PENGENALAN BUDAYA POSITIF BAGI SISWA DAN GURU SMPatikindarini4
油
Pengenalan Budaya positif bagi siswa dan guru. Memuat makna dari disiplin positif, kebajikan universal, 3 motivasi perilaku manusia, kebutuhan dasar manusia, posisi kontrol dan segitiga restitusi.
Dalam rangka menciptakan lingkungan positif, salah satu strategi yang perlu kita tinjau kembali adalah penerapan disiplin di sekolah kita
Kebanyakan guru, sangat tertarik dengan topik pembahasan tentang disiplin. Mereka berpendapat bahwa kalau saja anak-anak bisa disiplin, pasti mereka akan bisa belajar.
Para guru juga berpendapat bahwa mendisiplinkan anak-anak adalah bagian yang paling menantang dari pekerjaan mereka.Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat.
Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal.
Disiplin Positif adalah suatu pendekatan untuk menerapkan disiplin dari dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah.
Disiplin Positif perlu diterapkan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Dengan menerapkan Disiplin Positif, diharapkan tindak kekerasan dapat dihindari.
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik/internal.
Disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia di sini mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang. Kita namakan nilai-nilai tersebut sebagai nilai-nilai kebajikan (virtues) yang universal.
Dalam rangka menciptakan lingkungan positif, salah satu strategi yang perlu kita tinjau kembali adalah penerapan disiplin di sekolah kita
Kebanyakan guru, sangat tertarik dengan topik pembahasan tentang disiplin. Mereka berpendapat bahwa kalau saja anak-anak bisa disiplin, pasti mereka akan bisa belajar.
Para guru juga berpendapat bahwa mendisiplinkan anak-anak adalah bagian yang paling menantang dari pekerjaan mereka.Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa untuk mencapai kemerdekaan atau dalam konteks pendidikan kita saat ini, untuk menciptakan murid yang merdeka, syarat utamanya adalah harus ada disiplin yang kuat.
Disiplin yang dimaksud adalah disiplin diri, yang memiliki motivasi internal.
Disiplin Positif adalah suatu pendekatan untuk menerapkan disiplin dari dalam diri anak tanpa hukuman dan hadiah.
Disiplin Positif perlu diterapkan baik dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah. Dengan menerapkan Disiplin Positif, diharapkan tindak kekerasan dapat dihindari.
Sebagai pendidik, tujuan kita adalah menciptakan anak-anak yang memiliki disiplin diri sehingga mereka bisa berperilaku dengan mengacu pada nilai-nilai kebajikan universal dan memiliki motivasi intrinsik/internal.
Disiplin sebagai bentuk kontrol diri, yaitu belajar untuk kontrol diri agar dapat mencapai suatu tujuan mulia. Tujuan mulia di sini mengacu pada nilai-nilai atau prinsip-prinsip mulia yang dianut seseorang. Kita namakan nilai-nilai tersebut sebagai nilai-nilai kebajikan (virtues) yang universal.
"Saya mengerti kamu merasa marah/kecewa/frustasi. Semua perasaan itu wajar. Bagaimana kalau kita bicarakan cara-cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhanmu tanpa menyakiti orang lain?"
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptxtitikhandayani17
油
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positif.
Melalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepat
"Saya mengerti kamu merasa marah/kecewa/frustasi. Semua perasaan itu wajar. Bagaimana kalau kita bicarakan cara-cara yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhanmu tanpa menyakiti orang lain?"
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positifpptxtitikhandayani17
油
aksi nyata 1.4. Cgp angkatan Wonogiri budaya positif.
Melalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepatMelalui kegiatan latihan, peserta didik mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya Mampu membuat ringkasan teks yang dibacanya berdasarkan jawaban dari pertanyaan Peserta didik mampu menentukan makna kata berimbuhan pe-an -Peserta didik mampu memahami ide pokok, kalimat utama, dan kalimat penjelas Peserta didik mampu menulis teks eksposisi dengan langkah yang tepat
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
油
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Lembar Kerja Mahasiswa Applied Artificial Intelligence in Information SystemsAinul Yaqin
油
File ini adalah lembar kerja mahasiswa untuk mata kuliah Applied Artificial Intelligence in Information Systems. Tujuan pembelajarannya mencakup pemahaman tentang Decision Support Systems (DSS), Business Intelligence (BI), proses pengambilan keputusan, analisis bisnis, manajemen kinerja bisnis, kolaborasi, manajemen pengetahuan, serta teknologi canggih dan tren terkini dalam sistem informasi.
Lembar kerja ini terdiri dari 14 bab yang mencakup berbagai topik, yaitu:
Decision Support and Business Intelligence
Decision Making, Systems, Modeling, and Support
Decision Support Systems Concepts, Methodologies, and Technologies
Modeling and Analysis
Data Mining for Business Intelligence
Artificial Neural Networks for Data Mining
Text and Web Mining
Data Warehousing
Business Performance Management
Collaborative Computer-Supported Technologies and Group Support Systems
Knowledge Management
Artificial Intelligence and Expert Systems
Advanced Intelligent Systems
Management Support Systems Emerging Trends and Impacts
Setiap babnya memiliki format yang sama, yaitu tujuan pembelajaran, pengantar materi, kegiatan belajar (pemahaman konsep, tugas, diskusi kelompok), penilaian, dan refleksi. Kegiatan belajar sangat bervariasi, mulai dari menjawab pertanyaan, menggambar diagram, analisis kasus, melakukan eksperimen menggunakan tools tertentu, hingga diskusi kelompok dan presentasi.
Referensi utama yang digunakan dalam mata kuliah ini adalah buku Decision Support and Business Intelligence Systems oleh Turban, E., Sharda, R., & Delen, D.
Lembar kerja ini memberikan kerangka kerja yang komprehensif bagi mahasiswa untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep penting dalam kecerdasan buatan terapan pada sistem informasi, melalui kombinasi pembelajaran teoretis dan tugas-tugas praktis.
