際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
AMOEBA
PROTOZOA
Protozoa adalah :
jasad renik hewani yang terdiri dari satu sel, hidup
sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni,
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang lengkap.
(protos=pertama, zoon=hewan)
Dalam klasifikasi modern, makhluk hidup dibagi dalam 5
kingdom:
1.Monera
2.Protista
3.Plantas
4.Fungi
5.Animalia  subkingdom: Protozoa
PROTOZOA
Protozoa dibagi menjadi 7 phyla, 4 phyla yang penting yaitu:
Sarcomastigophora
Apicomplexa
Ciliophora
Microsporida
Pemberian nama menggunakan bahasa Latin.
Akhiran:
oidea  superfamili
idae  famili
inae  subfamili
ida  ordo
ina  subordo
ea  kelas
ia  subkelas
PROTOZOA
Morfologi
Protozoa terdiri dari sitoplasma dan inti.
Sitoplasma tersusun dari :
 ektoplasma (jernih, homogen)
 endoplasma (keruh, bergranula)
Inti terdiri dari :
1. Selaput inti (nuclear membrane)
2. Nukleoplasma
3. Serabut linin
4. Butir kromatin (granule)
5. Kariosom (plastin)
PROTOZOA
Struktur protozoa yang berasal dari ektoplasma :
1. Flagel, silia dan pseudopodi  alat gerak
2. Vakuol kontraktil (alat ekskretori)
3. Organ pencernaan (mulut, sitostom atau sitofaring)
4. Dinding kista
Fungsi
 Ektoplasma : protektif, lokomotif, respirasi, alat
menangkap dan membuang sisa
makanan.
 Endoplasma : nutritif dan reproduktif
 Inti : reproduksi dan mengatur berbagai
fungsi
PROTOZOA
o Pengambilan makanan dengan cara:
1. Difusi
2. Fagositosis (pengambilan bahan-bahan padat)
3. Pinositosis (pengambilan bahan dalam larutan
lewat vesikula pinositik kecil)
2 & 3  endositosis
4. Melalui sitostoma
o Ekskresi terutama dilakukan dengan difusi lewat
membrana sel. Pada Ciliata dijumpai vakuola
kontraktil dan sitopige.
o Pada spesies-spesies protozoa parasitik, respirasi
dilakukan baik secara aerobik maupun anaerobik.
PROTOZOA
o Reproduksi secara:
1. Aseksual
a. Simple binary fission
b. Multiple fission (skizogoni)
2. Seksual
a. Konjugasi
b. Syngami
PROTOZOA
Stadium :
 Trofozoit
 Kista
Stadium Trofozoit (trophos=makan)
 Disebut juga bentuk vegetatif atau proliferatif.
 Dapat bergerak aktif.
 Berbiak secara belah pasang.
 Pada umumnya tidak resisten terhadap
perubahan lingkungan.
PROTOZOA
Stadium kista (cystis=kantong)
Resisten
Merupakan bentuk infektif
Enkistasi:
perubahan dari bentuk trofozoit menjadi kista.
Beberapa keadaan yang mengharuskan terjadinya
enkistasi:
Kekurangan atau berlimpahnya suplai makanan
Kelebihan produksi katabolisme dari organisme
Perubahan pH
Pengeringan
Kekurangan atau kelebihan oksigen
Populasi parasit sangat banyak
PROTOZOA
Eksistasi:
perubahan dari bentuk kista menjadi
trofozoit.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan eksistasi:
 Perubahan osmotik dalam medium.
 Pengaruh enzim pada lapisan dalam dinding
kista.
 Pada beberapa protozoa parasiter, pH serta
aktifitas enzim tuan rumah yang menguntungkan
bagi parasit.
