Dokumen tersebut membahas tentang bantalan rel, termasuk pengertian, fungsi, jenis, dan perencanaan bantalan rel untuk struktur jalan kereta api. Jenis bantalan yang dijelaskan meliputi kayu, besi, beton, dan slab track. Dimensi dan syarat kuat untuk bantalan kayu juga diuraikan.
Dokumen tersebut membahas tentang persamaan aliran air dalam saluran terbuka seperti Persamaan Manning dan Persamaan Chezy. Persamaan Manning adalah persamaan empiris yang paling umum digunakan untuk menganalisis aliran air seragam dalam saluran, sedangkan Persamaan Chezy berkaitan dengan gaya gesek pada aliran turbulen. Dokumen ini juga membahas tentang penentuan penampang saluran hidrolik terbaik.
Contoh soal perencanaan pondasi telapak untuk mendukung beban 150 KN/m pada tanah lempung dengan tebal fondasi 20 cm. Lebar pondasi yang dibutuhkan adalah 1,25 m dengan mempertimbangkan faktor aman 3. Contoh kedua membahas perencanaan pondasi bujur sangkar untuk struktur dengan kedalaman air tanah yang dalam. Dimensi pondasi yang dibutuhkan adalah lebar 1,55 m.
1. Dokumen membahas tentang saluran terbuka dan sifat-sifatnya, termasuk jenis saluran, geometri saluran, distribusi kecepatan aliran, rumus Chezy-Manning, dan pengukuran debit saluran terbuka.
2. Ada dua jenis saluran yaitu alami dan buatan, saluran buatan memiliki geometri yang tetap sedangkan saluran alami tidak.
3. Kecepatan aliran bervariasi di sepanjang kedalaman dan maksimum antara 0,75-
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
油
Dokumen tersebut membahas analisis hidrometer untuk menentukan distribusi ukuran butiran tanah yang lolos saringan nomor 200. Metode ini digunakan untuk membedakan tanah lanau dan tanah lempung dengan mengukur kecepatan sedimentasi partikel tanah dalam larutan air berdasarkan hukum Stokes. Alat yang digunakan antara lain hidrometer, gelas ukur, dan stopwatch, sedangkan teorinya meliputi rumus untuk menghitung diameter butir, persentase yang
ppt ini mengacu ke sni 1729 2020, hal hal yang terdapat di ppt ini adalah pengertian batang tarik baja,beberapa macam batang tarik,konsep luas penampang,menghitung luas penampang netto,pola staggered, shear lag, contoh soal menghitung batang tarik
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Buku ini berisi soal-soal dan penyelesaian tentang sifat-sifat zat cair yang mencakup dimensi dan satuan, rapat massa, berat jenis, rapat relatif, kemampatan, kekentalan, dan kapilaritas. Pada bab pertama ini juga dijelaskan konsep-konsep dasar tersebut beserta rumus-rumus yang terkait.
Teks tersebut berisi contoh-contoh soal latihan ilmu ukur tanah yang meliputi hitungan back azimut, back bearing, hubungan antara azimut dan bearing, true bearing, azimut kaki-kaki poligon, jarak, sudut dalam, dan koordinat titik-titik pada poligon terbuka dan tertutup. Secara keseluruhan teks tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu ukur tanah beserta contoh soal latihannya.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang standar perencanaan irigasi yang meliputi kriteria perencanaan, gambar bangunan irigasi, dan persyaratan teknis untuk memfasilitasi perencanaan pembangunan irigasi yang handal dan berkualitas."
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang metode pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan, ruang lingkup, definisi istilah, persyaratan pengujian, cara pengujian, perhitungan, dan laporan hasil pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir."
