際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
SEKSUALITAS
SEKSUALITAS
 SEKSUALITAS  tidak hanya dipahami sbg aktifitas fisik
(aspek biologis/dorongan seksual) dan psikologis individu
(pikiran, perasaan serta pengalaman-pengalaman
individual)  perlu pemahaman komprehensif, krn
fenomena sosial.
 Perilaku seksual mengikuti pola-pola yg tergenderkan
dimana berakar dari definisi maskulinitas dan
feminitas dalam budaya.
 Definisi budaya apakah seksualitas berbeda antara
laki-laki dan perempuan. Laki-laki diharapkan
mempunyai dorongan sex yang lebih kuat daripada
perempuan, masih distereotipekan overactive
dibanding perempuan.
 Orientasi Seksualitas  Heterosexsual, Homosexual,
Bisexual (Homo + Hetero)
 Seksualitas bisa direkonstruksi dan
didekonstruksi.
 Seksualitas jarang sekali didiskusikan secara
terbuka. Seksualitas selalu dilekatkan dengan hal-hal
yang bermuatan negatif, kotor, dosa dan tidak
bermoral. Sehingga seksualitas begitu ketatnya
diatur oleh lembaga-lembaga sosial, agama
sampai negara. Dampaknya : manusia menjadi jauh
dari seksualitasnya sendiri.
Studi ilmiah ttg sex :
FREUDIAN PSYCHOANALYSIS, Judul Tulisan Freud
Transformation of Puberty, subjudulnya :
The Differentiation between Men and Women
Teori PENIS ENVY,
Seks adalah bagian dari naluri manusia yang paling dasar
dan primitif. Sensasi seks pertama adalah dalam hubungan
dengan payudara ibu saat menyusui. Dalam tingkat
tertentu dalam kehidupannya, muncul kesadaran bahwa
ada perbedaan dalam bagian-bagian vitalnya. Seorang anak
laki-laki akan menyadari bahwa saudara perempuannya
tidak punya penis dan dirasa mempunyai kekurangan,
karena penis sebagai versi superior dari clitoris 
kecemburuan penis  perasaan marah pada ibu yang tidak
memberi penis sebagai salah satu organ yang penting 
dasar penyebutan Freud pada perempuan sebagai THE
DARK CONTINENT (DARATAN YANG GELAP)
SEKS, GENDER, DAN ORIENTASI SEKSUAL SBG
KEBERLANJUTAN DAN SBG VARIABEL YG SALING
BERARTIKULASI
SEKS betina/female hermaphrodite jantan/male
(Biologis) 00
GENDER feminin androgin maskulin
0..0
SEKSUALITAS biseks heteroseks homoseks selibat
(orientasi 00
Seksual)
Seks adalah kategori biologis, Gender dan seksualitas adalah kategori sosial maupun
psikologis. Seksualitas berkaitan dengan genitalia dan organ seks sekunder.
Jantan = male Betina = female
Maskulin = kelaki-lakian Feminin = Kewanitaan
SEKSUALITAS, KONSTRUKSI ALAMIAH ATAU SOSIAL ?
Penentu Biologis Konstruksi Sosial
Identitas Seksual Ditentukan pada saat lahir dan
tidak dapat diubah
Muncul melalui pengalaman
individu.
Relasi-Relasi
Seksual
Ekspresi alamiah pada
Kecenderungan biologis
Menyediakan dasar bagi
pembentukan identitas-identitas
sosial
Institusi-Institusi
Sosial
Didasarkan pada seksualitas
alamiah /keteraturan sosial
Kelompok dominan mendukung
identitas-identitas seksual
Perubahan Sosial Keteraturan sosial secara
relatif tetap dengan variasi
individu
Perubahan mendatangkan seperti
orang memobilisasikan gerakan-
gerakan sosial untuk menetapkan
hak-hak bagi kelompok-kelompok
minoritas
Sumber : Andersen, 2000;183
 Esensialisme Seksual yaitu paham yang menganggap seksualitas
given, hukum Tuhan, tidak berubah, asosial, dan transhistoris, serta
menganggap heteroseksualitas adalah bentuk yang sah dan lain
adalah penyimpangan (abnormal), dan tidak dipertanyakan.
 Contoh faham esensialisme ; pandangan pada transeksual,
Orang yang melakukan transeksual adalah laki-laki yang menyimpang.
Pernyataan ini mungkin sangat menyakitkan bagi kaum
transeksual, tapi bagi kaum perempuan asli keberadaan
mereka jelas merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk
diterima. Perempuan-perempuan feminis bahkan banyak yang
menganggap orang-orang transeksual ini tak lebih dari
surgically castrated males.
 Nancy Jean Burkholder seorang transeksual dari New Hampshire,
ditolak saat akan menonton festival musik di Michigan oleh satpam
perempuan dengan mengatakan : Transsexuals are not
welcome
ESENSIALISME SEKSUAL
KONSTRUKSI SOSIAL SEKSUALITAS
 Rubin, Foucault, dan Butler (Alimi, 2005),
seksualitas merupakan sebuah konstruk
sosial, bukan fakta kromosomik-biologis 
menggugat esensialisme seksual.