PROTOZOA
Klasifikasi
A. Berdasar alat gerak
a. Rhizopoda
b. Mastigophora
c. Sporozoa
d. Ciliata
B. Berdasar patogenitas
a. Patogen
b. Non patogen
C. Berdasar habitat
a. Protozoa usus dan rongga tubuh
b. Protozoa darah dan jaringan
Entamoeba histolytica
 Ordo : Amoebida
 Subordo : Tubulina
 Famili : Endamoebidae
 Genus : Entamoeba
 Sinonim : - Amoeba dysentriae
- Entamoeba tetragena
- Entamoeba dispar
- Entamoeba venaticurn
 Penyakit : Amubiasis
 Distribusi geografi : kosmopolit
Entamoeba histolytica 
 Habitat :
 Trofozoit: mukosa & submukosa kolon
 Kista : lumen kolon
 Hospes : manusia
 R.H. : kucing, anjing, kera, tikus,
hamster, marmot
 Bentuk infektif : kista berinti 4
 Cara infeksi : menelan kista matang
Morfologi :
Tropozoit (bentuk vegetatif /
bentuk histolytica)
 18  40 袖
 Bentuk tidak tetap.
 Sitoplasma berisi eritrosit,
lekosit, sisa jaringan.
 Inti : bulat, 4-6袖,
kariosom sentral, butir
kromatin pada selaput inti
halus dan rata.
Amoeba
Prakista (bentuk peralihan
sebelum menjadi kista)
 Bulat atau lonjong
 10  20 袖
 Sitoplasma tidak berisi
eritrosit atau sisa
makanan.
Kista
 Bulat
 6-9 袖 : minutaform
12-15袖 : magnaform
 Inti : 1 - 4
Amoeba
Proses reproduksi
1. Ekskistasi
2. Enkistasi
3. Multiplikasi
EPIDEMIOLOGI
 Parasit ini tersebar luas, kosmopolit,
paling banyak di daerah tropik.
 Transmisi parasit ini dipengaruhi a.l. oleh:
 Parasit
 Iklim
 Lalat dan lipas
 Hospes reservoar
 Pupuk tanaman dan tinja
 Penyaji makanan
 Kepadatan penduduk
Amoebiasis
Amoebiasis
Intestinal
Ekstra
Intestinal
Akut
Kronis
Hati
Paru
Otak
Amoebiasis intestinal
Akut (disentri amuba)
gx : - sindrom disentri
(diare, tinja mengandung darah
& lendir, tenesmus)
Terjadi ulkus di usus
(bulat/lonjong, tepi tidak teratur,
undermined, flask shaped, isi
cairan kuning kehitaman)
Amoeba
Amoebiasis intestinal 
Kronis
gx : tidak jelas
Terdapat ulkus, regenerasi jaringan,
amuboma
Amoebiasis hati
Abses soliter di lobus kanan bagian
postero superior
gx :
 Nyeri hipokondrium kanan
 Hepatomegali
 Demam
 ikterus
Amoebiasis hati 
Komplikasi
Abses pecah, menyebar ke
 Kulit
 Paru
 Pleura
 Diafragma
 Rongga peritonium
 Rongga perikardium
Amoeba
Amubiasis usus akut
 Pemeriksaan tinja (tropozoit +)
 Pemeriksaan darah (lekositosis)
Amubiasis kronik (karier asimtomatik)
 Pemeriksaan tinja (kista +)
 Tes serologik positif pada konvalesen
Amubiasis hati
 Biopsi untuk menemukan tropozit
 Pemeriksaan tinja untuk menemukan kista
 Pemeriksaan darah (lekositosis)
 Tes-tes serologik
 Tes kulit
 Pemeriksaan radiologik
Amubiasis paru
 Pemeriksaan sputum (tropozoit +)
 Tes serologik
 Tes kulit
Amoeba
PENGOBATAN
 Obat antiamuba dikelompokkan dalam 4 kelompok:
1. Golongan amubisid langsung
 Bekerja efektif pada lumen usus
 Diiodohydroxyquinolon, senyawa arsen, diloxamide furoate,
paramomycin
1. Golongan amubisid tidak langsung
 Bekerja efektif pada lumen dan dinding usus
 Tertracyclin
1. Golongan amubisid jaringan khusus
Ada 2 kelompok:
1. Bekerja efektif pada dinding usus dan hati (emetin HCl,
emetin-bismuth-iodide, dehydro-emetin)
2. Bekerja efektif pada hati (chloroquin)
2. Golongan amubisid semua jaringan
 Bekerja efektif pada lumen usus, dinding usus dan hati
 Metronidazole, tinidazole, ornidazole
Evaluasi Hasil Pengobatan
 Pemeriksaan I
Dua minggu sesudah pengobatan  pemeriksaan tinja 6 hari
berturut-turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
 Pemeriksaan II
Tiga bulan sesudah pengobatan  pemeriksaan tinja 3-6 hari
berturut turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
 Pemeriksaan III
Dilakukan 6 bulan sesudah pengobatan.
