Dokumen tersebut membahas tentang rekayasa lalu lintas, yang mencakup pengertian transportasi dan lalu lintas, permasalahan-permasalahan lalu lintas, komponen-komponen yang terlibat dalam sistem lalu lintas, serta perencanaan dan bentuk rekayasa lalu lintas untuk meningkatkan keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.
Presentasi Kelompok Kelas Pak Ary Setyawan
Jurusan Teknik Sipil UNS
Perkerasan Jalan Raya
Menjelaskan cara hitung perencanaan perkerasan jalan raya Lentur (flexible) dan Kaku (rigid) menggunakan metode analisis komponen dan metode manual menurut Manual Perkerasan Jalan Raya.
Desember 2015
(MKJI) manual kapasitas jalan indonesiaMira Pemayun
油
Dokumen ini membahas latar belakang dan lingkup Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). MKJI dikembangkan untuk mengatasi kekurangan penggunaan manual kapasitas barat di Indonesia. Proyek MKJI melakukan survei di 147 lokasi perkotaan dan 128 lokasi luar kota untuk mengumpulkan data perilaku pengemudi dan karakteristik lalu lintas Indonesia. Tujuan MKJI adalah menyediakan pedoman kapasitas jalan yang sesuai dengan kondisi Indonesia.
Penentuan perkerasan kaku atau lentur pada tanah gambut dengan manual desain ...Tanya Andjani
油
Dokumen ini membahas perbandingan penggunaan perkerasan kaku dan lentur pada tanah gambut. Prosedur desain mencakup penentuan umur rencana, perhitungan CESA, struktur pondasi, dan struktur perkerasan. Kesimpulannya, perkerasan lentur lebih cocok digunakan pada tanah gambut karena lebih ringan dan biayanya lebih rendah dibanding perkerasan kaku.
Dokumen ini membahas metodologi perhitungan kapasitas dan perilaku lalu lintas pada simpang bersinyal. Metode yang digunakan adalah metode Kapasitas Simpang Bersinyal (MKJI) yang mempertimbangkan geometri simpang, arus lalu lintas, waktu sinyal, dan faktor-faktor lainnya untuk menentukan kapasitas, derajat kejenuhan, panjang antrian, dan tundaan lalu lintas. MKJI digunakan untuk mengevalu
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
油
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
Dokumen ini berisi rencana perencanaan jembatan di Sta + 132.485, yang mencakup kegiatan survei pendahuluan, topografi, geoteknik, hidrologi, dan perencanaan struktur bawah dan atas jembatan. Rencana struktur bawah mencakup perencanaan pile cap, abutment, pondasi, sedangkan struktur atas mencakup balok girder, penulangan lantai, tendon, dan plat deck. Ukuran utama struktur bawah adalah pile cap diameter
Analisis lalu lintas harian rata-rata di Pasar Anggrek dan sekitar Jalan Y'AM Sabran untuk menentukan rencana perkerasan jalan dan pelebbaran. Lalu lintas diperkirakan akan tumbuh sebesar 5% setiap 5 tahun. Analisis menghitung lalu lintas ekivalen awal, tengah, dan akhir untuk menentukan tebal perkerasan minimum yang dibutuhkan berdasarkan daya dukung tanah. Tebal perkerasan minimum yang dihasilkan
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
1. Manajemen transportasi meliputi pengaturan sistem transportasi untuk meningkatkan mobilitas dengan menghemat sumber daya
2. Terdapat dua jenis manajemen yaitu manajemen sistem transportasi untuk penyediaan sarana dan manajemen kebutuhan perjalanan untuk mengatur arus lalu lintas
3. Masalah utama dalam transportasi jalan raya perkotaan adalah rendahnya mobilitas, keamanan lalu lintas, dan polusi lingkungan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalanudin2234
油
Dokumen tersebut membahas latar belakang dan konsep dasar pelaksanaan preservasi jalan, termasuk tujuan, jenis, dan metodologi pemeliharaan jalan untuk mempertahankan kondisi dan umur rencana jalan."
1. Geometri jalan rel meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan vertikal, serta peninggian rel. Lebar sepur di Indonesia adalah 1067 mm.
2. Ada tiga jenis lengkung horizontal: lengkung lingkaran, lengkung S, dan lengkung transisi untuk mengurangi perubahan gaya sentrifugal.
