Teks tersebut memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi di Indonesia. Teks tersebut menjelaskan bahwa kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan masa depan. Teks tersebut juga menjelaskan komponen-komponen penting dari kurikulum berbasis kompetensi seperti kurikulum dan
Dokumen membandingkan perbedaan kurikulum 2004, 2006, dan 2013. Kurikulum 2004 berbasis kompetensi, 2006 memberi otonomi ke sekolah untuk mengembangkan kurikulum, sedangkan 2013 menekankan pada pengembangan sikap spiritual dan sosial siswa.
Dokumen tersebut berisi contoh rubrik penilaian kinerja sholat jenazah yang mencakup delapan aspek yang dinilai. Rubrik ini digunakan untuk menilai tiga siswa dalam melaksanakan sholat jenazah. Setiap aspek diberi skor satu sampai lima berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Jumlah skor kemudian dihitung untuk menentukan nilai akhir peserta.
Lembar validasi RPP ini digunakan untuk menilai RPP mata pelajaran Sistem Kelistrikan Otomotif di SMK Nasional Makassar berdasarkan beberapa aspek seperti format, materi, bahasa, waktu, metode sajian, dan sarana pembelajaran dengan skala 1 sampai 4. Validator diminta memberikan penilaian umum apakah RPP dapat digunakan tanpa revisi, dengan revisi kecil atau besar, atau belum dapat digunakan beserta saran
Makalah ini membahas tentang makna kata denotasi, konotasi, kata umum, dan kata khusus. Denotasi adalah makna sebenarnya dari suatu kata, konotasi adalah makna kias, kata umum memiliki lingkup yang luas, dan kata khusus lebih spesifik.
Proposal ini mengajukan penelitian untuk meningkatkan prestasi belajar matematika penjumlahan bilangan bulat pada siswa kelas IV melalui permainan tradisional Dakon. Penelitian ini akan menggunakan metode tindakan kelas melalui dua siklus untuk meningkatkan hasil belajar siswa, dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, prinsip, tujuan, dan teknik-teknik asesmen pembelajaran matematika. Asesmen bertujuan untuk memodelkan pembelajaran yang efektif, memonitor perkembangan siswa, dan menginformasikan tindakan lanjut. Teknik-teknik asesmen otentik yang disebutkan meliputi observasi, wawancara, tugas, asesmen diri, pekerjaan siswa, jurnal, tes, dan portofol
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
油
Lembar observasi dan angket ini digunakan untuk menilai keterampilan dan motivasi siswa kelas VII semester genap dalam pembelajaran materi bangun datar segi empat dan segitiga. Lembar observasi berisi indikator keterampilan psikomotorik siswa dalam menyelesaikan masalah matematika terkait bangun datar, sedangkan angket terdiri atas pernyataan tentang motivasi siswa belajar matematika yang diukur melalui skala tingkat kesetujuan.
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0Budi1561
油
Proposal ini membahas rencana penelitian tentang fenomena bisnis tertentu di suatu perusahaan beserta latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan pertanyaan penelitian. Proposal ini juga menjelaskan kerangka teori, model penelitian, dan hipotesis serta metode penelitian melalui rancangan, operasionalisasi variabel, pembuatan instrumen, analisis data, hingga rencana penulisan laporan hasil penelitian."
Instrumen dan rubrik penilaian sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dan rasa ingin tahu untuk observasi dan penilaian diri peserta didik. Rubrik tersebut menilai frekuensi perilaku peserta didik berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
油
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran untuk guru. Lembar penilaian terdiri dari tujuh aspek yang dinilai, yaitu pengelolaan ruang belajar, pelaksanaan pembelajaran, interaksi kelas, sikap terhadap siswa, kemampuan khusus mata pelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, serta kesan umum pelaksanaan pembelajaran.
