際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
 Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan
untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan
karbondioksida dalam jumlah yang dapat
mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS
Jantung Harapan Kita, 2001).
 Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen
terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak
dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan
pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel
tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen
kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan
peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar
dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth,
Menurut Price (2005) gagal nafas terbagi menjadi
dua :
 Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul
pada pasien yang parunya normal secara
struktural maupun fungsional sebelum awitan
penyakit timbul.
 Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi
pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti
bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru
hitam (penyakit penambang batubara)
Menurut Subekti (2011) dan Rab (2008), gagal nafas terbagi
menjadi , yaitu :
 Gagal Nafas Hipoksemia / Tipe 1
Dengan karakteristik PaO2 kurang dari 60 mm Hg dengan
PaCO2 normal atau rendah. penyakit paru akut secara umum
meliputi pengisian cairan atau kolap unit alveolar
Hipoksemia
Terjadi pada penyakit cardiogenic atau noncardigenic pulmonary
edema (ARDS) , pneumonia, dan pulmonary hemorrhage
 Gagal Nafas Hiperkapnia / Tipe II
Ditandai dengan PaCO2 lebih dari 50 mm Hg.
Hiperkapnia
Sering kali disertai dengan hipoksemia
Terjadi pada drug overdose, neuromuscular disease, chest wall
abnormalities, dan severe airway disorders [COPD].
Etiologi dari gagal nafas :
1. Depresi sistem saraf pusat
2. Kelainan usaha nafas
3. Gangguan pada paru-paru
1. Gangguan ekstrinsik
paru
A. Penekanan pusat
pernapasan
 Overdosis obat
(sedative, narkotik)
 Trauma serebral atau
infark
 Poliomielitis bulbar
 Ensefalitis
B. Gangguan
neuromuscular
 Cedera medulla
servikalis
 Sindrom Guilain-
Baree
 Sklerosis amiotrofik
lateral
 Miastenia gravis
 Distrofi muskular
Menurut Price (2005), berikut adalah penyebab
gagal nafas : :
C. Gangguan Pleura
dan dinding dada
 Cedera dada (flail
chest, fraktur tulang
iga)
 Pneumothorak
 Efusi Pleura
 Kifoskoliosis
 Obesitas
2. Gangguan Intrinsik
Paru
a. Gangguan obstruktif
difus
 Emfisema, bronkitis
kronik
 Asma
 Fibrosis kistik
b. Gangguan retrisik
paru
 Fibrosis interstitial
karena berbagai
sebab
 Sarkoidosis
 Edema paru
 Ateletaksis
 Pneumonia
konsolidasi
C. Gangguan pembuluh
darah paru :
 Emboli paru
 Emfisema berat
Gagal nafas terbagi menjadi dua jenis yaitu gagal
nafas tipe I atau yang sering disebut sebagai
hypoxemia dan gagal nafas tipe II atau yang
sering disebut hypercapnia. Kedua tipe gagal
nafas yaitu Tipe 1 (hypoxemia) dan Tipe II
(hiperkapnia) ini akan menyebabkan gagalnya
pertukaran oksigen dalam darah sehingga tubuh
kekurangan oksigen.
Gangguan yang mungkin menyebkan teradinya
hypoxemia dapat diakibatkan oleh :
1. fIO2 rendah
2. Gangguan difusi
3. Hypoventilasi
4. Shunting
5. V/Q mismatch
q12
Diagnosa pasti gagal nafas adalah dari
pemeriksaan analisa gas darah teteapi sering
diagnoa sudah dapat ditegakkan dengan
pmeriksaan klinis saja, yaitu :
 Apneu
 Sianosis
 Perubahan pola nafas
 Analisa gas darah :
PaO2 < 60 mmHg
PaCo2 > 50 mmHg
 Foto thorax
 Airway management
 Koreksi Hipoksemia
 Berikan O2 via nasal cannula, facemask,
non-rebreathing mask, lakukan intubasi dan
gunakan mechanical ventilation bila perlu untuk
memberikan O2 yang adekuat ke jaringan
Pertahankan PaO2 > 60 mmHg, arterial SaO2 >
90%
 Koreksi Hiperkapnia
 Penggunaan ventilasi mekanik
 Obati penyakit yang melatarbelakangi gagal
nafas
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
1. Anamnesis
a. Gejala
 Gagal nafas total
 Aliran udara di mulut dan hidung tidak dapat didengar/dirasakan. Pada gerakan
nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga, tidak ada
pengembangan dada pada inspirasi dan adanya kesulitan inflasi paru.