Teks ini membahas tentang analisis stabilitas lereng tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas lereng diantaranya kuat geser tanah, kondisi tanah berlapis, dan aliran air dalam tanah. Terzaghi membagi penyebab kelongsoran lereng menjadi akibat pengaruh dalam dan luar. Metode analisis stabilitas lereng menggunakan teori Mohr-Coulomb untuk menentukan faktor aman lereng. Bentuk bidang longsor yang dianalisis adalah
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Hapsari Safira
油
Tugas UKD3 mata kuliah Perkerasan Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret dengan pengampu mata kuliah Ir. ARY SETYAWAN , MSc.Ph.D
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Rel KA digunakan sebagai penuntun pergerakan roda kereta api. Terdiri dari permukaan rel, kepala rel, badan rel, dan kaki rel. Rel dibuat dari baja tahan aus yang kuat dan keras. Panjang rel standar 25 m, rel pendek maksimal 100 m, rel panjang minimum 200-450 m tergantung tipe rel dan bantalan. Sambungan rel harus kuat, menjaga level rel, menahan gaya lateral, elastis, dan tahan gaya longitudinal. Jenis sambungannya adalah
Dokumen tersebut membahas tentang komponen struktur jalan rel dan pembebanan yang bekerja pada struktur tersebut. Dibahas mengenai jenis rel yang digunakan di Indonesia, konstruksi dan penampang jalan rel, serta beban vertikal, horizontal, dan lateral yang dihasilkan oleh berat kereta api yang melintas.
ppt ini mengacu ke sni 1729 2020, hal hal yang terdapat di ppt ini adalah pengertian batang tarik baja,beberapa macam batang tarik,konsep luas penampang,menghitung luas penampang netto,pola staggered, shear lag, contoh soal menghitung batang tarik
This document provides standard sectional dimensions, properties, and characteristics of wide flange (WF) steel profiles based on the Load Resistant Factor Design (LRFD) method according to Indonesian National Standard SNI 03-1729-2002. It includes the profile type, dimensions, sectional area, unit weight, elastic modulus, plastic modulus, geometrical moments of inertia, radii of gyration, and section criteria. Yield strengths of common WF steel grades are also provided.
1. Terdapat tiga jenis keruntuhan pondasi yaitu geser umum, geser lokal, dan penetrasi. 2. Teori Terzaghi menjelaskan rumus perhitungan daya dukung tanah dan pondasi. 3. Beberapa faktor mempengaruhi daya dukung tanah seperti beban, kedalaman air tanah, dan lebar pondasi.
Buku ini berisi soal-soal dan penyelesaian tentang sifat-sifat zat cair yang mencakup dimensi dan satuan, rapat massa, berat jenis, rapat relatif, kemampatan, kekentalan, dan kapilaritas. Pada bab pertama ini juga dijelaskan konsep-konsep dasar tersebut beserta rumus-rumus yang terkait.
Teks tersebut berisi contoh-contoh soal latihan ilmu ukur tanah yang meliputi hitungan back azimut, back bearing, hubungan antara azimut dan bearing, true bearing, azimut kaki-kaki poligon, jarak, sudut dalam, dan koordinat titik-titik pada poligon terbuka dan tertutup. Secara keseluruhan teks tersebut memberikan penjelasan tentang konsep-konsep dasar dalam ilmu ukur tanah beserta contoh soal latihannya.
Dokumen tersebut menjelaskan tentang standar perencanaan irigasi yang meliputi kriteria perencanaan, gambar bangunan irigasi, dan persyaratan teknis untuk memfasilitasi perencanaan pembangunan irigasi yang handal dan berkualitas."
Dokumen tersebut merupakan standar nasional Indonesia tentang metode pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir. Dokumen tersebut menjelaskan tujuan, ruang lingkup, definisi istilah, persyaratan pengujian, cara pengujian, perhitungan, dan laporan hasil pengujian kepadatan lapangan menggunakan alat konus pasir."
Teks ini membahas tentang analisis stabilitas lereng tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas lereng diantaranya kuat geser tanah, kondisi tanah berlapis, dan aliran air dalam tanah. Terzaghi membagi penyebab kelongsoran lereng menjadi akibat pengaruh dalam dan luar. Metode analisis stabilitas lereng menggunakan teori Mohr-Coulomb untuk menentukan faktor aman lereng. Bentuk bidang longsor yang dianalisis adalah
Perencanaan perkerasan jalan dengan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M...Hapsari Safira
油
Tugas UKD3 mata kuliah Perkerasan Jalan Raya Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret dengan pengampu mata kuliah Ir. ARY SETYAWAN , MSc.Ph.D
1. Dokumen tersebut membahas perancangan balok beton bertulang untuk menopang beban hidup dan mati pada bentangan 7 meter.
