際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pertemuan 3
PANCASILA DALAM
KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN
BANGSA INDONESIA
RECY HARVIANI ZURWANTY,M.PD
PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia (RI). Sebelum
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilai Pancasila telah
ada pada bangsa Indonesia. Sejak zaman dahulu, sebelum bangsa Indonesia
mendirikan negara, nilai-nilai itu telah ada dan melekat dalam kehidupan sehari-
hari sebagai pandangan hidup masyarakat. Nilai-nilai itu diangkat dan
dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai
dasar filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara
formal dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia
sembilan, sidang BPUPKI kedua, dan akhirnya disahkan secara yuridis sebagai
dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan. Dalam kenyataannya, secara
objektif nilai Pancasila telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman sebelum
mendirikan negara. Terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses
sejarah yang cukup panjang, yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-
kerajaan pada abad IV dan abad V. Dasar negara kebangsaan Indonesia ini mulai
tampak pada abad VII, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra
di Palembang. Diteruskan pula pada masa Kerajaan Airlangga dan Majapahit di
Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
ZAMAN KERAJAAN KUTAI
Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, kerajaan tertua di
Indonesia adalah kerajaan Kutai, dengan ditemukannya prasasti berupa 7 yupa
(tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut, dapat diketahui bahwa Raja
Mulawarman merupakan keturunan dari Raja Aswawarman dan Raja
Arwawarman merupakan keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman,
menurut prasasti tersebut, mengadakan kenduri dan memberi sedekah 20.000
lembu kepada para Brahmana, dan mereka membangun yupa sebagai tanda
terima kasih kepada raja yang dermawan.
Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya
ini menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan,
kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana
ZAMAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Menurut Mr. Muhammad Yamin, bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia
tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek
moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga
tahap. Pertama, zaman Sriwjaya di bawah wangsa Syailendra (600 1400), yang
bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293 1525) yang
bercirikan keprabuan. Kedua tahap ini merupakan negara kebangsaan Indonesia
lama. Ketiga, negara kebangsaan modern, yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang
negara Proklamasi 17 Agustus 1945).
Dalam hal sistem pemerintahan kerajaan ini menjalankan nilai ketuhanan dengan
cara membentuk pengurus pajak harta benda kerajaan serta melibatkan rohaniwan
dan pengawasan pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci.
ZAMAN KERAJAAN SEBELUM MAJAPAHIT
Sebelum Majapahit muncul sebagai kerajaan yang memancangkan nilai-nilai
nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur
secara silih berganti. Misalnya, Kerajaan Kalingga pada abad VII, Sanjaya pada
abad VIII yang ikut membantu membangun Candi Kalasan untuk Dewa Tara
dan sebuah Wihara untuk pendeta Buddha yang didirikan di Jawa Tengah
bersama dinasti Syailendra (abad VII dan IX). Releksi puncak budaya dari Jawa
Tengah dalam periode-periode kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya
candi Borobudur (candi agama Buddha pada abad IX) dan candi Prambanan
(candi agama Hindu pada abad X).
ZAMAN MAJAPAHIT
Pada tahun 1293 berdirilah Kerajaan Majapahit yang mencapai zaman
keemasannya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih gajah
Mada yang dibantu oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya
menguasai Nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya
membentang dari Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat
melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu, agama Hindu dan Buddha, hidup berdampingan dengan damai
dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab
tersebut telah terdapat istilah Pancasila. empu Tantular mengarang buku
Sutasoma, dan di dalam buku itulah kita jumpai slogan persatuan nasional Bhineka
Tunggal Ika, yang bunyi lengkapnya Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrua, artinya walaupun berbeda, namun satu jua adanya; sebab tak ada agama
yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan
agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Buddha. Bahkan salah satu bawahan
kekuasaannya, Samudra Pasai justru telah memeluk agama Islam. Toleransi positif
dalam bidang agama djunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.
