1. Geometri jalan rel meliputi lebar sepur, kelandaian, lengkung horizontal dan vertikal, serta peninggian rel. Lebar sepur di Indonesia adalah 1067 mm.
2. Ada tiga jenis lengkung horizontal: lengkung lingkaran, lengkung S, dan lengkung transisi untuk mengurangi perubahan gaya sentrifugal.
3. Peninggian rel ditentukan oleh kecepatan kereta api, jari-jari lengkung, dan stabilitas kereta api dalam berhenti. Perlebaran
Dokumen tersebut membahas tentang komponen struktur jalan rel dan pembebanan yang bekerja pada struktur tersebut. Dibahas mengenai jenis rel yang digunakan di Indonesia, konstruksi dan penampang jalan rel, serta beban vertikal, horizontal, dan lateral yang dihasilkan oleh berat kereta api yang melintas.
Rel KA digunakan sebagai penuntun pergerakan roda kereta api. Terdiri dari permukaan rel, kepala rel, badan rel, dan kaki rel. Rel dibuat dari baja tahan aus yang kuat dan keras. Panjang rel standar 25 m, rel pendek maksimal 100 m, rel panjang minimum 200-450 m tergantung tipe rel dan bantalan. Sambungan rel harus kuat, menjaga level rel, menahan gaya lateral, elastis, dan tahan gaya longitudinal. Jenis sambungannya adalah
MATERI 4 K1 smt IV ALINYEMEN HORIZONTAL (2) geometriik jalan.pdfAnanto6
油
**Geometrik Jalan**
Geometrik jalan adalah jalur yang terdiri dari serangkaian garis lurus dan kurva yang dihubungkan oleh titik-titik transisi. Jalan ini dirancang untuk memberikan aliran lalu lintas yang efisien dan aman dengan meminimalkan waktu tempuh dan meningkatkan kenyamanan berkendara.
**Karakteristik Geometrik Jalan**
* **Kelurusan:** Panjang dan arah garis lurus yang membentuk jalan.
* **Kelengkungan:** Tingkat pembelokan pada kurva jalan.
* **Kemiringan:** Sudut jalan terhadap bidang horizontal.
* **Lebar:** Lebar permukaan jalan yang dapat dilalui kendaraan.
* **Bahur:** Area di samping permukaan jalan yang memberikan ruang ekstra untuk manuver dan pemeliharaan.
* **Median:** Pemisah fisik atau vegetatif yang membagi jalan menjadi dua arah lalu lintas.
* **Titik Transisi:** Bagian jalan yang menghubungkan garis lurus dan kurva, memungkinkan pengemudi menyesuaikan diri dengan perubahan arah.
**Jenis Geometrik Jalan**
* **Jalan Raya:** Jalan dengan akses terbatas, biasanya dengan beberapa jalur di setiap arah dan median yang lebar.
* **Jalan Tol:** Jalan raya yang tidak memiliki persimpangan sebidang.
* **Jalan Kolektor:** Jalan yang menghubungkan jalan raya dan jalan lokal, biasanya dengan beberapa jalur di setiap arah.
* **Jalan Lokal:** Jalan yang memberikan akses ke properti dan melayani lalu lintas lokal.
**Manfaat Geometrik Jalan**
* **Efisiensi Lalu Lintas:** Garis lurus dan kurva yang dirancang dengan baik mengurangi waktu tempuh dan meningkatkan kapasitas jalan.
* **Keselamatan:** Titik transisi yang dirancang dengan baik dan kelengkungan yang sesuai membantu pengemudi tetap berada di jalurnya dan menghindari kecelakaan.
* **Kenyamanan Berkendara:** Kemiringan dan lebar yang sesuai memberikan perjalanan yang mulus dan nyaman.
* **Estetika:** Geometrik jalan yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan estetika lingkungan sekitarnya.
**Pertimbangan Desain**
Saat merancang geometrik jalan, insinyur mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
* Volume dan jenis lalu lintas
* Kecepatan desain
* Topografi daerah
* Kondisi lingkungan
* Standar keselamatan
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, insinyur dapat merancang geometrik jalan yang aman, efisien, dan nyaman bagi pengguna jalan.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tentang aliran horizontal pada perencanaan jalan. Terdiri dari 3 kalimat:
Aliran horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal dan terdiri dari garis lurus dan lengkung yang dihubungkan. Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh superelevasi dan gesekan melintang. Nilai superelevasi dan gesekan didistribusikan berdasarkan radius lengkung dan kecepatan rencana.
