Dokumen tersebut membahas tentang sistem demokrasi liberal dan demokrasi terpimpin di Indonesia antara tahun 1950-1965. Demokrasi liberal diimplementasikan antara 1950-1959 dan ditandai dengan seringnya pergantian kabinet. Sistem ini kemudian digantikan oleh demokrasi terpimpin berdasarkan Dekrit Presiden 1959 yang memberikan kekuasaan lebih besar kepada presiden. Sistem baru ini berlangsung hingga 1965 namun juga mengalami kegagalan karena memberikan
Dokumen tersebut membahas tentang demokrasi liberal di Indonesia pada tahun 1950-1959. Masa ini ditandai oleh seringnya pergantian kabinet akibat persaingan antar partai politik dalam memperebutkan kekuasaan. Beberapa kabinet yang disebutkan adalah kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, dan Ali Sastroamijoyo II.
Paham Demokrasi Terpimpin berdasarkan pada sila ke-4 Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Paham ini menekankan pada musyawarah untuk mufakat antara berbagai kekuatan nasional termasuk PKI dan militer di bawah pimpinan Presiden Soekarno.
Demokrasi Terpimpin dijalankan oleh Soekarno dengan mengambil kekuasaan yang lebih besar dan mengeluarkan dekrit-dekrit. Hal ini menyebabkan penyimpangan terhadap UUD 1945 seperti pengangkatan anggota MPRS dan pembubaran DPR hasil pemilu. Politik luar negeri Indonesia juga condong ke Blok Timur dengan melakukan konfrontasi terhadap Malaysia dan keluar dari PBB. Sistem ekonomi terpimpin berbasis etatisme gagal karena
1. Pemerintahan Indonesia mengalami ketidakstabilan selama masa demokrasi liberal dari 1950-1959 dengan seringnya pergantian kabinet akibat konflik antar partai politik dan gangguan keamanan.
2. Sistem pemerintahan menganut sistem parlementer dengan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
3. Terdapat tujuh kabinet selama masa demokrasi liberal akibat mosi tidak percaya dari parlemen.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas perkembangan sistem kepartaian pada masa Demokrasi Parlementer 1950-1959 di Indonesia; (2) Pada masa itu, berdiri sejumlah partai politik seperti Masyumi, PNI, PKI, dan lainnya; (3) Namun, sistem multi partai menyebabkan persaingan dan ketidakstabilan politik.
Dinamika politik masa demokrasi terpimpin.pptxDARIUSDARIUS24
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang politik pembangunan pada masa demokrasi terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Proyek-proyek besar seperti Monas dan Stadion GBK dibangun untuk menunjukkan kemajuan Indonesia ke dunia melalui politik mercusuar. Dokumen ini juga menjelaskan sistem politik demokrasi terpimpin dan langkah-langkah yang diambil Soekarno setelah dikeluarkannya Dek
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1950-1959. Pada masa ini terdapat tujuh orang perdana menteri yang memerintah dalam beberapa kabinet, yaitu kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda. Setiap kabinet memiliki program kerja namun umumnya jatuh dalam waktu singkat karena pertentangan
Demokrasi terpimpin di Indonesia antara 1959-1966 mengandalkan kepemimpinan Presiden Sukarno. Sistem ini ditandai oleh kebijakan ekonomi yang gagal menstabilkan situasi ekonomi dan kebijakan politik yang semakin otoriter di bawah kepemimpinan tunggal Sukarno.
PPT SEJARAH INDONESIA - Perkembangan Politik Masa Demokrasi LiberalErika N. D
Ìý
Sistem demokrasi liberal di Indonesia mengalami ketidakstabilan karena sistem kabinet parlementer. Terdapat tujuh kabinet berturut-turut selama berlakunya UUDS 1950. Sistem multipartai menghasilkan persaingan yang tidak sehat di parlemen namun memberikan ruang partisipasi politik bagi rakyat. Pemilu 1955 menghasilkan empat partai terbesar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
Pemilu 1955 dilaksanakan untuk memilih anggota parlemen dan konstituante dengan dua tahap. Hasilnya adalah PNI dan Masyumi mendapatkan kursi terbanyak di DPR dan Konstituante. Sidang Konstituante terfokus pada perbedaan pandangan tentang dasar negara. Akhirnya Soekarno membubarkan Konstituante dan menetapkan kembali berlakunya UUD 1945.