Perlu dipertimbangkan sigmoidoskopi untuk melihat ulkus.
Pencegahan
Perorangan :
1. Air minum dimasak.
2. Cegah kontaminasi ma-mi oleh lalat,
lipas, atau tikus.
3. Kebersihan pribadi & alat ma-mi.
Masyarakat :
1. Pembuangan tinja yg baik, jangan
gunakan tinja untuk pupuk.
2. Sumber air minum yg baik dan bebas
polusi tinja.
3. Tx karier
Teori E. histolytica Patogen & Apatogen
18% penduduk dunia mengandung E. histolytica, tetapi
hanya 賊20% yg menunjukkan tanda dan gejala
penyakit 1/3 dari yang (+) adalah E. histolytica
ukuran kecil.
 Teori I
E. histolytica dibedakan hanya dalam ukuran dan
patogenitasnya.
Ras kecil : apatogen
Ras besar : patogen
Trofozoit ras besar ada 2 bentuk:
1. magna  virulent (ganas)
2. minuta  komensal di lumen usus, dapat berubah
menjadi bentuk magna
Teori E. histolytica Patogen & Apatogen
 Teori II
Dikenal 3 spesies:
 Yang kecil, tdk patogen: E. hartmanii
 Yang besar dibagi 2 spesies:
 E. dispar  tdk patogen
 E. dysentriae  patogen
Teori E. histolytica Patogen & Apatogen
 Teori III
Membagi ke dalam 2 kelompok:
1. Yang kecil, tidak patogen: E. hartmanii
2. Yang besar (E. histolytica) dibagi dalam ras
tidak ganas (avirulent) dan ras virulent.
Entamoeba coli
 Distribusi Geografi : kosmopolit
 Non patogen
 Habitat : colon
 R.H. : mamalia
 Bentuk infektif : kista berinti 8
 Cara infeksi : ingestion
 Spesimen : feces
Entamoeba coli 
Tropozoit :
 20-40 袖
 Sitoplasma kasar
 Eritrosit (-)
 Inti : kariosom
besar, terletak di
tepi
Entamoeba coli
Kista
 15-20 袖
 Glikogen (-)
 Badan kromatoid
(-)
 Inti : 1 - 8
Entamoeba gingivalis
Tropozoit
 10-20袖
 Eritrosit (-)
 Inti : kariosom
sentral, butir
kromatin yg ada
pada selaput inti
halus & rata
Endolimax nana
 Distribusi geografi : kosmopolit
 Non patogen
 Habitat : colon
 Bentuk infektif : kista berinti 4
 Cara infeksi : ingestion
 Spesimen : feces
Endolimax nana
Tropozoit
 8  9 袖
 Eritrosit (-)
 Inti : kariosom
besar, bentuk tak
teratur, terletak di
tepi
Iodamoeba butschlii
 Distribusi geografi : kosmopolit
 Non patogen
 Habitat : colon
 R.H. : babi
 Cara infeksi : ingestion
 Spesimen : feces
Iodamoeba butschlii
Tropozoit
 8  12 袖
 Jarang ditemukan
pada tinja
Iodamoeba butschlii
Kista
 8  12 袖
 Inti : 1
 Glikogen besar
(iodophilic body)
 Badan kromatoid
(-)

More Related Content

What's hot (20)

Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
siska fiany
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
Google
Giardia Lamblia
Giardia LambliaGiardia Lamblia
Giardia Lamblia
Candra Wiguna
Soal soal hematologi
Soal soal hematologiSoal soal hematologi
Soal soal hematologi
Ratna Kristiani
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Josua Sitorus
Leukosit
LeukositLeukosit
Leukosit
fikri asyura
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
Ken Ken
FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
dewisetiyana52
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
Riskymessyana99
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
Amat Rajasa
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma Gondii
Ridwan
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
ariindrawati2
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
Nur Aini
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
Awe Wardani
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
Eka Selvina
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
Mita Yurike
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermani
Titis Utami
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalisTrichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
Valentina Frebianti
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringan
Iqbal Agung
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan PengendaliannyaKutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
Kutu busuk, kutu kepala, kutu kelamin dan Pengendaliannya
siska fiany
Laporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologiLaporan praktikukum parasitologi
Laporan praktikukum parasitologi
Google