ZAMAN PENJAJAHAN
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka agama Islam
berkembang dengan pesat. Bersamaan dengan itu, berkembang pula kerajaan-
kerajaan Islam, seperti Kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang
eropa di Nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti
oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah. Bangsa eropa
yang pertama datang ke Indonesia untuk berdagang adalah orang-orang Portugis.
Namun lama-kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukkan peranannya dalam
bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktik penjajahan, misalnya Malaka
sejak tahun 1511 telah dikuasai oleh Portugis.
Pada akhir abad XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan
menempuh jalan yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan di antara
mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang
yang bernama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), yang di kalangan rakyat
dikenal dengan istilah kompeni. Praktik-praktik VOC mulai kelihatan penuh
paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai melakukan perlawanan. Kerajaan Mataram
di bawah pemerintahan Sultan Agung (16131645) berupaya mengadakan
perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan 1929. Walaupun tidak
berhasil meruntuhkan, gubernur Jenderal J.P. Coen tewas dalam serangan Sultan
Agung yang kedua itu.
KEBANGKITAN NASIONAL
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadi pergolakan kebangkitan
Dunia Timur, dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Beberapa di
antaranya yaitu Republik Filipina (1898), yang dipelopori Joze Rizal; kemenangan
Jepang atas Rusia (1905); gerakan Sun Yat Sen dengan Republik Cina (1911); dan
Partai Kongres di India dengan tokoh Tilak dan gandhi. Begitu pun di Indonesia,
bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu Kebangkitan Nasional
(1908) dipelopori dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomonya. gerakan ini
merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki
kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
SUMPAH PEMUDA
Sejak 1926, telah ada beberapa organisasi yang memiliki kecenderungan pada
persatuan dan kesatuan bangsa diantaranya adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar
Indonesia (PPI) dan Pemuda Indonesia. Pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926 di
selenggarakan Kongres Pemuda I dengan tujuan memperkuat dan memperluas
kesatuan pemuda untuk mencapai Indonesia merdeka.
Tanggal 26 - 28 Oktober 1928 diselenggarakan kembali Kongres Pemuda II yang
dihadiri oleh sembilan organisasi pemuda dan beberapa tokoh politik seperti
Soekarno, Sartono dan Sunaryo. Dan juga dikumandangkan pada saat itu Sumpah
Pemuda.
ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG
Terdeseknya Jepang dari peperangan melawan sekutu yaitu Amerika, Inggris,
Rusia, Perancis dan anggota sekutu lainnya, membuatnya berbaik hati kepada bangsa
Indonesia agar mendapat dukungan dan simpati. Jepang menjanjikan akan
memberikan kemerdekaan.
Untuk merealisasikan janji itu Jepang membentuk suatu badan untuk
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan tersebut
dinamakan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau
BPUPKI yang dalam istilah Jepangnya di sebut Dokuritzu Zyumbi Tjosakai yang
diketuai oleh Dr.K.R.T Radjiman Wediodiningrat.
SIDANG BPUPKI PERTAMA
Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari. Berturut-turut yang
tampil untuk berpidato menyampaikan usulannya dalam sidang tersebut, yaitu (a)
tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin; (b) tanggal 31 Mei 1945, Prof. Soepomo; dan
(c) tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno.
1. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)
Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan
dasar negara Indonesia sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3)
Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan (a. Permusyawaratan, b. Perwakilan, c.
Kebjaksanaan), dan 5) Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).
2. Prof.Dr.Soepomo (31 Mei 1945)
Pidatonya berisikan tentang penjelasan yang berbunyi terkait dengan dasar negara, yaitu : 1)
Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir dan batin, 4) Musyawarah, 5) Keadilan
rakyat.
3. Ir. Soekarno (1 juni 1945)
Usulan dasar negara dalam sidang BPUPKI pertama berikutnya adalah pidato dari Ir.
Soekarno, yang disampaikan secara lisan tanpa teks. Beliau mengusulkan dasar negara yang
terdiri atas lima prinsip, yaitu: 1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia), 2) Internasionalisme
(peri kemanusiaan), 3) Mufakat (demokrasi), 4) Kesejahteraan sosial, 5) Ketuhanan Yang
Maha esa.
