Dokumen tersebut berisi soal-soal ujian akhir semester (UAS) mata kuliah bakteriologi. Soal-soal tersebut meliputi materi tentang media pembiakan bakteri, klasifikasi bakteri seperti Staphylococcus aureus, ciri-ciri bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus, tes-tes untuk membedakan bakteri, isolasi bakteri dari berbagai bahan klinis, dan uji biokimia bakteri.
Trypanosoma adalah genus protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Terdapat beberapa spesies Trypanosoma yang patogen seperti T. brucei yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia, T. cruzi yang menyebabkan penyakit Chagas, dan T. evansi yang menyebabkan surra pada hewan. Siklus hidup Trypanosoma melibatkan vektor seperti lalat tsetse. Penyakit-penyakit yang disebabkann
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis jamur, yaitu Penicillium, Paecilomyces, dan Aspergillus. Penicillium adalah jamur yang membentuk konidium dan digunakan untuk memproduksi antibiotik penicillin. Paecilomyces adalah jamur filamen yang ditemukan di tanah dan tanaman busuk, sementara Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen dan konidiospora yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi dan telur 6 spesies cacing parasit yaitu Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, Taenia saginata, Raillietina tetragona, dan Fasciola hepatica. Hasilnya menunjukkan perbedaan warna, ukuran, bentuk bibir, ekor, tubuh, dan kelamin antara nematoda, cestoda, dan trematoda.
Makalah ini membahas tentang pemeriksaan feses sebagai alat bantu diagnosis penyakit. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan yaitu: (1) definisi dan manfaat pemeriksaan feses, (2) indikasi penyakit yang dapat didiagnosis melalui feses, dan (3) prosedur pemeriksaan feses secara makroskopis dan mikroskopis beserta interpretasi hasilnya.
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menginfeksi vagina, urethra, dan kantong kemih. Gejalanya meliputi pengeluaran cairan kuning dari vagina dan rasa gatal pada wanita, serta rasa terbakar saat berkemih dan ejakulasi pada laki-laki. Penularan terjadi melalui hubungan seksual tidak aman. Pencegahan meliputi ANC, higiene yang baik
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis cacing parasit pada manusia seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen juga menjelaskan morfologi, siklus hidup, penyebaran geografis, dan penyakit yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing tersebut.
Amoeba are single-celled organisms that move via pseudopods and reproduce through binary fission. They live in water and consume bacteria, algae, and other protozoa using their pseudopods. When an amoeba grows large enough, its nucleus divides and the cell splits into two identical daughter cells, each with their own nucleus. This process of binary fission allows for asexual reproduction to continue the amoeba's lifecycle of eating, growing, and splitting.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prinsip-prinsip dan metode pemeriksaan parameter hematologi seperti hemoglobin, hitung jumlah sel darah, laju endap darah, dan hematokrit menggunakan berbagai alat dan reagen. Dokumen ini juga menjelaskan rujukan nilai normal hasil pemeriksaan parameter hematologi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dokumen tersebut membahas tentang tiga jenis jamur, yaitu Penicillium, Paecilomyces, dan Aspergillus. Penicillium adalah jamur yang membentuk konidium dan digunakan untuk memproduksi antibiotik penicillin. Paecilomyces adalah jamur filamen yang ditemukan di tanah dan tanaman busuk, sementara Aspergillus adalah jamur yang membentuk filamen dan konidiospora yang dapat ditemukan di berbagai lingkungan.
Dokumen tersebut membahas tentang leukosit dan prosedur hitung jenis leukosit. Terdapat 6 jenis utama leukosit yaitu basofil, eosinofil, neutrofil batang, neutrofil segmen, limfosit, dan monosit. Prosedur hitung jenis leukosit meliputi pengambilan contoh darah, pemeriksaan di bawah mikroskop, dan pengelompokkan 100 sel leukosit berdasarkan jenisnya.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
1) Pemeriksaan feses berguna untuk mendiagnosis penyakit saluran pencernaan. 2) Pemeriksaan meliputi makroskopis dan mikroskopis untuk menilai jumlah, warna, bau, konsistensi, darah, lendir, parasit, dan sel-sel dalam feses. 3) Hasil pemeriksaan dapat menunjukkan kondisi seperti diare, konstipasi, perdarahan, infeksi parasit, dan gangguan pencernaan.
