Dokumen tersebut memberikan informasi tentang 8 jenis simplisia herbal yang berasal dari Indonesia beserta deskripsi, kandungannya, efek farmokologis, indikasi penggunaan, dan efek sampingnya. Simplisia-simplisia tersebut diantaranya adalah temu lawak, kunyit, jahe, lengkuas, cakar ayam, bawang putih, brotowali, dan tapak dara.
Laporan ini membahas tentang pembuatan gel piroksikam, termasuk tujuan praktikum, dasar teori tentang anatomi dan fisiologi kulit, absorpsi perkutan, definisi gel dan piroksikam, evaluasi produk referensi Feldene Gel, Scandene Gel dan Pirofel Gel, serta pemilihan bahan aktif.
Dokumen ini membahas tentang spektrofotometri UV-Vis dan pendekatan kasus untuk menganalisis spektrum yang ditampilkan. Berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengidentifikasi jenis kasus dan hubungan antara dua gambar spektrum yang ditampilkan.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik khususnya karbon dan ikatan kimianya. Pembahasan meliputi teori oktet dan hibridisasi atom karbon, serta penjelasan tentang alkana dan sikloalkana."
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan peroksida dan bilangan TBA sebagai ukuran kerusakan minyak akibat oksidasi. Bilangan peroksida menunjukkan tingkat oksidasi minyak sedangkan bilangan TBA mengukur kadar malonaldehid yang dihasilkan dari degradasi lebih lanjut dari peroksida. Semakin tinggi kedua bilangan tersebut, kualitas minyak semakin buruk karena telah mengalami kerusakan akibat oksidasi.
Praktikum ini bertujuan untuk mengekstraksi glikogen dari hati sapi dan membandingkan hasilnya dengan hati ayam. Prosedur ekstraksi melibatkan penggunaan pelarut seperti TCA dan alkohol untuk memisahkan glikogen. Hasilnya menunjukkan bahwa hati ayam mengandung lebih banyak glikogen dibanding hati sapi berdasarkan perbedaan beratnya. Warna ekstrak keduanya sama-sama abu-abu setelah
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi. Metode yang digunakan adalah metode lempeng silinder dan turbidimetri untuk menentukan kadar hambatan minimum (KHM) antibiotik terhadap mikroba patogen. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi mulai dari persiapan bahan sampai perhitungan hasil.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis obat bahan alam Indonesia yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu adalah obat tradisional dari bahan alam yang diproduksi secara turun temurun untuk kesehatan, obat herbal terstandar telah distandarisasi dan klaim manfaatnya terbukti, sedangkan fitofarmaka adalah obat herbal tertinggi yang telah melalui uji klinis pada manusia.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
油
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang enzim glukosa oksidase dan pemanfaatannya. Enzim ini diklasifikasikan sebagai oksidoreduktase dan berfungsi untuk mengoksidasi glukosa menjadi asam laktat dan hidrogen peroksida. Enzim glukosa oksidase banyak dimanfaatkan untuk pembuatan biosensor pendeteksi kadar glukosa darah dan bioreaktor industri.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan lemak terhadap pelarut dan terjadinya emulsi, menguji ketidakjenuhan minyak dan asam lemak, serta mendeteksi kehadiran kolesterol. Hasilnya menunjukkan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik nonpolar seperti kloroform dan eter, tetapi tidak dalam air. Lemak juga larut dalam Na2CO3 karena terjadi reaksi penyabunan."
(1) Angkak dihasilkan dari fermentasi beras oleh kapang Monascus purpureus, yang menghasilkan pigmen merah dan lovastatin. (2) Fermentasi meningkatkan kandungan antioksidan, protein, dan menurunkan kolesterol dan LDL. Namun demikian, angkak juga mengandung mikotoksin citrinin yang berpotensi toksik pada dosis tinggi.
Kimia pangan membahas komposisi kimia dan sifat pangan serta perubahannya selama pengolahan, penanganan, dan penyimpanan. Gizi pangan membahas fungsi komponen kimia pangan dalam tubuh dan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizinya."
