ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
By : Ryan Widjayana
NISN : 0002180064
Perundingan Roem-Royen (7 Maret 1949)
Pada perundingan ini delegasi Indonesia diketuai oleh Mr.Moh.Roem dengan anggota
Sri Sultan Hamengku Buwono IX & Moh. Hatta. Delegasi Jepang diketuai oleh Mr. Van
Royen sedangkan delegasi UNCI diwakili oleh Merle Cohran.
Isi penting perjanjian :
1. Memerintahkan kepada setiap pengikut Republik untuk menghentikan perang gerilnya
2. Bersama-sama mengembalikan perdamaian serta menjaga keamanan & ketertiban
3. Sanggup hadir dalam Konferensi Meja bundar di Den Haag
Belanda memberikan tanggapan sebagai berikut :
1. Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta
2. Mengakui RI sebagai bagian dari RIS ( Republik Indonesia Serikat)
3. Menjamin penghentian gerakan militer & membebaskan semua tawanan politik
4. Tidak akan mendirikan atau mengakui Negara boneka yang ada di wilayah RI
sebelum 19 Desember 1949
5. Akan bersungguh-sungguh menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag
Dengan ditandatanginnya Persetujuan Roem Royen maka pada akhir bulan Juni 1949
Pasukan Belanda ditarik mundur dari Yogyakarta. Pada saat itulah pasukan TNI mulai
memasuki kembali ke ibukota RI di Yogyakarta. Setelah kota Yogyakarta dikuasai penuh
oleh TNI, barulah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta (Presiden, Wakil Presiden, Menteri
Kabinet & para pejabat tinggi Negara) pada tanggal 6 Juli 1949, Sedangkan Panglima Besar
Jendral sudirman baru masuk ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949. Peristiwa ini dikenal
dengan nama Peristiwa Yogya Kembali.
Perundingan Roem-Royen merupakan perundingan pendahuluan dalam rangka
penyelesaian yang menyeluruh terhadap pertikaian Indonesia-Belanda.Perundingan lanjutan
dilakukan di Den Haag yang dikenal dengan nama Konferensi Meja Bundar. Dalam
menghadapinya, pemimpin bangsa kemudian Memprakarsai diselenggarakannya Konferensi-
Inter Indonesia pada bulan Juli & Agustus di Yogyakarta & Jakarta.Konferensi Inter-
Indonesia bertujuan mempersatukan negara-negara boneka buatan Belanda / BFO
(Bijeenkomst Federallvoor Overleg).

More Related Content

Perundingan Roem-Royen (7 Maret 1949)

  • 1. By : Ryan Widjayana NISN : 0002180064 Perundingan Roem-Royen (7 Maret 1949) Pada perundingan ini delegasi Indonesia diketuai oleh Mr.Moh.Roem dengan anggota Sri Sultan Hamengku Buwono IX & Moh. Hatta. Delegasi Jepang diketuai oleh Mr. Van Royen sedangkan delegasi UNCI diwakili oleh Merle Cohran. Isi penting perjanjian : 1. Memerintahkan kepada setiap pengikut Republik untuk menghentikan perang gerilnya 2. Bersama-sama mengembalikan perdamaian serta menjaga keamanan & ketertiban 3. Sanggup hadir dalam Konferensi Meja bundar di Den Haag Belanda memberikan tanggapan sebagai berikut : 1. Menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta 2. Mengakui RI sebagai bagian dari RIS ( Republik Indonesia Serikat) 3. Menjamin penghentian gerakan militer & membebaskan semua tawanan politik 4. Tidak akan mendirikan atau mengakui Negara boneka yang ada di wilayah RI sebelum 19 Desember 1949 5. Akan bersungguh-sungguh menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar di Den Haag Dengan ditandatanginnya Persetujuan Roem Royen maka pada akhir bulan Juni 1949 Pasukan Belanda ditarik mundur dari Yogyakarta. Pada saat itulah pasukan TNI mulai memasuki kembali ke ibukota RI di Yogyakarta. Setelah kota Yogyakarta dikuasai penuh oleh TNI, barulah pemerintah RI kembali ke Yogyakarta (Presiden, Wakil Presiden, Menteri Kabinet & para pejabat tinggi Negara) pada tanggal 6 Juli 1949, Sedangkan Panglima Besar Jendral sudirman baru masuk ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949. Peristiwa ini dikenal dengan nama Peristiwa Yogya Kembali. Perundingan Roem-Royen merupakan perundingan pendahuluan dalam rangka penyelesaian yang menyeluruh terhadap pertikaian Indonesia-Belanda.Perundingan lanjutan dilakukan di Den Haag yang dikenal dengan nama Konferensi Meja Bundar. Dalam menghadapinya, pemimpin bangsa kemudian Memprakarsai diselenggarakannya Konferensi- Inter Indonesia pada bulan Juli & Agustus di Yogyakarta & Jakarta.Konferensi Inter- Indonesia bertujuan mempersatukan negara-negara boneka buatan Belanda / BFO (Bijeenkomst Federallvoor Overleg).