Kebakaran di perusahaan & upaya penanggulangan bahaya kebakaranAdiba Qonita
油
Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal
waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di
sana-sini masih banyak terjadi. Hal ini menunjukkan betapa perlunya
kewaspadaan pencegahan terhadap kebakaran perlu ditingkatkan. Kebakaran
dapat dicegah dengan melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
kebakaran mulai dari perencanaan darurat kebakaran, organisasi/unit
penanggulangan kebakaran, penyediaan jalur evakuasi, penyediaan sarana dan
fasilitas dalam menghadapi kebakaran serta pembinaan dan latihan.
Sebagaimana diketahui bahwa di dunia industri banyak sekali ditemukan
kondisi dan situasi yang memungkinkan terjadinya kebakaran. Karena hampir
semua industri yang berbasis pengolahan memiliki semua unsur dari segi tiga api
di lingkungan kerjanya. Sehingga dibutuhkan suatu program pendidikan dan
pelatihan yang tepat untuk memberi pengetahuan yang cukup bagi pekerja yang
bekerja dilingkungan yang berbahaya tersebut.
Disamping itu, rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur terhadap
peralatan operasional yang memiliki potensi bahan bakar, dan sumber penyalaan
sangat diperlukan sehingga kerusakan peralatan tersebut dapat diketahui secara
dini dan perbaikannyapun bisa dilakukan secara terencana. Pemeriksaan rutin
peralatan pemadam kebakaran juga hal yang sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari malfunction alat pemadam api pada saat
dibutuhkan.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan kebakaran, tindakan penyelamatan diri selama kebakaran, jenis api dan cara memadamkannya, serta peralatan pencegahan dan peringatan kebakaran yang dipasang pada bangunan."
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang pemadam kebakaran dan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR). Isi utamanya mencakup penjelasan tentang apa itu api dan kebakaran, jenis-jenis APAR beserta sistem dan cara penggunaannya, serta prinsip-prinsip dasar dalam memadamkan kebakaran.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakarannoussevarenna
油
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Terdapat beberapa poin penting yaitu undang-undang terkait keselamatan kerja untuk mencegah kebakaran, pengertian kebakaran beserta penyebabnya, klasifikasi kebakaran menurut Indonesia dan Amerika, cara penanggulangan kebakaran, alat pemadam kebakaran, detektor kebakaran, serta peralatan pelindung diri bagi petugas pemadam kebakaran.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengenalan kebakaran, cara api merebak, kelas-kelas api, alat pemadam api, dan tindakan selamatkan diri semasa kebakaran. Topik utama yang dibahas adalah bagaimana api merebak, kelas api berdasarkan bahan bakar, dan langkah awal untuk menyelamatkan diri dari kebakaran.
Api terbentuk dari tiga unsur yaitu panas, udara, dan bahan bakar. Untuk terjadinya kebakaran diperlukan komponen keempat yaitu rantai reaksi kimia. Terdapat tiga teknik pemadaman api yaitu menyelimuti, mendinginkan, dan memutus bahan bakar. Ada tiga jenis media pemadam yaitu cair, padat, dan gas.
Tugas 3 membahas tentang kebakaran dan penanggulangannya. Beberapa poin kunci meliputi definisi api dan unsur-unsurnya, dasar hukum di Indonesia, standarisasi internasional, standarisasi kompetensi tenaga penanggulang kebakaran, penyebab kebakaran, klasifikasi kebakaran dan bahaya hunian.
Dokumen ini membahas tentang pencegahan kebakaran dan langkah yang harus diambil jika terjadi kebakaran. Dibahas pula jenis-jenis api dan peralatan pencegahan kebakaran seperti fire extinguisher, hydrant, smoke detector, fire alarm, sprinkler otomatis dan fire hose reel. Jika terjadi kebakaran di bengkel, guru harus meminta murid tenang, ikuti laluan darurat, bawa ke tempat aman, kumpul di lapangan terbuka, dan hubungi bomba j
Dokumen tersebut merupakan ringkasan singkat tentang pemadam kebakaran dan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR). Isi utamanya mencakup penjelasan tentang apa itu api dan kebakaran, jenis-jenis APAR beserta sistem dan cara penggunaannya, serta prinsip-prinsip dasar dalam memadamkan kebakaran.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kebakarannoussevarenna
油
Semoga bermanfaat :)
Tolong jangan mengupload file ini kembali yaa, jika ingin mengupload kembali, copy url dan sertakan akun ini sebagai sumber ^^ Terima kasih
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Terdapat beberapa poin penting yaitu undang-undang terkait keselamatan kerja untuk mencegah kebakaran, pengertian kebakaran beserta penyebabnya, klasifikasi kebakaran menurut Indonesia dan Amerika, cara penanggulangan kebakaran, alat pemadam kebakaran, detektor kebakaran, serta peralatan pelindung diri bagi petugas pemadam kebakaran.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pengenalan kebakaran, cara api merebak, kelas-kelas api, alat pemadam api, dan tindakan selamatkan diri semasa kebakaran. Topik utama yang dibahas adalah bagaimana api merebak, kelas api berdasarkan bahan bakar, dan langkah awal untuk menyelamatkan diri dari kebakaran.