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
2. Cobalah lakukan kegiatan Cobalah Buka di atas dengan B secara bergantian, masing-
masing A dan B memiliki waktu 30 detik saja. Sesudah itu diskusikan kegiatan ini dan
coba jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini secara mandiri, dan diskusikan
kembali dengan rekan Anda B. Bandingkan jawaban Anda, apakah berbeda, atau
sama. Bilamana berbeda, kira-kira mengapa?
1. Apakah Anda atau B membuka kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan
Anda atau B membuka kepalan tangan Anda?
2. Apakah Anda atau B menutup kepalan tangan Anda? Mengapa, apa alasan
Anda atau B tetap menutup kepalan tangan Anda?
3. Dalam kegiatan ini, sesungguhnya siapa yang memegang kendali atau kontrol
untuk membuka atau menutup kepalan tangan?
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA
Diane Gossen dalam bukunya Restructuring School Discipline, menyatakan ada 3
motivasi perilaku manusia:
1. Untuk menghindari ketidaknyamanan atau hukuman
Ini adalah tingkat terendah dari motivasi perilaku manusia. Biasanya orang yang
motivasi perilakunya untuk menghindari hukuman atau ketidaknyamanan, akan
bertanya, apa yang akan terjadi apabila saya tidak melakukannya? Sebenarnya
mereka sedang menghindari permasalahan yang mungkin muncul dan
berpengaruh pada mereka secara fisik, psikologis, maupun tidak terpenuhinya
kebutuhan mereka, bila mereka tidak melakukan tindakan tersebut. Motivasi ini
bersifat eksternal.
2. Untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain.
Satu tingkat di atas motivasi yang pertama, disini orang berperilaku untuk
mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Orang dengan
motivasi ini akan bertanya, apa yang akan saya dapatkan apabila saya
melakukannya? Mereka melakukan sebuah tindakan untuk mendapatkan pujian
dari orang lain yang menurut mereka penting dan mereka letakkan dalam dunia
berkualitas mereka. Mereka juga melakukan sesuatu untuk mendapatkan
hadiah, pengakuan, atau imbalan. Motivasi ini juga bersifat eksternal.
3. Untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang mereka percaya.
Orang dengan motivasi ini akan bertanya, akan menjadi orang yang seperti
apabila saya melakukannya? Mereka melakukan sesuatu karena nilai-nilai yang
mereka yakini dan hargai, dan mereka melakukannya karena mereka ingin
menjadi orang yang melakukan nilai-nilai yang mereka yakini tersebut. Ini
3. adalah motivasi yang akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena
motivasi berperilakunya bersifat internal, bukan eksternal.
Refleksi 1
Sekarang, mari pikirkan tentang diri Anda sendiri. Anda sekarang menjadi guru
SMKN 4 BT. Apakah bila Anda tidak mengikuti program ini, akan ada hal yang
menyakitkan yang akan terjadi pada Anda? Apakah ada hadiah atau penghargaan
setelah Anda mengikuti program ini? Atau apakah Anda mengikuti program ini
karena Anda ingin menjadi seorang guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini,
misalnya menjadi seorang guru pemelajar? Apa dampak ketiga motivasi tersebut
pada diri Anda sebagai calon guru penggerak? Yang mana motivasi yang paling akan
berdampak jangka panjang dan membuat Anda terus bersemangat secara internal?
Mungkin pada awalnya motivasi Anda mengikuti program ini karena ingin
mendapat penghargaan. Namun seiring Anda mengikuti program ini dan kemudian
menikmatinya, mungkinkah motivasi Anda akan berubah menjadi sebuah
pemahaman untuk menjadi guru dengan nilai-nilai yang Anda yakini? Bila itu terjadi,
dampaknya pada diri Anda?
Refleksi 2
Sebagai seorang guru, saat Anda hadir mengajar di kelas tepat waktu, motivasi apakah
yang mendasari tindakan Anda? Apakah Anda datang tepat waktu karena tidak ingin
ditegur oleh atasan Anda dan kemudian mendapat surat peringatan (menghindari
ketidaknyamanan dan hukuman) atau Anda ingin mendapatkan pujian dari atasan Anda
dan mendapat penghargaan sebagai karyawan atau guru berprestasi? (mendapatkan
imbalan atau penghargaan dari orang lain), atau Anda ingin menjadi orang yang
menghargai waktu, menghargai diri Anda sendiri sebagai teladan bagi murid-murid
Anda karena Anda percaya, tindakan Anda sebagai guru akan dicontoh oleh murid-
murid Anda (menghargai nilai-nilai diri sendiri). Manakah motivasi yang paling kuat
mendasari tindakan Anda? Atau bahkan kombinasi dari dua motivasi, atau bahkan
ketiga-tiganya?
Refleksi 3
Bila di sekolah Anda tidak ada peraturan yang mengharuskan guru datang tepat waktu
dan tidak ada surat teguran bagi guru yang datang terlambat, dan tidak ada atasan yang
memuji Anda, apakah Anda akan tetap datang tepat waktu untuk mengajar murid-
murid Anda? Jelaskan alasan Anda.
4. Menurut Anda, dari ketiga jenis motivasi tadi, motivasi manakah yang saat ini paling
banyak mendasari perilaku murid-murid Anda di sekolah? Jelaskan!
Strategi apa yang selama ini Anda terapkan untuk menanamkan disiplin positif pada
murid-murid anda, bagaimana hasilnya pada perilaku murid-murid Anda?
Nilai-nilai kebajikan apa yang Anda berusaha tanamkan pada murid-murid Anda di kelas
dan sekolah Anda?
Iva kurang menguasai pelajaran Matematika, sehingga pada saat pelajaran tersebut
berlangsung, dia lebih banyak berdiam diri atau menggambar di buku pelajarannya.
