際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
MANAJEMEN MUTU DALAM PENDIDIKAN


A. Pendahuluan
Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategis dalam
upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas
merupakan salah satu pilar pembangunan bagi suatu bangsa melalui
pengembangan potensi individu. Karenanya, dapat dikatakan bahwa masa
depan suatu bangsa terletak pada mutu dan kualitas pendidikan yang
dilaksanakan.
Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan perhatian
yang serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah, maupun
masyarakat. Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang ini,
konsentarasi terhadap mutu dan kualitas bukan semata-mata tanggungjawab
sekolah dan pemerintah, tetapi merupakan sinergi antara berbagai komponen
termasuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus sadar dan
berkonsentrasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan
penjaminan mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan terencana
dalam bentuk manajemen mutu.
Manajemen mutu dalam pendidikan merupakan cara dalam mengatur
semua sumber daya pendidikan, yang diarahkan agar semua orang yang
terlibat di dalamnya melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan
berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan
jasa yang sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan.

B. Manajemen Mutu dalam Pendidikan
1. Konsep Dasar Manajemen Mutu
Istilah manajemen memiliki banyak arti, tergantung orang yang
mengartikannya. Menurut Moefti Wiriadihardja (1987: 30), manajemen
adalah mengarahkan/memimpin sesuatu daya usaha melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengkordinasian dan pengendalian sumber daya manusia dan bahan
ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Sedang Syafaruddin (2005: 42) mendefinisikan manajemen
sebagai suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang
dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien. Dari dua pengertian di atas, dapat
dipahami bahwa manajemen merupakan tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam sebuah organisasi dalam rangka
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan mutu, secara essensial digunakan untuk menujukkan
kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau
dikenakan kepada barang (product) dan/atau jasa (service) tertentu
berdasarkan pertimbangan obyektif atas bobot dan/atau kinerjanya (Aan
Komariah dan Cepi Triatna, 2005:9). Jasa/pelayanan atau produk tersebut
dikatakan bermutu apabila minimal menyamai bahkan melebihi harapan
pelanggan. Dengan demikian, mutu suatu jasa maupun barang selalu
berorientasi pada kepuasaan pelanggan. Apabila kata mutu digabungkan
dengan kata pendidikan, berarti menunjuk kepada kualitas product yang
dihasilkan lembaga pendidikan atau sekolah. Yaitu dapat diidentifikasi
dari banyaknya siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik
maupun yang lain, serta lulusannya relevan dengan tujuan (Aan Komariah
dan Cepi Tiratna, 2005: 8)
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen
mutu adalah suatu cara dalam mengelola suatu organisasi yang bersifat
komprehensif dan terintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan secara
terus menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi.
Sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan
mutu pekerjaan, memperbaiki prodiktivitas dan efisiensi melalui perbaikan
kinerja dan peningkatan mutu kerja agar menghasilkan produk yang
memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, manajemen mutu
bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku yang harus diikuti, melainkan
seperangkat prosedur proses untuk memperbaiki kinerja
dan meningkatkan mutu kerja (Mohammad Ali, 2007: 344).
Dalam manajemen produksi, ada suatu mekanisme penjaminan
agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu. Untuk itu
pengendalian mutu harus dilakukan sejak awal perencanaan. Apabila
pengendalian mutu dilakukan setelah produk dihasilkan bisa menghadapi
resiko terjadinya sejumlah produk yang tidak sesuai dengan standar yang
diharapkan. Dalam paradigma demikian, tujuan utama manajemen mutu
adalah untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam
proses produksi, dengan cara mengusahakan agar setiap langkah yang
dilaksankan selama proses produksi dapat berjalan sebaik-baiknya sesuai
standar. Dengan demikian, dalam manajemen mutu bukan sekedar
berupaya agar produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu, tetapi
lebih difokuskan pada bagaimana proses produksi bisa terlaksana dengan
baik, sesuai dengan prosedur yang seharusnya dilakukan. Dengan proses
produksi yang baik, tentu akan dapat menghasilkan produk yang baik pula.

