ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Konseling Keluarga
Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor)
kepada seseorang konseli atau sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang
memiliki problem) untuk mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan maksud
agar klien atau sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang problemnya sendiri
dan memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya dengan mempelajari
saran-saran yang diterima dari Konselor. Sedangkan arti dari keluarga adalah suatu ikatan
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang
hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan
atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah
tangga.
Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang
khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan
dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga. Menurut D.
Stanton konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor non keluarga,
yaitu konseling keluarga sebagai (1) sebuah modalitas yaitu klien adalah anggota dari suatu
kelompok, yang (2) dalam proses konseling melibatkan keluarga inti atau pasangan (
Capuzzi, 1991 ).
Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa anggota keluarga
adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan dari anak (klien) baik dalam melihat
permasalahannya maupun penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang
dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang
lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan untuk membantu anak agar dapat
beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya melalui perbaikan lingkungan
keluarganya (Brammer dan Shostrom,1982). Yang menjadi klien adalah orang yang memiliki
masalah pertumbuhan di dalam keluarga. Sedangkan masalah yang dihadapi adalah
menetapkan apa kebutuhan dia dan apa yang akan dikerjakan agar tetap survive di dalam
sistem keluarganya
Konseling keluarga bertujuan membantu anggota keluarga belajar dan memahami
bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan anggota keluarga. Membantu
anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan bahwa apabila salah seorang anggota
keluarga memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh terhadap persepsi, harapan, dan
interaksi anggota keluarga lainnya. Memperjuangkan (dalam konseling), sehingga anggota
keluarga dapat tumbuh dan berkembang guna mencapai keseimbangan dan keselarasan.
Mengembangkan rasa penghargaan dari seluruh anggota keluarga terhadap anggota keluarga
yang lain.
2.2 Proses dan Tahapan Konseling Keluarga
Proses konseling adalah peristiwa yang tengah berjalan dan memberikan makna bagi
peserta konseling (konselor dan konseli).
Proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individual karena ditentukan oleh
berbagai faktor seperti jumlah kliennya (anggota keluarga) lebih dari seorang. Konselor yang
profesional mempunyai karakteristik, yaitu Ilmu konseling dan ilmu lain yang berkaitan dan
berwawasan, keterampilan konseling, kepribadian konselor yang terbuka, menerima dan ceria
dengan kemampuan yang dimiliki ini, diharapkan konselor dapat melakukan tugasnya dalam
beberapa hal, yaitu: Mampu mengembangkan komunikasi antara anggota keluarga yang
tadinya terhambat oleh emosi-emosi tertentu, mampu membantu mengembangkan
penghargaan anggota keluarga terhadap potensi anggota lain sesuai dengan realitas yang ada
pada diri dan lingkungannya. Dalam hubungan konseling klien berhasil menemukan dan
memahami potensi, keunggulan yang ada pada dirinya, mampu membantu agar klien dapat
menurunkan tingkat hambatan emosional dan kecemasan serta menemukan dan memecahkan
masalahnya dengan bantuan anggota lainnya.
Berdasarkan kenyataan ada 5 jenis relasi hubungan dalam konseling keluarga , yaitu:
1. Relasi seorang klien dengan konselor
2. Relasi satu klien dengan klien lainnya
3. Relasi konselor dengan sebagian kelompok anggota keluarga
4. Relasi konselor dengan keseluruhan anggota keluarga
5. Relasi antar sebagian kelompok dengan sebagian kelompok anggota lain,
Secara umum, proses tahapan konseling berjalan, sebaagai berikut
1. Pengembangan Rapport
Pengembangan seyogyanya telah dimulai begitu klien memasuki ruang
konseling. Upaya ini ditentukan oleh aspek-aspek diri konselor , yakni: Kontak mata,
Perilaku non-verbal (perilaku attending, bersahabat/akrab, hangat, luwes keramahan,
senyum, menerima, jujur/asli, penuh perhatian dan terbuka). Bahasa lisan/verbal
(sapaan sesuai dengan teknik-teknik konseling), seperti ramah menyapa, senyum dan
bahasa lisan yang halus. Tujuannya adalah agar suasana konseling memberikan
keberanian dan kepercayaan diri klien untuk menyampaikan isi hati dan bahkan
rahasia batinnya kepada konselor.