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
PRINSIP TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Proses termal dapat dilakukan dengan berbagai teknik :
1. Penggunaan air panas atau uap air pada proses blansing, pemasakan, pasteurisasi, sterilisasi, evaporasi dan ekstrusi.
2. Penggumaan udara panas seperti pemanggangan, penyangraian, pengeringan.
3. Penggunaan minyak seperti pada penggorengan.
4. Penggunaan energi iradiasi seperti gelombang mikro (microwave, radiasi infra merah, dan radiasi ionisasi).
Dokumen tersebut membahas tentang bilangan peroksida dan bilangan TBA sebagai ukuran kerusakan minyak akibat oksidasi. Bilangan peroksida menunjukkan tingkat oksidasi minyak sedangkan bilangan TBA mengukur kadar malonaldehid yang dihasilkan dari degradasi lebih lanjut dari peroksida. Semakin tinggi kedua bilangan tersebut, kualitas minyak semakin buruk karena telah mengalami kerusakan akibat oksidasi.
Praktikum ini bertujuan untuk mengekstraksi glikogen dari hati sapi dan membandingkan hasilnya dengan hati ayam. Prosedur ekstraksi melibatkan penggunaan pelarut seperti TCA dan alkohol untuk memisahkan glikogen. Hasilnya menunjukkan bahwa hati ayam mengandung lebih banyak glikogen dibanding hati sapi berdasarkan perbedaan beratnya. Warna ekstrak keduanya sama-sama abu-abu setelah
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan potensi antibiotik secara mikrobiologi. Metode yang digunakan adalah metode lempeng silinder dan turbidimetri untuk menentukan kadar hambatan minimum (KHM) antibiotik terhadap mikroba patogen. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pengujian potensi antibiotik secara mikrobiologi mulai dari persiapan bahan sampai perhitungan hasil.
1. Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis obat bahan alam Indonesia yaitu jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka. Jamu adalah obat tradisional dari bahan alam yang diproduksi secara turun temurun untuk kesehatan, obat herbal terstandar telah distandarisasi dan klaim manfaatnya terbukti, sedangkan fitofarmaka adalah obat herbal tertinggi yang telah melalui uji klinis pada manusia.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
油
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Titrasi iodometri digunakan untuk menentukan kadar asam askorbat (vitamin C) dalam sampel. Larutan standar Na2S2O3 distandarisasi terlebih dahulu menggunakan larutan KIO3 sebelum digunakan untuk menitrasi sampel vitamin C. Hasil analisis menunjukkan kadar asam askorbat dalam sampel tablet vitamin C adalah 61,6%.
Dokumen tersebut membahas tentang enzim glukosa oksidase dan pemanfaatannya. Enzim ini diklasifikasikan sebagai oksidoreduktase dan berfungsi untuk mengoksidasi glukosa menjadi asam laktat dan hidrogen peroksida. Enzim glukosa oksidase banyak dimanfaatkan untuk pembuatan biosensor pendeteksi kadar glukosa darah dan bioreaktor industri.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan lemak terhadap pelarut dan terjadinya emulsi, menguji ketidakjenuhan minyak dan asam lemak, serta mendeteksi kehadiran kolesterol. Hasilnya menunjukkan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik nonpolar seperti kloroform dan eter, tetapi tidak dalam air. Lemak juga larut dalam Na2CO3 karena terjadi reaksi penyabunan."
(1) Angkak dihasilkan dari fermentasi beras oleh kapang Monascus purpureus, yang menghasilkan pigmen merah dan lovastatin. (2) Fermentasi meningkatkan kandungan antioksidan, protein, dan menurunkan kolesterol dan LDL. Namun demikian, angkak juga mengandung mikotoksin citrinin yang berpotensi toksik pada dosis tinggi.