2. Pembahasan meliputi penentuan momen lentur maksimum, luas penampang tulangan, dan ukuran balok yang memenuhi syarat tegangan.
3. Diberikan contoh soal perhitungan balok dan sketsa rencana balok untuk bentangan 7,5 meter dengan beban dan mutu material tertentu.
Perkerasan Jalan Raya Lentur dan Kaku, metode Analisis dan Manual
ANGGOTA KELOMPOK :
DHANES PRABASWARA ( I 0112029)
AYU ISMOYO SOFIANA ( I 0113021)
MUHAMMAD BUDI SANTOSO( I 0113080)
RAKE ADIUTO ( I 0113105)
SITI DWI RAHAYU ( I 0113124)
Rel KA digunakan sebagai penuntun pergerakan roda kereta api. Terdiri dari permukaan rel, kepala rel, badan rel, dan kaki rel. Rel dibuat dari baja tahan aus yang kuat dan keras. Panjang rel standar 25 m, rel pendek maksimal 100 m, rel panjang minimum 200-450 m tergantung tipe rel dan bantalan. Sambungan rel harus kuat, menjaga level rel, menahan gaya lateral, elastis, dan tahan gaya longitudinal. Jenis sambungannya adalah
Dokumen tersebut membahas tentang komponen struktur jalan rel dan pembebanan yang bekerja pada struktur tersebut. Dibahas mengenai jenis rel yang digunakan di Indonesia, konstruksi dan penampang jalan rel, serta beban vertikal, horizontal, dan lateral yang dihasilkan oleh berat kereta api yang melintas.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Jalan Rel:
KELOMPOK 1
NISA HANIF
ALIF RAFLI ABDILLAH
AGUNG MADANI
KELAS REGULER A
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
Mata kuliah Perencanaan Jalan Rel membahas tentang sejarah dan perkembangan jalan rel dari masa ke masa, konstruksi jalan rel, sambungan jalan rel dan pembagian jalan rel, perencanaan geometrik jalan rel, serta penyelidikan lapangan struktur subgrade jalan rel dan perancangan geometrik jalan rel. Mahasiswa juga akan mempelajari tentang prasarana jalan rel, struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, komponen rel dan penambatnya, bantalan rel, dan struktur balas. Selain itu, mahasiswa akan mempelajari tentang sistem perawatan jalan rel di Indonesia.
Mata kuliah ini sangat penting bagi mahasiswa teknik sipil yang ingin mempelajari lebih dalam tentang perencanaan jalan rel. Mahasiswa akan mempelajari berbagai aspek terkait jalan rel, mulai dari sejarah dan perkembangan, konstruksi, hingga perawatan. Dalam mata kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari tentang perencanaan geometrik jalan rel, yang meliputi perencanaan dimensi dan karakteristik jalan rel. Selain itu, mahasiswa juga akan mempelajari tentang struktur jalan rel dan kriteria pembebanannya, sehingga dapat merancang struktur jalan rel yang aman dan tahan lama.
Dalam perkembangan transportasi di Indonesia, pengembangan sarana transportasi menggunakan kereta api semakin berkembang. Oleh karena itu, mata kuliah Perencanaan Jalan Rel sangat penting untuk mempersiapkan mahasiswa teknik sipil dalam menghadapi tantangan pengembangan jalan rel di masa depan.
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
1. Geometri jalan rel meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan vertikal, serta peninggian rel. Lebar sepur di Indonesia adalah 1067 mm.
2. Ada tiga jenis lengkung horizontal: lengkung lingkaran, lengkung S, dan lengkung transisi untuk mengurangi perubahan gaya sentrifugal.