Dalam menciptakan rapport, terdapat kesulitan tersendiri, baik itu dialami oleh
konselor maupun klien. berikut beberapa kendalanya;
Kendala-kendala yang dialami konselor adalah, sebagai berikut:
? Konselor kurang mampu menstabilkan emosinya, dilihat dari latar
belakangnya yang juga bermasalah.
? Konselor yang terikat dengan sistem nilai.
? Konselor kurang memahami atau menguasai teori dan teknik
konseling.
Kendala-kendala yang dialami klien:
? Beberapa anggota keluarga kurang termotivasi.
? Klien hadir dengan terpaksa.
? Klien berpengalaman konseling.
2. Pengembangan Apresiasi Emosional
Ada dua teknik konseling keluarga yang efektif yaitu sculpting dan role
playing. Kedua teknik ini memberikan peluang bagi pernyataan-pernyataan emosi
tertekan, dan penghargaan terhadap luapan emosi anggota keluarga. Dengan demikian
segala kecemasan dan keteganggan psikis dapat mereda, sehingga memudahkan untuk
treatment konselor dan rencana anggota keluarga.
3. Pengembangan Alternatif Modus Perilaku
Kelancaran proses konseling dapat terhambat oleh beberapa faktor, seperti 1)
Tata ruang yang salah, misalnya ruangan yng kecil, sempit, sumpek, dan tidak
menarik. 2) Kurangnya suasana keintiman. Dan 3) Sikap tidak enak, misalnya
mencatat saat mewawancarai klien, hal ini akan membuat klien merasa tidak
diperhatikan.
Menurut Brammer (1979:51) pada prinsipnya proses konseling itu terdiri atas
dua fase dasar yakni: Fase membina hubungan konseling, dan memperlancar
tindakan positif.
4. Fase Membina Hubungan Konseling
Fase ini sangat penting di dalam proses konseling dan keberhasilan tujuan
konseling secara efektif ditentukan oleh keberhasilan konselor dalam membina
hubungan konseling ini. Fase ini harus terjadi di tahap awal dan tahap berikutnya dari
konseling yang ditandai dengan adanya rapport sebagai kunci lancarnya hubungan
konseling.
Selain dari tekniknya, sikap-sikap konselor juga sangat penting, yaitu:
1) Acceptance, yaitu sikap menerima klien dengan ikhlas, tanpa
memandang jenis kerlamin, ras, agama.
2) Unconditional Positive Regard, yaitu sikap menghargai klien tanpa
syarat.
3) Understanding, yaitu konselor dapat memahami keadaan klien.
4) Genuine, yaitu konselor apa adanya dalam bersikap, jujur, sesuai
dengan dirinya sendiri.
5) Empati, yaitu konselor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh klien.
Berikut penjabaran proses hubungan konseling secara sistematis:
1) Klien memasuki ruang konseling, konselor mempersiapkan klien agar siap
dibimbing dan dibantu.
2) Klien menyatakan alasan kedatangannya dan menceritakan pengalamannya
tentang proses konseling sebelumnya (Tahap Klarifikasi).
3) Konselor membuat kontrak dengan klien tentang berapa lama waktu yang
akan digunakan, biaya konseling, kerahasiaan, perizinan perekamanan selama
proses konseling (Tahap Struktur).
4) Peningkatan atas hubungan konseling (Tahap Relasi).
5. Memperlancar Tindakan Positif
Fase ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
1. Eksplorasi, mengeksplorasi dan menelusuri masalah, menetapkan tujuan konseling,
menetapkan rencana strategis, mengumpulkan fakta, mengungkapkan perasaan-
perasaan klien yang lebih dalam, mengajarkan keterampilan baru konsolidasi,
menjelajah alternatif-alternatif, mengungkap perasaan-perasaan, melatih skill.
