E. Pelaksanaan
1. Melakukan anamnesa lanjutan pemeriksaan daerah kepala
2. Pasien dibantu membuka baju, kemudian dilakukan pemeriksaan daerah dada setelah selesai baju dipasang kembali
3. Pakaian pasien bagian bawah diturunkan, kemudian dilakukan pemeriksaan bagian perut dan sekitarnya, setelah selesai pakain bawah dipasang kembali
4. Selanjutnya pemeriksaan dilakukan terhadap tungkai pasien dengan menggunakan refleks hammer
5. Tekanan darah diukur bila perlu
6. Setelah pemeriksaan selesai pasien dirapikan
7. Peralatan dibereskan kembali dan dikembalikan ke tempat semula
5. UNIT TERKAIT Dokter dan perawat
 
MENJAHIT LUKA
No. Dokumen:
No. Revisi:
Halaman
1/2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
Tanggal terbit :
Ditetapkan,
Kepala Klinik
( dr. Devi Nindya Oktara )
NIP.
1. PENGERTIAN Luka adalah terputusnya kontinuitas dari suatu jaringan yang disebabkan oleh karena trauma.
2. TUJUAN Meningkatkan kualitas pelayanan perawatan luka agar tidak terjadi infeksi lanjut.
3. KEBIJAKAN Klinik menetapkan tentang Penjahitan Luka di Klinik dalam SK Kepala Klinik No:
4. PROSEDUR 1. Perisiapan pasien:
a. Jika luka ringan,/ ekskoriasi / lecet / bersih dan tidak perlu tindakan jahit, luka cukup dibersihkan dengan desinfektan kemudian ditutup dengan kassa steril dan dibalut dengan ferban. Pasien diberitahu bahwa luka akan diobati tanpa dilakukan penjahitan
b. Jika luka robek dan kotor, maka perlu menjelaskan pada pasien tntang tindakan yang akan dilakukan dibersihkan dan akan dilakukan
c. Jika luka berat yaitu luka yang tergolong besar dan dalam dengan perdarahan banyak, prinsip penangananya adalah dengan:
• Mencegah dan mengatasi shock, menghentikan perdarahan, mencegah infeksi, mengurangi rasa sakit.
• Melakukan rujukan ke Rumah Sakit.
2. Persiapan Lingkungan
a.
The document provides information about the AFAID13 anime convention happening from September 6-8, 2013. It details the opening hours, and lists some of the events and activities offered each day, including exclusive anime merchandise in exhibition spaces, a combined maids and butler cafe, anime screenings and guest appearances on the main stage, and a two-day I ♥ ANISONG concert. Ticket information is also provided for Saturday, September 7, including different tiers for exhibition only, exhibition and stage access, and packages that include concert access in general admission or VIP sections.
Dokumen ini memberikan informasi tentang Astri Wulan A (NIM 12013) yang berada di kelas IA. Dokumen ini juga menjelaskan tentang asimilasi yaitu usaha mengurangi perbedaan antar kelompok untuk mencapai kesepakatan berdasarkan kepentingan bersama, serta faktor-faktor yang mendorong terjadinya asimilasi seperti toleransi, kesempatan ekonomi yang sama, dan perkawinan antar kelompok.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
Ìý
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar danÌýKnowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
Ìý
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 – 11 Agustus 2016
2. SATUAN PENYULUHAN
Bidang Studi : Keperawatan Medikal Bedah
Pokok Bahasan : Sistem Persyarafan
Sub Pokok Bahasan : Prosedur Persiapan Lumbal Pungsi
Kelas : II A
Pertemuan : 1 x pertemuan
Semester : III
Hari / Tanggal :
Waktu : 65 Menit
Tempat : Kampus Akademi Keperawatan Fatmawati Jakarta
Sasaran : Mahasiswa Akademi Keperawatan Fatmawati Jakarta
A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan 1x65 menit diharapkan mahasiswa
mampu memahami serta mampu mengaplikasikan cara menyiapkan prosedur
tindakan lumbal pungsi dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 1x65 menit diharapkan
mahasiswa:
a. Mampu menjelaskan pengertian lumbal pungsi dengan
benar.
b. Mampu menyebutkan indikasi dari prosedur tindakan lumbal
pungsi dengan benar.
c. Mampu menyebutkan tujuan dari tindakan lumbal pungsi.
d. Mampu manyebutkan indikasi dalam melakukan lumbal
pungsi.
e. Mampu manyebutkan kontra indikasi dalam melakukan
lumbal pungsi.
f. Mampu menyebutkan perawatan post lumbal pungsi.
g. Mampu menyebutkan efek samping dari tindakan lumbal
pungsi.
3. h. Mampu menyebutkan persiapan tindakan lumbal pungsi.
i. Mampu menyiapkan alat-alat lumbal pungsi.
