Teks tersebut membahas penggunaan program NutriSurvey untuk menganalisis kandungan gizi makanan. NutriSurvey memungkinkan pengguna untuk menambahkan database makanan Indonesia, menghitung nilai gizi berbagai makanan dan menu, serta menilai tingkat kecukupan gizi berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Indonesia.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, gambaran klinis, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan laboratorium yang mendukung, dan penatalaksanaan anemia mikrositik hipokrom.
Modul ini membahas penggunaan program WHO Anthro versi 3.2.2 dan WHO AnthroPlus versi 1.0.1 untuk mengolah data antropometri anak. Program ini memiliki dua fitur utama yaitu anthropometric calculator untuk penilaian status gizi individu dan individual assessment untuk pemantauan pertumbuhan anak. Modul ini juga menjelaskan ketentuan umum dan kategori status gizi berdasarkan SK Menteri Kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang vitamin, terutama vitamin larut air seperti vitamin B. Ia menjelaskan penemuan, sifat kimia, sumber, dan fungsi masing-masing vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), dan asam folat (B9). Defisiensi setiap vitamin dapat menyebabkan berbagai gejala seperti beri-beri, cheilosis, dan anemia megaloblastik. Vitamin-vitamin
Dokumen tersebut membahas tentang diabetes melitus sebagai penyakit metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi kronis akibat kelainan sekresi atau kerja insulin, serta pengobatannya melalui pola makan seimbang, olahraga teratur, dan perawatan diri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, sumber, dan peran vitamin dalam tubuh, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C.
2. Vitamin berperan sebagai koenzim yang membantu berbagai proses metabolisme seperti metabolisme energi.
3. Sumber vitamin antara lain daging, ikan, sayuran hijau, buah-buahan, dan sereal yang diperkaya.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, penyakit penipisan tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang sehingga mudah patah. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang delirium, gangguan mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang berlangsung secara akut dan fluktuatif.
2. Delirium disebabkan oleh kondisi medis akut seperti infeksi, cedera kepala, atau penggunaan obat-obatan tertentu dan memiliki berbagai gejala klinis seperti disorientasi dan gangguan persepsi.
3. Diagnosis delirium membutuhkan
Dokumen tersebut membahas tentang standar makanan rumah sakit yang terdiri dari makanan umum, khusus, dan diet pemeriksaan. Jenis makanan umum meliputi makanan biasa, lunak, saring, dan cair yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Diet khusus misalnya TETP, rendah garam, dan diabetes bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pasien. Diet pemeriksaan seperti benzidine, kecap, dan bowl digunakan untuk mempersiapkan p
GERD adalah gangguan yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esofagus yang menyebabkan gejala seperti heartburn. Faktor risikonya termasuk obesitas, konsumsi alkohol dan kafein, serta gangguan fungsi bawah esofagus. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan endoskopi. Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan PPI, dan dalam kasus berat dilakukan operasi.
Dokumen ini membahas epidemiologi kekurangan vitamin A (KVA). Ia menjelaskan pengertian, klasifikasi, besaran masalah, kelompok berisiko, penyebab, dan dampak KVA. KVA merupakan masalah gizi yang dihadapi negara berkembang termasuk Indonesia. Kelompok berisiko tinggi adalah bayi, anak balita, dan mereka dengan akses yang terbatas terhadap sumber vitamin A. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja, in
1. Dokumen tersebut membahas penanggulangan penyakit diare, termasuk penyebab, prinsip penatalaksanaan, penilaian derajat dehidrasi, dan rencana terapi untuk diare ringan hingga berat.
2. Jenis diare yang dijelaskan antara lain diare akut, disentri berat, diare persisten, dan diare dengan komplikasi.
3. Upaya pencegahan diare yang disarankan adalah memberikan ASI, meningkatkan gizi,
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang terapi gizi pada anak gizi buruk, meliputi tujuan stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi dengan formula makanan yang sesuai, serta cara melakukan anamnesa diet dan konseling gizi. Terapi gizi bertujuan mengembalikan status gizi normal dengan memberikan makanan tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral secara bertahap sesuai kondisi anak.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gangguan cemas, termasuk epidemiologi, gejala, diagnosis, peran neurotransmiter, dan terapi gangguan cemas seperti gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh, fobia sosial, dan gangguan obsesif kompulsif."