3. Peninggian rel ditentukan oleh kecepatan kereta api, jari-jari lengkung, dan stabilitas kereta api dalam berhenti. Perlebaran
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun perkerasan jalan, seperti agregat, filler, semen, dan aspal sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi standar kualitas untuk membangun perkerasan jalan yang kuat dan tahan lama.
Dokumen tersebut merangkum prosedur pelaksanaan paving aspal untuk lapisan antara jalan. Tahapannya meliputi persiapan material dan peralatan, penghamparan tack coat, penggelaran aspal panas, dan tiga tahap pemadatan menggunakan tandem roller dan pneumatic tired roller untuk mencapai ketebalan dan kepadatan yang diinginkan. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengetesan hasil pekerjaan untuk memastikan kualitas konstruksi sesuai standar
Rel KA digunakan sebagai penuntun pergerakan roda kereta api. Terdiri dari permukaan rel, kepala rel, badan rel, dan kaki rel. Rel dibuat dari baja tahan aus yang kuat dan keras. Panjang rel standar 25 m, rel pendek maksimal 100 m, rel panjang minimum 200-450 m tergantung tipe rel dan bantalan. Sambungan rel harus kuat, menjaga level rel, menahan gaya lateral, elastis, dan tahan gaya longitudinal. Jenis sambungannya adalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Jalan Rel:
KELOMPOK 1
NISA HANIF
ALIF RAFLI ABDILLAH
AGUNG MADANI
KELAS REGULER A
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
Mata kuliah Perencanaan Jalan Rel membahas tentang sejarah dan perkembangan jalan rel dari masa ke masa, konstruksi jalan rel, sambungan jalan rel dan pembagian jalan rel, perencanaan geometrik jalan rel, serta penyelidikan lapangan struktur subgrade jalan rel dan perancangan geometrik jalan rel. Mahasiswa juga akan mempelajari tentang prasarana jalan rel, struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, komponen rel dan penambatnya, bantalan rel, dan struktur balas. Selain itu, mahasiswa akan mempelajari tentang sistem perawatan jalan rel di Indonesia.
Mata kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa teknik sipil yang ingin mempelajari lebih dalam tentang perencanaan jalan rel. Mahasiswa akan mempelajari berbagai aspek terkait jalan rel, mulai dari sejarah dan perkembangan, konstruksi, hingga perawatan. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari tentang perencanaan geometrik jalan rel, yang meliputi perencanaan dimensi dan karakteristik jalan rel. Selain itu, mahasiswa juga akan mempelajari tentang struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, sehingga dapat merancang struktur jalan rel yang aman dan tahan lama.
Dalam perkembangan transportasi di Indonesia, pengembangan sarana transportasi menggunakan kereta api semakin berkembang. Oleh karena itu, mata kuliah Perencanaan Jalan Rel sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa teknik sipil dalam menghadapi tantangan pengembangan jalan rel di masa depan.
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Peraturan perencanaan geometrik jalan antar kota no.38 tbm 1997 (2)Harsanty Seran
油
Dokumen ini membahas tentang tata cara perencanaan geometrik jalan antar kota yang meliputi deskripsi, ketentuan-ketentuan, dan cara pengerjaannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keseragaman dalam merencanaan geometrik jalan agar menghasilkan geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi pengguna jalan. Dokumen ini memberikan panduan tentang klasifikasi jalan, kriteria perencanaan, bagian-bagian
Dokumen ini berisi rencana perencanaan jembatan di Sta + 132.485, yang mencakup kegiatan survei pendahuluan, topografi, geoteknik, hidrologi, dan perencanaan struktur bawah dan atas jembatan. Rencana struktur bawah mencakup perencanaan pile cap, abutment, pondasi, sedangkan struktur atas mencakup balok girder, penulangan lantai, tendon, dan plat deck. Ukuran utama struktur bawah adalah pile cap diameter
Analisis lalu lintas harian rata-rata di Pasar Anggrek dan sekitar Jalan Y'AM Sabran untuk menentukan rencana perkerasan jalan dan pelebbaran. Lalu lintas diperkirakan akan tumbuh sebesar 5% setiap 5 tahun. Analisis menghitung lalu lintas ekivalen awal, tengah, dan akhir untuk menentukan tebal perkerasan minimum yang dibutuhkan berdasarkan daya dukung tanah. Tebal perkerasan minimum yang dihasilkan
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, struktur, dan perkembangan perkerasan jalan. Terdapat tiga jenis perkerasan yaitu lentur, kaku, dan komposit, yang masing-masing memiliki lapisan dan fungsi berbeda dalam mendistribusikan beban lalu lintas.