 Seksualitas sangat terikat dengan sejarah dan
perubahan sosial.
Gayle Rubin: Logosentrisme dan
Heteronormativitas
 Tulisan Gayle Rubin ada dalam tulisan Carole Vance yang berjudul
Pleasure And Danger. Tulisannya: Exploring Female Sexuality, yaitu
membahas soal Teori Radikal Dalam Politik Seksualitas (Thinking Sex :
Notes for a Radical Theory of the Politics of Sexuality) hal 267-284.
 Teori ini akan membuka wacana atau menjawab mengapa seksualitas
begitu tabu dan terperangkap pada hal yang baik dan buruk saja?
Gayle Rubin dalam teori radikal itu menawarkan beberapa konsep
dasar untuk membuka wacana seksualitas dari pandangan feminis.
 Seksualitas, dikonstruk melalui prosedur logosentris.
 Dalam logosentrisme, heterosexualitas bukan hanya
dibedakan tetapi juga dianggap lebih tinggi derajatnya atas
praktek non-hetero. Tidak cukup dengan privelese itu,
bentuk seksualitas yang lain diberi sebutan negatif,
direndahkan, melalui strategi patologisasi,
abnormalisasi dan kriminalisasi.
Gayle Rubin

Gayle Rubin mendemonstrasikan bagaimana prosedur
itu bekerja dalam ranah seksualitas. Dalam bukunya
berjudul Thinking About Sex (1984), bagaimana
heteroseksualitas dinaturalisasi dan praktek seksual
lainnya diabnormalisasi.
 Heteroseksualitas dianggap sebagai the good, the
normal, the natural dan the blessed sexuality,
sedangkan yang lain adalah the bad, the abnormal, the
unnatural, dan the damned sexuality.
 Praktek-praktek sex seperti ini menempatkan yang satu
lebih berkuasa dengan lainnya (ada subjek dan objek).
Sama sekali tidak ada ruang demokrasi yang seimbang
antara yang satu dengan lainnya. Sehingga Rubin
menjelaskan bagaimana membongkar praktek-praktek
dominasi hubungan seks seperti ini.
SEXUALITY DARI MICHEL FOUCAULT
 Buku-bukunya : Herculine Barbine; Being The Recently
Discovered Memoirs of a Nineteenth-Century French
Hermaphrodite (1979), dan trilogi sejarah seksualitasnya
yang sangat terkenal; yaitu The History of Sexuality I; The
Will to Know (1983), The History of Sexuality I; The Use
of Pleasure (1985), dan The History of Sexuality III; The
Care of the Self (1986).
 Dalam bukunya : femininitas, maskulinitas dan seksualitas
adalah akibat praktek disiplin, the effect of discourse
atau buah powerknowledge relations. Foucault
membongkar dan menembus kebekuan fondasi rezim
heteroseksualitas yang univokal, yang dalam wacana-
wacana yang dominan dianggap sebagai the norm, the
logos.
 Buku Michel Foucault : The History of Sexuality. Penekanan :
genealogi kekuasaan. Sejarah Pewacanaan Seks sebagai
sejarah Kekuasaan.
 Seksualitas menurutnya adalah nama yang terbentuk secara
historis; bukan realitas alamiah yang susah dipahami, melainkan
adalah sebuah jaringan besar yang didalamnya terdapat stimulasi
tubuh, intensifikasi kenikmatan, perubahan ke diskursus, formasi
pengetahuan tertentu, penguatan kontrol dan resistensi, yang saling
berkaitan satu sama lain (Foucault, 1998: 105-6).
 Jaman Ratu Victoria (Victorianisme), seks sangat tertutup,
menabukan seks dan membatasinya dalam rumah, perkawinan
keluarga, dan kebungkaman. Victorianisme melakukan represi
seksualitas secara umum dan diskursus seksual secara khusus. Ada
usaha menaklukkan seks pada tingkat bahasa, untuk
menghilangkan pemahaman masyarakat ttg seks.
 Abad XVII, yang menandai seksualitas : pewacanaan sistematis
(dorongan untuk berwacana. Seks menjadi sesuatu yang harus
dikatakan. Institusi pendorongnya : Gereja Katolik (pengakuan
dosa), kedokteran dan psikiatri (pathologi). Bahasa : orang
memurnikan supaya seks tidak dikatakan secara langsung, tetapi
diurusi dan diburu oleh wacana.
 Abad XVIII, dorongan politik, ekonomi, dan teknik untuk
bicara tentang seks dalam bentuk studi analitik, pencatatan,
klasifikasi, spesifikasi, kuantifikasi dan kausalisasi. Tidak
hanyaaspek moral, tetapi juga rasionalitas. Seks urusan polisi
terkait kekuasaan publik  pengaturan seks melalui wacana yang
bermanfaat dan publik. Seks dikaitkan dengan penduduk,
natalitas, dsb.