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Josua Sitorus
Kel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariaeKel 5 plasmodium malariae
Kel 5 plasmodium malariae
Ken Ken
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
PPT PARASITOLOGI - PINJAL DAN KUTU
Riskymessyana99
Pemeriksaan faeses
Pemeriksaan faesesPemeriksaan faeses
Pemeriksaan faeses
Amat Rajasa
Toxoplasma Gondii
Toxoplasma GondiiToxoplasma Gondii
Toxoplasma Gondii
Ridwan
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
ariindrawati2
Jaringan Epitel
Jaringan Epitel Jaringan Epitel
Jaringan Epitel
Nur Aini
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
LAPORAN PRAKTIKUM PARASITOLOGI DASAR 1
Awe Wardani
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
249456048 makalah-6-kimia-klinik-feses
Eka Selvina
Isi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urinIsi atlas sedimen urin
Isi atlas sedimen urin
Mita Yurike
paragonium westermani
paragonium westermaniparagonium westermani
paragonium westermani
Titis Utami
Nematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringanNematoda darah dan jaringan
Nematoda darah dan jaringan
Iqbal Agung

Viewers also liked (20)

Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
John Hoopman
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
dhanishrobert
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
Agrata Shukla
Entamoeba histolytica
Entamoeba histolyticaEntamoeba histolytica
Entamoeba histolytica
Syed Taimur Rahim
Amoeba powerpoint ally
Amoeba powerpoint  allyAmoeba powerpoint  ally
Amoeba powerpoint ally
alaynanicotera
Protozoa
ProtozoaProtozoa
Protozoa
Anant Kumar Singh
Entamoeba histolytica
Entamoeba histolyticaEntamoeba histolytica
Entamoeba histolytica
Arya Anish
Entamoeba HysoliticaEntamoeba Hysolitica
Entamoeba Hysolitica
Ana Elena
Protozoa
ProtozoaProtozoa
Protozoa
VPARTHASARATHY
AmoebaAmoeba
Amoeba
tanialeonela
Amoeba Operating System
Amoeba Operating SystemAmoeba Operating System
Amoeba Operating System
Burhan Abbasi
Nutrition in amoeba
Nutrition in amoebaNutrition in amoeba
Nutrition in amoeba
sabidasamad93
Print full
Print fullPrint full
Print full
Perhimpunan dokter hewan indonesia (PDHI)
GiardiaGiardia
Giardia
Luciane Santana
Amoeba
AmoebaAmoeba
Amoeba
Yab Yitong
INFORMATICAINFORMATICA
INFORMATICA
alexis Reyes
Social science 3 y 4 (1)Social science 3 y 4 (1)
Social science 3 y 4 (1)
Pedro CaMe
惡忰惓 悋惠惶
惡忰惓 悋惠惶惡忰惓 悋惠惶
惡忰惓 悋惠惶
biologyblog
Ipc enero 2017Ipc enero 2017
Ipc enero 2017
CORPORACION JURIDICA
惶惘 悖惡悋
惶惘 悖惡悋惶惘 悖惡悋
惶惘 悖惡悋
biologyblog
Amoeba powerpoint ally
Amoeba powerpoint  allyAmoeba powerpoint  ally
Amoeba powerpoint ally
alaynanicotera
Entamoeba histolytica
Entamoeba histolyticaEntamoeba histolytica
Entamoeba histolytica
Arya Anish
Entamoeba HysoliticaEntamoeba Hysolitica
Entamoeba Hysolitica
Ana Elena
AmoebaAmoeba
Amoeba
tanialeonela
Amoeba Operating System
Amoeba Operating SystemAmoeba Operating System
Amoeba Operating System
Burhan Abbasi
Nutrition in amoeba
Nutrition in amoebaNutrition in amoeba
Nutrition in amoeba
sabidasamad93
GiardiaGiardia
Giardia
Luciane Santana
INFORMATICAINFORMATICA
INFORMATICA
alexis Reyes
Social science 3 y 4 (1)Social science 3 y 4 (1)
Social science 3 y 4 (1)
Pedro CaMe
惡忰惓 悋惠惶
惡忰惓 悋惠惶惡忰惓 悋惠惶
惡忰惓 悋惠惶
biologyblog
Ipc enero 2017Ipc enero 2017
Ipc enero 2017
CORPORACION JURIDICA
惶惘 悖惡悋
惶惘 悖惡悋惶惘 悖惡悋
惶惘 悖惡悋
biologyblog

Similar to Amoeba (20)

PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
StevenSamuelBangun
PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY PROTOZOOLOGY
PROTOZOOLOGY
Perhimpunan dokter hewan indonesia (PDHI)
PPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptxPPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptx
Helvi Maudy
Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungan
sunarto bin sudi
8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida
Ningrum Handayani
2. power point
2. power point2. power point
2. power point
Yuga Rahmat S
Protista
Protista Protista
Protista
MiraRaudhotulJannah