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, penyakit penipisan tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang sehingga mudah patah. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang delirium, gangguan mental organik yang ditandai dengan gangguan kesadaran dan perubahan kognitif yang berlangsung secara akut dan fluktuatif.
2. Delirium disebabkan oleh kondisi medis akut seperti infeksi, cedera kepala, atau penggunaan obat-obatan tertentu dan memiliki berbagai gejala klinis seperti disorientasi dan gangguan persepsi.
3. Diagnosis delirium membutuhkan
Dokumen tersebut membahas tentang standar makanan rumah sakit yang terdiri dari makanan umum, khusus, dan diet pemeriksaan. Jenis makanan umum meliputi makanan biasa, lunak, saring, dan cair yang disesuaikan dengan kondisi pasien. Diet khusus misalnya TETP, rendah garam, dan diabetes bertujuan memenuhi kebutuhan gizi pasien. Diet pemeriksaan seperti benzidine, kecap, dan bowl digunakan untuk mempersiapkan p
GERD adalah gangguan yang ditandai dengan regurgitasi isi lambung ke esofagus yang menyebabkan gejala seperti heartburn. Faktor risikonya termasuk obesitas, konsumsi alkohol dan kafein, serta gangguan fungsi bawah esofagus. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan endoskopi. Pengobatan meliputi perubahan gaya hidup, penggunaan PPI, dan dalam kasus berat dilakukan operasi.
Dokumen ini membahas epidemiologi kekurangan vitamin A (KVA). Ia menjelaskan pengertian, klasifikasi, besaran masalah, kelompok berisiko, penyebab, dan dampak KVA. KVA merupakan masalah gizi yang dihadapi negara berkembang termasuk Indonesia. Kelompok berisiko tinggi adalah bayi, anak balita, dan mereka dengan akses yang terbatas terhadap sumber vitamin A. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja, in
1. Dokumen tersebut membahas penanggulangan penyakit diare, termasuk penyebab, prinsip penatalaksanaan, penilaian derajat dehidrasi, dan rencana terapi untuk diare ringan hingga berat.
2. Jenis diare yang dijelaskan antara lain diare akut, disentri berat, diare persisten, dan diare dengan komplikasi.
3. Upaya pencegahan diare yang disarankan adalah memberikan ASI, meningkatkan gizi,
Materi v pembuatan formula pada gizi burukJoni Iswanto
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang terapi gizi pada anak gizi buruk, meliputi tujuan stabilisasi, transisi, dan rehabilitasi dengan formula makanan yang sesuai, serta cara melakukan anamnesa diet dan konseling gizi. Terapi gizi bertujuan mengembalikan status gizi normal dengan memberikan makanan tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral secara bertahap sesuai kondisi anak.
Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gangguan cemas, termasuk epidemiologi, gejala, diagnosis, peran neurotransmiter, dan terapi gangguan cemas seperti gangguan panik, gangguan cemas menyeluruh, fobia sosial, dan gangguan obsesif kompulsif."
Dokumen tersebut membahas pencegahan dan penanganan empat masalah gizi, yaitu kekurangan vitamin A, anemia, KKP (keracunan protein kalori), dan cacingan. Vitamin A penting untuk fungsi mata dan sistem kekebalan tubuh. Anemia disebabkan oleh kurangnya hemoglobin. KKP umumnya terjadi pada anak akibat kekurangan kalori dan protein. Cacingan disebabkan oleh infeksi parasit cacing dalam usus.
Vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K disimpan di dalam jaringan lemak tubuh. Vitamin A dan D diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta fungsi sistem imun, sementara vitamin E dan K berperan sebagai antioksidan untuk melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.
Vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K disimpan di dalam jaringan lemak tubuh. Vitamin A dan D diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta fungsi sistem imun, sementara vitamin E dan K berperan sebagai antioksidan untuk melindungi sel dari kerusakan radikal bebas.
Kebutuhan dan Dampak Kekurangan Mikronutrien.pptxnawalasmadi
Ìý
Mikronutrien merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil, terdiri dari vitamin dan mineral. Vitamin terbagi menjadi vitamin larut lemak dan larut air, sedangkan mineral antara lain besi, seng, dan yodium yang memiliki peran penting dalam berbagai proses metabolisme.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai vitamin larut air dan larut lemak, termasuk klasifikasi, sumber, kebutuhan harian, fungsi, dan efek kekurangan masing-masing vitamin. Vitamin dibedakan menjadi yang larut air dan larut lemak, dan masing-masing jenis vitamin memainkan peran penting dalam berbagai proses metabolisme."
Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan dalam jumlah kecil untuk mendukung berbagai proses metabolisme tubuh. Terdapat dua kelompok vitamin, yaitu larut air dan larut lemak, yang memiliki ciri khas masing-masing seperti cara diserap dan disimpan tubuh serta gejala defisiensinya. Dokumen ini menjelaskan definisi, klasifikasi, sifat kimiawi, fungsi, dan kebutuhan harian vitamin.
Dokumen tersebut membahas tentang kebutuhan gizi remaja dan akibat kekurangan atau kelebihan gizi. Terdapat informasi mengenai zat-zat gizi yang diperlukan tubuh, pengaruh gizi terhadap kesehatan, penyakit akibat kekurangan zat gizi seperti vitamin dan mineral, serta usaha-usaha perbaikan gizi yang telah dilakukan di Indonesia seperti UPGK dan pencegahan kekurangan vitamin A.
Vitamin merupakan zat organik kompleks yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil dan tidak dapat disintesis sendiri. Terdapat dua kluster vitamin, yaitu larut lemak dan larut air. Vitamin larut lemak diserap bersama lemak dan disimpan di hati dan jaringan, sedangkan larut air diedarkan langsung lewat darah dan dibuang lewat urin. Gangguan metabolisme setiap vitamin dapat menyebabkan berbagai gejala dan penyakit.
Teks tersebut membahas tentang gangguan perdarahan dan penyakit kelainan darah seperti leukemia. Secara singkat, teks menjelaskan bahwa gangguan perdarahan dapat terjadi karena masalah pembekuan darah dan perawatan gigi dapat memicu perdarahan pada pasien dengan gangguan tersebut. Teks juga menjelaskan gejala dan diagnosis awal dari leukemia seperti demam, perdarahan, dan pemeriksaan sumsum tulang.
Tiga vitamin dan mineral penting untuk kesehatan kulit dijelaskan dalam dokumen ini. Vitamin A membantu perkembangan kulit yang sehat, vitamin C membentuk kolagen untuk jaringan kulit, dan vitamin D membantu metabolisme kalsium untuk tulang dan kulit. Kalsium, besi, dan magnesium dibahas sebagai mineral penting yang berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan jaringan.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
Ìý
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
Ìý
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
Ìý
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
FARMAKOGNOSI 11 radx.pptx.pdf. untuk kelas xiaripprihandoko1
Ìý
7. ASUHAN GIZI PADA PASIEN DEFISIENSI GIZI (KEKURANGAN VITAMIN A).pptx
1. Asuhan Gizi pada Defisiensi Gizi
(Kekurangan Vitamin A)
Amali Rica Pratiwi, S.Gz.,M.Gz
2. Vitamin A
Vitamin A merupakan salah satu vitamin yang penting bagi
tubuh dan mempunyai banyak manfaat bagi tubuh.
Sifat kimia vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning dan
larut dalam lemak atau pelarut lemak.
Dalam makanan biasanya vitamin A terdapat dalam bentuk
ester retinil yaitu terikat dalam asam lemak rantai panjang.
3. Di dalam tubuh, vitamin A berfungsi dalam dalam
beberapa bentuk ikatan kimia aktif, yaitu retinol
(bentuk) alkohol, retinal (aldehida), dan asam
retinoat (bentuk asam).
Bentuk aktif vitamin A hanya terdapat pada
pangan hewani.
Pangan nabati mengandung karotenoid yang
merupakan prekursor (provitamin) A.
Karotenoid di alam hanya dalam bentuk alfa, beta
dan gama serta kriptosantin.
4. Patofisiologi
Sebagian dari karotenoid, terutama beta karoten di dalam
sitoplasma sel mukosa usus halus dipecah menjadi retinol.
Di dalam sel-sel mukosa usus halus, ester retinil dihidrolisis
oleh enzim-enzim pankreas esterase menjadi retinol yang lebih
efisien diabsorpsi daripada daripada ester retinil.