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Eman Syukur
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian wacana dan elemen-elemennya. Wacana diartikan sebagai satuan bahasa yang lengkap untuk berkomunikasi, dan memiliki konsep yang utuh. Elemen wacana terdiri atas judul, tubuh wacana, paragraf, kalimat, dan alat-alat pembangun wacana seperti kata penghubung, kata ganti, elipsis, dan repetisi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas pembelajaran tematik untuk kelas 1 SD semester 1 mata pelajaran Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, dan IPA yang meliputi pengenalan bangun ruang, hidup rukun, serta ukuran dan warna benda."
Buku ini membahas tentang perubahan kurikulum di Indonesia dan peran guru dalam menghadapi perubahan tersebut. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain tantangan yang dihadapi guru akibat seringnya perubahan kurikulum, upaya peningkatan kualitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, serta pentingnya profesionalisme guru dalam mengikuti perkembangan zaman.
1. Buku ini membahas tentang perubahan kurikulum di Indonesia dan dampaknya terhadap guru. 2. Banyak perubahan kurikulum yang dilakukan tanpa evaluasi memadai sehingga menimbulkan kebosanan dan apatisme pada guru. 3. Diperlukan tradisi belajar yang tuntas dan pengembangan guru menjadi profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, prinsip, tujuan, dan teknik-teknik asesmen pembelajaran matematika. Asesmen bertujuan untuk memodelkan pembelajaran yang efektif, memonitor perkembangan siswa, dan menginformasikan tindakan lanjut. Teknik-teknik asesmen otentik yang disebutkan meliputi observasi, wawancara, tugas, asesmen diri, pekerjaan siswa, jurnal, tes, dan portofol
Lembar observasi dan angket.anti antika.06081181520009antiantika
油
Lembar observasi dan angket ini digunakan untuk menilai keterampilan dan motivasi siswa kelas VII semester genap dalam pembelajaran materi bangun datar segi empat dan segitiga. Lembar observasi berisi indikator keterampilan psikomotorik siswa dalam menyelesaikan masalah matematika terkait bangun datar, sedangkan angket terdiri atas pernyataan tentang motivasi siswa belajar matematika yang diukur melalui skala tingkat kesetujuan.
Template proposal penelitian s 1 versi 1.0Budi1561
油
Proposal ini membahas rencana penelitian tentang fenomena bisnis tertentu di suatu perusahaan beserta latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan pertanyaan penelitian. Proposal ini juga menjelaskan kerangka teori, model penelitian, dan hipotesis serta metode penelitian melalui rancangan, operasionalisasi variabel, pembuatan instrumen, analisis data, hingga rencana penulisan laporan hasil penelitian."
Instrumen dan rubrik penilaian sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dan rasa ingin tahu untuk observasi dan penilaian diri peserta didik. Rubrik tersebut menilai frekuensi perilaku peserta didik berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
油
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran untuk guru. Lembar penilaian terdiri dari tujuh aspek yang dinilai, yaitu pengelolaan ruang belajar, pelaksanaan pembelajaran, interaksi kelas, sikap terhadap siswa, kemampuan khusus mata pelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, serta kesan umum pelaksanaan pembelajaran.
Pengertian Wacana dan Alat-alat Wacana Eman Syukur
油
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian wacana dan elemen-elemennya. Wacana diartikan sebagai satuan bahasa yang lengkap untuk berkomunikasi, dan memiliki konsep yang utuh. Elemen wacana terdiri atas judul, tubuh wacana, paragraf, kalimat, dan alat-alat pembangun wacana seperti kata penghubung, kata ganti, elipsis, dan repetisi.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini membahas pembelajaran tematik untuk kelas 1 SD semester 1 mata pelajaran Matematika, Pendidikan Kewarganegaraan, dan IPA yang meliputi pengenalan bangun ruang, hidup rukun, serta ukuran dan warna benda."
Buku ini membahas tentang perubahan kurikulum di Indonesia dan peran guru dalam menghadapi perubahan tersebut. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain tantangan yang dihadapi guru akibat seringnya perubahan kurikulum, upaya peningkatan kualitas pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan, serta pentingnya profesionalisme guru dalam mengikuti perkembangan zaman.