Pengenalan protozoa
Pengenalan protozoaPengenalan protozoa
Pengenalan protozoa
Muhammad Nasrullah
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptxDASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DEVIPUSPA3
Dhf
DhfDhf
Dhf
lilin rosyanti
plantyhelminthes X
 plantyhelminthes X plantyhelminthes X
plantyhelminthes X
nabilayasmin2
1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf
1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf
1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf
EniAngrainiSitumeang
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkapPenjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
FaisalrmdhnprbdFaisa
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
pjj_kemenkes
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
pjj_kemenkes
Review mikrobiologi
Review mikrobiologiReview mikrobiologi
Review mikrobiologi
Leni Apriliani
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Fera Widyawati
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
kompilasikuliahd3TLM
PPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptxPPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptx
Helvi Maudy
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdfPPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
PPT-UEU-Mikrobiologi-dan-Parasitologi-Pertemuan-13.pdf
StevenSamuelBangun
PPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptxPPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Phylum Protozoa_Helvi Maudy Saswita.pptx
Helvi Maudy
Week 15 parasitologi lingkungan
Week 15   parasitologi lingkunganWeek 15   parasitologi lingkungan
Week 15 parasitologi lingkungan
sunarto bin sudi
8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida8. animalia nemat anellida
8. animalia nemat anellida
Ningrum Handayani
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptxDASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DASAR PARASITOLOGI REG 3.pptx
DEVIPUSPA3
plantyhelminthes X
 plantyhelminthes X plantyhelminthes X
plantyhelminthes X
nabilayasmin2
1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf
1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf
1. Konsep Dasar Mikrobiologi dan Parasitologi.pdf
EniAngrainiSitumeang
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkapPenjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
Penjelasan ppt entamoeba histolytica lengkap
FaisalrmdhnprbdFaisa
Review mikrobiologi
Review mikrobiologiReview mikrobiologi
Review mikrobiologi
Leni Apriliani
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Kelompok 3,x mipa 4,platyhelminthes,
Fera Widyawati
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
kompilasikuliahd3TLM
PPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptxPPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptx
PPT Pendahuluan Parasitologi_Helvi Maudy Saswita.pptx
Helvi Maudy

Recently uploaded (19)

pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahunpemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
pemeriksaan kesehatan gratis hari ulang tahun
Anonymous2x1IlfU8
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...
Wahid Husein
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAPDokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
Dokumentasi Pada Kehamilan Dengan Manajemen Varney dan SOAP
AstriYuliaSariLubis1
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignmentPPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
PPT_Strategis.pptxAssignmentAssignmentAssignment
dwfqqeg
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptxMateri Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
Materi Workshop Manajemen Kluster 1 Tahun 2025.pptx
rusilacrb06
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptxMateri 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
Materi 3. Food Recall 24 hourssssss.pptx
gikyulomi
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
Cedera Kepala ringan sedang dan berat...
ssuserf5305e
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...