Vitamin A yang ada di makanan, sebagaian besar dalam
bentuk ester retinil, bernama karotenoid bercampur dengan
lipida lain di dalam lambung.
5. Patofisiologi
Hati berperan sebagai tempat menyimpan utama vitamin A.
Dalam keadaan normal, cadangan vitamin A dalam hati bertahan sampai 6
bulan, sedangkan bila tubuh mengalami kekurangan konsumsi vitamin A,
asam retinoat diabsorpsi tanpa perubahan.
Apabila konsumsi lemak cukup, yaitu mengandung 80-90 % ester retinil,
maka hanya 40-60 % karotenoid yang diabsorpsi tubuh.
Retinol didalam mukosa usus halus bereaksi dengan asam lemak dan
membentuk ester dan dengan bantuan cairan empedu menyeberangi sel-sel
vili dinding usus halus untuk kemudian diangkut oleh kilomikron melalui
sistem limfe ke dalam aliran darah menuju hati.
6. Pengambilan retinol oleh berbagai sel tubuh bergantung pada
reseptor pada permulaan membran yang yang spesifik untuk
RBP.
Bila tubuh memerlukan vitamin A , maka vitamin A di
mobilisasi dari hati dalam bentuk retinol yang diangkut oleh
retinol binding protein (RBP) yang disintesis di dalam hati.
Asam retinoat merupakan sebagian kecil vitamin A dalam
darah yang aktif dalam deferensiasi sel dan pertumbuhan.
Patofisiologi
7. Di dalam sel mata retinol berfungsi sebagai retinal dan
di dalam sel epitel sebagai asam retinoat.
Retinol kemudian diangkut melalui membran sel untuk
kemudian diikatkan pada cellular retinol binding
protein (CRBP) dan RBP kemudian dilepaskan.
Patofisiologi
8. Penglihatan normal pada cahaya remang
Deferensiasi sel
Fungsi kekebalan
Pertumbuhan dan perkembangan
Pencegahan kanker dan penyakit jantung
Fungsi vitamin A
9. Penglihatan Normal Pada Cahaya Remang
• Fungsi vitamin A dapat dirasakan pada saat kita
masuk dari ruangan dengan cahaya terang ke
ruangan dengan cahaya remang, dimana untuk
adaptasi cahaya tersebut dibutuhkan vitamin A.
• Apabila mata tidak dapat beradaptasi pada situasi
tersebut, maka hal ini sebagai tanda awal kekurangan
vitamin A yang sering disebut sebagai buta senja.
10. Deferensiasi sel
• Deferensiasi sel terjadi bila sel-sel tubuh mengalami
perubahan sifat maupun fungsi semulanya.
• Perubahan sifat dan fungsi sel ini adalah salah satu
karakteristik dari kekurangan vitamin A yang dapat
terjadi pada tiap perkembangan tubuh, seperti pada
tahap pembentukan sperma dan sel telur,
pembuahan, pembentukan struktur dan organ
tubuh, pertumbuhan dan perkembangan janin, masa
bayi, anak-anak, dewasa dan masa tua.
11. • Diduga vitamin A berperan dalam bentuk retinoat
berperan aktif dalam kegiatan inti sel, sehingga
merupakan faktor penentu keturunan/gen yang
berpengaruh terhadap sintesis protein.
• Fungsi ini akan terlihat saat tubuh kekurangan
vitamin A, maka terjadi gangguan fungsi sel-sel
kelenjar yang mengeluarkan mukus dan
digantikan oleh sel-sel epitel bersisik dan kering
(keratinized). Kulit menjadi kering, kasar dan bila
ada luka sukar sembuh.
12. • Membran mukosa tidak dapat mengeluarkan cairan mukus
dengan sempurna sehingga mudh terserang bakteri
(infeksi).
• Tanda khas kekurangan vitamin A ini dapat dilihat adanya
keratinisasi konjungtiva mata (selaput yang melapisi
kelopak mata dan bola mata).
Dapat disimpulkan bahwa ada dua fungsi vitamin A dalam
deferensiasi sel yaitu:
• (1) peranan vitamin A dalam sintesis glikoprotein khusus
yang terlihat dalam pembentukan membran sel yang
mengontrol deferensiasi sel, dan
• (2) fungsi yang komplek vitamin A-CRBP saat masuk ke
nukleus sel sehingga mempengaruhi DNA.
