Transmetro Pekanbaru merupakan sistem bus rapid transit (BRT) yang mulai beroperasi pada 2009 untuk meningkatkan kualitas transportasi umum di kota Pekanbaru. Sistem ini terdiri dari dua koridor dengan 65 halte dan 20 unit bus awal. Prediksi pendapatan sistem ini akan meningkat dari Rp31 miliar pada 2013 menjadi Rp51 miliar pada 2014 dengan peningkatan jumlah penumpang. Untuk meningkatkan layanan Transmetro diperlukan reformasi pengelola
4. KOMPONEN KOTA MAJU
• Tata Ruang
• Fasilitas Umum:
– Air Bersih
– Listrik
– Sanitasi
– Jalan/Transportasi
– Pedestrian
– Taman/Hutan
4
• Fasilitas Sosial:
– Sekolah
– Rumah Sakit
– Rumah Ibadah
– Pustaka/Museum
– Stadion
• Fasilitas Komersial
– Pasar/Bisnis
– Perkantoran
– Taman Hiburan
5. TRANSPORTASI KOTA YANG BURUK
• Tidak ada jaringan pelayanan yang meliputi
seluruh wilayah kota;
• Sarana dan prasarana transportasi tidak handal
terhadap waktu, biaya, dan ketersediaannya;
• Biaya transportasi tinggi;
• Warga kota mencari penyelesaian sendiri masalah
transportasi mereka;
• Banyak segmen jalan yang macet atau tersendat;
• Banyak angkutan umum tidak meyelesaikan
masalah tapi jadi bagian dari masalah
transposrtasi.
5
7. Penelitian Dr Walter Hook (ITDP, 2005)
• Makin banyak kota di negara berkembang
yang menggunakan Bus Rapid Transit (BRT)
sebagai alternatif yang lebih murah;
• Penerapan BRT dikaitkan juga dengan
reformasi aturan angkutan dan perubahan
angkutan dalam jangka panjang;
• Operasi BRT menguntungkan, memberikan
kesempatan pada kota untuk menarik
minat operator swasta.
7
8. PENGGUNANAN BRT
• Transisi ke sistem angkutan bus yang lebih
efisien dengan aturan oleh pemerintah
kota;
• Meningkatkan investasi swasta dalam
angkutan orang;
• Merubah operasi bus swasta menjadi lebih
berkualitas dalam pelayanan
8
9. SISTEM OPERASI BRT
• Sistem Tertutup
– Simpel dalam pembayaran, di pintu sistem
tertutup
– Cepat naik-turun penumpang: platform khusus
– Mudah transfer penumpang
– Fleksibel untuk perubahan
– Jalur jalan khusus: busway
• Sistem Terbuka
– Jalur terbuka: mixed traffics
– Pembayaran secara konvensional di bus
– Platform dan pintu konvensional
9
14. PERBANDINGAN BRT 3 KOTA
NO INDIKATOR
SATUA
N
KOTA
KUNMING JAKARTA BOGOTA
1 JENIS SISTEM - TERBUKA,
TRUNK
TERTUTUP,
TRUNK
TERTUTUP,
TRUNK-
FEEDERS
2 PERUSAHAAN
PENGELOLA
- PARSIAL TERPADU
3 BIAYA SISTEM $/KM 1 JUTA
4 KENAIKAN JUMLAH
PENUMPANG 1 ARAH
ORG/J
ORG/H
2.000 ïƒ
7.500 ïƒ 50.000 ïƒ 45.000
5 PERUBAHAN PANGSA
BRT
% 6 ïƒ 13 15
6 PENURUNAN KONSUMSI
BBM BUS PER
PENUMPANG
LITER 7,7
7 KECEPATAN BUS KM/JAM 10 ïƒ 15-18 18 ïƒ 26
8 EFISIENSI 650 ïƒ 270
9 MASALAH - MACET MACET SEDIKIT
14
16. PEMBUKAAN
• TANGGAL 18
JUNI 2009
PETUGAS TMP ( PHL )
• PRAMUDI = 44 ORG
• PRAMUGARA = 44 ORG
• PETUGAS ADM = 20 ORG
• PETUGAS HALTE = 135 0RG
• PENGAWAS = 15 ORG
• KORDINATOR 5 ORG
• PETUGAS KEBERSIHAN 10
ORG
• PETUGAS KEAMANAN 15 ORG
JUMLAH BUS
• 20 UNIT
JUMLAH
KORIDOR
• KORIDOR I
• KORIDOR II
JUMLAH HALTE
65 UNIT
• 1 Unit APBD II
• 1 Unit APBD I
• 2 Unit
Kab.Kampar
• 19 Unit Bantuan
Pusat
• 42 Unit Bantuan
Pihak III
TARIF
• Rp.3000,-
16
23. KESIMPULAN
1. Transportasi Umum mutlak harus jadi perhatian agar
Pekanbaru menjadi kota yang maju; solusi dengan BRT
yang sudah ada sepatutnya ditingkatkan dari segi
pelayanan (serviceability), yaitu kualitas dan
jangkauannya;
2. Transmetro Pekanbaru potensial akan terus berkembang;
3. Implementasi BRT harus dilihat sebagai aset kota karena
potensial jadi self financing;
4. Perlu reformasi aturan dan pengelolaan dan penunjukan
operator secara kompetitif;
5. Bila ada, masalah pendapatan dari pengusahaan BRT
bukan faktor penentu mutlak dari pelayanan karena
merupakan kebutuhan umum;
6. Perlu pemikiran, konsep, dan action plan yang
komprehensif dan integratif untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang timbul atau ikutan dari operasi
BRT. 23