際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
FAKTOR RISIKO PENYAKIT
TIDAK MENULAR
Oleh :
VIVI APRILIA DEWI
2
Wawancara Riwayat Penyakit PTM
2
Wawancara Faktor Risiko Perilaku
Merokok
 Tanyakan apakah mengkonsumsi sayur buah setiap hari
 Jika ya, tanyakan berapa banyak yang di konsumsi setiap hari
Anjuran : 5 Porsi sayur dan Buah setiap hari
Kurang Konsumsi Sayur dan Buah
Konsumsi Alkohol
Kurang Aktivitas Fisik
Tanyakan apakah mengkonsumsi alkohol
Tanyakan Merokok atau tidak, atau pernah merokok.
Tanyakan apakah ada anggota keluarga serumah merokok. Jika
iya, apakah merokok di dalam atau di luar rumah
 Tanyakan apakah melakukan olah raga/ latihan fisik setiap hari
 Jika ya, tanyakan berapa menit setiap hari/setiap minggu
 Jika tidak, tanyakan apa aktivitas klien setiap harinya
Minimal 30/hari atau 150 menit/minggu
2
Deteksi Dini PPOK
Sasaran  40 Tahun dan Merokok
Penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) adalah
penyakit yang umum,
dapat dicegah dan diobati
ditandai dengan gejala
respirasi yang persisten
dan obstruksi saluran
napas disebabkan karena
kelainan pada saluran
napas dan/atau alveolar
yang biasanya akibat dari
pajanan partikel atau gas
berbahaya
2
Deteksi Dini PPOK
 Skor < 6 : Risiko rendah PPOK
 Skor > 6 : Risiko tinggi PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri
Deteksi Dini Obesitas
Obesitas Umum Obesitas Umum
Diukur berdasarkan
pengkategorian IMT yaitu
perbandingan antara
Berat Badan (kg) dan
Tinggi Badan(m2)
Dihitung
berdasarkan
pengukuran
Lingkar Perut
> 80 Perempuan,
> 90 Laki-Laki
Pengertian
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang
berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi
(energi intake) dng energi yang digunakan (energi
expenditure) dalam waktu lama
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Penimbangan BB)
Persiapan :
a. Siapkan timbangan.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket
serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran TB)
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan
data tinggi badan semua kelompok umur.
Persiapan :
a. Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise dengan
kapasitas ukur 2 meter
b. Pasang Microtoise pada dinding dan lantai yang datar
c. Sesuikan ketinggian pemasangan microtoise
d. Minta klien untuk berdiri tegak dibawah microtoise
menghadap kedepan dengan kepala bagian panggul dan
tumit menyentuh lantai
e. Lalu Tarik microtise dan catat hasil pengukuran TB
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP)
1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM diminta dengan
cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau
menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk
terakhir warga Posbindu PTM untuk menetapkan titik
pengukuran
2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/ panggul
Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP)
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir
titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul dan tandai
titiktengah tersebut dengan alat tulis
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan bernafas dengan
normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik tengah
kemudian secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal
pengukuran.
6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang gendut ke
bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu
berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh
melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.
Yang perlu diperhatikan:
 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau
melompat saat melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat
terang atau dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada
pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
11
Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Metode Hitung Jari)
Yang diperhatikan:
 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh
lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu
mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip
dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari
tidak boleh berurutan
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa
dari orang yang akan diperiksa.
2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup
dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang
sama pada mata kiri.
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam
hitung jari 3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah
maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan.
12
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan kembali
untuk mengetahui apakah memang terdapat gangguan
penglihatan atau tidak.
3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut
pada masing-masing mata.
4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata jika dari
hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
13
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
1) Posisi pemeriksa berada
setengah meter di belakang
orang yang akan diperiksa.
2) Pada telinga yang tidak
diperiksa, dilakukan
masking yaitu menekan
bagian tragus (bagian
menonjol dari telinga
bagian depan yang
dekat dengan pipi)
kemudian menggesek-
gesek sehingga timbul
bunyi.
3) Pemeriksaan dimulai
pada telinga kanan
terlebih dahulu. Posisi
kepala pemeriksa
menjauh dari telinga
yang diperiksa.