Dokumen ini membahas tentang struktur dan jenis-jenis jaringan epitel pada hewan. Terdapat delapan jenis epitel yang dijelaskan beserta ciri-ciri dan contoh jaringannya di dalam tubuh, yaitu epitel pipih selapis, epitel kuboid selapis, epitel silindris selapis, epitel pipih berlapis, epitel silindris berlapis, epitel kuboid berlapis, epitel silindris bertingkat, dan epitel transisional. Dokumen ini juga menjel
Laporan praktikum ini membahas pengamatan morfologi dan telur 6 spesies cacing parasit yaitu Ascaridia galli, Ascaris lumbricoides, Enterobius vermicularis, Taenia saginata, Raillietina tetragona, dan Fasciola hepatica. Hasilnya menunjukkan perbedaan warna, ukuran, bentuk bibir, ekor, tubuh, dan kelamin antara nematoda, cestoda, dan trematoda.
Makalah ini membahas tentang pemeriksaan feses sebagai alat bantu diagnosis penyakit. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan yaitu: (1) definisi dan manfaat pemeriksaan feses, (2) indikasi penyakit yang dapat didiagnosis melalui feses, dan (3) prosedur pemeriksaan feses secara makroskopis dan mikroskopis beserta interpretasi hasilnya.
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menginfeksi vagina, urethra, dan kantong kemih. Gejalanya meliputi pengeluaran cairan kuning dari vagina dan rasa gatal pada wanita, serta rasa terbakar saat berkemih dan ejakulasi pada laki-laki. Penularan terjadi melalui hubungan seksual tidak aman. Pencegahan meliputi ANC, higiene yang baik
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis cacing parasit pada manusia seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen juga menjelaskan morfologi, siklus hidup, penyebaran geografis, dan penyakit yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing tersebut.
Amoeba are single-celled organisms that move via pseudopods and reproduce through binary fission. They live in water and consume bacteria, algae, and other protozoa using their pseudopods. When an amoeba grows large enough, its nucleus divides and the cell splits into two identical daughter cells, each with their own nucleus. This process of binary fission allows for asexual reproduction to continue the amoeba's lifecycle of eating, growing, and splitting.
The Amoeba operating system was developed as a research project in Amsterdam to provide users with a single, powerful time-sharing system distributed across multiple machines. Its key goals were distribution, parallelism, transparency, and performance. It used a microkernel architecture and object-based model with capabilities for security. While innovative in its design, Amoeba's complexity made it difficult to adopt compared to other clustered operating systems. However, it provided valuable insights that informed later distributed systems.
1. Entamoeba histolytica is one of the most important pathogenic protozoa that infects humans. It causes amebiasis through the transmission of infective cysts from feces to mouth via contaminated food or water.
2. The life cycle involves cyst ingestion, excystation in the small intestine, colonization of the large intestine by trophozoites, and formation of cysts that are passed in feces. Trophozoites can invade the intestinal lining and spread to other organs.
3. Symptoms range from mild abdominal discomfort to severe dysentery. Most infections are asymptomatic but some can cause life-threatening extra-intestinal complications like liver abscesses if left untreated
Sarcodina are protists that move using pseudopods instead of flagella or cilia. They can reproduce asexually or sexually and use pseudopods to obtain food. Amoeba proteus is a commonly studied amoeba that does not have a definite shape and obtains food through phagocytosis. Radiolaria have mineral skeletons that sometimes resemble regular polyhedrons. Foraminifera are characterized by their thin, net-like pseudopods used to catch food. Amoebic dysentery is caused by Entamoeba histolytica and spreads through its cysts found in feces, causing major deaths in developing countries.
This document discusses protozoa and includes the following key points:
1. It provides diagrams of different types of protozoa including amoebas, flagellates, ciliates, and heliozoans.
2. It discusses the life cycles, modes of nutrition, and environmental factors affecting various protozoa.
3. It explains the importance of protozoa in soil fertility, wastewater treatment, and breaking down pollutants like oil spills by grazing on bacteria.
Amoeba are structurally simple protozoans that can invade and damage the intestinal tract. Entamoeba histolytica is an intestinal amoeba that can cause amoebic dysentery or form extra-intestinal abscesses in the liver and lungs. E. histolytica was first discovered in 1875 and exists in trophozoite, precyst, and cyst forms. The cyst form is infectious and can be transmitted through contaminated food or water. In the intestine, trophozoites may invade the colonic mucosa, causing ulcers or abscesses with symptoms of bloody diarrhea. Liver abscesses are a common extraintestinal manifestation and can spread infection to other organs.