Lima prinsip dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno dinamai Pancasila atas saran teman
beliau seorang ahli bahasa. Berikutnya, menurut Soekarno kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri
Sila yang meliputi: (1) Sosio nasionalisme yang merupakan sintesis dari Kebangsaan (nasionalisme)
dengan Peri kemanusiaan (internasionalisme), (2) Sosio demokrasi yang merupakan sintesis dari Mufakat
(demokrasi), dengan Kesejahteraan sosial, serta (3) Ketuhanan.
Berikutnya beliau juga mengusulkan bahwa Tri Sila dapat diperas menjadi Eka Sila yang intinya
adalah gotong royong. Beliau mengusulkan bahwa Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia atau theosophische grondslag, juga pandangan dunia yang setingkat
dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai weltanschauung dan atas dasar itulah didirikan negara
Indonesia. Sangat menarik untuk dikaji bahwa usulan beliau ini selain disampaikan secara lisan juga
dalam uraiannya membandingkan dasar ilsafat negara Pancasila dengan ideologi-ideologi basis dunia,
seperti liberalisme, komunisme, chauvinisme, dan kosmopolitisme serta ideologi besar dunia lainnya
SIDANG BPUPKI KEDUA (10 -16 Juli 1945)
Sebelum sidang BPUPKI kedua dimulai, terjadi penambahan enam anggota baru Badan Penyelidik,
yaitu Abdul Fatah Hasan, Asikin Natanegara, Soerjo Hamidjojo, Muhammad Noor, Besari, dan Abdul
Kafar.
Selain itu, Ir. Soekarno yang merupakan Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil pertemuan yang dilakukan
sejak 1 Juni yang telah lalu. Dalam laporan itu, pada 22 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuan
antara Panitia Kecil dan anggota Badan Penyelidik. Anggota yang hadir di dalam pertemuan itu berjumlah
38, yaitu anggota yang bertempat tinggal di Jakarta dan anggota penyelidik yang merangkap menjadi
anggota Tituoo Sangi In dari luar Jakarta.
Pertemuan ini diadakan di gedung Kantor Besar Jawa Hooko Kai (kantor tempat Bung Karno sebagai
Honbucoo/Sekretaris Jenderal Hooko Kai). Mereka membentuk panitia kecil terdiri atas sembilan orang
atau Panitia Sembilan yang beranggotakan Ir. Soekarno, Wachid Hasyim, Mr. Muh. Yamin, Mr. A.A.
Maramis, Drs. Muh. Hata, Mr. Achmad Soebardjo, Kiai Abdul Kahar Muzakar, Abikoesno Tjokrosoejoso,
dan H. Agus Salim.
PROKLAMASI KEMERDEKAAN
Kemenangan sekutu dalam Perang Dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia. Menurut pengumuman Nanpoo
Gun (pemerintah tentara Jepang untuk seluruh daerah selatan) tanggal 7 Agustus 1945 (Kan Poo No. 72/2605 k.11), pada
pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritsu Junbi Inkai.
Untuk mempersiapkan proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno-Hata pergi ke rumah Laksamana Maeda di Jl.
Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No. 1). Di sana telah berkumpul di antaranya B.M. Diah, Bakri, Sayuti
Melik, Iwa Kusumasumantri, Chaerul Saleh, dkk., untuk menegaskan agar pemerintah Jepang tidak campur tangan tentang
proklamasi. Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hata mengadakan pertemuan pada larut malam dengan Mr. Achmad
Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik, Dr. Buntaran, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan beberapa anggota
PPKI untuk merumuskan redaksi naskah proklamasi.