4) Pemeriksa membisikkan kata-
kata yang terdiri dari dua
suku kata seperti mata, kaki,
muka, susu, kaca dan
meminta orang yang
diperiksa untuk mengulang
kembali kata-kata tersebut.
14
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
5) Kata-kata yang dibisikkan harus
mengandung huruf lunak yang terdiri
dari frekuensi rendah dan huruf
desis yang terdiri dari frekuensi
tinggi. Berikut daftar kata-kata yang
digunakan untuk Tes Bisik
Modifikasi.
6) Pemeriksaan diulang pada telinga
kiri dengan langkah-langkah yang
sama. Pemeriksaan pada telinga
sebelah kiri, maka telinga kanan
dilakukan masking.
PENILAIAN :
 Bila kata-kata yang dapat
diulang lebih dari 80%,
maka dinyatakan lulus dari
pemeriksaan.
 Bila kata-kata yang dapat
diulang kurang dari 80%,
maka dinyatakan tidak
lulus dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan
audiometri.
 Segera bawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk
diperiksa kembali
pendengarannya lebih
lanjut.
Deteksi Dini Hipertensi
No. Tekanan Darah Klasifikasi
1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik Terisolasi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap dimana
tekanan darah sistolik 140 mmHg DAN / ATAU
tekanan darah diastolik 90 mmhg
Deteksi Dini Hipertensi
 Tekan tombol START/STOP untuk
mengaktifkan alat
 Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas
fisik minimal 30 menit sebelum
pengukuran.
 Hindari melakukan pengukuran dalam
kondisi stres
 Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang
tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh
lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu
PTM di atas meja sehinga mancet yang
sudah terpasang sejajar dengan jantung.
 Singsingkan lengan baju pada lengan
bagian kiri klien dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
 Biarkan lengan dalam posisi santai/tidak tegang
dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan
tidak ada lekukan pada pipa mancet
 Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
 Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis
kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat
akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis
 Tekan START/STOP untuk mematikan alat. Jika
Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan
mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
Deteksi Dini Diabetes Melitus
Sasaran
Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko
PTM (riwayat obesitas dan atau obesitas
sentral dan atau tekanan darah tinggi)
Usia  40 tahun
Pengertian
Penyakit menahun yang ditandai oleh
kadar gula darah melebihi nilai normal
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksaan kadar
gula darah (Gluko
Meter
 Test strip gula darah
 lancet
 Alkohol Swab
 Tissue kering
 Handscoon
 Safety Box
Deteksi Dini Diabetes Melitus
 Masukkan tes strip gula daah,
bila gambar strip tes muncul
 Bersihkan ujung jari (jari
manis/jari tengah/telunjuk)
dengan alckohol swab,
keringkan.
 Tusukkan lancet/autoclix pada
ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
 Usap dengan kapas steril kering
 Setelah darah keluar. Sentuhkan
satu/dua tetes darah ke tes strip
 Baca hasil glukosa darah.
Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
1. Klien yang memiliki factor
risiko merokok di motifasi
untuk berhenti merokok
2. Arahkan mendapat
edukasi lebih lanjut
dengan memanfaatkan
quitline bebas pulsa
untuk konsultasi
3. Mengikuti program UBM
di Puskesmas merupakan
cara yang paling
terstruktur, terpantau
dan terarah untuk
berhenti merokok.
PESAN
RUMAH BEBAS
ASAP ROKOK
QUITLINE
0-800-177-6565
UBM
(UPAYA
BERHENTI
MEROKOK)
Investigasi Kontak
(Bagan Alur Petugas Kesehatan/ Kader dalam Pelaksanaan Investigasi Kontak)
Keterangan
: Dilakukan oleh Kader
: Dilakukan oleh Petugas kesehatan
Mengapa TPT Penting?