2. Manajemen Mutu Pendidikan
Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan harapan dan
dambaan bagi setiap warga negara ini. Masyarakat, baik yang terorganisir
dalam suatu lembaga pendidikan, maupun orang tua/wali murid, sangat
berharap agar murid dan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang
bermutu agar kelak dapat bersaing dalam menjalani kehidupan. Untuk
menjawab harapan masyarakat tersebut, setiap lembaga pendidikan
hendaknya selalu berupaya agar pendidikan yang dikelolanya dapat
menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu produk yang dapat
memuaskan para pelanggan.
Praktek penyelenggaraan pendidikan dapat dikiyaskan dengan
proses produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk
yang dihasilkan lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu
lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai perusahaan jasa.
(Mohammad Ali, 2007: 346). Dari prespektif ini, mutu dan kualitas
layanan (jasa) yang dihasilkan merupakan ukuran mutu sebuah lembaga
pendidikan. Yaitu sejauh mana kepuasaan pelanggan terhadap jasa yang
dihasilkan.
Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu lembaga pendidikan
dapat diukur dari pelayanan yang diberkan oleh pengelola pendidikan
beserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar
mutu tertentu (Mulyasa, 2005: 226), bukan hanya dalam bentuk kualitas
lulusannya. Pendidikan yang bermutu tidak dapat hanya dilihat dari
kualitas lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan
mampu memenuhi dan melayani kebutuhan pelanggan sesaui dengan
standar mutu yang berlaku. Yang dimaksud pelanggan di sini adalah
pelanggan internal, yaitu guru dan tenaga kependidikan lainya, dan
pelanggan eksternal yaitu peserta didik dan pihak-pihak terkait di luar
lembaga pendidikan tersebut. Dengan demikian, sekolah dikatakan
bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi
harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang terkait
seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna
lulusan.
Untuk memberikan jaminan terahadap mutu dan kualitas, lembaga
pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh
pelanggannya. Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya
mensinergikan berbagai komponen untuk melaksanakan manajemen mutu
pendidikan yang dikelolanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi
kependidikan. Untuk itu, kerjasama dengan semua komponen sekolah
dalam manajemen harus menjadi prioritas. Komponen sekolah dimaksud
adalah para pendidik, karyawan, peserta didik, orang tua/wali, maupun
masyarakat.
Kerjasama dengan komponen sekolah dimaksudkan untuk
melibatkan dan memberdayakan mereka dalam proses organisasi baik
dalam pembuatan keputusan mupun pemecahan masalah. Oleh karena itu, pada saat ini
telah menggejala hampir di seluruh dunia sebuah cara untuk
meningkatkan mutu pendidikan yaitu school based management yang di
Indonesia dikenal dengan istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri untuk menggali,
mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan
mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada
masyarakat maupun pemerintah (Mulyasa, 2004: 24).
Hal ini merupakan salah satu bentuk pembaharuan pendidikan,
yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah untuk
meneyelenggarakan pendidikan agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan lingkungan. Kecuali pemberian kewenangan yang cukup besar
tersebut, pelaksanaan MBS juga memberikan beban pertanggungjawaban
pengelolaan sumber daya yang ada kepada sekolah yang bersangkutan.
Karena itu, MBS menekankan keterlibatan maksimal berbagai
pihak, sehingga menjamin partisipasi semua komponen pendidiikan yang
lebih luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang pendidikan.
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong komitmen mereka terhadap
penyelenggaraan pendidikan. Yang pada akhirnya akan mendukung
efektivitas dalam pencapaian tujuan sekolah. (Mulyasa, 2004: 26).
Keberhasilan manajemen mutu dalam dunia pendidikan (sekolah)
dapat diukur tingkat kepuasaan pelanggan. Sekolah dapat dikatakan
berhasil jika mampu memberikan layanan sesuai harapan pelanggan.
Menurut Depdiknas (1999), sebagaimana dikutip Syafaruddin (2005:
289), menyebutkan 4 (empat) hal yang merupakan cakupan keberhasilan
manajemen sekolah, yaitu :
a. Siswa puas dengan layanan sekolah, yaitu dengan pelajaran yang
diterima, perlakuan guru, pimpinan, puas dengan fasilitas yang
disediakan sekolah atau siswa menikmati situasi sekolah dengan baik.
b. Orang tua siswa merasa puas dengan layanan terhadap anaknya,
layanan yang diterimanya dengan laporan tentang perkembangan
kemajuan belajar anaknya dan program yang dijalankan sekolah
c. Pihak pemakai lulusan puas karena menerima lulusan dengan kualitas
tinggi dan sesuai harapan, dan
d. Guru dan karyawan puas dengan layanan sekolah, dalam bentuk
pembagian kerja, hubungan dan komunikasi antar guru/pimpinan,
karyawan, gaji/honor yang diterima dan pelayanan.

