際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT ALAT UKUR
Disusun Oleh:
SOFIA CHRISTINE SAMOSIR
RSA1C316011
Dosen Pengampuh:
FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
I. Judul : sound level meter
II. Tujuan : 1. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah kebisingan
2. Mengukur intensitas bunyi pada suatu kawasan
III. Landasan Teori
3.1 . Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang dilalui
gelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai
getaran yang merambat. Terkaitdengan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi
menjadi dua kelompok, gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan gelombang
longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarannya.
Persamaan gelombang memenuhi bentuk:
2

2
=
1
2
2

2
Bentuk umum persamaan tersebut adalah semua fungsi yang berebentuk
x (z,t)= x (z賊p). Bentuk yang cukup sederhana menggambarkan gelombang sinusoida
yaitu penyelesaian berbentuk:
( , ) = 基 ( 賊 ゐ + )
Pada waktu tertentu (t) misalkan t=0 dan pilih  = 0 , maka:
 ( , ) = sin 
Ini adalah persamaan sinusoida dengan jarak dari suatu fase ke fase lainnya diberikan oleh :
  ( , ) =
2

Jadi,  =
2

. (Satriawan,2007:97-98).
3.2. Jenis gelombang
Ada dua jenis gelombang apabila dibedakan berdasarkan arah getarnya yaitu:
a. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak
lurus.
V  motionof
the wave

Particle of the string
The hand movesthe stringupand the retuns,producing a transverse
This picture the medium is a string of rope under terision. If we give the left end a
smaal upward shake of wiggle. The wiggle travels along the length of the string. Succussive
section of string go through the same motion that we gave to the end, but at succussively
later times. Because the displecement of the medium are pespendicular or transverse to the
direction of the travel of the wave a long the medium, this is called a transverse
wave(Zemansky,2008:488).
b. Gelombang Longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya
sejajar.
This picture the piston moves tothe right, compressing the gas or liquid and then
returns. Producing a longitudinal wave in fig. The medium is a liquid or gas in the tube with
a rigid wall at the right and a moveable piston at the left end. If we give the piston a single
back and folth motion, displacement and pressure fluctiations of the medium are back and
forth along the same direction that the wave travels.
3.3 Gelombang bunyi
Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi timbul
karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel inilah yang
menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium tersebut. Dengan
demikian, bunyi hanya bisa merambar jika ada medium. Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat
merambat. Diudara bunyi merambat akibat getaran molekul-molekul udara. Di dalam zat padat
bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat padat. Di dalam zat
cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat cair.
   