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Transmisi rantai dan sprocket dirancang untuk menggerakkan kompresor dari motor listrik 15 kW dengan kecepatan 1000 rpm menjadi 350 rpm. Rantai tipe 12B duplex dipilih dengan pitch 19,5 mm. Jumlah gigi sproket kecil 25 dan sproket besar 72. Jarak antara sumbu sproket 568 mm dan panjang rantai 2,096 m. Faktor keamanan 32 memenuhi persyaratan.
Alinemen vertikal adalah bagian dari alinemen jalan yang menghubungkan dua garis kelandaian. Dokumen ini membahas konsep jarak pandangan, perhitungan panjang lengkung vertikal, analisis lengkung vertikal, dan perhitungan volume galian dan timbunan.
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdfPrizmaAdi
油
Dokumen tersebut membahas berbagai sistem transmisi daya pada motor listrik, termasuk transmisi poros langsung, sabuk-puli, roda gigi, dan rantai-sproket beserta aplikasinya."
Dokumen tersebut membahas tentang Shaft Plumbing pada Ilmu Ukur Tambang. Menguraikan tentang pengertian Shaft Plumbing, peralatan yang digunakan seperti kawat, plumb bobs, dan transit, serta metode-metode seperti one shaft method dan two shaft method beserta contoh pengukurannya.
Dokumen tersebut membahas tentang gerak dalam dua dan tiga dimensi, termasuk vektor posisi, vektor kecepatan, percepatan, gerak melingkar, dan kecepatan relatif. Beberapa contoh soal dan penyelesaiannya juga diberikan untuk mengilustrasikan konsep-konsep gerak tersebut.
Transmisi manual berfungsi untuk mengatur perbedaan putaran antara mesin dan poros keluaran transmisi agar kendaraan dapat bergerak sesuai kecepatan dan beban. Transmisi manual terdiri dari roda gigi yang saling bekerja untuk memindahkan tenaga dari mesin ke roda melalui variasi rasio gigi. Sistem synchromesh memungkinkan pemindahan gigi tanpa menunggu putaran mesin turun terlebih dahulu.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis peralatan pengangkat dan penanganan bahan, termasuk mesin pengangkat, crane, elevator, serta fasilitas transportasi permukaan dan overhead seperti truk tanpa rel dan sistem lintasan overhead. Dibahas pula karakteristik teknis dan operasi dari berbagai peralatan tersebut."
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tentang aliran horizontal pada perencanaan jalan. Terdiri dari 3 kalimat:
Aliran horizontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal dan terdiri dari garis lurus dan lengkung yang dihubungkan. Gaya sentrifugal yang timbul diimbangi oleh superelevasi dan gesekan melintang. Nilai superelevasi dan gesekan didistribusikan berdasarkan radius lengkung dan kecepatan rencana.
1. Dokumen tersebut membahas struktur jalan rel konvensional yang terdiri atas superstructure dan substructure. Superstructure meliputi rel, bantalan, dan penambat, sementara substructure meliputi balas, subbalas, dan tanah dasar.
2. Pembebanan pada struktur jalan rel terdiri atas beban vertikal, faktor dinamis, beban lateral, dan beban longitudinal. Model Beam on Elastic Foundation digunakan untuk merancang struktur jalan rel.
3. Contoh soal menunjuk
Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital di dalam lokasi penambangan dan sekitar-nya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant, pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loader dan sebagainya.
Transmisi rantai dan sprocket dirancang untuk menggerakkan kompresor dari motor listrik 15 kW dengan kecepatan 1000 rpm menjadi 350 rpm. Rantai tipe 12B duplex dipilih dengan pitch 19,5 mm. Jumlah gigi sproket kecil 25 dan sproket besar 72. Jarak antara sumbu sproket 568 mm dan panjang rantai 2,096 m. Faktor keamanan 32 memenuhi persyaratan.
Alinemen vertikal adalah bagian dari alinemen jalan yang menghubungkan dua garis kelandaian. Dokumen ini membahas konsep jarak pandangan, perhitungan panjang lengkung vertikal, analisis lengkung vertikal, dan perhitungan volume galian dan timbunan.
(1) Sistem Transmisi dan Aplikasi PML.pdfPrizmaAdi
油
Dokumen tersebut membahas berbagai sistem transmisi daya pada motor listrik, termasuk transmisi poros langsung, sabuk-puli, roda gigi, dan rantai-sproket beserta aplikasinya."