3. Peninggian rel ditentukan oleh kecepatan kereta api, jari-jari lengkung, dan stabilitas kereta api dalam berhenti. Perlebaran
Ringkasan dokumen tersebut adalah rencana perkerasan jalan raya di Karanganyar dengan kelas arteri dan lebar lajur 3,5 meter untuk masing-masing arah. Dokumen tersebut memuat perencanaan struktur perkerasan lentur dan kaku berdasarkan perhitungan lalu lintas harian, CESA, dan daya dukung tanah subgrade. Pada akhirnya, perkerasan kaku dipilih karena memiliki umur rencana yang lebih panjang meskipun biaya
Dokumen tersebut membahas mengenai peralatan pengangkat dan alat berat yang meliputi hoisting equipment seperti mesin pengangkat, crane, dan elevator. Komponen utamanya adalah peralatan pengangkat fleksibel seperti rantai dan tali baja, puli, sistem puli, sprocket dan drum, alat bantu pengangkatan, perangkat penghenti dan rem, motor, transmisi, rel dan roda jalan, struktur mesin/rangka, dan perangkat kontrol. Dokumen ini juga memb
DESAIN DAN APLIKASI JALAN BETONDI PENDEKAT UTARA JALAN RINGROADTIMUR, PEREM...Debora Elluisa Manurung
油
Dalam perencanaannya, pelaksanaan jalan beton mengacu pada Petunjuk Perencanaan Jalan Beton Semen yang diterbitkan oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Pd T-14-2003.油(diadopsi dari AUSTROADS, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements 1992)
Metode elemen hingga digunakan untuk menganalisis desain struktural tangki transformator karena metode klasik kurang akurat. Metode ini memungkinkan perhitungan tegangan dan perpindahan secara lebih luas di seluruh struktur tangki."
Dokumen tersebut membahas tentang elemen fleksibel transmisi daya yaitu rantai. Rantai memiliki karakteristik ketegaran aksial tinggi meskipun ketegaran lenturnya rendah, efisiensi tinggi dan relatif murah. Rantai sering digunakan untuk mentransmisikan daya antar poros karena mampu memberikan rasio kecepatan tinggi dengan biaya produksi relatif rendah.
Dokumen tersebut membahas tentang material beton prategang yang terdiri dari beton bermutu tinggi dan baja bermutu tinggi. Beton prategang memanfaatkan kerjasama antara beton dan baja untuk mentransfer beban secara efektif. Dibutuhkan spesifikasi tinggi untuk kedua material tersebut guna memaksimalkan kerjasama antara beton dan baja.
Dokumen tersebut merangkum perencanaan tebal perkerasan jalan raya. Mencakup kriteria jalan, analisis lalu lintas, perhitungan lintas ekuivalen, indeks tabel perkerasan, penetapan tebal perkerasan lentur dan kaku, serta metode perkerasan kaku menurut Pd T-14-2003.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
2. Pengertian Rel
Rel merupakan struktur balok menerus yang diletakkan di atas
tumpuan bantalan yang berfungsi sebagai penuntun/mengarahkan
pergerakan roda kereta api.
Rel juga disediakan untuk menerima secara langsung dan
menyalurkan beban kereta api kepada bantalan tanpa menimbulkan
defeksi yang berarti pada bagian balok rel diantara tumpuan
bantalan.
Oleh itu, harus memiliki nilai kekakuan balok tertentu sehingga
perpindahan beban titik roda dapat menyebar secara baik pada
tumpuan di bantalan.
3. Pertimbangan dalam
membuat geometrik rel
Permukaan rel harus dirancang memiliki permukaan yang cukup
lebar untuk membuat tegangan kontak diantara rel dan roda sekecil
mungkin.
Kepala rel harus cukup tebal untuk memberikan umur manfaat yang
panjang.
Badan rel harus cukup tebal untuk menjaga dari pengaruh korosi
dan mampu menahan tegangan lentur serta tegangan horisontal.
Dasar rel harus cukup lebar untuk dapat mengecilkan distribusi
tegangan ke bantalan baik melalui pelat andas maupun tidak.
Dasar rel juga harus tebal untuk tetap kaku dan menjaga bagian
yang hilang akibat korosi.
4. Momen inersia harus cukup tinggi, sehingga tinggi rel diusahakan
tinggi dan mencukupi tanpa bahaya tekuk.