Particle of the fluid
Longitudinal wave influid
As the wave passes,eachparticle of
the fluidmoves forwardandthenback,
parallel tothe motionof the wave it
self
Laju rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat laju
rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dalam zat cair cepat rambat bunyi lebih besar
daripada dalam gas(Abdullah,2006:423-424).
Tabel 3.1 Laju rambat bunyi di dalam beberapa molekul pada suhu 25.
Material Laju rambat bunyi (m/s)
Udara 343
Udara (0) 331
Helium 1005
Hidrogen 1300
Air 1440
Air laut 1560
Besi dan baja 5000
Gelas 4500
Aluminium 5100
Kayu kertas 4000
Laju rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi dapat
di dekati dengan persamaan:
 = (331 + 0,6)/
Dengan T dalam ().
3.4 Kebisingan
Menurut (Yuliando,2012), kebisingan adalah semua suara/bunyi yang tidak
dikehendaki dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang ada pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan ganguan pendengaran. Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, dibagi
atas :
1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif
tetap dalam batas kurang lebih 6dBA untuk periode 0,5 detik berturut-
turut, misalnya : angin, mesinm dan kipas.
2. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga
relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja .
seperti pada frekuensi 500Hz, 1000Hz dan 4000Hz, misalnya gasing
serkulerdan katup gas.
3. Bising terputus-putus (intermittent). Bising disini tidak terjadi secara
terus-menerus, misalnya suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan
terbang.
Menurut (Muhammad Isran Ramli, dalam Kep-48/Meniti/1996), ambang batas
kebisingan menurut dapertemen lingkungan hidup .
Tebel 3.2. Ambang Batas Kebisingan Lingkungan hidup
Pembentukan kawasan lingkungan
kegiatan
Tingkat kebisingan (dBA)
A. Pembentukan kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55 dBA
2. Perdagangan dan jasa 70 Dba
3. Perkantoran dan perdagangan 65 dBA
4. Ruang terbuka hijau 50 dBA
5. Industri 70 dBA
6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60 dBA
7. Khusus
Stasiun kereta api* 70 dBA
Pelabuhan laut
Cagar budaya 60 dBA
B. Lingkungan kegiatan
1. Rumah sakit dan sejenisnya 55 dBA
2. Sekolah dan sejenisnya 55 dBA
3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55 dBA
Alat ukur kebisingan yang paling sering digunakan untuk mengukur kebisangan
yaitu SLM (sound level meter). Sound level meter terdiri dari microfon, amplifier,
wheigthing network dan layar (display) dalam satuan desiBell(dB). Lainnya dapat berupa
manual yang ditujukkan dengan jarum dan angka seperti halnya pada jarum manual, ataupun
berupa layar digital.
Cara menggunakan sound level meter ialah :
a. Persiapan alat
1. Pasang baterai pada tempatnya
2. Tekan tombol power
3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan
baik atau tidak
4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai
dengan angka kalibrator
b. Pengukuran
1. Pilih selektor pada posisi :
Fast : untuk jenis kebisingan kontinu
Slow : untuk kebisingan terputus-putus
2. Pilih weighting network atau pembobotan
IV. Alat dan Bahan
1. Sound level meter
2. Stopwatch
3. Sumber bunyi
V. Prosedur kerja
1. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi dengan jarak
30cm dari sound level meter
2. Lakukanlah langkah a sebanyak 5kali, catat hasil pengukuran, ketidakpastian
relatif serta ketidakpastian mutlak dari percobaan tersebut.
3. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan dari suatu sampel kawasan
4. Lakukanlah perhitungan tingkat kebisingan oleh kawasan percobaan selama 15
menit dengan skala waktu selama 3 menit sesuai tabel yang diberikan.
VI. Hasil dan Pembahasan
6.1 Hasil
1. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah sumber bunyi
No Jarak sumber
bunyi (cm)
Intensitas bunyi
(dB)
1 30cm 79,3 dB
2 30cm 88,1 dB
3 30cm 82,4 dB
4 30cm 81,4 dB
5 30cm 85,0 dB
2. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah kawasan
No Waktu(menit) Intensitas bunyi (dB)
1 1 menit 79,6 dB
2 2 menit 82,6 dB
3 3 menit 78,8 dB
4 4 menit 79,9 dB
5 5 menit 81,7 dB
6 6 menit 97,0 dB
7 7 menit 80,2 dB
8 8 menit 78,1 dB
9 9 menit 91,8 dB
10 10 menit 85,9 dB
11 11 menit 81,6 dB
12 12 menit 82,0 dB
13 13 menit 81,0 dB
14 14 menit 86,9 dB
15 15 menit 101,6 dB
6.2 Pembahasan
Pada percobaan sound level meter yang bertujuan untuik mengukur intensitas bunyi
yang bersumber dari sebuah kebisingan. Sumber bunyi yang kita gunakan ialah suara dari
handphone, dan mengukur intensitas bunyi dari sebuah kawasan dalam waktu tertentu. Kawasan
yang kita gunakan ialah kantin di lantai dasar fakultas sains dan teknologi. Adapun alat dan
bahan yang kita perlukan ialah sound level meter, sumber kebisingan dan stopwatch. Prosedur
kerja yang harus kita lakukan ialah diawali dengan mengukur intensitas bunyi dari sumber
bunyi handphone. Prtama kita atur tombol-tombol pada sound level meter, yaitu:
Arahkan tombol power ke ON
Arahkan tombol weighting ke C
Arahkan tombol response ke SLOW
Kita mengukur intensitas bunyi dengan sound level meter dengan jarak 30cm dari sumber buyi
yaitu handphone. Kita lakukan sebanyak 5 kali percobaan, yaitu :
Percobaan 1 = 79,3 dB
Percobaan 2 = 88,1 dB
Percobaan 3 = 82,4 dB
Percobaan 4 = 81,2 dB
Percobaan 5 = 85,0 dB
Dari 5 percobaan kita hitung nilai rata-rata intensitas yaitu:
Intensitas rata-rata=
79,3+88,1+82,4+81,2+85,0
5
=
416
5
= 83,2 dB
kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi dengan rumus
2
2 =  10/10
=1 secara matematis bisa dilihat di lampiran hitung.
a) 10. 107
b) 100. 107
c) 10. 107
d) 10. 107
e) 100. 107
Kemudian kita hitung nilai rata-rata tekanan bunyi yaitu:
2
$$
02 = {10+100+10+10+100}(107
)= 230. 107
Kita hitung niali tingkat tekanan bunyi tara-rata
  rata-rata = 10 log (
2
$$
02 ) = 93,6 dBA
Kita lanjutkan untuk menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus:
KR=
 
  $$
 100%
Dengan   = 10 log 2/

= 90,4 dBA
Maka, KR= 96%
Nilai ketidakpastian mutlak
Km=
瑞
瑞$$
= 0,96
Setelah selesai pada percobaan kami lanjutkan untuk percobaan ke-2 yaitu: pengukuran
intensitas bunyi dikawasan lantai dasar FST. Intensitas kita ukur dengan waktu 1 menit dalam
durasi waktu 15 menit. Dimenit pertama sampai menit ke limabelas secara berturut-turut yaitu:
79,6dB.82,6dB.82,6dB.79,9dB.81,7dB.97,0dB.80,2dB.78,1dB.91,8dB.85,9dB.81,6dB.82,0dB.81,0
dB.86,9dB. Dan 101,6dB. Dari hasil yang diperoleh kita dapat menggambarkan mahasiswa/i berlalu
lalang dengan kebisingan cukup ribut. Ada orang yang pergi dan datang sehungga intensitas bunyi
tidak selalu meningkat atau selalu menurun. Nilai intensitas bunyi naik, turun sesuai denga jumlah
mahaiswa/i disana. Dari data yang diperoleh kita dapat hitung nilai rata-rata intensitas buyi yaitu:
Intensitas rata-rata =
79,6+82,6+82,6+79,9+81,7+97,0+80,2+78,1+.91,8+85,9+81,6+82,0+81,0+86,9+101 ,6
15
=84,5 dB
Kita lanjutkan untuk menghitung nilai tingkat tekanan bunyi pada kebisingan suatu kawasan dengan
rumus
2
2 =  10/10
=1 perhitungan secara matematis dapat dilihat di lampiran hitung
a) 10. 107
b) 10. 107
c) 10. 107
d) 10. 107
e) 10. 107
f) 100. 107
g) 10. 107
h) 10. 107
i) 100. 107
j) 100. 107
k) 10. 107
l) 10. 107
m) 10. 107
n) 100. 107
o) 1000. 107
Lalu kita hitung niali rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan , dengan rumus :
2
$$
02 ={10+10+10+10+10+100+10+10+100+100+10+10+10+100+1000}(107
)
= 1500. 107
Kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi rata-rata
  rata-rata = 10 log (
2
$$
02 )= 101,7. dBA
Kita lanjutkan menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus:
KR=
 