Pada saat guru Matematikanya, Pak Seno, menanyakan pertanyaan Iva menjadi gugup,
dan tak sengaja menjatuhkan tasnya dari kursi, serta tiba-tiba menjadi gagap pada saat
berupaya menjawab. Seluruh kelas pun tertawa melihat perilaku Iva yang bicara
tergagap dan terkejut tersebut. Pak Seno pada saat itu membiarkan teman-teman Iva
menertawakan Iva yang tergagap dan malu luar biasa, dan malahan minta Iva untuk
maju ke depan dan berdiri di depan kelas sambil menunjuk hidungnya karena tidak bisa
menjawab pertanyaan Pak Seno. Kelas makin gaduh, dan anak-anak pun tertawa melihat
Iva di depan kelas memegang ujung hidungnya.
Jawablah kedua pertanyaan ini, dan berilah minimal 2 tanggapan terhadap
jawaban rekan Anda.
1. Apakah Anda setuju dengan tindakan pak Seno terhadap Iva? Mengapa?
2. Menurut Anda, tindakan Pak Seno terhadap Iva adalah sebuah hukuman
atau konsekuensi? Mengapa?
Dihukum oleh Penghargaan
Saat kita berulang kali menjanjikan hadiah kepada anak-anak agar berperilaku
bertanggung jawab, atau kepada seorang murid agar mempelajari sesuatu yang
5. baru, atau kepada seorang karyawan agar melakukan pekerjaan yang berkualitas,kita
sedang berasumsi mereka tidak dapat melakukannya, atau mereka tidak akan memilih
untuk melakukannya.
(Alfie Kohn)
Pengaruh Jangka Pendek dan Jangka Panjang
o Penghargaan efektif jika kita menginginkan seseorang melakukan sesuatu
yang kita inginkan, dalam jangka waktu pendek.
o Jika kita menggunakan penghargaan lagi, dan lagi, maka orang tersebut akan
bergantung pada penghargaan yang diberikan, serta kehilangan motivasi dari
dalam.
o Jika kita mendapatkan penghargaan untuk melakukan sesuatu yang baik,
maka selain kita senantiasa berharap mendapatkan penghargaan tersebut
lagi, kita pun menjadi tidak menyadari tindakan baik yang kita lakukan.
Penghargaan Tidak Efektif
o Suatu penghargaan adalah suatu benda atau peristiwa yang diinginkan, yang
dibuat dengan persyaratan: Hanya jika Anda melakukan hal ini, maka Anda
akan mendapatkan penghargaan yang diinginkan.
o Jika saya mengharapkan suatu penghargaan dan tidak mendapatkannya,
maka saya akan kecewa dan berkecil hati, serta kemungkinan lain kali saya
tidak akan berusaha sekeras sebelumnya.
o Jika kita memberikan seseorang suatu penghargaan untuk melakukan
sesuatu, maka kita harus terus menerus memberikan penghargaan itu jika
kita ingin orang tersebut meneruskan perilaku yang kita inginkan.
o Orang yang berusaha berhenti merokok, atau orang yang berusaha diet
menguruskan badan bila diberikan penghargaan hampir pasti tidak berhasil.
Penghargaan Merusak Hubungan
o Ketika seorang diberi penghargaan atau dipuji di depan orang banyak, maka
yang lain akan merasa iri, dan sebagian dari mereka akan tidak menyukai
orang yang diberikan penghargaan tersebut.
o Jika seorang guru sering memberikan penghargaan kepada murid-muridnya,
besar kemungkinan murid-muridnya termotivasi hanya untuk menyenangkan
gurunya. Mereka tidak akan bersikap jujur kepada guru tersebut.
o Penghargaan menciptakan persaingan di dalam kelas, dan persaingan
menciptakan kecemasan.
o Mereka yang percaya bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk
mendapatkan penghargaan akan berhenti mencoba.
o Penghargaan Mengurangi Ketepatan
6. o Riset I: Dalam sebuah percobaan, sekelompok anak laki-laki berusia sekitar 9
tahun diminta untuk melihat gambar-gambar wajah yang ditampilkan di layar,
dan mereka harus memberitahukan jika wajah-wajah tersebut sama atau
berbeda. Gambar-gambar tersebut hampir sama. Beberapa dari mereka diberi
penghargaan (dalam bentuk uang) pada saat mereka memberikan jawaban
benar, sementara sebagian yang lain tidak.
o Hasil: Anak laki-laki yang dibayar membuat lebih banyak kesalahan.
o
o Riset II: Anak-anak diminta mengingat kata-kata tertentu, kemudian mereka
diminta mengambil kartu yang berisi kata-kata yang diingat tersebut setiap kali
muncul. Beberapa anak diberikan permen setiap mereka memberikan jawaban
yang benar, dan sebagian yang lain hanya diberitahu saja bila jawaban mereka
benar.
o Hasil: Anak-anak yang mendapatkan permen jawabannya banyak yang tidak
tepat dibandingkan anak-anak yang hanya diberitahu jawabannya benar.
o Penghargaan Menurunkan Kualitas
o Pengamatan dilakukan pada sekelompok mahasiswa/i yang sedang kerja praktik
di sebuah surat kabar universitas; saat itu mereka sedang belajar menuliskan
sebuah artikel tentang sebuah judul berita utama. Seiring waktu mahasiswa/i
tersebut semakin mampu bekerja dengan cepat. Kemudian, ada beberapa
mahasiswa/i yang dibayar untuk setiap judul berita utama yang mereka mampu
hasilkan, dan setelah beberapa lama mahasiswa/i yang dibayar ini hasil
kinerjanya berhenti berkembang. Mereka yang tidak menerima bayaran terus
berupaya mengasah diri menjadi lebih baik.
Penghargaan Mematikan Kreativitas
o Murid-murid diminta berpikir mengenai hadiah atau penghargaan yang bisa
mereka dapatkan bila berhasil menulis sebuah puisi. Kreatifitas kelompok
murid-murid ini menjadi berkurang, dibandingkan dengan yang tidak
diberitahukan tentang hadiah yang bisa mereka terima.
o Penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan seni atau sebuah penulisan cerita
menjadi kurang kreatif bila dijanjikan sebuah hadiah/penghargaan.
o Dalam tugas-tugas memecahkan masalah, para murid memakan waktu lebih
lama dan memberikan jalan keluar kurang kreatif, saat mereka dijanjikan
suatu penghargaan.