Kimia pangan membahas komposisi kimia dan sifat pangan serta perubahannya selama pengolahan, penanganan, dan penyimpanan. Gizi pangan membahas fungsi komponen kimia pangan dalam tubuh dan pengaruh pengolahan terhadap nilai gizinya."
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
PRINSIP TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Proses termal dapat dilakukan dengan berbagai teknik :
1. Penggunaan air panas atau uap air pada proses blansing, pemasakan, pasteurisasi, sterilisasi, evaporasi dan ekstrusi.
2. Penggumaan udara panas seperti pemanggangan, penyangraian, pengeringan.
3. Penggunaan minyak seperti pada penggorengan.
4. Penggunaan energi iradiasi seperti gelombang mikro (microwave, radiasi infra merah, dan radiasi ionisasi).
1. Pemanasan pada suhu lebih rendah dalam waktu panjang dan pemanasan bahan pangan pada suhu tinggi dan waktu singkat merupakan strategi utama dalam proses pasteurisasi dan sterilisasi;
2. Proses pasteurisasi bertujuan untuk membunuh beberapa mikroorganisme tahan panas sedangkan sterilisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme termasuk spora;
3. Pengawetan panas seperti pasteurisasi dan sterilisasi
Dokumen tersebut membahas tentang proses pengolahan dan pengawetan bahan pangan, mencakup tahapan produksi bahan mentah, pengolahan, dan distribusi. Proses pengolahan meliputi transformasi bahan mentah menjadi produk olahan dengan teknik seperti pendinginan, penggaraman, pengeringan, pemanasan, dan fermentasi. Proses ini dilakukan dengan sanitasi ketat untuk mencegah kerusakan dan kontaminasi bahan pangan.
Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air pada makanan dengan cara dijemur atau dioven untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat proses pembusukan, dengan menargetkan kadar air di bawah 15-20% agar bakteri dan jamur tidak dapat tumbuh.
Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air pada makanan dengan cara dijemur atau dioven untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat proses pembusukan, dengan menargetkan kadar air di bawah 15-20% agar bakteri dan jamur tidak dapat tumbuh.
Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air pada makanan dengan cara dijemur atau dioven untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat proses pembusukan. Proses ini menurunkan aktivitas air hingga 15-20% sehingga bakteri dan jamur tidak dapat tumbuh. Walaupun mengurangi vitamin dan zat warna, kandungan gizi lain seperti protein dan karbohidrat meningkat.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pasteurisasi yang digunakan untuk mengawetkan bahan pangan dengan memanaskannya pada suhu di bawah titik didih untuk membunuh mikroba. Proses ini dapat dilakukan pada berbagai bahan seperti susu, anggur, madu, dan lainnya dengan tujuan mempertahankan kualitas dan keamanan produk. Dokumen tersebut juga menjelaskan parameter-parameter yang mempengaruhi proses pasteur
Bahan pangan umumnya diolah terlebih dahulu sebelum dikonsumsi untuk meningkatkan daya simpan dan rasa. Teknik pengolahan meliputi pengolahan suhu tinggi seperti pasterisasi dan sterilisasi, pengolahan suhu rendah seperti pendinginan dan pembekuan, penggunaan bahan seperti garam, asam, gula, dan bahan kimia pengawet, serta pengolahan seperti iradiasi dan fermentasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas modifikasi pati dengan berbagai metode kimia dan fisik seperti cross linking, subtitusi, hidrolisis asam, dan modifikasi fisik seperti hydrotermal treatment.
2. Metode modifikasi pati meliputi proses kimia seperti hidrolisis, cross linking, subtitusi, dan kombinasi antara cross linking dan subtitusi.