Dokumen tersebut membahas tentang Shaft Plumbing pada Ilmu Ukur Tambang. Menguraikan tentang pengertian Shaft Plumbing, peralatan yang digunakan seperti kawat, plumb bobs, dan transit, serta metode-metode seperti one shaft method dan two shaft method beserta contoh pengukurannya.
Dokumen tersebut membahas tentang gerak dalam dua dan tiga dimensi, termasuk vektor posisi, vektor kecepatan, percepatan, gerak melingkar, dan kecepatan relatif. Beberapa contoh soal dan penyelesaiannya juga diberikan untuk mengilustrasikan konsep-konsep gerak tersebut.
Transmisi manual berfungsi untuk mengatur perbedaan putaran antara mesin dan poros keluaran transmisi agar kendaraan dapat bergerak sesuai kecepatan dan beban. Transmisi manual terdiri dari roda gigi yang saling bekerja untuk memindahkan tenaga dari mesin ke roda melalui variasi rasio gigi. Sistem synchromesh memungkinkan pemindahan gigi tanpa menunggu putaran mesin turun terlebih dahulu.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis peralatan pengangkat dan penanganan bahan, termasuk mesin pengangkat, crane, elevator, serta fasilitas transportasi permukaan dan overhead seperti truk tanpa rel dan sistem lintasan overhead. Dibahas pula karakteristik teknis dan operasi dari berbagai peralatan tersebut."
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
3. Tc = R tg
TC adalah singkatan dari tangen circle yakni titik dimana mulai menarik lengkung circle,
Ec = T tg
Ec merupakan jarak antara titik PI ke lengkung tikungan.
Panjang lengkung diperoleh dengan rumus
Lc = (/360 ). 2 . . R
Dimana Lc merupakan panjang lengkung circle yang diukur dalam meter. Persamaan ini dapat
disederhanakan lagi menjadi
Lc = 0,01745 . R .
merupakan sudut tangen yang diukur dari gambar trase jalan, sedangkan R merupakan jari
jari rencana.
Perhitungan Alinemen Horizontal (2)
7. Lengkung Lingkaran Tanpa Lengkung Peralihan
Pada lengkung lingkaran tanpa lengkung peralihan tidak ada
peninggian rel.
Jari-jari minimum lengkung digunakan adalah :
R = 0.164 V2
Kecepatan (km/jam) Jari-jari Minimum Tanpa
Lengkung Peralihan (m)
Jari-jari Minimum dengan
Lengkung Transisi
120 2370 780
110 1990 660
100 1650 550
90 1330 440
80 1050 350
70 810 270
60 600 200
8. Kecepatan Rencana
Kecepatan yang digunakan untuk merecanakan konstruksi Jalan Rel
Kecepatan Rencana untuk perencanaan struktur jalan rel
V rencana = 1,25 x V maks
Kecepatan Recana untuk Perencanaan Jari-jari Lengkung
tikungan
V rencana = V maks
Kecepatan Rencana Untuk Perecanaan Peninggian Rel
Jenis Kecepatan
9. Kecepatan Maksimum
Kecepatan tertinggi yang diinginkan untuk operasi
suatu rangkaian kereta pada lintas tertentu
Kecepatan Operasi
Kecepatan rata-rata kereta api pada petak jalan
tertentu
Kecepatan Komersial
Kecepatan rata-rata sebagai hasil pembagian jarak
tempuh dengan waktu tempuh
Jenis Kecepatan (2)
10. Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan dibuat
untuk mengeliminasi
perubahan gaya sentrifugal
sedemikian rupa sehinggga
penumpang di dalam kereta
api tetap terjamin
kenyamanannya
Panjang lengkung peralihan
merupakan fungsi dari
perbahan gaya sentrifugal per
satuan waktu,kecepatan dan
jari-jari lengkung
12. Peninggian Rel
Peninggian rel diperlukan untuk mengimbangi
timbulnya gaya sentrifugal pada kereta pada saat
memasuku lengkung horizontal
Berdasarkan stabilitas kereta api pada saat berhenti
di bagian lengkung, kemiringan maksimum dibatasi
sampai 10% dari lebar sepur atau hmak = 110 mm
dengan faktor keamanan guling (SF) = 3.325
Peninggian minimum (hmin) = 8.8(v2
/R)-53.5
Peninggian normal (h normal) = 5.95(v2
/R)
Peninggian dilakukan pada Rel Luar
13. Lengkung S
Lengkung S terjadi bila dua lengkung dari satu
lintasan yang berbeda arah terletak
bersambung.