1. Buku ini membahas tentang perubahan kurikulum di Indonesia dan dampaknya terhadap guru. 2. Banyak perubahan kurikulum yang dilakukan tanpa evaluasi memadai sehingga menimbulkan kebosanan dan apatisme pada guru. 3. Diperlukan tradisi belajar yang tuntas dan pengembangan guru menjadi profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan penilaian berbasis kelas. KBK dirancang untuk mengembangkan keterampilan siswa dan karakter bangsa, dengan menekankan pada pencapaian kompetensi. Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengukur prestasi siswa secara holistik dan berkelanjutan melalui berbagai metode penilaian formal dan informal.
Dokumen tersebut membahas tentang kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan penilaian berbasis kelas. KBK dirancang untuk mengembangkan keterampilan siswa dan karakter bangsa, dengan menekankan pada pencapaian kompetensi. Penilaian berbasis kelas bertujuan untuk mengukur berbagai aspek kemampuan siswa secara lebih seimbang dan berkelanjutan.
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang mengubah pendekatan pembelajaran dari berfokus pada materi menjadi berfokus pada proses dan output siswa. Kurikulum ini menekankan peningkatan ketiga aspek kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan melalui pendekatan pembelajaran yang melibatkan pengalaman pribadi siswa. Evaluasi pencapaian kompetensi dilakukan secara berkelan
Program Sekolah Penggerak bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui tiga intervensi utama yaitu penguatan SDM, pembelajaran baru yang berpusat pada siswa, dan digitalisasi proses pembelajaran.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas konsep baru kurikulum merdeka yang mengutamakan pembelajaran berdasarkan tingkat kemampuan peserta didik.
2. Terdapat enam fase capaian pembelajaran yang meliputi seluruh jenjang pendidikan dasar dan menengah.
3. Kurikulum merdeka memberikan otonomi lebih besar kepada satuan pendidikan dalam menyusun proses dan materi
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Indonesia. KTSP memberikan otonomi kepada satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolah. Proses pengembangan KTSP melibatkan berbagai pihak dan memperhatikan prinsip-prinsip seperti berpusat pada siswa, relevan dengan kebutuhan, serta mempertimbangkan konteks sosial budaya setempat.
Kurikulum Standard Sekolah Rendah Pendidikan Khas (Masalah Pembelajaran) Tahun Empat Pendidikan Seni Visual menetapkan standard kandungan dan pembelajaran untuk membangunkan potensi murid secara menyeluruh dalam bidang seni visual melalui aktiviti menggambar, mewarna, dan meneroka unsur seni. Pendekatan pengajaran dan pembelajaran memberi tumpuan kepada pembelajaran kendiri, kolaboratif, dan inkuiri serta pentaksiran
Butir butir penting implementasi kurikulum (utama)Anan Nur
油
Implementasi Kurikulum 2013 di SMP bertujuan untuk merealisasikan tujuan pendidikan melalui proses pembelajaran berbasis kompetensi. Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah dan berpusat pada siswa. Penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.
Pendidikan di indonesia pada masa penjajahanAnan Nur
油
1. Pendidikan di Indonesia pada masa kolonial Belanda berkembang secara bertahap dari yang terbatas untuk anak pribumi menjadi sistem pendidikan yang lebih terstruktur melalui berbagai peraturan dan undang-undang.
2. Sistem pendidikan terbagi menjadi sekolah kelas 1 untuk kalangan elite dan sekolah kelas 2 untuk rakyat biasa, dengan bahasa pengantar dan kurikulum yang berbeda.
