Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) bertujuan meningkatkan kesehatan ibu, bayi, dan balita untuk mencapai keluarga kecil bahagia sejahtera. Kader berperan sebagai pendamping yang memotivasi ibu untuk berobat dan melakukan deteksi dini gangguan pertumbuhan anak.
Pemeriksaan sensibilitas kornea dan inspeksi kornea fluoreseinprastika1
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang uji sensibilitas kornea dan pemeriksaan fluorescein untuk mendeteksi defek pada kornea
2. Uji sensibilitas kornea digunakan untuk mengetahui kondisi saraf trigeminus kornea, sedangkan fluorescein digunakan untuk mendeteksi abrasi, benda asing, infeksi atau trauma pada kornea
3. Pemeriksaan fluorescein melibat
Dokumen tersebut membahas arahan kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan tahun 2022, dengan fokus pada program prioritas penurunan angka kematian ibu dan bayi, angka kematian balita, serta stunting melalui pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Dokumen ini juga menjelaskan ruang lingkup Dana Operasional Kesehatan dan Jampersal serta sasaran penerima manfaat.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptxArivaSyivaa2
油
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis glaukoma sekunder yang dapat terjadi akibat faktor lensa, penggunaan kortikosteroid, peradangan, kondisi vaskular, trauma, dan komplikasi bedah. Jenis-jenis glaukoma sekunder dijelaskan beserta patofisiologi, gejala, tanda, dan penatalaksanaannya.
Laporan tersebut meringkas capaian target standar pelayanan minimal di Puskesmas Merdeka pada tahun 2021, dimana capaiannya berkisar antara 30%-100%. Juga dijelaskan peran lintas sektor dalam program kesehatan masyarakat puskesmas tersebut. Laporan hasil survey mandiri menunjukkan masih ada masyarakat yang belum memiliki asuransi, belum mengetahui tentang stunting, dan belum divaksinasi Covid-19 di 4 kelurahan wil
Kolik abdomen adalah nyeri hebat yang timbul-hilang pada perut yang disebabkan oleh kontraksi otot, sumbatan, atau peradangan organ dalam perut seperti usus, rektum, kantong empedu, ginjal, atau saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari kram perut, distensi, muntah, hingga nyeri yang parah dan berkelanjutan. Pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan tambahan seperti sinar X dan
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptxUKMSetiabudi
油
Dokumen tersebut memberikan ringkasan capaian program skrining lansia di Puskesmas Kecamatan Setiabudi pada beberapa periode waktu. Terdapat peningkatan capaian skrining dari 21,8% menjadi 59,42%. Dokumen juga menjelaskan analisis dan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan capaian program skrining lansia.
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan intrakranial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat penjelasan mengenai patofisiologi, gejala klinis, dan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.
Laporan kasus ini membahas kasus blighted ovum pada seorang wanita usia 32 tahun gravida ke-3. Pasien mengeluh keluar darah dari vagina selama 4 hari. USG menunjukkan kehamilan usia 10 minggu tanpa adanya janin. Pasien kemudian menjalani dilatasi dan kuretase.
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan pemantauan ibu hamil resiko tinggi di Puskesmas Tandilang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini ibu hamil berisiko tinggi, memberikan edukasi kesehatan, dan merencanakan persalinan yang aman. Ibu hamil berisiko tinggi meliputi usia muda atau tua, jarak persalinan dekat, gizi buruk, anemia, dan riwayat medis. Kegiatan ini akan dilaksanakan
Pasien wanita berusia 51 tahun dengan keluhan utama nyeri kepala dan riwayat hipertensi. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi, anemia, dan komplikasi hipertensi seperti CKD stadium IV, HHD, serta hipertensi urgensi. Rencana tindakan meliputi manajemen CKD, hipertensi, dan komplikasinya dengan obat, diet, dan monitoring.
Dokumen tersebut membahas arahan kebijakan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kesehatan tahun 2022, dengan fokus pada program prioritas penurunan angka kematian ibu dan bayi, angka kematian balita, serta stunting melalui pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Dokumen ini juga menjelaskan ruang lingkup Dana Operasional Kesehatan dan Jampersal serta sasaran penerima manfaat.
Dokumen tersebut membahas prosedur penyuntikan yang aman, meliputi penggunaan alat suntik sekali pakai, teknik penyuntikan yang benar, pencegahan luka tusukan jarum, dan pemantauan kejadian ikutan pasca imunisasi."
dr. Raharjo K, Sp.M(K)-Glaukoma Sekunder.pptxArivaSyivaa2
油
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis glaukoma sekunder yang dapat terjadi akibat faktor lensa, penggunaan kortikosteroid, peradangan, kondisi vaskular, trauma, dan komplikasi bedah. Jenis-jenis glaukoma sekunder dijelaskan beserta patofisiologi, gejala, tanda, dan penatalaksanaannya.