Penghargaan Menghukum
o Penghargaan menghukum mereka yang tidak mendapatkan penghargaan.
Misalnya dalam sistem ranking. Mereka yang mendapatkan ranking kedua
akan merasa paling dihukum.
o Memberikan penghargaan dan hukuman adalah hal yang sama, karena
keduanya mencoba mengendalikan perilaku seseorang.
o Karena orang pada dasarnya tidak suka dikendalikan, dalam jangka waktu
lama, penghargaan akan terlihat sebagai hukuman.
7. o Jika suatu penghargaan diharapkan, namun Anda tidak mendapatkannya,
Anda akan merasa dihukum.
Motivasi dari Dalam Diri (Intrinsik)
o Saat seorang anak belajar untuk pertama kali, menggabungkan huruf-huruf
dan kata-kata, serta menyadari bahwa ia dapat membaca, timbul pijar di
matanya dan sebuah senyuman di wajahnya. Anak tersebut begitu gembira
bahwa ia telah mempelajari dan menguasai suatu keterampilan baru.
Kesadaran akan kemampuannya bahwa dia sudah dapat membaca,
sesungguhnya sudah merupakan sebuah penghargaan.
o Jika kita memberikan penghargaan kepada seorang anak pada saat dia
sedang merasa bangga dengan pencapaiannya sendiri, maka kita akan
mengambil kegembiraan yang saat itu sedang dirasakan secara alamiah.
Sebagai seorang guru, ketika murid Anda melakukan kesalahan, tindakan mana yang
akan Anda lakukan?
Menunjukkan kesalahannya dan memintanya melihat kesalahannya baik-baik
Mengatakan, Kamu seharusnya tahu bagaimana kamu seharusnya bertindak.
Mengingatkan murid Anda akan kesalahannya yang sama di waktu sebelumnya.
Bertanya padanya, Kenapa kamu melakukan sesuatu yang seharusnya tidak
kamu lakukan?.
Mengkritik dan mendiamkannya
Kalau Anda melakukan tindakan-tindakan di atas, mungkin Anda akan membuat murid
Anda merasa menjadi anak yang gagal. Pertanyaannya sekarang, bagaimana sebaiknya
respon kita bila ada murid kita melakukan kesalahan? Mari kita baca artikel ini.
Pembentukan Keyakinan Sekolah/Kelas
8. Keyakinan kelas bersifat lebih abstrak daripada peraturan, yang lebih rinci dan
konkrit.
Keyakinan kelas berupa pernyataan-pernyataan universal.
Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan
dipahami oleh semua warga kelas.
Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan
tersebut.
Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan
kelas lewat kegiatan curah pendapat.
Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu.
Lihatlah daftar peraturan di bawah ini kemudian tuliskan keyakinan kelas atau nilai
kebajikan yang dituju dari peraturan tersebut. Adapun nilai-nilai kebajikan yang
diterima secara universal lepas dari latar belakang budaya, bahasa, suku bangsa,
maupun agama berupa hal-hal seperti keadilan, kehormatan, peduli, integritas,
kejujuran, pelayanan, keamanan, kesabaran, tanggung jawab, mandiri, berprinsip,
keselamatan, kesehatan, dan masih banyak lagi nilai-nilai kebajikan universal.
Peraturan-peraturan yang tercantum di sisi kiri tidak terbatas pada peraturan yang
ditemui di kelas atau sekolah, namun peraturan yang biasa kita temui di sekeliling kita.
Silakan ketikkan jawaban Anda pada kolom yang telah disediakan!
Kembalikan barang ke tempatnya
Dilarang Mengganggu Orang Lain
Hadir di sekolah 15 menit sebelum pembelajaran dimulai
Dilarang Melakukan Kekerasan
Dilarang Menggunakan Narkoba
Bergantian atau menunggu giliran
9. Dilarang Merokok
Gunakan masker
Berjalan di kelas dan koridor
Prosedur Pembentukan Keyakinan
Sekolah/Kelas
1. Mempersilakan warga sekolah atau murid-murid di sekolah/kelas untuk
bercurah pendapat tentang peraturan yang perlu disepakati di sekolah/kelas.
2. Mencatat semua masukan-masukan para murid/warga sekolah di papan tulis
atau di kertas besar (kertas ukuran poster), di mana semua anggota kelas/warga
sekolah bisa melihat hasil curah pendapat.
3. Susunlah keyakinan kelas sesuai prosedur Pembentukan Keyakinan
Sekolah/Kelas. Gantilah kalimat-kalimat dalam bentuk negatif menjadi positif.
Contoh:
Kalimat negatif: Jangan berlari di kelas atau koridor.
Kalimat positif: Berjalanlah di kelas atau koridor.
4. Tinjau kembali daftar curah pendapat yang sudah dicatat. Anda mungkin akan
mendapati bahwa pernyataan yang tertulis di sana masih banyak yang berupa
peraturan-peraturan. Selanjutnya, ajak warga sekolah/murid-murid untuk
menemukan nilai kebajikan atau keyakinan yang dituju dari peraturan
tersebut. Contoh: Berjalan di kelas, Dengarkan Guru, Datanglah Tepat Waktu
berada di bawah 1 payung yaitu keyakinan untuk Saling Menghormati atau
nilai kebajikan Hormat. Keyakinan inilah yang dimasukkan dalam daftar untuk
disepakati. Kegiatan ini juga merupakan pendalaman pemahaman bentuk
peraturan ke keyakinan sekolah/kelas.
5. Tinjau ulang Keyakinan Sekolah/Kelas secara bersama-sama. Seharusnya setelah
beberapa peraturan telah disatukan menjadi beberapa keyakinan maka jumlah
butir pernyataan keyakinan akan berkurang. Sebaiknya keyakinan sekolah/kelas
tidak terlalu banyak, bisa berkisar antara 3-7 prinsip/keyakinan. Bilamana terlalu
banyak, maka warga kelas akan sulit mengingatnya dan akibatnya sulit untuk
dijalankan.
