Dokumen tersebut membahas tentang pendahuluan parasitologi. Parasitologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara parasit dengan inangnya. Parasit hidup menumpang pada inang untuk mendapatkan makanan dan perlindungan. Dokumen ini juga menjelaskan istilah-istilah terkait hubungan parasit-inang, contohnya zoonosis yang menunjukkan kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai jenis inang termasuk man
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis cacing parasit pada manusia seperti Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, Onchocerca volvulus, dan Loa loa. Dokumen juga menjelaskan morfologi, siklus hidup, penyebaran geografis, dan penyakit yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis cacing tersebut.
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menginfeksi vagina, urethra, dan kantong kemih. Gejalanya meliputi pengeluaran cairan kuning dari vagina dan rasa gatal pada wanita, serta rasa terbakar saat berkemih dan ejakulasi pada laki-laki. Penularan terjadi melalui hubungan seksual tidak aman. Pencegahan meliputi ANC, higiene yang baik
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
Trematoda usus adalah cacing parasit yang memiliki habitat di usus manusia dan hewan. Terdapat beberapa jenis trematoda usus yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, diantaranya Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai, Echinostoma ilocanum, dan Troglotrema salmincola. Semua trematoda usus memiliki siklus hidup yang melibatkan hospes perantara berupa siput atau ikan sebelum mencapai
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
油
Dokumen ini membahas tentang dua jenis cacing parasit yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Ascaris lumbricoides adalah cacing bulat panjang dengan panjang 15-35 cm, sedangkan Trichuris trichiura memiliki kepala halus dan ekor gemuk dengan panjang 4-5 cm. Kedua cacing ini menghasilkan telur dengan karakteristik morfologi yang berbeda.
Trypanosoma adalah genus protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Terdapat beberapa spesies Trypanosoma yang patogen seperti T. brucei yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia, T. cruzi yang menyebabkan penyakit Chagas, dan T. evansi yang menyebabkan surra pada hewan. Siklus hidup Trypanosoma melibatkan vektor seperti lalat tsetse. Penyakit-penyakit yang disebabkann
Spora bakteri tahan terhadap pewarnaan karbol fuchsin karena dinding selnya yang tebal, sehingga diperlukan pemanasan agar zat warna dapat masuk. Sedangkan bakteri vegetatif akan melepaskan karbol fuchsin dan mengambil warna biru dari methylene blue. Hal ini menyebabkan spora berwarna merah dan bakteri vegetatif berwarna biru.
Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang menyumbat saluran getah bening. Penyakit ini disebarkan melalui gigitan nyamuk yang membawa mikrofilaria cacing filaria. Gejalanya bervariasi mulai dari pembengkakan kelenjar getah bening hingga limfedema atau pembengkakan kaki yang permanen. Pencegahannya meliputi menghindari gigitan nyamuk, membersihkan lingkungan, dan melakukan 3M.
Platyhelminthes dan Nematoda adalah dua filum yang membahas tentang cacing pipih dan cacing silinder. Platyhelminthes memiliki 4 kelas dan hidup di sungai, danau, laut atau sebagai parasit. Nematoda memiliki ukuran 1 mm hingga lebih dari 1 m, memiliki sistem pencernaan lengkap, dan bereproduksi secara seksual.
Dokumen tersebut berisi daftar nama 7 mahasiswa Kelompok IV dan judul materi kuliah tentang filum Platyhelminthes yang mencakup ciri-ciri, kelas, contoh spesies, serta manfaat dan cara pencegahan infeksi cacing parasit.
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan parasit Trichomonas vaginalis. Parasit ini menginfeksi vagina, urethra, dan kantong kemih. Gejalanya meliputi pengeluaran cairan kuning dari vagina dan rasa gatal pada wanita, serta rasa terbakar saat berkemih dan ejakulasi pada laki-laki. Penularan terjadi melalui hubungan seksual tidak aman. Pencegahan meliputi ANC, higiene yang baik
Dokumen tersebut membahas tentang mikosis superficial, dermatofitosis, dan non-dermatofitosis. Topik utama mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, patogenesis, gejala klinis, dan diagnosis dari berbagai jenis infeksi jamur pada kulit seperti pitiriasis versicolor, tinea, dan piedra.
Dokumen tersebut membahas tentang Plasmodium malariae, vektor penularan malaria yaitu nyamuk Anopheles, siklus hidup parasit malaria, gejala, pencegahan, dan pengobatan malaria.