 Abad XIX , masyarakat mengembangkan mekanisme kontrol
perilaku individu. Sekolah menjadi tempat permainan kekuasaan
pengetahuan. Seksualitas orang gila, anak-anak, dan kriminal
dijaga (dicegah dan dilarang).
 Kesimpulan : Foucault menggunakan konsep wacana lebih
sebagai aturan-aturan.
 Empat unitas strategis (strategic unities) untuk mereproduksi
dan melipatgandakan diskursus tentang seksualitas:
1. the psychiatrisation of perverse pleasure,
Strategi ini bekerja dengan mempatologikan semua bentuk penyimpangan dari prinsip-
prinsip seksualitas prokreatif yang normal. Karena itulah sex for pleasures dikutuk.
Onani, masturbasi, dan homoseksualitas yang sering menjadi sumber kesenangan erotis
dianggap abnormal, menyimpang, dan perlu mendapat perawatan. Alasannya adalah
karena praktek-praktek seksual nonprokreatif ini memperlemah tubuh dan menjadikannya
rawan terhadap berbagai macam penyakit. Inilah bedanya seksualitas Barat modern dan
Yunani kuno, dimana homoseksualisme, onanisme dan masturbasi tidak ditolak berdasar
kategori normal atau abnormal (Foucault, 1986a: 45) melainkan berdasar
kuantitasnya, yaitu tidak boleh kalau berlebihan.
2. the socialisation of procreative behaviour,
Berlawanan dengan diskursus seksualitas Yunani dan Roma kuno, seksualitas
Barat modern abad XIX, lebih diorientasikan pada tujuan-tujuan prokreatif,
bukan kesenangan (pleasure)  disebut scientia sexualis, sedangkan
seksualitas Roma kuno berorientasi pada pleasure atau aphrodisia disebut ars
erotica. Tujuan scientia sexualis ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan,
efisiensi, ekonomi tubuh, hubungan konjugal perkawinan dan heteroseksualitas.
Heteroseksualitas  bentuk paling sah, dibingkai dalam heteronormativitas.
Pasangan dibebani tanggungjawab sosial dan medis; yaitu melindungi keluarga
dari penyakit-penyakit patogenik seksualitas. Setiap kegagalan dalam upaya ini
dapat berakibat pada kehancuran tubuh sosial (social body), yaitu komunitas.
3. the pedagogisation of childrens sex
praktek seksualitas anak yang potensial bahaya (hal 104)
diatur sedemikian rupa karena dikhawatirkan dapat
mendatangkan kerusakan fisik dan moral, individu dan
kolektif (hal 30).
4. the hysterisation of womens body.
tubuh feminin dianalisa, diintegrasikan ke wilayah praktek
medis karena penyakit yang melekat padanya, dan akhirnya
ditempatkan dalam komunikasi organik dengan tubuh sosial.
seksualitas perempuan dikonstitusikan sebagai sentral identitas
mereka, mereka adalah biologi mereka dan seksualitas adalah
inti dari biologi mereka itu. Dalam konteks ini, definisi tentang
seksualitas diperluas. Bukan sekedar having sex melainkan
juga meliputi pengalaman-pengalaman masturbasi, kehamilan,
kelahiran dan menopause. Histerisasi ini menuntut
diregulasinya perempuan, menjadikan mereka sebagai objek sah
dari intervensi dan kontrol psikologis dan medis.
Herculine Barbin, mrt Foucault
adalah satu strategi yang lain yang dikembangkan yaitu diseminasi gagasan
tentang keharusan manusia untuk hanya mempunyai satu identitas gender dan
kelamin yang sejati-jelas (true mono-sexed human being). of the body) dan
keamanan spesies sosial (social species), yaitu penduduk.
Melalui ilmu kedokteran, hukum dan pengadilan. Herculine Barbin, seorang
hermaprodit Perancis pada abad XIX. Pada catatan hariannya, Barbin menulis
bahwa pada kelahirannya ia diidentifikasi sebagai perempuan. Kendati
demikian, setelah serangkaian pengakuan pada dokter dan pendeta, Barbin
secara hukum diharuskan untuk merubah seksnya ke laki-laki karena
karakter maskulin yang dimilikinya. Tertekan karena seksualitas dan jenis
kelamin yang disyaratkan, akhirnya Barbin bunuh diri. Hal ini disebabkan
Tidak boleh ada identitas in-between. Bagi Foucault ini mengejutkan
hermaprodit diharuskan mempunyai a sex, a single, true sex, karena selama
berabad-abad, menurutnya, telah ada kesepakatan bahwa yang namanya
hermaprodit itu punya dua (ibid, vii).
Lima teknik ini berasal dari kebutuhan kelas bojuis pada abad XIX untuk
meningkatkan produktifitas tubuh (productivity of the body) dan keamanan
spesies sosial (social species), yaitu penduduk.
 Praktek diskursif lain yang penting dalam institusionalisasi
heteroseksualitas yang diidentifikasi Foucault adalah konfesi.