10. 6. Setelah keyakinan sekolah/kelas selesai dibuat, maka semua warga kelas
dipersilakan meninjau ulang, dan menyetujuinya dengan menandatangani
keyakinan sekolah/kelas tersebut, termasuk guru dan semua warga/murid.
7. Keyakinan Sekolah/Kelas selanjutnya bisa dilekatkan di dinding kelas di tempat
yang mudah dilihat semua warga kelas.
Kegiatan-kegiatan Pendalaman Keyakinan
Kelas (2)
2. Kegiatan Tugas Saya-Tugas Kamu (Tugas Guru-Tugas Murid)
Salah satu kegiatan lain yang dapat dilakukan untuk memperdalam keyakinan kelas,
adalah mempelajari tanggung jawab setiap warga kelas. Keyakinan bertanggung jawab
serta hak seseorang adalah sesuatu yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara
tentang menumbuhkan murid yang merdeka:
...beratlah kemerdekaan itu! bukan hanya tidak terperintah saja, akan tetapi harus
juga dapat menegakkan dirinya dan mengatur perikehidupannya dengan tertib. dalam
hal ini termasuklah juga mengatur tertibnya perhubungan dengan kemerdekaan orang
lain (Ki Hadjar Dewantara, buku kuning, hal.4.)
11. Pada pekan pendalaman Keyakinan Kelas, maka murid-murid dapat diajak berdiskusi
tentang tanggung jawab dan hak masing-masing warga kelas, yaitu apa Tugas Guru
dan Bukan Tugas Guru serta Apa Tugas Murid atau Bukan Tugas Murid. Berikut adalah
langkah yang dapat dilakukan dalam mendiskusikan hal tersebut:
1. Guru akan membuat bagan berisi 4 kotak.
2. Masing-masing kotak diisi judul: Guru-Tugasnya..., Murid-Tugasnya..., Guru-
Tugasnya Bukan.., Murid-Tugasnya Bukan...
3. Guru bercurah pendapat dengan dua cara:
o Mengajak murid berpendapat secara individu, atau
o Membagi murid dalam 4 atau 8 kelompok, dan setiap kelompok
diberikan tugas bercurah pendapat tentang masing-masing tugas/bukan
tugas guru maupun murid.
4. Hasil dari curah pendapat Tugas Saya-Tugas Kamu ditempel di dinding kelas
agar dapat dilihat seluruh warga kelas.
Contoh (hasil curah pendapat guru dan murid-muridnya)
Tugas Saya (Guru)-Tugas Kamu (Murid) (Kelas 4-8)
Dunia Berkualitas
Dunia Berkualitas Anda adalah tempat khusus dalam pikiran Anda, tempat Anda
menyimpan gambaran representasi dari semua yang Anda inginkan: bisa berisi orang-
12. orang, hal-hal dan apa saja yang terbaik dalam hidup Anda dan membuat Anda
merasa bahagia dan terpenuhi kebutuhan dasar Anda. Dr. William Glasser
menyebutnya seperti semacam album foto sehingga isinya tidak akan terlalu banyak,
hanya akan terdiri dari beberapa hal saja yang sangat signifikan dan benar-benar
terbaik dalam hidup Anda yang membuat hidup Anda menjadi lebih bermakna.
Kebutuhan dasar bersifat lebih umum dan universal, sedangkan dunia berkualitas lebih
unik dan personal.
Orang, tempat, benda, nilai-nilai, dan kepercayaan yang penting bagi Anda akan
termasuk di sana. Untuk masuk ke dunia berkualitas, syaratnya adalah bahwa sesuatu
itu harus terasa sangat baik bagi Anda dan memenuhi setidaknya satu atau lebih
kebutuhan dasar Anda. Dalam menentukan segala sesuatu yang masuk dalam dunia
berkualitas, tidak perlu kita terlalu mempertimbangkan standar masyarakat tentang
apa saja yang penting dan yang tidak. Gambaran dunia berkualitas adalah unik dan
spesifik untuk setiap orang. Jika Anda bisa hidup di dunia berkualitas Anda, hidup akan
sempurna buat Anda, tapi sayangnya, Anda tidak bisa tinggal di sana.
Murid kita juga mempunyai gambaran dunia berkualitas mereka. Tentunya sebagai
guru kita ingin mereka memasukkan hal-hal yang bermakna dan nilai-nilai kebajikan
yang hakiki ke dalam dunia berkualitas mereka. Bila guru dapat membangun interaksi
yang memberdayakan dan memerdekakan murid, maka murid akan meletakkan
dirinya sendiri sebagai individu yang positif dalam dunia berkualitas karena mereka
menghargai nilai-nilai kebajikan.
Tugas 2.4 (1)
Dalam lingkaran di bawah ini, buatlah gambar atau kata-kata yang menggambarkan
hal-hal yang Anda miliki dalam Dunia Berkualitas Anda saat ini.
Untuk membantu Anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
13. Siapakah orang-orang yang paling penting dalam
hidup Anda?
Nilai-nilai kebajikan apa yang terpenting dalam hidup
Anda?
Kalau Anda menjadi orang yang ideal, karakter atau
sifat apa yang Anda paling inginkan ada pada diri
Anda?
Apa pencapaian Anda yang Anda sangat banggakan?
Apa pekerjaan ideal bagi Anda?
Ceritakan bagian perjalanan hidup Anda, dimana
Anda merasa itulah titik puncak hidup Anda?
Apa yang paling bermakna dalam hidup Anda?
Setelah belajar mengenai dunia berkualitas, mari kita pikirkan, bagaimana kira-kira
murid-murid kita dan guru-guru di sekolah kita selama ini meletakkan sekolah dan
pengalaman mereka di sekolah sehubungan dengan dunia berkualitas? Apakah di
dalamnya atau di luar dunia berkualitas?