Pada pertemuan tersebut, akhirnya konsep Ir. Soekarno yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik. Kemudian pagi harinya
pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jumat, pukul 10.00 WIB, Bung Karno dengan
didampingi Bung Hata membacakan naskah proklamasi
SIDANG PPKI
Keesokannya setelah hari proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang yang
pertama. Sebelum sidang resmi dimulai, kira-kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa
perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah Pembukaan UUD 1945 yang pada saat itu dikenal dengan
nama Piagam Jakarta, terutama yang menyangkut perubahan sila pertama Pancasila. Di dalam pertemuan tersebut,
para pendiri negara kita bermusyawarah dengan moral yang luhur sehingga mencapai suatu kesepakatan, dan
akhirnya disempurnakan sebagaimana naskah Pembukaan UUD 1945 sekarang ini.
Sidang pertama PPKI menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut.
a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi:
1. Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.
2. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945,
setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta, kemudian
berfungsi sebagai UUD 1945.
b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.
c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat.
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Pertemuan ke-3 Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia (1).pptx (20)

Pancasila 2 sejarah.pptx
Pancasila 2 sejarah.pptxPancasila 2 sejarah.pptx
Pancasila 2 sejarah.pptx
NoviandiHarahap
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
Azza Mafazah
pptpend-171020135819.pdf
pptpend-171020135819.pdfpptpend-171020135819.pdf
pptpend-171020135819.pdf
HikmaWati22
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaBab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Suliantika Riani
Pancasila bab ii
Pancasila bab iiPancasila bab ii
Pancasila bab ii
07051994
Materi PERTEMUAN 2 Tentang PANCASILA.pptx
Materi PERTEMUAN  2  Tentang PANCASILA.pptxMateri PERTEMUAN  2  Tentang PANCASILA.pptx
Materi PERTEMUAN 2 Tentang PANCASILA.pptx
indrasako758
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesiaPanacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Iwan Sutriono
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSAPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
IntanAndrianiHasanah
STIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptx
STIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptxSTIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptx
STIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptx
MuhammadHazim23698
Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaSejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya Pancasila
Dwi Ayu
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaanPancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
febiadwiana
9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt
9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt
9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt
dinarosadi52
Mata Kuliah Pancasila Prodi D3 Kebidanan
Mata Kuliah Pancasila Prodi D3 KebidananMata Kuliah Pancasila Prodi D3 Kebidanan
Mata Kuliah Pancasila Prodi D3 Kebidanan
SulastriPurba5
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasilaNilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Majid Abdullah
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSAPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
Egar Fatmala
2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx
2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx
2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx
bimazco45
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.pptsejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
MukhamadShokheh
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.pptsejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
MukhamadShokheh
Pancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesiaPancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesia
Ririn Khairin N
Pancasila 2 sejarah.pptx
Pancasila 2 sejarah.pptxPancasila 2 sejarah.pptx
Pancasila 2 sejarah.pptx
NoviandiHarahap
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
PPT Pend. Pancasila Oleh Kelompok 1
Azza Mafazah
pptpend-171020135819.pdf
pptpend-171020135819.pdfpptpend-171020135819.pdf
pptpend-171020135819.pdf
HikmaWati22
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesiaBab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Bab 2[1]. sejarah perjuangan bangsa indonesia
Suliantika Riani
Pancasila bab ii
Pancasila bab iiPancasila bab ii
Pancasila bab ii
07051994
Materi PERTEMUAN 2 Tentang PANCASILA.pptx
Materi PERTEMUAN  2  Tentang PANCASILA.pptxMateri PERTEMUAN  2  Tentang PANCASILA.pptx
Materi PERTEMUAN 2 Tentang PANCASILA.pptx
indrasako758
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesiaPanacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Panacasila dalam kajian sejarah perjuangan bangsa indonesia
Iwan Sutriono
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSAPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
IntanAndrianiHasanah
STIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptx
STIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptxSTIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptx
STIMA IMMI Modul 2 - Pancasila Dalam Kajian Sejarah.pptx
MuhammadHazim23698
Sejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya PancasilaSejarah Lahirnya Pancasila
Sejarah Lahirnya Pancasila
Dwi Ayu
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaanPancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
Pancasila dalam konteks sejarah indonesia pertumbuhan paham kebangsaan
febiadwiana
9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt
9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt
9. Pancasila Dalam Kontekas Sejarah Perjuangan Bangsa.ppt
dinarosadi52
Mata Kuliah Pancasila Prodi D3 Kebidanan
Mata Kuliah Pancasila Prodi D3 KebidananMata Kuliah Pancasila Prodi D3 Kebidanan
Mata Kuliah Pancasila Prodi D3 Kebidanan
SulastriPurba5
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasilaNilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Nilai nilai pancasila dan proses perumusan pancasila
Majid Abdullah
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSAPANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
Egar Fatmala
2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx
2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx
2 masa lahirnya pancasila dalam nkri.pptx
bimazco45
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.pptsejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
MukhamadShokheh
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.pptsejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
sejarah-perjuangan-bangsa-indonesia-4.ppt
MukhamadShokheh
Pancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesiaPancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesia
Pancasila dalam konteks perjuangan sejarah bangsa indonesia
Ririn Khairin N

Recently uploaded (20)

Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxSENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
Mirza836129
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Kelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam Kehidupanku
Kelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam KehidupankuKelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam Kehidupanku
Kelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam Kehidupanku
suandi01
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
SofyanSkmspd
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...