Konfesi  praktek pengakuan dosa seorang jamaah kepada
pendeta yang biasa dipraktekkan di gereja. Konfesi dianggap
sebagai basis pembentukan dan pengaturan seksualitas,
digunakan untuk membongkar kesenangan-kesenangan
tersembunyi (the hidden pleasures), ekses-ekses tubuh yang
berbahaya (dangerous excesses of the body, secret fantasies);
hakekat personal manuasia (the very personal essence of human
being), inti identitas personal (the core of personal identity) dan
kebenaran tentang diri (the truth of self).
Melalui strategi diskursif inilah heteroseksualitas, bentuk
seksualitas yang berorientasi prokreasi, diinternalisasi,
dinaturalisasi, sedangkan bentuk lain dipatologikan dan
diabnormalkan. Seolah-olah heteronormativitas adalah satu-
satunya formasi seksual yang mengatur kehidupan manusia,
kapanpun dan dimanapun  menyembunyikan realitas dan
relativitas kompleks dibalik seksualitas.
 Foucault tetap pada orientasi politik mikronya, yang
menekankan pentingnya tubuh dan kenikmatan
 Buku Foucault : The Use of pleasure dan The Care of The
Self, fokus substantif (dari barat modern ke budaya Yunani
Roma) dan orientasi teoritis bergeser (dari genealogi
kekuasaan ke genealogi kesadaran diri, kontrol diri, praktik
diri  dipahami sebagai genealogi manusia yang berhasrat.
Seksualitas bukan hanya masalah kekuasaan dan pelarangan,
tetapi masalah moral.
 Arkeologi adalah kondisi historis yang ada, Genealogi lebih
mempermasalahkan tentang proses historis. Genealogi
menawarkan pada kita sebuah hubungan proses tentang
jaringan diskursus, sebaliknya arkeologi memberikan pada kita
sebuah jepretan, dan irisan melalui mata rantai diskursif.
FLUID IDENTITIES
 Bukan teori tentang homoseksualitas, meskipun juga
berbicara tentangnya.
 Pendekatan untuk memahami Seksualitas, dan identitas
yang dikembangkan dari ide-ide Foucault.
 Dikembangkan Judith Butler dalam bukunya : Gender
Trouble: Feminism and the subversion of Identity (1990).
Meski ia tidak memberi label bukunya sebagai Teori
Queer, tetapi secara definitif mulai dari buku ini.
Kinseys Sexual Orientation Continuum

More Related Content

Similar to sexualitas.ppt (20)

Gender
GenderGender
Gender
Putu 'Nag Bali
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
IntructuresTIK
Feminisme
Feminisme Feminisme
Feminisme
Siti Oyim
7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan
7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan
7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan
EnySriwidayati1
kajian terhadap materi Sex-dan-Gender.ppt
kajian terhadap materi Sex-dan-Gender.pptkajian terhadap materi Sex-dan-Gender.ppt
kajian terhadap materi Sex-dan-Gender.ppt
MuhammadAdhityaHiday
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsx
Kazekun2
Pluralisme dan gender
Pluralisme dan genderPluralisme dan gender
Pluralisme dan gender
Abdan Matin Ahmad
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
ajengseptiana
Psikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.ppt
Psikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.pptPsikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.ppt
Psikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.ppt
FasamiYuwi
Aspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNA
Aspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNAAspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNA
Aspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
Gender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdf
Gender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdfGender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdf
Gender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdf
aceng23
PSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptx
PSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptxPSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptx
PSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptx
kopisusumix
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
KANDA IZUL
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
KANDA IZUL
11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.ppt
agus war
5. psiko analisis dan ekofeminisme
5. psiko analisis dan ekofeminisme5. psiko analisis dan ekofeminisme
5. psiko analisis dan ekofeminisme
evinurleni
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Aprillia Indah Fajarwati
KEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptx
KEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptxKEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptx
KEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptx
rajasaromli
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptx
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptxkesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptx
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptx
FatqurRohman
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
IntructuresTIK
Feminisme
Feminisme Feminisme
Feminisme
Siti Oyim
7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan
7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan
7.-Sex-dan-Gender.ppt ( Gender dan Kajian Tentang Perempuan
EnySriwidayati1
kajian terhadap materi Sex-dan-Gender.ppt
kajian terhadap materi Sex-dan-Gender.pptkajian terhadap materi Sex-dan-Gender.ppt
kajian terhadap materi Sex-dan-Gender.ppt
MuhammadAdhityaHiday
Gender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsxGender & Kesetaraan.ppsx
Gender & Kesetaraan.ppsx
Kazekun2
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar PernikahanPermasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
Permasalahan Pada Remaja: Perilaku Seks di Luar Pernikahan
ajengseptiana
Psikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.ppt
Psikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.pptPsikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.ppt
Psikologi-Perilaku-Seksual-Pertemuan1.ppt
FasamiYuwi
