際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
 Zona intertidal/litoral/pasang surut
merupakan area yang berada di sepanjang
garis pantai dan dipengaruhi oleh periode
pasang surut air laut.
 Laut merupakan bagian dari ekosistem
perairan yang memiliki ciri-ciri antara lain:
bersifat continental (seluas benua), luas dan
dalam, asin, memiliki arus dan gelombang,
pasang-surut, dan dihuni oleh organisme
baik plankton, neuston maupun bentos.
 Laut digambarkan dalam istilah zona atau
daerah: (1) daerah litoral, atau daerah
pasang surut, berbatasan dengan daratan,
(2) daerah neritik, merupakan derah laut
dangkal, daerah ini dapat ditembus cahaya
matahari sampai ke dasar. Kedalamannya
sampai 200 m. (3) daerah batial, merupakan
daerah remang-remang, kedalamannya
 Zona intertidal memiliki luas yang sangat
terbatas, meliputi wilayah yang terbuka
pada saat surut tertinggi dan terendam
air pada saat pasang tertinggi atau
separuh waktu berupa ekosistem
terrestrial dan separuhnya berupa
ekosistem akuatik.
 Walaupun wilayahnya sempit, daerah
intertidal memiliki variasi faktor
lingkungan terbesar dibanding dengan
ekosistem lainnya, dan variasi ini dapat
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
 Pasang Naik- Pasang Surut. Pasang-Surut
adalah naik dan turunnya permukaan air
laut secara periodik selama interval
waktu tertentu.
 Pasang-surut merupakan faktor
lingkungan paling penting yang
mempengaruhi kehidupan di zona
intertidal, pengaruh pasang-surut
terhadap organisme dan komunitas zona
intertidal paling jelas adalah kondisi yang
menyebabkan daerah intertidal terkena
udara terbuka secara periodik dengan
kisaran parameter fisik yang cukup lebar.
 Organisme intertidal perlu kemampuan
adaptasi agar dapat menempati daerah
ini.
 Perbedaan waktu relatif antara lamanya
suatu daerah tertentu di intertidal
berada diudara terbuka dengan lamanya
terendam air. Lamanya terkena udara
terbuka merupakan hal yang sangat
penting karena pada saat itulah
organisme laut akan berada pada kisaran
suhu terbesar dan kemungkinan
mengalami kekeringan.
 Pengaruh pasang-surut yang lain adalah
karena biasanya terjadi secara periodic
maka pasang-surut cenderung
membentuk irama tertentu dalam
 Suhu. Suhu di daerah intertidal biasanya
mempunyai kisaran yang luas selama periode
yang berbeda baik secara harian maupun
musiman dan dapat melebihi kisaran toleransi
organisme.
 Jika pasang-surut terjadi pada kisaran suhu udara
maksimum (siang hari yang panas) maka batas
letal dapat terlampaui, atau jika tidak terjadi
kematian maka akan menurunkan daya tahan
tubuh organisme sehingga tidak dapat
menjalankan aktivitas seperti biasa dan akan
mati karena sebab-sebab sekunder.
 Ombak/Gelombang. Pada pantai berpasir dan
berlumpur kegiatan ombak dapat membongkar
substrat sehingga mempengaruhi bentuk zona.
Terpaan ombak dapat menjadi pembatas bagi
organisme yang tidak dapat menahan terpaan
 Salinitas. Perubahan salinitas di daerah
intertidal dapat melalui dua cara:
 Zona intertidal terbuka pada saat surut, dan
kalau hal ini terjadi pada saat hujan lebat
maka salinitas akan turun. Apabila
penurunan ini melewati batas toleransi bagi
organisme (sebagian besar organisme
intertidal stenohalin dan osmokonformer)
maka organisme dapat mati.
 Pada daerah intertidal pantai berbatu yang
memiliki banyak cekungan, daerah ini dapat
digenangi air tawar yang masuk ketika hujan
deras sehingga menurunkan salinitas, atau
memperlihatkan kenaikan salinitas jika
 Substrat Dasar. Substrat dasar zona
intertidal memiliki variasi yang berbeda
dan dapat berupa pasir, lumpur maupun
berbatu.
