Pembelajaran Berdiferensiasi dapat mengembangkan kemampuan bakat dan minat ya...agus398
油
pembelajaran berdiferensiasi sangat penting dalam mengembangkan bakat, minat dan kemampuan siswa dalam belajar, dengan pembelajaran berdiferensiaisi siswa akan terbantu dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan keinginannya
Bu Atun menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan menyesuaikan konten, proses, dan lingkungan belajar berdasarkan kebutuhan peserta didik. Guru memberikan materi yang variatif dan membantu siswa berkebutuhan khusus secara individual. Peserta didik diberi kebebasan mengerjakan tugas sesuai minat dan kemampuan masing-masing.
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas permasalahan dan cara penyelesaian dalam proses belajar mengajar, termasuk strategi guru dalam meningkatkan partisipasi siswa dan mengatasi kesulitan belajar siswa. (2) Dibahas pula peranan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengatur kelompok belajar. (3) Juga disebutkan beberapa faktor penyebab kesulitan belajar
Guru menggunakan metode mengajar yang efektif dengan menguasai materi pelajaran, mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, dan menerapkan pendekatan konstruktivis dan teacher-centered dalam pembelajaran.
Bu Atun menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan menyesuaikan konten, proses, dan lingkungan belajar berdasarkan kebutuhan peserta didik. Guru memberikan materi yang variatif dan membantu siswa berkebutuhan khusus secara individual. Peserta didik diberi kebebasan mengerjakan tugas sesuai minat dan kemampuan masing-masing.
PERMASALAHAN POKOK DAN CARA PENYELESAIAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR.docxFLORENCIACAROLINEAUR
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas permasalahan dan cara penyelesaian dalam proses belajar mengajar, termasuk strategi guru dalam meningkatkan partisipasi siswa dan mengatasi kesulitan belajar siswa. (2) Dibahas pula peranan guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dan mengatur kelompok belajar. (3) Juga disebutkan beberapa faktor penyebab kesulitan belajar
Guru menggunakan metode mengajar yang efektif dengan menguasai materi pelajaran, mendorong siswa untuk berpikir secara kritis, dan menerapkan pendekatan konstruktivis dan teacher-centered dalam pembelajaran.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
2. Mari sejenak mengingat satu persatu murid di kelas kita.
1. Bagaimanakah karakteristik setiap anak di kelas Anda?
2. Apa kekuatan mereka?
3. Bagaimana gaya belajar mereka?
4. Apa minat mereka?
5. Siapakah yang paling cepat larinya? Siapakah yang sebaliknya?
6. Siapakah yang paling menyukai kegiatan kelompok? Siapakah yang justru selalu menghindar saat bekerja
kelompok?
7. Siapakah yang cepat memahami instruksi guru? Siapakah murid yang masih perlu dibantu untuk meningkatkan
keterampilan memahami instruksi?
3. ILUSTRASI
Ibu Ani adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di
kelasnya tersebut, Bu Ani memperhatikan bahwa 3 muridnya selalu selesai lebih dahulu saat diberikan
tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan dan
malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja tambahan
untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka untuk 3 anak
tersebut, Bu Renjana menyiapkan 25 soal perkalian.
Berdasarkan ilustrasi kelas tersebut, jawablah pertanyaan -pertanyaan berikut
ini:
1) Menurut bapak/ibu, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Ani tepat? Jika
ya, mengapa? Jika tidak, mengapa?
2) Jika Anda adalah Ibu Ani, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah
mengapa Anda melakukan hal tersebut.
4. Definisi
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran bediferensiasi adalah suatu
pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam di dalam
kelas.
Tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi
adalah untuk menyediakan pengalaman belajar
yang relevan, menantang, dan sesuai dengan
tingkat pemahaman serta gaya belajar siswa.
https://bit.ly/3DWJTwK
5. Miskonsepsi tentang Pembelajaran
Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar dengan 32 cara yang berbeda untuk
mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih
cepat bekerja dibandingkan yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan
yang pintar dengan yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda
untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang semrawut
(chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran sekaligus, di mana guru
harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam waktu yang bersamaan. Bukan. Guru
tentunya bukanlah malaikat bersayap atau Superman yang bisa ke sana kemari untuk berada di tempat yang
berbeda-beda dalam satu waktu dan memecahkan semua permasalahan.
6. Jika kita mengacu ke kasus Ibu Ani di atas, maka keputusannya untuk memberikan soal tambahan, dengan jenis
soal yang tetap sama serta tingkat kesulitan yang juga sama, kepada tiga murid yang selesai terlebih dahulu,
belum dapat dikatakan sebagai diferensiasi. Apalagi, tujuan diberikannya soal tadi adalah agar tiga murid
tersebut ada pekerjaan sehingga tidak mengganggu murid yang lain. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah
berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar
tersebut. Dengan demikian, Ibu Ani perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif,
agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan belajar murid-muridnya, termasuk ketiga murid
tersebut.
7. Mengapa harus pembelajaran
berdiferensiasi?
Siswa datang ke sekolah membawa banyak
perbedaan. Sehingga tidak adil bila guru hanya
menggunakan satu cara dalam menyampaikan
materi dan melakukan asasmen.
Perlu dilakukan identifikasi kebutuhan murid!
ヰp Gaya ヰp Minat dan Bakat Kecepatan Belajar
Setiap siswa memiliki
pengetahuan/pengalaman
awal yang berbeda
Setiap siswa memiliki cara
belajar efektif yang
berbeda
Setiap siswa memiliki
minat dan bakat yang
berbeda-beda
Setiap siswa memiliki
kecepatan yang berbeda-
beda dalam menangkap
informasi.