3. Modifikasi fisik meliputi proses seperti hydrotermal treatment, auto
IPTEK Pengolahan Susu mendiskusikan proses pengolahan susu mulai dari pengumpulan, grading, pengolahan hingga sterilisasi dan pasteurisasi. Ada dua jenis sterilisasi yaitu sterilisasi total dan komersial. Pasteurisasi merupakan proses dengan suhu sedang untuk membunuh mikroba tertentu. Susu UHT diolah dengan suhu tinggi sangat singkat untuk membunuh seluruh mikroba.
kuliah tentang teknologi fermentasi .pptxFirstAndika
油
Memahami konsep-konsep ini sangat penting dalam analisis data, statistik, dan berbagai aplikasi ilmiah, karena mereka membantu dalam mengidentifikasi pola, membuat prediksi, dan memahami hubungan antarvariabel.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi termal sebagai metode untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan pada produk kaleng. Proses sterilisasi menggunakan panas untuk mencapai keadaan steril. Kemasan hermetis digunakan untuk menjaga produk tetap steril selama distribusi. Bakteri Clostridium merupakan target utama sterilisasi karena mampu membentuk spora yang tahan panas.
Flavonoid merupakan keluarga besar senyawa yang disintesis oleh tanaman. Flavonoid memiliki manfaat kesehatan tetapi juga dapat menghambat penyerapan zat gizi jika dikonsumsi bersamaan dengan makanan tertentu. Flavonoid dapat ditemukan dalam berbagai makanan dan minuman namun bioavailabilitasnya rendah karena cepat diekskresikan dari tubuh. Konsumsi flavonoid yang memadai diperkirakan dapat memberikan man
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan produk pangan baru, mulai dari pendahuluan, jenis produk inovasi yang dibutuhkan pasar, properti produk, branding, hingga pentingnya pengembangan berkelanjutan produk. Produk baru direkomendasikan memiliki nilai jual tinggi, unik, menyelesaikan masalah masyarakat, serta berkualitas dan harga terjangkau.
Dokumen tersebut membahas tentang radikal bebas dan antioksidan. Radikal bebas dibentuk secara endogen maupun eksogen dan dapat merusak sel. Antioksidan alami seperti vitamin, mineral, dan karotenoid berperan menangkal radikal bebas untuk melindungi tubuh. Antioksidan penting seperti vitamin C dan E, serta karotenoid seperti beta karoten mampu membersihkan berbagai jenis radikal bebas dan mencegah kerusakan sel.
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan pangan dengan suhu rendah untuk memperpanjang masa simpan pangan. Metode pengolahan meliputi pendinginan dan pembekuan, dimana pendinginan menyimpan pangan diatas titik beku dan pembekuan dibawah titik beku. Sistem pendinginan dan pembekuan bekerja dengan memindahkan panas dari pangan ke medium suhu rendah menggunakan alat seperti evaporator, kondensor, dan kompresor.
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan usaha berbasis pangan yang mencakup definisi pengembangan usaha, strategi dan tahapannya, serta faktor-faktor pengembangan usaha. Dibahas pula tentang unsur keputusan konsumen seperti atribut produk, merek, kemasan, dan label. Diuraikan pula cara inovasi produk melalui empat tindakan dan enam metode seperti modulasi, ukuran, kemasan, desain, komplemen, dan peng
1. Transfer panas adalah proses pengolahan produk pangan yang melibatkan pemanasan atau pendinginan untuk meningkatkan mutu, memperpanjang masa simpan, dan membunuh bakteri.
2. Proses termal utama meliputi pemasakan, blansing, sterilisasi, pasteurisasi, penggorengan, dan penyangraian yang mempengaruhi aktivitas mikroba dan enzim, serta nilai gizi dan organoleptik produk.
3. Optimalisasi mutu produk melibatkan pen
Dokumen ini membahas tentang pangan fungsional dan senyawa bioaktif yang terkandung di dalam berbagai bahan pangan yang dapat memberikan manfaat kesehatan ketika dikonsumsi. Beberapa bahan pangan yang dijelaskan meliputi oat, kedelai, flaxseed, tomat, bawang putih, brokoli, buah jeruk, cranberry, teh, ikan, produk susu, daging sapi. Klaim kesehatan pangan fungsional harus didukung bukti ilmiah dan diset
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
2. PENDAHULUAN
Transfer panas adalah segala bentuk
proses pengolahan produk pangan
yang melibatkan suhu, baik panas
mapun dingin.
