際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
REL
By : Leo Sentosa
Pengertian Rel
 Rel merupakan struktur balok menerus yang diletakkan di atas
tumpuan bantalan yang berfungsi sebagai penuntun/mengarahkan
pergerakan roda kereta api.
 Rel juga disediakan untuk menerima secara langsung dan
menyalurkan beban kereta api kepada bantalan tanpa menimbulkan
defeksi yang berarti pada bagian balok rel diantara tumpuan
bantalan.
 Oleh itu, harus memiliki nilai kekakuan balok tertentu sehingga
perpindahan beban titik roda dapat menyebar secara baik pada
tumpuan di bantalan.
Pertimbangan dalam
membuat geometrik rel
 Permukaan rel harus dirancang memiliki permukaan yang cukup
lebar untuk membuat tegangan kontak diantara rel dan roda sekecil
mungkin.
 Kepala rel harus cukup tebal untuk memberikan umur manfaat yang
panjang.
 Badan rel harus cukup tebal untuk menjaga dari pengaruh korosi
dan mampu menahan tegangan lentur serta tegangan horisontal.
 Dasar rel harus cukup lebar untuk dapat mengecilkan distribusi
tegangan ke bantalan baik melalui pelat andas maupun tidak.
 Dasar rel juga harus tebal untuk tetap kaku dan menjaga bagian
yang hilang akibat korosi.
 Momen inersia harus cukup tinggi, sehingga tinggi rel diusahakan
tinggi dan mencukupi tanpa bahaya tekuk.
 Tegangan horisontal diusahakan dapat direduksi oleh kepala dan
dasar rel dengan perencanaan geometriknya yang cukup lebar.
 Stabilitas horisontal dipengaruhi oleh perbandingan lebar dan tinggi
rel yang mencukupi.
 Titik Pusat sebaiknya di tengah rel.
 Geometrik badan rel harus sesuai dengan pelat sambung.
 Jari-jari kepala rel harus cukup besar untuk mereduksi tengangan
kontak.
Pertimbangan dalam
membuat geometrik rel
Komposisi Bahan Rel
 Rel dipilih dan disusun dari beberapa komposisi bahan kimia
sedemikian sehingga dapat tahan terhadap keausan akibat gesekan
akibat roda dan korositas.
 Dalam klasifikasi UIC dikenal 3 macam rel tahan aus (wear
resistance rails  WR), yaitu rel WR-A, WR-B dan WR-C.
Komposisi/kadar kimia bahan karbon (C) dan Mn.
 Rel yang digunakan di Indonesia (PJKA) saat ini merupakan rel
WR-A, dimana termasuk jenis baja dengan kadar yang tinggi (high
steel carbon), sedangkan WR-B dan WR-C merupakan baja dengan
kadar C yang sedang dan rendah.
 Percobaan di laboratorium (Masutomo et al. 1982) menunjukkan
bahwa rel dengan kadar karbon yang tinggi lebih tahan aus
daripada baja berkadar karbon sedang.
Jenis Rel C Mn
WR-A 0,60  0,75 0,80  1,30
WR-B 0,50  0,65 1,30  1,70
WR-C 0,45  0,60 1,70  2,10
PJKA 0,60  0,80 0,90  1,10
Komposisi Bahan Rel
 Ketahanan aus rel WR-A hingga mencapai 2  4 kali lebih baik daripada rel
biasa.
 Keausan rel maksimum yang diijinkan oleh PD 10 tahun 1986 diukur dalam 2
arah yaitu pada sumbu vertikal (a) dan pada arah 45属 dari sumbu vertikal (e).
emaksimum = 0,54 h  4
amaksimum = dibatasi oleh kedudukan kasut roda dan pelat
sambungan. Nilai maksimum keausan rel vertikal
tercapai pada saat yang bersamaan dengan keausan
maksimum pada roda dan sayap kasut roda (flens)
tidak sampai menumbuk pelat sambung.
REL.ppt
Jenis Rel dengan Komposisi
Bahan Khusus
Bentuk struktur makro rel
dengan pengerasan di ujung
Komposisi kimia dan bentuk rel
dengan pengerasan di kepala
Bentuk dan Dimensi Rel
Suatu komponen rel terdiri dari 4 bagian utama yaitu :
 Permukaan Rel untuk pergerakan kereta api atau disebut sebagai
running surface (rail thread),
 Kepala Rel (head),
 Badan Rel (web),
 Dasar Rel (base).
Klasifikasi tipe rel di Indonesia
18,00/24,00
16
70
140
159
54,40
UIC 54/
R54
17,00
15
63,8
127
153
50,40
R50
16,5
74,3
150
172
60,34
R60
13,60-17,00
13,5
68,5
110
138
42,18
R14A/
R42
11,90-13,60-17,00
13,5
68
110
138
41,52
R14/
R41
11,90-13,60
11
58
105
134
33,40
R3/
R33
6,80-10,20
10
53
90
110
25,74
R2/
R25
Panjang Standar/
normal (m)
Tebal Badan
(mm)
Lebar
Kepala
(mm)
Lebar
Kaki
(mm)
Tinggi
(mm)
Berat
(kg/m)
Tipe
18,00/24,00
16
70
140
159
54,40
UIC 54/
R54
17,00
15
63,8
127
153
50,40
R50
16,5
74,3
150
172
60,34
R60
13,60-17,00
13,5
68,5
110
138
42,18
R14A/
R42
11,90-13,60-17,00
13,5
68
110
138
41,52
R14/
R41
11,90-13,60
11
58
105
134
33,40
R3/
R33
6,80-10,20
10
53
90
110
25,74
R2/
R25
Panjang Standar/
normal (m)
Tebal Badan
(mm)
Lebar
Kepala
(mm)
Lebar
Kaki
(mm)
Tinggi
(mm)
Berat
(kg/m)
Tipe
R 60 dan R 54
R 24 dan R41
Tipe Rel Di Negara Lain
Penentuan Dimensi Rel
 Penentuan dimensi rel didasarkan kepada
tegangan lentur yang terjadi pada dasar
rel akibat beban dinamis roda kendaraan
(Sbase).
 Tegangan ini tidak boleh melebihi
tegangan ijin lentur baja (Si).
 Jika suatu dimensi rel dengan beban roda
tertentu menghasilkan Sbase < Si, maka
dimensi ini dianggap cukup.
Perencanaan dimensi rel
Calculate Ps
Calculate Pd
Rail Parameters:
 Rail Type,
 Rail Moment of Inertia,
 Rail Modulus of Elasticity,
 Section Modulus Base,
 Track Stiffness
Traffic Design,
Speed Design
Calculate
Ma = 0.85 Mmax
 = (Ma  y)/Ix Sbase = Ma/Wb
Tegangan ijin profil rel berdasarkan kelas jalan di
Indonesia
Dimensi profil R 42, R 50, R 54 dan R 60
Reduksi Momen akibat
konfigurasi roda
 Konfigurasi roda 4 (BB) :
 Konfigurasi roda 6 (CC) :
 Konfigurasi roda tidak diperhitungkan
 