Tegangan horisontal diusahakan dapat direduksi oleh kepala dan
dasar rel dengan perencanaan geometriknya yang cukup lebar.
Stabilitas horisontal dipengaruhi oleh perbandingan lebar dan tinggi
rel yang mencukupi.
Titik Pusat sebaiknya di tengah rel.
Geometrik badan rel harus sesuai dengan pelat sambung.
Jari-jari kepala rel harus cukup besar untuk mereduksi tengangan
kontak.
Pertimbangan dalam
membuat geometrik rel
5. Komposisi Bahan Rel
Rel dipilih dan disusun dari beberapa komposisi bahan kimia
sedemikian sehingga dapat tahan terhadap keausan akibat gesekan
akibat roda dan korositas.
Dalam klasifikasi UIC dikenal 3 macam rel tahan aus (wear
resistance rails WR), yaitu rel WR-A, WR-B dan WR-C.
Komposisi/kadar kimia bahan karbon (C) dan Mn.
Rel yang digunakan di Indonesia (PJKA) saat ini merupakan rel
WR-A, dimana termasuk jenis baja dengan kadar yang tinggi (high
steel carbon), sedangkan WR-B dan WR-C merupakan baja dengan
kadar C yang sedang dan rendah.
Percobaan di laboratorium (Masutomo et al. 1982) menunjukkan
bahwa rel dengan kadar karbon yang tinggi lebih tahan aus
daripada baja berkadar karbon sedang.
6. Jenis Rel C Mn
WR-A 0,60 0,75 0,80 1,30
WR-B 0,50 0,65 1,30 1,70
WR-C 0,45 0,60 1,70 2,10
PJKA 0,60 0,80 0,90 1,10
Komposisi Bahan Rel
Ketahanan aus rel WR-A hingga mencapai 2 4 kali lebih baik daripada rel
biasa.
Keausan rel maksimum yang diijinkan oleh PD 10 tahun 1986 diukur dalam 2
arah yaitu pada sumbu vertikal (a) dan pada arah 45属 dari sumbu vertikal (e).
emaksimum = 0,54 h 4
amaksimum = dibatasi oleh kedudukan kasut roda dan pelat
sambungan. Nilai maksimum keausan rel vertikal
tercapai pada saat yang bersamaan dengan keausan
maksimum pada roda dan sayap kasut roda (flens)
tidak sampai menumbuk pelat sambung.
11. Bentuk dan Dimensi Rel
Suatu komponen rel terdiri dari 4 bagian utama yaitu :
Permukaan Rel untuk pergerakan kereta api atau disebut sebagai
running surface (rail thread),
Kepala Rel (head),
Badan Rel (web),
Dasar Rel (base).
12. Klasifikasi tipe rel di Indonesia
18,00/24,00
16
70
140
159
54,40
UIC 54/
R54
17,00
15
63,8
127
153
50,40
R50
16,5
74,3
150
172
60,34
R60
13,60-17,00
13,5
68,5
110
138
42,18
R14A/
R42
11,90-13,60-17,00
13,5
68
110
138
41,52
R14/
R41
11,90-13,60
11
58
105
134
33,40
R3/
R33
6,80-10,20
10
53
90
110
25,74
R2/
R25
Panjang Standar/
normal (m)
Tebal Badan
(mm)
Lebar
Kepala
(mm)
Lebar
Kaki
(mm)
Tinggi
(mm)
Berat
(kg/m)
Tipe
18,00/24,00
16
70
140
159
54,40
UIC 54/
R54
17,00
15
63,8
127
153
50,40
R50
16,5
74,3
150
172
60,34
R60
13,60-17,00
13,5
68,5
110
138
42,18
R14A/
R42
11,90-13,60-17,00
13,5
68
110
138
41,52
R14/
R41
11,90-13,60
11
58
105
134
33,40
R3/
R33
6,80-10,20
10
53
90
110
25,74
R2/
R25
Panjang Standar/
normal (m)
Tebal Badan
(mm)
Lebar
Kepala
(mm)
Lebar
Kaki
(mm)
Tinggi
(mm)
Berat
(kg/m)
Tipe
16. Penentuan Dimensi Rel
Penentuan dimensi rel didasarkan kepada
tegangan lentur yang terjadi pada dasar
rel akibat beban dinamis roda kendaraan
(Sbase).