TPT diperlukan diberikan untuk mencegah terjadinya sakit TBC. Jika kita
dapat mencegah terjadinya sakit TBC. Maka akan mengurangi sumber
penularan dan mencegah penularan selanjutnya. Dengan demikian,
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
21
SRQ
 Untuk mengetahui adanya gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala ansietas,
gejala kognitif, gejala somatic dan gejala penurunan energi
 Validitas yang cukup baik dalam hal sensitivitas dan spesifitasnya
 Terdiri dari 20 pertanyaan yang diisi langsung atau melalui wawancara
 Dapat diidentifkasi gejala-gejala gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala
ansietas, gejala kognitif, gejala somatik dan gejala penurunan energi.
Interpretasi Hasil:
 Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan
jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan wawancara psikitrik untuk
mengetahui ada atau tidaknya gangguan jiwa
 Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab YA meskipun skor total < 6, maka
ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut
2) Instrumen Self Reporting Questionnaire (SRQ-20)
Instrumen SRQ 20
22
Kondisi Prioritas Terkait
Penurunan Kapasitas
Intrinsik
Pertanyaan
Hasil
(Beri tanda centang)
Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh)
2. Orientasi terhadap waktu dan tempat:
a. Tanggal berapa sekarang?
b. Di mana kamu berada sekarang (rumah, klinik, dsb.)
3. Ulangi ketiga kata tadi
 Salah pada salah satu pertanyaan
 Tidak dapat mengulang ketiga kata
Keterbatasan Mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5 kali dalam 14 detik?  Tidak
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan terakhir atau pakaian menjadi
lebih longgar?
2. Apakah Anda hilang nafsu makan ATAU mengalami kesulitan makan ( misal : batuk atau
tersedak saat makan, menggunakan selang makan/sonde)?
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LLA) <21 cm?
1.  Ya
1.  Ya
3.  Ya
Gangguan Penglihatan 1. Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan melihat jauh, membaca, penyakit
mata, atau sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan darah tinggi)? Jika tidak,
lakukan TES MELIHAT
2. TES MELIHAT : Apakah jawaban hitung jari benar dalam 3 kali berturut turut?
1.  Ya
2. Hasil TES MELIHAT
 Tidak, Kemungkinan ada gangguan
penglihatan berat hingga buta
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat TES BISIK  Tidak
 Jika tidak dapat dillakukan TES BISIK rujuk
Puskesmas
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu oleh:
1.Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa
2.Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu
1. Ya
2. Ya
Keterangan:
jika ditemukan salah satu penurunan kapasitas intriksik (jika ada salah satu atau lebih yang dicentang), maka skrining dilanjutkan oleh petugas di puskesmas berdasarkan
penurunan kapasitas intrinsik yang ditemui sesuai alur asuhan lanjutan.
Skrining Lansia Sederhana (SKILAS)
TINDAK LANJUT HASIL SKRINING
Hasil pemeriksaan skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari/AKS
 Jika ditemukan lansia mandiri dan lansia dengan ketergantungan ringan, maka diberikan edukasi
 Jika ditemukan lansia dengan ketergantungan sedang berat atau total, dapat dirujuk ke petugas
kesehatan untuk dilakukan tindak lanjut sesuai tingkat ketergantungannya.
Hasil pemeriksaan skrining Lansia Sederhana (SKILAS):
 Jika ditemukan satu atau lebih penurunan kapasitas intrinsik atau salah satu yang dicentang pada
instrument SKILAS, dirujuk ke petugas kesehatan baik di puskesmas atau di pustu untuk dilakukan
skrining lanjutan sesuai penurunan kapasitas intrinsik yang dialami oleh lansia.