3. Berbagai faktor seperti kebut
Manajemen mutu dalam pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan dengan mencegah kesalahan dalam proses pembelajaran agar dapat menghasilkan lulusan yang memenuhi harapan pelanggan seperti siswa, orang tua, dan pengguna lulusan. Manajemen mutu melibatkan seluruh komponen sekolah dan berfokus pada proses pembelajaran agar tujuan pendidikan tercapai.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis korelasi untuk menguji hubungan antar variabel, termasuk definisi koefisien korelasi, pola hubungan positif dan negatif, interpretasi nilai koefisien korelasi, teknik korelasi parametrik seperti product moment dan korelasi ganda, serta teknik nonparametrik seperti koefisien kontingensi, korelasi spearman rank, dan korelasi kendall tau.
Dokumen tersebut membahas tentang statistik deskriptif yang mencakup pengertian data dan variabel, jenis data berdasarkan skala pengukuran dan sifatnya, cara penyajian data melalui tabel dan grafik, serta manfaat penggunaan tabel dan grafik dalam merepresentasikan data.
Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan teknik analisis statistika yang tepat berdasarkan tipe data, jenis variabel, dan tujuan analisis. Terdapat berbagai teknik analisis statistik deskriptif maupun inferensial untuk mengolah data kualitatif maupun kuantitatif. Pemilihan teknik analisis yang tepat perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti jenis penelitian, tingkat pengukuran variabel, jumlah variabel, dan maksud anal
Dokumen tersebut membahas tentang analisis regresi, mulai dari penjelasan kapan diperlukan analisis regresi, regresi sederhana dengan satu variabel bebas, regresi ganda dengan dua atau lebih variabel bebas, serta contoh soal regresi sederhana dan ganda beserta penyelesaiannya.
1. PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI<br />By : Anan Nur<br />PENDAHULUAN<br />Dalam percaturan global, terutama perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia sebagai bagian kehidupan bangsa di dunia harus senantiasa berupaya mengimbangi kemajuan tersebut. Bila tidak demikian bangsa Indonesia akan tertinggal dan bahkan terkucil dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia. Salah satu contoh adalah hasil penelitian di Asia tentang penyelenggaraan pendidikan di setiap negara. Ternyata hasil cukup mengharukan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke tigabelas setelah Vietnam (Mendikbud, 2002). Bangsa Indonesia harus membangun diri untuk bisa bersaing dalam banyak hal, karena itu peningkatan mutu sumber daya manusia harus menjadi perioritas pertama.<br />Pembangunan yang dimaksud tentunya adalah pembangunan pendidikan yang terencana dan berorientasi kepada kebutuhan generasi muda di masa depan. Tantangan kehidupan di masa depan pada hakekatnya adalah tantangan terhadap kompetensi yang dimiliki manusia. Karena itu arah pengembangan kurikulum harus berbasis pada pengembangan potensi manusia yang beragam. Perlu disadari bahwa manusia dilahirkan unik dengan segala keberagaman dan kecepatannya. Karena itu kurikulum sebagai acuan dan fasilitator penyelenggaraan pendidikan, sayogianya memberi peluang adanya kemerdekaan dan pemerataan dalam pendidikan.<br />Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan yang cukup berperan menentukan kualitas lulusan. Namun guru itu sendiri juga dalam dilemma permasalahan baik dari sudut kualitas maupun kesejahteraan. Karena itu impelementasi kurikulum harus dapat menjembatani itu semua dalam rangka menggapai kemajuan yang berbudaya tanpa ada yang dikorbankan, Perangkat Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan resep instan terhadap masa depan bangsa Indonesia di mata dunia, kondisi bangsa saat ini, kondisi sekolah, kondisi guru, serta keberagaman anak didik dengan segala kecepatan dan kelambanannya. Ini berarti bahwa implementasi kurikulum akan membawa angin segar serta kegairahan bekerja kepada para pelaksanaan pendidikan di sekolah.<br />URAIAN SINGKAT KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI<br />Dasar perubahan
2. Peraturan perundang-undangan yang baru tentang otonomi daerah telah membawa implikasi terhadap paradigma pengembangan kurikulum antara lain pembaharuan dan diversifikasi kurikulum, antisipasi keadaan masa datang dalam mempersiapkan generasi muda yang memiliki kompetensi yang multidimensional. Juga terjadinya perkembangan dan perubahan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada masa ini perlu segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap jenjang dan satuan pendidikan.