Wahid Husein
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptxImplementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
Implementasi Data Mining untuk Prediksi Status Proses Persalinan.pptx
PatmaCuanta
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Peran FAO ECTAD dalam Pencegahan zoonosis dan AMR serta Penerapan Konsep One ...
Wahid Husein
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.pptKegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
Kegawatdaruratap pada Diabetes melitus.ppt
arifpolkesma
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.pptASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
ASPEK-HUKUM-DAN-ETIKA-Rumah sakit-12.ppt
drevyagustin87
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.pptSistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu.ppt
arifpolkesma
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptxDRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
DRUG USE EVALUATION_Dra. L. Endang Budiarti, Apt..pptx
sulastrifar1453
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
Remaja & Perilaku Seks Berisiko (HIV AIDS)
HasriSasmita1
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus GestasionalKonsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
Konsep Dasar Diabetes Mellitus Gestasional
AstriYuliaSariLubis1
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - MasyarakatPanduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
Panduan Cek Kesehatan Gratis - Masyarakat
HasriSasmita1
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan KedokteranBeban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
Beban Tugas dan Tanggung Jawa Peserta Didik Pendidikan Kedokteran
ElizabethFang1
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptxKegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
Kegawatdaruratan Stroke Darurat_Stroke.pptx
IrfanNersMaulana

Amoeba

  • 2. PROTOZOA Protozoa adalah : jasad renik hewani yang terdiri dari satu sel, hidup sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni, yang mempunyai morfologi dan fungsi yang lengkap. (protos=pertama, zoon=hewan) Dalam klasifikasi modern, makhluk hidup dibagi dalam 5 kingdom: 1.Monera 2.Protista 3.Plantas 4.Fungi 5.Animalia subkingdom: Protozoa
  • 3. PROTOZOA Protozoa dibagi menjadi 7 phyla, 4 phyla yang penting yaitu: Sarcomastigophora Apicomplexa Ciliophora Microsporida Pemberian nama menggunakan bahasa Latin. Akhiran: oidea superfamili idae famili inae subfamili ida ordo ina subordo ea kelas ia subkelas
  • 4. PROTOZOA Morfologi Protozoa terdiri dari sitoplasma dan inti. Sitoplasma tersusun dari : ektoplasma (jernih, homogen) endoplasma (keruh, bergranula) Inti terdiri dari : 1. Selaput inti (nuclear membrane) 2. Nukleoplasma 3. Serabut linin 4. Butir kromatin (granule) 5. Kariosom (plastin)
  • 5. PROTOZOA Struktur protozoa yang berasal dari ektoplasma : 1. Flagel, silia dan pseudopodi alat gerak 2. Vakuol kontraktil (alat ekskretori) 3. Organ pencernaan (mulut, sitostom atau sitofaring) 4. Dinding kista Fungsi Ektoplasma : protektif, lokomotif, respirasi, alat menangkap dan membuang sisa makanan. Endoplasma : nutritif dan reproduktif Inti : reproduksi dan mengatur berbagai fungsi
  • 6. PROTOZOA o Pengambilan makanan dengan cara: 1. Difusi 2. Fagositosis (pengambilan bahan-bahan padat) 3. Pinositosis (pengambilan bahan dalam larutan lewat vesikula pinositik kecil) 2 & 3 endositosis 4. Melalui sitostoma o Ekskresi terutama dilakukan dengan difusi lewat membrana sel. Pada Ciliata dijumpai vakuola kontraktil dan sitopige. o Pada spesies-spesies protozoa parasitik, respirasi dilakukan baik secara aerobik maupun anaerobik.
  • 7. PROTOZOA o Reproduksi secara: 1. Aseksual a. Simple binary fission b. Multiple fission (skizogoni) 2. Seksual a. Konjugasi b. Syngami
  • 8. PROTOZOA Stadium : Trofozoit Kista Stadium Trofozoit (trophos=makan) Disebut juga bentuk vegetatif atau proliferatif. Dapat bergerak aktif. Berbiak secara belah pasang. Pada umumnya tidak resisten terhadap perubahan lingkungan.