  $$
 100%
Dengan   = 10 log 2/

= 90,4 dBA
Maka KR = 96%
Niali ketidakpastian mutlak ialah
Km=
瑞
瑞$$
= 0,96
Dari kedua percobaan kita mendapatkan nialai ketidakpastian relative sama dengan nilai
ketidakpastian mutlak KR=Km
Grafik
VII. Kesimpulan
Melalui percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sound level meter dapat digunalan untuk mengukur intensitas bunyi dari suatu
sumber. Satuan untuk intensita bunyi ialah waat/m^2 dan Tafar intensitas bunyi
ialah dB.
2. Intesitas bunyi pada suatu kawasan bergantung pada kondisi kawasan sampel.
Intensitas bunyi diukur dengan sound level meter juga bergantung pada cuaca di
kawasan sampel seperti hujan.
0
20
40
60
80
100
120
1 2 3 4 5 6
intesitas bunyi
Column1
Column2
VIII. Analisis Data
a) Menghitung tekanan bunyi pada kebisingan
2
2 =  10/10
=1
b) Menghitung nilai rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan
2
$$
02 =  10/10
=1
c) Menghitung nilai tekanan bunyi
  rata-rata = 10 log (
2
$$
02 )
d) Ketidakpastian relative
KR=
 
  $$
 100%
e) Ketidakpastian mutlak
Km=
瑞
瑞$$
IX. Lampiran Hitung
1. Lampiran hitung intensitas bunyi dari sumber bunyi
a)
12
2 = 1079,3/10 = 10. 107
b)
22
2 = 1088,1/10 = 100. 107
c)
22
2 = 1082,4/10 = 10. 107
d)
22
2 = 1081,2/10 = 10. 107
e)
22
2 = 1085,0/10 = 100. 107
2. Nilai rata-rata tekanan bunyi pada kebisingan
2
$$
02 = {10+100+10+10+100}(107
)
= 230. 107
3. Nilai tekanan bunyi rata-rata
  rata-rata = 10 log (
2
$$
02 )
= 10  230.107
= 10  2,3 . 109
= 10 (0,36) + 90
= 93,6 dBA
2. IntensitasBunyi Pada Suatu Kawasan
a. TekananBunyi
1.
1
2
0
2 = 10
1
10
= 10
79,6
10
= 107,96 = 10107
2.
2
2
0
2 = 10
1
10
= 10
82,6
10
= 108,26 = 10107
3.
3
2
0
2 = 10
1
10
= 10
78,8
10
= 107,88 = 10107
4.
4
2
0
2 = 10
1
10
= 10
79,9
10
= 107,99 = 10107
5.
5
2
0
2 = 10
1
10
= 10
81,7
10
= 108,17 = 10107
6.
6
2
0
2 = 10
1
10
= 10
78,4
10
= 107,84 = 10107
7.
7
2
0
2 = 10
1
10
= 10
91,8
10
= 109,18 = 100107
8.
8
2
0
2 = 10
1
10
= 10
97,0
10
= 109,7 = 100107
9.
9
2
0
2 = 10
1
10
= 10
50,2
10
= 105,02 = 10107
10.
10
2
0
2 = 10
1
10
= 10
85,9
10
= 108,59 = 100107
11.
11
2
0
2 = 10
1
10
= 10
81,6
10
= 108,16 = 10107
12.
12
2
0
2 = 10
1
10
= 10
8,2
10
= 100,82 = 10107
13.
13
2
0
2 = 10
1
10
= 10
8,1
10
= 100,81 = 10107
14.
14
2
0
2 = 10
1
10
= 10
86,9
10
= 108,69 = 100107
15.
15
2
0
2 = 10
1
10
= 10
101,6
10
= 1010,16 = 100107
b. Nilai rata-ratatekananbunyi padakebisingan.
2 $  $
0
2 = 1500 107
c. Nilai kecepatan bunyi rata  rata
Lp rata  rata = 10 log (
2 $$
2
)
= 10 log 1500 . 107
= 10 log 109
= 11,7 + 90
= 101,7 dBA.
d. Nilai ketidakpastian relatif
KR = LP  100 %
LP Rata  rata
= 90,4 Dba  100 %
101,7 dBA
= 0,88  100 %
= 88 %.
LP = 10 log (
2
 )
= 10 log (110.107)
= 10 log (1,1) 109
= 10 (0,04) + 90
= 0,4 + 90
= 90,4 dBA .
e. Nilai ketidakpastian mutlak
KM = LP
LP Rata  rata
= 90,4 dBA
101,7 dBA
= 0,88.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. 2006. Diktat kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan Bersam ITB. Bandung:ITB.
Satriawan, M. 2007. Fisika Dasar . Bandung : ITB.
Zemansky dan Sears.2008. University Physics. United State:Pearson Education
Ramli, M Isran. 2014. Jurnal ilmiah. Hubungan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran
Pekerja Laundry kota Makasar.No.48. Vol. 5. 2014.
Yuliando, D Try. 2012. Jurnal Teknik Lingkungan. Kebisingan. No.47.Vol.6.2012
XI.LAMPIRAN GAMBAR
Pengukuran kebisingan pada satu sumber bunyi (dari hp) dengan jarak 30cm.
Pengukuran kebisingan pada satu kawasan dengan
durasi tertentu.