2. Perencanaan, mengembangkan perencanaan bagi klien sesuai dengan tujuan untuk
memecahkan masalah, mengurangi perasaaan-perasaan yang menyedihkan, terus
mengkonsolidasi skill baru atau perilaku baru untuk mencapai aktivitas diri klien.
3. Penutup; mengevaluasi hasil konseling, menutup hubungan konseling.
Secara garis besar, tahapan konseling dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu;
1. Tahap awal konseling
2. Tahap pelaksanaan konseling, yaitu dimulainya penjelajahan terhadap masalah klien.
3. Tahap Perencanaan dan Penutupan (Willis. 2009: 132-138)
Sedangkan dari sumber lain, Tahapan konseling keluarga secara garis besar dikemukakan
oleh Crane (1995:231-232) yang mencoba menyusun tahapan konseling keluarga untuk
mengatasi anak berperilaku oposisi. Dalam mengatasi problem, Crane menggunakan
pendekatan behavioral, yang disebutkan terhadap empat tahap secara berturut-turut sebagai
berikut:
Orangtua membutuhkan untuk dididik dalam bentuk perilaku-perilaku alternatif. Hal ini
dapat dilakukan dengan kombinasi tugas-tugas membaca dan sesi pengajaran. Setelah orang
tua membaca tentang prinsip dan atau telah dijelaskan materinya, konselor menunjukan
kepada orang tua bagaimana cara mengajarkan kepada anak, sedangkan orang tua melihat
bagaimana melakukannya sebagai ganti pembicaraan tentang bagaimana hal inidikerjakan.
Selanjutnya orang tua mencoba mengimplementasikan prinsip-prinsip yang telah mereka
pelajari menggunakan situasi sesi terapi. Terapis selama ini dapat memberikan koreksi yang
dibutuhkan. Setelah terapis memberi contoh kepada orang tua cara menangani anak secara
tepat. Setelah mempelajari dalam situasi terapi, orang tua mencoba menerapkannya di rumah.
Saat dicoba di rumah, konselor dapat melakukan kunjungan untuk mengamati kemajuan yang
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Prof.Dr.H. Willis Sofyan S. 2013. Konseling Keluarga. Bandung: PT. Alfabeta
http://scorvey037.blogspot.co.id/2010/04/konseling-keluarga.html
https://abibahbpi.wordpress.com/2012/04/16/konseling-keluarga/

More Related Content

What's hot (20)

PPT
Bentuk bentuk kaunseling
Jagatisan Jagatisan
?
PPT
Konseling Rekan Sebaya (Peer Counseling)
Universitas Mercubuana Jakarta
?
DOC
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
zarimah
?
DOC
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)
Nazrul azizi
?
PDF
3 peringkat proses kaunseling
Herney Aqilah Kay
?
PPT
Plpg peer counseling
Nhinie Indasari
?
PPT
Teori dan amalan kaunseling
eaglered007
?
PPTX
LAPORAN SESI KAUNSELING INDIVIDU
aishah zafiera
?
PPTX
Proses Kaunseling
Nurul A'yuni Ahmad
?
DOCX
Definisi kaunseling
guestd56616
?
DOCX
Konsep bimbingan dan kaunseling
Í¢Îä ×Þ
?
PPTX
Kepentingan hubungan antara kaunselor dan klien
Ramadas Daughter
?
PPTX
Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
Fathmalyn Abdullah
?
PDF
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
Herney Aqilah Kay
?
PDF
NOTA RINGKAS EDU3107
Syafiqah Mohamed Noor
?
DOCX
Peringkat permulaan dalam kaunseling kelompok
Cik Gee
?
DOCX
Kemahiran asas kaunseling
Siti Nor
?
PPTX
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
yayuzuliantini25
?
PPTX
Bab 5 Model Proses Kaunseling
Fathmalyn Abdullah
?
PPTX
Bab 10 Halangan Dalam Kaunseling
Fathmalyn Abdullah
?
Bentuk bentuk kaunseling
Jagatisan Jagatisan
?
Konseling Rekan Sebaya (Peer Counseling)
Universitas Mercubuana Jakarta
?