Bila anda berada dalam posisi sebagai pemimpin di sekolah Anda, bagaimana Anda
akan menggunakan informasi tentang kegiatan dunia berkualitas yang dilakukan oleh
murid-murid dan guru-guru di sekolah Anda dalam proses pembentukan budaya
positif?
Restitusi-LIMA POSISI KONTROL
Penghukum
Seorang penghukum bisa menggunakan hukuman fisik maupun verbal. Orang-orang
yang menjalankan posisi penghukum, senantiasa mengatakan bahwa sekolah
memerlukan sistem atau alat yang dapat lebih menekan murid-murid lebih dalam lagi.
Guru-guru yang menerapkan posisi penghukum akan berkata:
Patuhi aturan saya, atau awas!
Kamu selalu saja salah!
Selalu, pasti selalu yang terakhir selesai
14. Guru seperti ini senantiasa percaya hanya ada satu cara agar pembelajaran bisa
berhasil, yaitu cara dia.
Penghukum (Nada suara tinggi, bahasa tubuh: mata melotot, dan jari menunjuk-nunjuk
menghardik):
Terlambat lagi, pasti terlambat lagi, selalu datang terlambat, kapan bisa datang tepat
waktu?
Tanyakan kepada diri Anda:
Bagaimana perasaan murid bila guru berbicara seperti itu pada saat muridnya datang
terlambat?
Hasil:
Kemungkinan murid marah dan mendendam atau bersifat agresif. Bisa jadi sesudah
kembali duduk, murid tersebut akan mencoret-coret bukunya atau meja tulisnya. Lebih
buruk lagi, sepulang sekolah, murid melihat motor atau mobil bapak/ibu guru dan akan
menggores kendaraan tersebut dengan paku
Pembuat Merasa Bersalah
Pada posisi ini biasanya guru akan bersuara lebih lembut. Pembuat rasa bersalah akan
menggunakan keheningan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, bersalah,
atau rendah diri. Kata-kata yang keluar dengan lembut akan seperti:
Ibu sangat kecewa sekali dengan kamu
Berapa kali Bapak harus memberitahu kamu ya?
Gimana coba, kalau orang tua kamu tahu kamu berbuat begini?
Di posisi ini murid akan memiliki penilaian diri yang buruk tentang diri mereka, murid
merasa tidak berharga, dan telah mengecewakan orang-orang disayanginya.
Pembuat Merasa Bersalah (Nada suara memelas/halus/sedih, bahasa tubuh: merapat
pada anak, lesu):
15. Adi, kamu ini bagaimana ya? Kamu sudah berjanji dengan ibu tidak akan terlambat
lagi. Kamu kenapa ya senang sekali mengecewakan Ibu. Ibu benar-benar kecewa
sekali.
Bagaimana perasaan murid bila ditegur seperti cara ini?
Hasil:
Murid akan merasa bersalah. Bersalah telah mengecewakan ibu atau bapak gurunya.
Murid akan merasa menjadi orang yang gagal dan tidak sanggup membahagiakan
orang lain. Kadangkala sikap seperti ini lebih berbahaya dari sikap penghukum, karena
emosi akan tertanam rapat di dalam, murid menahan perasaan. Tidak seperti murid
dalam dengan guru penghukum, di mana murid bisa menumpahkan amarahnya
walaupun dengan cara negatif. Murid tertekan seperti inilah yang tiba-tiba bisa meletus
amarahnya, dan bisa menyakiti diri sendiri atau orang lain.
Teman
Guru pada posisi ini tidak akan menyakiti murid, namun akan tetap berupaya
mengontrol murid melalui persuasi. Posisi teman pada guru bisa negatif ataupun positif.
Positif di sini berupa hubungan baik yang terjalin antara guru dan murid. Guru di posisi
teman menggunakan hubungan baik dan humor untuk mempengaruhi seseorang.
Mereka akan berkata:
Ayo bantulah, demi bapak ya?
Ayo ingat tidak bantuan Bapak selama ini?
Ya sudah kali ini tidak apa-apa. Nanti Ibu bantu bereskan.
Hal negatif dari posisi teman adalah bila suatu saat guru tersebut tidak membantu maka
murid akan kecewa dan berkata, Saya pikir bapak/Ibu teman saya. Murid merasa
dikecewakan, dan tidak mau lagi berusaha. Hal lain yang mungkin timbul adalah murid
hanya akan bertindak untuk guru tertentu, dan tidak untuk guru lainnya. Murid akan
tergantung pada guru tersebut.
Teman (nada suara: ramah, akrab, dan bercanda, bahasa tubuh: merapat pada murid,
mata dan senyum jenaka)
Adi, ayolah, bagaimana sih kamu. Kemarin kamu sudah janji ke bapak bukan, kenapa
terlambat lagi? (sambil tertawa ringan). Ya, sudah tidak apa-apa, duduk dulu sana.
Nanti Pak Guru bantu. Kamu ini. (sambil senyum-senyum).
Bagaimana perasaan murid dengan sikap guru seperti ini?
16. Hasil:
Murid akan merasa senang dan akrab dengan guru. Ini termasuk dampak yang positif,
hanya saja di sisi negatif murid menjadi tergantung pada guru tersebut. Bila ada
masalah, dia merasa bisa mengandalkan guru tersebut untuk membantunya. Akibat lain
dari posisi teman, Adi hanya akan berbuat sesuatu bila yang menyuruh adalah guru
tersebut, dan belum tentu berlaku yang sama dengan guru atau orang lain.
Pemantau
Memantau berarti mengawasi. Pada saat kita mengawasi, kita bertanggung jawab atas
perilaku orang-orang yang kita awasi. Posisi pemantau berdasarkan pada peraturan-
peraturan dan konsekuensi. Dengan menggunakan sanksi/konsekuensi, kita dapat
memisahkan hubungan pribadi kita dengan murid, sebagai seseorang yang
menjalankan posisi pemantau. Pertanyaan yang diajukan seorang pemantau:
Peraturannya apa?