More Related Content

What's hot (20)

Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Said Muhammad
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Thonce Thesia
Modul praktikum
Modul praktikumModul praktikum
Modul praktikum
Anafi MinMahddun
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
Muhamad Imam Khairy
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Joy Irman
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
Hotnida D'kanda
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
Keylala Hawkins
LIMBAH PADAT
LIMBAH PADATLIMBAH PADAT
LIMBAH PADAT
Mawar 99
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
Inha Rusdy
Uji Beda Dua Mean Dependen
Uji Beda Dua Mean DependenUji Beda Dua Mean Dependen
Uji Beda Dua Mean Dependen
mirzal tawi
konsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udarakonsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udara
poltekkes bandung
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
fahmi_barry
Teknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bodTeknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bod
Fahrul Islam islam
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
tristyanto
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
Muhamad Imam Khairy
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
Muhamad Imam Khairy
Evaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEvaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdal
Eka Iriadenta
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkungan
guestcb0db
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
danivita
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling AirCara Pengambilan Sampel Sampling Air
Cara Pengambilan Sampel Sampling Air
Said Muhammad
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Epidemiologi kesehatan-lingkungan1
Thonce Thesia
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
SNI 19-7119.3-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 3: Cara Uji Partikel Tersusp...
Muhamad Imam Khairy
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaSistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Kimia
Joy Irman
Parameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udaraParameter kualitas dan analisis udara
Parameter kualitas dan analisis udara
Hotnida D'kanda
Jenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasiJenis tanaman fitoremediasi
Jenis tanaman fitoremediasi
Keylala Hawkins
LIMBAH PADAT
LIMBAH PADATLIMBAH PADAT
LIMBAH PADAT
Mawar 99
Penyediaan air bersih
Penyediaan air bersihPenyediaan air bersih
Penyediaan air bersih
Inha Rusdy
Uji Beda Dua Mean Dependen
Uji Beda Dua Mean DependenUji Beda Dua Mean Dependen
Uji Beda Dua Mean Dependen
mirzal tawi
konsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udarakonsep dasar fisika udara
konsep dasar fisika udara
poltekkes bandung
Laporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvasLaporan praktikum hvas
Laporan praktikum hvas
fahmi_barry
Teknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bodTeknik pengambilan sampel bod
Teknik pengambilan sampel bod
Fahrul Islam islam
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
tristyanto
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan KelasPP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Kriteria Air Berdasarkan Kelas
Muhamad Imam Khairy
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.9-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 9: Penentuan Lokasi Pengambi...
Muhamad Imam Khairy
Evaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdalEvaluasi dampak amdal
Evaluasi dampak amdal
Eka Iriadenta
Pengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik LingkunganPengantar Teknik Lingkungan
Pengantar Teknik Lingkungan
guestcb0db
Laporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi TikusLaporan Identifikasi Tikus
Laporan Identifikasi Tikus
danivita

Similar to SOUND LEVEL METER (20)

Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannyaPencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
diahpermatasari28
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
Widya arsy
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
Hery Andy
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi
Nurisa1297
Laporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi
Laporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung ResonansiLaporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi
Laporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi
Revika Nurul Fadillah
PPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptx
PPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptxPPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptx
PPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptx
ZAINALZAIN5
Praktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti sPraktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti s
valentinafebriyantii
Gelombang bunyi
Gelombang bunyiGelombang bunyi
Gelombang bunyi
nurulqomariyah33
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
ivanalaily1
Soal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyiSoal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyi
Fadilah Akbar
Dasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audioDasar-dasar sinyal audio
Dasar-dasar sinyal audio
Punia Sastra Foundation
Bab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audioBab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audio
Eko Supriyadi
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahPraktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Gracella Maydah
Akustik modul-6
Akustik modul-6Akustik modul-6
Akustik modul-6
Aulia Try Atmojo
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
Hisbulloh Huda
Materi Fisika Umum Getaran-dan-Gelombang.ppt
Materi Fisika Umum Getaran-dan-Gelombang.pptMateri Fisika Umum Getaran-dan-Gelombang.ppt
Materi Fisika Umum Getaran-dan-Gelombang.ppt
Sma Tut Wuri Handayani Makassar
Diktat fisika 12 bunyi
Diktat fisika 12   bunyiDiktat fisika 12   bunyi
Diktat fisika 12 bunyi
SMANEGERIWOLULAS
Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3
Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3
Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3
didhaandiniputri89
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannyaPencemaran kebisingan dan pengendaliannya
Pencemaran kebisingan dan pengendaliannya
diahpermatasari28
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
Widya arsy
Chapter ii 2
Chapter ii 2Chapter ii 2
Chapter ii 2
Hery Andy
Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi Bab 2 gelombang bunyi
Bab 2 gelombang bunyi
Nurisa1297
Laporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi
Laporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung ResonansiLaporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi  dalam Dawai dan Tabung Resonansi
Laporan Praktikum Fisika Cepat Rambat Bunyi dalam Dawai dan Tabung Resonansi
Revika Nurul Fadillah
PPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptx
PPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptxPPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptx
PPT_GETARAN_ZAINALNNNNNNNNNNNNNNNNNN.pptx
ZAINALZAIN5
Praktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti sPraktikum resonansi valentina febriyanti s
Praktikum resonansi valentina febriyanti s
valentinafebriyantii
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN  BISING rev_fix.pptxPENGUKURAN  BISING rev_fix.pptx
PENGUKURAN BISING rev_fix.pptx
ivanalaily1
Soal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyiSoal gelombang bunyi
Soal gelombang bunyi
Fadilah Akbar
Bab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audioBab 1 dasar dasar sinyal audio
Bab 1 dasar dasar sinyal audio
Eko Supriyadi
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella MaydahPraktikum Resonansi Gracella Maydah
Praktikum Resonansi Gracella Maydah
Gracella Maydah
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
latihan soal Gelombang   MTSN   4 jombanglatihan soal Gelombang   MTSN   4 jombang
latihan soal Gelombang MTSN 4 jombang
Hisbulloh Huda
Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3
Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3
Akustik Perikanan dan Kelautan Pertemuan ke 3
didhaandiniputri89

Recently uploaded (20)

KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
Kanaidi ken
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
ssuser327180
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Pelatihan *"PTK 007 (Rev-5 Thn 2023) + Perhitungan...
Kanaidi ken
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKASOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
SOAL LATIHAN PJOK KELAS 4 SD KURIKULUM MERDEKA
azizwidyamukti02
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdfRandom Number Generator Teknik Simulasi.pdf
Random Number Generator Teknik Simulasi.pdf
PratamaYulyNugraha
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
keutamaanDiskusi kelompok berlangsung dengan baik, dengan setiap siswa merasa...
ssuser327180
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700