3. Pentingnya Manajemen Mutu dalam Pendidikan
Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah
membawa dampak pada pengelolaan pendidikan di daerah, dengan
diberlakukannya desentralisasi pendidikan. Dengan diberlakukannya
otonomi pendidikan, diharapkan akan berpengaruh positif terhadap
tumbuhnya lembaga pendidikan yang berkualitas. Setiap lembaga
pendidikan diharapkan mampu menggali sumber daya dan potensi daerah
berbasis keunggulan lokal.
Konsekuensi yang tidak bisa dihindarkan dari desentralisasi
pendidikan tersebut, karena budaya dan potensi daerah yang sangat
beragam, adalah lulusan yang bervariasi. Oleh karena itu, upaya
standarisasi mutu dan jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan
memenuhi standar mutu harus menjadi fokus perhatian dalam upaya
memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara nasional.
Mohammad Ali (2007: 342) memaparkan, bahwa untuk menjamin
terselenggaranya pendidikan sesuai dengan standar mutu, diperlukan
penilaian secara terus menerus dan berkesinambungan terhadap kelayakan
dan kinerja yang dilakukan dalam rangka melakukan pebaikan dan
peningkatan mutu sekolah. Penilaian terhadap kelayakan dan kinerja
secara berkesinambungan tesebut tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan
manajemen, khususnya manajemen mutu sekolah, yang mempunyai tujuan
utama mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam
proses produksi, dengan cara mengusahakan agar setiap langkah yang
dilaksankan selama proses produksi dapat berjalan sebaik-baiknya sesuai
standar.
Dari paparan di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa untuk
menjamin pelaksanaan standarisasi mutu dan kualitas pendidikan,
manajemen mutu mempunyai peranan penting. Sebab, kegiatan dalam
manajemen mutu bukan sekedar berupaya agar produk yang dihasilkan
memenuhi standar mutu, tetapi lebih difokuskan pada bagaimana proses
produksi bisa terlaksana dengan baik, sesuai dengan prosedur yang
seharusnya dilakukan agar dapat menghasilkan produk yang memuaskan
pelanggan, khususnya masyarakat pengguna jasa pendidikan.

C. Kesimpulan
Setelah melakuan kajian dan pembahasan tentang manajemen mutu
dalam pendidikan, berikut ini disampaikan kesimpulan-kesimpulan :
1. Manajemen mutu dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi resiko
terjadinya kesalahan dalam proses produksi, agar setiap langkah yang
dilaksankan selama proses produksi dapat berjalan dengan baik.
2. Pendidikan yang bermutu tidak dilihat hanya dari kualitas lulusannya,
tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi
dan melayani kebutuhan pelanggan sesaui dengan standar mutu yang
berlaku.
3. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu memberi
layanan sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta
didik, dan pihak-pihak lain yang terkait seperti orang tua, penyandang
dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna lulusan.
4. Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu diperukan
manajemen mutu dalam semua layanan kependidikan yang dilaksanakan.

KEPUSTAKAAN

Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,
2005.

Komariah, Aan dan Cepi Tiratna, Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Ali, Mohammad, Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Mohammad Ali,
Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W.
(Penyunting), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jilid II., Bandung:
Pedagogiana Press, h. 348.

Wiriadihardja, Moefti, Dimensi Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Balai
Pustaka, 1987.

Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cet. Ke-5., Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2005.
____________, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. Ke-7., Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2004.

More Related Content

What's hot (20)

Fungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahFungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolah
UmiNartabett
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
devi kumala sari
keterampilan Menulis.pptx
keterampilan Menulis.pptxketerampilan Menulis.pptx
keterampilan Menulis.pptx
LatifahAkmalliza1
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPANPPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
Rudi Salam Sinulingga
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
jhesica purba
Paradigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islamParadigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islam
Edwarn Abazel
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Andy Saputra
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPTManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Ghian Velina
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Setadewa Okreina
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen PendidikanUnsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
rizkiariandini
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Muhammad Bahrudin
Kel 7 straegi penentuan harga pasar
Kel 7 straegi penentuan harga pasarKel 7 straegi penentuan harga pasar
Kel 7 straegi penentuan harga pasar
Yenima27
Manajemen kurikulum ppt
Manajemen kurikulum pptManajemen kurikulum ppt
Manajemen kurikulum ppt
RAKartini
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahKepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Universitas PGRI
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
weny maniez
Evaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulaboh
Evaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulabohEvaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulaboh
Evaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulaboh
Henra Saputra Tanjung
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanPeran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Indah Lestari
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
Abdulr0hman
Pengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikanPengertian perencanaan pendidikan
Pengertian perencanaan pendidikan
Konstantinus Patisanga
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Jati Jakmania
Fungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolahFungsi manajemen berbasis sekolah
Fungsi manajemen berbasis sekolah
UmiNartabett
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAHPENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
PENGELOLAAN KURIKULUM SEKOLAH
devi kumala sari
keterampilan Menulis.pptx
keterampilan Menulis.pptxketerampilan Menulis.pptx
keterampilan Menulis.pptx
LatifahAkmalliza1
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPANPPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
PPT MUTU PENDIDIKAN DI MASA DEPAN
Rudi Salam Sinulingga
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
jhesica purba
Paradigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islamParadigma manajemen pendidikan islam
Paradigma manajemen pendidikan islam
Edwarn Abazel
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi PembelajaranSoal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Soal dan Kunci Jawaban Evaluasi Pembelajaran
Andy Saputra
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPTManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah PPT
Ghian Velina
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan Konsep sosio-antropologi pendidikan
Konsep sosio-antropologi pendidikan
Setadewa Okreina
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen PendidikanUnsur-unsur Manajemen Pendidikan
Unsur-unsur Manajemen Pendidikan
rizkiariandini
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan SumatifEvaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi Formatif dan Sumatif
Muhammad Bahrudin
Kel 7 straegi penentuan harga pasar
Kel 7 straegi penentuan harga pasarKel 7 straegi penentuan harga pasar
Kel 7 straegi penentuan harga pasar
Yenima27
Manajemen kurikulum ppt
Manajemen kurikulum pptManajemen kurikulum ppt
Manajemen kurikulum ppt
RAKartini
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala SekolahKepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Universitas PGRI
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
Landasan dalam pengembangan kurikulim filosofis, psikologus, sosial budaya da...
weny maniez
Evaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulaboh
Evaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulabohEvaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulaboh
Evaluasi diri pgsd stkip bina bangsa meulaboh
Henra Saputra Tanjung
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanPeran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Indah Lestari
Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan Sumber pendanaan pendidikan
Sumber pendanaan pendidikan
Abdulr0hman
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Jati Jakmania

Similar to Manajemen mutu dalam pendidikan (20)

Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
mahmudi moedy
Tqm
TqmTqm
Tqm
Pak Raes
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohManajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
mahmudi moedy
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanAdm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
ujangjm
Total qm in education 2
Total qm in education 2Total qm in education 2
Total qm in education 2
hermansw
PENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARU
PENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARUPENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARU
PENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARU
juhaeni762
Konsep total quality manajement
Konsep total quality manajementKonsep total quality manajement
Konsep total quality manajement
Jimmy Gaeck
Konsep total quality manajement
Konsep total quality manajementKonsep total quality manajement
Konsep total quality manajement
Jimmy Gaeck
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Joko Prasetiyo
Pembiayaan dan Kualitas LPI
Pembiayaan dan Kualitas LPIPembiayaan dan Kualitas LPI
Pembiayaan dan Kualitas LPI
anandita futikhatus
TQM
TQMTQM
TQM
Nigede tika
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
zahra_khusnul
Manajemen sekolah
Manajemen sekolahManajemen sekolah
Manajemen sekolah
Nawang Wulan
Manajemen Terpadu
Manajemen TerpaduManajemen Terpadu
Manajemen Terpadu
Mts Miftahussaadah
677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf
677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf
677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf
reifhahsan
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis SekolahManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Ghian Velina
Makalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikanMakalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikan
Muhammad Idris
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMakalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Muhammad Idris
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
SMKN 36 JAKARTA UTARA
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
mahmudi moedy
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumrohManajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
Manajemen pendidikan-islam deden makbuloh-jumroh
mahmudi moedy
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanAdm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
ujangjm
Total qm in education 2
Total qm in education 2Total qm in education 2
Total qm in education 2
hermansw
PENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARU
PENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARUPENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARU
PENDIDIKAN MODEL DINAS PENDIDIKAN TERBARU
juhaeni762
Konsep total quality manajement
Konsep total quality manajementKonsep total quality manajement
Konsep total quality manajement
Jimmy Gaeck
Konsep total quality manajement
Konsep total quality manajementKonsep total quality manajement
Konsep total quality manajement
Jimmy Gaeck
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Revitalisasi Peran Pengawas Sekolah Sebagai Quality Control Mutu Pendidikan. ...
Joko Prasetiyo
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
zahra_khusnul
Manajemen sekolah
Manajemen sekolahManajemen sekolah
Manajemen sekolah
Nawang Wulan
677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf
677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf
677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf
reifhahsan
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis SekolahManajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Ghian Velina
Makalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikanMakalah upaya peningkatan pendidikan
Makalah upaya peningkatan pendidikan
Muhammad Idris
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikanMakalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Makalah upaya peningkatan mutu pendidikan
Muhammad Idris
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikanStrategi peningkatan mutu layanan pendidikan
Strategi peningkatan mutu layanan pendidikan
SMKN 36 JAKARTA UTARA