 Gagal nafas parsial
 Terdenganr suara nafas tambahan seperti snoring dan whizing dan ada retraksi
dada
 Hiperkapni
 Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2 meningkat
 Hipoksemia
 Hipoksemia yaitu
 Kekurangan energi/kelelahan, insomnia
 Kehilangan selera makan, mual
Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit
A. Inspeksi
 Penggunaan otot bantu
nafas (retraksi
interkostal atau
substernal)
 Terkadang tidak terlihat
pengembangan dada
 Polycythemia
 Papiledema
 Dispnea
 Takipnea (paling sering)
 Cyanosis
 Sputum sedikit berbusa
B. Palpasi
 Ekstremitas hangat
 peningkatan fremitus
(getar vibrasi pada
dinding dada dengan
palpitasi)
C. Perkusi
 Bunyi pekak di atas
area konsolidasi
 Takikardia
 Arrhythmia
D. Auskultasi
 Pada awal normal
namun lemah
 Pada penyakit
tertentu terdengar
suara wheezing
 Ronki
 Snoring
 Crakles
 Pemerikasan Lab Darah Lengkap
 spirometri
 Analisa Gas Darah
 Pemeriksaan Mikrobiologi sputum
 Pemeriksaan Rontgen dada
Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan
proses penyakit yang tidak diketahui, terlihat
gambaran akumulasi udara/cairan
 EKG
Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan
jantung di sisi kanan (Disritmia)
 Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan
dengan meningkatnya produksi mukus
 Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ventilation mismatch dan intrapulmonary
shunt.
 Defisit perawatan diri berhubungan dengan
penurunan kesadaran
 Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan pemasangan selang ETT (Endo Tracheal
Tube)
Dx. 1
Tujuan : Jalan nafas efektif
Kriteria hasil :
 Jalan nafas klien patent
 Klien dapat melakukan pengeluaran sekresi yang
efektif
 Pada foto thoraks tak tampak gambaran infiltrat
INTERVENSI RASIONAL
a. Mobilisasi sekresi paru dengan cara hidrasi,
humidikasi, fisioterapi dada dan postural drainage
b. Lakukan suctioning setiap 2-4 jam sekali atau
bila perlu sesuai indikasi
c.Observasi penurunan ekspansi dinding dada
dan adanya peningkatan fremitus
d. Catat karakteristik bunyi napas
e.Catat karakteristik dan produksi sputum
f. Pertahankan posisi tubuh/kepala dengan tepat.
g. Observasi status respirasi : frekuensi,
kedalaman nafas, reguralitas, adanya dipsneui.
h. Berikan ok.sigen yang lembab, cairan intravena
yang adekuat sesuai kemampuan pasien
i. Berikan terapi nebulizer dengan obat mukolitik,
bronkodilator sesuai indikasi
j.Bantu dengan/berikan fisioterapi dada, perkusi
dada/vibrasi sesuai indikasi.
a.Memudahkan dalam mengeluarkan sekresi.
b. Mengeluarkan sekret yang terakumulasi di jalan
nafas, seraya mencegah terjadinya trauma jalan
nafas, mencegah hipoksia dan mengurangi risiko
infeksi paru
c. Ekspansi dada terbatas atau
tak simetris sehubungan dengan akumulasi cairan,
edema, dan sekret dalam seksi lobus. Konsolidasi
paru dan pengisian cairan dapat meningkatkan
fremitus.
d. Bunyi napas menunjukkan aliran udara melalui
trakeobronkial dan dipengaruhi oleh adanya cairan,
mukus, atau obstruksi aliran udara lain.
e. Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada
penyebab/etiologi gagal pernafasan. Sputum bila ada
mungkin banyak, kental, berdarah, dan /atau purulen
f. Mempertahankan kepatenan jalan napas
g. Mengevaluasi keefektifan fungsi respirasi
h. Kelembaban mengurangi akumulasi sekret dan
meningkatkan transport oksigen
i. Pengobatan dibuat untuk meningkatkan ventilasi/
bronkodilatasi/ kelembaban dengan kuat pada alveoli
dan untuk menghancurkan mucous/ sekret
J, Meningkatkan ventilasi pada semua segmenparu
dan membantu drainase sekret
Dx. 2
Kriteria Hasil :
 Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat
 Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress
pernafasan
 Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips)
Tanda tanda vital dalam rentang normal
Intervernsi Rasional
a. Observasi status pernafasan secara periodik : RR
(frekuensi nafas), suara nafas, keteraturan nafas,
kedalaman nafas, penggunaan otot bantu nafas, ekspansi
dada dan kesimetrisan gerak dada.
b. Monitor tanda-tanda hipoksia. Pantau SaO2 , pantau
adanya kemungkinan pasien tampak sesak, sianosis.
c. Pantau HR / denyut nadi. Catat kemungkinan
perubahan irama jantung
d.Observasi tingkat kesadaran pasien. Adakah apatis,
gelisah, bingung, somnolen.
e. Cek AGDA setiap 10  30 menit setelah perubahan
setting ventilator
f. Monitor hasil AGDA selama periode penyapihan /
weaning ventilator
g. Berikan obat sesuai indikasi. Contoh steroid, antibiotik,
bronkodilator, ekspentoran.
a. Takipnea adalah mekanisme kompensasi untuk
hipoksemia. Suara nafas bersih (clear lung) menjamin
tidak adanya retensi sekret yang mempengaruhi proses
pernafasan. Peningkatan upaya pernafasan
/ penggunaan otot bantu nafas dapat menunjukkan
derajat hipoksemia. Ekspansi dada dan kesimetrisan
gerak dada menjamin adanya ventilasi adekuat pada
kedua paru.
b. Penurunan saturasi oksigen bermakna (desaturasi 5 g
hemoglobin) terjadi sebelum sianosis. Sianosis sentral
dari organ hangat contoh lidah, bibir, dan daun telinga
adalah paling indikatif dari hipoksemia sistemik.Sianosis
perifer kuku/ ekstremitas sehubungan dengan
vasokonstriksi.
c. Hipoksemia dapat menyebabkan mudah terangsang
pada miokardium, meningkatkan HR, menghasilkan
berbagai distritmia.
d. Dapat menunjukkan berlanjutnya hipoksia jaringan
otak, hipoksemia dan/atau asidosis
e. Mengevaluasi kemampuan fungsi respirasi pasien
terhadap perubahan setting ventilator
f. Untuk mengetahui kesiapan fungsi respirasi pasien
terkait proses weaning ventilator
Dx.3
Tujuan : Selama menjalani proses perawatan,
kebutuhan ADL (activity daily living) terpenuhi
Kriteria hasil :
Semua anggota badan pasien tampak bersih, daki
(-), sekret (-)
Intervensi Rasional
Bantu ADL pasien : mandi, oral
hygiene, toileting, berpakaian,
makan, minum, perubahan posisi
Berikan rangsangan pada pasien
agar pasien mampu melakukan
tindakan minimal untuk dirinya
Libatkan pasien dalam perubahan
posisi dan pemenuhan ADL sesuai
kemampuan pasien
Kolaborasi dengan tim rehabilitasi
dalam memberikan tindakan
fisioterapi
Memenuhi kebutuhan dasar / ADL pasien
dan mengurangi konsumsi oksigen untuk
aktivitas
 Mengetahui kemampuan minimal pasien
dalam memenuhi kebutuhan dirinya
 Pasien ikut bertanggung jawab terhadap
kesehatan dirinya dan untuk merangsang
peningkatan kemampuan pasien dalam
memenuhi ADL
Mencegah kontraktur, memperbaiki
sirkulasi ke jaringan perifer dan
mencegah kemungkinan timbul dekubitus
Dx. 4
Tujuan : klien mampu berkomunikasi secara efektif
Kriteria hasil :
 klien mampu menggunakan alat komunikasi
alternatif
 klien mampu mengutarakan
maksud/keinginannya
Intervensi Rasional
 Evaluasi kemampuan klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain dengan
cara yang lain
Ajarkan pada pasien untuk
menggunakan alat komunikasi alternatif,
contoh tulisan, gambar, gesture
Gunakan kalimat tanya yang
membutuhkan jawaban tertutup (ya/tidak)
saat berkomunikasi dengan pasien
 Klarifikasi setiap tulisan / pernyataan
pasien menggunakan pertanyaan tertutup
Klien mungkin mampu berkomunikasi
menggunakan bahasa isarat atau menulis
Sebagai sarana alternatif bagi pasien
untuk mengutarakan keinginannya.