3. Kurikulum Berbasis Kompetensi dikembangkan untuk memberikan keterampilan dan keahlian bertahan hidup dalam perubahan, pertentangan, ketidakpastian, dan kerumitan-kerumitan dalam kehidupan. Kurikulum Berbasis Kompetensi ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas dalam membangun identitas budaya bangsanya. Kurikulum ini dapat memberikan dasar-dasar pengetahuan, keterampilan, pengalaman belajar yang membangun integritas sosial serta mewujudkan karakter nasional.
4. Kurikulum Berbasis Kompetensi memudahkan guru dalam menyajikan pengalaman belajar yang sejalan dengan prinsip belajar sepanjang hayat yang mengacu pada empat pilar pendidikan universal, yaitu belajar mengetahui, belajar melakukan, belajar menjadi diri sendiri, dan belajar hidup dalam kebersamaan.
6. Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah.
10. Rumusan kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan siswa dalam setiap tingkatan kelas dan satuan pendidikan dan sekaligus menggambarkan kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
26. Berpusat pada siswa dengan penilaian yang berkelanjutan dan komprehensifC. Hal-hal Baru dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi<br />Kurikulum sebelumnya bertujuan memberitahukan kepada para pelaksana pendidikan, terutama guru tentang apa yang harus mereka ajarkan. Kurikulum berbasis kompetensi juga membertahukan kepada para guru tentang apa yang harus mereka ajarkan, namun hal itu terfokus pada penggambaran tentang apa yang harus dilakukan siswa sebagai hasil belajarnya. Dengan perkataan lain, kurikulum sekarang memberithukan kepada guru tentang kompetensi-kompetensi apa yang harus dikembangkan oleh siswa, melalui proses pembelajarannya.
27. Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, fokus program pembelajaran di sekolah sudah bergeser dari guru dan apa yang harus mereka ajarkan kepada siswa dan apa yang akan mereka capai sebagai hasil belajarnya.
28. Salah satu perangkat dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi yang pada kurikulum sebelumnya belum pernah dikembangkan adalah Kurikulum dan Hasil Beljar(KHB). KHB ini dikembangkan melalui 11 rumpun pelajaran dan pendidikan anak usia dini. Dalam KHB ini disajikan pernyataan-pernyataan kompetensi yang seharusnya dipahami, diketahui, dan dilakukan siswa sebagai hasil pembelajarannya. KHB menetapkan tingkat pencapaian prestasi siswa untuk setiap aspek rumpun pelajaran. Peningkatan (gradasi) pecapaian ini disebut level.
29. Terdapat delapan level prestasi siswa yang bersekolah selama 14 tahun, termasuk TK dan RA atau tujuh level bagi siswa yang bersekolah selama 12 tahun tanp melalui TK dan RA.Level 0Selesai TK dan RALevel 1Selesai kelas II SD dan MI (akhir tahun ke-2)Level 2Selesai kelas IV SD dan MI (akhir tahun ke-4)Level 3Selesai kelas VI SD dan MI (akhir tahun ke-6)Level 4Selesai kelas II SMP dan MTs (akhir tahun ke-8)Level 4ASelesai kelas III SMP dan MTs (akhir tahun ke-9)Level 5Selesai kelas I SMA dan MA (akhir tahun ke-10)Level 6Selesai kelas III SMA dan MA (akhir tahun ke-12)<br />Rentang waktu dalam level-level di atas adalah 2 tahun. Rentang waktu ini lebih pendek dari kompetensi tamatan jenjang TK & RA 2 tahun, jenjang SD & MI 6 tahun, jenjang SMP & MTs 3 tahun, serta jenjang SMA & MA 3 tahun. Rentang waktu yang lebih pendek ini bertujuan untuk memudahkan guru atau sekolah dalam mengetahui tingkat pencapaian siswa pada level tersebut.