13. Fungsi Kekebalan
• Vitamin A berpengaruh terhadap kekebalan
tubuh manusia dan hewan, dimana retinol
tampaknya berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan diferensiasi limfosit B (leukosit yang berperan
dalam proses kekebalan humoral.
• Disamping kekurangan vitamin A menurunkan
respon antibodi yang bergantung pada sel-T
(limfosit yang berperan dalam kekebalan tubuh)
dan pada kondisi terjadi infeksi dalam tubuh,
akan memperburuk kekurangan vitamin A.
14. • Fungsi ini dapat dilihat bahwa ada hubungan
antara kekurangan vitamin A dengan infeksi
saluran pernafasan, kekurangan vitamin A
dengan penyakit diare dan kekurangan vitamin
A pada penderita campak akan menyebabkan
komplikasi yang berakibat kematian.
15. Pertumbuhan dan Perkembangan
• Vitamin A berpengaruh pada sintesis protein,
sehingga akan berpengaruhu pada pertumbuhan sel.
• Vitamin A dibutuhkan pada perkembangan tulang
dan sel epitel yang membentuk email untuk
pertumbuhan gigi.
• Apabila kekurangan vitamin A maka pertumbuhan
tulang akan terhambat dan bentuk tulang menjadi
tidak normal.
• Pada anak-anak yang kekurangan vitamin A akan
terjadi kegagalan dalam pertumbuhannya.
16. Pencegahan Kanker dan Penyakit Jantung
• Vitamin A dalam bentuk retinoid mempengaruhi
perkembangan sel epitel dan mampu meningkatkan
aktivitas sistem kekebalan tubuh.
• Hal ini diduga berpengaruh dalam pencegahan
kanker terutama kanker kulit, tenggorokan, paru-
paru, payudara dan kantung kemih.
• Disisi lain beta karoten bersama vitamin E dan C
berperan sebagai antioksidan yang diduga dapat
mencegah kanker paru-paru.
17. • Selain itu beberapa penelitian menunjukkan bahwa
ada diduga ada peranan vitamin A untuk mencegah
penyakit jantung.
• Defisiensi vitamin A mempengaruhi penurunan nafsu
makan, dimana terjadi karena perubahan jonjot rasa
pada lidah.
18. • Tanda adanya kekurangan vitamin A yang berdampak pada
fungsi mata untuk melihat atau dikenal dengan Xeroftalmia.
• Menurut WHO diklasifikasikan menjadi :
1. Xn : Rabun senja
2. X1 A: Xerosis konjungtiva (kekeringan pada konjungtiva)
3. X1 B : Xerosis Konjungtiva disertai bercak Bitot
4. X2 : Xerosis Kornea (kekeringan pada kornea)
5. X3 : Keratomalasia/ulserasi
6. XS : Jaringan parut pada kornea
7. XF : Fundus Xeroftalmia
Tanda dan Gejala
19. Xn : Rabun senja
• Kondisi ini sebagai tanda awal adanya kekurangan
vitamin A.
• Menyebabkan gangguan pada batang retina, dimana
mata sulit beradaptasi pada ruang yang kurang
cahaya seperti senja hari sehingga penglihatan
menurun pada senja hari, dikenal dengan istilah buta
senja.
20. X1 A: Xerosis konjungtiva
(kekeringan pada konjungtiva)
• Mata kelihatan kering dan bersisik seperti gambar
berikut:
Gambar 2.6
Xerosis Konjungtiva
21. X1 B : Xerosis Konjungtiva disertai bercak Bitot
• Pada fase ini selain konjungtiva kering, terlihat ada
bercak Bitot (Bitot spot) seperti gambar berikut :
22. X2 : Xerosis Kornea
(kekeringan pada kornea)
• Pada fase ini kekeringan
sudah meluas sampai
kornea mata, kornea
tampak kering, kusam
dan permukaan kasar.
• Umumnya dijumpai pada
anak dengan keadaan gizi
buruk dengan penyakit
penyerta lainnya.
23. X3 : Keratomalasia/ulserasi
Terdiri dari X3a dan X3B dengan tanda-tanda :
• Kornea melunak
• Terjadi ulkus < dari 1/3 luas kornea mata (X3A) dan
ulkus ≥ 1/3 luas kornea mata
• Seringkali ditandai adanya infeksi
• Stadium X3B, terjadi perforasi kornea, dan prolaps
jaringan/isi bola mata yang berakibat kebutaan.