Api terbentuk dari tiga unsur yaitu panas, udara, dan bahan bakar. Untuk terjadinya kebakaran diperlukan komponen keempat yaitu rantai reaksi kimia. Terdapat tiga teknik pemadaman api yaitu menyelimuti, mendinginkan, dan memutus bahan bakar. Ada tiga jenis media pemadam yaitu cair, padat, dan gas.
Tugas 3 membahas tentang kebakaran dan penanggulangannya. Beberapa poin kunci meliputi definisi api dan unsur-unsurnya, dasar hukum di Indonesia, standarisasi internasional, standarisasi kompetensi tenaga penanggulang kebakaran, penyebab kebakaran, klasifikasi kebakaran dan bahaya hunian.
Dokumen ini membahas tentang pencegahan kebakaran dan langkah yang harus diambil jika terjadi kebakaran. Dibahas pula jenis-jenis api dan peralatan pencegahan kebakaran seperti fire extinguisher, hydrant, smoke detector, fire alarm, sprinkler otomatis dan fire hose reel. Jika terjadi kebakaran di bengkel, guru harus meminta murid tenang, ikuti laluan darurat, bawa ke tempat aman, kumpul di lapangan terbuka, dan hubungi bomba j
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
3. Data Faktor Penyebab Kebakaran
26,6%
Listrik
3,14 %
Peralatan Panas
37,19% 7,17%
Api Terbuka Pembakaran
23,89 %
Lain-Lain
4. Pengertian
Kebakaran
Kebakaran adalah api yang tidak
dikehendaki. Boleh jadi api itu
kecil, tetapi apabila tidak
dikehendaki adalah temasuk
kebakaran. Hampir terbakarpun
artinya adalah kebakaran
Mencegah Kebakaran
segala upaya untuk menghindarkan terjadinya kebakaran. Seorang
pengawas harus mampu menetapkan rekomendasi syarat apa yang sesuai
dengan keadaan yang ditemukan dilapangan sewaktu inspeksi.
Kebakaran
5. KEBAKARAN
FIRE
Bahaya kebakaran adalah bahaya
yang ditimbulkan oleh adanya nyala
api yang tidak terkendali
mencegah terjadinya kebakaran
merupakan pilihan utama dalam
teknologi penanggulangan
kebakaran.
Penanggulangan kebakaran ialah
segala upaya untuk mencegah
timbulnya kebakaran dengan berbagai
upaya pengendalian, untuk
memberantas kebakaran
Pencegahan kebakaran adalah segala
usaha yang dilakukan agar tidak terjadi
penyalaan api yang tidak terkendali.
UU No. 1 Tahun 1970 Dengan
perundangan ditetapkan persyaratan
keselamatan kerja untuk mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran.
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI
No.186/MEN/1999 Tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat
Kerja
Pencegahan kebakaran mengandung
dua pengertian yaitu (1) penyalaan api
belum ada dan usaha pencegahan
ditujukan agar tidak terjadi penyalaan
api. (2) Penyalaan api sudah ada dan
usaha pencegahan ditujukan agar api
tetap terkendali.
6. Pencegahan
Kebakaran
Pencegahan kebakaran
menurut Kepmen No.
186/Men/1999 adalah
mencegah, mengurangi dan
memadamkan kebakaran di
tempat kerja yang meliputi:
Pengendalian setiap bentuk energi;
penyediaan sarana deteksi, alarm, memadamkan kebakaran dan sarana
evakuasi
pengendalian penyebaran asap, panas dan gas
pembentukan unit penanggulanan kebakaran di tempat kerja
penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran secara
berkala dan
memilki buku rencana penanggulangan keadaan darurat kebakaran, bagi
tempat kerja yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima puluh) orang tenaga
kerja dan atau tempat yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat.