30. Dengan memahami kompetensi siswa lebih dini dalam rentang waktu yang lebih pendek, guru, orang tua, dan staf sekolah lainnya diharapkan dapat memberikan perbaikan-perbaikan sejak dini sebelum terlambat ketika siswa berada pada kelas terakhir untuk mencapai kompetensi tamatan dari suatu jenjang tertentu. Selain itu, penentuan level-level ini juga bermanfaat bagi kepala sekolah dalam menentukan guru-guru strategis pada setiap level.
32. Dalam setiap reformasi pendidikan selalu terjadi perubahan-perubahan kecil di dalam materi pembelajaran. Perubahannya bisa terjadi dalam hal urutan, bisa juga terjadi penambahan atau pengurangan materi. Dalam kurikulum berbasis kompetensi, perubahan ini terjadi didalam beberapa mata pelajaran. Namun, dalam kurikulum berbasis kompetensi guru-guru umumnya akan menemukan bahwa mereka masih mengajarkan hal-hal yang sama. Materi pada hakikatnya sama walaupun beberapa usaha dilakukan untuk mengurangi jumlah materi dalam kurikulum yang selama ini dianggap terlalu padat.
34. Hakikat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas dan hakikat penilaian kelas akan berubah karena tujuan dasar program pembelajaran telah berubah. Di masa lalu tujuan program pembelajaran adalah untuk mendapatkan hasil-hasil yang baik pada akhir semester, akhir tahun, dan atau pada ujian akhir. Sedangkan tujuan program pembelajaran sekarang adalah mengembangkan kompetensi-kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum sepanjang waktu persekolahan.
36. Semua pelaksana pendidikan yang bertanggung jawab untuk peningkatan mutu sekolah pada tingkat propinsi dan kabupaten atau kota dengan segala tugas dan kewenangan masing-masing harus dapat menjamin bahwa para siswa mencapai kompetensi-kompetensi yang telah di tetapkan dalam kurikulum berbasis kompetensi.
37. Walau demikian, rincian program pembelajaran yang digunakan untuk meraih hal ini mungkin beragam antara sekolah satu dengan sekolah lainnya, antara propinsi satu dengan propinsi lainnya, dan antara kabupaten/kota satu dengan kabupaten/kota lainnya. Jumlah jam yang digunakan untuk setiap mata pelajaran, pendekatan pembelajaran, dan tugas-tugas penilaian dalam satu mata pelajaran juga dapat beragam.
38. komponen kurikulum berbasis kompetensiKerangka dasar kurikulum berbasis kompetensi terdiri atas lima komponen, yaitu:<br />1. kurikulum berbasis kompetensi<br />2. kurikulum dan hasil belajar<br />3. penilaian berbasis kelas<br />4. kegiatan belajar mengajar<br />5. pengelolaan kurikulum berbasis sekolah<br />Kelima komponen diatas diuraikan secara rinci dalam dokumen kurikulum berbasis kompetensi.<br />pengertian istilah1. komponen lintas kurikulum<br />Kompetensi lintas kurikulum merupakan kompetensi antar rumpun pelajaran dari kurikulum berbasis kompetensi dan merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang mencakup kecakapan belajar sepanjang hayat dan keterampilan hidup yang harus dimiliki. Kompetensi lintas kurikulum ini dikembangkan melalui 11 rumpun pelajaran dan rumpun pendidikan anak usia dini.2. kompetensi tamatan<br />Merupakan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu.3. kompetensi rumpun pelajaran<br />Kompetensi rumpun pelajaran merupakan pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang seharusnya dicapai setelah siswa menyelesaikan rumpun pelajaran tertentu.4. kompetensi dasar<br />Kompetensi dasar merupakan pernyataan minimal atau memadai tentang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak setelah siswa menyelesaikan suatu aspek atau subaspek mata pelajaran tertentu. Kompetensi adalah gambaran umum tentang apa yang dapat dilakukan siswa.5. hasil belajar<br />Merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan apa yang harus digali, dipahami, dan dikerjakan siswa. Hasil belajar ini merefleksikan keluasan, kedamaian, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penialain tertentu.6. indikator hasil belajar<br /> Indicator menjawab pertanyaan, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa siswa sudah dapat mencapai hasil pembelajarannya. Indikator hasil belajar merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil pembelajaran.7. silabus<br />Silabus merupakan uraian yang lebih rinci mengenai kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator hasil belajar. Uraian ini dijabarkan dalam bentuk langkah pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator hasil belajar.