4了
P
0,75
Ma
sin了i
cos了o
e
4了
P
Ma 了x
4
1
i



 

 
4了
P
0,82
Ma
sin了i
cos了o
e
4了
P
Ma 了x
6
1
i



 

4了
P
0,85
Ma 
4了
P
0,85
Ma
Contoh perhitungan :
Diketahui Kelas Jalan V dengan daya lintas 2 juta ton per tahun. Tekanan
gandar yang dibebankan oleh lokomotif CC sebesar 18 ton. Rencanakan profil
rel yang sesuai !
Jawaban :
 Digunakan profil R-42, data perancangan (PD 10 tahun 1986, lihat tabel
5.4) sebagai berikut :
 Kelas Jalan V dengan Vrencana = 1,25 Vmaksimum = 1,25 (80) = 100 km/j
 Kekakuan jalan rel = 180 kg/cm2
 Momen inersia R 42 = 1369 cm4
 Tahanan momen dasar = 200 cm3
 Modulus elastisitas rel (E) = 2,1  106 kg/ cm2
4
1
1369
10
1
2
4
180
4
5
609
1
100
01
0
1
9000
82
0
6 




























,
,
,
,
4了
P
0,82
Ma
1. Perhitungan Momen :
Ma = 259217.57 kgcm
2. Tinjauan terhadap Tegangan Ijin Kelas Jalan :
x =
X
I
y
M 
1369
86
6
57
259217 .
. 
= = 1297.035 kg/cm2 ( < 2000 kg/ cm2)OK!
3. Tinjauan terhadap Tegangan yang terjadi di dasar rel :
Sbase =
Wb
Ma
200
259217.57
= = 1296.09 kg/cm2 ( < 1343.5 kg/ cm2)OK!
UMUR REL
 Dalam proses perencanaan umur rel,
dapat dilakukan dengan pendekatan
analisis melalui tiga aspek, yaitu :
 Kerusakan pada ujung rel,
 Keausan rel, baik pada bagian lurus maupun
tikungan,
 Lelah.
Kerusakan pada ujung rel,
 Sebelum digunakannya rel panjang dan menerus, biasanya digunakan rel
pendek dengan panjang 6,8 hingga 10 meter pada struktur jalan rel. Oleh
karena itu, jalur rel yang panjang diperlukan batangan rel dan konstruksi
sambungan diantara rel yang lebih banyak.
 Salah satu indikasi yang menentukan batasan umur rel disini adalah
kerusakan rel pada sambungan.
 Beberapa kerusakan yang ditimbulkan diantaranya diakibatkan oleh :
 Beban gandar yang berlebihan (overload),
 Lebar celah yang terlalu besar,
 Mutu rel,
 Beda tinggi diantara rel-rel di konstruksi sambungan,
 Diameter roda yang kecil,
 Kondisi kendaraan rel,
 Jari-jari permukaan rel,
 Kekakuan jalan rel dan
 Kecepatan kendaraan rel.
 Kerusakan pada ujung rel di sambungan di atas akan
mengakibatkan adanya kerusakan terhadap struktur
jalan rel oleh hantaman roda pada sambungan.
 Beberapa contoh implikasi kerusakan struktur jalan rel
tersebut adalah :
 Tercabutnya tarpon dari bantalan,
 Retaknya pelat sambungan rel,
 Longgarnya baut-baut sambungan rel,
 Pemompaan Lumpur di bawah bantalan yang berakibat rendahnya
umur bantalan, dan
 Ketidakstabilan geometrik.
 Kerusakan-kerusakan di atas dapat
dicegah dengan melakukan pemeliharaan
dan perbaikan kerusakan pada ujung rel
dengan cara :
 Melakukan pengerasan pada ujung rel (end
hardened layer),
 Pengelasan pada kerusakan rel di
sambungan, dan
 Pola pemeliharaan rel yang baik.
Umur Rel Berdasarkan Keausan
 AREA (American Railway Engineering Association) menurunkan model persamaan empirik
umum yang digunakan untuk menentukan umur rel berdasarkan keausan yaitu :
T = K W D0.565
dimana
T = umur rel (juta ton)
K = konstanta kondisi rel
Jalan Baru : 0,9538
Rel > 123RE : 0,9810
CWR : 1,3544  1,3930
High Silicon Rail : 1,4210  1,4616
Jika tidak ada data lain dapat digunakan harga K = 0,545
W = berat rel (lb/yard), dimana 1 lb/yd = 0.496 kg/m
D = daya angkut lintas (juta ton/tahun atau million gross tons, mgt),