7. Penyebab
Kebakaran
Berbagai sebab kebakaran dapat diklasifikasikan
sebagai (1) kelalaian, (2) kurang pengetahuan, (3)
peristiwa alam, (4) penyalaan sendiri, dan (5)
kesengajaan.
1. Kelalaian
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa
kebakaran. Contoh dari kelalaian ini misalnya: lupa
mematikan kompor, merokok di tempat yang tidak
semestinya, menempatkan bahan bakar tidak pada
tempatnya, mengganti alat pengaman dengan spesifikasi
yang tidak tepat dan lain sebagainya.
2. Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran
merupakan salah satu penyebab kebakaran yang tidak
boleh diabaikan. Contoh dari kekurang pengetahuan ini
misalnya tidak mengerti akan jenis bahan bakar yang
mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda bahaya
kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain
sebagainya.
8. Penyebab
Kebakaran
3. Peristriwa alam
Peristiwa alam dapat menjadi penyebab kebakaran.
Contoh: gunung meletus, gempa bumi, petir, panas
matahari dan lain sebagainya.
4. Penyalaan sendiri.
Api bisa terbentuk bila tiga unsur api yaitu bahan
bakar, oksigen (biasanya dari udara) dan panas
bertemu dan menyebabkan reaksi rantai pembakaran.
Contoh: kebakaran di hutan yang disebabkan oleh
panas matahari yang menimpa bahan bakar kering di
hutan.
5. Kesengajaan
Kebakaran bisa juga disebabkan oleh kesengajaan
misalnya karena unsur sabotase, penghilangan jejak,
mengharap pengganti dari asuransi dan lain
sebagainya.
9. Klasifikasi Kebakaran di Indonesia
Bahan Bakar Padat (Bukan Logam)
Kelas A
Bahan bakar cair atau gas yang mudah
terbakar
Kelas B
Instalasi listrik yang bertegangan
Kelas C
Kebakaran Logam
Kelas D
Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi
Per. 04/Men/1980 tanggal
14 April 1980 Tentang
syarat-syarat
Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan
(APAR).
11. Teknik Pemadaman Kebakaran
Dari segi strategi pemadaman
ada dua cara penting yang
perlu diperhatikan yaitu (1)
teknik dan (2) taktik
pemadaman kebakaran.
Taktikpemadaman kebakaran adalah
kemampuan menganalisissituasi sehingga
dapat melakukantindakan dengancepat
dan tepat tanpa menimbulkankerugian
yang lebih besar. Taktikini terkait dengan
analisisterhadapunsur-unsur pengaruh
angin, warna asap kebakaran,material
utama yang terbakar, lokasi dan lain
sebagainya.
Teknik pemadaman kebakaran yaitu kemampuan mempergunakan alat dan perlengkapan pemadaman kebakaran dengan
sebaik-baiknya. Agar menguasai teknik pemadaman kebakaran maka seseorang harus mempunyai pengetahuan tentang
penanggulangan kebakaran, bersikap positif terhadap penanggulangan kebakaran, terlatih dan terampil mempergunakan
berbagai alat serta perlengkapan kebakaran.
TEKNIK PEMADAMAN KEBAKARAN
12. Suatu teknik menghentikan reaksi pembakaran /
nyala api. Nyala api adalah suatu proses
perubahan zat menjadi zat yang baru melalui
reaksi kimia oksidasi eksotermal.
Sistem pemadaman Api
01
memisahkan panas
atau mendinginkan
02
mengisolasi yaitu
memisahkan oksigen
(udara) /
(penyelimutan/menutup
masuknya oksigen
03
menguraikan yaitu
memisahkan bahan
bakar
Cooling Smothering Starvation
Sistem
Pemadaman Api
04
merusak reaksi rantai
api
13. Media Pemadaman Api
1. Air.
Air merupakan media pemadam api yang paling umum digunakan, karena air dipandang memiliki
berbagai sifat yang baik untuk memadamkan api dan relatif mudah dan murah didapatkan dalam
jumlah yang banyak. Pada kondisi normal air mempunyai panas laten penguapan 2250 kJ/kg.
Dengan sifat ini maka air sangat mudah untuk mendinginkan api (memisahkan panas dari unsur api).
2. Busa (foam)
Busa atau foam terbentuk bila udara atau gas terjebak di dalam media cairan. Busa mempunyai efek
menyelimuti dan mendinginkan api. Sebagai media pemadaman api busa dibuat dari campuran
antara air, udara dan campuran busa.