Laporan tersebut meringkas capaian target standar pelayanan minimal di Puskesmas Merdeka pada tahun 2021, dimana capaiannya berkisar antara 30%-100%. Juga dijelaskan peran lintas sektor dalam program kesehatan masyarakat puskesmas tersebut. Laporan hasil survey mandiri menunjukkan masih ada masyarakat yang belum memiliki asuransi, belum mengetahui tentang stunting, dan belum divaksinasi Covid-19 di 4 kelurahan wil
Kolik abdomen adalah nyeri hebat yang timbul-hilang pada perut yang disebabkan oleh kontraksi otot, sumbatan, atau peradangan organ dalam perut seperti usus, rektum, kantong empedu, ginjal, atau saluran kemih. Gejalanya bervariasi mulai dari kram perut, distensi, muntah, hingga nyeri yang parah dan berkelanjutan. Pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pemeriksaan tambahan seperti sinar X dan
PPT TW 1-TW 2 PROGRAM LANSIA 2022.pptxUKMSetiabudi
油
Dokumen tersebut memberikan ringkasan capaian program skrining lansia di Puskesmas Kecamatan Setiabudi pada beberapa periode waktu. Terdapat peningkatan capaian skrining dari 21,8% menjadi 59,42%. Dokumen juga menjelaskan analisis dan rencana tindak lanjut untuk meningkatkan capaian program skrining lansia.
Dokumen tersebut membahas tentang tekanan intrakranial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat penjelasan mengenai patofisiologi, gejala klinis, dan penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial.
Laporan kasus ini membahas kasus blighted ovum pada seorang wanita usia 32 tahun gravida ke-3. Pasien mengeluh keluar darah dari vagina selama 4 hari. USG menunjukkan kehamilan usia 10 minggu tanpa adanya janin. Pasien kemudian menjalani dilatasi dan kuretase.
Dokumen ini menjelaskan kerangka acuan kegiatan pemantauan ibu hamil resiko tinggi di Puskesmas Tandilang. Kegiatan ini bertujuan untuk mendeteksi dini ibu hamil berisiko tinggi, memberikan edukasi kesehatan, dan merencanakan persalinan yang aman. Ibu hamil berisiko tinggi meliputi usia muda atau tua, jarak persalinan dekat, gizi buruk, anemia, dan riwayat medis. Kegiatan ini akan dilaksanakan
Pasien wanita berusia 51 tahun dengan keluhan utama nyeri kepala dan riwayat hipertensi. Pemeriksaan menunjukkan tekanan darah tinggi, anemia, dan komplikasi hipertensi seperti CKD stadium IV, HHD, serta hipertensi urgensi. Rencana tindakan meliputi manajemen CKD, hipertensi, dan komplikasinya dengan obat, diet, dan monitoring.
Dokumen tersebut membahas mengenai pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular dan deteksi dini gangguan, meliputi:
1) Pengukuran indeks massa tubuh, tinggi badan, dan lingkar perut untuk mendeteksi obesitas;
2) Tes penglihatan dan pendengaran untuk mendeteksi gangguan indra;
3) Pengukuran tekanan darah dan kadar gula darah untuk mendeteksi hipertensi dan diabetes.
Dr. Nuriyah adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam dengan latar belakang pendidikan strata 1 dan 2 di bidang kedokteran. Beliau pernah bekerja di beberapa puskesmas dan saat ini menjabat sebagai dosen di Universitas Jambi. Dr. Nuriyah telah mengikuti berbagai pelatihan kesehatan seperti penanganan HIV, tes kesehatan, dan pencegahan penyakit tidak menular.
Dokumen ini membahas pengukuran faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) melalui deteksi dini obesitas dan gangguan indra. Faktor risiko yang diukur meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar perut, penglihatan dan pendengaran. Pengukuran dilakukan dengan alat seperti timbangan, mikrotoa, dan tes hitung jari serta bisik. Hasil pengukuran dievaluasi untuk mendeteksi gangguan dan kemudian dirujuk ke
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan. Stimulus ini meliputi insentif pajak, bantuan tunai langsung, dan subsidi upah untuk mendorong pertumbuhan. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dari resesi akibat pandemi.
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptxmilaintan
油
Dokumen tersebut membahas tentang layanan dasar kesehatan untuk usia produktif dan lanjut usia di posyandu, termasuk deteksi dini penyakit tidak menular, edukasi kesehatan, dan pencatatan pelaporan."