Gender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdf
Gender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdfGender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdf
Gender, Jenis Kelamin & Seksualitas dan priapdf
aceng23
PSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptx
PSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptxPSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptx
PSIKOLOGI -definisi, faktor perilaku.pptx
kopisusumix
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
KANDA IZUL
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
KANDA IZUL
11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.ppt
agus war
5. psiko analisis dan ekofeminisme
5. psiko analisis dan ekofeminisme5. psiko analisis dan ekofeminisme
5. psiko analisis dan ekofeminisme
evinurleni
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidananCara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Cara cara pendekatan sosial budaya dalam praktik kebidanan
Aprillia Indah Fajarwati
KEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptx
KEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptxKEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptx
KEL0MPOK 1 SLIDE PPT FILSAFAT AKHIR (1) (1).pptx
rajasaromli
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptx
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptxkesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptx
kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja.pptx
FatqurRohman

Recently uploaded (20)

Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdfPPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
ListiawatiAMdKeb
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Murad Maulana
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptxTeks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
Teks fiks Didik anak dengan islamiyah.pptx
ArizOghey1
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptxDari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Dari pesantren ke dunia maya (diskusi berkala UAS Kencong Jember0.pptx
Syarifatul Marwiyah
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docxBANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
BANGSA DAN KARAKTERISTIK TERNAK KAMBING.docx
AzuraAgusnasya
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptxManajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Manajemen Risiko Proyek_Training "RISK MANAGEMENT".pptx
Kanaidi ken
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptxBHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
BHINNEKA TUGGAL IKA KEBERAGAMAN BUDAYA.pptx
AyeniahVivi
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri SemarangBuku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
Buku 1 tentang orang Hukum perdata Universitas Negeri Semarang
iztawanasya1
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptxSeleksi Penerimaan Murid Baru  2025.pptx
Seleksi Penerimaan Murid Baru 2025.pptx
Fajar Baskoro
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdfBRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
BRIEF SAPA RAMADHAN Universitas Al-Falah As-Sunniyah Kencong Jember 2025.pdf
Syarifatul Marwiyah
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraJakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah Telstra
Dadang Solihin
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptxMuqaddimah ANGGARAN DASAR  Muhammadiyah .pptx
Muqaddimah ANGGARAN DASAR Muhammadiyah .pptx
suwaibahkapa2
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Kelas
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdfPPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
PPT STASE 1nbdjwbjdhjsankswjiswjiwjsoasaosqoskq.pdf
ListiawatiAMdKeb
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Manajemen Perpustakaan BAPETEN Berdasarkan油SNI 7496:2009
Murad Maulana
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
Murad Maulana
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptxOrgan Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
Organ Pencernaan dan Fungsinya Kelas 8 Fase D.pptx
IrfanIdris7
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docxProposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
Proposal Kegiatan Santunan Anak Yatim.docx
tuminsa934
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
1. RPT SAINS SMK TINGKATAN 1 2025 KUMPULAN B BY CIKGU GORGEOUS.docx
shafiqsmkamil
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptxFarmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
Farmakologi (antibiotik, antivirus, antijamur).pptx
michellepikachuuu
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
Project Mata kuliah Biogeografi kelompok 5
khairizal2005
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptxPRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
PRAKTIK PEMBUATAN RPP DEEP LEARNING fix.pptx
NurulIlyas3

sexualitas.ppt

  • 2. SEKSUALITAS SEKSUALITAS tidak hanya dipahami sbg aktifitas fisik (aspek biologis/dorongan seksual) dan psikologis individu (pikiran, perasaan serta pengalaman-pengalaman individual) perlu pemahaman komprehensif, krn fenomena sosial. Perilaku seksual mengikuti pola-pola yg tergenderkan dimana berakar dari definisi maskulinitas dan feminitas dalam budaya. Definisi budaya apakah seksualitas berbeda antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki diharapkan mempunyai dorongan sex yang lebih kuat daripada perempuan, masih distereotipekan overactive dibanding perempuan. Orientasi Seksualitas Heterosexsual, Homosexual, Bisexual (Homo + Hetero)
  • 3. Seksualitas bisa direkonstruksi dan didekonstruksi. Seksualitas jarang sekali didiskusikan secara terbuka. Seksualitas selalu dilekatkan dengan hal-hal yang bermuatan negatif, kotor, dosa dan tidak bermoral. Sehingga seksualitas begitu ketatnya diatur oleh lembaga-lembaga sosial, agama sampai negara. Dampaknya : manusia menjadi jauh dari seksualitasnya sendiri.