14. Media Pemadaman Api
3. Karbon dioksida
Karbon dioksida dipakai sebagai media memadamkan api karena sifatnya yang dapat mengganggu
proses oksidasi pada bahan yang terbakar. Bila oksigen berkurang sampai kurang dari 15 % maka
proses kebakaran akan berhenti. Karbon dioksida mempunyai sifat yang tidak konduktif maka bisa
dipakai untuk kebakaran jenis C (listrik bertegangan), namun demikian tidak cocok untuk pemakaian
kebakaran yang sudah meluas atau di tempat terbuka.
4. Gas halon
Halon merupakan keluarga dari senyawa halogenated hydrocarbon yang semua atau sebagian atom
hidrogennya diganti dengan fluorine, chlorine atau bromine. Senyaea hidrocarbon yang paling sering
digunakan adalah metane atau ethane. Material ini memadamkan api dengan cara menekan
terjadinya reaksi rantai kebakaran. Sayang bahwa halon merusak atmosfer sehingga tidak
dipergunakan lagi sebagai media pemadam kebakaran. Sebagai penggantinya dipakai gas pasca
halon.
5. Bubuk kimia kering (dry chemical powder)
Bubuk kering dari zat kimia tertentu dapat memadamkan api. Zat kimia yang biasanya digunakan
untuk ini adalah sodium, potasium atau urea bikarbonat. Namun dapat juga dipergunakan potassium
chloride atau mono-ammonium phospat. Cara memadamkan api media ini adalah dengan isolasi,
pendinginan, dan mengganggu proses reaksi rantai.
15. Penanggulangan Kebakaran
alat pemadam api yang
mudah dipergunakan
oleh satu orang untuk
memadamkan api pada
awal terjadinya
kebakaran. APAR dapat
berupa tabung jinjing,
gendong maupun
beroda. Berbagai hasil
penelitian menunjukkan
bahwa APAR berhasil
menanggulangi sekitar
30 % kejadian
kebakaran.
Alat Pemadam Api
Ringan (APAR)
sarana pemadam
kebakaran
instalasi tetap
yang paling sering
digunakan/dipasan
g pada gedung-
gedung
Pemercik Air
Otomatis memancarkan air apabila telah
mendapat sinyal deteksi
kebakaran. Kepala pemercik
otomatis akan aktif
memancarkan air bila
temperatur pada ruangan
cukup untuk memecahkan
quartozoid bulb (jenis a) atau
memutus pengunci (jeins b).
Temperatur ini disebut
temperature rating dan
biasanya besarnya sekitar
60 oC sampai 70 oC. Namun
untuk beberapa tempat dengan
pertimbangan tertentu di
pasaran juga tersedia kepala
pemercik dengan temperature
rating yang lebih tinggi.
Kepala Pemercik
Otomatis
Detektor kebakaran
yang biasanya
dipergunakan adalah (1)
detektor asap, (2)
detektor panas dan (3)
detektor nyala. Namun
demikian seiring dengan
perkembangan
teknologi maka telah
berkembang berbagai
detektor kebakaran
yang semakin peka dan
canggih.
Detektor
Kebakaran
17. Jenis Sistem Pemercik Otomatis
SISTEM PIPA BASAH
SISTEM
PIPA
KERING
DELUGE SYSTEM
PRE-ACTION
SYSTEM
apabila seluruh pipa distribusi sampai ke sprinkler terisi
air bertekanan. Sistem ini memakai kepala sprinkler
otomatis. Apabila gelas pada kepala sprinklers pecah
karena panas maka air bertekanan segera memancar
keluar memadamkan area yang terbakar. Air akan
memancar hanya pada daerah yang sprinklernya pecah
saja.
Di dalam pipa distribusi tidak berisi air melainkan gas nitrogen atau
udara bertekanan. Apabila terjadi kebakaran maka sprinklers akan
pecah, gas terdorong keluar sambil menghidupkan kontrol aliran air
bertekanan yang kemudian memancarkan air untuk memadamkan
kebakaran. Air hanya memancar pada daerah yang sprinklernya
pecah saja.
Sistem ini dipakai apabila tempat atau bangunan yang dilindungi
mempunyai kemungkinan bertemperatur dingin sedemikian
sehingga air di dalam pipa distribusi dan sprinklers membeku.