3. 2
Wawancara Faktor Risiko Perilaku
Merokok
Tanyakan apakah mengkonsumsi sayur buah setiap hari
Jika ya, tanyakan berapa banyak yang di konsumsi setiap hari
Anjuran : 5 Porsi sayur dan Buah setiap hari
Kurang Konsumsi Sayur dan Buah
Konsumsi Alkohol
Kurang Aktivitas Fisik
Tanyakan apakah mengkonsumsi alkohol
Tanyakan Merokok atau tidak, atau pernah merokok.
Tanyakan apakah ada anggota keluarga serumah merokok. Jika
iya, apakah merokok di dalam atau di luar rumah
Tanyakan apakah melakukan olah raga/ latihan fisik setiap hari
Jika ya, tanyakan berapa menit setiap hari/setiap minggu
Jika tidak, tanyakan apa aktivitas klien setiap harinya
Minimal 30/hari atau 150 menit/minggu
4. 2
Deteksi Dini PPOK
Sasaran 40 Tahun dan Merokok
Penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) adalah
penyakit yang umum,
dapat dicegah dan diobati
ditandai dengan gejala
respirasi yang persisten
dan obstruksi saluran
napas disebabkan karena
kelainan pada saluran
napas dan/atau alveolar
yang biasanya akibat dari
pajanan partikel atau gas
berbahaya
5. 2
Deteksi Dini PPOK
Skor < 6 : Risiko rendah PPOK
Skor > 6 : Risiko tinggi PPOK, lakukan pemeriksaan spirometri
6. Deteksi Dini Obesitas
Obesitas Umum Obesitas Umum
Diukur berdasarkan
pengkategorian IMT yaitu
perbandingan antara
Berat Badan (kg) dan
Tinggi Badan(m2)
Dihitung
berdasarkan
pengukuran
Lingkar Perut
> 80 Perempuan,
> 90 Laki-Laki
Pengertian
Obesitas merupakan penumpukan lemak yang
berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi
(energi intake) dng energi yang digunakan (energi
expenditure) dalam waktu lama
7. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Penimbangan BB)
Persiapan :
a. Siapkan timbangan.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket
serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
8. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran TB)
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan
data tinggi badan semua kelompok umur.
Persiapan :
a. Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise dengan
kapasitas ukur 2 meter
b. Pasang Microtoise pada dinding dan lantai yang datar
c. Sesuikan ketinggian pemasangan microtoise
d. Minta klien untuk berdiri tegak dibawah microtoise
menghadap kedepan dengan kepala bagian panggul dan
tumit menyentuh lantai
e. Lalu Tarik microtise dan catat hasil pengukuran TB
9. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP)
1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM diminta dengan
cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau
menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk
terakhir warga Posbindu PTM untuk menetapkan titik
pengukuran
2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah
3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/ panggul
10. Deteksi Dini Obesitas (Prosedur Pengukuran LP)
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir
titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul dan tandai
titiktengah tersebut dengan alat tulis
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan bernafas dengan
normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik tengah
kemudian secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal
pengukuran.
6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang gendut ke
bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu
berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh
melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm.
11. Yang perlu diperhatikan:
Jalan 20 langkah = 6 meter
Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau
melompat saat melangkah
Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat
terang atau dengan pencahayaan yang bagus)
Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada
pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
11
Pemeriksaan Tajam Penglihatan (Metode Hitung Jari)
Yang diperhatikan:
Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh
lebih tinggi atau lebih rendah
Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu
mata yang tidak diperiksa
Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip
dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata
Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari
tidak boleh berurutan
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa
dari orang yang akan diperiksa.
2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup
dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang
sama pada mata kiri.
12. Yang diperhatikan:
Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata
Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam
hitung jari 3 kali berturut-turut
Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah
maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan.
12
Pemeriksaan Tajam Penglihatan
Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan kembali
untuk mengetahui apakah memang terdapat gangguan
penglihatan atau tidak.
3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-turut
pada masing-masing mata.
4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata jika dari
hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
13. 13
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
1) Posisi pemeriksa berada
setengah meter di belakang
orang yang akan diperiksa.
2) Pada telinga yang tidak
diperiksa, dilakukan
masking yaitu menekan
bagian tragus (bagian
menonjol dari telinga
bagian depan yang
dekat dengan pipi)
kemudian menggesek-
gesek sehingga timbul
bunyi.