Tegangan ini tidak boleh melebihi
tegangan ijin lentur baja (Si).
Jika suatu dimensi rel dengan beban roda
tertentu menghasilkan Sbase < Si, maka
dimensi ini dianggap cukup.
17. Perencanaan dimensi rel
Calculate Ps
Calculate Pd
Rail Parameters:
Rail Type,
Rail Moment of Inertia,
Rail Modulus of Elasticity,
Section Modulus Base,
Track Stiffness
Traffic Design,
Speed Design
Calculate
Ma = 0.85 Mmax
= (Ma y)/Ix Sbase = Ma/Wb
20. Reduksi Momen akibat
konfigurasi roda
Konfigurasi roda 4 (BB) :
Konfigurasi roda 6 (CC) :
Konfigurasi roda tidak diperhitungkan
4了
P
0,75
Ma
sin了i
cos了o
e
4了
P
Ma 了x
4
1
i
4了
P
0,82
Ma
sin了i
cos了o
e
4了
P
Ma 了x
6
1
i
4了
P
0,85
Ma
4了
P
0,85
Ma
21. Contoh perhitungan :
Diketahui Kelas Jalan V dengan daya lintas 2 juta ton per tahun. Tekanan
gandar yang dibebankan oleh lokomotif CC sebesar 18 ton. Rencanakan profil
rel yang sesuai !
Jawaban :
Digunakan profil R-42, data perancangan (PD 10 tahun 1986, lihat tabel
5.4) sebagai berikut :
Kelas Jalan V dengan Vrencana = 1,25 Vmaksimum = 1,25 (80) = 100 km/j
Kekakuan jalan rel = 180 kg/cm2
Momen inersia R 42 = 1369 cm4
Tahanan momen dasar = 200 cm3
Modulus elastisitas rel (E) = 2,1 106 kg/ cm2
22. 4
1
1369
10
1
2
4
180
4
5
609
1
100
01
0
1
9000
82
0
6
,
,
,
,
4了
P
0,82
Ma
1. Perhitungan Momen :
Ma = 259217.57 kgcm
2. Tinjauan terhadap Tegangan Ijin Kelas Jalan :
x =
X
I
y
M
1369
86
6
57
259217 .
.
= = 1297.035 kg/cm2 ( < 2000 kg/ cm2)OK!
3. Tinjauan terhadap Tegangan yang terjadi di dasar rel :
Sbase =
Wb
Ma
200
259217.57
= = 1296.09 kg/cm2 ( < 1343.5 kg/ cm2)OK!
23. UMUR REL
Dalam proses perencanaan umur rel,
dapat dilakukan dengan pendekatan
analisis melalui tiga aspek, yaitu :
Kerusakan pada ujung rel,
Keausan rel, baik pada bagian lurus maupun
tikungan,
Lelah.
24. Kerusakan pada ujung rel,
Sebelum digunakannya rel panjang dan menerus, biasanya digunakan rel
pendek dengan panjang 6,8 hingga 10 meter pada struktur jalan rel. Oleh
karena itu, jalur rel yang panjang diperlukan batangan rel dan konstruksi
sambungan diantara rel yang lebih banyak.
Salah satu indikasi yang menentukan batasan umur rel disini adalah
kerusakan rel pada sambungan.
Beberapa kerusakan yang ditimbulkan diantaranya diakibatkan oleh :
Beban gandar yang berlebihan (overload),
Lebar celah yang terlalu besar,
Mutu rel,
Beda tinggi diantara rel-rel di konstruksi sambungan,
Diameter roda yang kecil,
Kondisi kendaraan rel,
Jari-jari permukaan rel,
Kekakuan jalan rel dan
Kecepatan kendaraan rel.
25. Kerusakan pada ujung rel di sambungan di atas akan
mengakibatkan adanya kerusakan terhadap struktur
jalan rel oleh hantaman roda pada sambungan.