Kemampuan berkomunikasi bisa
mengurangi kecemasan.
Memudahkan bagi pasien untuk
berkomunikasi secara lugas dan dapat
mengurangi upaya energi ekstra untuk
berkomunikasi
Memastikan bahwa pesan dari pasien
dapat diterima dengan benar sesuai
maksud / keinginan pasien

More Related Content

Similar to Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit (20)

TTTT.pptx
TTTT.pptxTTTT.pptx
TTTT.pptx
NengAnnisFathia
Ppt emfisema
Ppt emfisemaPpt emfisema
Ppt emfisema
yeliani
Gagal Nafas
Gagal NafasGagal Nafas
Gagal Nafas
Arif WR
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Askep ards tahyr AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
01-pemenuhan-kebutuhan-oksigen-oleh-mr-kusnanto-4-sept-2007.ppt
AdrenaReaLyadi1
Emphysema paru
Emphysema paruEmphysema paru
Emphysema paru
mayangsarie
PPT ARDS
PPT ARDSPPT ARDS
PPT ARDS
rekamardiana
MATERI 8 KEGAWATDARURATAN RESPIRATORIK.pptx
MATERI 8 KEGAWATDARURATAN RESPIRATORIK.pptxMATERI 8 KEGAWATDARURATAN RESPIRATORIK.pptx
MATERI 8 KEGAWATDARURATAN RESPIRATORIK.pptx
orita11
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Nola Hastuti
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian tenggelam AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Askep trauma tusuk
Askep trauma tusukAskep trauma tusuk
Askep trauma tusuk
Lutfi Ikbal
Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"Makalah anvis "enfisema"
Makalah anvis "enfisema"
adeirmasuryani9655
Gangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasiGangguan oksigenasi
Gangguan oksigenasi
Valny Majid
4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi4.gangguan dalam sitem_respirasi
4.gangguan dalam sitem_respirasi
Muhammad Khoirul Zed
Asma
AsmaAsma
Asma
ssuser9912cc

More from Indro Harianto (16)

Irritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.ppt
Irritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.pptIrritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.ppt
Irritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.ppt
Indro Harianto
Diarrhe and how to diagnose it the approach.ppt
Diarrhe and how to diagnose it the approach.pptDiarrhe and how to diagnose it the approach.ppt
Diarrhe and how to diagnose it the approach.ppt
Indro Harianto
Diarrhea 際際滷 Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.ppt
Diarrhea 際際滷  Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.pptDiarrhea 際際滷  Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.ppt
Diarrhea 際際滷 Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.ppt
Indro Harianto
Presentation tesis home care hukum kesehatan.ppt
Presentation tesis home care hukum kesehatan.pptPresentation tesis home care hukum kesehatan.ppt
Presentation tesis home care hukum kesehatan.ppt
Indro Harianto
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).pptimmobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
Indro Harianto
DIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.ppt
DIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.pptDIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.ppt
DIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.ppt
Indro Harianto
PPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptx
PPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptxPPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptx
PPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptx
Indro Harianto
Kasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .ppt
Kasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .pptKasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .ppt
Kasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .ppt
Indro Harianto
ID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptx
ID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptxID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptx
ID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptx
Indro Harianto
PPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptx
PPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptxPPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptx
PPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptx
Indro Harianto
Presentation SHP Home care hukum kesehatan.ppt
Presentation SHP Home care hukum kesehatan.pptPresentation SHP Home care hukum kesehatan.ppt
Presentation SHP Home care hukum kesehatan.ppt
Indro Harianto
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptx
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptxDAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptx
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptx
Indro Harianto
Epidemiology and management of Diarrheal.ppt
Epidemiology and management of Diarrheal.pptEpidemiology and management of Diarrheal.ppt
Epidemiology and management of Diarrheal.ppt
