Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan secara aseptik dan memenuhi persyaratan uji sterilitas. Salep mata harus mengandung zat antimikroba dan memiliki karakteristik seperti kejernihan, stabilitas, pH, dan viskositas yang sesuai. Wadah dan proses pembuatan salep mata harus memenuhi standar sterilitas dan kualitas.
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemSofiaNofianti
油
1. Dokumen membahas tentang sistem saraf otonom dan obat-obat yang mempengaruhinya. Terdapat obat-obat simpatomimetik, parasimpatomimetik, dan penghambat ganglion.
2. Dibahas pula hubungan antara struktur kimia katekolamin dengan aktivitas obatnya, seperti epinefrin, norepinefrin, dan dopamin. Substitusi gugus hidroksi fenolat dan amina berpengaruh terhadap aktivitas obat.
3. Contoh obat
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisdimaswp
油
Dokumen tersebut membahas hubungan antara struktur kimia obat dengan aktivitas biologisnya, termasuk pengaruh ionisasi, pembentukan kelat, potensial redoks, dan tegangan permukaan. Juga dibahas pendekatan untuk menemukan obat baru seperti serendipitas, screening, modifikasi kimiawi, dan desain obat rasional yang dimulai dari target biologis.
Antiemetika adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti mabuk darat, kehamilan, dan efek samping pengobatan. Terdapat beberapa golongan antiemetika seperti antikolinergik, antagonis dopamin, antagonis reseptor serotonin, dan lainnya. Beberapa contoh obat antiemetika adalah metoklopramida, ondansetron, domperidon, dan sinarizin.
Mata kuliah Farmakognosi membahas tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang definisi dan sejarah Farmakognosi, tatanama tumbuhan dan hewan obat, aktivitas farmakologi bahan alami, serta identifikasi dan pengembangan obat baru dari sumber alam."
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes hidung atau guttae nasales, termasuk definisi, komposisi, dan evaluasi sediaannya. Obat tetes hidung bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler di hidung untuk mengurangi pembengkakan dan membantu mengeringkan sekresi. Sediaan umumnya terdiri atas efhedrin, natrium klorida, klorobutanol, propilenglikol, dan air suling. Evaluasi sediaan meliputi pen
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
油
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut merangkum penjelasan tentang penggolongan obat analgetik ke dalam dua kelompok besar, yaitu analgetika narkotik dan non-narkotik. Analgetika narkotik memiliki daya penghilang nyeri yang kuat namun menurunkan kesadaran, sedangkan analgetika non-narkotik tidak menurunkan kesadaran meski daya penghilang nyerinya kurang kuat.
1. Biofarmasi mempelajari pengaruh pembuatan sediaan obat terhadap efek terapeutiknya. Efek obat bergantung pada faktor farmakologi dan formulasinya. 2. Ketersediaan farmasi mengukur kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan untuk diserap tubuh, sedangkan ketersediaan hayati mengukur persentase zat aktif yang tersedia untuk efek terapi. 3. Bentuk sediaan, zat pembantu, dan ke
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan penyakit saluran pernafasan seperti batuk, asma, influenza, faringitis, dan bronkitis. Beberapa obat yang disebutkan meliputi antitusif, ekspektoran, mukolitik, analgetik, antibiotik, antihistamin, dan obat-obat lainnya untuk mengobati gejala dan menurunkan peradangan.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
油
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis antijamur untuk infeksi sistemik dan topikal. Untuk infeksi sistemik digunakan amfoterisin B, flusitosin, dan golongan azol seperti ketokonazol, sedangkan untuk infeksi topikal digunakan griseofulvin, imidazol, dan nistatin. Dibahas pula mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa antijamur tersebut.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
Mata kuliah Farmakognosi membahas tentang obat-obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Mata kuliah ini memberikan pengetahuan tentang definisi dan sejarah Farmakognosi, tatanama tumbuhan dan hewan obat, aktivitas farmakologi bahan alami, serta identifikasi dan pengembangan obat baru dari sumber alam."