1. Manajemen transportasi meliputi pengaturan sistem transportasi untuk meningkatkan mobilitas dengan menghemat sumber daya
2. Terdapat dua jenis manajemen yaitu manajemen sistem transportasi untuk penyediaan sarana dan manajemen kebutuhan perjalanan untuk mengatur arus lalu lintas
3. Masalah utama dalam transportasi jalan raya perkotaan adalah rendahnya mobilitas, keamanan lalu lintas, dan polusi lingkungan
4bf1a modul 1_-_pengantar_preservasi_jalanudin2234
油
Dokumen tersebut membahas latar belakang dan konsep dasar pelaksanaan preservasi jalan, termasuk tujuan, jenis, dan metodologi pemeliharaan jalan untuk mempertahankan kondisi dan umur rencana jalan."
1. Geometri jalan rel meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan vertikal, serta peninggian rel. Lebar sepur di Indonesia adalah 1067 mm.
2. Ada tiga jenis lengkung horizontal: lengkung lingkaran, lengkung S, dan lengkung transisi untuk mengurangi perubahan gaya sentrifugal.
3. Peninggian rel ditentukan oleh kecepatan kereta api, jari-jari lengkung, dan stabilitas kereta api dalam berhenti. Perlebaran
Dokumen tersebut membahas tentang perkerasan jalan yang terdiri dari beberapa lapisan dan bahan-bahan yang digunakan untuk membangun perkerasan jalan, seperti agregat, filler, semen, dan aspal sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi standar kualitas untuk membangun perkerasan jalan yang kuat dan tahan lama.
Dokumen tersebut merangkum prosedur pelaksanaan paving aspal untuk lapisan antara jalan. Tahapannya meliputi persiapan material dan peralatan, penghamparan tack coat, penggelaran aspal panas, dan tiga tahap pemadatan menggunakan tandem roller dan pneumatic tired roller untuk mencapai ketebalan dan kepadatan yang diinginkan. Dokumen tersebut juga menjelaskan pengetesan hasil pekerjaan untuk memastikan kualitas konstruksi sesuai standar
Rel KA digunakan sebagai penuntun pergerakan roda kereta api. Terdiri dari permukaan rel, kepala rel, badan rel, dan kaki rel. Rel dibuat dari baja tahan aus yang kuat dan keras. Panjang rel standar 25 m, rel pendek maksimal 100 m, rel panjang minimum 200-450 m tergantung tipe rel dan bantalan. Sambungan rel harus kuat, menjaga level rel, menahan gaya lateral, elastis, dan tahan gaya longitudinal. Jenis sambungannya adalah
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Jalan Rel:
KELOMPOK 1
NISA HANIF
ALIF RAFLI ABDILLAH
AGUNG MADANI
KELAS REGULER A
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
Mata kuliah Perencanaan Jalan Rel membahas tentang sejarah dan perkembangan jalan rel dari masa ke masa, konstruksi jalan rel, sambungan jalan rel dan pembagian jalan rel, perencanaan geometrik jalan rel, serta penyelidikan lapangan struktur subgrade jalan rel dan perancangan geometrik jalan rel. Mahasiswa juga akan mempelajari tentang prasarana jalan rel, struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, komponen rel dan penambatnya, bantalan rel, dan struktur balas. Selain itu, mahasiswa akan mempelajari tentang sistem perawatan jalan rel di Indonesia.
Mata kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa teknik sipil yang ingin mempelajari lebih dalam tentang perencanaan jalan rel. Mahasiswa akan mempelajari berbagai aspek terkait jalan rel, mulai dari sejarah dan perkembangan, konstruksi, hingga perawatan. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari tentang perencanaan geometrik jalan rel, yang meliputi perencanaan dimensi dan karakteristik jalan rel. Selain itu, mahasiswa juga akan mempelajari tentang struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, sehingga dapat merancang struktur jalan rel yang aman dan tahan lama.