 Substrat dasar ini menyebabkan
perbedaan struktur komunitas flora dan
fauna yang berbeda.
 Secara umum kita dapat membagi tipe-tipe
pantai berdasarkan material/substrat
penyusun dasar perairan, antara lain: tipe
pantai berbatu, berpasir, dan berlumpur.
 Pantai berbatu atau rocky shore
merupakan salah satu jenis pantai
yang tersusun oleh batuan induk yang keras
seperti batuan beku atau sedimen yang
keras atau secara umum tersusun oleh
bebatuan. Keadaan ini berlawanan dengan
penampilan pantai berpasir dan pantai
berlumpur yang hampir tandus.
 Dari semua pantai, pantai ini memiliki
berbagai organisme dengan keragaman
 Pantai berbatu menyediakan habitat
untuk tumbuhan dan hewan.
 Habitat ini berperan sebagai substrat,
tempat mencari makan, tempat
persembunyian serta tempat
berinteraksinya berbagai macam
organisme khususnya yang memiliki
hubungan rantai makanan. Daerah
intertidal khususnya pantai berbatu
meruapakan zona yang penting untuk
manusia dan organisme lain.
 Daerah ini banyak dihuni hewan
coelenterata, moluska, crustaceae dan
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
 Pantai Berpasir. Pantai berpasir
merupakan lingkungan yang sangat
dinamis, dimana struktur fisik habitatnya
digambarkan dengan adanya interaksi
antara pasir, gelombang, dan pasang
surut air laut.
 Pantai berpasir merupakan salah satu
jenis pantai yang dinamis karena
kemampuannya untuk menyerap energy
gelombang. Energy gelombang ini
dikeluarkan melalui pergerakan airnya
yang membawa pasir pantai ke luar
wilayah pantai pada saat gelombang
 Dua kelompok terbesar dari jenis pantai
berpasir adalah pantai berpasir yang
tersusun atas pasir silica dan pantai
berpasir yang terdiri dari pasir karbonat.
Pasir silica memiliki tingkat kerapatan
jenis yang sedikit lebih rendah (2,66
gram.cm3) dibandingkan pasir karbonat
(2,7  2,95 gram.cm3 pada kalsit dan
aragonite).
 Adapun kelompok makhluk hidup yang
mendiami habitat ekosistem pantai
berpasir terdiri dari kelompok
invertebrate dan makrofauna bentik.
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
 Pantai Berlumpur. Pantai berlumpur
merupakan pantai yang memiliki substrat
yang sangat halus dengan diameter kurang
dari 0.002 mm. Menurut Nybakken (1988)
pantai berlumpur berada pada daerah yang
terlindung dari hempasan gelombang secara
langsung.
 Pantai berlumpur dicirikan oleh ukuran
butiran sedimen sangat halus dan memiliki
tingkat bahan organik yang tinggi, pantai ini
pula banyak dipengaruhi oleh pasang surut
yang mengaduk sedimen secara periodik.
 Pelumpuran yang terjadi di wilayah pantai
tidak hanya disebabkan oleh energi
lingkungan rendah, akan tetapi bahwa
 Pantai berlumpur cenderung untuk
mengakumulasi bahan organik, sehingga
cukup banyak makanan yang potensial
bagi organisme pantai ini. Namun,
berlimpahnya partikel organik yang halus
yang mengendap di dataran lumpur juga
mempunyai kemampuan untuk
menyumbat permukaan alat pernafasan.
Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt
 Daya tahan terhadap kehilangan air. Organisme
yang hidup di daerah intertidal harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
kehilangan air selama berada di udara terbuka.
 Mekanisme sederhana ditunjukkan oleh hewan-
hewan yang bergerak, seperti kepiting, anemon,
Citon, dll. Hewan ini berpindah dari daerah
terbuka di intertidal ke dalam lubang, celah atau
galian yang basah atau bersembunyi dibawah
algae sehingga kehilangan air dapat dihindari.