Tempat seperti ini misalnya ruang refrigerator, bangunan di tempat
dingin dan lain sebagainya.
biasanya dipasang pada tempat atau bangunan yang berisi
material mudah terbakar secara keseluruhan misalnya
gudang busa polyester, bagian pengeringan hardboard,
polyurethane, hanggar pesawat terbang dan lain sebagainya.
Pada sistem ini semua sprinkler dalam keadaan terbuka,
kemudian apabila ada sinyal kebakaran dari sistem deteksi
maka seluruh sprinkler akan memancarkan air.
Sistem ini bertujuan untuk membantu
mempercepat aliran air pada sistem kering.
Pada dasarnya konstruksi terdiri dari
gabungan standard sprinkler system dengan
alat pengindera kebakaran (baik smoke
ataupun heat detector).
18. DETEKTOR KEBAKARAN
Detektor asap ion bekerja berdasarkan keseimbangan ion
positif dan ion negatif. Sebuah sumber radioaktif
menghasilkan ion positif dan ion negatif. Pada keadaan
tidak ada asap maka ion positif dan ion negatif seimbang.
Namun pada kondisi berasap maka keseimbangan ion
positif-negatif terganggu. Gangguan ini memicu jaringan
elektris untuk memberi tahukan ketidak normalan sistem ke
pusat pengendali.
Detektor panas akan aktif memancarkan air bila
temperatur pada ruangan cukup untuk memecahkan
quartozoid bulb (jenis a) atau memutus pengunci (jeins b).
Temperatur ini disebut temperature rating dan biasanya
besarnya sekitar 60 oC sampai 70 oC. Namun untuk
beberapa tempat dengan pertimbangan tertentu di pasaran
juga tersedia kepala pemercik dengan temperature rating
yang lebih tinggi.
Detektor nyala akan diaktivasi apabila ada nyala api pada
daerah jangkauannya.
Apabila terjadi nyala api yang tertangkap oleh detektor maka
filter infra-red hanya akan meneruskan radiasi infra-red melalui
lensa. Kemudian radiasi ini ditangkap oleh light sensing element
yang meneruskannya ke time delay dan deskriminator frekuensi.
Radiasi nyala infra-red mempunyai frekuensi yang unik yang
membedakan dengan radiasi yang bukan dari nyala api,
sehingga dapat menjamin kepastian bahwa yang tertangkap
adalah radiasi karena nyala api. Keberadaan radiasi ini
kemudian memicu rangkaian elektronik mengirim sinyal ke pusat
pengendali kebakaran.
Detektor Asap
Detektor Panas
Detektor Nyala
19. Studi Kasus
Kebakaran
Di PT Indo Glove
27 September 2012
Studi Kasus Kebakaran
PENYEBAB
KECELAKAAN
ANALISIS KASUS
PENANGGULANGA
N KEBAKARAN
BERDASARKAN K3
20. STUDI
KASUS
KRONOLOGI KEJADIAN
MEDAN | Dikonews- Kebakaran pabrik sarung tangan milik PT Indo Glove di KIM Mabar
yang menewaskan 4 karyawan dan melukai 5 lainnya harus dipertanggungjawabkan oleh
manajemen PT Indo Glove. Hal ini sudah dipastikan merupakan akibat lalainya perusahaan
sarung tangan Indo Glove dalam menerapkan standar keselamatan kerja dipabrik,ujar
Direktur LBH Medan Suryadinata dalam rilisnya. Pemilik pabrik telah menunjukan kelalaian
kriminal dan pelanggaran aturan keselamatan kerja. Menurut aturan setiap pabrik harus
menyediakan alat pemadam api, adanya alarm kebakaran kemudian dilatihnya buruh dalam
cara penggunaan alat pemadam kebakaran, jikalau semua hal tersebut terpenuhi maka
kemungkinan besar korban jiwa dapat diminimalisir.
Diduga disekitar pabrik tidak ada ditemukan hidrant air padahal merupakan suatu kewajiban
pemilik pabrik untuk menyediakan hidrant air apalagi pabrik tersebut bahan baku dan bahan
jadinya adalah karet yang resiko kebakaran sangat tinggi. Perbuatan pemilik pabrik yang
tidak menyediakan hidrant air disekitar pabrik dapat dikualifisir sebagai bentuk kelalaian
pemilik pabrik yang dapat dipidana. Dikatakannya, para keluarga korban maupun keluarga
korban yang telah meninggal dunia dapat menuntut pertanggungjawaban perusahaan
secara pidana maupun secara perdata dan pemerintah dapat mengenakan denda terhadap
perusahaan.