25. XS : Jaringan parut pada kornea
Tanda-tanda adanya jaringan parut pada mata, dapat
terlihat :
• Kornea mata tampak putih/bola mata mengecil
• Meninggalkan bekas luka parut
• Menjadi buta dan tidak sembuh walaupun dilakukan
cangkok kornea
27. XF : Fundus Xeroftalmia
Gambaran seperti cendol
28. Apabila terjadi defisien vitamin A, kekebalan tubuh menurun
sehingga mudah terkena penyakit infeksi.
Kekurangan vitamin A menyebabkan lapisan sel yang melapisi
trakhea dan paru-paru mengalami keratinisasi sehingga tidak
mengeluarkan lendir yang berakibat mudah dimasuki
mikroorganisme, bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit
infeksi pada saluran pernafasan.
Kondisi ini bila terjadi pada permukaan dinding usus dapat
menyebabkan diare, dan bila terjadi pada saluran kemih dan
kelamin akan menyebabkan penyakit infeksi pada ginjal, kantung
kemih dan vagina.
Infeksi
29. Apabila terjadi infeksi pada saluran kemih,
maka akan terjadi pengendapan kalsium
yang dapat menimbulkan adanya batu
ginjal dan gangguan kantung kemih.
Apabila anak-anak yang menderita
campak juga mengalami defisiensi
vitamin A akan berakibat fatal yaitu
kematian
Infeksi
30. Akibat
kekurangan
vitamin A akan
menyebabkan
kulit kering dan
kasar.
Folikel rambut
menjadi kasar,
mengeras dan
mengalami
keratinisasi
yang
dinamakan
hiperkeratosis
folikular.
Perubahan kulit
mula-mula
terjadi di
lengan dan
paha kemudian
dapat
menyebar ke
seluruh tubuh.
Perubahan Pada Kulit
31. Gangguan Pertumbuhan
Kekurangan vitamin A akan menghambat pertumbuhan sel-
sel termasuk sel-sel tulang, sel-sel yang membentuk email
gigi dimana terjadi atrofisel-sel yang membentuk dentin
sehingga gigi mudah rusak.
Perubahan lain yang terjadi adalah keratinisasi sel-sel pada
lidah yang menyebabkan berkurangnya nafsu makan dan
berakibat juga terjadi anemia.
32. Faktor Penyebab Kekurangan Vitamin A
FAKTOR
PENYEBAB
Asupan pangan
sumber vitamin A
yang kurang
Adanya penyakit yang
menghambat
penyerapan vitamin A
dalam tubuh
Pola makan tidak
seimbang
Penyakit khususnya
penyakit infeksi
33. Intevensi
• Intervensi gizi ini dibedakan berdasarkan upaya yang
diberikan bersifat kuratif, preventif dan promotif.
34. Individu yang menderita KVA yang berdampak pada kerusakan
organ mata tidak mudah untuk disembuhkan.
Untuk mencegah terjadinya KVA pada anak anak dilakukan
intervensi yang bersifat preventif berupa pemberian kapsul
vitamin A pada anak dimana dosisnya disesuaikan dengan
kebutuhan dan usianya.
Program tersebut diberikan pada semua balita dan selama kurun
waktu 1 tahun diberikan 2 kali dan disepakati bulan Februari dan
Agustus merupakan program nasional penanggulangan KVA.
Kuratif dan Preventif
36. Upaya promotif untuk mencagah KVA yaitu
edukasi pada masyaakat tentang pola makan
seimbang.
Hasil edukasi diharapkan dapat diterapkan
masyarakat mulai usia balita.
Pola makan gizi seimbang bila diterapkan,
maka semua kebutuhan gizi masyarakat akan
tercukupi, demikian juga akan terhindar dari
penyakit infeksi dan penyakit KVA.
Promotif
37. Pada anak balita walaupun sudah mendapat intervensi berupa
pemberian kapsul vitamin A, pola makan seimbang harus diterapkan
sehingga dengan bertambahnya usia balita maka akan membentuk pola
makan yang simbang sesuai usianya.
Dengan menerapkan pola makan seimbang, kebutuhan gizi tercukupi
sehingga dapat terhindar dari penyakit-penyakit infeksi.