 Mekanisme lain untuk beradaptasi terhadap
kehilangan air adalah melalui adaptasi struktural,
tingkah laku maupun keduanya. Beberapa species
dari teritip, gastropoda (Littorina) dan bivalvia
 Keseimbangan Panas. Organisme
intertidal memiliki keterbukaan terhadap
perubahan suhu yang ekstrem dan
memperlihatkan adaptasi tingkah laku
dan struktural tubuh untuk menjaga
keseimbangan panas internal. Beberapa
bentuk adaptasi antara lain:
 Memperbesar ukuran tubuh: Dengan
memperbesar ukuran tubuh berarti
perbandingan antara luas permukaan
dengan volume tubuh menjadi lebih kecil
sehingga luas daerah tubuh yang
mengalami peningkatan suhu menjadi
 Memperbanyak ukiran pada cangkang.
Ukiran-ukiran pada cangkang berfungsi
sebagai sirip radiator sehingga
hilangnya panas. Contoh Littorina dan
Tectarius.
 Hilangnya panas dapat juga diperbesar
melalui pembentukan warna tertentu
cangkang. Genera Nerita, dan Littorina
memiliki warna lebih terang
dengan kerabatnya yang hidup di daerah
lebih bawah (warna gelap akan menyerap
panas).
 Memliki persediaan air tambahan yang
 Tekanan Mekanik. Setiap organisme
intertidal perlu beradaptasi untuk
mempertahankan diri dari pengaruh
ombak. Gerakan ombak mempunyai
pengaruh yang berbeda pada pantai
berbatu, berpasir dan berlumpur
sehingga memiliki konsekuensi bentuk
adaptasi yang berbeda pada
organismenya. Beberapa bentuk adaptasi
antara lain:
 Melekat kuat pada substrat, seperti pada
 Melekat dengan kuat tetapi tidak
permanen seperti pada Mytillus
melalui cangkang mulutnya yang
putus dan dibentuk kembali.
 Mempertebal ukuran cangkang, lebih
tebal dibandingkan kerabatnya yang
hidup di daerah subtidal.
 Tekanan Salinitas. Zona intertidal
mendapat limpahan air tawar, yang dapat
menimbulkan masalah tekanan osmotik bagi
organisme yang hanya dapat hidup pada air
laut. Kebanyakan organisme intertidal
bersifat osmokonformer, tidak seperti
organisme estuaria. Adaptasi satu-satunya
adalah sama dengan yang dilakukan untuk
melindungi tubuh dari kekeringan yaitu
dengan menutup cangkangnya.
 Reproduksi. Kebanyakan organisme
intertidal hidup menetap atau melekat,
sehingga dalam penyebarannya mereka
menghasilkan telur atau larva yang bersifat
planktonik. Reproduksi dapat juga terjadi

More Related Content

What's hot (20)

Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
CIFOR-ICRAF
Pengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up wellingPengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up welling
Uswatun Khasanah
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Siti Sahati
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Ari Panggih Nugroho
Benthos Subtidal
Benthos SubtidalBenthos Subtidal
Benthos Subtidal
Padjadjaran University
PPT LAGUNA
PPT LAGUNAPPT LAGUNA
PPT LAGUNA
RiaAnggun
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan PantaiGeografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
cen27
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
Aguss Aja
Materi Estuari
Materi EstuariMateri Estuari
Materi Estuari
HellenLangie
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Sawargi Ppmkp
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alamPertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
ardhy muhfir
PPT Zonasi Laut KLP II.pptx
PPT Zonasi Laut KLP II.pptxPPT Zonasi Laut KLP II.pptx
PPT Zonasi Laut KLP II.pptx
IzzatunNafsi2
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Didi Sadili
EKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUTEKOLOGI LAUT
EKOLOGI LAUT
Febrina Tentaka
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
VOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkungan
Janiarto Paradise
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesia
Shanti Paramita J
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi mPpt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Helvi Musdarlia
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
Upaya Mitigasi dan Perubahan Iklim dengan Pemanfaatan Mangrove (Climate Chang...