Indro Harianto
FORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdf
FORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdfFORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdf
FORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdf
Indro Harianto
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.pptPPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
Indro Harianto
Hipertensi23.pptx
Hipertensi23.pptxHipertensi23.pptx
Hipertensi23.pptx
Indro Harianto
Irritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.ppt
Irritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.pptIrritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.ppt
Irritable Bowel Syndrome ( IBS ) presentation.ppt
Indro Harianto
Diarrhe and how to diagnose it the approach.ppt
Diarrhe and how to diagnose it the approach.pptDiarrhe and how to diagnose it the approach.ppt
Diarrhe and how to diagnose it the approach.ppt
Indro Harianto
Diarrhea 際際滷 Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.ppt
Diarrhea 際際滷  Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.pptDiarrhea 際際滷  Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.ppt
Diarrhea 際際滷 Teaching 際際滷 Set Acute Diarrhea.ppt
Indro Harianto
Presentation tesis home care hukum kesehatan.ppt
Presentation tesis home care hukum kesehatan.pptPresentation tesis home care hukum kesehatan.ppt
Presentation tesis home care hukum kesehatan.ppt
Indro Harianto
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).pptimmobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
immobilisasipdlansia(orang tua/geriatri).ppt
Indro Harianto
DIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.ppt
DIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.pptDIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.ppt
DIARRHE akibat tipoid, kolera, disentri.ppt
Indro Harianto
PPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptx
PPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptxPPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptx
PPT Pengadilan niaga tugas kelompoknew.pptx
Indro Harianto
Kasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .ppt
Kasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .pptKasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .ppt
Kasus Tedy Minahasa Pelanggaran Etik .ppt
Indro Harianto
ID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptx
ID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptxID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptx
ID-6758 - Nephrologists Speaker Deck for RTD.pptx
Indro Harianto
PPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptx
PPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptxPPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptx
PPT Mata Kuliah Kejahatan Profesi Kelompok 6 Dr. Krismiyarsi, S.H., M.Hum.pptx
Indro Harianto
Presentation SHP Home care hukum kesehatan.ppt
Presentation SHP Home care hukum kesehatan.pptPresentation SHP Home care hukum kesehatan.ppt
Presentation SHP Home care hukum kesehatan.ppt
Indro Harianto
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptx
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptxDAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptx
DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN.pptx
Indro Harianto
Epidemiology and management of Diarrheal.ppt
Epidemiology and management of Diarrheal.pptEpidemiology and management of Diarrheal.ppt
Epidemiology and management of Diarrheal.ppt
Indro Harianto
FORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdf
FORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdfFORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdf
FORKUM IDI-PERLINDUNGAN HUKUM TM-K RUU KESEHATAN.pdf
Indro Harianto
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.pptPPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
PPT Tugas Transaksi Bisnis dan Properti Kelompok 6.ppt
Indro Harianto

Recently uploaded (20)

Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)Sepsis Introduction (diagnosis and management)
Sepsis Introduction (diagnosis and management)
junita92
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensiBimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
Bimbingan belajar keperawatan soal uji kompetensi
ReviYulia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusiaPertolongan Pertama Keracunan pada manusia
Pertolongan Pertama Keracunan pada manusia
TugasHSE
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptxPPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
PPT Amyloidosis Bioassay_Rinjani Ayundatika Putri_24030123420010.pptx
rinjani13
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
MPI.1 - Pengelolaan Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 Tingkat Primer seca...