Demokrasi liberal melindungi hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dokumen ini membahas kabinet-kabinet Indonesia sejak merdeka sampai 1959, termasuk program dan tantangan ekonomi. Pelaksanaan demokrasi terpimpin memberikan kekuasaan besar kepada presiden.
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberalnini novitasari
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem demokrasi liberal dan terpimpin di Indonesia pasca kemerdekaan. Demokrasi liberal menerapkan pemisahan kekuasaan dan hak asasi individu, sedangkan demokrasi terpimpin menekankan sentralisasi kekuasaan di bawah presiden. Dokumen ini juga menjelaskan kabinet-kabinet dan peristiwa penting dalam pemerintahan liberal serta ciri-ciri pemerintahan terpimpin.
Demokrasi liberal merupakan sistem politik yang menganut kebebasan individu sesuai konstitusi. Kabinet-kabinet awal berusaha mempertahankan demokrasi liberal sambil mengatasi masalah keamanan dan ekonomi. Kabinet Djuanda berfokus pada pembangunan ekonomi melalui program Panca Karya. Akan tetapi, krisis demokrasi liberal memuncak hingga presiden beralih ke sistem Demokrasi Terpimpin.
Disebut juga Demokrasi Parlementer.
Berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan
Pada tahun tersebut Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
Lama Periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republic
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden & Wapres :
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(18 Agustus 1945 - 19 Desember 1948)
Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI)
(19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(13 Juli 1949-27 Desember 1949)
Dokumen tersebut merangkum periode akhir Orde Baru di Indonesia. Orde Baru berakhir pada tahun 1998 akibat krisis ekonomi, politik, dan gerakan reformasi yang dipimpin mahasiswa. Krisis ekonomi dan korupsi melemahkan pemerintahan, sementara demonstrasi mahasiswa semakin besar dan menuntut presiden Soeharto untuk mundur. Pembunuhan mahasiswa di kampus Trisakti memancing simpati luas terhadap gerakan reformasi. Akhir
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementerFita Ardiana
Ìý
Dokumen tersebut membahas kabinet-kabinet yang berkuasa pada masa demokrasi parlementer di Indonesia mulai dari Kabinet Natsir hingga Kabinet Djuanda. Terdapat informasi mengenai program, kendala, dan penyebab berakhirnya masa jabatan setiap kabinet.
Demokrasi liberal dan terpimpin indonesiaseptiputri
Ìý
Dokumen tersebut membahas tiga periode sistem demokrasi di Indonesia yaitu demokrasi liberal (1950-1959), demokrasi terpimpin (1959-1966), dan demokrasi pancasila sekarang. Demokrasi liberal dicirikan oleh seringnya pergantian kabinet akibat ketidakstabilan politik. Demokrasi terpimpin dipimpin oleh Soekarno dengan konsentrasi kekuasaan di tangan presiden yang menimbulkan penyimpangan. Demokrasi sekarang berdasarkan
Bab ini menjelaskan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan, termasuk proses kembalinya NKRI, Pemilu 1955, Dekrit Presiden 1959 yang membubarkan Konstituante, dan dampak persaingan politik nasional seperti berbagai kabinet.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas perkembangan sistem kepartaian pada masa Demokrasi Parlementer 1950-1959 di Indonesia; (2) Pada masa itu, berdiri sejumlah partai politik seperti Masyumi, PNI, PKI, dan lainnya; (3) Namun, sistem multi partai menyebabkan persaingan dan ketidakstabilan politik.
Dinamika politik masa demokrasi terpimpin.pptxDARIUSDARIUS24
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang politik pembangunan pada masa demokrasi terpimpin di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Proyek-proyek besar seperti Monas dan Stadion GBK dibangun untuk menunjukkan kemajuan Indonesia ke dunia melalui politik mercusuar. Dokumen ini juga menjelaskan sistem politik demokrasi terpimpin dan langkah-langkah yang diambil Soekarno setelah dikeluarkannya Dek
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran sejarah Indonesia pada masa Demokrasi Liberal 1950-1959. Pada masa ini terdapat tujuh orang perdana menteri yang memerintah dalam beberapa kabinet, yaitu kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanuddin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda. Setiap kabinet memiliki program kerja namun umumnya jatuh dalam waktu singkat karena pertentangan
Demokrasi terpimpin di Indonesia antara 1959-1966 mengandalkan kepemimpinan Presiden Sukarno. Sistem ini ditandai oleh kebijakan ekonomi yang gagal menstabilkan situasi ekonomi dan kebijakan politik yang semakin otoriter di bawah kepemimpinan tunggal Sukarno.