  • 9. PROTOZOA Stadium kista (cystis=kantong) Resisten Merupakan bentuk infektif Enkistasi: perubahan dari bentuk trofozoit menjadi kista. Beberapa keadaan yang mengharuskan terjadinya enkistasi: Kekurangan atau berlimpahnya suplai makanan Kelebihan produksi katabolisme dari organisme Perubahan pH Pengeringan Kekurangan atau kelebihan oksigen Populasi parasit sangat banyak
  • 10. PROTOZOA Eksistasi: perubahan dari bentuk kista menjadi trofozoit. Beberapa faktor yang dapat menimbulkan eksistasi: Perubahan osmotik dalam medium. Pengaruh enzim pada lapisan dalam dinding kista. Pada beberapa protozoa parasiter, pH serta aktifitas enzim tuan rumah yang menguntungkan bagi parasit.
  • 11. PROTOZOA Klasifikasi A. Berdasar alat gerak a. Rhizopoda b. Mastigophora c. Sporozoa d. Ciliata B. Berdasar patogenitas a. Patogen b. Non patogen C. Berdasar habitat a. Protozoa usus dan rongga tubuh b. Protozoa darah dan jaringan
  • 12. Entamoeba histolytica Ordo : Amoebida Subordo : Tubulina Famili : Endamoebidae Genus : Entamoeba Sinonim : - Amoeba dysentriae - Entamoeba tetragena - Entamoeba dispar - Entamoeba venaticurn Penyakit : Amubiasis Distribusi geografi : kosmopolit
  • 13. Entamoeba histolytica Habitat : Trofozoit: mukosa & submukosa kolon Kista : lumen kolon Hospes : manusia R.H. : kucing, anjing, kera, tikus, hamster, marmot Bentuk infektif : kista berinti 4 Cara infeksi : menelan kista matang
  • 14. Morfologi : Tropozoit (bentuk vegetatif / bentuk histolytica) 18 40 袖 Bentuk tidak tetap. Sitoplasma berisi eritrosit, lekosit, sisa jaringan. Inti : bulat, 4-6袖, kariosom sentral, butir kromatin pada selaput inti halus dan rata.
  • 16. Prakista (bentuk peralihan sebelum menjadi kista) Bulat atau lonjong 10 20 袖 Sitoplasma tidak berisi eritrosit atau sisa makanan.
  • 17. Kista Bulat 6-9 袖 : minutaform 12-15袖 : magnaform Inti : 1 - 4
  • 19. Proses reproduksi 1. Ekskistasi 2. Enkistasi 3. Multiplikasi
  • 20. EPIDEMIOLOGI Parasit ini tersebar luas, kosmopolit, paling banyak di daerah tropik. Transmisi parasit ini dipengaruhi a.l. oleh: Parasit Iklim Lalat dan lipas Hospes reservoar Pupuk tanaman dan tinja Penyaji makanan Kepadatan penduduk
  • 22. Amoebiasis intestinal Akut (disentri amuba) gx : - sindrom disentri (diare, tinja mengandung darah & lendir, tenesmus) Terjadi ulkus di usus (bulat/lonjong, tepi tidak teratur, undermined, flask shaped, isi cairan kuning kehitaman)
  • 24. Amoebiasis intestinal Kronis gx : tidak jelas Terdapat ulkus, regenerasi jaringan, amuboma
  • 25. Amoebiasis hati Abses soliter di lobus kanan bagian postero superior gx : Nyeri hipokondrium kanan Hepatomegali Demam ikterus
  • 26. Amoebiasis hati Komplikasi Abses pecah, menyebar ke Kulit Paru Pleura Diafragma Rongga peritonium Rongga perikardium
  • 28. Amubiasis usus akut Pemeriksaan tinja (tropozoit +) Pemeriksaan darah (lekositosis) Amubiasis kronik (karier asimtomatik) Pemeriksaan tinja (kista +) Tes serologik positif pada konvalesen Amubiasis hati Biopsi untuk menemukan tropozit Pemeriksaan tinja untuk menemukan kista Pemeriksaan darah (lekositosis) Tes-tes serologik Tes kulit Pemeriksaan radiologik Amubiasis paru Pemeriksaan sputum (tropozoit +) Tes serologik Tes kulit