Antara kedua lengkung harus ada bagian lurus
minimal 20m di luar lengkung peralihan
14. Perhitungan Alinemen Horizontal
Dengan:
PI = nomor stasiun
( Point of intersection )
V = kecepatan rencana
(ditetapkan ) km/jam
R = jari jari
( ditetapkan ) m
D = sudut tangen
(dalam derajat )
TC = tangen Circle
CT = Circle tangen
Tc = jarak antara TC dan PI
( m )
Lc = panjang bagian
tikungan ( m )
18. Langkah Perencanaan Geometri Jalan Rel
1. Menentukan kecepatan maksimum dan kecepatan
rencana :
Dari tabel kelas jalan IV : V maks = 90 km/jam
Kecepatan :
Kecepatan Rencana : kecepatan yang digunakan untuk
merencanakan konstruksi jalan rel
Untuk perencanaan : V rencana = 1,25 x V maks
Kecepatan Maksimum : Kecepatan tertinggi yang diijinkan
untuk operasi suatu rangkaian kereta api pada lintas
tertentu
V rencana = 1,25 . V maks = 1,25 . 90 = 112,5 km/jam
19. 2. Menentukan Jari jari kelengkungan minimum (dari tabel ) = 780 m
Vrencana
(km/jam)
R min. Tanpa lengkung
peralihan
(m)
R min. Dengan
lengkung peralihan
(m)
120
110
100
90
80
70
60
2370
1990
1650
1330
1050
810
600
780
660
550
440
350
270
200
Untuk tikungan I : dipakai 800 m
20. 3. Menghitung Peninggian Rel , dihitung dengan persamaan :
jari
-
jari
)
v
(
95
,
5
h
2
rencana
normal
mm
hnormal 13
,
94
800
)
5
,
112
(
.
95
,
5
2
4. Menghitung panjang lengkung peralihan (Ls)
Ls = 0,01 h. Vr = 0,01 . 94,13 . 112,5 = 105,89 m
5. Menghitung varibel-varibel yang lain , untuk mengetahui apakan
trase yang telah ditentukan memenuhi syarat untuk mengakomodasi
variabel tersebut
Misal : Besaran Tt harus lebih kecil dari panjang trase lurus yang ada,
jika tidak maka penentuan trase harus dievaluasi
21. s = 28,648
R
Ls
= 28,648
800
72
,
105
= 3,8
c = - 2.s
= 7,6 2 . 3,8 = 0
LC = 0
Xc = 2
3
R
40
Ls
Ls = 105,72 + 2
3
)
800
.(
40
)
72
,
105
(
= 105,94
Yc =
R
.
6
Ls2
=
800
.
6
72
,
105 2
= 2,33
P = Yc R ( 1 cos s) = 2,32 800 (1 cos 3,8) = 0,58
K = Xc R sin s = 105, 72 800 sin 3,8 = 52,03
Et = (R + P) sec (
2
) R = (800+ 0,56) sec
2
6
,
7
- 800 = 2,34
Tt = (R + P) tg
2
+ K = (800 + 0,56) tg
2
6
,
7
+ 52,73 = 106,21 < L3 ....... ok!
22. Pelebaran Sepur
Pelebaran Sepur di rencanakan pada bagian lengkung agar roda kereta
dapat elewati lengkung tampa mengalami hambatan. Pelebaran sepur
dicapai dengan menggeser rel dalam kearah dalam
Pelebaran Maksumum yang diijinkan adalah 20 mm
Besar pelebaran sepur untuk bagian jari-jari tikungan sebabagi berikut :
23. Faktor yang mempengaruhi pelebaran sepur
Jari-jari lengkung
Ukuran / Jarak gandar muka belakng yang teguh (d)(rigid Wheel/
Base)
Kondisi Keausan roda dan rel
24. Gerbong Dalam Tikungan
Kedudukan I
Gandar depan menempel pada rel luar sedangkan gandar belakang bebas
diatara kedua rel, disebut jalan bebas
Kedudukan II
Gandar depan menjacapi rel luar sedangkan gandar belakang menempel pada
rel dalam akan tetapi tidak sampai menekan. Gandar belakang ini
berkedudukan radial terhadap titik pusat tikungan (M)
Kedudukan III
Gandar depan menempel pada rel luar sedangkan gandar belakang menekan
dan menempel pada rel dalam. Kedua gandar tidak ada yang letaknnya radial
terhadap titik pusat tikungan. Disebut
Kedudukan IV
Gandar depan menempel pada rel luar sedangkan gandar belakang menempel
rel luar. Kedudukan ini disebut jalan tali busur uang hanya dicapai pada
kecepatan tinggi
26. PELEBARAN SEPUR
Pada waktu gerbang dengan 2 gandar tengah melalui tikungan ,
roda muka terluar akan menekan rel, karena gandar depan dan
gandar belakang merupakan satu kesatuan yang teguh (rigid
wheel base), maka gandar belakang berada pada posisi yang
sejajar dengan gandar muka, sehingga memungkinkan
tertekannya rel dalam oleh roda belakang.
Untuk mengurangi gaya tekan akibat terjepitnya roda kereta,
maka perlu diadakan pelebaran agar rel dan roda tidak
cepat aus. Faktor yang mempengaruhi besaran pelebaran
sepur adalah :
1.Jari-jari kelengkungan
2.Ukuran / jarak gandar muka dan belakang
3.Kondisi keausan roda dan rel
27. Untuk penggunaan di lapangan pelebaran sepur tertera dalam
peraturan konstruksi jalan rel Indonesia bab 2 pasal 2.d tabel 22 .
harga harga tersebut diperoleh dengan mengambil jarak gandar d =
4 m, dengan pertimbangan agar rel terluar mengalami gaya tekan
terkecil saat dilalui oleh gerbang dengan jarak gandar d = 3 m
maupun d = 4 m
Contoh : untuk kasus tikungan pada soal di atas
tikungan 1
2
8
800
8000
W = ........ OK ! ( masih memenuhi syarat
berdasarkan tabel PKJRI 1986)
Besar Peninggian Rel dihitung dengan
Formula :
jari
-
jari
)
v
(
95
,
5
h
2
rencana
normal
800
)
5
,
112
(
95
,
5
h
2
normal 93,97 mm
28. Peninggian Rel pada lengkung peralihan (Ls)
dilakukan secara gradual mulai dari Titik TS
sampai dengan SC.
Misal untuk kemudahan perhitungan sepanjang
Ls dibagi empat segmen yaitu:
Segmen 1 : Lx1 = 0,25 Ls
Segmen 2 : Lx2 = 0,5 Ls
Segmen 3 : Lx3 = 0,75 Ls
Segmen 4 : Lx4 = Ls
29. Segmen 4 : Lx4 = Ls
Dengan titik-titik koordinat masing-masing dihitung sebagai berikut
Yi =
.Ls.R
6
L
3
Xi
Xi =Lxi + 2
2
3
xi
Ls
..
40.R
L
Peninggian rel untuk masing-masing titik koordinat tersebut adalah :
hi = max
h
Ls
Lxi
30. Contoh : perhitungan peninggian rel untuk soal
di atas
Untuk tikungan 1 :
R = 800 m
h mak = 93,97 mm
Ls = 105,72 m
TITIK Lxi (m) Xi (m) yi (m) hi (mm)
1 26,43 26,43 0,04 23,49
2 52,85 52,85 0,29 46,98
3 79,28 79,28 0,98 70,46
4 105,72 105,72 2,33 93,97
Tabel hasil perhitungan peninggian rel
31. Alinemen Vertikal
Alinemen vertikal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang
vertikal yang melalui sumbu jalan rel tersebut
Alinemen vertikal terdiri dari garis lurus dengan atau tanpa
kelandaian serta lengkung vertikal berupa busur lingkaran.
Letak lengkung vertikal diusahakan tidak berhimpit atau
bertumpangan dengan lengkung horizontal
Besar jari-jari minimum busur lingkaran (lengkung vertikal)
tergantung pada besarnya kecepatan rencana yang digunakan
seperti pada tabel berikut ini.