17272886 kemahiran-kaunseling-kelompok
zarimah
?
Unit 2 teknik dan proses kaunseling (1)
Nazrul azizi
?
3 peringkat proses kaunseling
Herney Aqilah Kay
?
Plpg peer counseling
Nhinie Indasari
?
Teori dan amalan kaunseling
eaglered007
?
LAPORAN SESI KAUNSELING INDIVIDU
aishah zafiera
?
Proses Kaunseling
Nurul A'yuni Ahmad
?
Definisi kaunseling
guestd56616
?
Konsep bimbingan dan kaunseling
Í¢Îä ×Þ
?
Kepentingan hubungan antara kaunselor dan klien
Ramadas Daughter
?
Bab 6 Kemahiran Asas Kaunseling
Fathmalyn Abdullah
?
4 ciriciri kaunselor yang efektif(1)
Herney Aqilah Kay
?
NOTA RINGKAS EDU3107
Syafiqah Mohamed Noor
?
Peringkat permulaan dalam kaunseling kelompok
Cik Gee
?
Kemahiran asas kaunseling
Siti Nor
?
Keterampilan yang harus dimiliki oleh konselor kelompok dalam bimbingan konse...
yayuzuliantini25
?
Bab 5 Model Proses Kaunseling
Fathmalyn Abdullah
?
Bab 10 Halangan Dalam Kaunseling
Fathmalyn Abdullah
?

Similar to peta kognitif (20)

PDF
Peran Bimbingan dan Konseling di Lingkungan Keluarga pdf
SitiRohmah843177
?
PPTX
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx
PriaNakal2
?
PDF
Dasar-dasar Konseling yang dapat diterapkan
yunitareyka
?
PPTX
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
PunikDani
?
PPT
Materi Pelatihan Konsultan Perkawinan dan Keluarga (1).ppt
Masrizal Masril
?
PPTX
Keanggotaan kelompok
citrapangestika
?
PPTX
PPT KONSEP KONSELING BIMBINGAN DAN KONSELING.pptx
fitri119091
?
PPT
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel
HerdianBhiyog
?
PPT
JENIS-JENIS KONSELING.ppt
akhyunurajibarkah
?
PPT
Jdp Kursus Konseling 2rujukan
robby chandra
?
PPT
Jdp Kursus Konseling 2
robby chandra
?
PPTX
Penguasaan Konsep Layanan Konseling dan Pengalihan Kasus (Referral)
Veronica Fifi Rintina
?
PPT
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
CeceLisa
?
DOCX
Makalah konseling
Sentra Komputer dan Foto Copy
?
PDF
2024MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.pdf
DaleCarter18
?
PPTX
DASAR-DASAR KONSELING
Nurfadhilah Idris
?
PPTX
TEORI & TEKNIK KONSELING PERKAWINAN PPT.pptx
FadhliSeptiansyah180
?
PPTX
PRINSIP KONSELING.pptx
ShofiyahKhoirunnisa
?
PPTX
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELING
Muhammad_Rijal94
?
DOC
Proses konseling
Rizal Fahmi
?
Peran Bimbingan dan Konseling di Lingkungan Keluarga pdf
SitiRohmah843177
?
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx
PriaNakal2
?
Dasar-dasar Konseling yang dapat diterapkan
yunitareyka
?
Interview Konseling Jurusan Bimbingan Konsleing
PunikDani
?
Materi Pelatihan Konsultan Perkawinan dan Keluarga (1).ppt
Masrizal Masril
?
Keanggotaan kelompok
citrapangestika
?
PPT KONSEP KONSELING BIMBINGAN DAN KONSELING.pptx
fitri119091
?
5.KONS.KELUARGA & PERNIKAHAN Psikologi Kel
HerdianBhiyog
?
JENIS-JENIS KONSELING.ppt
akhyunurajibarkah
?
Jdp Kursus Konseling 2rujukan
robby chandra
?
Jdp Kursus Konseling 2
robby chandra
?
Penguasaan Konsep Layanan Konseling dan Pengalihan Kasus (Referral)
Veronica Fifi Rintina
?