SOUND LEVEL METER

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM ALAT ALAT UKUR Disusun Oleh: SOFIA CHRISTINE SAMOSIR RSA1C316011 Dosen Pengampuh: FIBRIKA RAHMAT BASUKI, S.Pd., M.Pd. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA PGMIPA-U JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2017
  • 2. I. Judul : sound level meter II. Tujuan : 1. Mengukur intensitas bunyi yang dihasilkan pada sebuah kebisingan 2. Mengukur intensitas bunyi pada suatu kawasan III. Landasan Teori 3.1 . Gelombang Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang dilalui gelombang terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai getaran yang merambat. Terkaitdengan arah getar dan arah rambatnya, gelombang dibagi menjadi dua kelompok, gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang transversal arah rambatnya tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkan gelombang longitudinal arah rambatnya searah dengan arah getarannya. Persamaan gelombang memenuhi bentuk: 2 2 = 1 2 2 2 Bentuk umum persamaan tersebut adalah semua fungsi yang berebentuk x (z,t)= x (z賊p). Bentuk yang cukup sederhana menggambarkan gelombang sinusoida yaitu penyelesaian berbentuk: ( , ) = 基 ( 賊 ゐ + ) Pada waktu tertentu (t) misalkan t=0 dan pilih = 0 , maka: ( , ) = sin Ini adalah persamaan sinusoida dengan jarak dari suatu fase ke fase lainnya diberikan oleh : ( , ) = 2 Jadi, = 2 . (Satriawan,2007:97-98). 3.2. Jenis gelombang Ada dua jenis gelombang apabila dibedakan berdasarkan arah getarnya yaitu: a. Gelombang transversal Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya tegak lurus. V motionof the wave Particle of the string The hand movesthe stringupand the retuns,producing a transverse
  • 3. This picture the medium is a string of rope under terision. If we give the left end a smaal upward shake of wiggle. The wiggle travels along the length of the string. Succussive section of string go through the same motion that we gave to the end, but at succussively later times. Because the displecement of the medium are pespendicular or transverse to the direction of the travel of the wave a long the medium, this is called a transverse wave(Zemansky,2008:488). b. Gelombang Longitudinal Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambat dan arah getarnya sejajar. This picture the piston moves tothe right, compressing the gas or liquid and then returns. Producing a longitudinal wave in fig. The medium is a liquid or gas in the tube with a rigid wall at the right and a moveable piston at the left end. If we give the piston a single back and folth motion, displacement and pressure fluctiations of the medium are back and forth along the same direction that the wave travels. 3.3 Gelombang bunyi Bunyi adalah gelombang mekanik yang merambat dalam medium. Bunyi timbul karena getaran partikel-partikel penyusun medium. Getaran partikel-partikel inilah yang menyebabkan energi yang berasal dari sumber bunyi merambat dalam medium tersebut. Dengan demikian, bunyi hanya bisa merambar jika ada medium. Dalam ruang hampa bunyi tidak dapat merambat. Diudara bunyi merambat akibat getaran molekul-molekul udara. Di dalam zat padat bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat padat. Di dalam zat cair bunyi merambat akibat getaran atom-atom atau partikel-partikel penyusun zat cair. Particle of the fluid Longitudinal wave influid As the wave passes,eachparticle of the fluidmoves forwardandthenback, parallel tothe motionof the wave it self
  • 4. Laju rambat bunyi berbeda dalam material yang berbeda. Dalam zat padat laju rambat bunyi lebih besar daripada dalam zat cair. Dalam zat cair cepat rambat bunyi lebih besar daripada dalam gas(Abdullah,2006:423-424). Tabel 3.1 Laju rambat bunyi di dalam beberapa molekul pada suhu 25. Material Laju rambat bunyi (m/s) Udara 343 Udara (0) 331 Helium 1005 Hidrogen 1300 Air 1440 Air laut 1560 Besi dan baja 5000 Gelas 4500 Aluminium 5100 Kayu kertas 4000 Laju rambat bunyi dipengaruhi oleh suhu. Kebergantungan laju rambat bunyi dapat di dekati dengan persamaan: = (331 + 0,6)/ Dengan T dalam (). 3.4 Kebisingan Menurut (Yuliando,2012), kebisingan adalah semua suara/bunyi yang tidak dikehendaki dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang ada pada tingkat tertentu dapat menimbulkan ganguan pendengaran. Berdasarkan sifat dan spektrum frekuensi bunyi, dibagi atas : 1. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang luas. Bising ini relatif tetap dalam batas kurang lebih 6dBA untuk periode 0,5 detik berturut- turut, misalnya : angin, mesinm dan kipas. 2. Bising kontinu dengan spektrum frekuensi yang sempit. Bising ini juga relatif tetap, akan tetapi ia hanya mempunyai frekuensi tertentu saja . seperti pada frekuensi 500Hz, 1000Hz dan 4000Hz, misalnya gasing serkulerdan katup gas.