  • 4. Studi ilmiah ttg sex : FREUDIAN PSYCHOANALYSIS, Judul Tulisan Freud Transformation of Puberty, subjudulnya : The Differentiation between Men and Women Teori PENIS ENVY, Seks adalah bagian dari naluri manusia yang paling dasar dan primitif. Sensasi seks pertama adalah dalam hubungan dengan payudara ibu saat menyusui. Dalam tingkat tertentu dalam kehidupannya, muncul kesadaran bahwa ada perbedaan dalam bagian-bagian vitalnya. Seorang anak laki-laki akan menyadari bahwa saudara perempuannya tidak punya penis dan dirasa mempunyai kekurangan, karena penis sebagai versi superior dari clitoris kecemburuan penis perasaan marah pada ibu yang tidak memberi penis sebagai salah satu organ yang penting dasar penyebutan Freud pada perempuan sebagai THE DARK CONTINENT (DARATAN YANG GELAP)
  • 5. SEKS, GENDER, DAN ORIENTASI SEKSUAL SBG KEBERLANJUTAN DAN SBG VARIABEL YG SALING BERARTIKULASI SEKS betina/female hermaphrodite jantan/male (Biologis) 00 GENDER feminin androgin maskulin 0..0 SEKSUALITAS biseks heteroseks homoseks selibat (orientasi 00 Seksual) Seks adalah kategori biologis, Gender dan seksualitas adalah kategori sosial maupun psikologis. Seksualitas berkaitan dengan genitalia dan organ seks sekunder. Jantan = male Betina = female Maskulin = kelaki-lakian Feminin = Kewanitaan
  • 6. SEKSUALITAS, KONSTRUKSI ALAMIAH ATAU SOSIAL ? Penentu Biologis Konstruksi Sosial Identitas Seksual Ditentukan pada saat lahir dan tidak dapat diubah Muncul melalui pengalaman individu. Relasi-Relasi Seksual Ekspresi alamiah pada Kecenderungan biologis Menyediakan dasar bagi pembentukan identitas-identitas sosial Institusi-Institusi Sosial Didasarkan pada seksualitas alamiah /keteraturan sosial Kelompok dominan mendukung identitas-identitas seksual Perubahan Sosial Keteraturan sosial secara relatif tetap dengan variasi individu Perubahan mendatangkan seperti orang memobilisasikan gerakan- gerakan sosial untuk menetapkan hak-hak bagi kelompok-kelompok minoritas Sumber : Andersen, 2000;183
  • 7. Esensialisme Seksual yaitu paham yang menganggap seksualitas given, hukum Tuhan, tidak berubah, asosial, dan transhistoris, serta menganggap heteroseksualitas adalah bentuk yang sah dan lain adalah penyimpangan (abnormal), dan tidak dipertanyakan. Contoh faham esensialisme ; pandangan pada transeksual, Orang yang melakukan transeksual adalah laki-laki yang menyimpang. Pernyataan ini mungkin sangat menyakitkan bagi kaum transeksual, tapi bagi kaum perempuan asli keberadaan mereka jelas merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk diterima. Perempuan-perempuan feminis bahkan banyak yang menganggap orang-orang transeksual ini tak lebih dari surgically castrated males. Nancy Jean Burkholder seorang transeksual dari New Hampshire, ditolak saat akan menonton festival musik di Michigan oleh satpam perempuan dengan mengatakan : Transsexuals are not welcome ESENSIALISME SEKSUAL
  • 8. KONSTRUKSI SOSIAL SEKSUALITAS Rubin, Foucault, dan Butler (Alimi, 2005), seksualitas merupakan sebuah konstruk sosial, bukan fakta kromosomik-biologis menggugat esensialisme seksual. Seksualitas sangat terikat dengan sejarah dan perubahan sosial.
  • 9. Gayle Rubin: Logosentrisme dan Heteronormativitas Tulisan Gayle Rubin ada dalam tulisan Carole Vance yang berjudul Pleasure And Danger. Tulisannya: Exploring Female Sexuality, yaitu membahas soal Teori Radikal Dalam Politik Seksualitas (Thinking Sex : Notes for a Radical Theory of the Politics of Sexuality) hal 267-284. Teori ini akan membuka wacana atau menjawab mengapa seksualitas begitu tabu dan terperangkap pada hal yang baik dan buruk saja? Gayle Rubin dalam teori radikal itu menawarkan beberapa konsep dasar untuk membuka wacana seksualitas dari pandangan feminis. Seksualitas, dikonstruk melalui prosedur logosentris. Dalam logosentrisme, heterosexualitas bukan hanya dibedakan tetapi juga dianggap lebih tinggi derajatnya atas praktek non-hetero. Tidak cukup dengan privelese itu, bentuk seksualitas yang lain diberi sebutan negatif, direndahkan, melalui strategi patologisasi, abnormalisasi dan kriminalisasi.
  • 10. Gayle Rubin Gayle Rubin mendemonstrasikan bagaimana prosedur itu bekerja dalam ranah seksualitas. Dalam bukunya berjudul Thinking About Sex (1984), bagaimana heteroseksualitas dinaturalisasi dan praktek seksual lainnya diabnormalisasi. Heteroseksualitas dianggap sebagai the good, the normal, the natural dan the blessed sexuality, sedangkan yang lain adalah the bad, the abnormal, the unnatural, dan the damned sexuality. Praktek-praktek sex seperti ini menempatkan yang satu lebih berkuasa dengan lainnya (ada subjek dan objek). Sama sekali tidak ada ruang demokrasi yang seimbang antara yang satu dengan lainnya. Sehingga Rubin menjelaskan bagaimana membongkar praktek-praktek dominasi hubungan seks seperti ini.