KONSELING REMAJA dalam penanganan masalah remaja
CeceLisa
?
2024MAKALAH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI.pdf
DaleCarter18
?
DASAR-DASAR KONSELING
Nurfadhilah Idris
?
TEORI & TEKNIK KONSELING PERKAWINAN PPT.pptx
FadhliSeptiansyah180
?
PRINSIP KONSELING.pptx
ShofiyahKhoirunnisa
?
POWER POINT PSIKOLOGI KONSELING
Muhammad_Rijal94
?
Proses konseling
Rizal Fahmi
?
Ad

Recently uploaded (20)

PDF
Dadang Solihin Policy Brief Nomor 003/Juli 2025
Dadang Solihin
?
PDF
Mekanisme Pembiayaan PM dan KKA_materi sosialisasi BGTKAceh.pdf
rahimah632
?
PPTX
Penulisan Karya Ilmiah dalam Penelitian Pendidikan, Bahasa dan Sastra
IKIP Siliwangi
?
PDF
2.9 Lampiran I.I PP Nomor 28 Tahun 2025 (I.I.1-411).pdf
medinanuralisha32
?
PDF
Zat_dan_Perubahannya untuk SMP Kelas 7pdf
ChinatsuHayashida
?
DOCX
PENGARUH BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK SKIN...
qq4vet8b9b
?
PDF
Sosialisasi pembelajaran mendalam bagi siswa SD
rahimah632
?
PPTX
PPTpenyusunan KOSP untuk kepala sekolah.pptx
JOHANNESSIMANJUNTAK8
?
PDF
Modul Ajar IPA Kelas 7 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
?
PPTX
presentasi pendidikan moral pancasila go
DonnyWicaksono7
?
PPTX
Asset Selection and Criticality_Training *ASSET INTEGRITY MANAGEMENT (AiM).pptx
Kanaidi ken
?
DOCX
Silabus Pelatihan *Penyusunan RAB untuk Pengadaan KJPP Apraisal (Upaya Member...
Kanaidi ken
?
PDF
SEJARAH SENI RUPA MANCANEGARA_NADIA (18020124).pdf
NadiaSeleman
?
PDF
2.3 Lampiran I.C PP Nomor 28 Tahun 2025 (I.C.1-182).pdf
medinanuralisha32
?
PPTX
PPT PROPOSAL PjBL - KEL 2 Kewarganegaraan.pptx
HelenaManurung
?
PPTX
Modul Koding & KecerdasanPresentasi.pptx
sulhan24
?
PPTX
Review Jurnal_MK SPL_Kelompok 01 _Kolonel Laut (E) Dr. H.A. Danang Rimbawa, S...
ArisHaryanto10
?
PDF
Modul Ajar IPA Kelas 9 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
?
PDF
20250623 - Sosialisasi Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Aceh 202...
rahimah632
?
PDF
AIM Program Implementation_Training *ASSET INTEGRITY MANAGEMENT (AiM)*.pdf
Kanaidi ken
?
Dadang Solihin Policy Brief Nomor 003/Juli 2025
Dadang Solihin
?
Mekanisme Pembiayaan PM dan KKA_materi sosialisasi BGTKAceh.pdf
rahimah632
?
Penulisan Karya Ilmiah dalam Penelitian Pendidikan, Bahasa dan Sastra
IKIP Siliwangi
?
2.9 Lampiran I.I PP Nomor 28 Tahun 2025 (I.I.1-411).pdf
medinanuralisha32
?
Zat_dan_Perubahannya untuk SMP Kelas 7pdf
ChinatsuHayashida
?
PENGARUH BRAND IMAGE DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS MEREK PRODUK SKIN...
qq4vet8b9b
?
Sosialisasi pembelajaran mendalam bagi siswa SD
rahimah632
?
PPTpenyusunan KOSP untuk kepala sekolah.pptx
JOHANNESSIMANJUNTAK8
?
Modul Ajar IPA Kelas 7 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
?
presentasi pendidikan moral pancasila go
DonnyWicaksono7
?