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot (20)

Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
Rizal_mz
ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022
ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022
ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022
RizkieDani
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
Joni Iswanto
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptx
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptxdr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptx
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptx
ArivaSyivaa2
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptxPAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
Dewievita1973
KOMPONEN KESIHATAN KELUARGA
KOMPONEN KESIHATAN KELUARGAKOMPONEN KESIHATAN KELUARGA
KOMPONEN KESIHATAN KELUARGA
Muhammad Nasrullah
perawatan tali pusat
perawatan tali pusatperawatan tali pusat
perawatan tali pusat
Joni Iswanto
COLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxCOLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptx
TinaaTorano
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptx
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptxPPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptx
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptx
UKMSetiabudi
08.07.15 kebijakan bkb
08.07.15   kebijakan bkb 08.07.15   kebijakan bkb
08.07.15 kebijakan bkb
Stiunus Esap
Materi 3 KIE Skrining PJB.pptx
Materi 3 KIE Skrining PJB.pptxMateri 3 KIE Skrining PJB.pptx
Materi 3 KIE Skrining PJB.pptx
MuhraniMuhajirNasaru
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
Aris Rahmanda
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
puskesmastambakaji
Ppt blighted ovum
Ppt blighted ovumPpt blighted ovum
Ppt blighted ovum
Febriyudhaak
STRABISMUS
STRABISMUSSTRABISMUS
STRABISMUS
Muhammad Nasrullah
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
Estiza Havel
Kak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil restiKak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil resti
AnipahMadrid
Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptxPersiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
PkmBadean1
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
Briliant Nissa
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
Rizal_mz
ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022
ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022
ARAH KEBIJAKAN DAK KESEHATAN 2022
RizkieDani
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
Joni Iswanto
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptx
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptxdr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptx
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptx
ArivaSyivaa2
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptxPAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
PAPARAN LINSEK TW1 2022 (1).pptx
Dewievita1973
KOMPONEN KESIHATAN KELUARGA
KOMPONEN KESIHATAN KELUARGAKOMPONEN KESIHATAN KELUARGA
KOMPONEN KESIHATAN KELUARGA
Muhammad Nasrullah
perawatan tali pusat
perawatan tali pusatperawatan tali pusat
perawatan tali pusat
Joni Iswanto
COLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptxCOLIC ABDOMEN.pptx
COLIC ABDOMEN.pptx
TinaaTorano
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptx
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptxPPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptx
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptx
UKMSetiabudi
08.07.15 kebijakan bkb
08.07.15   kebijakan bkb 08.07.15   kebijakan bkb
08.07.15 kebijakan bkb
Stiunus Esap
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
Aris Rahmanda
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
Materi Sosialisasi Kompetensi Kader Kesehatan di Puskesmas materi 25 kompeten...
puskesmastambakaji
Ppt blighted ovum
Ppt blighted ovumPpt blighted ovum
Ppt blighted ovum
Febriyudhaak
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
Estiza Havel
Kak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil restiKak pemantauan bumil resti
Kak pemantauan bumil resti
AnipahMadrid
Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptxPersiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
Persiapan Akreditasi Puskesmas.pptx
PkmBadean1
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematomaCaput succedaneum dan cephalhematoma
Caput succedaneum dan cephalhematoma
Fuji Astuti
99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi99905517 hipertensi-urgensi
99905517 hipertensi-urgensi
Briliant Nissa

Similar to MATERI II FR RISIKO PTM.pptx (20)

Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptx
RidhoIchsan1
METODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
METODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULARMETODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
METODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
FredyMaringga1
MATERI PTM.pptx
MATERI PTM.pptxMATERI PTM.pptx
MATERI PTM.pptx
XTheseusXTheseus1
7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx
7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx
7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx
hermi21
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
nanirizkiyati
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
tesararlin
762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx
762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx
762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx
ssuser2b83a8
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MuhammadNurulAkbar1
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxMPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
BryanRajaM
Pengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptx
Pengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptxPengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptx
Pengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptx
VeryFerdiansyah2
Pemeriksaan pengukuran fr ns 2020 ok
Pemeriksaan pengukuran fr ns 2020 okPemeriksaan pengukuran fr ns 2020 ok
Pemeriksaan pengukuran fr ns 2020 ok
LilyBanonah
integrasi layanan primer klaster dewasa dan lansia
integrasi layanan primer klaster dewasa dan lansiaintegrasi layanan primer klaster dewasa dan lansia
integrasi layanan primer klaster dewasa dan lansia
RambuElisabeth
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
MutiahNuraini2
Teknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.ppt
Teknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.pptTeknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.ppt
Teknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.ppt
dinkesbwi
MATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
MATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAHMATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
MATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
nurfa26
Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 ok
LilyBanonah
Pengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdfPengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdf
ASTUTIPUJIUTAMI
06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx
06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx
06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx
ssuser778413
PERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptxPERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptx
KristiawanKristiawan2
MATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAAN
MATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAANMATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAAN
MATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAAN
yoseprfirdaus80
Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptx
RidhoIchsan1
METODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
METODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULARMETODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
METODE PEMERIKSAAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR
FredyMaringga1
7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx
7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx
7. LAYANAN DASAR USIA DEWASA DAN LANSIA (1).pptx
hermi21
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
nanirizkiyati
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
tesararlin
762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx
762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx
762fc6c8-04ce-442d-a994-94e67934826a.pptx
ssuser2b83a8
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MuhammadNurulAkbar1
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxMPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
BryanRajaM
Pengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptx
Pengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptxPengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptx
Pengukuran Faktor Resiko Penakit tidak menular.pptx
VeryFerdiansyah2
Pemeriksaan pengukuran fr ns 2020 ok
Pemeriksaan pengukuran fr ns 2020 okPemeriksaan pengukuran fr ns 2020 ok
Pemeriksaan pengukuran fr ns 2020 ok
LilyBanonah
integrasi layanan primer klaster dewasa dan lansia
integrasi layanan primer klaster dewasa dan lansiaintegrasi layanan primer klaster dewasa dan lansia
integrasi layanan primer klaster dewasa dan lansia
RambuElisabeth
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
MutiahNuraini2
Teknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.ppt
Teknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.pptTeknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.ppt
Teknik pemeriksaan ketajaman mata Dinkes Banyuwangi.ppt
dinkesbwi
MATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
MATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAHMATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
MATERI PEMERIKSAAN KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
nurfa26
Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 ok
LilyBanonah
Pengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdfPengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdf
ASTUTIPUJIUTAMI
06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx
06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx
06. Pemeriksaan tajam penglihataNNn.pptx
ssuser778413
PERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptxPERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA PENILAIAN PENDERITA.pptx
KristiawanKristiawan2
MATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAAN
MATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAANMATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAAN
MATERI PENILAIAN PENDERITA PADA KORBAN KECELAKAAN
yoseprfirdaus80

More from milaintan (6)

MATERI MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptx
MATERI  MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptxMATERI  MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptx
MATERI MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptx
milaintan
Materi Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptx
Materi Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptxMateri Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptx
Materi Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptx
milaintan
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
milaintan
kesling.ppt
kesling.pptkesling.ppt
kesling.ppt
milaintan
B. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan air.ppt
B. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan  air.pptB. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan  air.ppt
B. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan air.ppt
milaintan
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx
milaintan
MATERI MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptx
MATERI  MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptxMATERI  MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptx
MATERI MPLS SMP ASH SIDDIQ TH 2023.pptx
milaintan
Materi Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptx
Materi Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptxMateri Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptx
Materi Penyuluhan Kegiatan MPLS SDN.pptx
milaintan
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
2. Bahan Tayang Bayi dan Balita.pptx
milaintan
kesling.ppt
kesling.pptkesling.ppt
kesling.ppt
milaintan
B. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan air.ppt
B. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan  air.pptB. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan  air.ppt
B. Ag-Pengendalian pencemaran tanah dan air.ppt
milaintan
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptx
milaintan

MATERI II FR RISIKO PTM.pptx

  • 1. FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR Oleh : VIVI APRILIA DEWI