  • 11. SEXUALITY DARI MICHEL FOUCAULT Buku-bukunya : Herculine Barbine; Being The Recently Discovered Memoirs of a Nineteenth-Century French Hermaphrodite (1979), dan trilogi sejarah seksualitasnya yang sangat terkenal; yaitu The History of Sexuality I; The Will to Know (1983), The History of Sexuality I; The Use of Pleasure (1985), dan The History of Sexuality III; The Care of the Self (1986). Dalam bukunya : femininitas, maskulinitas dan seksualitas adalah akibat praktek disiplin, the effect of discourse atau buah powerknowledge relations. Foucault membongkar dan menembus kebekuan fondasi rezim heteroseksualitas yang univokal, yang dalam wacana- wacana yang dominan dianggap sebagai the norm, the logos.
  • 12. Buku Michel Foucault : The History of Sexuality. Penekanan : genealogi kekuasaan. Sejarah Pewacanaan Seks sebagai sejarah Kekuasaan. Seksualitas menurutnya adalah nama yang terbentuk secara historis; bukan realitas alamiah yang susah dipahami, melainkan adalah sebuah jaringan besar yang didalamnya terdapat stimulasi tubuh, intensifikasi kenikmatan, perubahan ke diskursus, formasi pengetahuan tertentu, penguatan kontrol dan resistensi, yang saling berkaitan satu sama lain (Foucault, 1998: 105-6). Jaman Ratu Victoria (Victorianisme), seks sangat tertutup, menabukan seks dan membatasinya dalam rumah, perkawinan keluarga, dan kebungkaman. Victorianisme melakukan represi seksualitas secara umum dan diskursus seksual secara khusus. Ada usaha menaklukkan seks pada tingkat bahasa, untuk menghilangkan pemahaman masyarakat ttg seks.
  • 13. Abad XVII, yang menandai seksualitas : pewacanaan sistematis (dorongan untuk berwacana. Seks menjadi sesuatu yang harus dikatakan. Institusi pendorongnya : Gereja Katolik (pengakuan dosa), kedokteran dan psikiatri (pathologi). Bahasa : orang memurnikan supaya seks tidak dikatakan secara langsung, tetapi diurusi dan diburu oleh wacana. Abad XVIII, dorongan politik, ekonomi, dan teknik untuk bicara tentang seks dalam bentuk studi analitik, pencatatan, klasifikasi, spesifikasi, kuantifikasi dan kausalisasi. Tidak hanyaaspek moral, tetapi juga rasionalitas. Seks urusan polisi terkait kekuasaan publik pengaturan seks melalui wacana yang bermanfaat dan publik. Seks dikaitkan dengan penduduk, natalitas, dsb. Abad XIX , masyarakat mengembangkan mekanisme kontrol perilaku individu. Sekolah menjadi tempat permainan kekuasaan pengetahuan. Seksualitas orang gila, anak-anak, dan kriminal dijaga (dicegah dan dilarang). Kesimpulan : Foucault menggunakan konsep wacana lebih sebagai aturan-aturan.
  • 14. Empat unitas strategis (strategic unities) untuk mereproduksi dan melipatgandakan diskursus tentang seksualitas: 1. the psychiatrisation of perverse pleasure, Strategi ini bekerja dengan mempatologikan semua bentuk penyimpangan dari prinsip- prinsip seksualitas prokreatif yang normal. Karena itulah sex for pleasures dikutuk. Onani, masturbasi, dan homoseksualitas yang sering menjadi sumber kesenangan erotis dianggap abnormal, menyimpang, dan perlu mendapat perawatan. Alasannya adalah karena praktek-praktek seksual nonprokreatif ini memperlemah tubuh dan menjadikannya rawan terhadap berbagai macam penyakit. Inilah bedanya seksualitas Barat modern dan Yunani kuno, dimana homoseksualisme, onanisme dan masturbasi tidak ditolak berdasar kategori normal atau abnormal (Foucault, 1986a: 45) melainkan berdasar kuantitasnya, yaitu tidak boleh kalau berlebihan. 2. the socialisation of procreative behaviour, Berlawanan dengan diskursus seksualitas Yunani dan Roma kuno, seksualitas Barat modern abad XIX, lebih diorientasikan pada tujuan-tujuan prokreatif, bukan kesenangan (pleasure) disebut scientia sexualis, sedangkan seksualitas Roma kuno berorientasi pada pleasure atau aphrodisia disebut ars erotica. Tujuan scientia sexualis ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, efisiensi, ekonomi tubuh, hubungan konjugal perkawinan dan heteroseksualitas. Heteroseksualitas bentuk paling sah, dibingkai dalam heteronormativitas. Pasangan dibebani tanggungjawab sosial dan medis; yaitu melindungi keluarga dari penyakit-penyakit patogenik seksualitas. Setiap kegagalan dalam upaya ini dapat berakibat pada kehancuran tubuh sosial (social body), yaitu komunitas.