Taufiqurrokhman Rofii
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdfmateri buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
materi buat PHBS penyakit tuberculosis.pdf
dkmalhidayahbogor
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptxppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ppt sunat pada perempuan dari sisi kesehatan.pptx
ekamaya6
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.pptRencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Rencana kerja pembangunan peternakan dan kesehatan hewan Sumatera Utara.ppt
Wahid Husein
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGI
TANGKI4D
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptxLaporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
Laporan Kasus Dislokasi Posterior Hip Joint.pptx
idman3
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologipemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
pemeriksaan fisik diagnostik kulit pada dermatologi
AgungIstri3
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptxAsuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
Asuhan keperawatan pada pasien dengan ECT.pptx
JulimuhamadKartiko
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remajakenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
kenakalan remaja pencegahan dan penaganan pada remaja
annazzakariaarifin
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdfpenyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
penyuluhan prolanis PPT DM JANuari 25.pdf
NuyungLuvlivi

Asuhan tata laksana gagal nafas di rumah sakit

  • 2. Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk mempertahankan pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jumlah yang dapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS Jantung Harapan Kita, 2001). Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth,
  • 3. Menurut Price (2005) gagal nafas terbagi menjadi dua : Gagal nafas akut adalah gagal nafas yang timbul pada pasien yang parunya normal secara struktural maupun fungsional sebelum awitan penyakit timbul. Sedangkan gagal nafas kronik adalah terjadi pada pasien dengan penyakit paru kronik seperti bronkitis kronik, emfisema dan penyakit paru hitam (penyakit penambang batubara)
  • 4. Menurut Subekti (2011) dan Rab (2008), gagal nafas terbagi menjadi , yaitu : Gagal Nafas Hipoksemia / Tipe 1 Dengan karakteristik PaO2 kurang dari 60 mm Hg dengan PaCO2 normal atau rendah. penyakit paru akut secara umum meliputi pengisian cairan atau kolap unit alveolar Hipoksemia Terjadi pada penyakit cardiogenic atau noncardigenic pulmonary edema (ARDS) , pneumonia, dan pulmonary hemorrhage Gagal Nafas Hiperkapnia / Tipe II Ditandai dengan PaCO2 lebih dari 50 mm Hg. Hiperkapnia Sering kali disertai dengan hipoksemia Terjadi pada drug overdose, neuromuscular disease, chest wall abnormalities, dan severe airway disorders [COPD].
  • 5. Etiologi dari gagal nafas : 1. Depresi sistem saraf pusat 2. Kelainan usaha nafas 3. Gangguan pada paru-paru
  • 6. 1. Gangguan ekstrinsik paru A. Penekanan pusat pernapasan Overdosis obat (sedative, narkotik) Trauma serebral atau infark Poliomielitis bulbar Ensefalitis B. Gangguan neuromuscular Cedera medulla servikalis Sindrom Guilain- Baree Sklerosis amiotrofik lateral Miastenia gravis Distrofi muskular Menurut Price (2005), berikut adalah penyebab gagal nafas : :
  • 7. C. Gangguan Pleura dan dinding dada Cedera dada (flail chest, fraktur tulang iga) Pneumothorak Efusi Pleura Kifoskoliosis Obesitas 2. Gangguan Intrinsik Paru a. Gangguan obstruktif difus Emfisema, bronkitis kronik Asma Fibrosis kistik
  • 8. b. Gangguan retrisik paru Fibrosis interstitial karena berbagai sebab Sarkoidosis Edema paru Ateletaksis Pneumonia konsolidasi C. Gangguan pembuluh darah paru : Emboli paru Emfisema berat
  • 9. Gagal nafas terbagi menjadi dua jenis yaitu gagal nafas tipe I atau yang sering disebut sebagai hypoxemia dan gagal nafas tipe II atau yang sering disebut hypercapnia. Kedua tipe gagal nafas yaitu Tipe 1 (hypoxemia) dan Tipe II (hiperkapnia) ini akan menyebabkan gagalnya pertukaran oksigen dalam darah sehingga tubuh kekurangan oksigen.