Asset Selection and Criticality_Training *ASSET INTEGRITY MANAGEMENT (AiM).pptx
Kanaidi ken
?
Silabus Pelatihan *Penyusunan RAB untuk Pengadaan KJPP Apraisal (Upaya Member...
Kanaidi ken
?
SEJARAH SENI RUPA MANCANEGARA_NADIA (18020124).pdf
NadiaSeleman
?
2.3 Lampiran I.C PP Nomor 28 Tahun 2025 (I.C.1-182).pdf
medinanuralisha32
?
PPT PROPOSAL PjBL - KEL 2 Kewarganegaraan.pptx
HelenaManurung
?
Modul Koding & KecerdasanPresentasi.pptx
sulhan24
?
Review Jurnal_MK SPL_Kelompok 01 _Kolonel Laut (E) Dr. H.A. Danang Rimbawa, S...
ArisHaryanto10
?
Modul Ajar IPA Kelas 9 Deep Learning Terbaru
Adm Guru
?
20250623 - Sosialisasi Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial Aceh 202...
rahimah632
?
AIM Program Implementation_Training *ASSET INTEGRITY MANAGEMENT (AiM)*.pdf
Kanaidi ken
?
Ad

peta kognitif

  • 1. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Konseling Keluarga Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang pembimbing (konselor) kepada seseorang konseli atau sekelompok konseli (klien, terbimbing, seseorang yang memiliki problem) untuk mengatasi problemnya dengan jalan wawancara dengan maksud agar klien atau sekelompok klien tersebut mengerti lebih jelas tentang problemnya sendiri dan memecahkan problemnya sendiri sesuai dengan kemampuannya dengan mempelajari saran-saran yang diterima dari Konselor. Sedangkan arti dari keluarga adalah suatu ikatan persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak, baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga. Konseling keluarga pada dasarnya merupakan penerapan konseling pada situasi yang khusus. Konseling keluarga ini secara memfokuskan pada masalah-masalah berhubungan dengan situasi keluarga dan penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga. Menurut D. Stanton konseling keluarga dapat dikatakan sebagai konselor terutama konselor non keluarga, yaitu konseling keluarga sebagai (1) sebuah modalitas yaitu klien adalah anggota dari suatu kelompok, yang (2) dalam proses konseling melibatkan keluarga inti atau pasangan ( Capuzzi, 1991 ). Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa anggota keluarga adalah bagian yang tidak mungkin dipisahkan dari anak (klien) baik dalam melihat permasalahannya maupun penyelesaiannya. Sebagai suatu system, permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika melibatkan anggota keluarga yang lain. Pada mulanya konseling keluarga terutama diarahkan untuk membantu anak agar dapat beradaptasi lebih baik untuk mempelajari lingkungannya melalui perbaikan lingkungan keluarganya (Brammer dan Shostrom,1982). Yang menjadi klien adalah orang yang memiliki masalah pertumbuhan di dalam keluarga. Sedangkan masalah yang dihadapi adalah menetapkan apa kebutuhan dia dan apa yang akan dikerjakan agar tetap survive di dalam sistem keluarganya
  • 2. Konseling keluarga bertujuan membantu anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan hasil pengaruh hubungan anggota keluarga. Membantu anggota keluarga agar dapat menerima kenyataan bahwa apabila salah seorang anggota keluarga memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh terhadap persepsi, harapan, dan interaksi anggota keluarga lainnya. Memperjuangkan (dalam konseling), sehingga anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang guna mencapai keseimbangan dan keselarasan. Mengembangkan rasa penghargaan dari seluruh anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lain. 2.2 Proses dan Tahapan Konseling Keluarga Proses konseling adalah peristiwa yang tengah berjalan dan memberikan makna bagi peserta konseling (konselor dan konseli). Proses konseling keluarga berbeda dengan konseling individual karena ditentukan oleh berbagai faktor seperti jumlah kliennya (anggota keluarga) lebih dari seorang. Konselor yang profesional mempunyai karakteristik, yaitu Ilmu konseling dan ilmu lain yang berkaitan dan berwawasan, keterampilan konseling, kepribadian konselor yang terbuka, menerima dan ceria dengan kemampuan yang dimiliki ini, diharapkan konselor dapat melakukan tugasnya dalam beberapa hal, yaitu: Mampu mengembangkan komunikasi antara anggota keluarga yang tadinya terhambat oleh emosi-emosi tertentu, mampu membantu mengembangkan penghargaan anggota keluarga terhadap potensi