dimana 1 mgt = 0.909 juta ton
 Pada kondisi geometrik alinemen horizontal, dapat digunakan harga
perbandingan nilai K terhadap jalan lurus, sebagaimana dijelaskan pada
Tabel Berikut
Contoh Perhitungan :
Direncanakan sebuah konstruksi jalan rel baru (tanpa pelumasan) dengan
daya lintas 10 juta ton per tahun, dengan menggunakan rel tipe R 54. Jalan rel
rencana bergeometrik sebagai berikut : 10 km bergeometrik lurus, 5 km
lengkung horizontal dengan R = 800 m, 10 km dengan R = 650 m dan 15 km
dengan R = 450 m.
Jawaban :
1. Perhitungan nilai konstanta, K.
Untuk jalan baru digunakan nilai K = 0,9538, karena tidak semua jalan
merupakan jalur lurus, maka nilai K dihitung sebagai berikut :
 K1 = 10 km jalur lurus : 10  0,9538  1,0 (lihat tabel) = 9,538
 K2 = 5 km jalur lengkung R = 800 m : 5  0,9538  0,74 (lihat tabel) = 3,52906
 K3 =10 km jalur lengkung R = 650 m : 10  0,9538  0,61 (lihat tabel) = 5,81818
 K4 = 15 km jalur lengkung R=450 m : 15  0,9538  0,49 (lihat tabel) = 7,01043
K = = = 0,647
Jarak
Total
K
Nilai
Total
km
40
K
K
K
K 4
3
2
1
2. Perhitungan nilai T.
W = berat rel = 54 kg/m  2.016 = 108,9 lbs/yd
D = 10 juta ton = 11.001 mgt
T = K W D0.565 = 0,647  108,9  11.0010.565
= 273.11 mgt = 248,257 juta ton
3. Umur rel
U = = 24,82 tahun
ton/tahun
juta
10
ton
juta
248,257
Umur Rel berdasarkan Kelelahan
 Jalan rel adalah struktur elastis yang dibebani secara
siklus (cyclic), oleh itu, bahaya lelah sangat mungkin
terjadi.
 Ciri kerusakan ini adalah dimulainya retak yang semakin
lama semakin melebar dan diakhiri dengan patah.
 Pada kenyataannya, beban lalu lintas yang berat lebih
memberikan kontribusi dominan terhadap penentuan
umur rel.
 Jika tegangan total di kepala rel, akibat beban kombinasi
tegangan lentur, kontak dan suhu melebihi tegangan
lelah maka umur rel dihitung berdasarkan umur lelah.
Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel
1. Tegangan Lentur (Sl)
dimana,
Sl = tegangan lentur
M = momen lentur
Wa = tahanan momen atas
2. Tegangan Kontak (Sk), Rumus HR. Thomas :
dimana,
Sk = tegangan kontak (psi)
P = beban dinamis (lbs)
R1 = Jari-jari roda kereta (inch)
R2 = Jari-jari rel (inch)
Wa
M
Sl 
3
2
3
1
2
0,271
2
1
R
R
R
2
P
23500
Sk
3. Tegangan Suhu (Ss),
dimana,
L = panjang rel
tp = suhu pemasangan(属C)
t = suhu maksimum di lapangan (属C)
 = koefisien muai panjang = 1,5.10-5/属C
)
t
留(t
E
L
L
E
Ss
E
L
Ss
AE
PL
L
)
t
留(t
L
t
留
L
L
P
P
4. Tegangan Lelah (Sf),
Tegangan lelah adalah batas umur rel yang dihitung dengan analisis keausan
atau analisis lelah. Besarnya tegangan lelah tergantung mutu rel dan standar
pembuatan rel yang disajikan dalam grafik tegangan vs siklus (Grafik SN
Curve).
Grafik SN disusun berdasarkan teori Linear Cumulative Damage (Miners),
dengan memgambil asumsi bahwa :
1. Tegangan kombinasi < tegangan lelah
2. Pengaruh beban dianggap berterusan
3. Tidak ada retak awal
4. Tidak ada bahaya negatif dari siklus beban
5. Asumsi Beban : Grafik SN adalah linear dan Batas Umur Lelah 107 siklus
St1
107
Stn
Sf
k
N1 N2 Nn
St2
Tegangan
Siklus
Kurve S-N (Siklus  Tegangan)
Umur rel dapat ditentukan dari grafik di atas dengan persamaan di bawah ini :
tahun
D
1
L
rel
umur
N
硫
N
硫
...
N
硫
N
硫
N
硫
D
Sf
Sti
Ne
Ni
i
i
n
n
3
3
2
2
1
1
k
1