  • 3. 2 Wawancara Faktor Risiko Perilaku Merokok Tanyakan apakah mengkonsumsi sayur buah setiap hari Jika ya, tanyakan berapa banyak yang di konsumsi setiap hari Anjuran : 5 Porsi sayur dan Buah setiap hari Kurang Konsumsi Sayur dan Buah Konsumsi Alkohol Kurang Aktivitas Fisik Tanyakan apakah mengkonsumsi alkohol Tanyakan Merokok atau tidak, atau pernah merokok. Tanyakan apakah ada anggota keluarga serumah merokok. Jika iya, apakah merokok di dalam atau di luar rumah Tanyakan apakah melakukan olah raga/ latihan fisik setiap hari Jika ya, tanyakan berapa menit setiap hari/setiap minggu Jika tidak, tanyakan apa aktivitas klien setiap harinya Minimal 30/hari atau 150 menit/minggu
  • 4. 2 Deteksi Dini PPOK Sasaran 40 Tahun dan Merokok Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang umum, dapat dicegah dan diobati ditandai dengan gejala respirasi yang persisten dan obstruksi saluran napas disebabkan karena kelainan pada saluran napas dan/atau alveolar yang biasanya akibat dari pajanan partikel atau gas berbahaya
  • 5. 2 Deteksi Dini PPOK Skor < 6 : Risiko rendah PPOK Skor > 6 : Risiko tinggi PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri
  • 6. Deteksi Dini Obesitas Obesitas Umum Obesitas Umum Diukur berdasarkan pengkategorian IMT yaitu perbandingan antara Berat Badan (kg) dan Tinggi Badan(m2) Dihitung berdasarkan pengukuran Lingkar Perut > 80 Perempuan, > 90 Laki-Laki Pengertian Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energi intake) dng energi yang digunakan (energi expenditure) dalam waktu lama
  • 7. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Penimbangan BB) Persiapan : a. Siapkan timbangan. b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar. c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci. d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
  • 8. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran TB) Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data tinggi badan semua kelompok umur. Persiapan : a. Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter b. Pasang Microtoise pada dinding dan lantai yang datar c. Sesuikan ketinggian pemasangan microtoise d. Minta klien untuk berdiri tegak dibawah microtoise menghadap kedepan dengan kepala bagian panggul dan tumit menyentuh lantai e. Lalu Tarik microtise dan catat hasil pengukuran TB
  • 9. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP) 1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu PTM untuk menetapkan titik pengukuran 2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah 3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul
  • 10. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP) 4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah tersebut dengan alat tulis 5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal). Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran. 6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.
  • 11. Yang perlu diperhatikan: Jalan 20 langkah = 6 meter Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat melangkah Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau dengan pencahayaan yang bagus) Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat) 11 Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Metode Hitung Jari) Yang diperhatikan: Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata yang tidak diperiksa Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak boleh berurutan 1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang yang akan diperiksa. 2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri.
  • 12. Yang diperhatikan: Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan. 12 Pemeriksaan Tajam Penglihatan Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui apakah memang terdapat gangguan penglihatan atau tidak. 3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut pada masing-masing mata. 4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata jika dari hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
  • 13. 13 Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi) Persiapan : Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. 1) Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang akan diperiksa. 2) Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek- gesek sehingga timbul bunyi. 3) Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari telinga yang diperiksa. 4) Pemeriksa membisikkan kata- kata yang terdiri dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka, susu, kaca dan meminta orang yang diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata tersebut.
  • 14. 14 Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi) 5) Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi. 6) Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan masking. PENILAIAN : Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan. Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa kembali pendengarannya lebih lanjut.
  • 15. Deteksi Dini Hipertensi No. Tekanan Darah Klasifikasi 1. 120 / 80 mmHg Normal 2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi 3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1 4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2 5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik Terisolasi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg DAN / ATAU tekanan darah diastolik 90 mmhg
  • 16. Deteksi Dini Hipertensi Tekan tombol START/STOP untuk mengaktifkan alat Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit sebelum pengukuran. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu PTM di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran. Biarkan lengan dalam posisi santai/tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis Tekan START/STOP untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit. Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
  • 17. Deteksi Dini Diabetes Melitus Sasaran Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko PTM (riwayat obesitas dan atau obesitas sentral dan atau tekanan darah tinggi) Usia 40 tahun Pengertian Penyakit menahun yang ditandai oleh kadar gula darah melebihi nilai normal Alat dan bahan : Alat pemeriksaan kadar gula darah (Gluko Meter Test strip gula darah lancet Alkohol Swab Tissue kering Handscoon Safety Box
  • 18. Deteksi Dini Diabetes Melitus Masukkan tes strip gula daah, bila gambar strip tes muncul Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan alckohol swab, keringkan. Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam. Usap dengan kapas steril kering Setelah darah keluar. Sentuhkan satu/dua tetes darah ke tes strip Baca hasil glukosa darah.