  • 5. 3. Bising terputus-putus (intermittent). Bising disini tidak terjadi secara terus-menerus, misalnya suara lalu lintas dan kebisingan di lapangan terbang. Menurut (Muhammad Isran Ramli, dalam Kep-48/Meniti/1996), ambang batas kebisingan menurut dapertemen lingkungan hidup . Tebel 3.2. Ambang Batas Kebisingan Lingkungan hidup Pembentukan kawasan lingkungan kegiatan Tingkat kebisingan (dBA) A. Pembentukan kawasan 1. Perumahan dan pemukiman 55 dBA 2. Perdagangan dan jasa 70 Dba 3. Perkantoran dan perdagangan 65 dBA 4. Ruang terbuka hijau 50 dBA 5. Industri 70 dBA 6. Pemerintahan dan fasilitas umum 60 dBA 7. Khusus Stasiun kereta api* 70 dBA Pelabuhan laut Cagar budaya 60 dBA B. Lingkungan kegiatan 1. Rumah sakit dan sejenisnya 55 dBA 2. Sekolah dan sejenisnya 55 dBA 3. Tempat ibadah dan sejenisnya 55 dBA Alat ukur kebisingan yang paling sering digunakan untuk mengukur kebisangan yaitu SLM (sound level meter). Sound level meter terdiri dari microfon, amplifier, wheigthing network dan layar (display) dalam satuan desiBell(dB). Lainnya dapat berupa manual yang ditujukkan dengan jarum dan angka seperti halnya pada jarum manual, ataupun berupa layar digital. Cara menggunakan sound level meter ialah : a. Persiapan alat 1. Pasang baterai pada tempatnya 2. Tekan tombol power
  • 6. 3. Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam keadaan baik atau tidak 4. Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai dengan angka kalibrator b. Pengukuran 1. Pilih selektor pada posisi : Fast : untuk jenis kebisingan kontinu Slow : untuk kebisingan terputus-putus 2. Pilih weighting network atau pembobotan IV. Alat dan Bahan 1. Sound level meter 2. Stopwatch 3. Sumber bunyi V. Prosedur kerja 1. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan oleh suatu sumber bunyi dengan jarak 30cm dari sound level meter 2. Lakukanlah langkah a sebanyak 5kali, catat hasil pengukuran, ketidakpastian relatif serta ketidakpastian mutlak dari percobaan tersebut. 3. Ukurlah intensitas bunyi yang dikeluarkan dari suatu sampel kawasan 4. Lakukanlah perhitungan tingkat kebisingan oleh kawasan percobaan selama 15 menit dengan skala waktu selama 3 menit sesuai tabel yang diberikan. VI. Hasil dan Pembahasan 6.1 Hasil 1. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah sumber bunyi No Jarak sumber bunyi (cm) Intensitas bunyi (dB) 1 30cm 79,3 dB 2 30cm 88,1 dB 3 30cm 82,4 dB 4 30cm 81,4 dB 5 30cm 85,0 dB
  • 7. 2. Pengukuran intensitas bunyi pada sebuah kawasan No Waktu(menit) Intensitas bunyi (dB) 1 1 menit 79,6 dB 2 2 menit 82,6 dB 3 3 menit 78,8 dB 4 4 menit 79,9 dB 5 5 menit 81,7 dB 6 6 menit 97,0 dB 7 7 menit 80,2 dB 8 8 menit 78,1 dB 9 9 menit 91,8 dB 10 10 menit 85,9 dB 11 11 menit 81,6 dB 12 12 menit 82,0 dB 13 13 menit 81,0 dB 14 14 menit 86,9 dB 15 15 menit 101,6 dB 6.2 Pembahasan Pada percobaan sound level meter yang bertujuan untuik mengukur intensitas bunyi yang bersumber dari sebuah kebisingan. Sumber bunyi yang kita gunakan ialah suara dari handphone, dan mengukur intensitas bunyi dari sebuah kawasan dalam waktu tertentu. Kawasan yang kita gunakan ialah kantin di lantai dasar fakultas sains dan teknologi. Adapun alat dan bahan yang kita perlukan ialah sound level meter, sumber kebisingan dan stopwatch. Prosedur kerja yang harus kita lakukan ialah diawali dengan mengukur intensitas bunyi dari sumber bunyi handphone. Prtama kita atur tombol-tombol pada sound level meter, yaitu: Arahkan tombol power ke ON Arahkan tombol weighting ke C Arahkan tombol response ke SLOW Kita mengukur intensitas bunyi dengan sound level meter dengan jarak 30cm dari sumber buyi yaitu handphone. Kita lakukan sebanyak 5 kali percobaan, yaitu : Percobaan 1 = 79,3 dB Percobaan 2 = 88,1 dB Percobaan 3 = 82,4 dB Percobaan 4 = 81,2 dB
  • 8. Percobaan 5 = 85,0 dB Dari 5 percobaan kita hitung nilai rata-rata intensitas yaitu: Intensitas rata-rata= 79,3+88,1+82,4+81,2+85,0 5 = 416 5 = 83,2 dB kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi dengan rumus 2 2 = 10/10 =1 secara matematis bisa dilihat di lampiran hitung. a) 10. 107 b) 100. 107 c) 10. 107 d) 10. 107 e) 100. 107 Kemudian kita hitung nilai rata-rata tekanan bunyi yaitu: 2 $$ 02 = {10+100+10+10+100}(107 )= 230. 107 Kita hitung niali tingkat tekanan bunyi tara-rata rata-rata = 10 log ( 2 $$ 02 ) = 93,6 dBA Kita lanjutkan untuk menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus: KR= $$ 100% Dengan = 10 log 2/ = 90,4 dBA Maka, KR= 96% Nilai ketidakpastian mutlak Km= 瑞 瑞$$ = 0,96 Setelah selesai pada percobaan kami lanjutkan untuk percobaan ke-2 yaitu: pengukuran intensitas bunyi dikawasan lantai dasar FST. Intensitas kita ukur dengan waktu 1 menit dalam durasi waktu 15 menit. Dimenit pertama sampai menit ke limabelas secara berturut-turut yaitu: 79,6dB.82,6dB.82,6dB.79,9dB.81,7dB.97,0dB.80,2dB.78,1dB.91,8dB.85,9dB.81,6dB.82,0dB.81,0 dB.86,9dB. Dan 101,6dB. Dari hasil yang diperoleh kita dapat menggambarkan mahasiswa/i berlalu lalang dengan kebisingan cukup ribut. Ada orang yang pergi dan datang sehungga intensitas bunyi tidak selalu meningkat atau selalu menurun. Nilai intensitas bunyi naik, turun sesuai denga jumlah mahaiswa/i disana. Dari data yang diperoleh kita dapat hitung nilai rata-rata intensitas buyi yaitu: Intensitas rata-rata = 79,6+82,6+82,6+79,9+81,7+97,0+80,2+78,1+.91,8+85,9+81,6+82,0+81,0+86,9+101 ,6 15 =84,5 dB