B. Materi Pelajaran
1. Pengertian Lumbal Pungsi
2. Tujuan pemasangan Lumbal Pungsi
3. Indikasi dari pemasangan Lumbal Pungsi
4. Kontra Indikasi dari pemasangan Lumbal Pungsi
5. Perawatan post Lumbal Pungsi
6. Efek samping dari tindakan Lumbal Pungsi
7. Persiapan Lumbal Pungsi
8. Prosedur Lumbal Pungsi
C. Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM )
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
1. Pendahuluan
a. Memberi salam,
memperhatikan sikap dan tempat
duduk siswa
b. Memeriksa daftar
hadir
c. Memberikan
pertanyaan apersepsi
d. Mengkomunikasika
n atau menuliskan pokok bahasan
e. Mengkomunikasika
n tujuan
f. Menjelaskan KBM
2. Kegiatan Inti
a. Menjelaskan materi penyuluhan
1) Pengertian
Lumbal Pungsi
Merespon
Menyimak
Menjawab apersepsi
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menyimak dan
mendengarkan penjelasan.
Menyimak
Menyimak
5 menit
50 menit
4. 2) Tujuan
pemasangan Lumbal Pungsi.
3) Indikasi dari
tindakan Lumbal Pungsi
4) Kontra
indikasi lumbal pungsi
5) Efek samping
dari tindakan Lumbal
Pungsi
6) Persiapan
Lumbal Pungsi
b. Menanyakan kembali materi
yang diajarkan.
c. Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh mahasiswa/i.
d. Menyebutkan persiapan alat
lumbal pungsi.
e. Mendemonstrasikan persiapan
alat dan langkah-langkah lumbal
pungsi.
f. Mempersilahkan mahasiswa
untuk bertanya
g. Menjelaskan kembali materi yang
belum dimengerti mahasiswa
3. Penutup
a. Menyimpulkan materi secara
bersama-sama
b. Memberikan evaluasi secara lisan
c. Menutup kegiatan belajar
mengajar dengan memberikan
salam
Menyimak
Menyimak
Menjawab pertanyaan
dengan benar dan tepat
Menanyakan materi yang
tidak dimengerti
Menjawab dan mengulang
kembai alat-alat yang telah
dijelaskan
Menyimak dan
mendengarkan
Menyimak dan bertanya
Menyimak
Menyimpulkan materi
dengan benar dan tepat
Menjawab Pertanyaan
Menjawab Salam
10 menit
5. D. Metode
Ceramah, tanya jawab dan demonstrasi.
E. Media, Alat dan Sumber
1. Media :
a. Leaflet.
.b LCD.
.c Flip Card
2. Alat :
a. Sarung tangan steril
b. Duk berlubang
c. Kassa steril, kapas, dan plester
d. Jarum pungsi lumbal No. 20 dan 22 beserta stylet
e. Antiseptik: povidon iodine dan alkohol 70%
f. Tabung reaksi untuk menampung cairan serebrospinal
g. Pengalas
h. Durameter
3. Setting Tempat
1) Posisi tempat duduk
2) Keterangan:
A = Mahasiswa
B = Penyuluh
C = Media
4. Sumber :
Ginsberg, Lionel. (2008). Lucture Notes: Neurologi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Mansjoer, Arif, et al. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta:
Media Aesculapius.
A A A A A A
B
C
6. Tucker, Susan Martin, et al. (2007). Standar Perawatan pasien: Perencanaan
Kolaboratif dan Intervensi Keperawatan. Jakarta: EGC.
Weiner, Howard L dan Lawrence P. Levitt. (2001). Buku Saku Neurologi.
Jakarta: EGC.
http://www.scribd.com/doc/119609960/Lumbal-pungsi
http://www.slideshare.net/derylstriker/asuhan-pasien-dengan-lumbal-pungsi
http://www.slideshare.net/farickin/lumbal-punksi
F. Evaluasi
1. Prosedur : Diberikan setelah akhir kegiatan penyuluhan.
2. Waktu : 10 menit.
3. Bentuk Soal : Lisan.
4. Jumlah Soal : 6 soal / pertanyaan.
5. Jenis Soal : Pertanyaan lisan.
Butir Soal
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Apa pengertian dari lumbal pungsi ?
2. Sebutkan 3 dari 4 indikasi dari pemasangan lumbal pungsi ?
3. Sebutkan 2 dari 3 kontraindikasi dari pemasangan lumbal pungsi ?
4. Sebutkan 4 dari 8 perawatan post lumbal pungsi ?
5. Sebutkan 3 dari 6 efek samping lumbal pungsi?
6. Sebutkan 4 dari 7 persiapan alat lumbal pungsi ?
Kunci Jawaban
1. Pengertian dari lumbal pungsi ?
upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan jarum kedalam
ruang subarachnoid antara lumbal III dan IV atau lumbal IV dan V.