Murad Maulana
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
02_Konjugat_Bilangan_Kompleks (Unpak).pdf
AsepSaepulrohman4
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdfRencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
Rencana PS Bahasa Indonesia Format Baru.pdf
edenmanoppo
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta FungsinyaPPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
PPT Komponen Penyusun Darah Beserta Fungsinya
mileniumiramadhanti
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"
MUMUL CHAN
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptxPPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
PPT Perkawinan (Poligami, Monogami).pptx
rahmiati190700
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docxSENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
SENARAI & JADWAL PEMBICARA Ramadan Masjid Kampus UGM 1446 Hijriah.docx
Mirza836129
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
1. -MICROTEACHING- Modul Penanganan Kekerasan.pptx
SofyanSkmspd
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Kelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam Kehidupanku
Kelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam KehidupankuKelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam Kehidupanku
Kelas 5 Mapel P.Pancasila Bab 2 Norma Dalam Kehidupanku
suandi01
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.pptenzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
enzim mikroba KULIAH BIOLOGI MIKROPANGAN.ppt
ParlikPujiRahayu
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptxPPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
PPT Qurdis Bab 4 kelas IX MTs/SMP SMT 2.pptx
hendipurnama1
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester KartografiRancangan Pembelajaran Semester Kartografi
Rancangan Pembelajaran Semester Kartografi
khairizal2005
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptxBAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
BAHAN UNTUK PELATIHAN PS, DRIGEN, MAZMUR.pptx
LunduSitohang
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
1 PPT PENERAPAN PUNGSI DANTUGAS 2 P3K OK.pdf
SofyanSkmspd

Pertemuan ke-3 Pancasila dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia (1).pptx

  • 1. Pertemuan 3 PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA RECY HARVIANI ZURWANTY,M.PD
  • 2. PANCASILA DALAM SEJARAH BANGSA INDONESIA Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia (RI). Sebelum disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilai Pancasila telah ada pada bangsa Indonesia. Sejak zaman dahulu, sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, nilai-nilai itu telah ada dan melekat dalam kehidupan sehari- hari sebagai pandangan hidup masyarakat. Nilai-nilai itu diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia sembilan, sidang BPUPKI kedua, dan akhirnya disahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia.