39. Silabus berisikan komponen dasar yang dapat menjawab permasalahan mengenai:a. apa yang akan diajarkan<br />b. bagaimana cara mengajarkannya<br />c. bagaimana cara memenuhi target pencapaian hasil belajarnya<br />KRITERIA SEKOLAH PELAKSANA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI<br />A. Kriteria sekolah<br />1. Taman kanak-kanak dan raudhatul athfal<br />Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 25 orang
43. Kepala sekolah guru mempunyai keinginan untuk memahami dan menguasai kurikulum berbasis kompetensi
44. Memiliki 1 orang guru yang berijazah SPGTK/DII PGTK/S1 PAUD2. Sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah<br />Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 40 orang
45. Mendapat dukungan dari BP3/komite sekolah/dewan sekolah/yayasan secara lisan atau tertulis
51. Memiliki seorang tenaga administrasi yang mampu membantu pengelolahan pelaksanaan kurikulum3. Sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah<br />Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 40 orang
52. Mendapat dukungan dari BP3/komite sekolah/dewan sekolah/yayasan secara lisan atau tertulis
55. Kepala sekolah guru mempunyai keinginan untuk memahami dan menguasai kurikulum berbasis kompetensi
56. Memiliki sekurang-kurangnya 1 orang guru setiap bidang studi yang bekerja secara penuh dan memiliki kualifikasi (latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan) yang sesuai dengan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
59. Memiliki sekurang-kurangnya 2 orang tenaga administrasi yang membantu pengelolaan administrative pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi4. sekolah menengah atas dan madrasah aliyah<br />Jumlah siswa dalam satu kelas tidak lebih dari 40 orang
60. Mendapat dukungan dari BP3/komite sekolah/dewan sekolah/yayasan secara lisan atau tertulis
65. Memiliki sekurang-kurangnya 1 orang guru setiap bidang studi untuk setiap jenjang kelas yang bekerja secara penuh dan memiliki kualifikasi (latar belakang pendidikan, pengalaman, dan kemampuan) yang sesuai dengan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya
67. Memiliki sekurang-kurangnya 3 orang tenaga administrasi yang membantu pengelolaan administrative pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensiB. Kriteria Kepala Sekolah<br />Kepemimpinan
95. Unsur akademis terdiri atas : ahli materi dan ahli metedologi dari perguruan tinggi, penanggung jawab mata pelajaran ( Pusat Kurikulum ), dan guru.
101. Pelaksanaan dilakukan oleh tim propinsi yang terdiri atas : Kepala Dinas Pendidikan Propinsi (penanggung jawab), Kasubdin/Kepala Bidang (koordinator), ahli materi dan metodologi dari perguruan tinggi, dan Tim Perekayasa Kurikulum (TPK) yang bertugas membantu pembentukan dan pemberdayaan TPK kabupaten/kota.
102. Tugas tim propinsi ini mendukung pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota yang mencakup aspek manajemen dan akademis yaitu :
108. Pelaksanaan dilakukan oleh Tim Kabupaten / Kota yang terdiri atas : Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota (penanggung jawab), Pengawas Sekolah, dan Komite Sekolah.
