Sistem respirasi manusia dan hewan coba mencit dipelajari melalui praktikum anatomi dan fisiologi. Organ-organ sistem pernapasan seperti hidung, tenggorokan, paru-paru dan mekanisme pertukaran gas dijelaskan. Hewan coba mencit dipersiapkan dan dibedah untuk mempelajari anatomi sistem pernapasan.
1. Laporan ini membahas pembuatan medium cair nutrien untuk tumbuh bakteri. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan bahan, pencampuran dengan air, pemanasan, penetralan, sterilisasi, dan inkubasi sebelum penanaman bakteri.
2. Hasilnya adalah medium cair bening yang siap untuk menumbuhkan bakteri setelah melalui proses sterilisasi dan inkubasi untuk mencegah kontaminasi.
3. Medium ini berfungsi sebagai temp
Elektroforesis adalah teknik pemisahan suatu partikel/ spesies/ ion atau partikel koloid berdasarkan kemampuan berpindah melalui medium konduktif, biasanya berupa larutan bufer, sebagai respon adanya suatu medan listrik (Harvey 2000). Secara teknis, elektroforesis merupakan istilah yang diberikan untuk migrasi partikel yang bermuatan akibat diberikan arus listrik searah atau DC (Direct Current). Umumnya teknik dari cikal-bakal elektroforesis digunakan untuk menentukan muatan dari suatu koloid (Patnaik 2004). Teknik elektroforesis ditentukan oleh ciri molekular ionik dan adanya muatan sebagai sifat fisik. Arah dan laju pergerakan tergantung pada spot dan intensitas muatan ionik (Rouessac 2007). Bufer elektroda digunakan untuk konduktor arus dengan menjadi jembatan konduksi diantara dua elektroda sehingga memungkinkan terjadinya aliran medan listrik (Skoog 2002).
Dokumen tersebut membahas tentang analisis kromosom manusia dan beberapa kelainan yang disebabkan oleh penyimpangan struktur dan jumlah kromosom, seperti Down Syndrome (trisomi kromosom 21), Patau Syndrome (trisomi kromosom 13), dan Edwards Syndrome (trisomi kromosom 18). Kelainan-kelainan tersebut menyebabkan gangguan perkembangan fisik dan mental.
Laporan Praktikum PEMBELAHAN SEL || Biologi Tanamanshafirasalsa11
Ìý
Laporan ini ditujukan kepada kamu yang malas membuat laporan praktikum, but sebaiknya jangan copas semua, karena yang dikhawatirkan disuruh untuk membuat laporan lagi, SEMANGAT pejuang laprak!
Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzimSantika Dewi
Ìý
Eksperimen menguji pengaruh konsentrasi enzim saliva terhadap aktivitas hidrolisis amilum. Hasil menunjukkan aktivitas saliva bertambah dengan konsentrasi yang lebih tinggi, terlihat dari perubahan warna larutan menjadi lebih gelap.
Isolasi DNA merupakan proses untuk memisahkan dan memurnikan DNA dari sel atau jaringan. Metode isolasi DNA meliputi tahapan pelisisan sel, sentrifugasi, ekstraksi, purifikasi, sentrifugasi lanjutan, dan presipitasi untuk memisahkan DNA dari kontaminan seperti protein, lipid, dan karbohidrat.
Pensinyalan sel adalah bagian sebuah sistem komunikasi yang sangat kompleks pada tingkat seluler yang mengatur aktivitas dan koordinasi antar sel. Komunikasi sel terjadi baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler akibat dari adanya rangsangan dari luar atau dalam sel dan terjadi respon terhadap target yang melibatkan reseptor. Komunikasi sel melibatkan jalur transduksi sinyal: resepsi/penerimaan-transduksi-respon.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Laporan ini membahas hasil praktikum tentang uji karbohidrat pada berbagai bahan yang meliputi uji Molish, Benedict, Seliwanoff, Iodine, dan karbohidrat pada buah. Tujuan praktikum adalah mengidentifikasi jenis karbohidrat yang ada pada berbagai bahan melalui serangkaian uji.
Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Nukleus adalah organel terbesar dalam sel eukariota yang berisi DNA dan RNA. Nukleus dilindungi oleh membran ganda dan berisi kromatin yang berupa benang-benang DNA serta nukleolus yang berperan dalam sintesis rRNA dan pembentukan ribosom. Nukleus berperan sebagai pengatur utama aktivitas sel.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Ìý
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
Dokumen tersebut membahas tentang kinetika enzim, termasuk anggota kelompok peneliti, alasan mempelajari kinetika enzim, cara memperoleh data kinetika enzim, parameter kinetika seperti Km dan Vmaks, pengaruh faktor seperti substrat, temperatur, dan inhibitor terhadap aktivitas enzim.
Organisme multiseluler membutuhkan komunikasi antar sel untuk mempertahankan homeostasis. Komunikasi dilakukan melalui pelepasan molekul sinyal seperti hormon dan neurotransmitter yang akan mengaktivasi reseptor di sel sasaran dan memicu respons melalui jalur transduksi sinyal.
Isolasi DNA merupakan proses untuk memisahkan dan memurnikan DNA dari sel atau jaringan. Metode isolasi DNA meliputi tahapan pelisisan sel, sentrifugasi, ekstraksi, purifikasi, sentrifugasi lanjutan, dan presipitasi untuk memisahkan DNA dari kontaminan seperti protein, lipid, dan karbohidrat.
Pensinyalan sel adalah bagian sebuah sistem komunikasi yang sangat kompleks pada tingkat seluler yang mengatur aktivitas dan koordinasi antar sel. Komunikasi sel terjadi baik pada organisme uniseluler maupun multiseluler akibat dari adanya rangsangan dari luar atau dalam sel dan terjadi respon terhadap target yang melibatkan reseptor. Komunikasi sel melibatkan jalur transduksi sinyal: resepsi/penerimaan-transduksi-respon.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Laporan ini membahas hasil praktikum tentang uji karbohidrat pada berbagai bahan yang meliputi uji Molish, Benedict, Seliwanoff, Iodine, dan karbohidrat pada buah. Tujuan praktikum adalah mengidentifikasi jenis karbohidrat yang ada pada berbagai bahan melalui serangkaian uji.
Sitohistologi sangat menggantungkan diri pada penggunaan mikroskop dan teknik penyediaan contoh jaringan.
Cara pembuatan sediaan histologis disebut mikroteknik. Pembuatan sediaan dari suatu jaringan dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopsi. Jaringan yang diambil kemudian diproses dengan fiksatif yang akan menjaga agar sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya, membusuk, atau rusak). Fiksatif yang paling umum digunakan untuk jaringan hewan (termasuk manusia) adalah formalin (10% formaldehida yang dilarutkan dalam air). Larutan Bouin juga dapat digunakan sebagai fiksatif alternatif meskipun hasilnya tidak akan sebaik formalin karena akan meninggalkan bekas warna kuning dan artefak. Artefak adalah benda yang tidak terdapat pada jaringan asli, namun tampak pada hasil akhir sediaan. Artefak ini terbentuk karena kurang sempurnanya pembuatan sediaan.
Sampel jaringan yang telah terfiksasi direndam dalam cairan etanol (alkohol) bertingkat untuk proses menghilangkan air dalam jaringan (dehidrasi). Selanjutnya sampel dipindahkan ke dalam toluena untuk menghilangkan alkohol (dealkoholisasi). Langkah terakhir yang dilakukan adalah memasukkan sampel jaringan ke dalam parafin panas yang menginfiltrasi jaringan. Selama proses yang berlangsung selama 12-16 jam ini, jaringan yang awalnya lembek akan menjadi keras sehingga lebih mudah dipotong menggunakan mikrotom. Pemotongan dengan mikrotom ini akan menghasilkan lapisan dengan ketebalan 5 mikrometer. Lapisan ini kemudian diletakkan di atas kaca objek untuk diwarnai.
Pewarnaan perlu dilakukan karena objek dengan ketebalan 5 mikrometer akan terlihat transparan meskipun di bawah mikroskop. Pewarna yang biasa digunakan adalah hematoxylin dan eosin. Hematoxylin akan memberi warna biru pada nukelus, sementara eosin memberi warna merah muda pada sitoplasma. Masih terdapat berbagai zat warna lain yang biasa digunakan dalam mikroteknik, tergantung pada jaringan yang ingin diamati. Ilmu yang mempelajari pewarnaan jaringan disebut histokimia.
Nukleus adalah organel terbesar dalam sel eukariota yang berisi DNA dan RNA. Nukleus dilindungi oleh membran ganda dan berisi kromatin yang berupa benang-benang DNA serta nukleolus yang berperan dalam sintesis rRNA dan pembentukan ribosom. Nukleus berperan sebagai pengatur utama aktivitas sel.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Ìý
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
Dokumen tersebut membahas tentang kinetika enzim, termasuk anggota kelompok peneliti, alasan mempelajari kinetika enzim, cara memperoleh data kinetika enzim, parameter kinetika seperti Km dan Vmaks, pengaruh faktor seperti substrat, temperatur, dan inhibitor terhadap aktivitas enzim.
Organisme multiseluler membutuhkan komunikasi antar sel untuk mempertahankan homeostasis. Komunikasi dilakukan melalui pelepasan molekul sinyal seperti hormon dan neurotransmitter yang akan mengaktivasi reseptor di sel sasaran dan memicu respons melalui jalur transduksi sinyal.
Kelompok 1 terdiri dari 6 orang. Pensinyalan seluler adalah bagian sistem komunikasi kompleks pada tingkat sel yang mengatur aktivitas dan koordinasi antarsel. Terdapat 3 tahap pensinyalan sel yaitu penerimaan, transduksi, dan respon sinyal. Dokumen ini membahas jenis reseptor seperti reseptor intraseluler dan permukaan sel serta cara komunikasi antarsel.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Ekspresi gen pada inisiasi transkripsi dikontrol oleh faktor transkripsi dan elemen regulator seperti enhancer.
2. Faktor transkripsi dapat berupa aktivator atau repressor yang mengatur terjadinya transkripsi DNA.
3. Inducer seperti hormon dapat mengaktifkan ekspresi gen tertentu dengan berikatan pada reseptor dan elemen respons di DNA.
Komunikasi antarsel diperantarai oleh perantara kimia yang terikat pada reseptor protein permukaan sel. Ada beberapa jenis komunikasi antarsel seperti komunikasi neural, parakrin, dan endokrin yang melibatkan perantara kimia dalam cairan ekstraseluler. Proses komunikasi antarsel meliputi penerimaan sinyal, transduksi, dan respon sel. AMP siklik dan ion kalsium berperan sebagai mesenjer kedua dalam transduksi sinyal intraseluler.
Dokumen tersebut membahas tentang komunikasi antar sel, dimana sel dapat berkomunikasi satu sama lain dengan mengirimkan sinyal. Terdapat 3 jenis komunikasi sel yaitu autokrin (komunikasi diri sendiri), parakrin (komunikasi antar sel dalam jarak dekat), dan endokrin (komunikasi jarak jauh melalui pembuluh darah). Proses komunikasi melibatkan pelepasan ligand oleh sel pengirim, penerimaan ligand oleh reseptor di sel
Komunikasi sel melibatkan molekul sinyal seperti protein dan lipid yang berikatan dengan reseptor sel untuk memicu respons seluler. Terdapat empat jenis komunikasi sel yakni kontak langsung, parakrin, endokrin, dan sinaptik. Proses komunikasi sel terdiri dari penerimaan sinyal, transduksi sinyal, dan respon sel. Apoptosis adalah program kematian sel yang terjadi secara normal.
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptxssuserad46a5
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang interaksi antara obat dan reseptor, termasuk empat jenis utama reseptor (kanal ion terikat ligan, terkopel protein G, terikat enzim, dan intraseluler) beserta contohnya seperti reseptor nikotin, insulin, dan hormon.
Ppt genetika pengaturan ekspresi gen dan perkembangan genDesirinnawatiSinaga
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan ekspresi gen dan perkembangan ilmu genetika dalam 3 kalimat. Pertama, ekspresi gen diatur pada berbagai tingkatan seperti transkripsi, pasca-transkripsi, translasi, dan pasca-translasi. Kedua, ilmu genetika berkembang setelah penemuan mikroskop, teori sel, dan publikasi Darwin. Ketiga, pada akhir 1850-an, ilmuwan memahami bagaimana sel berkembang
Membran sel terdiri dari lipid bilayer dan protein yang berfungsi sebagai pelindung sel, memfasilitasi komunikasi dan transportasi selektif zat masuk dan keluar sel.
Dokumen tersebut membahas tentang kasus seorang anak laki-laki berusia 3 tahun yang dibawa ke dokter karena perkembangan motorik dan kecerdasannya kurang sesuai dengan anak sebayanya. Ibunya mengonsumsi obat antiepilepsi selama kehamilan. Berdasarkan pemeriksaan ditemukan beberapa kelainan fisik dan dokter mendiagnosis Fetal Hydantoin Syndrome."
Dokumen tersebut membahas tentang struktur dan fungsi beberapa organel utama dalam sel, seperti membran sel, nukleus, retikulum endoplasma, aparatus Golgi, mitokondria, dan lisosom. Organel-organel tersebut berperan penting dalam proses metabolisme, sintesis protein, dan aktivitas sel lainnya.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
Ìý
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
2. Cell Signaling
â– Pengisyaratan atau Pensinyalan, adalah bagian sebuah
sistem komunikasi yang sangat kompleks pada tingkat
seluler yang mengatur aktifitas dan koordinasi antar sel.
â– Komunikasi sel adalah proses penyampaian informasi sel
dari sel pesinyal menuju ke sel target untuk mengatur
pengembangan dan pengorganisasiannya menjadi jaringan,
mengawasi pertumbuhan dan pembelahannya serta
mengkoordinasikan aktivitasnya.
â– Sel berinteraksi dengan sel lain dengan cara komunikasi
langsung atau dengan mengirimkan sinyal kepada sel target.
4. Komunikasi langsung
â– Komunikasi langsung, adalah komunikasi antar sel yang sangat
berdekatan.
â– Komunikasi ini terjadi dengan mentransfer sinyal listrik (ion-ion)
atau sinyal kimia melalui hubungan yang sangat erat antara sel
satu dengan lainnya.
â– Gap junction merupakan protein saluran khusus yang dibentuk
oleh protein connexin. Gap junction memungkinkan terjadinya
aliran ion-ion (sinyal listrik) dan molekul-molekul kecil (sinyal
kimia), seperti asam amino, ATP, cAMP dalam sitoplasma kedua
sel yang berhubungan.
â– Contohnya pertukaran ion dan garam antar sel dalam 1 jaringan.
5. Komunikasi lokal
â– Komunikasi lokal, adalah komunikasi yang terjadi melalui zat
kimia yang dilepaskan ke cairan ekstrasel (interstitial) untuk
berkomunikasi dengan sel lain yang berdekatan (sinyal
parakrin) atau sel itu sendiri (sinyal autokrin).
â– Komunikasi yang terjadi melalui zat kimia yang dilepaskan ke
cairan ekstrasel yang berdekatan.
6. Komunikasi jarak jauh
â– Komunikasi jarak jauh, adalah komunikasi antar sel yang
mempunyai jarak cukup jauh.
â– Komunikasi ini berlangsung melalui sinyal listrik yang
dihantarkan sel saraf dan atau dengan sinyal kimia (hormon
atau neurohormon) yang dialirkan melalui darah.
â– Contohnya komunikasi yang terjadi antara hipofisa ke sel
gonad.
7. Interaksi Sel
â– Komunikasi kontak langsung (autokrin)
â– Pensinyalan parakrin
â– Pensinyalan sinaptik
â– Pensinyalan endokrin/ hormonal
8. Komunikasi kontak langsung
(autokrin)
â– Sel dapat berkomunikasi dengan
cara kontak langsung.
â– Sel responsif terhadap substansi
yang dihasilkan oleh sel itu sendiri.
â– Sel target mensekresikan hormon
dan akan diterima kembali oleh sel
target tersebut, yang
konsekuensinya bisa mengaktivasi
atau menghambat sel tersebut.
â– Contohnya komunikasi yang terjadi
ketika pertukaran ion pada sel
dalam jaringan
9. Pensinyalan parakrin
â– Parakrin adalah sel penyekresi
bekerja pada sel-sel target yang
berdekatan dengan melepas
molekul regulator lokal (misalnya
faktor pertumbuhan ) kedalam
cairan luar sel.
â– Parakrin sel mengekskresikan
subtansi yang mempengaruhi sel
lain disekitarnya.
10. Pensinyalan sinaptik
â– Sinaptik adalah tipe
pensinyalan jarak jauh
melalui sistem persarafan.
â– Sel saraf melepaskan
molekul neurotransmiter
kedalam sinapsis sehingga
merangsang sel target.
â– Penyampaian sinyal dapat
dilakukan dengan cara
protein dari suatu sel
berikatan langsung dengan
protein lain pada sel lain.
11. Pensinyalan endokrin/ hormonal
â– Hormone mensinyal sel target pada jarak yang lebih jauh. Pada
hewan, sel endokrin terspesialisasi mensekresi hormone ke dalam
cairan tubuh yaitu darah.
â– Sel target jauh, mengggunakan mediator hormon. Hormon dibawa
melalui pembuluh darah.
â– Contohnya komunikasi hipofisis ke gonad, harus menggunakan
substansi tertentu untuk menghantarkan sinyal.
12. Tahapan komunikasi
dalam sel
â– Tahap penerimaan (reception)
â– Tahap pengikatan molekul (transduction)
â– Tahap responsif (response)
13. Tahap penerimaan (reception)
â– Pada tahapan ini sel target mendeteksi molekul sinyal yang
berasal dari luar sel.
â– Sinyal kimiawi terdeteksi ketika molekul sinyal berikatan
dengan protein reseptor yang terletak dipermukaan atau
didalam sel.
14. Tahap pengikatan molekul
(transduction)
â– Pada tahap ini molekul sinyal memiliki bentuk yang
komplamenter dengan situs reseptor yang melekat disitu
seperti anak kunci dalam gembok atau substrat dalam situs
katalitik suatu enzim.
â– Molekul sinyal berprilaku seperti ligan, istilah molekul yang
berikatan secara spesifik dengan molekul lain, seringkali
yang berukurakan besar.
â– Pengikatan ligan menyebabkan protein reseptor mengalami
perubahan bentuk. Umumnya efek pengikatan ligan menjadi
agregasi kedua atau lebih mengaktivasi reseptor lain
berinteraksi dengan molekul lainnya.
15. Tahap responsif (response)
â– Pada tahapan ini sinyal yang ditrandusikan menyebabkan
aktivitas selular seperti aktivasi gen-gen spesifik dalam
nukleus.
16. Reseptor dalam
membran sel
â– Sebagian besar molekul sinyal larut-air berikatan pada protein
reseptor dalam membran sel. Reseptor ini mentransmisikan
informasi dari lingkungan ekstraseluler ke bagian dalam sel
dengan cara mengubah bentuk saat berikatan dengan ligan.
Tiga tipe utama reseptor membran adalah:
â– G-protein (GTP-binding protein)-coupled
receptors
â– Reseptor tirosin-kinase (RTK)
â– Reseptor kinase serin
â– Integrin
17. G-protein (GTP-binding
protein)-coupled receptors
â– Suatu reseptor pada sel membran yang mempunyai tujuh
helix transmembran.
â– Penyaluran sinyal yang timbul setelah G-protein coupled
receptors berikatan dengan ligan, baru mungkin terjadi bila
G-protein ikut berperan aktif untuk mempengaruhi efektor
yang berada dibawah pengaruhnya.
18. Reseptor tirosin-kinase (RTK).
â– Tirosin Kinase (TK) adalah suatu kelas enzim tersendiri, yang bertanggung jawab
terhadap fosforilasi residu tirosin pada protein sasaran.
â– Reseptor tirosin Kinase (RTK) memegang peranan penting dalam proses transduksi
sinyal dan komunikasi antar sel.ÌýÌý
â– RTKÌýbertindak sebagai reseptor permukaan sel untuk : faktor pertumbuhan dan
hormone yang sangat penting.
â– RTK sebagai pengatur (regulator) proses sel normal
â– Sisi negative, yakni perannya dalam inisiasi dan perkembangan sejmlah sel kanker.
Pada kanker tipe ini,ÌýÌýtranslokasi (pemindahan) gen menghasilkan penggabuan
protein kinase disertai aktivitas yang terkontrol.
â– Terdapat dua macam tirosin kinase (TK) yakni:
â– RTK yang merupakan protein transmembran yang memiliki domain diluar membrane
sel yang mampu berikatan dengan ligan serta domain didalam membrane sel yang
merupakan suatu katalitik kinase.
â– Non-RTK yang tidak memiliki protein transmembran serta terdapat dalam sitoplasma,
inti dan bagian dalam dari membran sel. Pada G-proteincoupled receptors terdapat
tujuh helix transmembran, sedangkan reseptor tirosin kinase hanya mempunyai satu
segmen transmembran meskipun reseptor tipe ini dapat berupa monomer, dimmer
ataupun tetramer.
19. Reseptor kinase serin
â– Reseptor ini berperan pada aktivitas kerja dari aktivin, TGF-
beta, mulerianinhibiting substance (MIS), dan bone
morphegenic protein (BMP).
â– Sebagai efektor dari reseptor kinase serin adalah kinase
serin sendiri.
â– Keluarga dari reseptor ini meneruskan signal melalui suatu
protein yang disebut sebagai smads.
â– Protein ini dapat berperan ganda, baik berperan sebagai
penerus sinyal (transducer) maupun sebagai faktor
transkripsi.
20. Integrin.
â– Hubungan antara sel dengan substrat dimediasi dengan
adanya integrin yang merupakan suatu protein
transmembran yang mempunyai tempat ikatan dengan
berbagai material ekstra sel seperti fibronektin, kolagen
ataupun proteoglikan.
â– Pada proses inflamsi, makrofag maupun fibroblast akan
mensintesa fibronektin yang merupakan matriks protein yang
besar. Fibronektin mempunyai fungsi sebagai chemotractant
dan fungsi mitogenik untuk fibroblast.
â– Untuk menjalankan fungsi tersebut perlu adanya ikatan
fibronektin dengan reseptor integrim pada sel mononuclear
maupun fibroblast.
Setiap reseptor pada membrane sel memiliki protein efektor dan jalur sinyal tertentu.
Efektor berperan dalam amplifikasi (peningkatan) suatu signal yang timbul akibat
adanya ikatan suatu ligan dengan reseptor spesifik pada membran sel.
21. Reseptor Dalam
Intraseluler
â– Reseptor intraseluler adalah reseptor protein yang tidak berada
pada membran sel melainkan pada sitoplasma atau nukleus.
Berada didalam sel (sitoplasma) atau di nukleus sel target. Sinyal
harus melewati membran plasma terlebih dahulu sebelum bertemu
dengan reseptor jenis ini (karena ukuran molekul kecil dapat
melewati membran atau merupakan lipid sehingga terlarut dalam
membran).
â– Untuk mencapai reseptor ini pembawa pesan kimiawi menembus
membran plasma sel target. Sinyal kimiawi dengan reseptor
intraseluler misalnya hormon steroid (testosteron) dan tiroid hewan
yang berupa lipid serta molekul gas kecil oksida nitrat.
â– Memiliki dua tempat ikatan yaitu yang berikatan dengan
hormon atau ligan dan yang berikatan dengan bagian
spesifik DNA yang dapat secara langsung mengaktifkan
transkripsi gen.
22. Mekanisme jalur transduksi
sinyal
a. Molekul yang merelay sinyal dari reseptor ke respon disebut molekul relay
(sebagian besar merupakan protein).
b. Molekul sinyal awal secara fisik tidak dilewatkan jalur pensinyalan (molekul
sinyal bahkan tidak pernah masuk sel).
â– Pada tiap tahap sinyal ditransduksi menjadi bentuk berbeda yaitu berupa
perubahan konformasi suatu protein yang disebabkan oleh fosforilasi.
â– Fosforilasi protein merupakan suatu cara pengaturan yang umum dalam sel dan
merupakan mekanisme utama transduksi sinyal.
â– Respon akhir sel terhadap sinyal ekstraseluler disebut respon keluaran. Respon
sel terhadap sinyal berfungsi untuk mengatur aktivitas dalam sitoplasma atau
transkripsi dalam nukleus. Kekhususan pensinyalan sel menentukan molekul
sinyal apa yang akan diresponnya dan sifat responnya.
23. â– Respons sel memiliki dua manfaat penting: jalur itu
mengamplifikasi sinyal (dan responsnya juga) serta
menyediakan titik-titik yang berbeda, tempat respons
sel dapat di regulasi.
â– Ini memungkinkan kordinasi jalur pensinyalan dan juga
berkontribusi dalam kespesifikan respons.
â– Efisiensi keseluruhan respons juga dapat di tingkatkan
oleh protein perencah.
â– Terakhir, titik krusial penajaman respons adalah
pemutusan sinyal.
24. Amplifikasi Sinyal
â– Kaskade enzim yang rumit mengamplifikasi respons sel
terhadap suatu sinyal. Pada setiap langkah katalitik dalam
kasakade ini, jumlah produk yang teraktivasi jauh lebih besar
pada tahap sebelumya. Misalnya, setiap molekul adenilil
siklase mengkatalisis pembentukan banyak molekul cAMP,
setiap protein kinase A memfosforilasi banyak molekul
kinase berikutnya dalam jalur, dan seterusnya.efek
amplifikasi, sejumlah kecil molekul epinefrin yang berkaitan
dengan reseptor pada permukaan sel hati atau sel otot dapat
menyebabkan pelepasan ratusan juta molekul glukosa dari
glikogen.
25. Kespesifikan pensinyalan sel
dan kordinasi respons
â– Ambilah contoh dua sel yang berbeda dalam tubuh anda sel
hati dan sel otot jantung. Keduanya bersentuhan dengan
aliran darah sehingga terpapar terus menerus ke banyak
molekul hormone yang berbeda , dan regulator lokal yang di
sekresikan oleh sel-sel didekatnya. Akan tetapi sel hati hanya
akan merespons beberapa jenis sinyal dan mengabaikan
sinyal yang lain; demikian pula pada sel jantung(ini
disebabkan karna jenis sel yang berbeda menyalakan
kumpulan gen yang berbada.) dengan demikian, dua sel yang
merespons secara berbeda terhadap sinyal yang sama
memiliki perbedaan satu atau lebih protein yang menangani
dan merespons sinyal tersebut.
26. Efisiensi pensinyalan
â– Efisiensi pensinyalan: protein perancah dan kompleks
pensinyalan
â– Efisiensi sinyal pada kasus dapat di tingkatkan oleh keberadaan
protein perancah (scaffolding protein), protein relai besar yang di
lekati oleh beberapa protein relai lain secara bersamaan.
â– Misalnya, satu protein perancah yang di isolasi dari sel otak
mencit memegang tiga protein kinase dan membawa kinase-
kinase ini bersamanya ketika protein perancah itu berikatan
dengan reseptor membran teraktivasi yang sesuai: dengan
demikian, protein perancah memfasilitasi satu kaskade
fosforilasi sepesifik, faktanya para peneliti menemukan protein
perancah dalam sel otak yang secara permanen memegang
bersama jejaring-jejaring protein jalur pensinyalan pada sinapsis.
‘hardwiring’ ini meningkatkan kecepatan dan akurasi transfer
sinyal antar sel, karna laju interaksi antarprotein tidak dibatasi
oleh difusi.
27. Pemutusan sinyal
â– Agar sel dari suatu organisme multi selular tetap waspada dan
mampu merespons sinyal-sinyal yang datang, setiap perubahan
molecular dalam jalur pensinyalannya harus berlangsung hanya
dalam waktu singkat.
â– Seperti pada contoh kolera, jika satu komponen jalur pensinyalan
terkunci dalam suatu kondisi, baik itu aktif maupun iakatif,
organisme dapat merasakan akibat yang sangat gawat.
â– Dengan demikian, kunci kemampuan sel untuk bisa terus menerus
unntuk menerima regulasi oleh sinyal adalah perubahann yang
disebabkan oleh sinyal itu harus bersifat bolak-balik; semakin
rendah konsentrasi molekul sinyal, semakin sedikit pula yang akan
terikat dalam suatu saat.
â– Ketika molekul sinyal meninggalkan reseptor, reseptor kembali ke
bentuk inaktif. Melalui cara yang berfariasi, molekul relai kemudian
kembali ke bentuk inakatif; aktifitas GTPase yang merupakann
bagian interistik datri protein G akan menghidrolisis GTP yang terikat
enzim fosfodiesterase mengubah cAMP menjadi AMP.
28. Kortikosteroid
â– Suatu kelompok hormon steroid yang dihasilkan di bagian
korteks kelenjar adrenal sebagai respon atas hormon
adrenokortikotropik (ACTH) yang dilepaskan oleh kelenjar
hipofisis, dan rangsangan angiotensin II.
â– Kortikosteroid disintesis pada korteks kelenjar adrenal
â– Kortikosteroid dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Glukokortikoid (Kortisol)
2. Mineralokortikoid (Aldosteron)
29. â– Glukokortikoid (contohnya kortisol) yang berperan dalam
pengendalian metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein,
memiliki efek anti inflamasi dengan cara menghambat enzim
fosfolipase A2, serta dapat pula menurunkan kinerja
eosinofil.
â– Mineralokortikoid (contohnya aldosteron), yang berfungsi
mengatur kadar elektrolit dan air, dengan cara retensi air dan
garam di ginjal.
30. Manfaat kortikosteroid bagi
tubuh organisme :
â– Metabolisme protein, karbohidrat, lemak dan asam
nukleat
â– Inflamasi & respon imun
â– Distribusi & sekresi air dan mineral
â– Sekresi adrenocorticotrophic hormone (ACTH) dari
kelenjar pituitary