PPT SEJARAH INDONESIA - Perkembangan Politik Masa Demokrasi LiberalErika N. D
Ìý
Sistem demokrasi liberal di Indonesia mengalami ketidakstabilan karena sistem kabinet parlementer. Terdapat tujuh kabinet berturut-turut selama berlakunya UUDS 1950. Sistem multipartai menghasilkan persaingan yang tidak sehat di parlemen namun memberikan ruang partisipasi politik bagi rakyat. Pemilu 1955 menghasilkan empat partai terbesar yaitu PNI, Masyumi, NU, dan PKI.
Pemilu 1955 dilaksanakan untuk memilih anggota parlemen dan konstituante dengan dua tahap. Hasilnya adalah PNI dan Masyumi mendapatkan kursi terbanyak di DPR dan Konstituante. Sidang Konstituante terfokus pada perbedaan pandangan tentang dasar negara. Akhirnya Soekarno membubarkan Konstituante dan menetapkan kembali berlakunya UUD 1945.
Demokrasi liberal melindungi hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dokumen ini membahas kabinet-kabinet Indonesia sejak merdeka sampai 1959, termasuk program dan tantangan ekonomi. Pelaksanaan demokrasi terpimpin memberikan kekuasaan besar kepada presiden.
Pemerintahan Demokrasi Terpimpin dan Demokrasi Liberalnini novitasari
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang sistem demokrasi liberal dan terpimpin di Indonesia pasca kemerdekaan. Demokrasi liberal menerapkan pemisahan kekuasaan dan hak asasi individu, sedangkan demokrasi terpimpin menekankan sentralisasi kekuasaan di bawah presiden. Dokumen ini juga menjelaskan kabinet-kabinet dan peristiwa penting dalam pemerintahan liberal serta ciri-ciri pemerintahan terpimpin.
Demokrasi liberal merupakan sistem politik yang menganut kebebasan individu sesuai konstitusi. Kabinet-kabinet awal berusaha mempertahankan demokrasi liberal sambil mengatasi masalah keamanan dan ekonomi. Kabinet Djuanda berfokus pada pembangunan ekonomi melalui program Panca Karya. Akan tetapi, krisis demokrasi liberal memuncak hingga presiden beralih ke sistem Demokrasi Terpimpin.
Disebut juga Demokrasi Parlementer.
Berlaku sebulan setelah kemerdekaan diproklamasikan
Pada tahun tersebut Indonesia masih berjuang menghadapi Belanda
Lama Periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republic
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden & Wapres :
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(18 Agustus 1945 - 19 Desember 1948)
Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI)
(19 Desember 1948 - 13 Juli 1949)
Ir. Soekarno & Mohammad Hatta
(13 Juli 1949-27 Desember 1949)
Dokumen tersebut merangkum periode akhir Orde Baru di Indonesia. Orde Baru berakhir pada tahun 1998 akibat krisis ekonomi, politik, dan gerakan reformasi yang dipimpin mahasiswa. Krisis ekonomi dan korupsi melemahkan pemerintahan, sementara demonstrasi mahasiswa semakin besar dan menuntut presiden Soeharto untuk mundur. Pembunuhan mahasiswa di kampus Trisakti memancing simpati luas terhadap gerakan reformasi. Akhir
Sejarah sistem pemerintahan Indonesia pada masa demokrasi parlementerFita Ardiana
Ìý
Dokumen tersebut membahas kabinet-kabinet yang berkuasa pada masa demokrasi parlementer di Indonesia mulai dari Kabinet Natsir hingga Kabinet Djuanda. Terdapat informasi mengenai program, kendala, dan penyebab berakhirnya masa jabatan setiap kabinet.