 dimana,
Ni = siklus penyebab failure pada tegangan Sti (siklus)
k = kemiringan atau slope pada S-N diagram
Ne = batas berulangnya beban jika terjadi lelah
i = siklus yang bekerja untuk setiap beban Sti
N = siklus per waktu (siklus/tahun)
STABILITAS REL PANJANG
1. Penentuan Panjang Minimum Rel Panjang
 Permasalahan yang ditimbulkan dalam rel panjang adalah penentuan panjang
minimal rel panjang yang diakibatkan oleh dilatasi pemuaian sebagaimana dituliskan
dalam persamaan berikut :
 L = L    T (5.10)
dimana :
L = Pertambahan panjang (m)
L = Panjang rel (m)
 = Koefisien muai panjang ( C -1)
T = Kenaikan temperature ( C)
 Menurut hukum Hooke, gaya yang terjadi pada rel dapat diturunkan menjadi
persamaan sebagai berikut :
L
A
E
L
F


 dimana :
E = modulus elastisitas Young (kg/cm2)
A = luas penampang (cm2)
F = E  A    T
Panjang  dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
 =
r = tg  = gaya lawan bantalan per satuan panjang
Untuk mendapatkan panjang minimum rel panjang
L  2 
dengan demikian persyaratan L  2  digunakan untuk penentuan panjang rel pendek.
r
T
留
A
E
Contoh Perhitungan :
Digunakan konstruksi rel dengan bantalan beton pada rel tipe R.42 (E = 2,1  106 kg/cm2),
dimana gaya lawan bantalan diketahui sebesar 450 kg/m, dan  = 1,2  10-5 C -1. Jika rel
dipasang pada 20 C dan suhu maksimum terukur 50  C, tentukan panjang rel minimum
yang diperlukan !
Jawaban :
 = = 91,1568 m
Panjang minimum rel R.42 yang dipersyaratkan dengan bantalan beton = L
L = 2   = 2  91,1568 = 182,3136 m
Dibulatkan menjadi kelipatan 25 m sebagai : L  200 m.
 
450
20
-
50
10
1,2
54,26
10
2,1 5
6

More Related Content

What's hot (20)

Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Ganisa Elsina Salamena
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Shaleh Afif Hasibuan
Tabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfdTabel baja-wf-lrfd
Tabel baja-wf-lrfd
Gunawan Sulistyo
KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
Nurul Angreliany
7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambat7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambat
OkiDwipriyatno
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfsoal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
FitriHariyanti4
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
dwidam
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
yulika usman
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
Shaleh Afif Hasibuan
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utama
Arizki_Hidayat
Bab 5 triaxial
Bab 5 triaxialBab 5 triaxial
Bab 5 triaxial
antonius giovanni
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Irene Baria
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libreSni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Hasanudin H
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
Aris Munandar Saputra
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
Muhammad Taufik
Perancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik JalanPerancangan Geometrik Jalan
Perancangan Geometrik Jalan
Christian indrajaya, ST, MT
Buku etabs
Buku etabsBuku etabs
Buku etabs
Gilang Ramadhani
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Hapsari Safira
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
noussevarenna
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
rakesword
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Uji permeabilitas di lapangan dengan menggunakan sumur uji.
Ganisa Elsina Salamena
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Kuat tarik baja mengacu SNI 1729:2020
Shaleh Afif Hasibuan
7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambat7. fender dan alat penambat
7. fender dan alat penambat
OkiDwipriyatno
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdfsoal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
soal-soal-dan-penyelesaian-hidrolika-1pdf_compress.pdf
FitriHariyanti4
Eksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasiEksentrisitas pada-pondasi
Eksentrisitas pada-pondasi
dwidam
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
yulika usman
Kp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utamaKp 02 2010 bangunan utama
Kp 02 2010 bangunan utama
Arizki_Hidayat
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Kriteria Perencanaan-KP 02-bangunan-utama-Tahun 2013
Irene Baria
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libreSni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Sni 03 2828-1992-sand-cone-libre
Hasanudin H
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
240279231 perencanaan-gudang-baja-docx
Aris Munandar Saputra
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...
Hapsari Safira
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
noussevarenna
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanesPerkerasan jalan raya kelompok dhanes
Perkerasan jalan raya kelompok dhanes
rakesword

Similar to REL.ppt (20)

JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
AkmalFikri24
OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
Megadwi14
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Rel
nhanif336
Cara Perhitungan dan pembahasan jalan rel
Cara Perhitungan dan pembahasan jalan relCara Perhitungan dan pembahasan jalan rel
Cara Perhitungan dan pembahasan jalan rel
itsnotxyz123
Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010Jalan rel-27112010
Jalan rel-27112010
Lis Theeii Yaa
Rekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptx
Rekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptxRekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptx
Rekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptx
fikrimohammad007
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMateri P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
MuchamadAbdulKholiq
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur beton
budiMekka
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
ikhwan215
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kakuTugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Septina Nurrohmah
Pertemuan 0 pesawat angkat
Pertemuan 0 pesawat angkatPertemuan 0 pesawat angkat
Pertemuan 0 pesawat angkat
Marfizal Marfizal
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
Debora Elluisa Manurung
Makalah teknologi transformer
Makalah teknologi transformerMakalah teknologi transformer
Makalah teknologi transformer
Hastih Leo
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptxTKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
ssuserb425d4
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
B. sifat--sifat-mekanik1
B. sifat--sifat-mekanik1B. sifat--sifat-mekanik1
B. sifat--sifat-mekanik1
Mamul Mumtaz
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Avivatun Niswah
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran  mesin pengangkat.pptmodul pembelajaran  mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
nurwantosujarwo46
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
Farid Thahura
Makalah teknik sipil
Makalah teknik sipilMakalah teknik sipil
Makalah teknik sipil
justotemon
JALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdfJALAN REL KA.pdf
JALAN REL KA.pdf
AkmalFikri24
OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
OK際際滷-TSP409-Pertemuan-3-Komponen-struktur-jalan-rel-dan-pembebanannya2 (1)...
Megadwi14
Perencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan RelPerencanaan Jalan Rel
Perencanaan Jalan Rel
nhanif336
Cara Perhitungan dan pembahasan jalan rel
Cara Perhitungan dan pembahasan jalan relCara Perhitungan dan pembahasan jalan rel
Cara Perhitungan dan pembahasan jalan rel
itsnotxyz123
Rekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptx
Rekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptxRekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptx
Rekayasa Jalan/Rel Kereta Api dalam Ilmu Sipil.pptx
fikrimohammad007
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMateri P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
MuchamadAbdulKholiq
05 perencanaan struktur beton
05   perencanaan struktur beton05   perencanaan struktur beton
05 perencanaan struktur beton
budiMekka
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-relModul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
Modul 10-geometrik-jalan-rel-jalan-rel
ikhwan215
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kakuTugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Tugas pjr kelompok 1 perkerasan lentur dan kaku
Septina Nurrohmah
Pertemuan 0 pesawat angkat
Pertemuan 0 pesawat angkatPertemuan 0 pesawat angkat
Pertemuan 0 pesawat angkat
Marfizal Marfizal
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETON DI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROAD TIMUR, PEREM...
Debora Elluisa Manurung
Makalah teknologi transformer
Makalah teknologi transformerMakalah teknologi transformer
Makalah teknologi transformer
Hastih Leo
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptxTKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
TKM4213_Elemen_Mesin_II_2_Rantai_Tanpa_v.pptx
ssuserb425d4
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban PuntirElemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Elemen Mesin 2 - Perencanaan Poros dengan Beban Puntir
Dewi Izza
B. sifat--sifat-mekanik1
B. sifat--sifat-mekanik1B. sifat--sifat-mekanik1
B. sifat--sifat-mekanik1
Mamul Mumtaz
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Tugas pjr (perencanaan tebal perkerasan)
Avivatun Niswah
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran  mesin pengangkat.pptmodul pembelajaran  mesin pengangkat.ppt
modul pembelajaran mesin pengangkat.ppt
nurwantosujarwo46
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
Farid Thahura
Makalah teknik sipil
Makalah teknik sipilMakalah teknik sipil
Makalah teknik sipil
justotemon

Recently uploaded (6)

Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset

REL.ppt

  • 1. REL By : Leo Sentosa
  • 2. Pengertian Rel Rel merupakan struktur balok menerus yang diletakkan di atas tumpuan bantalan yang berfungsi sebagai penuntun/mengarahkan pergerakan roda kereta api. Rel juga disediakan untuk menerima secara langsung dan menyalurkan beban kereta api kepada bantalan tanpa menimbulkan defeksi yang berarti pada bagian balok rel diantara tumpuan bantalan. Oleh itu, harus memiliki nilai kekakuan balok tertentu sehingga perpindahan beban titik roda dapat menyebar secara baik pada tumpuan di bantalan.
  • 3. Pertimbangan dalam membuat geometrik rel Permukaan rel harus dirancang memiliki permukaan yang cukup lebar untuk membuat tegangan kontak diantara rel dan roda sekecil mungkin. Kepala rel harus cukup tebal untuk memberikan umur manfaat yang panjang. Badan rel harus cukup tebal untuk menjaga dari pengaruh korosi dan mampu menahan tegangan lentur serta tegangan horisontal. Dasar rel harus cukup lebar untuk dapat mengecilkan distribusi tegangan ke bantalan baik melalui pelat andas maupun tidak. Dasar rel juga harus tebal untuk tetap kaku dan menjaga bagian yang hilang akibat korosi.
  • 4. Momen inersia harus cukup tinggi, sehingga tinggi rel diusahakan tinggi dan mencukupi tanpa bahaya tekuk. Tegangan horisontal diusahakan dapat direduksi oleh kepala dan dasar rel dengan perencanaan geometriknya yang cukup lebar. Stabilitas horisontal dipengaruhi oleh perbandingan lebar dan tinggi rel yang mencukupi. Titik Pusat sebaiknya di tengah rel. Geometrik badan rel harus sesuai dengan pelat sambung. Jari-jari kepala rel harus cukup besar untuk mereduksi tengangan kontak. Pertimbangan dalam membuat geometrik rel
  • 5. Komposisi Bahan Rel Rel dipilih dan disusun dari beberapa komposisi bahan kimia sedemikian sehingga dapat tahan terhadap keausan akibat gesekan akibat roda dan korositas. Dalam klasifikasi UIC dikenal 3 macam rel tahan aus (wear resistance rails WR), yaitu rel WR-A, WR-B dan WR-C. Komposisi/kadar kimia bahan karbon (C) dan Mn. Rel yang digunakan di Indonesia (PJKA) saat ini merupakan rel WR-A, dimana termasuk jenis baja dengan kadar yang tinggi (high steel carbon), sedangkan WR-B dan WR-C merupakan baja dengan kadar C yang sedang dan rendah. Percobaan di laboratorium (Masutomo et al. 1982) menunjukkan bahwa rel dengan kadar karbon yang tinggi lebih tahan aus daripada baja berkadar karbon sedang.
  • 6. Jenis Rel C Mn WR-A 0,60 0,75 0,80 1,30 WR-B 0,50 0,65 1,30 1,70 WR-C 0,45 0,60 1,70 2,10 PJKA 0,60 0,80 0,90 1,10 Komposisi Bahan Rel Ketahanan aus rel WR-A hingga mencapai 2 4 kali lebih baik daripada rel biasa. Keausan rel maksimum yang diijinkan oleh PD 10 tahun 1986 diukur dalam 2 arah yaitu pada sumbu vertikal (a) dan pada arah 45属 dari sumbu vertikal (e). emaksimum = 0,54 h 4 amaksimum = dibatasi oleh kedudukan kasut roda dan pelat sambungan. Nilai maksimum keausan rel vertikal tercapai pada saat yang bersamaan dengan keausan maksimum pada roda dan sayap kasut roda (flens) tidak sampai menumbuk pelat sambung.
  • 8. Jenis Rel dengan Komposisi Bahan Khusus
  • 9. Bentuk struktur makro rel dengan pengerasan di ujung
  • 10. Komposisi kimia dan bentuk rel dengan pengerasan di kepala
  • 11. Bentuk dan Dimensi Rel Suatu komponen rel terdiri dari 4 bagian utama yaitu : Permukaan Rel untuk pergerakan kereta api atau disebut sebagai running surface (rail thread), Kepala Rel (head), Badan Rel (web), Dasar Rel (base).
  • 12. Klasifikasi tipe rel di Indonesia 18,00/24,00 16 70 140 159 54,40 UIC 54/ R54 17,00 15 63,8 127 153 50,40 R50 16,5 74,3 150 172 60,34 R60 13,60-17,00 13,5 68,5 110 138 42,18 R14A/ R42 11,90-13,60-17,00 13,5 68 110 138 41,52 R14/ R41 11,90-13,60 11 58 105 134 33,40 R3/ R33 6,80-10,20 10 53 90 110 25,74 R2/ R25 Panjang Standar/ normal (m) Tebal Badan (mm) Lebar Kepala (mm) Lebar Kaki (mm) Tinggi (mm) Berat (kg/m) Tipe 18,00/24,00 16 70 140 159 54,40 UIC 54/ R54 17,00 15 63,8 127 153 50,40 R50 16,5 74,3 150 172 60,34 R60 13,60-17,00 13,5 68,5 110 138 42,18 R14A/ R42 11,90-13,60-17,00 13,5 68 110 138 41,52 R14/ R41 11,90-13,60 11 58 105 134 33,40 R3/ R33 6,80-10,20 10 53 90 110 25,74 R2/ R25 Panjang Standar/ normal (m) Tebal Badan (mm) Lebar Kepala (mm) Lebar Kaki (mm) Tinggi (mm) Berat (kg/m) Tipe
  • 13. R 60 dan R 54
  • 14. R 24 dan R41
  • 15. Tipe Rel Di Negara Lain