  • 3. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, serta Keadilan. Dalam kenyataannya, secara objektif nilai Pancasila telah dimiliki bangsa Indonesia sejak zaman sebelum mendirikan negara. Terbentuknya negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang, yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan- kerajaan pada abad IV dan abad V. Dasar negara kebangsaan Indonesia ini mulai tampak pada abad VII, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di bawah wangsa Syailendra di Palembang. Diteruskan pula pada masa Kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
  • 4. ZAMAN KERAJAAN KUTAI Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400 M, kerajaan tertua di Indonesia adalah kerajaan Kutai, dengan ditemukannya prasasti berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut, dapat diketahui bahwa Raja Mulawarman merupakan keturunan dari Raja Aswawarman dan Raja Arwawarman merupakan keturunan dari Kudungga. Raja Mulawarman, menurut prasasti tersebut, mengadakan kenduri dan memberi sedekah 20.000 lembu kepada para Brahmana, dan mereka membangun yupa sebagai tanda terima kasih kepada raja yang dermawan. Masyarakat Kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana
  • 5. ZAMAN KERAJAAN SRIWIJAYA Menurut Mr. Muhammad Yamin, bahwa berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap. Pertama, zaman Sriwjaya di bawah wangsa Syailendra (600 1400), yang bercirikan kedatuan. Kedua, negara kebangsaan zaman Majapahit (1293 1525) yang bercirikan keprabuan. Kedua tahap ini merupakan negara kebangsaan Indonesia lama. Ketiga, negara kebangsaan modern, yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang negara Proklamasi 17 Agustus 1945). Dalam hal sistem pemerintahan kerajaan ini menjalankan nilai ketuhanan dengan cara membentuk pengurus pajak harta benda kerajaan serta melibatkan rohaniwan dan pengawasan pembangunan gedung-gedung dan patung-patung suci.
  • 6. ZAMAN KERAJAAN SEBELUM MAJAPAHIT Sebelum Majapahit muncul sebagai kerajaan yang memancangkan nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah dan Jawa Timur secara silih berganti. Misalnya, Kerajaan Kalingga pada abad VII, Sanjaya pada abad VIII yang ikut membantu membangun Candi Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah Wihara untuk pendeta Buddha yang didirikan di Jawa Tengah bersama dinasti Syailendra (abad VII dan IX). Releksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam periode-periode kerajaan-kerajaan tersebut adalah dibangunnya candi Borobudur (candi agama Buddha pada abad IX) dan candi Prambanan (candi agama Hindu pada abad X).
  • 7. ZAMAN MAJAPAHIT Pada tahun 1293 berdirilah Kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih gajah Mada yang dibantu oleh laksamana Nala dalam memimpin armadanya menguasai Nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya membentang dari Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang) sampai Irian Barat melalui Kalimantan Utara.
  • 8. Pada waktu itu, agama Hindu dan Buddha, hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan. Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah Pancasila. empu Tantular mengarang buku Sutasoma, dan di dalam buku itulah kita jumpai slogan persatuan nasional Bhineka Tunggal Ika, yang bunyi lengkapnya Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua, artinya walaupun berbeda, namun satu jua adanya; sebab tak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu, yaitu agama Hindu dan Buddha. Bahkan salah satu bawahan kekuasaannya, Samudra Pasai justru telah memeluk agama Islam. Toleransi positif dalam bidang agama djunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.
  • 9. ZAMAN PENJAJAHAN Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka agama Islam berkembang dengan pesat. Bersamaan dengan itu, berkembang pula kerajaan- kerajaan Islam, seperti Kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang eropa di Nusantara. Mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah. Bangsa eropa yang pertama datang ke Indonesia untuk berdagang adalah orang-orang Portugis. Namun lama-kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukkan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktik penjajahan, misalnya Malaka sejak tahun 1511 telah dikuasai oleh Portugis.
  • 10. Pada akhir abad XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan di antara mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), yang di kalangan rakyat dikenal dengan istilah kompeni. Praktik-praktik VOC mulai kelihatan penuh paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai melakukan perlawanan. Kerajaan Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung (16131645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan 1929. Walaupun tidak berhasil meruntuhkan, gubernur Jenderal J.P. Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.