Dalam perkembangan transportasi di Indonesia, pengembangan sarana transportasi menggunakan kereta api semakin berkembang. Oleh karena itu, mata kuliah Perencanaan Jalan Rel sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa teknik sipil dalam menghadapi tantangan pengembangan jalan rel di masa depan.
Dokumen tersebut membahas tentang komponen struktur jalan rel dan pembebanan yang bekerja pada struktur tersebut. Dibahas mengenai jenis rel yang digunakan di Indonesia, konstruksi dan penampang jalan rel, serta beban vertikal, horizontal, dan lateral yang dihasilkan oleh berat kereta api yang melintas.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan peningkatan jalan, dengan fokus pada tujuan dan kriteria penanganan jalan, kriteria pemeliharaan, lingkup kegiatan pemeliharaan rutin, dan contoh kondisi lapangan serta penanganannya.
Survey pendahuluan dan survey detail (sesi 1)(2 jam)Fardi Kalumata
油
Survey Pendahuluan Untuk Perencanaan Jembatan dan Teknik - teknik Pengumpulan data-data lapangan untuk Persiapan Pembuatan DED ( Detail Engineering Desain )
Dokumen tersebut membahas tentang Shaft Plumbing pada Ilmu Ukur Tambang. Menguraikan tentang pengertian Shaft Plumbing, peralatan yang digunakan seperti kawat, plumb bobs, dan transit, serta metode-metode seperti one shaft method dan two shaft method beserta contoh pengukurannya.
Dokumen tersebut membahas mengenai definisi, bagian-bagian, dan jenis-jenis konstruksi jembatan. Secara ringkas, jembatan adalah struktur yang menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh rintangan seperti sungai atau lembah. Jembatan terdiri atas struktur atas, struktur bawah, dan pondasi, serta memiliki berbagai bentuk seperti truss, beam, arch, cable-stayed, dan suspension bridge.
Rangkuman dokumen rencana perkerasan jalan:
Dokumen ini membahas rencana perkerasan untuk jalan yang menghubungkan Desa Papahan dengan Kelurahan Delingan dengan panjang 7 meter dan lalu lintas rata-rata 1600 kendaraan per hari. Rencananya adalah menggunakan perkerasan lentur dengan lapisan aspal dan berbutir setebal 40 cm atau perkerasan kaku berupa pelat beton setebal 15 cm. Dokumen ini juga menganalisis klasifikasi kendar
Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Contoh Desain Perkerasan Jalan Kaku dan Lentur kelompok 4 Teknik Sipil UNS 2019Kevin Ferdinand
油
Dokumen tersebut merangkum desain perkerasan kaku dan lentur untuk jalan arteri di Dusun Ngemplak - Daren Wetan. Terdiri dari penentuan umur rencana, beban lalu lintas, struktur fondasi dan lapisan perkerasan, serta drainase. Perkerasan kaku menggunakan beton berstruktur 305 mm tanpa tulangan, sedangkan perkerasan lentur terdiri dari lapisan aspal berstruktur 500 mm.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan jalan raya. Mencakup kriteria jalan, analisis lalu lintas, perhitungan lintas ekuivalen, indeks tabel perkerasan, penetapan tebal perkerasan lentur dan kaku, serta metode perkerasan kaku menurut Pd T-14-2003.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan jalan raya yang meliputi: (1) kriteria jalan yang akan direncanakan, (2) analisis lalu lintas untuk menentukan lintas ekuivalen, (3) penetapan indeks tabel perkerasan, (4) penetapan tebal perkerasan lentur dan kaku berdasarkan analisis tersebut.
Dokumen ini membahas perencanaan dua struktur jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, yaitu struktur baja castellated dan struktur beton prategang voided slab. Hasil studi menunjukkan bahwa biaya pembangunan struktur beton prategang voided slab lebih murah dibandingkan struktur baja castellated.
Dokumen ini membahas perencanaan dua struktur jembatan penyeberangan untuk pejalan kaki, yaitu struktur baja castellated dan struktur beton prategang voided slab. Hasil studi menunjukkan bahwa biaya pembangunan struktur beton prategang voided slab lebih murah dibandingkan struktur baja castellated.