More from Anan Nur (12)

Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Anan Nur
Kebutuhan manusia
Kebutuhan manusiaKebutuhan manusia
Kebutuhan manusia
Anan Nur
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSP
Anan Nur
Pelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBKPelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBK
Anan Nur
Pendidikan di indonesia pada masa penjajahan
Pendidikan di indonesia pada masa penjajahanPendidikan di indonesia pada masa penjajahan
Pendidikan di indonesia pada masa penjajahan
Anan Nur
Bd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasiBd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasi
Anan Nur
Bd05 statistik komparatif
Bd05 statistik komparatifBd05 statistik komparatif
Bd05 statistik komparatif
Anan Nur
Bd04 statistikdesktiptif
Bd04 statistikdesktiptifBd04 statistikdesktiptif
Bd04 statistikdesktiptif
Anan Nur
Bd03sampling
Bd03samplingBd03sampling
Bd03sampling
Anan Nur
Bd01 dataanalstat
Bd01 dataanalstatBd01 dataanalstat
Bd01 dataanalstat
Anan Nur
Bd00silabus statistik
Bd00silabus statistikBd00silabus statistik
Bd00silabus statistik
Anan Nur
Bd07rgeresi practice
Bd07rgeresi practiceBd07rgeresi practice
Bd07rgeresi practice
Anan Nur
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)
Anan Nur
Kebutuhan manusia
Kebutuhan manusiaKebutuhan manusia
Kebutuhan manusia
Anan Nur
Evaluasi KTSP
Evaluasi KTSPEvaluasi KTSP
Evaluasi KTSP
Anan Nur
Pelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBKPelaksanaan KBK
Pelaksanaan KBK
Anan Nur
Pendidikan di indonesia pada masa penjajahan
Pendidikan di indonesia pada masa penjajahanPendidikan di indonesia pada masa penjajahan
Pendidikan di indonesia pada masa penjajahan
Anan Nur
Bd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasiBd06 statistik korelasi
Bd06 statistik korelasi
Anan Nur
Bd05 statistik komparatif
Bd05 statistik komparatifBd05 statistik komparatif
Bd05 statistik komparatif
Anan Nur
Bd04 statistikdesktiptif
Bd04 statistikdesktiptifBd04 statistikdesktiptif
Bd04 statistikdesktiptif
Anan Nur
Bd03sampling
Bd03samplingBd03sampling
Bd03sampling
Anan Nur
Bd01 dataanalstat
Bd01 dataanalstatBd01 dataanalstat
Bd01 dataanalstat
Anan Nur
Bd00silabus statistik
Bd00silabus statistikBd00silabus statistik
Bd00silabus statistik
Anan Nur
Bd07rgeresi practice
Bd07rgeresi practiceBd07rgeresi practice
Bd07rgeresi practice
Anan Nur

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Tata Naipospos
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdfPPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
ListiawatiAMdKeb
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.pptPELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
PELAKSANAAN RPI MURID PENDIDIKAN KHASS.ppt
ALEENMPP
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Apakah daging tanpa tulang dan tanpa limfoglandula aman diperdagangkan? Ditje...
Tata Naipospos
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdfPanduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Panduan Entry Nilai Rapor untuk Operator SD_MI 2025.pptx (1).pdf
Fajar Baskoro
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
PPT CINTA BANGGA RUPIAH (memahami rupiah)
pinkypurpss
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptxPPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
PPT PAI-Kelompok 3-X MIPA 1-Sumber-sumber Hukum Islam (Ijtihad).pptx
SausanHidayahNova
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...
Dadang Solihin
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdfPPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
ListiawatiAMdKeb
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsLembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information Systems
Ainul Yaqin
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdfKUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
KUMPULAN CERPEN SMAN 2 MUARA BADAK KALIMANTAN TIMUR.pdf
PT. DUTA MEDIA PRESS
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1