Kecepatan Rencana
(km/jam)
Jari-jari minimum lengkung
vertikal (m)
> 100 8000
< 100 6000
33. Lengkung Vertikal dengan bentuk parabola
r
G
G
L
2
1
Menurut Hay, 1982, panjang lengkung vertikal dengan
bentuk parabola dapat dihutung dengan rumus :
Dengan :
G1 dan G2 = dua kemiringan kelandaian yang bertemu (%)
L = Panjang lengkung dalam kelipatan 100 ft
r = tingkat perubahan kemiringan (%) tiap 100 ft
r = 0.10 untuk lengkung cembung
r = 0.05 untuk lengkung cekung
Vazirani damm Chandola (1981) menyatakan hal yang
sama dengan panjang lengkung menggunakan kelipatan 30 m
34. Kelandaian
Kelompok kelandaian :
Landai Penentu :
Kelompok Kelandaian ()
Lintas Datar 0 10
Lintas Pegunungan 10 40
Lintas dengan Rel gigi 40 - 80
Kelas jalan Rel Kelandaian penentu maksimum()
1 10
2 10
3 20
4 25
5 25
35. Landai Curam
Landai curam adalah kelandaian dalam keadaan yang
memaksa dari lintas lurus dapat melebihi landai penentu
Panjang maksimum landai curam
)
(
2
2
2
Sm
Sk
g
Vb
Va
l
Dimana :
l = panjang maksimum landai curam (m)
Va = kecepatan minimum yang diijinkan di kaki ladai curam (m/detik)
Vb = kecepatan minimum di puncak landai curam (m/detik)
遜 Va > Vb
g = percepatan gravitasi
Sk = besar landai curam ()
Sm = besar landai penentu ()
36. CONTOH
Jika pada ruas A-B dengan kelas jalan IV terdapat landai curam
sebesar 30 , dengan kecepatan pada lembah/awal lereng
sebesar 60 km/jam dan kecepatan pada akhir/puncak lereng
sebesar 40 km/jam. Hitung panjang landai curam maksimum
yang diijinkan!
Jawab :
l = ?
Va = 60 km/jam = ........ m/s
Vb = 40 km/jam = ........ m/s
g = 10 m/s2
Sk = 30
Sm = 25
)
(
2
2
2
Sm
Sk
g
Vb
Va
l
m
l 1543
)
025
,
0
03
,
0
(
10
.
2
11
,
11
67
,
16 2
2
37. TUGAS GEOMETRI JALAN REL
Direncanakan Pembangunan jalan rel kelas III jalur tunggal dan jenis
bantalan beton. Berdasarkan hasil survei diperoleh alternatif trase yang
memungkinkan adalah sebagai berikut :
Adapun koordinat masing-masing titik adalah sebagai berikut
A : ( 1235 , 1345)
B : ( 2167 , 1029)
C : ( 3245 , 1029)
D : ( 4037 , 1204)
PERTANYAAN :
a. Rencanakan perhitungan tikungan untuk titik B atau titik C (pilih salah
satu)
b. Tentukan stasioning titik-titik penting ( TS, SL, LS dan ST)
c. Buat rencana pelebaran sepur
d. Buat rencana peninggian rel
e. Gambarkan potongan melintang pada bagian lurus dan bagian tikungan
masing-masing 1 buah
38. Ruang diatas sepur yang senantiasa bebas dari
segala rintangan dan benda penghalang yang
disediakan untuk lalul lintas rangkaian kereta
api.
Ruang Bebas Bangunan
40. Bangunan adalah ruang disisi sepur yangsenantiasa
hasur bebas dari segala bangunan tetap seperti antara
lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar
Batas ruang bangunan diukur dari sumbu sepur pada
ketinggian 1 3,55 meter
Jarak ruan bangunan
a. Pada lintas bebas :
2.35 s/d 2.53 m dari kiri kanan sumbu sepur
b. Pada Emplasemen :
1,95 s/d 2.35 di kiri dan kanan sumbu sepur
c. Pada Jembatan
2.15 m di kiri dan kanan sumbu sepur
Ruang Bangunan
43. Beban Pada Jalan Rel
1. Gaya Vertikal
Gaya Lokomotif
Lok BB (56 ton), beban ditumpu 2 bogie, tiap bogie 2 gandar, tiap
gandar 2 roda. Gaya gandar = 14 ton
Lok CC (84 ton, 108 ton), beban ditumpu 2 bogie, tiap bogie 3
gandar 叩 2 roda. Gaya gandar 14, 18 ton
Gaya Kereta Penumpang (Car, Coach)
Berat 40 ton, 2 bogie 叩 2 gandar. Gaya gandar 10 ton
Gaya Gerbong Barang (Wagon)
Gaya Dinamis, akibat getaran, angin, jalan
2. Gaya Transversal (Lateral)
Bekerja pada titik yang sama dengan gaya vertikal, akibat gaya
sentrifugal, snake motion, & ketidakrataan geometri jalan rel.
3. Gaya Longitudinal
Akibat perubahan suhu pada rel, gaya kohesi (gesekan roda dan
rel, gaya rem.