Demokrasi liberal dan terpimpin indonesiaseptiputri
Ìý
Dokumen tersebut membahas tiga periode sistem demokrasi di Indonesia yaitu demokrasi liberal (1950-1959), demokrasi terpimpin (1959-1966), dan demokrasi pancasila sekarang. Demokrasi liberal dicirikan oleh seringnya pergantian kabinet akibat ketidakstabilan politik. Demokrasi terpimpin dipimpin oleh Soekarno dengan konsentrasi kekuasaan di tangan presiden yang menimbulkan penyimpangan. Demokrasi sekarang berdasarkan
Bab ini menjelaskan peristiwa-peristiwa politik dan ekonomi Indonesia pasca pengakuan kedaulatan, termasuk proses kembalinya NKRI, Pemilu 1955, Dekrit Presiden 1959 yang membubarkan Konstituante, dan dampak persaingan politik nasional seperti berbagai kabinet.
Paragraf pertama membahas sistem demokrasi liberal yang berlaku pada masa Orde Lama (1950-1959) di Indonesia, yang menganut sistem pemerintahan parlementer dengan kekuasaan eksekutif berada di tangan perdana menteri. Paragraf kedua membahas sistem demokrasi terpimpin yang diperkenalkan oleh Soekarno pada 1959-1965 dengan kekuasaan presiden yang lebih besar. Paragraf ketiga membahas dampak Gerakan 30 September 1965 dan proses transisi kekuasa
Dokumen tersebut membahas tentang latar belakang berlakunya kembali UUD 1945 setelah gagalnya Konstituante dan dibentuknya sistem Demokrasi Terpimpin oleh Presiden Soekarno. Ia juga membahas tentang penyimpangan pelaksanaan Demokrasi Terpimpin dari ketentuan UUD 1945 yang mengakibatkan pemusatan kekuasaan di tangan Presiden. Dokumen ini juga menyinggung perubahan arah politik luar negeri Indonesia menjadi cond
Undang-Undang Dasar Sementara 1950 menetapkan Indonesia sebagai negara kesatuan republik dengan kekuasaan berada di tangan presiden dan DPR. UUDS berlaku dari 1950 hingga 1959 ketika Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang mengembalikan berlakunya Undang-Undang Dasar 1945 dan membentuk MPRS sebagai lembaga negara sementara. Masa UUDS ditandai gejolak politik yang menyebabkan pergantian kabinet sering.
Persatuan dan kesatuan bangsa indonesia dari masa ke masa (2)AmirahNada1
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa, mulai dari masa revolusi kemerdekaan hingga masa Republik Indonesia Serikat. Pada masa revolusi kemerdekaan, bentuk negara adalah negara kesatuan dengan sistem presidensial namun menghadapi berbagai gangguan seperti pemberontakan PKI Madiun dan Darul Islam. Pada masa Republik Indonesia Serikat, bentuk negara berubah menjadi negara serikat nam
Presentasi Tugas Pendidikan Kewarganegaraan "ORDE LAMA"bawon15505124020
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia pada masa pemerintahan Ir. Soekarno di Indonesia. Pemerintahan tersebut mengalami beberapa penyimpangan dari UUD 1945 seperti pengangkatan presiden seumur hidup dan pembentukan DPR yang anggotanya diangkat oleh presiden. Hal ini mengakibatkan tidak berjalannya sistem demokrasi serta melemahnya perlindungan terhadap hak-hak sipil dan politik rakyat.
Dokumen ini membahas sistem demokrasi liberal di Indonesia antara tahun 1950-1959, termasuk kabinet-kabinet yang berkuasa, sistem multi partai, pemilihan umum 1955, dan kegagalan Konstituante menyusun UUD baru yang menyebabkan dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Masa ini ditandai ketidakstabilan politik akibat persaingan antar partai dan seringnya pergantian kabinet.
Demokrasi pada tahun 1959-1966 XI MIPA 3AbdulLatif324
Ìý
1.) Latar belakang peristiwa yg terjadi
2.) Demokrasi yg berlaku
3.) Bentuk negara & pemerintahan,sifat pemerintahan,konstitusi yg berlaku
4.) Ciri-ciri demokrasi
5.) Penyimpangan-penyimpangan yg terjadi
SEMOGA BERMANFAAT
Teks tersebut membahas latar belakang diterbitkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soekarno yang mengembalikan berlakunya UUD 1945 dan sistem Demokrasi Terpimpin. Dekrit ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Indonesia pada saat itu. Kabinet Kerja kemudian dibentuk menggantikan Kabinet Djuanda.