  • 9. Kita lanjutkan untuk menghitung nilai tingkat tekanan bunyi pada kebisingan suatu kawasan dengan rumus 2 2 = 10/10 =1 perhitungan secara matematis dapat dilihat di lampiran hitung a) 10. 107 b) 10. 107 c) 10. 107 d) 10. 107 e) 10. 107 f) 100. 107 g) 10. 107 h) 10. 107 i) 100. 107 j) 100. 107 k) 10. 107 l) 10. 107 m) 10. 107 n) 100. 107 o) 1000. 107 Lalu kita hitung niali rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan , dengan rumus : 2 $$ 02 ={10+10+10+10+10+100+10+10+100+100+10+10+10+100+1000}(107 ) = 1500. 107 Kita hitung nilai tingkat tekanan bunyi rata-rata rata-rata = 10 log ( 2 $$ 02 )= 101,7. dBA Kita lanjutkan menghitung nilai ketidakpastian relative dengan rumus: KR= $$ 100% Dengan = 10 log 2/ = 90,4 dBA Maka KR = 96% Niali ketidakpastian mutlak ialah Km= 瑞 瑞$$ = 0,96 Dari kedua percobaan kita mendapatkan nialai ketidakpastian relative sama dengan nilai ketidakpastian mutlak KR=Km
  • 10. Grafik VII. Kesimpulan Melalui percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Sound level meter dapat digunalan untuk mengukur intensitas bunyi dari suatu sumber. Satuan untuk intensita bunyi ialah waat/m^2 dan Tafar intensitas bunyi ialah dB. 2. Intesitas bunyi pada suatu kawasan bergantung pada kondisi kawasan sampel. Intensitas bunyi diukur dengan sound level meter juga bergantung pada cuaca di kawasan sampel seperti hujan. 0 20 40 60 80 100 120 1 2 3 4 5 6 intesitas bunyi Column1 Column2
  • 11. VIII. Analisis Data a) Menghitung tekanan bunyi pada kebisingan 2 2 = 10/10 =1 b) Menghitung nilai rata-rata tekanan bunyi pada suatu kebisingan 2 $$ 02 = 10/10 =1 c) Menghitung nilai tekanan bunyi rata-rata = 10 log ( 2 $$ 02 ) d) Ketidakpastian relative KR= $$ 100% e) Ketidakpastian mutlak Km= 瑞 瑞$$
  • 12. IX. Lampiran Hitung 1. Lampiran hitung intensitas bunyi dari sumber bunyi a) 12 2 = 1079,3/10 = 10. 107 b) 22 2 = 1088,1/10 = 100. 107 c) 22 2 = 1082,4/10 = 10. 107 d) 22 2 = 1081,2/10 = 10. 107 e) 22 2 = 1085,0/10 = 100. 107 2. Nilai rata-rata tekanan bunyi pada kebisingan 2 $$ 02 = {10+100+10+10+100}(107 ) = 230. 107 3. Nilai tekanan bunyi rata-rata rata-rata = 10 log ( 2 $$ 02 ) = 10 230.107 = 10 2,3 . 109 = 10 (0,36) + 90 = 93,6 dBA 2. IntensitasBunyi Pada Suatu Kawasan a. TekananBunyi 1. 1 2 0 2 = 10 1 10 = 10 79,6 10 = 107,96 = 10107 2. 2 2 0 2 = 10 1 10 = 10 82,6 10 = 108,26 = 10107 3. 3 2 0 2 = 10 1 10 = 10 78,8 10 = 107,88 = 10107 4. 4 2 0 2 = 10 1 10 = 10 79,9 10 = 107,99 = 10107 5. 5 2 0 2 = 10 1 10 = 10 81,7 10 = 108,17 = 10107 6. 6 2 0 2 = 10 1 10 = 10 78,4 10 = 107,84 = 10107 7. 7 2 0 2 = 10 1 10 = 10 91,8 10 = 109,18 = 100107 8. 8 2 0 2 = 10 1 10 = 10 97,0 10 = 109,7 = 100107 9. 9 2 0 2 = 10 1 10 = 10 50,2 10 = 105,02 = 10107 10. 10 2 0 2 = 10 1 10 = 10 85,9 10 = 108,59 = 100107
  • 13. 11. 11 2 0 2 = 10 1 10 = 10 81,6 10 = 108,16 = 10107 12. 12 2 0 2 = 10 1 10 = 10 8,2 10 = 100,82 = 10107 13. 13 2 0 2 = 10 1 10 = 10 8,1 10 = 100,81 = 10107 14. 14 2 0 2 = 10 1 10 = 10 86,9 10 = 108,69 = 100107 15. 15 2 0 2 = 10 1 10 = 10 101,6 10 = 1010,16 = 100107 b. Nilai rata-ratatekananbunyi padakebisingan. 2 $ $ 0 2 = 1500 107 c. Nilai kecepatan bunyi rata rata Lp rata rata = 10 log ( 2 $$ 2 ) = 10 log 1500 . 107 = 10 log 109 = 11,7 + 90 = 101,7 dBA. d. Nilai ketidakpastian relatif KR = LP 100 % LP Rata rata = 90,4 Dba 100 % 101,7 dBA = 0,88 100 % = 88 %. LP = 10 log ( 2 ) = 10 log (110.107) = 10 log (1,1) 109 = 10 (0,04) + 90 = 0,4 + 90 = 90,4 dBA . e. Nilai ketidakpastian mutlak KM = LP LP Rata rata = 90,4 dBA 101,7 dBA
  • 14. = 0,88. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. 2006. Diktat kuliah Fisika Dasar II Tahap Persiapan Bersam ITB. Bandung:ITB. Satriawan, M. 2007. Fisika Dasar . Bandung : ITB. Zemansky dan Sears.2008. University Physics. United State:Pearson Education Ramli, M Isran. 2014. Jurnal ilmiah. Hubungan Kebisingan dengan Gangguan Pendengaran Pekerja Laundry kota Makasar.No.48. Vol. 5. 2014. Yuliando, D Try. 2012. Jurnal Teknik Lingkungan. Kebisingan. No.47.Vol.6.2012
  • 15. XI.LAMPIRAN GAMBAR Pengukuran kebisingan pada satu sumber bunyi (dari hp) dengan jarak 30cm. Pengukuran kebisingan pada satu kawasan dengan durasi tertentu.