109. Tugas Tim Kabupaten/Kota ini medukung pelaksanaan di tingkat kabupaten/kota, menjamin pembentukan tim pengembang kurikulum (TPK) tingkat kabupaten/kota, pengelolaan fasilitas (peralatan dan perlengkapan), keuangan, dan ketenagaan, mengkomunikasikan ke Dinas Pendidikan Propinsi, Balitbang, dan Ditjen Dikdasmen.
115. Membuat laporan berkala tentang pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
116. Dalam melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, sekolah dapat meminta bantuan tenaga ahli kepada Tim Kabupaten/Kota, Tim Propinsi, atau Pergururan Tinggi setempat.Kepala Sekolah :<br />Menjamin ketersediaan dokumen kurikulum yang dibutuhkan.
131. Memberikan umpan balik lisan atau tertulis tentang proses pelaksanaan Kurikulum berbasis Kompetensi RINTISAN PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI<br />Rintisan Pelaksanaan
133. Tahun KegiatanKe-1Juli 01 Juni 02Ke-2Juli 02- Juni 03Ke-3Juli 03-Juni 04Rintisan Pelaksanaan (Pilot Mini)SD kelas I dan IV SMP kls 1SD Kls I,II,III dan IVSMP Kls I dan IISMA Kls ISD Kls I s.d VISMP Kls I s.d IIISMA Kls I dan IIPerluasan Rintisan Pelaksanaan Sekolah Pilot MiniSekolah SukarelaSekolah Perwakilan RegionalSD Kls I dan IVSMP Kls ISMA Kls ISD Kls I s.d VISMP Kls I s.d IISMA Kls I dan II
135. Pemantauan dan penilaian dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan kurikulum, apakah pelaksanaannya sudah berjalan sesuai dengan yang direncanakan, atau terjadi hambatan sehingga memerlukan perbaikan, dan juga untuk mengetahui apakah pelaksanaan sudah mencapai sasaran yang diharapkan.
136. Hasil pemantauan dan penilaian berupa informasi sebagai bahan pengambilan keputusan. Informasi hasil pemantauan dan penilaian dari setiap tahapan ini dikoordinasikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Propinsi setempat dan dikirim ke pusat sebagai bahan untuk pengambilan keputusan tentang apa yang perlu dilakukan untuk menyempurnakan pelaksanaan kurikulum tahap berikutnya.
138. Informasi yang didapat dari hasil pemantauan dan penilaian di setiap propinsi selanjutnya diolah oleh Tim Pusat. Informasi yang berkaitan dengan teknis pengelolaan dan pelaksanaan ditindaklanjuti oleh Unsur Manajemen Pusat untuk dijadikan bahan kebijakan pelaksanaan tahap selanjutnya. Sedangkan informasi yang berkenaan dengan materi kurikulum akan ditindaklanjuti oleh Unsur Penyempurnaan Kurikulum sebagai bahan perbaikan untuk pelaksanaan tahap berikutnya.PENUTUP<br />Kurikulum Berbasis Kompetensi ditujukan untuk menciptakan lulusan yang kompeten untuk membangun kehidupan diri, masyarakat, bangsa, dan negara. Kurikulum ini merupakan suatu sistem kurikulum nasional yang mengakomodasikan berbagai kebutuhan tingkat nasional, daerah, dan sekolah, serta dapat diperkaya untuk kepentingan global. Sebagai suatu sistem, Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan standar kompetensi nasional. Daerah dan sekolah menjabarkan standar tersebut ke dalam seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan, pengalaman belajar, materi pembelajaran, alokasi waktu, pengelolaan kelas, media dan sumber belajar, serta penilaian hasil belajar.<br />Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi ditandai dengan perwujudan kebiasan berpikir dan bertindak peserta didik dalam kehidupan sehari-hari di keluarga, sekolah, dan di masyarakat. Kurikulum perlu dinilai secara berencana dan berkala untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaannnya. Berkenaan dengan hal tersebut, penilaian kurikulum dilakukan oleh berbagai komponen yang relevan.<br />