Apa yang telah kamu lakukan?
Sanksi atau konsekuensinya apa?
Seorang pemantau sangat mengandalkan penghitungan, catatan, data yang dapat
digunakan sebagai bukti atas perilaku seseorang. Posisi ini akan menggunakan stiker,
slip catatan, daftar cek. Posisi pemantau sendiri berawal dari teori stimulus-respon,
yang menunjukkan tanggung jawab guru dalam mengontrol murid.
Pemantau (nada suara datar, bahasa tubuh yang formal):
Guru: Adi, tahukah kamu jam berapa kita memulai?
Adi: Tahu Pak!
Guru: Kamu terlambat 15 menit, apakah kamu sudah mengerti konsekuensi yang
harus dilakukan bila terlambat?
Adi: Paham Pak, saya harus tinggal kelas pada jam istirahat nanti dan mengerjakan
tugas ketertinggalan saya.
Guru: Ya, benar, nanti pada saat jam istirahat kamu harus tinggal di kelas untuk
menyelesaikan tugas yang tertinggal tadi. Saya tunggu
Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini?
17. Hasil:
Murid memahami konsekuensi yang harus dijalankan karena telah melanggar salah
satu peraturan sekolah. Guru tidak menunjukkan suatu emosi yang berlebihan, menjadi
marah atau membuat merasa berbuat salah. Murid tetap dibuat tidak nyaman yaitu
dengan harus tinggal kelas pada waktu jam istirahat dan mengerjakan tugas. Guru
tetap harus memantau murid pada saat mengerjakan tugas di jam istirahat karena
murid tidak bisa ditinggal seorang diri.
Manajer
Posisi terakhir, Manajer, adalah posisi di mana guru berbuat sesuatu bersama dengan
murid, mempersilakan murid mempertanggungjawabkan perilakunya, mendukung murid
agar dapat menemukan solusi atas permasalahannya sendiri. Seorang manajer telah
memiliki keterampilan di posisi teman maupun pemantau, dan dengan demikian, bisa
jadi di waktu-waktu tertentu kembali kepada kedua posisi tersebut bila diperlukan.
Namun bila kita menginginkan murid-murid kita menjadi manusia yang merdeka,
mandiri dan bertanggung jawab, maka kita perlu mengacu kepada Restitusi yang dapat
menjadikan murid kita seorang manajer bagi dirinya sendiri. Di manajer, murid diajak
untuk menganalisis kebutuhan dirinya, maupun kebutuhan orang lain. Disini penekanan
bukan pada kemampuan membuat konsekuensi, namun dapat berkolaborasi dengan
murid bagaimana memperbaiki kesalahan yang ada. Seorang manajer akan berkata
Apa yang kita yakini? (kembali ke keyakinan kelas)
Apakah kamu meyakininya?
Jika kamu meyakininya, apakah kamu bersedia memperbaikinya?
Jika kamu memperbaiki ini, hal ini menunjukkan apa tentang dirimu?
Apa rencana kamu untuk memperbaiki hal ini?
Tugas seorang manajer bukan untuk mengatur perilaku seseorang. Kita membimbing
murid untuk dapat mengatur dirinya. Seorang manajer bukannya memisahkan murid
dari kelompoknya, tapi mengembalikan murid tersebut ke kelompoknya dengan lebih
baik dan kuat.
Bisa jadi dalam praktik penerapan disiplin sehari-hari, kita akan kembali ke posisi
Teman atau Pemantau, karena murid yang ditangani belum siap diajak berdiskusi atau
diundang melakukan restitusi. Namun perlu disadari tujuan akhir dari 5 posisi kontrol
seorang guru adalah pencapaian posisi Manajer, di mana di posisi inilah murid dapat
menjadi pribadi yang mandiri, merdeka, dan bertanggung jawab atas segala perilaku
dan sikapnya, yang pada akhirnya dapat menciptakan lingkungan yang positif, nyaman,
dan aman.
18. Manajer (nada suara tulus, bahasa tubuh tidak kaku, mendekat ke murid):
Guru: Adi, apakah kamu mengetahui jam berapa sekolah dimulai?
Adi: Tahu Pak, jam 7:00!
Guru: Ya, jadi kamu terlambat, kira-kira bagaimana kamu akan memperbaiki masalah
ini?
Adi: Saya bisa menanyakan teman saya Pak, untuk mengejar tugas yang tertinggal.
Guru: Baik, itu bisa dilakukan. Apakah besok akan ada masalah untuk kamu agar bisa
hadir tepat waktu ke sekolah?
Adi: Tidak Pak, saya bisa hadir tepat waktu.
Guru: Baik. Saya hargai usahamu untuk memperbaiki diri
Bagaimana perasaan murid diperlakukan seperti ini?
Pada posisi Manajer maka suara guru sebaiknya tulus. Tidak perlu marah, tidak perlu
meninggikan suara, apalagi menunjuk-nunjuk jari ke murid, berkacak pinggang, atau
bersikap seolah-olah menyesal, tampak sedih sekali akan perbuatan murid ataupun
bersenda gurau menempatkan diri sebagai teman murid.
Fokus ada pada murid, bukan untuk membahagiakan guru atau orang tua. Murid sudah
mengetahui adanya suatu masalah, dan sesuatu perlu terjadi. Bila guru mengambil
posisi Pemantau, guru akan melihat apa konsekuensinya apa peraturannya? Namun
pada posisi Manajer, guru akan mengembalikan tanggung jawab pada murid untuk
mencari jalan keluar permasalahannya, tentu dengan bimbingan guru.
20. Sisi 1. Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity)
Bagian dasar dari segitiga bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang
gagal karena melakukan kesalahan menjadi orang yang sukses. Anak yang melanggar
peraturan karena sedang mencari perhatian adalah anak yang sedang mengalami
kegagalan. Dia mencoba untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan.