3) Pemeriksaan dimulai
pada telinga kanan
terlebih dahulu. Posisi
kepala pemeriksa
menjauh dari telinga
yang diperiksa.
4) Pemeriksa membisikkan kata-
kata yang terdiri dari dua
suku kata seperti mata, kaki,
muka, susu, kaca dan
meminta orang yang
diperiksa untuk mengulang
kembali kata-kata tersebut.
14. 14
Pemeriksaan Tajam Pendengaran (Tes Berbisik Modifikasi)
5) Kata-kata yang dibisikkan harus
mengandung huruf lunak yang terdiri
dari frekuensi rendah dan huruf
desis yang terdiri dari frekuensi
tinggi. Berikut daftar kata-kata yang
digunakan untuk Tes Bisik
Modifikasi.
6) Pemeriksaan diulang pada telinga
kiri dengan langkah-langkah yang
sama. Pemeriksaan pada telinga
sebelah kiri, maka telinga kanan
dilakukan masking.
PENILAIAN :
Bila kata-kata yang dapat
diulang lebih dari 80%,
maka dinyatakan lulus dari
pemeriksaan.
Bila kata-kata yang dapat
diulang kurang dari 80%,
maka dinyatakan tidak
lulus dan disarankan untuk
melakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan
audiometri.
Segera bawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk
diperiksa kembali
pendengarannya lebih
lanjut.
15. Deteksi Dini Hipertensi
No. Tekanan Darah Klasifikasi
1. 120 / 80 mmHg Normal
2. 120-139 / 80-90 mmHg Prehipertensi
3. 140-150 / 90-99 mmHg Hipertensi derajat 1
4. 160 / 100 mmHg Hipertensi derajat 2
5. >140/ <90 mmHg Hipertensi Sistolik Terisolasi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap dimana
tekanan darah sistolik 140 mmHg DAN / ATAU
tekanan darah diastolik 90 mmhg
16. Deteksi Dini Hipertensi
Tekan tombol START/STOP untuk
mengaktifkan alat
Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas
fisik minimal 30 menit sebelum
pengukuran.
Hindari melakukan pengukuran dalam
kondisi stres
Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang
tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh
lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu
PTM di atas meja sehinga mancet yang
sudah terpasang sejajar dengan jantung.
Singsingkan lengan baju pada lengan
bagian kiri klien dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
Biarkan lengan dalam posisi santai/tidak tegang
dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan
tidak ada lekukan pada pipa mancet
Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis
kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat
akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis
Tekan START/STOP untuk mematikan alat. Jika
Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan
mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Prosedur Pemeriksaan Tekanan Darah
17. Deteksi Dini Diabetes Melitus
Sasaran
Usia 15 - < 40 tahun dengan faktor risiko
PTM (riwayat obesitas dan atau obesitas
sentral dan atau tekanan darah tinggi)
Usia 40 tahun
Pengertian
Penyakit menahun yang ditandai oleh
kadar gula darah melebihi nilai normal
Alat dan bahan :
Alat pemeriksaan kadar
gula darah (Gluko
Meter
Test strip gula darah
lancet
Alkohol Swab
Tissue kering
Handscoon
Safety Box
18. Deteksi Dini Diabetes Melitus
Masukkan tes strip gula daah,
bila gambar strip tes muncul
Bersihkan ujung jari (jari
manis/jari tengah/telunjuk)
dengan alckohol swab,
keringkan.
Tusukkan lancet/autoclix pada
ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
Usap dengan kapas steril kering
Setelah darah keluar. Sentuhkan
satu/dua tetes darah ke tes strip
Baca hasil glukosa darah.
19. Edukasi/Tindak Lanjut/Pencatatan Pelaporan
1. Klien yang memiliki factor
risiko merokok di motifasi
untuk berhenti merokok
2. Arahkan mendapat
edukasi lebih lanjut
dengan memanfaatkan
quitline bebas pulsa
untuk konsultasi
3. Mengikuti program UBM
di Puskesmas merupakan
cara yang paling
terstruktur, terpantau
dan terarah untuk
berhenti merokok.
PESAN
RUMAH BEBAS
ASAP ROKOK
QUITLINE
0-800-177-6565
UBM
(UPAYA
BERHENTI
MEROKOK)
20. Investigasi Kontak
(Bagan Alur Petugas Kesehatan/ Kader dalam Pelaksanaan Investigasi Kontak)
Keterangan
: Dilakukan oleh Kader
: Dilakukan oleh Petugas kesehatan
Mengapa TPT Penting?