anggota lain sesuai dengan realitas yang ada pada diri dan lingkungannya. Dalam hubungan konseling klien berhasil menemukan dan memahami potensi, keunggulan yang ada pada dirinya, mampu membantu agar klien dapat menurunkan tingkat hambatan emosional dan kecemasan serta menemukan dan memecahkan masalahnya dengan bantuan anggota lainnya. Berdasarkan kenyataan ada 5 jenis relasi hubungan dalam konseling keluarga , yaitu: 1. Relasi seorang klien dengan konselor 2. Relasi satu klien dengan klien lainnya 3. Relasi konselor dengan sebagian kelompok anggota keluarga 4. Relasi konselor dengan keseluruhan anggota keluarga 5. Relasi antar sebagian kelompok dengan sebagian kelompok anggota lain,
  • 3. Secara umum, proses tahapan konseling berjalan, sebaagai berikut 1. Pengembangan Rapport Pengembangan seyogyanya telah dimulai begitu klien memasuki ruang konseling. Upaya ini ditentukan oleh aspek-aspek diri konselor , yakni: Kontak mata, Perilaku non-verbal (perilaku attending, bersahabat/akrab, hangat, luwes keramahan, senyum, menerima, jujur/asli, penuh perhatian dan terbuka). Bahasa lisan/verbal (sapaan sesuai dengan teknik-teknik konseling), seperti ramah menyapa, senyum dan bahasa lisan yang halus. Tujuannya adalah agar suasana konseling memberikan keberanian dan kepercayaan diri klien untuk menyampaikan isi hati dan bahkan rahasia batinnya kepada konselor. Dalam menciptakan rapport, terdapat kesulitan tersendiri, baik itu dialami oleh konselor maupun klien. berikut beberapa kendalanya; Kendala-kendala yang dialami konselor adalah, sebagai berikut: ? Konselor kurang mampu menstabilkan emosinya, dilihat dari latar belakangnya yang juga bermasalah. ? Konselor yang terikat dengan sistem nilai. ? Konselor kurang memahami atau menguasai teori dan teknik konseling. Kendala-kendala yang dialami klien: ? Beberapa anggota keluarga kurang termotivasi. ? Klien hadir dengan terpaksa. ? Klien berpengalaman konseling. 2. Pengembangan Apresiasi Emosional Ada dua teknik konseling keluarga yang efektif yaitu sculpting dan role playing. Kedua teknik ini memberikan peluang bagi pernyataan-pernyataan emosi tertekan, dan penghargaan terhadap luapan emosi anggota keluarga. Dengan demikian segala kecemasan dan keteganggan psikis dapat mereda, sehingga memudahkan untuk treatment konselor dan rencana anggota keluarga. 3. Pengembangan Alternatif Modus Perilaku Kelancaran proses konseling dapat terhambat oleh beberapa faktor, seperti 1) Tata ruang yang salah, misalnya ruangan yng kecil, sempit, sumpek, dan tidak menarik. 2) Kurangnya suasana keintiman. Dan 3) Sikap tidak enak, misalnya
  • 4. mencatat saat mewawancarai klien, hal ini akan membuat klien merasa tidak diperhatikan. Menurut Brammer (1979:51) pada prinsipnya proses konseling itu terdiri atas dua fase dasar yakni: Fase membina hubungan konseling, dan memperlancar tindakan positif. 4. Fase Membina Hubungan Konseling Fase ini sangat penting di dalam proses konseling dan keberhasilan tujuan konseling secara efektif ditentukan oleh keberhasilan konselor dalam membina hubungan konseling ini. Fase ini harus terjadi di tahap awal dan tahap berikutnya dari konseling yang ditandai dengan adanya rapport sebagai kunci lancarnya hubungan konseling. Selain dari tekniknya, sikap-sikap konselor juga sangat penting, yaitu: 1) Acceptance, yaitu sikap menerima klien dengan ikhlas, tanpa memandang jenis kerlamin, ras, agama. 2) Unconditional Positive Regard, yaitu sikap menghargai klien tanpa syarat. 3) Understanding, yaitu konselor dapat memahami keadaan klien. 4) Genuine, yaitu konselor apa adanya dalam bersikap, jujur, sesuai dengan dirinya sendiri. 5) Empati, yaitu konselor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh klien. Berikut penjabaran proses hubungan konseling secara sistematis: 1) Klien memasuki ruang konseling, konselor mempersiapkan klien agar siap dibimbing dan dibantu. 2) Klien menyatakan alasan kedatangannya dan menceritakan pengalamannya tentang proses konseling sebelumnya (Tahap Klarifikasi). 3) Konselor membuat kontrak dengan klien tentang berapa lama waktu yang akan digunakan, biaya konseling, kerahasiaan, perizinan perekamanan selama proses konseling (Tahap Struktur). 4) Peningkatan atas hubungan konseling (Tahap Relasi).