  • 11. KEBANGKITAN NASIONAL Pada abad XX di panggung politik internasional terjadi pergolakan kebangkitan Dunia Timur, dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Beberapa di antaranya yaitu Republik Filipina (1898), yang dipelopori Joze Rizal; kemenangan Jepang atas Rusia (1905); gerakan Sun Yat Sen dengan Republik Cina (1911); dan Partai Kongres di India dengan tokoh Tilak dan gandhi. Begitu pun di Indonesia, bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu Kebangkitan Nasional (1908) dipelopori dr. Wahidin Sudirohusodo dengan Budi Utomonya. gerakan ini merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
  • 12. SUMPAH PEMUDA Sejak 1926, telah ada beberapa organisasi yang memiliki kecenderungan pada persatuan dan kesatuan bangsa diantaranya adalah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPI) dan Pemuda Indonesia. Pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926 di selenggarakan Kongres Pemuda I dengan tujuan memperkuat dan memperluas kesatuan pemuda untuk mencapai Indonesia merdeka. Tanggal 26 - 28 Oktober 1928 diselenggarakan kembali Kongres Pemuda II yang dihadiri oleh sembilan organisasi pemuda dan beberapa tokoh politik seperti Soekarno, Sartono dan Sunaryo. Dan juga dikumandangkan pada saat itu Sumpah Pemuda.
  • 13. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG Terdeseknya Jepang dari peperangan melawan sekutu yaitu Amerika, Inggris, Rusia, Perancis dan anggota sekutu lainnya, membuatnya berbaik hati kepada bangsa Indonesia agar mendapat dukungan dan simpati. Jepang menjanjikan akan memberikan kemerdekaan. Untuk merealisasikan janji itu Jepang membentuk suatu badan untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia. Badan tersebut dinamakan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau BPUPKI yang dalam istilah Jepangnya di sebut Dokuritzu Zyumbi Tjosakai yang diketuai oleh Dr.K.R.T Radjiman Wediodiningrat.
  • 14. SIDANG BPUPKI PERTAMA Sidang BPUPKI pertama dilaksanakan selama empat hari. Berturut-turut yang tampil untuk berpidato menyampaikan usulannya dalam sidang tersebut, yaitu (a) tanggal 29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin; (b) tanggal 31 Mei 1945, Prof. Soepomo; dan (c) tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno. 1. Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945) Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945, Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar negara Indonesia sebagai berikut: 1) Peri Kebangsaan, 2) Peri Kemanusiaan, 3) Peri Ketuhanan, 4) Peri Kerakyatan (a. Permusyawaratan, b. Perwakilan, c. Kebjaksanaan), dan 5) Kesejahteraan Rakyat (Keadilan Sosial).
  • 15. 2. Prof.Dr.Soepomo (31 Mei 1945) Pidatonya berisikan tentang penjelasan yang berbunyi terkait dengan dasar negara, yaitu : 1) Persatuan, 2) Kekeluargaan, 3) Keseimbangan lahir dan batin, 4) Musyawarah, 5) Keadilan rakyat. 3. Ir. Soekarno (1 juni 1945) Usulan dasar negara dalam sidang BPUPKI pertama berikutnya adalah pidato dari Ir. Soekarno, yang disampaikan secara lisan tanpa teks. Beliau mengusulkan dasar negara yang terdiri atas lima prinsip, yaitu: 1) Nasionalisme (kebangsaan Indonesia), 2) Internasionalisme (peri kemanusiaan), 3) Mufakat (demokrasi), 4) Kesejahteraan sosial, 5) Ketuhanan Yang Maha esa.