CIFOR-ICRAF
Pengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up wellingPengantar oceanografi up welling
Pengantar oceanografi up welling
Uswatun Khasanah
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan LautDasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Dasar-Dasar Pengelolaan Pesisir Dan Laut
Siti Sahati
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.
Ari Panggih Nugroho
PPT LAGUNA
PPT LAGUNAPPT LAGUNA
PPT LAGUNA
RiaAnggun
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan PantaiGeografi Zona Pesisir dan Pantai
Geografi Zona Pesisir dan Pantai
cen27
Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air Fisiologi hewan air
Fisiologi hewan air
Aguss Aja
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikanKebiasaan dan cara memakan ikan
Kebiasaan dan cara memakan ikan
Sawargi Ppmkp
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alamPertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
Pertemuan 1 mitigasi bencana alam jenis & karakteristik bencana alam
ardhy muhfir
PPT Zonasi Laut KLP II.pptx
PPT Zonasi Laut KLP II.pptxPPT Zonasi Laut KLP II.pptx
PPT Zonasi Laut KLP II.pptx
IzzatunNafsi2
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungiPeraturan terkait biota laut yang dilindungi
Peraturan terkait biota laut yang dilindungi
Didi Sadili
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
1. presentasi bd perikanan laut dan pantai sebagai alternatif pemenuhan
VOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
Materi konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkunganMateri konservasi alam dan lingkungan
Materi konservasi alam dan lingkungan
Janiarto Paradise
Kebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesiaKebijakan perikanan indonesia
Kebijakan perikanan indonesia
Shanti Paramita J
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi mPpt.konservasi tingkat spesies helvi m
Ppt.konservasi tingkat spesies helvi m
Helvi Musdarlia

Similar to Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt (20)

Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
Register Undip
ekosistem biola.ppt
ekosistem biola.pptekosistem biola.ppt
ekosistem biola.ppt
ssuser7a746c
KONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.ppt
KONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.pptKONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.ppt
KONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.ppt
MRAJABMUAFA
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2
aswar hamzah
POLUSI LAUT
POLUSI LAUTPOLUSI LAUT
POLUSI LAUT
rantikaput
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
rantikaput
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
iswant mas
Microsoft word ekosistem air laut
Microsoft word   ekosistem air lautMicrosoft word   ekosistem air laut
Microsoft word ekosistem air laut
nitahabibah
PPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMI
PPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMIPPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMI
PPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMI
RianputraPratama1
Ekosistem perairan
Ekosistem perairanEkosistem perairan
Ekosistem perairan
lukman darwis
Llingkungan Penyelaman
Llingkungan PenyelamanLlingkungan Penyelaman
Llingkungan Penyelaman
Imam Tolkha
Biota laut dalam
Biota laut dalamBiota laut dalam
Biota laut dalam
Sakamoto Yujii
Aplikom
AplikomAplikom
Aplikom
Leea X-Friend
Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]
peye opey
Draft Visualizing Marine and Fisfhery publication
Draft Visualizing Marine and Fisfhery publicationDraft Visualizing Marine and Fisfhery publication
Draft Visualizing Marine and Fisfhery publication
sukardisudiono11
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
gio_simamora
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
gio_simamora
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
gio_simamora
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
Register Undip
ekosistem biola.ppt
ekosistem biola.pptekosistem biola.ppt
ekosistem biola.ppt
ssuser7a746c
KONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.ppt
KONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.pptKONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.ppt
KONDISI DAN SIFAT-SIFAT EKOSISTEM PANTAI.ppt
MRAJABMUAFA
Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2Aquatic biodiversity present 2
Aquatic biodiversity present 2
aswar hamzah
POLUSI LAUT
POLUSI LAUTPOLUSI LAUT
POLUSI LAUT
rantikaput
Power point terumbu karang
Power point terumbu karangPower point terumbu karang
Power point terumbu karang
rantikaput
Ekosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power PointEkosistem laut Power Point
Ekosistem laut Power Point
iswant mas
Microsoft word ekosistem air laut
Microsoft word   ekosistem air lautMicrosoft word   ekosistem air laut
Microsoft word ekosistem air laut
nitahabibah
PPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMI
PPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMIPPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMI
PPT TENTANG EKOSISTEM LINGKUNGAN DI BUMI
RianputraPratama1
Ekosistem perairan
Ekosistem perairanEkosistem perairan
Ekosistem perairan
lukman darwis