  • 16. Penentuan Dimensi Rel Penentuan dimensi rel didasarkan kepada tegangan lentur yang terjadi pada dasar rel akibat beban dinamis roda kendaraan (Sbase). Tegangan ini tidak boleh melebihi tegangan ijin lentur baja (Si). Jika suatu dimensi rel dengan beban roda tertentu menghasilkan Sbase < Si, maka dimensi ini dianggap cukup.
  • 17. Perencanaan dimensi rel Calculate Ps Calculate Pd Rail Parameters: Rail Type, Rail Moment of Inertia, Rail Modulus of Elasticity, Section Modulus Base, Track Stiffness Traffic Design, Speed Design Calculate Ma = 0.85 Mmax = (Ma y)/Ix Sbase = Ma/Wb
  • 18. Tegangan ijin profil rel berdasarkan kelas jalan di Indonesia
  • 19. Dimensi profil R 42, R 50, R 54 dan R 60
  • 20. Reduksi Momen akibat konfigurasi roda Konfigurasi roda 4 (BB) : Konfigurasi roda 6 (CC) : Konfigurasi roda tidak diperhitungkan 4了 P 0,75 Ma sin了i cos了o e 4了 P Ma 了x 4 1 i 4了 P 0,82 Ma sin了i cos了o e 4了 P Ma 了x 6 1 i 4了 P 0,85 Ma 4了 P 0,85 Ma
  • 21. Contoh perhitungan : Diketahui Kelas Jalan V dengan daya lintas 2 juta ton per tahun. Tekanan gandar yang dibebankan oleh lokomotif CC sebesar 18 ton. Rencanakan profil rel yang sesuai ! Jawaban : Digunakan profil R-42, data perancangan (PD 10 tahun 1986, lihat tabel 5.4) sebagai berikut : Kelas Jalan V dengan Vrencana = 1,25 Vmaksimum = 1,25 (80) = 100 km/j Kekakuan jalan rel = 180 kg/cm2 Momen inersia R 42 = 1369 cm4 Tahanan momen dasar = 200 cm3 Modulus elastisitas rel (E) = 2,1 106 kg/ cm2
  • 22. 4 1 1369 10 1 2 4 180 4 5 609 1 100 01 0 1 9000 82 0 6 , , , , 4了 P 0,82 Ma 1. Perhitungan Momen : Ma = 259217.57 kgcm 2. Tinjauan terhadap Tegangan Ijin Kelas Jalan : x = X I y M 1369 86 6 57 259217 . . = = 1297.035 kg/cm2 ( < 2000 kg/ cm2)OK! 3. Tinjauan terhadap Tegangan yang terjadi di dasar rel : Sbase = Wb Ma 200 259217.57 = = 1296.09 kg/cm2 ( < 1343.5 kg/ cm2)OK!
  • 23. UMUR REL Dalam proses perencanaan umur rel, dapat dilakukan dengan pendekatan analisis melalui tiga aspek, yaitu : Kerusakan pada ujung rel, Keausan rel, baik pada bagian lurus maupun tikungan, Lelah.
  • 24. Kerusakan pada ujung rel, Sebelum digunakannya rel panjang dan menerus, biasanya digunakan rel pendek dengan panjang 6,8 hingga 10 meter pada struktur jalan rel. Oleh karena itu, jalur rel yang panjang diperlukan batangan rel dan konstruksi sambungan diantara rel yang lebih banyak. Salah satu indikasi yang menentukan batasan umur rel disini adalah kerusakan rel pada sambungan. Beberapa kerusakan yang ditimbulkan diantaranya diakibatkan oleh : Beban gandar yang berlebihan (overload), Lebar celah yang terlalu besar, Mutu rel, Beda tinggi diantara rel-rel di konstruksi sambungan, Diameter roda yang kecil, Kondisi kendaraan rel, Jari-jari permukaan rel, Kekakuan jalan rel dan Kecepatan kendaraan rel.
  • 25. Kerusakan pada ujung rel di sambungan di atas akan mengakibatkan adanya kerusakan terhadap struktur jalan rel oleh hantaman roda pada sambungan. Beberapa contoh implikasi kerusakan struktur jalan rel tersebut adalah : Tercabutnya tarpon dari bantalan, Retaknya pelat sambungan rel, Longgarnya baut-baut sambungan rel, Pemompaan Lumpur di bawah bantalan yang berakibat rendahnya umur bantalan, dan Ketidakstabilan geometrik.
  • 26. Kerusakan-kerusakan di atas dapat dicegah dengan melakukan pemeliharaan dan perbaikan kerusakan pada ujung rel dengan cara : Melakukan pengerasan pada ujung rel (end hardened layer), Pengelasan pada kerusakan rel di sambungan, dan Pola pemeliharaan rel yang baik.
  • 27. Umur Rel Berdasarkan Keausan AREA (American Railway Engineering Association) menurunkan model persamaan empirik umum yang digunakan untuk menentukan umur rel berdasarkan keausan yaitu : T = K W D0.565 dimana T = umur rel (juta ton) K = konstanta kondisi rel Jalan Baru : 0,9538 Rel > 123RE : 0,9810 CWR : 1,3544 1,3930 High Silicon Rail : 1,4210 1,4616 Jika tidak ada data lain dapat digunakan harga K = 0,545 W = berat rel (lb/yard), dimana 1 lb/yd = 0.496 kg/m D = daya angkut lintas (juta ton/tahun atau million gross tons, mgt), dimana 1 mgt = 0.909 juta ton
  • 28. Pada kondisi geometrik alinemen horizontal, dapat digunakan harga perbandingan nilai K terhadap jalan lurus, sebagaimana dijelaskan pada Tabel Berikut