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes hidung atau guttae nasales, termasuk definisi, komposisi, dan evaluasi sediaannya. Obat tetes hidung bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler di hidung untuk mengurangi pembengkakan dan membantu mengeringkan sekresi. Sediaan umumnya terdiri atas efhedrin, natrium klorida, klorobutanol, propilenglikol, dan air suling. Evaluasi sediaan meliputi pen
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
油
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Interaksi obat dan reseptor melibatkan reseptor seluler yang mengikat obat, hormon, atau neurotransmiter untuk memicu sinyal kimia di dalam dan antar sel dan menghasilkan efek. Reseptor dapat mengenali dan mengikat ligan dengan spesifisitas tinggi serta meneruskan sinyal ke dalam sel melalui perubahan permeabilitas membran, pembentukan second messenger, atau mempengaruhi transkripsi gen. Interaksi obat dapat me
Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut merangkum penjelasan tentang penggolongan obat analgetik ke dalam dua kelompok besar, yaitu analgetika narkotik dan non-narkotik. Analgetika narkotik memiliki daya penghilang nyeri yang kuat namun menurunkan kesadaran, sedangkan analgetika non-narkotik tidak menurunkan kesadaran meski daya penghilang nyerinya kurang kuat.
1. Biofarmasi mempelajari pengaruh pembuatan sediaan obat terhadap efek terapeutiknya. Efek obat bergantung pada faktor farmakologi dan formulasinya. 2. Ketersediaan farmasi mengukur kecepatan pelepasan zat aktif dari sediaan untuk diserap tubuh, sedangkan ketersediaan hayati mengukur persentase zat aktif yang tersedia untuk efek terapi. 3. Bentuk sediaan, zat pembantu, dan ke
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Dokumen tersebut membahas tentang pengobatan penyakit saluran pernafasan seperti batuk, asma, influenza, faringitis, dan bronkitis. Beberapa obat yang disebutkan meliputi antitusif, ekspektoran, mukolitik, analgetik, antibiotik, antihistamin, dan obat-obat lainnya untuk mengobati gejala dan menurunkan peradangan.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI KULITSurya Amal
油
Transdermal drug delivery system includes all topically administered drug formulations intended to deliver the active ingredients into the circulation. They provide controlled continuous delivery of drugs through the skin to the systemic circulation. The drug is mainly delivered through the skin with the aid of transdermal patch.
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai jenis antijamur untuk infeksi sistemik dan topikal. Untuk infeksi sistemik digunakan amfoterisin B, flusitosin, dan golongan azol seperti ketokonazol, sedangkan untuk infeksi topikal digunakan griseofulvin, imidazol, dan nistatin. Dibahas pula mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa antijamur tersebut.
Biofarmasetika mempelajari hubungan antara sifat fisika kimia obat, bentuk sediaan, dan rute pemberian yang mempengaruhi kecepatan dan derajat absorpsi obat. Faktor-faktor seperti kelarutan, hidrofilisitas, bentuk garam, dan polimorfisme mempengaruhi proses disolusi dan absorpsi obat. Uji biofarmasetika penting untuk memprediksi bioavailabilitas dan memilih formulasi terbaik.
1. Dokumen ini membahas berbagai golongan obat yang bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) seperti anestetik, hipnotik sedatif, psikotropik, antikonvulsi, obat Parkinson, analgesik, dan anti-inflamasi.
2. Beberapa obat dibahas secara rinci meliputi mekanisme kerja, indikasi, dan efek sampingnya.
3. Dokumen ini bermanfaat untuk memahami berbagai jenis obat yang mempeng
Dokumen tersebut merangkum penggolongan dan jenis-jenis obat analgetik, termasuk analgetika narkotik seperti morfin dan alkaloid opium, serta analgetika non-narkotik seperti asam mefenamat, parasetamol, aspirin, dan ibuprofen. Jenis obat dan efek samping dari masing-masing golongan dijelaskan secara singkat.
Dokumen tersebut membahas tentang psikofarmaka yang merupakan obat-obatan untuk gangguan jiwa. Dokumen menjelaskan definisi psikofarmaka, konsep psikofarmakologi, golongan psikofarmaka beserta jenis obatnya, efek samping, dan peran perawat dalam pemberian obat psikofarmaka."
Dokumen ini membahas tentang berbagai jenis opioid yang berfungsi sebagai agonis maupun antagonis reseptor opioid. Terdapat opioid sintetik seperti fentanyl, sufentanyl, alfentanyl yang lebih poten dibanding morfin, serta opioid agonis-antagonis seperti pentazosin, butorphanol, nalbuphin. Dokumen juga membahas mengenai naloxone sebagai antagonis opioid murni yang dapat menghilangkan efek analgesik opioid.
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti Parkinson dan obat perangsang sistem saraf pusat, mencakup penjelasan tentang penyebab Parkinson, pembagian Parkinson berdasarkan etiologi dan gejala, jenis-jenis obat anti Parkinson beserta cara kerjanya, serta jenis-jenis obat perangsang sistem saraf pusat beserta efek dan kelemahannya."