  • 15. 3. the pedagogisation of childrens sex praktek seksualitas anak yang potensial bahaya (hal 104) diatur sedemikian rupa karena dikhawatirkan dapat mendatangkan kerusakan fisik dan moral, individu dan kolektif (hal 30). 4. the hysterisation of womens body. tubuh feminin dianalisa, diintegrasikan ke wilayah praktek medis karena penyakit yang melekat padanya, dan akhirnya ditempatkan dalam komunikasi organik dengan tubuh sosial. seksualitas perempuan dikonstitusikan sebagai sentral identitas mereka, mereka adalah biologi mereka dan seksualitas adalah inti dari biologi mereka itu. Dalam konteks ini, definisi tentang seksualitas diperluas. Bukan sekedar having sex melainkan juga meliputi pengalaman-pengalaman masturbasi, kehamilan, kelahiran dan menopause. Histerisasi ini menuntut diregulasinya perempuan, menjadikan mereka sebagai objek sah dari intervensi dan kontrol psikologis dan medis.
  • 16. Herculine Barbin, mrt Foucault adalah satu strategi yang lain yang dikembangkan yaitu diseminasi gagasan tentang keharusan manusia untuk hanya mempunyai satu identitas gender dan kelamin yang sejati-jelas (true mono-sexed human being). of the body) dan keamanan spesies sosial (social species), yaitu penduduk. Melalui ilmu kedokteran, hukum dan pengadilan. Herculine Barbin, seorang hermaprodit Perancis pada abad XIX. Pada catatan hariannya, Barbin menulis bahwa pada kelahirannya ia diidentifikasi sebagai perempuan. Kendati demikian, setelah serangkaian pengakuan pada dokter dan pendeta, Barbin secara hukum diharuskan untuk merubah seksnya ke laki-laki karena karakter maskulin yang dimilikinya. Tertekan karena seksualitas dan jenis kelamin yang disyaratkan, akhirnya Barbin bunuh diri. Hal ini disebabkan Tidak boleh ada identitas in-between. Bagi Foucault ini mengejutkan hermaprodit diharuskan mempunyai a sex, a single, true sex, karena selama berabad-abad, menurutnya, telah ada kesepakatan bahwa yang namanya hermaprodit itu punya dua (ibid, vii). Lima teknik ini berasal dari kebutuhan kelas bojuis pada abad XIX untuk meningkatkan produktifitas tubuh (productivity of the body) dan keamanan spesies sosial (social species), yaitu penduduk.
  • 17. Praktek diskursif lain yang penting dalam institusionalisasi heteroseksualitas yang diidentifikasi Foucault adalah konfesi. Konfesi praktek pengakuan dosa seorang jamaah kepada pendeta yang biasa dipraktekkan di gereja. Konfesi dianggap sebagai basis pembentukan dan pengaturan seksualitas, digunakan untuk membongkar kesenangan-kesenangan tersembunyi (the hidden pleasures), ekses-ekses tubuh yang berbahaya (dangerous excesses of the body, secret fantasies); hakekat personal manuasia (the very personal essence of human being), inti identitas personal (the core of personal identity) dan kebenaran tentang diri (the truth of self). Melalui strategi diskursif inilah heteroseksualitas, bentuk seksualitas yang berorientasi prokreasi, diinternalisasi, dinaturalisasi, sedangkan bentuk lain dipatologikan dan diabnormalkan. Seolah-olah heteronormativitas adalah satu- satunya formasi seksual yang mengatur kehidupan manusia, kapanpun dan dimanapun menyembunyikan realitas dan relativitas kompleks dibalik seksualitas.
  • 18. Foucault tetap pada orientasi politik mikronya, yang menekankan pentingnya tubuh dan kenikmatan Buku Foucault : The Use of pleasure dan The Care of The Self, fokus substantif (dari barat modern ke budaya Yunani Roma) dan orientasi teoritis bergeser (dari genealogi kekuasaan ke genealogi kesadaran diri, kontrol diri, praktik diri dipahami sebagai genealogi manusia yang berhasrat. Seksualitas bukan hanya masalah kekuasaan dan pelarangan, tetapi masalah moral. Arkeologi adalah kondisi historis yang ada, Genealogi lebih mempermasalahkan tentang proses historis. Genealogi menawarkan pada kita sebuah hubungan proses tentang jaringan diskursus, sebaliknya arkeologi memberikan pada kita sebuah jepretan, dan irisan melalui mata rantai diskursif.
  • 19. FLUID IDENTITIES Bukan teori tentang homoseksualitas, meskipun juga berbicara tentangnya. Pendekatan untuk memahami Seksualitas, dan identitas yang dikembangkan dari ide-ide Foucault. Dikembangkan Judith Butler dalam bukunya : Gender Trouble: Feminism and the subversion of Identity (1990). Meski ia tidak memberi label bukunya sebagai Teori Queer, tetapi secara definitif mulai dari buku ini.