1) El documento describe las caracter鱈sticas de varias especies de protozoos intestinales como Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Endolimax nana, Iodamoeba butschlii. 2) Describe la morfolog鱈a, ciclo de vida y epidemiolog鱈a de cada especie. 3) Explica que algunas especies como E. coli y I. butschlii son comensales y no pat坦genas, mientras que E. histolytica puede causar amibiasis.
This document provides an overview of protozoa by discussing their characteristics, types of reproduction, symbiotic relationships, taxonomy, and key examples. It notes that protozoa are unicellular, often rely on other organisms, and reproduce asexually through binary fission or budding and sexually. Symbiosis can involve parasitism, commensalism, or mutualism. The document then describes the major protozoan phyla - Sarcomastigophora, Apicomplexa, and Ciliophora - and examples within each, focusing on locomotion, structure, life cycles, and genetic control and reproduction.
Amoeba es un sistema operativo distribuido dise単ado para tomar m炭ltiples m叩quinas y hacerlas funcionar como un solo sistema integrado, permitiendo computaci坦n distribuida y paralela. Est叩 basado en un microkernel y una arquitectura de servidores, con comunicaci坦n entre procesos a trav辿s de RPC. Incluye servidores de archivos, directorios y otros servicios, as鱈 como compatibilidad con UNIX y TCP/IP.
The document discusses the distributed operating system Amoeba. It provides an overview of Amoeba's goals of distribution, parallelism, transparency and performance. The key concepts of Amoeba are that it uses a microkernel architecture and remote procedure calls for communication between client and server processes. Amoeba's architecture consists of four main parts: workstations, processor pools, servers, and WAN gateways.
Amoeba is a unicellular protist that does not have a definite shape and feeds through phagocytosis, ingesting algae, bacteria, and other protozoa. Digestion occurs intracellularly, with food vacuoles containing enzymes breaking down carbohydrates, lipids, and proteins inside the cytoplasm, and nutrients being absorbed while waste is expelled through the surface of the cell.
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa topik parasitologi veteriner, termasuk endoparasit seperti Balantidium coli, Entamoeba histolytica, Babesia sp, serta hubungan ekologi antara parasit dan inangnya seperti mutualisme, komensalisme, dan parasitisme.
O documento discute a Giard鱈ase, uma infec巽達o intestinal causada pelo protozo叩rio Giardia lamblia. Ele explica os sintomas como diarreia e dores abdominais, e como o parasita se apresenta. Tamb辿m fornece informa巽探es sobre como ocorre a contamina巽達o, exames de diagn坦stico, medidas preventivas como lavar as m達os e alimentos, e tratamentos com medicamentos.
This document discusses several species of amoeba including Amoeba Proteus, Chaos Carolinense, and Dictyostelium discoideum. It explains that amoebas are protozoa that are unicellular and one cell thick. It also describes the structure and respiratory process of amoebas, noting that they rely on simple diffusion across their plasma membrane rather than specialized respiratory organs due to their small size.
La superficie del disco se divide en una serie de anillos conc辿ntricos denominados pistas. Un sector de un disco duro es la secci坦n de la superficie que corresponde al 叩rea encerrada entre dos l鱈neas radiales de una pista. Un cl炭ster es un conjunto de sectores contiguos que componen la unidad m叩s peque単a de almacenamiento de un disco.
El documento describe el sector terciario y la econom鱈a. El sector terciario incluye actividades de servicios como transporte, comunicaciones, educaci坦n, sanidad y entretenimiento. Muchas personas trabajan en este sector en Espa単a. El documento tambi辿n discute el uso de dinero y presupuestos familiares, as鱈 como diferentes tipos de empresas y el consumo responsable.
El IPC de enero de 2017 disminuy坦 un 0.5% respecto a diciembre de 2016, aument坦 un 3.0% en comparaci坦n con enero de 2016, y el 鱈ndice general se situ坦 en 101.488 puntos.