LBH Medan meminta kepada Kepolisian Daerah Sumatera Utara untuk memulai proses
pidana dan mengusut tuntas kejadian ini serta menangkap pemilik pabrik. Sudah
semestinya semua orang yang bertanggung jawab harus dibawa kepengadilan. Kemudian
meminta kepada pemerintah agar melakukan pemantauan dan pengawasan yang efektif d誰
tempat kerja khususnya pabrik-pabrik agar insiden serupa tidak terjadi kembali dimasa yang
akan datang.
21. Medan: BERDASARKAN hasil pemeriksaan tim Laboratorium Forensik
(Labfor) Polda Sumatera Utara (Sumut), peristiwa kebakaran di pabrik
sarung tangan PT Indoglove di Kawasan Industri Medan (KIM) disebabkan
karena adanya kebocoran dari boiler pabrik, sehingga menimbulkan
ledakan dan kemudian membakar isi pabrik. Dalam peristiwa itu lima orang
pekerja ditemukan tewas.
Hasil Labfor penyebab kebakaran pabrik sarung tangan itu
karena kesalahan teknis pada bahagian boiler.
Kepala Sub Bidang Penggelola Informasi dan Dokumentasi (Kasubbid-
PID) Humas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, Selasa (27/11)
mengatakan, dari kebocoran boiler minyak panas yang ditampung
dalam tungku mengalir ke rumah dapur, kemudian terjadi luapan api
besar dan membakar seluruh pabrik yang memproduksi sarung tangan
tersebut.
Penyebab Kecelakaan
22. Analisis Kasus
1. Pasal 2 ayat 1
Pengurus atau Perusahaan wajib mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran,
latihan penanggulangan kebakarn di tempat
kerja.
2. Pasal 2 ayat 2
Kewajiban mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran di tempat kerja
sebagaiman dimaksud pada ayat (1) melipti:
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm,
memadamkan kebakaran dan sarana evakuasi;
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan
gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan
3. Pasal 5
Unit penanggulangan kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 terdiri
dari :
a. Petugas peran kebakaran;
b. Regu penanggulangan kebakaran;
c. Koordinator unit penanggulangan
kebakaran;
d. Ahli k3 spesialis penanggulangan
kebakaran sebagai penanggung jawab
teknis.
4. Pasal 14
Ayat 1 : Kursus teknik penanggulangan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
pasal 12 diselenggarkan oleh Perusahaan
Jasa K3 yang telah ditunjuk oleh Menteri
atau pejabat yang ditunjuk.
Masalah :
Tidak adanya unit penanggulangan kebakaran di dalam pabrik sarung tangan Indo Gloveseperti hidran serta
tidak adanya pelatihan buruh dalam cara penggunaan alat pemadam kebakaran.
Hal ini tidak sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I No. KEP.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, yaitu pada pasal-pasal sebagai berikut:
Di dalam kasus kebakaran yang terjadi di pabrik sarung tangan milik PT Indo Glove di KIM Mabar,
disebabkan karena lalainya perusahaan sarung tangan Indo Glove dalam menerapkan standar keselamatan
kerja dipabrik.
23. Penanggulangan Kebakaran
Pastikan bahwa pipa-pipa,
bejana-bejana, tangki-tangki dan
sebagainya yang mungkin berisi
gas atau cairan yang mudah
terbakar sudah dinetralkan atau
diamankan dari bahaya
Gunakan bahan-bahan yang
tidak mudah menyala dan
terbakar, misalnya gunakan cat
dan bahan perekat dengan
bahan dasar air atau campuran
berkadar rendah.
Singkirkan sampah dari lokasi
secara teratur. Kumpulkan
sampah yang sangat mudah
terbakar seperti kain lap
berminyak secara terpisah
kedalam tempat tertutup yang
tidak mudah terbakar
Hentikan kerjaan lainnya
yang berpotensi untuk
menimbulkan sumber-
sumber penyalaan
didekatnya.
Bahan cair mudah
terbakar disimpan dan
dibawa dengan
menggunakan tempat
yang sesuai dan tertutup
Tersedia alat pemadam
kebakaran bila ada pekerjaan
panas seperti mengelas,
menggunakan alat pemotong
piringan yang menghasilkan
percikan api
Penyimpanan bahan-
bahan yang mudah
terbakar seminimum
mungkin di lokasi kerja.