  • 30. PENGOBATAN Obat antiamuba dikelompokkan dalam 4 kelompok: 1. Golongan amubisid langsung Bekerja efektif pada lumen usus Diiodohydroxyquinolon, senyawa arsen, diloxamide furoate, paramomycin 1. Golongan amubisid tidak langsung Bekerja efektif pada lumen dan dinding usus Tertracyclin 1. Golongan amubisid jaringan khusus Ada 2 kelompok: 1. Bekerja efektif pada dinding usus dan hati (emetin HCl, emetin-bismuth-iodide, dehydro-emetin) 2. Bekerja efektif pada hati (chloroquin) 2. Golongan amubisid semua jaringan Bekerja efektif pada lumen usus, dinding usus dan hati Metronidazole, tinidazole, ornidazole
  • 31. Evaluasi Hasil Pengobatan Pemeriksaan I Dua minggu sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 6 hari berturut-turut Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi Pemeriksaan II Tiga bulan sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 3-6 hari berturut turut Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi Pemeriksaan III Dilakukan 6 bulan sesudah pengobatan. Perlu dipertimbangkan sigmoidoskopi untuk melihat ulkus.
  • 32. Pencegahan Perorangan : 1. Air minum dimasak. 2. Cegah kontaminasi ma-mi oleh lalat, lipas, atau tikus. 3. Kebersihan pribadi & alat ma-mi. Masyarakat : 1. Pembuangan tinja yg baik, jangan gunakan tinja untuk pupuk. 2. Sumber air minum yg baik dan bebas polusi tinja. 3. Tx karier
  • 33. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen 18% penduduk dunia mengandung E. histolytica, tetapi hanya 賊20% yg menunjukkan tanda dan gejala penyakit 1/3 dari yang (+) adalah E. histolytica ukuran kecil. Teori I E. histolytica dibedakan hanya dalam ukuran dan patogenitasnya. Ras kecil : apatogen Ras besar : patogen Trofozoit ras besar ada 2 bentuk: 1. magna virulent (ganas) 2. minuta komensal di lumen usus, dapat berubah menjadi bentuk magna
  • 34. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen Teori II Dikenal 3 spesies: Yang kecil, tdk patogen: E. hartmanii Yang besar dibagi 2 spesies: E. dispar tdk patogen E. dysentriae patogen
  • 35. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen Teori III Membagi ke dalam 2 kelompok: 1. Yang kecil, tidak patogen: E. hartmanii 2. Yang besar (E. histolytica) dibagi dalam ras tidak ganas (avirulent) dan ras virulent.
  • 36. Entamoeba coli Distribusi Geografi : kosmopolit Non patogen Habitat : colon R.H. : mamalia Bentuk infektif : kista berinti 8 Cara infeksi : ingestion Spesimen : feces
  • 37. Entamoeba coli Tropozoit : 20-40 袖 Sitoplasma kasar Eritrosit (-) Inti : kariosom besar, terletak di tepi
  • 38. Entamoeba coli Kista 15-20 袖 Glikogen (-) Badan kromatoid (-) Inti : 1 - 8
  • 39. Entamoeba gingivalis Tropozoit 10-20袖 Eritrosit (-) Inti : kariosom sentral, butir kromatin yg ada pada selaput inti halus & rata
  • 40. Endolimax nana Distribusi geografi : kosmopolit Non patogen Habitat : colon Bentuk infektif : kista berinti 4 Cara infeksi : ingestion Spesimen : feces
  • 41. Endolimax nana Tropozoit 8 9 袖 Eritrosit (-) Inti : kariosom besar, bentuk tak teratur, terletak di tepi
  • 42. Iodamoeba butschlii Distribusi geografi : kosmopolit Non patogen Habitat : colon R.H. : babi Cara infeksi : ingestion Spesimen : feces
  • 43. Iodamoeba butschlii Tropozoit 8 12 袖 Jarang ditemukan pada tinja
  • 44. Iodamoeba butschlii Kista 8 12 袖 Inti : 1 Glikogen besar (iodophilic body) Badan kromatoid (-)