Dokumen tersebut membahas tentang parasitologi veteriner khususnya endoparasit. Singkatnya, dibahas mengenai hubungan ekologis antara parasit dan inangnya yaitu mutualisme, komensalisme, dan parasitisme. Selanjutnya dibahas pula beberapa jenis parasit penting beserta morfologi dan siklus hidupnya.
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum cacing gilig/cacing tubuh bulat serta beberapa contoh spesies cacing gilig beserta deskripsi singkat mengenai karakteristik dan daur hidupnya. Dokumen tersebut juga membahas kelas-kelas cacing gelang/anelida beserta contoh spesiesnya.
Dokumen tersebut berisi daftar nama 7 mahasiswa Kelompok IV dan judul materi kuliah tentang filum Platyhelminthes yang mencakup ciri-ciri, kelas, contoh spesies, serta manfaat dan cara pencegahan infeksi cacing parasit.
Dokumen tersebut membahas tentang protista, termasuk tujuan pembelajaran, ciri-ciri umum protista, klasifikasi protista ke dalam 3 kelompok besar (protista mirip tumbuhan, protista mirip hewan, dan protista mirip jamur), klasifikasi lebih lanjut protista mirip hewan ke dalam beberapa filum dan ordo, serta manfaat dan penyakit yang disebabkan oleh beberapa protista.
Protozoa adalah mikroorganisma unisel eukariot yang hidup bebas. Mereka mempunyai struktur sel yang kompleks tanpa dinding sel. Ada empat kelas protozoa parasit manusia: ameba, flagelat, siliat, dan sporozoa. Diagnosis infeksi protozoa dilakukan dengan memeriksa najis, darah, atau endoskopi.
Dokumen tersebut merangkum tentang parasitologi. Ilmu ini mempelajari kehidupan organisme yang hidup di dalam atau di permukaan tubuh inang lain dengan tujuan untuk memperoleh makanan. Parasit dikelompokkan berdasarkan tempat hidupnya, sifat hidupnya, dan cara hidupnya. Penyakit parasitik dapat ditularkan melalui berbagai cara dan sumber infeksinya adalah tanah, air, makanan, binatang atau manus
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejalanya berupa demam, nyeri otot dan sendi yang dapat disertai ruam. Virus dengue merupakan arbovirus yang terbagi atas 4 serotipe dan menyebabkan demam yang menular dengan cepat secara epidemi.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang hidup bebas maupun sebagai parasit. Mereka memiliki tubuh triploblastic tanpa rongga tubuh, dan ukurannya bervariasi dari mikroskopis hingga lebih dari 20 meter. Ada 4 kelas Platyhelminthes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Beberapa spesies Trematoda dan Cestoda dapat menginfeksi manusia dan hewan lain, sementara Planaria digunak
Modul ini membahas tentang parasitologi, khususnya protozoa. Protozoa dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan organ pergerakannya, yaitu Rhizopoda, Flagelata, Ciliata, dan Sporozoa. Protozoa penting yang menyebabkan penyakit pada manusia dijelaskan morfologi, siklus hidup, gejala, diagnosis, dan pencegahannya. Diantaranya adalah Entamoeba histolytica yang menyebabkan amebiasis, serta Trichomonas
Dokumen tersebut membahas mengenai struktur tubuh dan karakteristik empat kelas utama platyhelmintes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Kelas-kelas tersebut dibandingkan berdasarkan ciri-ciri fisik dan reproduksinya.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
Dukungan FAO ECTAD terhadap Program Pengendalian dan Pemberantasan Rabies di ...Wahid Husein
油
Situasi rabies di dunia
Situasi rabies di Indonesia
Program rabies di Indonesia
Apa yang dilakukan ECTAD Indonesia
Tantangan utama
Rekomendasi ke depan
2. PROTOZOA
Protozoa adalah :
jasad renik hewani yang terdiri dari satu sel, hidup
sendiri-sendiri atau berkelompok membentuk koloni,
yang mempunyai morfologi dan fungsi yang lengkap.
(protos=pertama, zoon=hewan)
Dalam klasifikasi modern, makhluk hidup dibagi dalam 5
kingdom:
1.Monera
2.Protista
3.Plantas
4.Fungi
5.Animalia subkingdom: Protozoa
3. PROTOZOA
Protozoa dibagi menjadi 7 phyla, 4 phyla yang penting yaitu:
Sarcomastigophora
Apicomplexa
Ciliophora
Microsporida
Pemberian nama menggunakan bahasa Latin.