Manajemen mutu dalam pendidikan

  • 1. MANAJEMEN MUTU DALAM PENDIDIKAN A. Pendahuluan Upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan titik strategis dalam upaya menciptakan pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas merupakan salah satu pilar pembangunan bagi suatu bangsa melalui pengembangan potensi individu. Karenanya, dapat dikatakan bahwa masa depan suatu bangsa terletak pada mutu dan kualitas pendidikan yang dilaksanakan. Untuk menjamin mutu dan kualitas pendidikan, diperlukan perhatian yang serius, baik oleh penyelenggaran pendidikan, pemerintah, maupun masyarakat. Sebab, dalam sistem pendidikan nasional sekarang ini, konsentarasi terhadap mutu dan kualitas bukan semata-mata tanggungjawab sekolah dan pemerintah, tetapi merupakan sinergi antara berbagai komponen termasuk masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus sadar dan berkonsentrasi terhadap peningkatan mutu pendidikan. Untuk melaksanakan penjaminan mutu tersebut, diperlukan kegiatan yang sistematis dan terencana dalam bentuk manajemen mutu. Manajemen mutu dalam pendidikan merupakan cara dalam mengatur semua sumber daya pendidikan, yang diarahkan agar semua orang yang terlibat di dalamnya melaksanakan tugas dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan sehingga menghasilkan jasa yang sesuai bahkan melebihi harapan pelanggan. B. Manajemen Mutu dalam Pendidikan 1. Konsep Dasar Manajemen Mutu Istilah manajemen memiliki banyak arti, tergantung orang yang mengartikannya. Menurut Moefti Wiriadihardja (1987: 30), manajemen adalah mengarahkan/memimpin sesuatu daya usaha melalui perencanaan, pengorganisasian, pengkordinasian dan pengendalian sumber daya manusia dan bahan ditujukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Sedang Syafaruddin (2005: 42) mendefinisikan manajemen sebagai suatu proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dari dua pengertian di atas, dapat dipahami bahwa manajemen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam sebuah organisasi dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan mutu, secara essensial digunakan untuk menujukkan kepada suatu ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenakan kepada barang (product) dan/atau jasa (service) tertentu berdasarkan pertimbangan obyektif atas bobot dan/atau kinerjanya (Aan Komariah dan Cepi Triatna, 2005:9). Jasa/pelayanan atau produk tersebut dikatakan bermutu apabila minimal menyamai bahkan melebihi harapan pelanggan. Dengan demikian, mutu suatu jasa maupun barang selalu
  • 2. berorientasi pada kepuasaan pelanggan. Apabila kata mutu digabungkan dengan kata pendidikan, berarti menunjuk kepada kualitas product yang dihasilkan lembaga pendidikan atau sekolah. Yaitu dapat diidentifikasi dari banyaknya siswa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun yang lain, serta lulusannya relevan dengan tujuan (Aan Komariah dan Cepi Tiratna, 2005: 8) Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu adalah suatu cara dalam mengelola suatu organisasi yang bersifat komprehensif dan terintegrasi yang diarahkan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan secara konsisten dan mencapai peningkatan secara terus menerus dalam setiap aspek aktivitas organisasi. Sasaran yang dituju dari manajemen mutu adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki prodiktivitas dan efisiensi melalui perbaikan kinerja dan peningkatan mutu kerja agar menghasilkan produk yang memuaskan atau memenuhi kebutuhan pelanggan. Jadi, manajemen mutu bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku yang harus diikuti, melainkan seperangkat prosedur proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja (Mohammad Ali, 2007: 344). Dalam manajemen produksi, ada suatu mekanisme penjaminan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar mutu. Untuk itu pengendalian mutu harus dilakukan sejak awal perencanaan. Apabila pengendalian mutu dilakukan setelah produk dihasilkan bisa menghadapi resiko terjadinya sejumlah produk yang tidak sesuai dengan standar yang diharapkan. Dalam paradigma demikian, tujuan utama manajemen mutu adalah untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam proses produksi, dengan cara mengusahakan agar setiap langkah yang dilaksankan selama proses produksi dapat berjalan sebaik-baiknya sesuai standar. Dengan demikian, dalam manajemen mutu bukan sekedar berupaya agar produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu, tetapi