  • 10. Gangguan yang mungkin menyebkan teradinya hypoxemia dapat diakibatkan oleh : 1. fIO2 rendah 2. Gangguan difusi 3. Hypoventilasi 4. Shunting 5. V/Q mismatch
  • 11. q12
  • 12. Diagnosa pasti gagal nafas adalah dari pemeriksaan analisa gas darah teteapi sering diagnoa sudah dapat ditegakkan dengan pmeriksaan klinis saja, yaitu : Apneu Sianosis Perubahan pola nafas Analisa gas darah : PaO2 < 60 mmHg PaCo2 > 50 mmHg Foto thorax
  • 13. Airway management Koreksi Hipoksemia Berikan O2 via nasal cannula, facemask, non-rebreathing mask, lakukan intubasi dan gunakan mechanical ventilation bila perlu untuk memberikan O2 yang adekuat ke jaringan Pertahankan PaO2 > 60 mmHg, arterial SaO2 > 90% Koreksi Hiperkapnia Penggunaan ventilasi mekanik Obati penyakit yang melatarbelakangi gagal nafas
  • 15. 1. Anamnesis a. Gejala Gagal nafas total Aliran udara di mulut dan hidung tidak dapat didengar/dirasakan. Pada gerakan nafas spontan terlihat retraksi supra klavikula dan sela iga, tidak ada pengembangan dada pada inspirasi dan adanya kesulitan inflasi paru. Gagal nafas parsial Terdenganr suara nafas tambahan seperti snoring dan whizing dan ada retraksi dada Hiperkapni Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2 meningkat Hipoksemia Hipoksemia yaitu Kekurangan energi/kelelahan, insomnia Kehilangan selera makan, mual
  • 17. A. Inspeksi Penggunaan otot bantu nafas (retraksi interkostal atau substernal) Terkadang tidak terlihat pengembangan dada Polycythemia Papiledema Dispnea Takipnea (paling sering) Cyanosis Sputum sedikit berbusa B. Palpasi Ekstremitas hangat peningkatan fremitus (getar vibrasi pada dinding dada dengan palpitasi)
  • 18. C. Perkusi Bunyi pekak di atas area konsolidasi Takikardia Arrhythmia D. Auskultasi Pada awal normal namun lemah Pada penyakit tertentu terdengar suara wheezing Ronki Snoring Crakles
  • 19. Pemerikasan Lab Darah Lengkap spirometri Analisa Gas Darah Pemeriksaan Mikrobiologi sputum Pemeriksaan Rontgen dada Melihat keadaan patologik dan atau kemajuan proses penyakit yang tidak diketahui, terlihat gambaran akumulasi udara/cairan EKG Mungkin memperlihatkan bukti-bukti regangan jantung di sisi kanan (Disritmia)
  • 20. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan meningkatnya produksi mukus Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilation mismatch dan intrapulmonary shunt. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kesadaran Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan pemasangan selang ETT (Endo Tracheal Tube)
  • 21. Dx. 1 Tujuan : Jalan nafas efektif Kriteria hasil : Jalan nafas klien patent Klien dapat melakukan pengeluaran sekresi yang efektif Pada foto thoraks tak tampak gambaran infiltrat
  • 22. INTERVENSI RASIONAL a. Mobilisasi sekresi paru dengan cara hidrasi, humidikasi, fisioterapi dada dan postural drainage b. Lakukan suctioning setiap 2-4 jam sekali atau bila perlu sesuai indikasi c.Observasi penurunan ekspansi dinding dada dan adanya peningkatan fremitus d. Catat karakteristik bunyi napas e.Catat karakteristik dan produksi sputum f. Pertahankan posisi tubuh/kepala dengan tepat. g. Observasi status respirasi : frekuensi, kedalaman nafas, reguralitas, adanya dipsneui. h. Berikan ok.sigen yang lembab, cairan intravena yang adekuat sesuai kemampuan pasien i. Berikan terapi nebulizer dengan obat mukolitik, bronkodilator sesuai indikasi j.Bantu dengan/berikan fisioterapi dada, perkusi dada/vibrasi sesuai indikasi. a.Memudahkan dalam mengeluarkan sekresi. b. Mengeluarkan sekret yang terakumulasi di jalan nafas, seraya mencegah terjadinya trauma jalan nafas, mencegah hipoksia dan mengurangi risiko infeksi paru c. Ekspansi dada terbatas atau tak simetris sehubungan dengan akumulasi cairan, edema, dan sekret dalam seksi lobus. Konsolidasi paru dan pengisian cairan dapat meningkatkan fremitus. d. Bunyi napas menunjukkan aliran udara melalui trakeobronkial dan dipengaruhi oleh adanya cairan, mukus, atau obstruksi aliran udara lain. e. Karakteristik batuk dapat berubah tergantung pada penyebab/etiologi gagal pernafasan. Sputum bila ada mungkin banyak, kental, berdarah, dan /atau purulen f. Mempertahankan kepatenan jalan napas g. Mengevaluasi keefektifan fungsi respirasi h. Kelembaban mengurangi akumulasi sekret dan meningkatkan transport oksigen i. Pengobatan dibuat untuk meningkatkan ventilasi/ bronkodilatasi/ kelembaban dengan kuat pada alveoli dan untuk menghancurkan mucous/ sekret J, Meningkatkan ventilasi pada semua segmenparu dan membantu drainase sekret