  • 5. 5. Memperlancar Tindakan Positif Fase ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut: 1. Eksplorasi, mengeksplorasi dan menelusuri masalah, menetapkan tujuan konseling, menetapkan rencana strategis, mengumpulkan fakta, mengungkapkan perasaan- perasaan klien yang lebih dalam, mengajarkan keterampilan baru konsolidasi, menjelajah alternatif-alternatif, mengungkap perasaan-perasaan, melatih skill. 2. Perencanaan, mengembangkan perencanaan bagi klien sesuai dengan tujuan untuk memecahkan masalah, mengurangi perasaaan-perasaan yang menyedihkan, terus mengkonsolidasi skill baru atau perilaku baru untuk mencapai aktivitas diri klien. 3. Penutup; mengevaluasi hasil konseling, menutup hubungan konseling. Secara garis besar, tahapan konseling dapat dibagi atas 3 bagian, yaitu; 1. Tahap awal konseling 2. Tahap pelaksanaan konseling, yaitu dimulainya penjelajahan terhadap masalah klien. 3. Tahap Perencanaan dan Penutupan (Willis. 2009: 132-138) Sedangkan dari sumber lain, Tahapan konseling keluarga secara garis besar dikemukakan oleh Crane (1995:231-232) yang mencoba menyusun tahapan konseling keluarga untuk mengatasi anak berperilaku oposisi. Dalam mengatasi problem, Crane menggunakan pendekatan behavioral, yang disebutkan terhadap empat tahap secara berturut-turut sebagai berikut: Orangtua membutuhkan untuk dididik dalam bentuk perilaku-perilaku alternatif. Hal ini dapat dilakukan dengan kombinasi tugas-tugas membaca dan sesi pengajaran. Setelah orang tua membaca tentang prinsip dan atau telah dijelaskan materinya, konselor menunjukan kepada orang tua bagaimana cara mengajarkan kepada anak, sedangkan orang tua melihat bagaimana melakukannya sebagai ganti pembicaraan tentang bagaimana hal inidikerjakan. Selanjutnya orang tua mencoba mengimplementasikan prinsip-prinsip yang telah mereka pelajari menggunakan situasi sesi terapi. Terapis selama ini dapat memberikan koreksi yang dibutuhkan. Setelah terapis memberi contoh kepada orang tua cara menangani anak secara tepat. Setelah mempelajari dalam situasi terapi, orang tua mencoba menerapkannya di rumah. Saat dicoba di rumah, konselor dapat melakukan kunjungan untuk mengamati kemajuan yang dicapai.
  • 6. DAFTAR PUSTAKA Prof.Dr.H. Willis Sofyan S. 2013. Konseling Keluarga. Bandung: PT. Alfabeta http://scorvey037.blogspot.co.id/2010/04/konseling-keluarga.html https://abibahbpi.wordpress.com/2012/04/16/konseling-keluarga/