lebih difokuskan pada bagaimana proses produksi bisa terlaksana dengan baik, sesuai dengan prosedur yang seharusnya dilakukan. Dengan proses produksi yang baik, tentu akan dapat menghasilkan produk yang baik pula. 2. Manajemen Mutu Pendidikan Pendidikan yang bermutu dan berkualitas merupakan harapan dan dambaan bagi setiap warga negara ini. Masyarakat, baik yang terorganisir dalam suatu lembaga pendidikan, maupun orang tua/wali murid, sangat berharap agar murid dan anak-anak mereka mendapatkan pendidikan yang bermutu agar kelak dapat bersaing dalam menjalani kehidupan. Untuk menjawab harapan masyarakat tersebut, setiap lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya agar pendidikan yang dikelolanya dapat menghasilkan produk yang berkualitas, yaitu produk yang dapat memuaskan para pelanggan. Praktek penyelenggaraan pendidikan dapat dikiyaskan dengan proses produksi dalam sebuah perusahaan (industri). Hanya saja, produk yang dihasilkan lembaga pendidikan dalam bentuk jasa. Oleh karena itu
  • 3. lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai perusahaan jasa. (Mohammad Ali, 2007: 346). Dari prespektif ini, mutu dan kualitas layanan (jasa) yang dihasilkan merupakan ukuran mutu sebuah lembaga pendidikan. Yaitu sejauh mana kepuasaan pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan. Menurut Mulyasa, sebagai industri jasa, mutu lembaga pendidikan dapat diukur dari pelayanan yang diberkan oleh pengelola pendidikan beserta seluruh karyawan kepada para pelanggan sesuai dengan standar mutu tertentu (Mulyasa, 2005: 226), bukan hanya dalam bentuk kualitas lulusannya. Pendidikan yang bermutu tidak dapat hanya dilihat dari kualitas lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi dan melayani kebutuhan pelanggan sesaui dengan standar mutu yang berlaku. Yang dimaksud pelanggan di sini adalah pelanggan internal, yaitu guru dan tenaga kependidikan lainya, dan pelanggan eksternal yaitu peserta didik dan pihak-pihak terkait di luar lembaga pendidikan tersebut. Dengan demikian, sekolah dikatakan bermutu apabila mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna lulusan. Untuk memberikan jaminan terahadap mutu dan kualitas, lembaga pendidikan harus mengetahui dengan pasti apa yang dibutuhkan oleh pelanggannya. Lembaga pendidikan hendaknya selalu berupaya mensinergikan berbagai komponen untuk melaksanakan manajemen mutu pendidikan yang dikelolanya agar dapat menjalankan tugas dan fungsi kependidikan. Untuk itu, kerjasama dengan semua komponen sekolah dalam manajemen harus menjadi prioritas. Komponen sekolah dimaksud adalah para pendidik, karyawan, peserta didik, orang tua/wali, maupun masyarakat. Kerjasama dengan komponen sekolah dimaksudkan untuk melibatkan dan memberdayakan mereka dalam proses organisasi baik dalam pembuatan keputusan mupun pemecahan masalah. Oleh karena itu, pada saat ini telah menggejala hampir di seluruh dunia sebuah cara untuk meningkatkan mutu pendidikan yaitu school based management yang di Indonesia dikenal dengan istilah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pada sistem MBS, sekolah dituntut secara mandiri untuk menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber, baik kepada masyarakat maupun pemerintah (Mulyasa, 2004: 24). Hal ini merupakan salah satu bentuk pembaharuan pendidikan, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah untuk meneyelenggarakan pendidikan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan lingkungan. Kecuali pemberian kewenangan yang cukup besar tersebut, pelaksanaan MBS juga memberikan beban pertanggungjawaban pengelolaan sumber daya yang ada kepada sekolah yang bersangkutan. Karena itu, MBS menekankan keterlibatan maksimal berbagai
  • 4. pihak, sehingga menjamin partisipasi semua komponen pendidiikan yang lebih luas dalam perumusan-perumusan keputusan tentang pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong komitmen mereka terhadap penyelenggaraan pendidikan. Yang pada akhirnya akan mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan sekolah. (Mulyasa, 2004: 26). Keberhasilan manajemen mutu dalam dunia pendidikan (sekolah) dapat diukur tingkat kepuasaan pelanggan. Sekolah dapat dikatakan berhasil jika mampu memberikan layanan sesuai harapan pelanggan. Menurut Depdiknas (1999), sebagaimana dikutip Syafaruddin (2005: 289), menyebutkan 4 (empat) hal yang merupakan cakupan keberhasilan manajemen sekolah, yaitu : a. Siswa puas dengan layanan sekolah, yaitu dengan pelajaran yang diterima, perlakuan guru, pimpinan, puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah atau siswa menikmati situasi sekolah dengan baik. b. Orang tua siswa merasa puas dengan layanan terhadap anaknya, layanan yang diterimanya dengan laporan tentang perkembangan kemajuan belajar anaknya dan program yang dijalankan sekolah c. Pihak pemakai lulusan puas karena menerima lulusan dengan kualitas tinggi dan sesuai harapan, dan d. Guru dan karyawan puas dengan layanan sekolah, dalam bentuk pembagian kerja, hubungan dan komunikasi antar guru/pimpinan, karyawan, gaji/honor yang diterima dan pelayanan. 