Obat yang bekerja pada sistem saraf otonom dibagi menjadi 4 kelompok utama yaitu parasimpatomimetik, simpatomimetik, parasimpatolitik, dan simpatolitik yang masing-masing memiliki indikasi klinis seperti pengobatan asma, hipertensi, dan gangguan jantung.
126990 penggolongan obat sistem pencernaan & sistem sarafnataliaayp
油
1. Dokumen tersebut membahas pengelompokan obat-obat sistem pencernaan dan sistem saraf berdasarkan cara kerja dan contohnya.
2. Juga dijelaskan mekanisme kerja, indikasi, efek samping dari beberapa jenis obat anestetik, hipnotik, sedative, dan psikofarmaka.
3. Informasi penting lainnya adalah persyaratan obat anestetik lokal dan obat hipnotik serta sedative.
Dokumen tersebut membahas tentang percobaan obat-obat golongan sistem saraf otonom (SSO) untuk mengetahui efek terapinya. Terdapat dua golongan utama obat SSO yaitu kolinergik dan adrenergik, yang bekerja dengan memacu atau menghambat neuron dalam sistem saraf otonom. Percobaan dilakukan dengan memberikan beberapa obat SSO seperti metaklopramid, pseudoefedrin dan propanolol kepada hewan uji untuk
biochemistry water soluble vitamiins.pptLiaNingrum7
油
This document provides information on vitamins, minerals, antioxidants, and functional foods. It discusses the categories and properties of vitamins and minerals, including their functions, deficiency symptoms, sources, and recommended daily allowances. Water soluble vitamins like vitamin C and the B vitamins and fat soluble vitamins A, D, E, and K are covered. Major minerals like calcium, phosphorus, magnesium and electrolytes and trace minerals are also outlined.
Hormones regulate growth through complex interactions between the hypothalamus, pituitary gland, and peripheral endocrine glands. The hypothalamus secretes releasing hormones that stimulate the pituitary to secrete tropic hormones, which then target endocrine glands. Key hormones include growth hormone, insulin-like growth factors, estrogen, testosterone, progesterone, cortisol, and thyroid hormones. These hormones promote growth through tissue-specific effects on protein, bone, fat and muscle development.
The document discusses various mechanisms of transport across cell membranes, including diffusion, facilitated diffusion, osmosis, active transport, and bulk transport. Diffusion is the passive movement of molecules from an area of high concentration to low concentration down a gradient. Facilitated diffusion utilizes protein channels to transport molecules that cannot diffuse directly through the membrane. Osmosis is the diffusion of water across a partially permeable membrane from an area of high water concentration to low. Active transport requires energy and transports molecules against a gradient using carrier proteins. Bulk transport moves many molecules at once through endocytosis, exocytosis, or vesicle transport.
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
Repositori Elib Perpustakaan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Diseminasi repositori perpustakaan BAPETEN yang diselenggarakan oleh Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi
Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir (P2STPIBN) pada tanggal 25 Februari 2025
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Restrukturisasi dan Redistribusi Ekonomi melalui Danantara: Pesimis atau Opti...Dadang Solihin
油
Dari perspektif optimis, Danantara dapat menjadi pilar utama dalam pembangunan ekonomi nasional. Dengan manajemen profesional dan tata kelola yang transparan, lembaga ini berpotensi mengoptimalkan pemanfaatan aset negara secara lebih produktif.
Jakarta Pasca Ibu Kota Negara - Majalah TelstraDadang Solihin
油
Banyak pertanyaan tentang bagaimana nasib Jakarta setelah tidak menjadi Ibu Kota Negara lagi. Sebagian besar masyarakat berkomentar bahwa Jakarta akan menjadi pusat bisnis. Jakarta diproyeksikan akan menjadi pusat ekonomi nasional pasca pemindahan ibu kota negara. Tentunya hal ini akan membuat Jakarta tetap akan menjadi magnet bagi investor, masyarakat ataupun pemerintah. Kawasan penyangga Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diproyeksikan akan menjadi kawasan aglomerasi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar.
4. Prostaglandin
PG pirogen endogen
PG menyebabkan sensitisasi reseptor nyeri
PG menimbulkan kondisi hiperalgesia pd jaringan
yg meradang
5. Analgesik Opioid
Gol.obat yg memiliki sifat spt opium/morfin
Menimbulkan adiksi:
Habituasi
Ketergantungan fisik
Usaha utk mendptkan analgesik ideal:
Potensi analgesik yg sama kuat dgn morfin
Tanpa bahaya adiksi
6. Gol. Obat Opioid
Obat yg berasal dr opium-morfin
Seny. semisintetik morfin
Seny. sintetik yg berefek spt morfin
Analgesik opioid bekerja pd reseptor opioid (di sel
otak)
Reseptor opioid: 亮, 虜, , 隆, 竜.