  • 23. Dx. 2 Kriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Tanda tanda vital dalam rentang normal
  • 24. Intervernsi Rasional a. Observasi status pernafasan secara periodik : RR (frekuensi nafas), suara nafas, keteraturan nafas, kedalaman nafas, penggunaan otot bantu nafas, ekspansi dada dan kesimetrisan gerak dada. b. Monitor tanda-tanda hipoksia. Pantau SaO2 , pantau adanya kemungkinan pasien tampak sesak, sianosis. c. Pantau HR / denyut nadi. Catat kemungkinan perubahan irama jantung d.Observasi tingkat kesadaran pasien. Adakah apatis, gelisah, bingung, somnolen. e. Cek AGDA setiap 10 30 menit setelah perubahan setting ventilator f. Monitor hasil AGDA selama periode penyapihan / weaning ventilator g. Berikan obat sesuai indikasi. Contoh steroid, antibiotik, bronkodilator, ekspentoran. a. Takipnea adalah mekanisme kompensasi untuk hipoksemia. Suara nafas bersih (clear lung) menjamin tidak adanya retensi sekret yang mempengaruhi proses pernafasan. Peningkatan upaya pernafasan / penggunaan otot bantu nafas dapat menunjukkan derajat hipoksemia. Ekspansi dada dan kesimetrisan gerak dada menjamin adanya ventilasi adekuat pada kedua paru. b. Penurunan saturasi oksigen bermakna (desaturasi 5 g hemoglobin) terjadi sebelum sianosis. Sianosis sentral dari organ hangat contoh lidah, bibir, dan daun telinga adalah paling indikatif dari hipoksemia sistemik.Sianosis perifer kuku/ ekstremitas sehubungan dengan vasokonstriksi. c. Hipoksemia dapat menyebabkan mudah terangsang pada miokardium, meningkatkan HR, menghasilkan berbagai distritmia. d. Dapat menunjukkan berlanjutnya hipoksia jaringan otak, hipoksemia dan/atau asidosis e. Mengevaluasi kemampuan fungsi respirasi pasien terhadap perubahan setting ventilator f. Untuk mengetahui kesiapan fungsi respirasi pasien terkait proses weaning ventilator
  • 25. Dx.3 Tujuan : Selama menjalani proses perawatan, kebutuhan ADL (activity daily living) terpenuhi Kriteria hasil : Semua anggota badan pasien tampak bersih, daki (-), sekret (-)
  • 26. Intervensi Rasional Bantu ADL pasien : mandi, oral hygiene, toileting, berpakaian, makan, minum, perubahan posisi Berikan rangsangan pada pasien agar pasien mampu melakukan tindakan minimal untuk dirinya Libatkan pasien dalam perubahan posisi dan pemenuhan ADL sesuai kemampuan pasien Kolaborasi dengan tim rehabilitasi dalam memberikan tindakan fisioterapi Memenuhi kebutuhan dasar / ADL pasien dan mengurangi konsumsi oksigen untuk aktivitas Mengetahui kemampuan minimal pasien dalam memenuhi kebutuhan dirinya Pasien ikut bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya dan untuk merangsang peningkatan kemampuan pasien dalam memenuhi ADL Mencegah kontraktur, memperbaiki sirkulasi ke jaringan perifer dan mencegah kemungkinan timbul dekubitus
  • 27. Dx. 4 Tujuan : klien mampu berkomunikasi secara efektif Kriteria hasil : klien mampu menggunakan alat komunikasi alternatif klien mampu mengutarakan maksud/keinginannya
  • 28. Intervensi Rasional Evaluasi kemampuan klien untuk berkomunikasi dengan orang lain dengan cara yang lain Ajarkan pada pasien untuk menggunakan alat komunikasi alternatif, contoh tulisan, gambar, gesture Gunakan kalimat tanya yang membutuhkan jawaban tertutup (ya/tidak) saat berkomunikasi dengan pasien Klarifikasi setiap tulisan / pernyataan pasien menggunakan pertanyaan tertutup Klien mungkin mampu berkomunikasi menggunakan bahasa isarat atau menulis Sebagai sarana alternatif bagi pasien untuk mengutarakan keinginannya. Kemampuan berkomunikasi bisa mengurangi kecemasan. Memudahkan bagi pasien untuk berkomunikasi secara lugas dan dapat mengurangi upaya energi ekstra untuk berkomunikasi Memastikan bahwa pesan dari pasien dapat diterima dengan benar sesuai maksud / keinginan pasien