  • 29. Contoh Perhitungan : Direncanakan sebuah konstruksi jalan rel baru (tanpa pelumasan) dengan daya lintas 10 juta ton per tahun, dengan menggunakan rel tipe R 54. Jalan rel rencana bergeometrik sebagai berikut : 10 km bergeometrik lurus, 5 km lengkung horizontal dengan R = 800 m, 10 km dengan R = 650 m dan 15 km dengan R = 450 m. Jawaban : 1. Perhitungan nilai konstanta, K. Untuk jalan baru digunakan nilai K = 0,9538, karena tidak semua jalan merupakan jalur lurus, maka nilai K dihitung sebagai berikut : K1 = 10 km jalur lurus : 10 0,9538 1,0 (lihat tabel) = 9,538 K2 = 5 km jalur lengkung R = 800 m : 5 0,9538 0,74 (lihat tabel) = 3,52906 K3 =10 km jalur lengkung R = 650 m : 10 0,9538 0,61 (lihat tabel) = 5,81818 K4 = 15 km jalur lengkung R=450 m : 15 0,9538 0,49 (lihat tabel) = 7,01043 K = = = 0,647 Jarak Total K Nilai Total km 40 K K K K 4 3 2 1
  • 30. 2. Perhitungan nilai T. W = berat rel = 54 kg/m 2.016 = 108,9 lbs/yd D = 10 juta ton = 11.001 mgt T = K W D0.565 = 0,647 108,9 11.0010.565 = 273.11 mgt = 248,257 juta ton 3. Umur rel U = = 24,82 tahun ton/tahun juta 10 ton juta 248,257
  • 31. Umur Rel berdasarkan Kelelahan Jalan rel adalah struktur elastis yang dibebani secara siklus (cyclic), oleh itu, bahaya lelah sangat mungkin terjadi. Ciri kerusakan ini adalah dimulainya retak yang semakin lama semakin melebar dan diakhiri dengan patah. Pada kenyataannya, beban lalu lintas yang berat lebih memberikan kontribusi dominan terhadap penentuan umur rel. Jika tegangan total di kepala rel, akibat beban kombinasi tegangan lentur, kontak dan suhu melebihi tegangan lelah maka umur rel dihitung berdasarkan umur lelah.
  • 32. Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel 1. Tegangan Lentur (Sl) dimana, Sl = tegangan lentur M = momen lentur Wa = tahanan momen atas 2. Tegangan Kontak (Sk), Rumus HR. Thomas : dimana, Sk = tegangan kontak (psi) P = beban dinamis (lbs) R1 = Jari-jari roda kereta (inch) R2 = Jari-jari rel (inch) Wa M Sl 3 2 3 1 2 0,271 2 1 R R R 2 P 23500 Sk
  • 33. 3. Tegangan Suhu (Ss), dimana, L = panjang rel tp = suhu pemasangan(属C) t = suhu maksimum di lapangan (属C) = koefisien muai panjang = 1,5.10-5/属C ) t 留(t E L L E Ss E L Ss AE PL L ) t 留(t L t 留 L L P P
  • 34. 4. Tegangan Lelah (Sf), Tegangan lelah adalah batas umur rel yang dihitung dengan analisis keausan atau analisis lelah. Besarnya tegangan lelah tergantung mutu rel dan standar pembuatan rel yang disajikan dalam grafik tegangan vs siklus (Grafik SN Curve). Grafik SN disusun berdasarkan teori Linear Cumulative Damage (Miners), dengan memgambil asumsi bahwa : 1. Tegangan kombinasi < tegangan lelah 2. Pengaruh beban dianggap berterusan 3. Tidak ada retak awal 4. Tidak ada bahaya negatif dari siklus beban 5. Asumsi Beban : Grafik SN adalah linear dan Batas Umur Lelah 107 siklus
  • 35. St1 107 Stn Sf k N1 N2 Nn St2 Tegangan Siklus Kurve S-N (Siklus Tegangan) Umur rel dapat ditentukan dari grafik di atas dengan persamaan di bawah ini : tahun D 1 L rel umur N 硫 N 硫 ... N 硫 N 硫 N 硫 D Sf Sti Ne Ni i i n n 3 3 2 2 1 1 k 1 dimana, Ni = siklus penyebab failure pada tegangan Sti (siklus) k = kemiringan atau slope pada S-N diagram Ne = batas berulangnya beban jika terjadi lelah i = siklus yang bekerja untuk setiap beban Sti N = siklus per waktu (siklus/tahun)
  • 36. STABILITAS REL PANJANG 1. Penentuan Panjang Minimum Rel Panjang Permasalahan yang ditimbulkan dalam rel panjang adalah penentuan panjang minimal rel panjang yang diakibatkan oleh dilatasi pemuaian sebagaimana dituliskan dalam persamaan berikut : L = L T (5.10) dimana : L = Pertambahan panjang (m) L = Panjang rel (m) = Koefisien muai panjang ( C -1) T = Kenaikan temperature ( C) Menurut hukum Hooke, gaya yang terjadi pada rel dapat diturunkan menjadi persamaan sebagai berikut : L A E L F dimana : E = modulus elastisitas Young (kg/cm2) A = luas penampang (cm2) F = E A T
  • 37. Panjang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut : = r = tg = gaya lawan bantalan per satuan panjang Untuk mendapatkan panjang minimum rel panjang L 2 dengan demikian persyaratan L 2 digunakan untuk penentuan panjang rel pendek. r T 留 A E
  • 38. Contoh Perhitungan : Digunakan konstruksi rel dengan bantalan beton pada rel tipe R.42 (E = 2,1 106 kg/cm2), dimana gaya lawan bantalan diketahui sebesar 450 kg/m, dan = 1,2 10-5 C -1. Jika rel dipasang pada 20 C dan suhu maksimum terukur 50 C, tentukan panjang rel minimum yang diperlukan ! Jawaban : = = 91,1568 m Panjang minimum rel R.42 yang dipersyaratkan dengan bantalan beton = L L = 2 = 2 91,1568 = 182,3136 m Dibulatkan menjadi kelipatan 25 m sebagai : L 200 m. 450 20 - 50 10 1,2 54,26 10 2,1 5 6