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
2. UU No. 23
Tahun 2007
Tentang
Perkeretaapian
Peraturan
Pemerintah,
Peraturan
Menteri
Dasar Hukum
1
DJKA
Perkeretaapian
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana, prasarana,
dan fasilitas penunjang kereta api untuk penyelenggaraan angkutan
kereta api yang disusun dalam satu sistem (UU No. 23 Tahun 2007)
3. Prasarana milik
Pemerintah
(DJKA)
Sarana milik KAI
(Disertifikasi DJKA)
KAI menjalankan
sarananya pada
prasarana milik
Pemerintah, maka KAI
dikenakan TAC
(Track Access Charge)
KAI menjalankan KA
mendapatkan PSO
(Public Service Obligation)
KAI ditugaskan oleh Pemerintah untuk
merawat prasarananya melalui IMO
(Infrastructure Maintenance Operation)
Pengelolaan
Perkeretaapian
di Indonesia
2
5. 4
Wilayah Jalur KA Aktif Jalur KA Non-Aktif
P. Jawa 2.893,00 km 3.026,31 km
P. Sumatera 1.176,40 km 681,96 km
Total
4.069,40 km 3.708,00 km
7.777,40 km
Aset Jalan Rel
& Jembatan
Wilayah
Bangunan Hikmat (BH)
Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Non-Kelas
P. Jawa 1.665 1.054 7.491 381
P. Sumatera 259 122 2.617 53
Total
1.924 1.176 10.108 434
13.642
6. 4
Aset Jalan Rel
& Jembatan
Aset Jembatan KA dibedakan menjadi 3 kelas :
Jembatan kelas 1 : Jembatan Baja
Jembatan kelas 2 : Jembatan Beton
Jembatan kelas 3 : Jembatan Kecil
Non-Kelas : Terowongan
11. 7
Perawatan
Jalan Rel
Perawatan Jalan Rel :
1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
(Perbaikan / Penggantian)
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Acuan :
1. PM 60 Tahun 2012 Persyaratan
Teknik Jalur KA
2. PD 10 Tahun 1986 Perencanaan
Konstruksi Jalan Rel
3. PD 10A Perawatan Jalan Rel
Dengan Lebar 1067 mm
Lebar Jalur
Lebar Jalur Beban
1435 mm (Standard Gauge) 22,5 Ton
1067 mm (Narrow Gauge) 18 Ton
12. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Lurusan
Prinsip :
1. Rata antara rel kiri & kanan (Pekerjaan
angkatan / Lifting)
2. Lurus (Pekerjaan listringan / Lining)
3. Lebar jalur = 1067 mm (narrow gauge)
4. Kecepatan max = 120 km/jam
5. Ruang bebas terpenuhi
6. Kelandaian
0-10 permil lintas datar, 10-40 permil lintas
pegunungan, 40-80 permil rel dengan gigi
1,5 permil di emplasemen
7
Perawatan
Jalan Rel
13. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Lurusan
7
Perawatan
Jalan Rel
Rata antara rel kiri &
kanan (Pekerjaan
angkatan / Lifting)
Lurus (Pekerjaan
listringan / Lining)
14. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Lengkung
Prinsip :
1. Kecepatan max, V = 120
km/jam
2. Radius, R
3. Pertinggian / Superelevasi
h.normal = (5,95 x V2) / R
h.max = 110 mm
4. Panjang Lengkung Alih (PLA)
PLA = 0,01 x h x V
5. Lebar jalur sesuai R
6. Ruang bebas terpenuhi
h (pertinggian)
REL DALAM
REL LUAR
7
Perawatan
Jalan Rel
15. 1. Perawatan
Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Skilu
Skilu :
Apabila terjadi penurunan
rel pada salah satu roda
(D), maka roda tersebut (D)
tidak akan menyentuh rel
karena posisinya sebidang
dengan 3 roda lainnya (A,
B, C), perbedaan tersebut
terjadi dalam jarak 3 m
atau 6 bantalan.
A, B, C, D adalah roda
dalam 1 bogie.