Akhiran:
oidea superfamili
idae famili
inae subfamili
ida ordo
ina subordo
ea kelas
ia subkelas
4. PROTOZOA
Morfologi
Protozoa terdiri dari sitoplasma dan inti.
Sitoplasma tersusun dari :
ektoplasma (jernih, homogen)
endoplasma (keruh, bergranula)
Inti terdiri dari :
1. Selaput inti (nuclear membrane)
2. Nukleoplasma
3. Serabut linin
4. Butir kromatin (granule)
5. Kariosom (plastin)
5. PROTOZOA
Struktur protozoa yang berasal dari ektoplasma :
1. Flagel, silia dan pseudopodi alat gerak
2. Vakuol kontraktil (alat ekskretori)
3. Organ pencernaan (mulut, sitostom atau sitofaring)
4. Dinding kista
Fungsi
Ektoplasma : protektif, lokomotif, respirasi, alat
menangkap dan membuang sisa
makanan.
Endoplasma : nutritif dan reproduktif
Inti : reproduksi dan mengatur berbagai
fungsi
6. PROTOZOA
o Pengambilan makanan dengan cara:
1. Difusi
2. Fagositosis (pengambilan bahan-bahan padat)
3. Pinositosis (pengambilan bahan dalam larutan
lewat vesikula pinositik kecil)
2 & 3 endositosis
4. Melalui sitostoma
o Ekskresi terutama dilakukan dengan difusi lewat
membrana sel. Pada Ciliata dijumpai vakuola
kontraktil dan sitopige.
o Pada spesies-spesies protozoa parasitik, respirasi
dilakukan baik secara aerobik maupun anaerobik.
7. PROTOZOA
o Reproduksi secara:
1. Aseksual
a. Simple binary fission
b. Multiple fission (skizogoni)
2. Seksual
a. Konjugasi
b. Syngami
8. PROTOZOA
Stadium :
Trofozoit
Kista
Stadium Trofozoit (trophos=makan)
Disebut juga bentuk vegetatif atau proliferatif.
Dapat bergerak aktif.
Berbiak secara belah pasang.
Pada umumnya tidak resisten terhadap
perubahan lingkungan.
9. PROTOZOA
Stadium kista (cystis=kantong)
Resisten
Merupakan bentuk infektif
Enkistasi:
perubahan dari bentuk trofozoit menjadi kista.
Beberapa keadaan yang mengharuskan terjadinya
enkistasi:
Kekurangan atau berlimpahnya suplai makanan
Kelebihan produksi katabolisme dari organisme
Perubahan pH
Pengeringan
Kekurangan atau kelebihan oksigen
Populasi parasit sangat banyak
10. PROTOZOA
Eksistasi:
perubahan dari bentuk kista menjadi
trofozoit.
Beberapa faktor yang dapat menimbulkan eksistasi:
Perubahan osmotik dalam medium.
Pengaruh enzim pada lapisan dalam dinding
kista.
Pada beberapa protozoa parasiter, pH serta
aktifitas enzim tuan rumah yang menguntungkan
bagi parasit.
11. PROTOZOA
Klasifikasi
A. Berdasar alat gerak
a. Rhizopoda
b. Mastigophora
c. Sporozoa
d. Ciliata
B. Berdasar patogenitas
a. Patogen
b. Non patogen
C. Berdasar habitat
a. Protozoa usus dan rongga tubuh
b. Protozoa darah dan jaringan
13. Entamoeba histolytica
Habitat :
Trofozoit: mukosa & submukosa kolon
Kista : lumen kolon
Hospes : manusia
R.H. : kucing, anjing, kera, tikus,
hamster, marmot
Bentuk infektif : kista berinti 4
Cara infeksi : menelan kista matang
14. Morfologi :
Tropozoit (bentuk vegetatif /
bentuk histolytica)
18 40 袖
Bentuk tidak tetap.
Sitoplasma berisi eritrosit,
lekosit, sisa jaringan.
Inti : bulat, 4-6袖,
kariosom sentral, butir
kromatin pada selaput inti
halus dan rata.
20. EPIDEMIOLOGI
Parasit ini tersebar luas, kosmopolit,
paling banyak di daerah tropik.