Trematoda usus adalah cacing parasit yang memiliki habitat di usus manusia dan hewan. Terdapat beberapa jenis trematoda usus yang dijelaskan dalam dokumen tersebut, diantaranya Fasciolopsis buski, Heterophyes heterophyes, Metagonimus yokogawai, Echinostoma ilocanum, dan Troglotrema salmincola. Semua trematoda usus memiliki siklus hidup yang melibatkan hospes perantara berupa siput atau ikan sebelum mencapai
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiurarika ferlianti
油
Dokumen ini membahas tentang dua jenis cacing parasit yaitu Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura. Ascaris lumbricoides adalah cacing bulat panjang dengan panjang 15-35 cm, sedangkan Trichuris trichiura memiliki kepala halus dan ekor gemuk dengan panjang 4-5 cm. Kedua cacing ini menghasilkan telur dengan karakteristik morfologi yang berbeda.
Trypanosoma adalah genus protozoa yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Terdapat beberapa spesies Trypanosoma yang patogen seperti T. brucei yang menyebabkan penyakit tidur pada manusia, T. cruzi yang menyebabkan penyakit Chagas, dan T. evansi yang menyebabkan surra pada hewan. Siklus hidup Trypanosoma melibatkan vektor seperti lalat tsetse. Penyakit-penyakit yang disebabkann
Spora bakteri tahan terhadap pewarnaan karbol fuchsin karena dinding selnya yang tebal, sehingga diperlukan pemanasan agar zat warna dapat masuk. Sedangkan bakteri vegetatif akan melepaskan karbol fuchsin dan mengambil warna biru dari methylene blue. Hal ini menyebabkan spora berwarna merah dan bakteri vegetatif berwarna biru.
Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh infeksi cacing filaria yang menyumbat saluran getah bening. Penyakit ini disebarkan melalui gigitan nyamuk yang membawa mikrofilaria cacing filaria. Gejalanya bervariasi mulai dari pembengkakan kelenjar getah bening hingga limfedema atau pembengkakan kaki yang permanen. Pencegahannya meliputi menghindari gigitan nyamuk, membersihkan lingkungan, dan melakukan 3M.
Platyhelminthes dan Nematoda adalah dua filum yang membahas tentang cacing pipih dan cacing silinder. Platyhelminthes memiliki 4 kelas dan hidup di sungai, danau, laut atau sebagai parasit. Nematoda memiliki ukuran 1 mm hingga lebih dari 1 m, memiliki sistem pencernaan lengkap, dan bereproduksi secara seksual.
Dokumen tersebut berisi daftar nama 7 mahasiswa Kelompok IV dan judul materi kuliah tentang filum Platyhelminthes yang mencakup ciri-ciri, kelas, contoh spesies, serta manfaat dan cara pencegahan infeksi cacing parasit.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang meliputi kelas Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Cacing-cacing ini memiliki tubuh pipih, sistem pencernaan sederhana, dan sebagian besar hidup sebagai parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang terdiri dari tiga kelas, yaitu Turbellaria yang memiliki bulu getar, Trematoda yang hidup sebagai parasit dengan alat hisap, dan Cestoda yang dilapisi kutikula dan terdiri dari rantai proglotid.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang hidup bebas maupun sebagai parasit. Mereka memiliki tubuh triploblastic tanpa rongga tubuh, dan ukurannya bervariasi dari mikroskopis hingga lebih dari 20 meter. Ada 4 kelas Platyhelminthes yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Beberapa spesies Trematoda dan Cestoda dapat menginfeksi manusia dan hewan lain, sementara Planaria digunak
Dokumen tersebut membahas tentang Trematoda Paru bernama Paragonimus westermani. Cacing ini termasuk kelas Trematoda yang menginfeksi paru-paru manusia dan hewan, menyebabkan penyakit Paragonimiasis. Spesies P. westermani merupakan agen penyebab utama infeksi ini.
1. Platyhelminthes adalah filum hewan cacing pipih yang hidup bebas atau sebagai parasit di dalam atau di permukaan tubuh inang
2. Mereka memiliki ciri-ciri seperti tubuh bilateral simetris, pernafasan melalui seluruh permukaan tubuh, dan reproduksi secara aseksual atau seksual
3. Terbagi menjadi 4 kelas yaitu Turbellaria, Trematoda, Cestoda, dan Monogenea yang masing-masing memiliki cara hidup dan mor
Dokumen tersebut membahas tentang tiga filum utama cacing, yaitu Platyhelmintes, Nemathelmintes, dan Annelida. Filum Platyhelmintes mencakup cacing pipih seperti Planaria dan cacing isap hati, sedangkan Nemathelmintes berisi cacing gilig seperti Ascaris yang menginfeksi usus manusia.