Transfer panas terjadi disemua proses
jenis proses pengolahan.
Tujuan transfer panas pada
pengolahan produk pangan: perbaikan
mutu, memperpanjang masa simpan,
non-aktif enzim, merusak anti nutrisi,
membunuh bakteri pembusuk dan
pathogen.
Contoh proses termal UHT, HTST
2
3. KLASIFIKASI PROSES TERMAL
Proses pengalengan pengalengan,
pasteurisasi, pemasakan, evaporasi,
ekstruksi dan blansing.
Penghilangan panas pendinginan
dan pembekuan.
Penghilangan air pengeringan.
3
4. TEKNIK PENGOLAHAN DENGAN PROSES
TERMAL
Pengguanaan air panas/ uap air
pemasakan, blansing, pasteurisasi,
sterilisasi, evaporasi dan ekstruksi.
Penggunaan udara panas
pemanggangan, penyangraian dan
pengeringan.
Penggunaan minyak panas
penggorengan.
Penggunaan energy radiasi
gelombang mikro, radiasi inframerah
dan radiasi ionisasi.
4
5. 1. PEMASAKAN
Tujuan pemaskaan meningkatkan cita
rasa, teksture, warna produk pangan.
Proses pemasakan: perebusan,
pemanggangan, penggorengan,
penyangraian dsb.
Pemasakan dapat memperpanjang umur
simpan dengan penyimpanan dingin.
Pendinginan mencegah kontaminasi
kembali.
Pemasakan mendistruksi
(menghancurkan)/ menurunkan mikroba
dan menginaktivasi enzim.
Kekurangan: menurunkan zat gizi pada
produk.
5
6. 2. BLANSING
Blansing adalah proses pemanasan
suhu sedang.
Tujuan inaktivasi enzim oksidatif dan
menghilangkan gas pada sel jaringan
bahan.
Bahan yang di blansing biasanya buah
dan sayur.
Perubahan yang terjadi berupa cita
rasa, warna, flavour dan nilai gizi.
Suhu dan lama blansing bergantung
pada jenis dan ukuran sayur dan buah.
6
7. 3. STERILISASI
Sterilisasi proses destruksi/
mematikan microorganism.
Sterilisasi dilakukan pada suhu 121C
Tidak semua mikroba mati pada suhu
ini, namun mikroba pembusuk dan
pathogen sudah turun jumlahnya.
Pengemasan vakum dan pH controlled
mencegah peryumbuhan mikroba
pembusuk dan pathogen.
Sterilisasi biasa dilakukan pada produk
komersial (Sterilisasi komersial)
7
8. 4. PASTEURISASI
Pasteurisasi dilakukan pada suhu sedang
pada produk pangan.
Suhu pasteurisasi yang digunakan < 100C.
Tujuan: membunuh mikroba vegetative
(pathogen dan inaktivasi enzim).
Pasteurisasi tidak membunuh semua
mikroba karena suhu yang digunakan.
Perlu dilakukan proses lanjutan setelah
pasteurisasi: pengawetan, pengemasan
atm, control pH, control Aw.
Sifat sensori dan gizi hampir tidak
berubah.
8
9. 5. PENGGORENGAN
Penggorengan merupakan proses
dehidrasi (pengambilan air) dari
bahan, baik keseluruhan maupun
sebagian.
Menggunakan lemak/ minyak sebagai
media pindah panas.
Keuntungan penggorengan: perubahan
rasa dan tekstur, pelapisan (lapisan
renyah pada nugget), pembentukan
warna, penambahan minyak,
kepraktisan, blansing, inaktivasi/
destruksi mikroba, pindah panas.
9
10. 6. PENYANGRAIAN
Penyangraian merupakan proses
pindah panas tanpa media maupun
dengan media (pasir).
Tujuan penyangraian: inaktivasi enzim
mikroba, senyawa anti nutrisi,
membentuk aroma, membentuk cita
rasa dan membentuk tekstur.