3. Pentingnya Manajemen Mutu dalam Pendidikan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah membawa dampak pada pengelolaan pendidikan di daerah, dengan diberlakukannya desentralisasi pendidikan. Dengan diberlakukannya otonomi pendidikan, diharapkan akan berpengaruh positif terhadap tumbuhnya lembaga pendidikan yang berkualitas. Setiap lembaga pendidikan diharapkan mampu menggali sumber daya dan potensi daerah berbasis keunggulan lokal. Konsekuensi yang tidak bisa dihindarkan dari desentralisasi pendidikan tersebut, karena budaya dan potensi daerah yang sangat beragam, adalah lulusan yang bervariasi. Oleh karena itu, upaya standarisasi mutu dan jaminan bahwa penyelenggaraan pendidikan memenuhi standar mutu harus menjadi fokus perhatian dalam upaya memelihara dan meningkatkan mutu pendidikan secara nasional. Mohammad Ali (2007: 342) memaparkan, bahwa untuk menjamin terselenggaranya pendidikan sesuai dengan standar mutu, diperlukan penilaian secara terus menerus dan berkesinambungan terhadap kelayakan dan kinerja yang dilakukan dalam rangka melakukan pebaikan dan peningkatan mutu sekolah. Penilaian terhadap kelayakan dan kinerja secara berkesinambungan tesebut tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan manajemen, khususnya manajemen mutu sekolah, yang mempunyai tujuan utama mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam proses produksi, dengan cara mengusahakan agar setiap langkah yang
  • 5. dilaksankan selama proses produksi dapat berjalan sebaik-baiknya sesuai standar. Dari paparan di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa untuk menjamin pelaksanaan standarisasi mutu dan kualitas pendidikan, manajemen mutu mempunyai peranan penting. Sebab, kegiatan dalam manajemen mutu bukan sekedar berupaya agar produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu, tetapi lebih difokuskan pada bagaimana proses produksi bisa terlaksana dengan baik, sesuai dengan prosedur yang seharusnya dilakukan agar dapat menghasilkan produk yang memuaskan pelanggan, khususnya masyarakat pengguna jasa pendidikan. C. Kesimpulan Setelah melakuan kajian dan pembahasan tentang manajemen mutu dalam pendidikan, berikut ini disampaikan kesimpulan-kesimpulan : 1. Manajemen mutu dimaksudkan untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya kesalahan dalam proses produksi, agar setiap langkah yang dilaksankan selama proses produksi dapat berjalan dengan baik. 2. Pendidikan yang bermutu tidak dilihat hanya dari kualitas lulusannya, tetapi juga mencakup bagaimana lembaga pendidikan mampu memenuhi dan melayani kebutuhan pelanggan sesaui dengan standar mutu yang berlaku. 3. Pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu memberi layanan sesuai atau bahkan melebihi harapan guru, karyawan, peserta didik, dan pihak-pihak lain yang terkait seperti orang tua, penyandang dana, pemerintah atau dunia kerja pengguna lulusan. 4. Untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu diperukan manajemen mutu dalam semua layanan kependidikan yang dilaksanakan. KEPUSTAKAAN Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005. Komariah, Aan dan Cepi Tiratna, Visionary Leadership, Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Ali, Mohammad, Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Mohammad Ali, Ibrahim, R., Sukmadinata, N.S., Sudjana, D., dan Rasjidin, W. (Penyunting), Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Jilid II., Bandung: Pedagogiana Press, h. 348. Wiriadihardja, Moefti, Dimensi Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Balai Pustaka, 1987. Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Cet. Ke-5., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005.
  • 6. ____________, Manajemen Berbasis Sekolah, Cet. Ke-7., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.