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
Ìý
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 – 11 Agustus 2016
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
Ìý
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar danÌýKnowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
2. Pendahuluan
Membahas tentang peristiwa-peristiwa yang
terjadi sekitar pelaksanaan Demokrasi Liberal
dan Demokrasi Terpimpin
3. A. Demokrasi Liberal 1950-1999
Demokrasi Liberal adalah
demokrasi yang memberi kebebasan
yang seluasnya kepada warga negara.
Indonesia menganut sistem Demokrasi
Liberal pada tahun 1950-1959. Pada
masa ini ditandai dengan sering terjadi
pergantian kabinet yang memerintah.
4. 1. Kabinet Natsir (6 September 1950-21 Maret 1951)
Merupakan kabinet koalisi yang dipimpin oleh
partai Masyumi, yang dipimpin oleh Moh. Natsir.
Program :
• Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman.
• Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan
susunan pemerintahan.
5. Sebab jatuhnya:
Adanya Mosi tidak percaya kepada
Masyumi. Mosi menganggap peraturan
pemerintah No. 39 th. 1950 mengenai DPRD
terlalu menguntungkan Masyumi. Mosi
tersebut disetujui parlemen sehingga Natsir
harus mengembalikan mandatnya kepada
Presiden.
6. 2. Kabinet Sukiman (27 April 1951-3 April 1952)
Sukiman (Masyumi) dan Djojosukarto (PNI)
sebagai formatur.
Masalah yang muncul:
Munculnya korupsi lembaga pemerintah,
masalah Irian Barat yang belum berhasi,
hunungan militer yang kurang baik, oleh
karena itu DPR menggugat kabinet sukiman.
7. 3. Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953)
Mendapatkan dukungan dari PNI,
Masyumi, dan PSI.
Program utama:
Mempersiapkan pemilu dan pengembalian
Irian Barat.
8. Masalah yang dihadapi:
yaitu peristiwa 17 Oktober 1952. Dimana
muncul demonstrasi rakyat untuk
membubarkan parlementer.
Selanjutnya masalah tanah di tanjung Morawa
menjadi penyebab jatuhnya kabinet wilopo.
9. 4. Kabinet Ali Sastroamidjojo I (31 Juli 1953-12
Agustus 1955)
Mendapatkan dukungan dari PNI dan NU.
Program utama, yaitu keamanan dan
kemakmuran meski realisasinya sangat sulit.
10. Masalah yang menyebabkan jatuhnya
kabinet Ali Sastromidjojo I, yaitu masalah
angkatan darat. Di mana Bambang Sugeng
mengundurkan diri dare KSAD dan di ganti
dengan Bambang Utoyo yang
mendapatkan bloikot dare TNI-AD.
11. 5. Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus
1955-3 Maret 1956)
Pada kabinet ini diselenggarakan Pemilu
pertama kali.
Pada 27 Juni 1955 yang menjadi kegagalan
kabinet Ali berhasil diselesaikan.
12. Setelah hasil pemilu diketahui mengubah
susunan dan keseimbangan perwakilan di
DPR. Jadi kabinet Burhanuddin Harahap
mengembalikan mandapatnya kepada
presiden.
13. 6. Kabinet Ali Sastromidjoyo II (20 Maret
1956-14 Maret 1957)
Dalam kabinet ini terjadi perpecahan
antara PNI dengan Masyumi. Masyumi
menghendaki agar Ali Sastromidjojo
menyerahkan mandatnya kepada presiden,
karena Ali mendapat tuntutan daerah agar
diadakan pergantian kabinet.
14. Akhirnya pada bulan Januari 1957,
Masyumi menarik semua menterinya dari
kabinet. Peristiwa itu sangat melemahkan
kabinet Ali Sastromidjojo, sehingga pada
tanggal 14 Maret 1957 Ali Sastromidjojo
akhirnya menyerahkan mandatnya kepada
presiden.
15. 7. Kabinet Karya (9 April 1957 – 5 Juli 1959)
Merupakan zaken kabinet yaitu kabinet
yang terdiri dari para pakar yang ahli dalam
bidangnya, yang dipimpin oleh Ir. Juanda.