Llingkungan Penyelaman
Llingkungan PenyelamanLlingkungan Penyelaman
Llingkungan Penyelaman
Imam Tolkha
Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]Limnologi biota air tawar [danau]
Limnologi biota air tawar [danau]
peye opey
Draft Visualizing Marine and Fisfhery publication
Draft Visualizing Marine and Fisfhery publicationDraft Visualizing Marine and Fisfhery publication
Draft Visualizing Marine and Fisfhery publication
sukardisudiono11
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
gio_simamora
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
gio_simamora
Pelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alamPelestarian sumber-daya-alam
Pelestarian sumber-daya-alam
gio_simamora

More from KelasBiologi2 (20)

Pertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptx
Pertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptxPertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptx
Pertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptxPertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptxPertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptx
Pertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptxPertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptx
Pertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptx
KelasBiologi2
Webinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdf
Webinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdfWebinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdf
Webinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdf
KelasBiologi2
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
KelasBiologi2
KIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptx
KIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptxKIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptx
KIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptx
KelasBiologi2
kelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdf
kelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdfkelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdf
kelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdf
KelasBiologi2
Pertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptxPertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptx
Pertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptxPertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptx
Pertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptx
Pertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptxPertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptx
Pertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptx
KelasBiologi2
tanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptx
tanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptxtanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptx
tanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptx
KelasBiologi2
PPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdf
PPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdfPPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdf
PPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdf
KelasBiologi2
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptxWebinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
KelasBiologi2
KULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).ppt
KULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).pptKULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).ppt
KULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).ppt
KelasBiologi2
BAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptx
BAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptxBAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptx
BAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptx
KelasBiologi2
OPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptx
OPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptxOPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptx
OPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxPertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
KelasBiologi2
EKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).ppt
EKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).pptEKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).ppt
EKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).ppt
KelasBiologi2
Peran Bioteknologi peran dan prospek.ppt
Peran Bioteknologi peran dan prospek.pptPeran Bioteknologi peran dan prospek.ppt
Peran Bioteknologi peran dan prospek.ppt
KelasBiologi2
Pertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptx
Pertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptxPertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptx
Pertemuan kedelapan Sistem pernapasan.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptxPertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
Pertemuan tiga puluh tiga Teori Evolusi.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptxPertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 6 Sistem pencernaan manusia.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptx
Pertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptxPertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptx
Pertemuan 2 Keanekaragaman dan pengelompokan mahluk hidup.pptx
KelasBiologi2
Webinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdf
Webinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdfWebinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdf
Webinar_Ide_riset_zero_budget_bugdet.pdf
KelasBiologi2
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
1._Statistika_dan_pengujian_opuji_ (1).ppt
KelasBiologi2
KIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptx
KIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptxKIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptx
KIAT SUSUN PROPOSAL LAYAK MEMPEROLEH DANA.pptx
KelasBiologi2
kelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdf
kelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdfkelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdf
kelas9bioteknologi-221217115700-9e0bccb5.pdf
KelasBiologi2
Pertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptxPertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptx
Pertemuan 16 Gangguan system pencernaan manusia.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptx
Pertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptxPertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptx
Pertemuan 5 Struktur dan fungsi tumbuhan.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptx
Pertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptxPertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptx
Pertemuan 7 Sistem Ekskresi pada manusia.pptx
KelasBiologi2
tanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptx
tanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptxtanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptx
tanahdanorganisme-150614142646-lva1-app6892.pptx
KelasBiologi2
PPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdf
PPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdfPPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdf
PPT_GANGGUAN_SISTEM_KEKEBALAN_PADA_TUBUH.pdf
KelasBiologi2
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptxWebinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
Webinar How To Change Skripsi to Article-REVISI2.pptx
KelasBiologi2
KULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).ppt
KULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).pptKULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).ppt
KULTUR JARINGAN (dasar-dasar kultur jaringan tanaman).ppt
KelasBiologi2
BAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptx
BAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptxBAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptx
BAHAN GENETIK dan EKSPRESI GEN MAHLUK HIDUP.pptx
KelasBiologi2
OPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptx
OPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptxOPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptx
OPERASI DIRI pada tubuh manusia seperti apa.pptx
KelasBiologi2
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptxPertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
Pertemuan 1 Pengantar ekologi hewan.pptx
KelasBiologi2
EKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).ppt
EKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).pptEKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).ppt
EKOLOGI 2 (konsep relung dan habitat).ppt
KelasBiologi2
Peran Bioteknologi peran dan prospek.ppt
Peran Bioteknologi peran dan prospek.pptPeran Bioteknologi peran dan prospek.ppt
Peran Bioteknologi peran dan prospek.ppt
KelasBiologi2

Pertemuan 11 Karakteristik Ekologi Zona Intertidal.ppt

  • 2. Zona intertidal/litoral/pasang surut merupakan area yang berada di sepanjang garis pantai dan dipengaruhi oleh periode pasang surut air laut.
  • 3. Laut merupakan bagian dari ekosistem perairan yang memiliki ciri-ciri antara lain: bersifat continental (seluas benua), luas dan dalam, asin, memiliki arus dan gelombang, pasang-surut, dan dihuni oleh organisme baik plankton, neuston maupun bentos. Laut digambarkan dalam istilah zona atau daerah: (1) daerah litoral, atau daerah pasang surut, berbatasan dengan daratan, (2) daerah neritik, merupakan derah laut dangkal, daerah ini dapat ditembus cahaya matahari sampai ke dasar. Kedalamannya sampai 200 m. (3) daerah batial, merupakan daerah remang-remang, kedalamannya
  • 4. Zona intertidal memiliki luas yang sangat terbatas, meliputi wilayah yang terbuka pada saat surut tertinggi dan terendam air pada saat pasang tertinggi atau separuh waktu berupa ekosistem terrestrial dan separuhnya berupa ekosistem akuatik. Walaupun wilayahnya sempit, daerah intertidal memiliki variasi faktor lingkungan terbesar dibanding dengan ekosistem lainnya, dan variasi ini dapat
  • 7. Pasang Naik- Pasang Surut. Pasang-Surut adalah naik dan turunnya permukaan air laut secara periodik selama interval waktu tertentu.
  • 8. Pasang-surut merupakan faktor lingkungan paling penting yang mempengaruhi kehidupan di zona intertidal, pengaruh pasang-surut terhadap organisme dan komunitas zona intertidal paling jelas adalah kondisi yang menyebabkan daerah intertidal terkena udara terbuka secara periodik dengan kisaran parameter fisik yang cukup lebar. Organisme intertidal perlu kemampuan adaptasi agar dapat menempati daerah ini.