Di Industri pangan penyangraian
dilakukan dengan menghembusaka
gas/ udara panas pada silinder yang
berputar (industry kopi dan coklat).
10
11. 7. PEMANGGANGAN
Pemanggangan adalah proses pindah
panas melalui: radiasi, konveksi dan
konduksi.
Jenis dan rancangan oven sangat
menentukan proses yang paling
dominan.
Perubahan yang terjadi saat
pemanggangan: pembentukan
senyawa cita rasa, aroma,
mengembangan volume,
pembentukan kulit (crust), inaktivasi
mikroba dan enzim, koagulasi protein
dan gelatinisasi sebagian pati.
11
12. 8. PROSES TERMAL YANG LAIN
Jenis proses termal lain: evaporasi,
ekstruksi, pengolahan gelombang
mikro dan inframerah dan
pengeringan.
Evaporasi merupakan pemanasan
dimana air dalam bahan diuapkan
dibawah tekanan 1 atm (vakum).
Tujuan mengentalkan produk,
meningkatkan padatan total,
menurunkan Aw, meningkatkan warna
dan aroma.
12
13. Pemanasan dengan gelombang mikro
dan inframerah panas dari
gelombang 2540 dan 952 MHz.
Kedalaman penetrasi panas pada
produk pangan bergantung pada kadar
air untuk proses gelombang mikro dan
sifat permukaan dalam mengabsorbsi
energy untuk inframerah.
Gelombang mikro pemanasan
kembali, pemasakan, thawing,
pengeringan, penyangraian dan
pembentukan sifat renyah.
13
14. Pengeringan merupakan proses
pemanasan pada kondisi terkontrol.
Tujuan menguapkan air dalam
produk.
Perubahan yang terjadi: tekstur dan
nilai gizi produk menurun
Kelebihan: daya simpan lebih panjang.
14
15. EFEK PROSES TERMAL
Aktivitas Mikroba
Menurunkan/ mengilangkan ativitas
mikroba sampai pada jumlah yang
dapat diterima
Proses pasteurisasi, produk harus
disimpan pada suhu dingin sampai
pada waktu tertentu.
Proses sterilisasi, produk relative stabil.
15
16. Aktivitas Enzim
Enzim peroksidase, lipoksigenase dan
pektinesterase indicator dalam
kecukupan proses termal.
Suhu inaktivasi enzim lebih tinggi
dibandingkan suhu inaktivasi mikroba.
16
17. Nilai nutrisi
Proses blansing menurunkan kadar nutrisi
hingga 40% untuk mineral dan vitamin, 35
untuk gula, 20% untuk protein/ asam
amino.
Senyawa toksik juga akan turun, senyawa
toksik larut dalam air dan rusah pada suhu
tinggi.
Proses sterilisasi meningkatkan daya
cerna (denaturasi protein, gelatinisasi pati)
Sterilisasi mudah merusak vitamin dan
protein.
17
18. Sifat Organoleptik
Perubahan yang terjadi karena reaksi
kimia diakibatkan kondisi panas yang
terjadi pada bahan. Contoh: Reaksi
Maillard dan karmelisasi.
Intensitas perubahan bergantung pada
lama proses pemasakan serta suhu
yang digunakan.
Proses pemasakan yang berlebihan
overcooked (tidak disukai konsumen).
18
19. OPTIMALISASI MUTU
Penggunaan proses termal memperpanjang masa
simpan produk yung mudah rusak namun menurunkan
gizi.
Kehilangan zat: disengaja, tidak disengaja atau dpt
dihindari dan tidak dapat dihindari.
Disengaja mengupas kulit buah sehingga gizinya
berkurang.
Tidak disengaja pencucian, pengirisan dan
penggilingan dapat menurunkan zat gizi
Tidak dapat dihindari proses pemasakan yang harus
dilakukan karena bahan tidak dpt dikonsumsi jika tidak
di masak terebih dahulu.
19