2. Sebutkan 3 dari 4 indikasi dari pemasangan lumbal pungsi ?
a. Kejang
b. Koma
7. c. Kaku duduk dengan kesadaran menurun
d. Tuberkulosis milier
3. Sebutkan 2 dari 3 kontraindikasi dari pemasangan lumbal pungsi ?
a. Shock
b. Infeksi lokal di sekitar pungsi lumbal
c. Gangguan pembekuan darah yang belum terobati
4. Sebutkan 4 dari 8 perawatan post lumbal pungsi ?
a. Pertahankan tirah baring; pasien posisi telentang, posisikan kepala tempat
tidur datar selama 4 sampai 8 jam sesuai program, bila sakit kepala,
tinggikan tempat tidur 10 sampai 15 derajat di atas tempat tidur
b. Bantu dan ajarkan pasien untuk mengubah posisi dan napas dalam setiap 2
sampai 4 jam
c. Periksa TTV setiap 15 menit x 4, kemudian setiap jam x 4 jam
d. Kontrol nyeri sesuai program
5. Sebutkan 3 dari 6 efek samping lumbal pungsi?
a. Sakit kepala
b. Infeksi
c. Iritasi zat kimia pada selaput otak
6. Sebutkan 4 dari 7 persiapan alat lumbal pungsi ?
a. Sarung tangan steril
b. Duk berlubang
c. Kassa steril, kapas, dan plester
d. Jarum pungsi lumbal No. 20 dan 22 beserta stylet
8. Jakarta, september 2013
Dosen Pembimbing, Praktikan,
( Dra. Sri Warsini SKM ) ( Astri Wulan A )
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Lumbal fungsi adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan memasukan
jarum kedalam ruang subarakhnoid antara lumbal III dan IV atau lumbal IV dan V.
.
B. Tujuan
1. Mengukur tekanan cairan serebrospinal
2. Mengumpulkan cairan serebrospinal untuk diperiksa dalam rangka
menegakan diagnosis.
3. Menetapkan adanya bendungan aliran CSF
4. Memasukan zat kontras untuk pemeriksaan radiografi.
C. Indikasi
1. Kejang
9. 2. Koma
3. Kaku duduk dengan kesadaran menurun
4. Tuberkulosis milier
5. Meningitis
6. Sepsis
D. Kontra indikasi
.1 Shock
.2 Infeksi lokal di sekitar pungsi lumbal
.3 Gangguan pembekuan darah yang belum terobati
E. Perawatan post lumbal pungsi
1. Pertahankan tirah baring; pasien posisi telentang, posisikan kepala tempat
tidur datar selama 4 sampai 8 jam sesuai program, bila sakit kepala,
tinggikan tempat tidur 10 sampai 15 derajat di atas tempat tidur
2. Bantu dan ajarkan pasien untuk mengubah posisi dan napas dalam setiap 2
sampai 4 jam
3. Periksa TTV setiap 15 menit x 4, kemudian setiap jam x 4 jam
4. Kontrol nyeri sesuai program
5. Observasi tempat pungsi
6. Lanjutkan diet sesuai program
7. Dorong asupan cairan
8. Jelaskan pentingnya mempertahankan posisi kepala dan tubuh datar di
tempat tidur
F. Efek samping lumbal pungsi
Efek samping lumbal pungsi yang mungkin terjadi, antara lain :
1. Sakit kepala
2. Infeksi
3. Iritasi zat kimia pada selaput otak
4. Jarum pungsi patah
5. Herniasi
6. Tertusuknya saraf oleh jarum pungsi
G. Persiapan lumbal pungsi
1. Persiapan pasien
10. a. Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi
meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang
akan dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang
diperlukan untuk mengurangi hal tersebut
b. Meminta izin dari pasien/ keluarga dengan menandatangani formulir
kesediaan dilakukan tindakan lumbal pungsi
c. Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Persiapan alat
a. Sarung tangan steril
b. Duk berlubang
c. Kassa steril, kapas, dan plester
d. Jarum pungsi lumbal No. 20 dan 22 beserta stylet
e. Antiseptik: povidon iodine dan alkohol 70%
f. Tabung reaksi untuk menampung cairan serebrospinal
g. Pengalas
h. Durameter
3. Prosedur
1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh; dahi ditarik ke
arah lutut dan lutut ditarik ke arah dahi.
2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L3 dan L4 atau L4 dan L5
dengan menemukan garis potong sumbu kraniospinal (kolumna
vertebralis) dan garis antara kedua Spina Iskhiadika Anterior Superior
(SIAS) kiri dan kanan.
3. Lakukan tindakan antisepsis di kulit sekitar daerah pungsi radius 10 cm
dengan larutan povidon iodin diikuti dengan larutan alkohol 70% dan
tutup dengan duk steril.
4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari taman yang
telah memakai sarung tangan steril untuk menandai titik pungsi.
5. Tusukkan jarum spinal/stylet pada tempat yang ditentukan. Masukkan
jarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal
dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai menembus durameter.
6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan
aliran cairan yang lebih baik, jarum diputar hingga mulut jarum
mengarah ke kranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan.