LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi 4 Agustus 2022.docxshananah
Ìý
Berdasarkan analisis alternatif solusi yang ada, model pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan motivasi dan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa adalah penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan penggunaan percobaan virtual lab serta game edukatif.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah mutia.docxmutia171878
Ìý
Dokumen tersebut merangkum hasil eksplorasi penyebab masalah yang diidentifikasi terkait rendahnya minat, keaktifan, semangat dan motivasi belajar peserta didik melalui kajian literatur dan wawancara. Beberapa penyebab utama yang diidentifikasi antara lain kurangnya dukungan dan motivasi dari guru dan keluarga, penggunaan smartphone, serta metode pembelajaran yang kurang menarik.
Lembar observasi ini digunakan untuk menilai aktivitas siswa selama proses pembelajaran berkelompok meliputi tahap awal, inti, dan akhir. Terdapat 11 indikator yang dinilai dengan skala 1-5 berdasarkan kemunculan deskriptor tertentu. Lembar ini bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan proses kelompok siswa.
Instrumen dan rubrik penilaian sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dan rasa ingin tahu untuk observasi dan penilaian diri peserta didik. Rubrik tersebut menilai frekuensi perilaku peserta didik berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat empat masalah utama yang diidentifikasi yaitu (1) karakteristik peserta didik dalam materi gerak dan gaya belum diketahui, (2) peserta didik kurang fokus dan konsentrasi rendah, (3) komunikasi antara peserta didik dan guru masih minim, (4) guru belum mengoptimalkan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi. Penyebab-penyebab masalah tersebut antara lain
Contoh program remidial dan program pengayaanHamzah Chalik
Ìý
Dokumen tersebut memberikan contoh program remidial dan program pengayaan untuk siswa yang kesulitan memahami materi pelajaran dan siswa yang cepat memahami materi. Program remidial berupa bimbingan individu dan tugas khusus untuk meningkatkan pemahaman, diikuti tes untuk menentukan tuntas atau tidak. Program pengayaan berupa soal-soal tambahan dan membantu teman untuk mengembangkan pemahaman di luar materi pelajaran. Kedua program bert
Mahasiswa diminta mengisi dua pertanyaan rencana tindak lanjut setelah menyelesaikan kegiatan pendalaman materi dan perancangan pembelajaran serta terkait jadwal pelaksanaan PPL di sekolah. Contoh pengisian mencakup rencana untuk memperbaiki pembelajaran berdasarkan ilmu baru dan masukan orang lain serta berkoordinasi dengan sekolah untuk melaksanakan PPL sesuai protokol kesehatan.
Berdasarkan dokumen tersebut, teridentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah, antara lain: (1) penguasaan guru terhadap pendekatan pembelajaran inovatif dan STEAM masih rendah karena kurangnya pelatihan, sarana prasarana, dan waktu persiapan; (2) kurangnya pemahaman guru akan karakteristik peserta didik akibat minimnya asesmen awal dan fokus pembelajaran
Dokumen tersebut membahas dua masalah utama yaitu (1) siswa kurang memahami materi pelajaran karena cara mengajar guru yang kurang inovatif, dan (2) siswa kurang aktif belajar karena pemanfaatan teknologi informasi oleh guru belum maksimal. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dokumen mengusulkan solusi seperti penerapan media pembelajaran berbasis minat siswa dan peningkatan kompetensi
Berdasarkan kajian literatur, hasil penelitian, dan wawancara, alternatif solusi yang efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA adalah penerapan model pembelajaran partisipatif seperti Problem Based Learning dan Discovery Learning yang didukung oleh media audio visual dan metode diskusi.
Berdasarkan analisis lima dokumen tersebut, teridentifikasi beberapa akar penyebab rendahnya minat belajar siswa dan prestasi belajar yang kurang memuaskan. Tiga akar penyebab utama yang teridentifikasi adalah model pembelajaran dan media pembelajaran yang kurang menarik, kurangnya dukungan orang tua, serta keterbatasan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif.
Lembar ini digunakan guru untuk menilai keterampilan siswa dalam melakukan percobaan proyektor sederhana dengan menilai 8 aspek keterampilan. Setiap aspek diberi skor 1 sampai 4 berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Skor akhir ditentukan dengan rumus perbandingan antara skor diperoleh dengan skor maksimal, dikalikan 4. Siswa dinyatakan sangat baik untuk skor 3,33-4, baik 2
Berdasarkan kajian literatur, hasil penelitian, dan wawancara, alternatif solusi yang efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik adalah penerapan model pembelajaran partisipatif seperti Problem Based Learning, Discovery Learning, dan Jigsaw dengan penggunaan metode diskusi dan media pembelajaran interaktif seperti audio visual dan barang bekas.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docxssuser5d03bc
Ìý
1. Beberapa masalah yang diidentifikasi meliputi rendahnya motivasi belajar, capaian hasil belajar, minat baca, kemampuan numerasi, dan konsentrasi siswa.
2. Faktor-faktor penyebab antara lain kurangnya dukungan lingkungan, metode pembelajaran yang kurang menarik, serta kurangnya kegiatan belajar mandiri.
3. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan adalah penerapan metode pembel
Dokumen tersebut merupakan lembar observasi proses pembelajaran yang digunakan untuk menilai kinerja guru. Lembar observasi ini berisi indikator-indikator yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan ruang untuk mencatat hasil observasi serta kesimpulan mengenai kegiatan guru dan peserta didik.
Lembar observasi menilai 9 aspek keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA, termasuk antusiasme, perhatian, partisipasi, dan hasil kerja kelompok. Penilaian menggunakan skala 1-4 untuk setiap aspek dan kriteria keberhasilan berdasarkan skor total.
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfSalwa695608
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang paradigma baru dalam pembelajaran dan asesmen yang efektif. Pembelajaran paradigma baru berfokus pada peserta didik dan pengembangan karakter sesuai Pancasila. Asesmen yang efektif menggunakan pendekatan assessment of, for, dan as learning. Guru perlu merencanakan pembelajaran dan asesmen dengan memperhatikan prinsip-prinsip tertentu serta menggunakan berbagai bentuk asesmen kualitatif dan k
Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat empat masalah utama yang diidentifikasi yaitu (1) karakteristik peserta didik dalam materi gerak dan gaya belum diketahui, (2) peserta didik kurang fokus dan konsentrasi rendah, (3) komunikasi antara peserta didik dan guru masih minim, (4) guru belum mengoptimalkan model pembelajaran inovatif yang sesuai dengan materi. Penyebab-penyebab masalah tersebut antara lain
Contoh program remidial dan program pengayaanHamzah Chalik
Ìý
Dokumen tersebut memberikan contoh program remidial dan program pengayaan untuk siswa yang kesulitan memahami materi pelajaran dan siswa yang cepat memahami materi. Program remidial berupa bimbingan individu dan tugas khusus untuk meningkatkan pemahaman, diikuti tes untuk menentukan tuntas atau tidak. Program pengayaan berupa soal-soal tambahan dan membantu teman untuk mengembangkan pemahaman di luar materi pelajaran. Kedua program bert
Mahasiswa diminta mengisi dua pertanyaan rencana tindak lanjut setelah menyelesaikan kegiatan pendalaman materi dan perancangan pembelajaran serta terkait jadwal pelaksanaan PPL di sekolah. Contoh pengisian mencakup rencana untuk memperbaiki pembelajaran berdasarkan ilmu baru dan masukan orang lain serta berkoordinasi dengan sekolah untuk melaksanakan PPL sesuai protokol kesehatan.
Berdasarkan dokumen tersebut, teridentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi kualitas pembelajaran di sekolah, antara lain: (1) penguasaan guru terhadap pendekatan pembelajaran inovatif dan STEAM masih rendah karena kurangnya pelatihan, sarana prasarana, dan waktu persiapan; (2) kurangnya pemahaman guru akan karakteristik peserta didik akibat minimnya asesmen awal dan fokus pembelajaran
Dokumen tersebut membahas dua masalah utama yaitu (1) siswa kurang memahami materi pelajaran karena cara mengajar guru yang kurang inovatif, dan (2) siswa kurang aktif belajar karena pemanfaatan teknologi informasi oleh guru belum maksimal. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dokumen mengusulkan solusi seperti penerapan media pembelajaran berbasis minat siswa dan peningkatan kompetensi
Berdasarkan kajian literatur, hasil penelitian, dan wawancara, alternatif solusi yang efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran IPA adalah penerapan model pembelajaran partisipatif seperti Problem Based Learning dan Discovery Learning yang didukung oleh media audio visual dan metode diskusi.
Berdasarkan analisis lima dokumen tersebut, teridentifikasi beberapa akar penyebab rendahnya minat belajar siswa dan prestasi belajar yang kurang memuaskan. Tiga akar penyebab utama yang teridentifikasi adalah model pembelajaran dan media pembelajaran yang kurang menarik, kurangnya dukungan orang tua, serta keterbatasan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif.
Lembar ini digunakan guru untuk menilai keterampilan siswa dalam melakukan percobaan proyektor sederhana dengan menilai 8 aspek keterampilan. Setiap aspek diberi skor 1 sampai 4 berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Skor akhir ditentukan dengan rumus perbandingan antara skor diperoleh dengan skor maksimal, dikalikan 4. Siswa dinyatakan sangat baik untuk skor 3,33-4, baik 2
Berdasarkan kajian literatur, hasil penelitian, dan wawancara, alternatif solusi yang efektif untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik adalah penerapan model pembelajaran partisipatif seperti Problem Based Learning, Discovery Learning, dan Jigsaw dengan penggunaan metode diskusi dan media pembelajaran interaktif seperti audio visual dan barang bekas.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah 2.docxssuser5d03bc
Ìý
1. Beberapa masalah yang diidentifikasi meliputi rendahnya motivasi belajar, capaian hasil belajar, minat baca, kemampuan numerasi, dan konsentrasi siswa.
2. Faktor-faktor penyebab antara lain kurangnya dukungan lingkungan, metode pembelajaran yang kurang menarik, serta kurangnya kegiatan belajar mandiri.
3. Upaya perbaikan yang dapat dilakukan adalah penerapan metode pembel
Dokumen tersebut merupakan lembar observasi proses pembelajaran yang digunakan untuk menilai kinerja guru. Lembar observasi ini berisi indikator-indikator yang akan diamati selama proses pembelajaran berlangsung dan ruang untuk mencatat hasil observasi serta kesimpulan mengenai kegiatan guru dan peserta didik.
Lembar observasi menilai 9 aspek keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA, termasuk antusiasme, perhatian, partisipasi, dan hasil kerja kelompok. Penilaian menggunakan skala 1-4 untuk setiap aspek dan kriteria keberhasilan berdasarkan skor total.
KEL 1_Pembelajaran paradigma baru dan asesmen.pdfSalwa695608
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang paradigma baru dalam pembelajaran dan asesmen yang efektif. Pembelajaran paradigma baru berfokus pada peserta didik dan pengembangan karakter sesuai Pancasila. Asesmen yang efektif menggunakan pendekatan assessment of, for, dan as learning. Guru perlu merencanakan pembelajaran dan asesmen dengan memperhatikan prinsip-prinsip tertentu serta menggunakan berbagai bentuk asesmen kualitatif dan k
Dokumen tersebut membahas alternatif solusi untuk meningkatkan motivasi belajar, literasi sains, keaktifan, dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) siswa SMP IT Nur Hasan melalui penerapan model pembelajaran tertentu. Beberapa model yang direkomendasikan adalah model Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi belajar, Guided Discovery Learning (GDL) untuk meningkatkan literasi sains, Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan ke
Modul IPA terpadu dengan pendekatan saintifik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran IPA yang berpusat pada siswa dan menggunakan modul dapat mengatasi permasalahan pembelajaran IPA di SMPN 1 Weru seperti kurangnya keaktifan siswa dan kemampuan berpikir kritisnya.
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
Ìý
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar danÌýKnowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
Ìý
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah (Literasi, Wawancara, dan Analisis).pdf
1. LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah
No.
Masalah yang telah
diidentifikasi
Hasil eksplorasi
penyebab masalah
Analisis eksplorasi
penyebab masalah
1 Kegiatan pembelajaran
tidak berjalan sesuai
dengan rancangan
yang tertuang dalam
RPP, maupun
kurangnya proses
evaluasi
pembelajaran.
Literature
1. Juniriang
Zendrato, 2016,
Tingkat Penerapan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
dalam
Pelaksanaan
Pembelajaran di
Kelas Suatu Studi
Kasus di SMA
Dian Harapan
Jakarta
Guru menulis RPP
karena tuntutan
administrasi
sekolah. Oleh
karena itu, faktor-
faktor yang
mempengaruhi
pelaksanaannya di
kelas kurang
diperhatikan.
(Zendrato, J.,
2016)
2. Putri Salsabilla
Sulistiyani, Ina
Magdalena, Serly
Anggraeni,
Nurjamilah Selvia,
2021,
Implementasi
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) dalam
Sekolah Dasar
Faktor yang dapat
mempengaruhinya
implementasi RPP
yaitu kurangnya
kompetensi siswa
dari segi
kemampuan
memahami, nalar
maupun
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur dan
hasil wawancara,
serta dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah Kegiatan
pembelajaran
tidak berjalan
sesuai dengan
rancangan yang
tertuang dalam
RPP adalah:
1. Beberapa guru
jarang
mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP) sebelum
mengajar, kecuali
ketika ada
supervisi.
2. Beberapa guru
belum
melaksanakan
pembelajaran
sesuai RPP,
karena melihat
kemampuan dari
peserta didik saat
mengajar.
3. Guru sudah
membuat RPP,
namun lebih
banyak
penyesuaian
materi dan waktu
serta kondisi yang
dihadapi.
2. intelektual
(Sulistiyani, P.S.,
Dkk., 2021)
Wawancara
1.Secara keseluruhan
sesuai, bilapun
berbeda tidak
terlalu berbeda
jauh, hal itu
disebabkan karena
ada hal yang tidak
terduga,
keterbatasan media
yang bermasalah,
serta pekerjaan di
luar mengajar
(Priatna, A., 2022)
2.Guru jarang
mempersiapkan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
sebelum mengajar
(Rahmita, 2022)
3.Guru belum selalu
melaksanakan
pembelajaran
sesuai RPP di
semua KD (Robani,
M.H., 2022)
Saran Solusi:
1. Mengadakan
evaluasi
pelaksanaan RPP
oleh guru terkait.
2. Tim Kurikulum
memastikan
semua guru
membuat RPP.
3. Mengadakan
pelatihan
manajemen
pelaksanaan RPP
di kelas bagi guru
dan terevaluasi.
2 Kurang maksimalnya
implementasi model
pembelajaran inovatif
di kelas
Literature
Kendala yang timbul
dalam manajemen
kelas yaitu masalah
individu dan masalah
kelompok. Masalah
individu seperti
tingkah laku siswa
yang ingin selalu
diperhatikan dan
tingkah laku siswa
yang menonjolkan
kekuatan contoh siswa
yang ingin menang
sendiri. (Setyorini, A.
D. A., 2019)
Wawancara
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur
dan hasil
wawancara, serta
dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah Kurang
maksimalnya
implementasi
model
pembelajaran
inovatif di kelas
adalah:
3. 1. Guru belum
memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi,
membuat
hubungan,
merumuskan
kembali ide-ide, dan
menarik
kesimpulan sendiri
di setiap
pembelajaran
(Permadi, M.F.,
2022).
2. Guru kadang-
kadang
memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi
dan merumuskan
kembali ide- ide
karena terburu
waktu pergantian
jam saat anak- anak
masih praktik
(Rahmita, 2022).
3. Tidak di setiap
pembelajaran
memfasilitasi siswa
untuk berdiskusi
(Robani, M.H.,
2022).
1. Guru tidak selalu
memfasilitasi
siswa untuk
berdiskusi saat
pembelajaran.
2. Guru tidak selalu
merumuskan
kembali ide- ide
karena
menyesuaikan
jam mengajar.
3. Tidak semua guru
memiliki prosedur
yang sistematik
untuk
memodifikasi
prilaku siswa.
Saran Solusi:
1. Mengadakan
pelatihan secara
bertahap dan
terevaluasi
berkenaan
dengan
pembelajaran
inovatif untuk
guru.
2. Pembiasaan
pembelajaran
inovatif kepada
siswa di setiap
KD.
3. Model
pembelajaran
inovatif menjadi
salah satu indeks
prestasi guru.
3 Kurangnya
pembelajaran yang
berorientasi HOTS
Literature
1. Siswa tidak siap
mengikuti proses
pembelajaran
(Prasetyani, Dkk.
2016:37). Sikap
inisiatif siswa yang
rendah dalam
pembelajaran,
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur
dan hasil
wawancara, serta
dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
4. kurang gigih saat
menyelesaikan
suatu masalah,
bermain-main
dalam proses
pembelajaran, dan
mengobrol sesuatu
yang tidak
termasuk dalam
bagian
pembelajaran
sesama teman.
2. Keterampilan
berpikir siswa
dalam kategori
rendah,
dipengaruhi oleh
budaya literasi
yang dilakukan
oleh siswa (Rahayu
2017:697).
3. Penyebab dari
keterampilan
berpikir siswa
dalam kategori
rendah juga
disebabkan oleh
faktor lingkungan
(Kurniawan &
Maryani,
2015:213). Faktor
lingkungan dari
keluarga dan
sekolah sangat
signifikan
mempengaruhi
keterampilan
tingkat tinggi siswa.
Wawancara
1. Belum menerapkan
HOTS pada semua
Kompetensi Dasar
pembelajaran
(Permadi, M.F.,
2022).
2. Guru belum
menerapkan HOTS
pada semua
Kompetensi Dasar
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah
Kurangnya
pembelajaran
yang berorientasi
HOTS
adalah:
1. Sikap inisiatif
siswa yang rendah
dalam
pembelajaran
2. Beberapa guru
belum
menerapkan
HOTS pada semua
Kompetensi Dasar
(KD) karena masih
kurang
memahami
konsep HOTS.
3. Guru kurang
mengikuti
pelatihan
berkenaan
dengan HOTS.
4. Guru kurang
melakukan
diskusi dengan
rekan sejawat
berkenaan
dengan HOTS.
5. Beberapa siswa
sulit memahami
persoalan HOTS.
Saran Solusi:
1. Mengadakan
pelatihan secara
bertahap dan
terevaluasi
berkenaan
dengan
implementasi
HOTS untuk
guru.
5. (KD) karena masih
kurang memahami
konsep HOTS
(Rahmita, 2022).
3. Beberapa siswa
sulit memahami
persoalan HOTS
(Nugraha, F., 2022).
2. Pembiasaan
pembelajaran
HOTS kepada
siswa agar siswa
terus terlatih.
3. Pembelajaran
HOTS menjadi
salah satu indeks
prestasi guru.
4 Kurangnya
optimalisasi
penggunaan LMS
Sekolah sebagai salah
satu sarana
pendidikan.
Literature
1. Selain dari aspek
psikologis seperti
isu kedisiplinan,
motivasi, kesehatan
mental dan fisik,
dan perasaan saat
isolasi (Raaper &
Brown, 2020),
kesiapan
kompetensi guru
dalam mengelola
kelas virtual juga
menjadi salah satu
kendala tersendiri.
2. Kurangnya
pengalaman guru
dalam mengelola
pembelajaran
daring (Mahbub,
M.A., 2021)
Wawancara
1. Ada Kompetensi
Dasar (KD) yang
belum
menggunakan LMS
(Permadi, M.F.,
2022).
2. Tidak semua
Kompetensi Dasar
(KD) sudah
Setelah dilakukan
analisis terhadap
kajian literatur
dan hasil
wawancara, serta
dikonfirmasi
melalui observasi
dan pengamatan
dapat diketahui
bahwa penyebab
masalah
Kurangnya
optimalisasi
penggunaan LMS
Sekolah sebagai
salah satu sarana
pendidikan
adalah:
1. Tidak semua guru
menggunakan
LMS untuk semua
Kompetensi Dasar
(KD).
2. Kurangnya
pengalaman guru
dalam mengelola
LMS.
3. Sarana prasarana
siswa dan guru
yang kurang
mendukung
penggunaan LMS.
Saran Solusi:
1. Mengadakan
pelatihan LMS
6. menggunakan LMS
(Rahmita, 2022).
3. Belum semua guru
menggunakan LMS
secara maksimal
karena masih
beradaptasi dan
device siswa dan
guru kurang
memadai. (Robani,
M.H., 2022).
secara bertahap
dan terevaluasi
untuk
memastikan
pembiasaan guru
dan siswa dalam
menggunakan
LMS.
2. Penggunaan LMS
menjadi salah
satu indeks
prestasi guru dan
siswa.
3. Sekolah
mengizinkan guru
dan siswa
menggunakan
sarana sekolah
yang
memudahkan
guru dan siswa
mengakses LMS
dengan ketentuan
yang berlaku.