TPT diperlukan diberikan untuk mencegah terjadinya sakit TBC. Jika kita
dapat mencegah terjadinya sakit TBC. Maka akan mengurangi sumber
penularan dan mencegah penularan selanjutnya. Dengan demikian,
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
21. 21
SRQ
Untuk mengetahui adanya gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala ansietas,
gejala kognitif, gejala somatic dan gejala penurunan energi
Validitas yang cukup baik dalam hal sensitivitas dan spesifitasnya
Terdiri dari 20 pertanyaan yang diisi langsung atau melalui wawancara
Dapat diidentifkasi gejala-gejala gangguan mental emosional seperti gejala depresi, gejala
ansietas, gejala kognitif, gejala somatik dan gejala penurunan energi.
Interpretasi Hasil:
Bila terdapat > 6 jawaban Ya maka ada indikasi mengalami masalah kesehatan
jiwa sehingga memerlukan pemeriksaan lanjutan wawancara psikitrik untuk
mengetahui ada atau tidaknya gangguan jiwa
Pertanyaan no 17, jika pertanyaan dijawab YA meskipun skor total < 6, maka
ada indikasi mengalami masalah kesehatan jiwa sehingga memerlukan
pemeriksaan lebih lanjut
2) Instrumen Self Reporting Questionnaire (SRQ-20)
23. Kondisi Prioritas Terkait
Penurunan Kapasitas
Intrinsik
Pertanyaan
Hasil
(Beri tanda centang)
Penurunan Kognitif 1. Mengingat tiga kata: bunga, pintu, nasi (sebagai contoh)
2. Orientasi terhadap waktu dan tempat:
a. Tanggal berapa sekarang?
b. Di mana kamu berada sekarang (rumah, klinik, dsb.)
3. Ulangi ketiga kata tadi
Salah pada salah satu pertanyaan
Tidak dapat mengulang ketiga kata
Keterbatasan Mobilisasi Tes berdiri dari kursi: Berdiri dari kursi lima kali tanpa menggunakan tangan.
Apakah orang tersebut dapat berdiri di kursi sebanyak 5 kali dalam 14 detik? Tidak
Malnutrisi 1. Apakah berat badan Anda berkurang >3 kg dalam 3 bulan terakhir atau pakaian menjadi
lebih longgar?
2. Apakah Anda hilang nafsu makan ATAU mengalami kesulitan makan ( misal : batuk atau
tersedak saat makan, menggunakan selang makan/sonde)?
3. Apakah ukuran lingkar lengan atas (LLA) <21 cm?
1. Ya
1. Ya
3. Ya
Gangguan Penglihatan 1. Apakah Anda mengalami masalah pada mata: kesulitan melihat jauh, membaca, penyakit
mata, atau sedang dalam pengobatan medis (diabetes, tekanan darah tinggi)? Jika tidak,
lakukan TES MELIHAT
2. TES MELIHAT : Apakah jawaban hitung jari benar dalam 3 kali berturut turut?
1. Ya
2. Hasil TES MELIHAT
Tidak, Kemungkinan ada gangguan
penglihatan berat hingga buta
Gangguan Pendengaran Mendengar bisikan saat TES BISIK Tidak
Jika tidak dapat dillakukan TES BISIK rujuk
Puskesmas
Gejala Depresi Selama dua minggu terakhir, apakah Anda merasa terganggu oleh:
1.Perasaan sedih, tertekan, atau putus asa
2.Sedikit minat atau kesenangan dalam melakukan sesuatu
1. Ya
2. Ya
Keterangan:
jika ditemukan salah satu penurunan kapasitas intriksik (jika ada salah satu atau lebih yang dicentang), maka skrining dilanjutkan oleh petugas di puskesmas berdasarkan
penurunan kapasitas intrinsik yang ditemui sesuai alur asuhan lanjutan.
Skrining Lansia Sederhana (SKILAS)
24. TINDAK LANJUT HASIL SKRINING
Hasil pemeriksaan skrining Aktifitas Kehidupan Sehari-hari/AKS
Jika ditemukan lansia mandiri dan lansia dengan ketergantungan ringan, maka diberikan edukasi
Jika ditemukan lansia dengan ketergantungan sedang berat atau total, dapat dirujuk ke petugas
kesehatan untuk dilakukan tindak lanjut sesuai tingkat ketergantungannya.
Hasil pemeriksaan skrining Lansia Sederhana (SKILAS):
Jika ditemukan satu atau lebih penurunan kapasitas intrinsik atau salah satu yang dicentang pada
instrument SKILAS, dirujuk ke petugas kesehatan baik di puskesmas atau di pustu untuk dilakukan
skrining lanjutan sesuai penurunan kapasitas intrinsik yang dialami oleh lansia.