  • 9. Perbedaan waktu relatif antara lamanya suatu daerah tertentu di intertidal berada diudara terbuka dengan lamanya terendam air. Lamanya terkena udara terbuka merupakan hal yang sangat penting karena pada saat itulah organisme laut akan berada pada kisaran suhu terbesar dan kemungkinan mengalami kekeringan. Pengaruh pasang-surut yang lain adalah karena biasanya terjadi secara periodic maka pasang-surut cenderung membentuk irama tertentu dalam
  • 10. Suhu. Suhu di daerah intertidal biasanya mempunyai kisaran yang luas selama periode yang berbeda baik secara harian maupun musiman dan dapat melebihi kisaran toleransi organisme. Jika pasang-surut terjadi pada kisaran suhu udara maksimum (siang hari yang panas) maka batas letal dapat terlampaui, atau jika tidak terjadi kematian maka akan menurunkan daya tahan tubuh organisme sehingga tidak dapat menjalankan aktivitas seperti biasa dan akan mati karena sebab-sebab sekunder. Ombak/Gelombang. Pada pantai berpasir dan berlumpur kegiatan ombak dapat membongkar substrat sehingga mempengaruhi bentuk zona. Terpaan ombak dapat menjadi pembatas bagi organisme yang tidak dapat menahan terpaan
  • 11. Salinitas. Perubahan salinitas di daerah intertidal dapat melalui dua cara: Zona intertidal terbuka pada saat surut, dan kalau hal ini terjadi pada saat hujan lebat maka salinitas akan turun. Apabila penurunan ini melewati batas toleransi bagi organisme (sebagian besar organisme intertidal stenohalin dan osmokonformer) maka organisme dapat mati. Pada daerah intertidal pantai berbatu yang memiliki banyak cekungan, daerah ini dapat digenangi air tawar yang masuk ketika hujan deras sehingga menurunkan salinitas, atau memperlihatkan kenaikan salinitas jika
  • 12. Substrat Dasar. Substrat dasar zona intertidal memiliki variasi yang berbeda dan dapat berupa pasir, lumpur maupun berbatu. Substrat dasar ini menyebabkan perbedaan struktur komunitas flora dan fauna yang berbeda.
  • 13. Secara umum kita dapat membagi tipe-tipe pantai berdasarkan material/substrat penyusun dasar perairan, antara lain: tipe pantai berbatu, berpasir, dan berlumpur. Pantai berbatu atau rocky shore merupakan salah satu jenis pantai yang tersusun oleh batuan induk yang keras seperti batuan beku atau sedimen yang keras atau secara umum tersusun oleh bebatuan. Keadaan ini berlawanan dengan penampilan pantai berpasir dan pantai berlumpur yang hampir tandus. Dari semua pantai, pantai ini memiliki berbagai organisme dengan keragaman
  • 14. Pantai berbatu menyediakan habitat untuk tumbuhan dan hewan. Habitat ini berperan sebagai substrat, tempat mencari makan, tempat persembunyian serta tempat berinteraksinya berbagai macam organisme khususnya yang memiliki hubungan rantai makanan. Daerah intertidal khususnya pantai berbatu meruapakan zona yang penting untuk manusia dan organisme lain. Daerah ini banyak dihuni hewan coelenterata, moluska, crustaceae dan
  • 16. Pantai Berpasir. Pantai berpasir merupakan lingkungan yang sangat dinamis, dimana struktur fisik habitatnya digambarkan dengan adanya interaksi antara pasir, gelombang, dan pasang surut air laut. Pantai berpasir merupakan salah satu jenis pantai yang dinamis karena kemampuannya untuk menyerap energy gelombang. Energy gelombang ini dikeluarkan melalui pergerakan airnya yang membawa pasir pantai ke luar wilayah pantai pada saat gelombang
  • 17. Dua kelompok terbesar dari jenis pantai berpasir adalah pantai berpasir yang tersusun atas pasir silica dan pantai berpasir yang terdiri dari pasir karbonat. Pasir silica memiliki tingkat kerapatan jenis yang sedikit lebih rendah (2,66 gram.cm3) dibandingkan pasir karbonat (2,7 2,95 gram.cm3 pada kalsit dan aragonite). Adapun kelompok makhluk hidup yang mendiami habitat ekosistem pantai berpasir terdiri dari kelompok invertebrate dan makrofauna bentik.