  • 16. Lima prinsip dasar negara tersebut kemudian oleh Soekarno dinamai Pancasila atas saran teman beliau seorang ahli bahasa. Berikutnya, menurut Soekarno kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Tri Sila yang meliputi: (1) Sosio nasionalisme yang merupakan sintesis dari Kebangsaan (nasionalisme) dengan Peri kemanusiaan (internasionalisme), (2) Sosio demokrasi yang merupakan sintesis dari Mufakat (demokrasi), dengan Kesejahteraan sosial, serta (3) Ketuhanan. Berikutnya beliau juga mengusulkan bahwa Tri Sila dapat diperas menjadi Eka Sila yang intinya adalah gotong royong. Beliau mengusulkan bahwa Pancasila merupakan dasar filsafat negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia atau theosophische grondslag, juga pandangan dunia yang setingkat dengan aliran-aliran besar dunia atau sebagai weltanschauung dan atas dasar itulah didirikan negara Indonesia. Sangat menarik untuk dikaji bahwa usulan beliau ini selain disampaikan secara lisan juga dalam uraiannya membandingkan dasar ilsafat negara Pancasila dengan ideologi-ideologi basis dunia, seperti liberalisme, komunisme, chauvinisme, dan kosmopolitisme serta ideologi besar dunia lainnya
  • 17. SIDANG BPUPKI KEDUA (10 -16 Juli 1945) Sebelum sidang BPUPKI kedua dimulai, terjadi penambahan enam anggota baru Badan Penyelidik, yaitu Abdul Fatah Hasan, Asikin Natanegara, Soerjo Hamidjojo, Muhammad Noor, Besari, dan Abdul Kafar. Selain itu, Ir. Soekarno yang merupakan Ketua Panitia Kecil melaporkan hasil pertemuan yang dilakukan sejak 1 Juni yang telah lalu. Dalam laporan itu, pada 22 Juni 1945, Ir. Soekarno mengadakan pertemuan antara Panitia Kecil dan anggota Badan Penyelidik. Anggota yang hadir di dalam pertemuan itu berjumlah 38, yaitu anggota yang bertempat tinggal di Jakarta dan anggota penyelidik yang merangkap menjadi anggota Tituoo Sangi In dari luar Jakarta. Pertemuan ini diadakan di gedung Kantor Besar Jawa Hooko Kai (kantor tempat Bung Karno sebagai Honbucoo/Sekretaris Jenderal Hooko Kai). Mereka membentuk panitia kecil terdiri atas sembilan orang atau Panitia Sembilan yang beranggotakan Ir. Soekarno, Wachid Hasyim, Mr. Muh. Yamin, Mr. A.A. Maramis, Drs. Muh. Hata, Mr. Achmad Soebardjo, Kiai Abdul Kahar Muzakar, Abikoesno Tjokrosoejoso, dan H. Agus Salim.
  • 18. PROKLAMASI KEMERDEKAAN Kemenangan sekutu dalam Perang Dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia. Menurut pengumuman Nanpoo Gun (pemerintah tentara Jepang untuk seluruh daerah selatan) tanggal 7 Agustus 1945 (Kan Poo No. 72/2605 k.11), pada pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia atau Dokuritsu Junbi Inkai. Untuk mempersiapkan proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno-Hata pergi ke rumah Laksamana Maeda di Jl. Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl. Imam Bonjol No. 1). Di sana telah berkumpul di antaranya B.M. Diah, Bakri, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri, Chaerul Saleh, dkk., untuk menegaskan agar pemerintah Jepang tidak campur tangan tentang proklamasi. Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hata mengadakan pertemuan pada larut malam dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti Melik, Dr. Buntaran, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan beberapa anggota PPKI untuk merumuskan redaksi naskah proklamasi. Pada pertemuan tersebut, akhirnya konsep Ir. Soekarno yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik. Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, tepat pada hari Jumat, pukul 10.00 WIB, Bung Karno dengan didampingi Bung Hata membacakan naskah proklamasi
  • 19. SIDANG PPKI Keesokannya setelah hari proklamasi, pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang yang pertama. Sebelum sidang resmi dimulai, kira-kira 20 menit dilakukan pertemuan untuk membahas beberapa perubahan yang berkaitan dengan rancangan naskah Pembukaan UUD 1945 yang pada saat itu dikenal dengan nama Piagam Jakarta, terutama yang menyangkut perubahan sila pertama Pancasila. Di dalam pertemuan tersebut, para pendiri negara kita bermusyawarah dengan moral yang luhur sehingga mencapai suatu kesepakatan, dan akhirnya disempurnakan sebagaimana naskah Pembukaan UUD 1945 sekarang ini. Sidang pertama PPKI menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut. a. Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang meliputi: 1. Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. 2. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta, kemudian berfungsi sebagai UUD 1945. b. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama. c. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan musyawarah darurat.