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA PlatyhelmintesFauzan Ardana
油
Filum Platyhelminthes terdiri dari cacing pipih tanpa usus dan sistem pencernaan sederhana. Terbagi menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Beberapa spesiesnya dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan seperti skistosomiasis yang ditularkan melalui siput air oleh Schistosoma.
Dokumen tersebut membahas tentang Platyhelminthes (Cacing Pipih) yang merupakan filum hewan triploblastik yang paling sederhana. Platyhelminthes dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Platyhelminthes umumnya bersifat parasit pada manusia dan hewan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tiga filum utama dalam platyhelminthes yaitu turbellaria, trematoda, dan cestoda. Mencakup ciri-ciri umum dan contohnya, serta siklus hidup beberapa jenis parasit tertentu seperti taenia dan fasciola hepatica.
Dokumen tersebut membahas tentang parasit, termasuk definisi, jenis, lingkungan, mekanisme masuk, dan pencegahan parasit. Jenis-jenis parasit dibedakan berdasarkan cara hidup, jumlah sel, dan kebutuhan akan inangnya. Dokumen ini juga menjelaskan siklus hidup beberapa parasit tertentu dan cara mencegah serta mengobati infeksi parasit.
2. Anggota Kelompok 4 :
Dwi Nindya Sari
( 08121006033)
Indra Wijaya
( 08121006030)
Kamilia Qudsiani ( 08121006052)
Titis Utami W.N.
( 08121006059)
M.Fithri
( 08121006072)
trematoda paru
3. Kingdom
Phylum
Class
: Animalia (hewan)
: Platyhelminthes (cacing pipih)
: Trematoda (Yunani Trematodaes= punya
lobang, tubuh pipih dorso ventral seperti daun)
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Plagiorchiida
: Trogolotrematidae
: Paragonimus
: Paragonimus westermani
trematoda paru
4. Hospes
Definitive : manusia dan mamalia pemakan ketam (ex.
Kucing,harimau, anjing, dll).
Perantara :
1. Keong beroperkulum dari genus Hua, Semisulcospira,
Syncere, & Thiara.
2. Ketam air tawar dari genus Eriocheir, Potamon, Sesarma, &
Parathelpus
Penyakit: Paragonimiasis. Penyakit ini termasuk kelompok
zoonosis.
trematoda paru
6. Morfologi
Telur:
Ukuran telur: 80 120 x 50 60 mikro
bentuk : oval cenderung asimetris
terdapat operkulum pada kutub yang mengecil. Ukuran
operkulum relatif besar, sehingga tampak telurnya seperti
terpotong berisi embrio.
trematoda paru
10. Telur dapat bertahan disuatu tempat
selama 3 minggu dgn suhu opti 27 C.
Radia I (siput): dapat bertahan didalam air
selama 24-48 jam.
Setelah 13 minggu menginfeksi siput, radia
I yg telah berubah menjadi serkaria
keluar mencari hospes perantara II
trematoda paru
14. MASA INKUBASI
Sisa dari infeksi oviposisi (peletakan telur): 65
sampai 90 hari. Infeksi dapat bertahan selama
20 tahun pada manusia.
trematoda paru
16. Patologi & Gejala Klinis
Reaksi sistemik (absorbsi zat toksin): gejala
alergi, demam, sakit kepala dan lain-lain.
dalam kista paru-paru atau bronkus: gejala
batuk kering dan sesak nafas, sakit dada dan
demam.
trematoda paru
17. cacing berada pada otak : epilepsy, hemiplegia
atau monoplegia
Cacing yang ada di bawah kulit dapat
menimbulkan tumor yang dapat digerakkan
. Secara patologis, lokalisasi di paru terdapat
reaksi-reaksi jaringan yang mendahului
pembentukan kapsul jaringan fibrosis
(bungkus berwarna biru mengandung
sepasang cacing, telur dan infiltrasi radang).
trematoda paru
19. PROFILASIS
Tidak memakan ikan / kepiting mentah.
Fasilitas MCK yg bersih & memadai, jangan
dilakukan di satu tempat. Ex. Melakukan
kegiatan MCK disungai.
Rutin minum obat cacing 6 buln sekali.
trematoda paru
20. CURATIF
Klorokuin 0,75 gr/hari
Praziquantel, diberikan secara per oral dengan
dosis : 25 mg / kg.
Triclabendazole, diberikan secara peroral
dengan dosis 10 mg / kg / hari selama 3 hari.
Bithionol, diberikan secara peroral dengan
dosis 30 sampai 50 mg / kg setiap hari selama
10 sampai 15 dosis ( obat alternatif ).
trematoda paru