8. Dalam pelajaran PJOK, Bu Renjana ingin mengajarkan gerak langkah dalam berbaris. Ia kemudian melakukan
penilaian diagnostik. Ia menemukan bahwa ada tiga kelompok murid di kelasnya.
Kelompok A adalah murid yang telah memiliki keterampilan berbaris dengan struktur yang baik dan memiliki
kosakata yang cukup kaya. Mereka juga cukup mandiri dan percaya diri dalam bekerja.
Kelompok B adalah murid yang memiliki keterampilan berbaris dengan struktur yang baik, namun gerakannya
masih terbatas.
Kelompok C adalah murid yang belum memiliki keterampilan berbaris dengan struktur yang baik dan
gerakannya pun terbatas.
Ilustrasi
Pemetaan Kesiapan Belajar
9. KESIAPAN BELAJAR KEGIATAN PEMBELAJARAN
Untuk murid yang telah memahami
konsep berbaris; dan dapat melakukan
kegiatan berbaris dengan komando
mandiri dari temannya.
Murid diminta mengerjakan soal-soal tantangan yang mengaplikasikan
konsep keliling dalam kehidupan sehari-hari. murid akan diminta untuk
bekerja secara mandiri dan saling memeriksa pekerjaan masing-masing.
Untuk murid yang telah memahami
konsep berbaris namun belum lancer
pada beberapa gerakan berbaris.
Untuk murid yang belum memahami
konsep keliling.
Murid akan mendapatkan pembelajaran eksplisit tentang konsep
keliling dan kemudian akan berlatih menyelesaikan soal dengan
bimbingan guru. Guru akan memberikan scaffolding dalam proses ini.
10. MINAT MURID
.Tomlinson (2001: 53), mengatakan bahwa
tujuan melakukan pembelajaran yang berbasis
minat, diantaranya adalah sebagai berikut:
membantu murid menyadari bahwa ada
kecocokan antara sekolah dan kecintaan
mereka sendiri untuk belajar;
mendemonstrasikan keterhubungan antar
semua pembelajaran;
menggunakan keterampilan atau ide yang
dikenal murid sebagai jembatan untuk
mempelajari ide atau keterampilan yang
kurang dikenal atau baru bagi mereka, dan;
meningkatkan motivasi murid untuk belajar.
Minat merupakan suatu keadaan mental yang
menghasilkan respons terarah kepada suatu
situasi atau objek tertentu yang menyenangkan
dan memberikan kepuasan diri
11. PROFIL BELAJAR MURID
Profil Belajar mengacu pada cara-cara bagaimana kita sebagai individu
paling baik belajar. Tujuan dari mengidentifikasi atau memetakan
kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar adalah untuk
memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar secara natural dan
efisien. Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak
sengaja cenderung memilih gaya belajar yang sesuai dengan gaya belajar
kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil belajar sendiri.
Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat
memvariasikan metode dan pendekatan mengajar mereka.
12. Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
1. Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah
cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu
terang, dsb.
2. Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
3. Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi
baru. Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:
visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram,
power point, catatan, peta, graphic organizer );
auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan
keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on,
dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru
untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.
13. Contoh Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar
Berdasarkan Profil Belajar murid
Pak Neon akan mengajar pelajaran PJOK, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang kombinasi pola gerak dasar dan keterampilan gerak
berupa permainan dan olahraga. Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Neon telah mengetahui
bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual, sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar
kinestetik. Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Neon lalu memutuskan untuk
melakukan beberapa hal berikut ini:
1.Saat mengajar, Pak Neon:
a) menggunakan banyak gambar atau alat bantu visual saat menjelaskan.
b) menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid.
c) membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel di tempat-tempat berbeda untuk
memberikan kesempatan murid bergerak saat mengakses informasi.
2.Saat memberikan tugas, Pak Neon memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan
pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk
gambar, rekaman wawancara maupun performance atau role-play.
14. Analogi
Pembelajaran berdiferensiasi
seperti orang tua yang
sedang memilihkan baju yang
sesuai dengan ukuran tubuh
anak-anak supaya nyaman
dan sesuai.
Begitu pula dengan
pembelajaran, guru
seharusnya menyesuaikan
pembelajarannya sesuai
dengan kebutuhan belajar
siswa.
15. Misalkan kita memiliki tiga siswa
dengan ukuran baju yang
berbeda-beda, ada yang ukuran
XXL, L, dan M. Jika kita
memberikan baju kepada
ketiganya dengan ukuran yang
sama, maka sudah pasti tidak
akan sesuai. Mungkin ada yang
kebesaran atau kekecilan.
16. Setiap siswa pada dasarnya memiliki
kekuatan dalam bidang-bidang
tertentu.
Setiap siswa memiliki bidang yang
butuh untuk dikuatkan
Setiap otak siswa adalah unik seperti
sidik jari kita. Tidak ada yang sama
Tidak ada kata terlambat untuk belajar
17. Ketika memulai suatu topik yang baru, maka siswa akan membawa
dasar pengetahuan mereka sebelumnya dan pengalaman dalam
belajar.
Emosi, perasaan, dan sikap berpengaruh
pada belajar siswa.
Semua siswa dapat
belajar.
Siswa belajar dengan cara yang cara
berbeda-beda
18. N E O C O R T E X
M E T A P H O R I C A L
L I M B I C
SOCIAL / EMOTIONAL
R E P T I L
FIGHT OR FLIGHT