7
Perawatan
Jalan Rel
16. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Rel & Wesel
G
a
r
i
s
s
i
n
g
g
u
n
g
p
a
d
a
r
e
l
e a
Aus maksimum yang diijinkan
R.42
R.50
R.54
R.60
13
15
15
15
10
12
12
12
e maks
(mm)
a maks
(mm)
Fungsi rel:
a. Mengarahkan roda kereta api.
b. Menerima beban vertikal maupun horizontal dari
roda, lalu mendistribusikannya ke pelat landas
dan bantalan.
c. Sebagai penghantar arus listrik untuk
persinyalan elektrik.
7
Perawatan
Jalan Rel
Kerusakan rel / wesel:
Jika rel atau wesel rusak /
aus melebihi batas toleransi,
maka diperbaiki atau diganti.
17. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat
Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Alat Penambat
a. Menambatkan rel
pada bantalan
sehingga kedudukan
rel tetap pada
tempatnya, kokoh dan
tidak bergeser.
b. Membatasi pemuaian
pada Rel Panjang
Menerus (RPM).
c. Mempertahankan
lebar jalur dan
kemiringan rel.
Fungsi alat penambat:
Kerusakan alat penambat:
Jika alat penambat rusak / kendor (tidak menjepit / clamping force), maka diperbaiki
(dikencengin) atau diganti.
7
Perawatan
Jalan Rel
18. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Sambungan Bantalan
7
Perawatan
Jalan Rel
Kerusakan bantalan:
Jika bantalan rusak, maka
diganti
Kerusakan las:
Jika las putus, las
ulang
Kerusakan pelat
sambung:
Dikencangin baut /
diganti
19. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Balas & Sub-Balas
7
Perawatan
Jalan Rel
Perawatan Balas:
Balas mati atau kotor,
maka dikuras dan
diganti
Balas kurang, maka
ditambah
Balas dipadatkan
dengan HTT atau MTT
Profil balas dengan PBR
20. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Balas & Sub-Balas
7
Perawatan
Jalan Rel
Gerbong Balas Track Gauge
HTT
PBR
MTT
MTT
21. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Sub-Grade & Drainase
7
Perawatan
Jalan Rel
22. 1. Perawatan Geometri
a. Lurusan
b. Lengkung
2. Perawatan Material
a. Rel & Wesel
b. Alat Penambat
c. Sambungan
d. Bantalan
e. Balas
f. Sub-Balas
g. Sub-Grade
h. Drainase
Sub-Grade & Drainase
7
Perawatan
Jalan Rel
Km 206 Gls-Spc
Divre IV Tnk
Kejadian :
28 April
2023
KA Pertama
Lewat :
30 April
2023
23. 8
Perawatan
Jembatan
Secara umum perawatan
terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Perawatan Berkala (Time
Based)
a. Pendugaan Dasar
Sungai
b. Pengecatan Spot
Repair
c. Memutar Rol Andas
Baja
d. Pengecatan Andas
Baja
e. Normalisasi Saluran
f. K3
2. Perawatan Mengembalikan
Fungsi (Condition Based)
a. Perawatan Andas Baja
b. Perawatan Andas
Beton
c. Perawatan Baja / Paku
Sumbat
d. Perawatan Cat
e. Perawatan Pangkal /
Pilar
f. Hidrolika Sungai
g. Penyetelan Jembatan
26. Track Quality Index (TQI)
10
Kereta Ukur
Kereta Ukur
mengukur kondisi geometri jalan rel : angkatan
kiri/kanan, listringan kiri/kanan, skilu, peninggian
danlebar sepur.
Nilai TQI
Kat 1 : TQI 20 100km/h V < 120 km/h
Kat 2 : 20 < TQI 35 80 km/h V < 100 km/h
Kat 3 : 35 < TQI 50 60 km/h V < 80 km/h
Kat 4 : TQI >50 V < 60 km/h
Bratasena, 1995
(EM-120 No.109)
Sumatera Selatan
Yudhistira, 2007
(HKPW U-76501)
Sumatera Utara
Yudhistira, 2007
(HKPW U-76501)
Sumatera Utara
40. PT KAI sangat serius dan tanpa toleransi terhadap KESELAMATAN
Anda adalah prioritas kami bukan sekedar slogan tapi KERJA KERAS
Ayo Naik Kereta Api karena ini moda yang paling SELAMAT DAN AMAN
TERIMA KASIH