  • 19. Pantai Berlumpur. Pantai berlumpur merupakan pantai yang memiliki substrat yang sangat halus dengan diameter kurang dari 0.002 mm. Menurut Nybakken (1988) pantai berlumpur berada pada daerah yang terlindung dari hempasan gelombang secara langsung. Pantai berlumpur dicirikan oleh ukuran butiran sedimen sangat halus dan memiliki tingkat bahan organik yang tinggi, pantai ini pula banyak dipengaruhi oleh pasang surut yang mengaduk sedimen secara periodik. Pelumpuran yang terjadi di wilayah pantai tidak hanya disebabkan oleh energi lingkungan rendah, akan tetapi bahwa
  • 20. Pantai berlumpur cenderung untuk mengakumulasi bahan organik, sehingga cukup banyak makanan yang potensial bagi organisme pantai ini. Namun, berlimpahnya partikel organik yang halus yang mengendap di dataran lumpur juga mempunyai kemampuan untuk menyumbat permukaan alat pernafasan.
  • 22. Daya tahan terhadap kehilangan air. Organisme yang hidup di daerah intertidal harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap kehilangan air selama berada di udara terbuka. Mekanisme sederhana ditunjukkan oleh hewan- hewan yang bergerak, seperti kepiting, anemon, Citon, dll. Hewan ini berpindah dari daerah terbuka di intertidal ke dalam lubang, celah atau galian yang basah atau bersembunyi dibawah algae sehingga kehilangan air dapat dihindari. Mekanisme lain untuk beradaptasi terhadap kehilangan air adalah melalui adaptasi struktural, tingkah laku maupun keduanya. Beberapa species dari teritip, gastropoda (Littorina) dan bivalvia
  • 23. Keseimbangan Panas. Organisme intertidal memiliki keterbukaan terhadap perubahan suhu yang ekstrem dan memperlihatkan adaptasi tingkah laku dan struktural tubuh untuk menjaga keseimbangan panas internal. Beberapa bentuk adaptasi antara lain: Memperbesar ukuran tubuh: Dengan memperbesar ukuran tubuh berarti perbandingan antara luas permukaan dengan volume tubuh menjadi lebih kecil sehingga luas daerah tubuh yang mengalami peningkatan suhu menjadi
  • 24. Memperbanyak ukiran pada cangkang. Ukiran-ukiran pada cangkang berfungsi sebagai sirip radiator sehingga hilangnya panas. Contoh Littorina dan Tectarius. Hilangnya panas dapat juga diperbesar melalui pembentukan warna tertentu cangkang. Genera Nerita, dan Littorina memiliki warna lebih terang dengan kerabatnya yang hidup di daerah lebih bawah (warna gelap akan menyerap panas). Memliki persediaan air tambahan yang
  • 25. Tekanan Mekanik. Setiap organisme intertidal perlu beradaptasi untuk mempertahankan diri dari pengaruh ombak. Gerakan ombak mempunyai pengaruh yang berbeda pada pantai berbatu, berpasir dan berlumpur sehingga memiliki konsekuensi bentuk adaptasi yang berbeda pada organismenya. Beberapa bentuk adaptasi antara lain: Melekat kuat pada substrat, seperti pada
  • 26. Melekat dengan kuat tetapi tidak permanen seperti pada Mytillus melalui cangkang mulutnya yang putus dan dibentuk kembali. Mempertebal ukuran cangkang, lebih tebal dibandingkan kerabatnya yang hidup di daerah subtidal.
  • 27. Tekanan Salinitas. Zona intertidal mendapat limpahan air tawar, yang dapat menimbulkan masalah tekanan osmotik bagi organisme yang hanya dapat hidup pada air laut. Kebanyakan organisme intertidal bersifat osmokonformer, tidak seperti organisme estuaria. Adaptasi satu-satunya adalah sama dengan yang dilakukan untuk melindungi tubuh dari kekeringan yaitu dengan menutup cangkangnya. Reproduksi. Kebanyakan organisme intertidal hidup menetap atau melekat, sehingga dalam penyebarannya mereka menghasilkan telur atau larva yang bersifat planktonik. Reproduksi dapat juga terjadi

Editor's Notes

  • #12: Stenohalin: organisme pada kisaran toleransi sempit Osmokonformer: organisme laut yang hidup dengan kemampuan tekanan osmotik internal tubuhnya stabil terlpeas pengaruh dari lingkungan