7. Atas dasar kerjanya pd reseptor opioid, analgetik
opioid dibagi mjd:
Agonis opioid menyerupai morfin (pd reseptor 亮, 虜)
Morfin, fentanil
Antagonis opioid
Nalokson
Menurunkan ambang nyeri pd pasien yg ambang nyerinya
tinggi
Opioid dgn kerja campur
Nalorfin, pentazosin, buprenorfin, malbufin, butorfanol
9. Efek analgetik morfin timbul berdsr mekanisme:
Morfin meningkatkan ambang rangsang nyeri
Morfin memudahkan tidur & pada waktu tidur ambang rangsang
nyeri meningkat
Efek analgetik meperidin & derivat fenilpiperidin
Serupa dgn efek analgetik morfin tp masa kerja lbh pendek
Petidin, piminodin, ketobemidon, fenoperidin, fentanil
10. Tinjauan umum
Analgetik adalah senyawa yang dapat
menekan fungsi SSP secara selektif.
Digunakan untuk mengurangi rasa sakit
(meningkatkan nilai ambang persepsi rasa
sakit) tanpa mempengaruhi kesadaran.
Penggolongan analgetik :
analgetik narkotika (morfin, meperidin,
metadon, dsb.)
analgetika non narkotik (analgetik-
antipiretik dan NSAID)
11. Analgetika narkotik
Analgetika narkotik dapat menekan fungsi SSP secara selektif.
Mekanisme kerja analgesik dengan pengikatan obat dengan sisi
reseptor khas pada sel dalam otak dan spinal cord.
Struktur yang memiliki peran penting dalam analgesik (dalam
morfin) :
Struktur bidang datar yang mengikat cincin aromatik obat
melalui ikatan van der wall.
Tempat anionik yang berinteraksi dengan pusat muatan
positif obat.
Lubang yang sesuai untuk CH2-CH2- dari proyeksi cincin
piperidin.
13. Contoh obat :
morfin, codein,
etilmorfin,
heterokodein,
asetilmorfin, morfinon
dihidromorfin,
normorfin.
Hubungan Struktur Aktifitas Turunan Morfin :
eterifikasi dan esterifikasi gugus hidroksil fenol
akan menurunkan aktivitas analgesik
eterifikasi, esterifikasi, oksidasi atau penggantian
gugus hidroksil alkohol dengan halogen atau
hidrogen dapat meningkatkan aktivitas analgesik
perubahan gugus hidroksil alkohol dari posisi 6
ke posisi 8 menurunkan aktivitas analgesik.
pengubahan konfigurasi hidroksil pada C6 dapat
meningkatkan aktivitas analgesik
hidrogenasi ikatan rangkap C7-C8 dapat
menghasilkan efek yang sama atau lebih tinggi
substansi pada cincin aromatik akan mengurangi
aktivitas analgesik
pemecahan jembatan eter antara C4 dan C5
menurunkan aktivitas
pembukaan cincin piperidin menyebabkan
penurunan aktivitas
Demetilasi C17 dan perpanjangan aifatik dpt
menurunkan aktivitas
Gugus Alil pd atom N menjadi bersifat antagonis
kompetitif
17. Analgesik Non Narkotik
Analgetik non narkotik digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang
ringan sampai moderat (analgetika ringan), juga sebagai antipiretik
dan anti radang.
Mekanisme kerja :
analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif
enzim pada SSP yang mengkatalisis prostaglandin yang
mencegah sensitisasi reseptor rasa nyeri.
antipiretik dengan meningkatkan eliminasi panas
antiradang dengan menghambat biosintesis prostaglandin dan
mekanisme lainnya..
20. Tugas (Waktu 2 minggu)
Cari Efek Farmakologi, Pengaruh Struktur Aktifitas
terhadap 2 senyawa lain dan Anlisis penetapan kadar
senyawa (minimal 2 jurnal)
Turunan Morfin = 1, 2, 3, 4
Turunan Meperidin = 5, 6, 7, 8
Turunan Metadon = 9, 10, 11, 12 (1-4)
Turunan Lain- lain = 13 (5-8)
Turunan anilin/p-Aminfenol = 14 (9-12), 15 (13-16), 16
(17-20), 17 (21-24)
Turunan 5-pirazolon = 18 (25-28)