Kalau kita mengkritik dia, maka kita akan tetap membuatnya dalam posisi gagal. Kalau
kita ingin ia menjadi reflektif, maka kita harus meyakinkan si anak, dengan cara
mengatakan kalimat-kalimat ini:
o Berbuat salah itu tidak apa-apa.
o Tidak ada manusia yang sempurna
o Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu.
o Kita bisa menyelesaikan ini.
o Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi Bapak/Ibu ingin
mencari solusi dari permasalahan ini.
o Kamu berhak merasa begitu.
o Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?
Kalau kita mengatakan kalimat-kalimat diatas, akan sangat sulit, bahkan hampir tidak
mungkin, buat anak untuk tetap membangkang. Para guru yang bertugas mengawasi
anak-anak saat mereka bermain di halaman sekolah, menyatakan bahwa bila mereka
mengatakan kalimat tersebut yang mungkin hanya butuh 30 detik, bisa mengubah
situasi yang sulit menjadi kooperatif.
Ketika seseorang merasa sedih dan emosional, mereka tidak bisa mengakses bagian
otak yang berfungsi untuk berpikir rasional, seperti yang Bapak Ibu CGP telah pelajari
di modul 1.2 tentang konsep otak 3-in-1 (Triune). Saat itulah ketika kita harus
21. menstabilkan identitas anak. Sebelum terjadi hal-hal lain yang bisa memperburuk
keadaan, kita sebaiknya membantu anak untuk tenang dan kembali ke suasana hati
dimana proses belajar dan penyelesaian masalah bisa dilakukan.
Tentu akan sulit melakukan restitusi bila, anak yang berbuat salah terus berfokus pada
kesalahannya. Ada 3 alasan untuk ini, pertama rasa bersalah menguras energi. Rasa
bersalah membutuhkan energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk
mencari penyelesaian masalah. Kedua, ketika kita merasa bersalah, kita mengalami
identitas kegagalan. Dalam kondisi ini, orang akan cenderung untuk menyalahkan
orang lain atau mempertahankan diri, daripada mencari solusi. Ketiga, perasaan
bersalah membuat kita terperangkap pada masa lalu dimana kita sudah tidak bisa
berbuat apa-apa lagi. Kita hanya bisa mengontrol apa yang akan terjadi di masa kini
dan masa datang.
Sisi 2. Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbeh...
Setiap tindakan kita dilakukan dengan suatu tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan dasar.
Kalau kita memahami kebutuhan dasar apa yang mendasari sebuah tindakan, kita akan
bisa menemukan cara-cara paling efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Menurut Teori Kontrol semua tindakan manusia, baik atau buruk, pasti memiliki
maksud/tujuan tertentu. Seorang guru yang memahami teori kontrol pasti akan
mengubah pandangannya dari teori stimulus response ke cara berpikir proaktif yang
mengenali tujuan dari setiap tindakan. Kita mungkin tidak suka sikap seorang anak
yang terus menerus merengek, tapi bila sikap itu mendapat perhatian kita, maka itu
telah memenuhi kebutuhan anak tersebut. Kalimat-kalimat di bawah ini mungkin
terdengar asing buat guru, namun bila dikatakan dengan nada tanpa menghakimi akan
memvalidasi kebutuhan mereka.
o Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini ya?
o Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu
o Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi
sesuatu yang penting buatmu.
o Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan
sikap yang baru.
Biasanya guru menyuruh anak untuk menghentikan sikap yang tidak baik, tapi teori
kontrol menyatakan bahwa resep itu tidak manjur. Mungkin tindakan guru dengan
memvalidasi sikap yang tidak baik seperti bertentangan dengan aturan yang ada,
namun sebetulnya tujuannya untuk menunjukkan bahwa guru memahami alasan di
balik tindakan murid.
Restitusi tidak menyarankan guru bicara ke murid bahwa melanggar aturan adalah
sikap yang baik, tapi dalam restitusi guru harus memahami alasannya, dan paham
bahwa setiap orang pasti akan melakukan yang terbaik di waktu tertentu. Sebuah
pelanggaran aturan seringkali memenuhi kebutuhan anak akan penguasaan/power
22. walaupun seringkali bertabrakan dengan kebutuhan yang lain, yaitu kebutuhan akan
kasih sayang dan rasa diterima/love and belonging. Kalau kita tolak anak yang sedang
berbuat salah, dia akan tetap menjadi bagian dari masalah, namun bila kita memahami
alasannya melakukan sesuatu, maka dia akan merasa dipahami.
Para guru yang telah menerapkan strategi ini mengatakan bahwa anak-anak yang
tadinya tidak terjangkau, menjadi lebih terbuka pada mereka. Strategi ini
menguntungkan bagi murid dan guru karena guru akan berada dalam posisi siswa, dan
karena itu akan memiliki perspektif yang berbeda.
Sisi 3. Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief)
Teori kontrol menyatakan bahwa kita pada dasarnya termotivasi secara internal. Ketika
identitas sukses telah tercapai (langkah 1) dan tingkah laku yang salah telah divalidasi
(langkah 2), maka anak akan siap untuk dihubungkan dengan nilai-nilai yang dia
percaya, dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan. Pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini menghubungkan keyakinan anak dengan keyakinan kelas atau keluarga.
o Apa yang kita percaya sebagai kelas atau keluarga?
o Apa nilai-nilai umum yang kita telah sepakati?
o Apa bayangan kita tentang kelas yang ideal?
o Kamu mau jadi orang yang seperti apa?
Penting untuk menanyakan ke anak, kehidupan seperti apa nantinya yang mereka
inginkan?
Apakah kamu ingin menjadi orang yang sukses, bertanggung jawab, atau bisa
dipercaya?
Kebanyakkan anak akan mengatakan Iya, Tapi mereka tidak tahu bagaimana caranya
menjadi orang seperti itu. Guru dapat membantu dengan bertanya, seperti apa jika
mereka menjadi orang seperti itu. ketika anak sudah mendapat gambaran yang jelas
tentang orang seperti apa yang mereka inginkan, guru dapat membantu anak-anak
tetap fokus pada gambaran tersebut.