Program :
1. Membentuk Dewan Nasional
2. Normalisasi keadaan Republik Indonesia
16. Kendala/ Masalah yang dihadapi :
Kegagalan Menghadapi pergolakan di
daerah yang semakin meningkat sehingga
menyebabkan hubungan daerah dan pusat
terhambat.
Berakhirnya kekuasaan kabinet, pada saat
presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden
5 Juli 1959 dan mulailah babak baru sejarah RI
yaitu Demokrasi Terpimpin.
17.  Diberlakukannya system kabinet parlementer
 Dilaksanakannya pemilihan umum
 Upaya konstituante menyusun undang undang
dasar baru
 Usaha Pembunuhan Kepala Negara
18. JATUHNYA DEMOKRASI LIBERAL
Kekacauan politik setelah
pemilu 1955 menyebabkan
diterapkannya Demokrasi
Terpimpin.
19. DAMPAK DEMOKRASI LIBERAL PADA
MASYARAKAT
1.
Memunculkan
pemberontakan
di berbagai
daerah (APRA,
RMS, DI/TII).
2. Krisis
kepercayaan
rakyat pada
pemerintahan.
20. B. Demokrasi Terpimpin
1959-1965
Pada masa pemerintahan
Soekarno yang menganut demokrasi
terpimpin kekuasaan presiden
begitu kuat. Pemerintah tunggal
pada saat itu adalah presiden
Soekarno
22. PERISTIWA YANG TERJADI
Konstituante Gagal
Menyusun Undang
Undang Dasar Baru
Dekrit Presiden 5 Juli
1959
Pengaruh Dekrit
Presiden
Kehidupan Politik di
Masa Demokrasi
Terpimpin
23. Kegagalan Konstituante
• Masing-masing partai hanya mengejar
kepentingan partainya saja
• Muncul gagasan kembali ke UUD 1945 dari
kalangan ABRI.
• Konstitusi melakukan pemungutan suara
sebanyak 3 kali
• Tetapi anggota yang hadir kurang dari 2/3.
• Keadaan politik masih tetap tidak menentu.
24. Dekrit Presiden 5 Juli 1959
• Presiden Soekarno mengajukan gagasan
Konsepsi Presiden untuk mendekritkan
berlakunya UUD 1945 dan pembubaran
konstitusi
• Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden
mengeluarkan dekrit.
• Seluruh lapisan masyarakat menyetujui
adanya dekrit presiden.
25. Isi Dekrit Presiden
• Pembubaran Konstituante
• Berlakunya kembali UUD 1945
• Tidak Berlakunya UUDS 1950
• Pembentukan MPRS dan DPAS.
26. Pengaruh Dekrit Presiden
• Kedudukan Presiden berada di bawah MPRS
tetapi kenyataannya MPR tunduk pada
Presiden.
• Keberadaan MPRS yang ditetapkan Presiden
bertentangan dengan UUD 1945
• Pembubaran DPR hasil pemilu oleh Presiden
dan digantikan oleh DPR-GR
27. Kehidupan Politik di Masa Demokrasi
Terpimpin
• TNI dan POLRI disatukan menjadi ABRI yang
diakui sebagai salah satu kekuatan sosial
politik.
• Berdasarkan Penpres no. 7 Tahun 1959
kehidupan partai harus memenuhi syarat
partai politik.
• Kekuatan politik pada saat itu adalah Presiden,
ABRI dan partai-partai terutama PKI.
28. JATUHNYA DEMOKRASI TERPIMPIN
1. Presiden cenderung berkuasa mutlak sebagai
kepala Negara sekaligus kepala pemerintah.
2. Peranan parlemen yang lemah.
3. Jaminan hak-hak dasar warga negara masih
lemah.
4. Kaburnya sistem kepartaian dan lemahnya
peranan partai politik.
29. KESIMPULAN
Demokrasi liberal dikenal dengan sistem
pemerintahan parlementer. Pada periode ini
diberlakukan UUDS 1950. Namun setelah negara RI
dengan UUDS 1950 selama 9 tahun,maka rakyat
Indonesia sadar bahwa UUDS 1950 dengan sistem
Demokrasi Liberal tidak sesuai dengan jiwa
Pancasila dan UUD 1945.