Beberapa contoh implikasi kerusakan struktur jalan rel
tersebut adalah :
Tercabutnya tarpon dari bantalan,
Retaknya pelat sambungan rel,
Longgarnya baut-baut sambungan rel,
Pemompaan Lumpur di bawah bantalan yang berakibat rendahnya
umur bantalan, dan
Ketidakstabilan geometrik.
26. Kerusakan-kerusakan di atas dapat
dicegah dengan melakukan pemeliharaan
dan perbaikan kerusakan pada ujung rel
dengan cara :
Melakukan pengerasan pada ujung rel (end
hardened layer),
Pengelasan pada kerusakan rel di
sambungan, dan
Pola pemeliharaan rel yang baik.
27. Umur Rel Berdasarkan Keausan
AREA (American Railway Engineering Association) menurunkan model persamaan empirik
umum yang digunakan untuk menentukan umur rel berdasarkan keausan yaitu :
T = K W D0.565
dimana
T = umur rel (juta ton)
K = konstanta kondisi rel
Jalan Baru : 0,9538
Rel > 123RE : 0,9810
CWR : 1,3544 1,3930
High Silicon Rail : 1,4210 1,4616
Jika tidak ada data lain dapat digunakan harga K = 0,545
W = berat rel (lb/yard), dimana 1 lb/yd = 0.496 kg/m
D = daya angkut lintas (juta ton/tahun atau million gross tons, mgt),
dimana 1 mgt = 0.909 juta ton
28. Pada kondisi geometrik alinemen horizontal, dapat digunakan harga
perbandingan nilai K terhadap jalan lurus, sebagaimana dijelaskan pada
Tabel Berikut
29. Contoh Perhitungan :
Direncanakan sebuah konstruksi jalan rel baru (tanpa pelumasan) dengan
daya lintas 10 juta ton per tahun, dengan menggunakan rel tipe R 54. Jalan rel
rencana bergeometrik sebagai berikut : 10 km bergeometrik lurus, 5 km
lengkung horizontal dengan R = 800 m, 10 km dengan R = 650 m dan 15 km
dengan R = 450 m.
Jawaban :
1. Perhitungan nilai konstanta, K.
Untuk jalan baru digunakan nilai K = 0,9538, karena tidak semua jalan
merupakan jalur lurus, maka nilai K dihitung sebagai berikut :
K1 = 10 km jalur lurus : 10 0,9538 1,0 (lihat tabel) = 9,538
K2 = 5 km jalur lengkung R = 800 m : 5 0,9538 0,74 (lihat tabel) = 3,52906
K3 =10 km jalur lengkung R = 650 m : 10 0,9538 0,61 (lihat tabel) = 5,81818
K4 = 15 km jalur lengkung R=450 m : 15 0,9538 0,49 (lihat tabel) = 7,01043
K = = = 0,647
Jarak
Total
K
Nilai
Total
km
40
K
K
K
K 4
3
2
1
30. 2. Perhitungan nilai T.
W = berat rel = 54 kg/m 2.016 = 108,9 lbs/yd
D = 10 juta ton = 11.001 mgt
T = K W D0.565 = 0,647 108,9 11.0010.565
= 273.11 mgt = 248,257 juta ton
3. Umur rel
U = = 24,82 tahun
ton/tahun
juta
10
ton
juta
248,257
31. Umur Rel berdasarkan Kelelahan
Jalan rel adalah struktur elastis yang dibebani secara
siklus (cyclic), oleh itu, bahaya lelah sangat mungkin
terjadi.
Ciri kerusakan ini adalah dimulainya retak yang semakin
lama semakin melebar dan diakhiri dengan patah.
Pada kenyataannya, beban lalu lintas yang berat lebih
memberikan kontribusi dominan terhadap penentuan
umur rel.
Jika tegangan total di kepala rel, akibat beban kombinasi
tegangan lentur, kontak dan suhu melebihi tegangan
lelah maka umur rel dihitung berdasarkan umur lelah.