  • 19. Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan 1. Klien yang memiliki factor risiko merokok di motifasi untuk berhenti merokok 2. Arahkan mendapat edukasi lebih lanjut dengan memanfaatkan quitline bebas pulsa untuk konsultasi 3. Mengikuti program UBM di Puskesmas merupakan cara yang paling terstruktur, terpantau dan terarah untuk berhenti merokok. PESAN RUMAH BEBAS ASAP ROKOK QUITLINE 0-800-177-6565 UBM (UPAYA BERHENTI MEROKOK)
  • 20. Investigasi Kontak (Bagan Alur Petugas Kesehatan/ Kader dalam Pelaksanaan Investigasi Kontak) Keterangan : Dilakukan oleh Kader : Dilakukan oleh Petugas kesehatan Mengapa TPT Penting? TPT diperlukan diberikan untuk mencegah terjadinya sakit TBC. Jika kita dapat mencegah terjadinya sakit TBC. Maka akan mengurangi sumber penularan dan mencegah penularan selanjutnya. Dengan demikian, Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
  • 21. 21 SRQ Untuk mengetahui adanya gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala kognitif, gejala somatic dan gejala penurunan energi Validitas yang cukup baik dalam hal sensitivitas dan spesifitasnya Terdiri dari 20 pertanyaan yang diisi langsung atau melalui wawancara Dapat diidentifkasi gejala-gejala gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala ansietas, gejala kognitif, gejala somatik dan gejala penurunan energi. Interpretasi Hasil: Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan wawancara psikitrik untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan jiwa Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab YA meskipun skor total < 6, maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lebih lanjut 2) Instrumen Self Reporting Questionnaire (SRQ-20)
  • 23. Kondisi Prioritas Terkait Penurunan Kapasitas Intrinsik Pertanyaan Hasil (Beri tanda centang) Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh) 2. Orientasi terhadap waktu dan tempat: a. Tanggal berapa sekarang? b. Di mana kamu berada sekarang (rumah, klinik, dsb.) 3. Ulangi ketiga kata tadi Salah pada salah satu pertanyaan Tidak dapat mengulang ketiga kata Keterbatasan Mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan tangan. Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5 kali dalam 14 detik? Tidak Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan terakhir atau pakaian menjadi lebih longgar? 2. Apakah Anda hilang nafsu makan ATAU mengalami kesulitan makan ( misal : batuk atau tersedak saat makan, menggunakan selang makan/sonde)? 3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LLA) <21 cm? 1. Ya 1. Ya 3. Ya Gangguan Penglihatan 1. Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan melihat jauh, membaca, penyakit mata, atau sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan darah tinggi)? Jika tidak, lakukan TES MELIHAT 2. TES MELIHAT : Apakah jawaban hitung jari benar dalam 3 kali berturut turut? 1. Ya 2. Hasil TES MELIHAT Tidak, Kemungkinan ada gangguan penglihatan berat hingga buta Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat TES BISIK Tidak Jika tidak dapat dillakukan TES BISIK rujuk Puskesmas Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu oleh: 1.Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa 2.Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu 1. Ya 2. Ya Keterangan: jika ditemukan salah satu penurunan kapasitas intriksik (jika ada salah satu atau lebih yang dicentang), maka skrining dilanjutkan oleh petugas di puskesmas berdasarkan penurunan kapasitas intrinsik yang ditemui sesuai alur asuhan lanjutan. Skrining Lansia Sederhana (SKILAS)
  • 24. TINDAK LANJUT HASIL SKRINING Hasil pemeriksaan skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari/AKS Jika ditemukan lansia mandiri dan lansia dengan ketergantungan ringan, maka diberikan edukasi Jika ditemukan lansia dengan ketergantungan sedang berat atau total, dapat dirujuk ke petugas kesehatan untuk dilakukan tindak lanjut sesuai tingkat ketergantungannya. Hasil pemeriksaan skrining Lansia Sederhana (SKILAS): Jika ditemukan satu atau lebih penurunan kapasitas intrinsik atau salah satu yang dicentang pada instrument SKILAS, dirujuk ke petugas kesehatan baik di puskesmas atau di pustu untuk dilakukan skrining lanjutan sesuai penurunan kapasitas intrinsik yang dialami oleh lansia.