Transmisi parasit ini dipengaruhi a.l. oleh:
Parasit
Iklim
Lalat dan lipas
Hospes reservoar
Pupuk tanaman dan tinja
Penyaji makanan
Kepadatan penduduk
22. Amoebiasis intestinal
Akut (disentri amuba)
gx : - sindrom disentri
(diare, tinja mengandung darah
& lendir, tenesmus)
Terjadi ulkus di usus
(bulat/lonjong, tepi tidak teratur,
undermined, flask shaped, isi
cairan kuning kehitaman)
28. Amubiasis usus akut
Pemeriksaan tinja (tropozoit +)
Pemeriksaan darah (lekositosis)
Amubiasis kronik (karier asimtomatik)
Pemeriksaan tinja (kista +)
Tes serologik positif pada konvalesen
Amubiasis hati
Biopsi untuk menemukan tropozit
Pemeriksaan tinja untuk menemukan kista
Pemeriksaan darah (lekositosis)
Tes-tes serologik
Tes kulit
Pemeriksaan radiologik
Amubiasis paru
Pemeriksaan sputum (tropozoit +)
Tes serologik
Tes kulit
30. PENGOBATAN
Obat antiamuba dikelompokkan dalam 4 kelompok:
1. Golongan amubisid langsung
Bekerja efektif pada lumen usus
Diiodohydroxyquinolon, senyawa arsen, diloxamide furoate,
paramomycin
1. Golongan amubisid tidak langsung
Bekerja efektif pada lumen dan dinding usus
Tertracyclin
1. Golongan amubisid jaringan khusus
Ada 2 kelompok:
1. Bekerja efektif pada dinding usus dan hati (emetin HCl,
emetin-bismuth-iodide, dehydro-emetin)
2. Bekerja efektif pada hati (chloroquin)
2. Golongan amubisid semua jaringan
Bekerja efektif pada lumen usus, dinding usus dan hati
Metronidazole, tinidazole, ornidazole
31. Evaluasi Hasil Pengobatan
Pemeriksaan I
Dua minggu sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 6 hari
berturut-turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
Pemeriksaan II
Tiga bulan sesudah pengobatan pemeriksaan tinja 3-6 hari
berturut turut
Hasil (+): pengobatan diulangi dan dicari sumber infeksi
Hasil (-) : pengobatan tidak perlu diulangi
Pemeriksaan III
Dilakukan 6 bulan sesudah pengobatan.
Perlu dipertimbangkan sigmoidoskopi untuk melihat ulkus.
32. Pencegahan
Perorangan :
1. Air minum dimasak.
2. Cegah kontaminasi ma-mi oleh lalat,
lipas, atau tikus.
3. Kebersihan pribadi & alat ma-mi.
Masyarakat :
1. Pembuangan tinja yg baik, jangan
gunakan tinja untuk pupuk.
2. Sumber air minum yg baik dan bebas
polusi tinja.
3. Tx karier
33. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen
18% penduduk dunia mengandung E. histolytica, tetapi
hanya 賊20% yg menunjukkan tanda dan gejala
penyakit 1/3 dari yang (+) adalah E. histolytica
ukuran kecil.
Teori I
E. histolytica dibedakan hanya dalam ukuran dan
patogenitasnya.
Ras kecil : apatogen
Ras besar : patogen
Trofozoit ras besar ada 2 bentuk:
1. magna virulent (ganas)
2. minuta komensal di lumen usus, dapat berubah
menjadi bentuk magna
34. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen
Teori II
Dikenal 3 spesies:
Yang kecil, tdk patogen: E. hartmanii
Yang besar dibagi 2 spesies:
E. dispar tdk patogen
E. dysentriae patogen
35. Teori E. histolytica Patogen & Apatogen
Teori III
Membagi ke dalam 2 kelompok:
1. Yang kecil, tidak patogen: E. hartmanii
2. Yang besar (E. histolytica) dibagi dalam ras
tidak ganas (avirulent) dan ras virulent.
36. Entamoeba coli
Distribusi Geografi : kosmopolit
Non patogen
Habitat : colon
R.H. : mamalia
Bentuk infektif : kista berinti 8
Cara infeksi : ingestion
Spesimen : feces
37. Entamoeba coli
Tropozoit :
20-40 袖
Sitoplasma kasar
Eritrosit (-)
Inti : kariosom
besar, terletak di
tepi