32. Tegangan yang Bekerja di Kepala Rel
1. Tegangan Lentur (Sl)
dimana,
Sl = tegangan lentur
M = momen lentur
Wa = tahanan momen atas
2. Tegangan Kontak (Sk), Rumus HR. Thomas :
dimana,
Sk = tegangan kontak (psi)
P = beban dinamis (lbs)
R1 = Jari-jari roda kereta (inch)
R2 = Jari-jari rel (inch)
Wa
M
Sl
3
2
3
1
2
0,271
2
1
R
R
R
2
P
23500
Sk
33. 3. Tegangan Suhu (Ss),
dimana,
L = panjang rel
tp = suhu pemasangan(属C)
t = suhu maksimum di lapangan (属C)
= koefisien muai panjang = 1,5.10-5/属C
)
t
留(t
E
L
L
E
Ss
E
L
Ss
AE
PL
L
)
t
留(t
L
t
留
L
L
P
P
34. 4. Tegangan Lelah (Sf),
Tegangan lelah adalah batas umur rel yang dihitung dengan analisis keausan
atau analisis lelah. Besarnya tegangan lelah tergantung mutu rel dan standar
pembuatan rel yang disajikan dalam grafik tegangan vs siklus (Grafik SN
Curve).
Grafik SN disusun berdasarkan teori Linear Cumulative Damage (Miners),
dengan memgambil asumsi bahwa :
1. Tegangan kombinasi < tegangan lelah
2. Pengaruh beban dianggap berterusan
3. Tidak ada retak awal
4. Tidak ada bahaya negatif dari siklus beban
5. Asumsi Beban : Grafik SN adalah linear dan Batas Umur Lelah 107 siklus
35. St1
107
Stn
Sf
k
N1 N2 Nn
St2
Tegangan
Siklus
Kurve S-N (Siklus Tegangan)
Umur rel dapat ditentukan dari grafik di atas dengan persamaan di bawah ini :
tahun
D
1
L
rel
umur
N
硫
N
硫
...
N
硫
N
硫
N
硫
D
Sf
Sti
Ne
Ni
i
i
n
n
3
3
2
2
1
1
k
1
dimana,
Ni = siklus penyebab failure pada tegangan Sti (siklus)
k = kemiringan atau slope pada S-N diagram
Ne = batas berulangnya beban jika terjadi lelah
i = siklus yang bekerja untuk setiap beban Sti
N = siklus per waktu (siklus/tahun)
36. STABILITAS REL PANJANG
1. Penentuan Panjang Minimum Rel Panjang
Permasalahan yang ditimbulkan dalam rel panjang adalah penentuan panjang
minimal rel panjang yang diakibatkan oleh dilatasi pemuaian sebagaimana dituliskan
dalam persamaan berikut :
L = L T (5.10)
dimana :
L = Pertambahan panjang (m)
L = Panjang rel (m)
= Koefisien muai panjang ( C -1)
T = Kenaikan temperature ( C)
Menurut hukum Hooke, gaya yang terjadi pada rel dapat diturunkan menjadi
persamaan sebagai berikut :
L
A
E
L
F
dimana :
E = modulus elastisitas Young (kg/cm2)
A = luas penampang (cm2)
F = E A T
37. Panjang dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
=
r = tg = gaya lawan bantalan per satuan panjang
Untuk mendapatkan panjang minimum rel panjang
L 2
dengan demikian persyaratan L 2 digunakan untuk penentuan panjang rel pendek.
r
T
留
A
E
38. Contoh Perhitungan :
Digunakan konstruksi rel dengan bantalan beton pada rel tipe R.42 (E = 2,1 106 kg/cm2),
dimana gaya lawan bantalan diketahui sebesar 450 kg/m, dan = 1,2 10-5 C -1. Jika rel
dipasang pada 20 C dan suhu maksimum terukur 50 C, tentukan panjang rel minimum
yang diperlukan !
Jawaban :
= = 91,1568 m
Panjang minimum rel R.42 yang dipersyaratkan dengan bantalan beton = L
L = 2 = 2 91,1568 = 182,3136 m
Dibulatkan menjadi kelipatan 25 m sebagai : L 200 m.
450
20
-
50
10
1,2
54,26
10
2,1 5
6