merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen tersebut membahas anatomi, fisiologi, dan pengaturan kerja jantung. Secara ringkas, jantung berfungsi sebagai pompa darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi. Kerja jantung dipengaruhi oleh faktor intrinsik seperti panjang otot dan faktor ekstrinsik seperti sistem saraf otonom dan hormon.
Proses siklus menstruasi terdiri atas 4 fase yakni fase menstruasi, fase reparasi, fase poliferasi, dan fase sekresi. Setiap fase dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi tertentu seperti estrogen, progesteron, FSH, dan LH untuk mempersiapkan ovulasi dan pembentukan endometrium.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas gangguan pada sistem reproduksi pria dan wanita, termasuk prostatitis, epididimitis, hipogonadisme, impotensi, kanker serviks, vaginitis, bartolinitis, dan kista ovarium. Juga dibahas pengkajian yang meliputi riwayat kesehatan, aktivitas, psikologis, sosial ekonomi, dan fisiologis pasien untuk diagnosis gangguan reproduksi.
1) Gangguan psikotik seperti skizofrenia ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi, afek yang tidak wajar, dan defisit kognitif. 2) Gangguan neurotik seperti gangguan kecemasan obsesif kompulsif ditandai oleh kecemasan yang berlebihan yang menyebabkan perilaku repetitif seperti mengecek berulang-ulang. 3) Perbedaan utama antara gangguan psikotik dan neurotik adalah gangguan psikot
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Proses diagnosis gangguan jiwa meliputi langkah-langkah seperti anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, dan terapi. Diagnosis didasarkan pada data subyektif dan obyektif yang disusun dalam diagnosis multiaksial yang terdiri atas 5 aksis: gangguan klinis, gangguan kepribadian, kondisi medis umum, masalah psikososial, dan penilaian fungsi global. Tujuan diagnosis multiaksial adalah memberikan informasi yang komprehensif untuk perencanaan
Teks tersebut membahas tentang karsinoma laring (kanker pada laring). Secara singkat, teks menjelaskan bahwa kanker laring lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan, penyebabnya belum diketahui pasti meskipun ada beberapa faktor risiko seperti merokok dan alkohol, dan diagnosa dini sangat penting untuk penanganannya.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dan komplikasi kaki diabetes. Pasien mengalami luka ulkus di kaki kiri yang meluas disertai infeksi. Berdasarkan pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis dengan diabetes melitus tipe 2, gangren kaki kiri, dan komplikasi lainnya seperti nefropati dan hipertensi. Penatalaksanaan dilakukan dengan rawat inap, pengobatan
Modul ini membahas tentang parasitologi yang mencakup hubungan antara parasit dan inang, pengaruh parasit pada inang, cara penularan parasit, konsep dasar parasitologi, dan klasifikasi parasit. Topik utama yang dibahas adalah hubungan simbiosis antara parasit dan inang, efek langsung dan tidak langsung parasit pada inang, cara penularan melalui rute oral, kulit, vektor, dan kontak seksual, serta konsep penting seperti morf
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kankerpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem pernafasan akibat kanker laring, faring, dan paru. Materi yang dibahas meliputi pengertian, patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan pengobatan medis serta keperawatan untuk ketiga jenis kanker tersebut dengan fokus pada kanker laring.
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kankerpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem pernafasan akibat kanker laring, faring, dan paru. Materi yang dibahas meliputi pengertian, patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan pengobatan medis serta keperawatan untuk ketiga jenis kanker tersebut dengan fokus pada kanker laring.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Laporan pendahuluan keperawatan dasar tentang kebutuhan cairan dan elektrolit yang mencakup definisi, etiologi, tanda dan gejala, fisiologi, klasifikasi, pathway, faktor yang mempengaruhinya, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan klinis, pengkajian, diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan untuk mengelola ketidakseimbangan elektrolit.
Dokumen tersebut membahas gangguan pada sistem reproduksi pria dan wanita, termasuk prostatitis, epididimitis, hipogonadisme, impotensi, kanker serviks, vaginitis, bartolinitis, dan kista ovarium. Juga dibahas pengkajian yang meliputi riwayat kesehatan, aktivitas, psikologis, sosial ekonomi, dan fisiologis pasien untuk diagnosis gangguan reproduksi.
1) Gangguan psikotik seperti skizofrenia ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi, afek yang tidak wajar, dan defisit kognitif. 2) Gangguan neurotik seperti gangguan kecemasan obsesif kompulsif ditandai oleh kecemasan yang berlebihan yang menyebabkan perilaku repetitif seperti mengecek berulang-ulang. 3) Perbedaan utama antara gangguan psikotik dan neurotik adalah gangguan psikot
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik sistem perkemihan yang meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi organ-organ terkait seperti ginjal, kandung kemih, dan meatus urinaria untuk mendeteksi gangguan pada sistem tersebut.
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Proses diagnosis gangguan jiwa meliputi langkah-langkah seperti anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, dan terapi. Diagnosis didasarkan pada data subyektif dan obyektif yang disusun dalam diagnosis multiaksial yang terdiri atas 5 aksis: gangguan klinis, gangguan kepribadian, kondisi medis umum, masalah psikososial, dan penilaian fungsi global. Tujuan diagnosis multiaksial adalah memberikan informasi yang komprehensif untuk perencanaan
Teks tersebut membahas tentang karsinoma laring (kanker pada laring). Secara singkat, teks menjelaskan bahwa kanker laring lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan, penyebabnya belum diketahui pasti meskipun ada beberapa faktor risiko seperti merokok dan alkohol, dan diagnosa dini sangat penting untuk penanganannya.
Dokumen tersebut membahas kasus pasien dengan diabetes melitus tipe 2 dan komplikasi kaki diabetes. Pasien mengalami luka ulkus di kaki kiri yang meluas disertai infeksi. Berdasarkan pemeriksaan dan pemeriksaan penunjang, didiagnosis dengan diabetes melitus tipe 2, gangren kaki kiri, dan komplikasi lainnya seperti nefropati dan hipertensi. Penatalaksanaan dilakukan dengan rawat inap, pengobatan
Modul ini membahas tentang parasitologi yang mencakup hubungan antara parasit dan inang, pengaruh parasit pada inang, cara penularan parasit, konsep dasar parasitologi, dan klasifikasi parasit. Topik utama yang dibahas adalah hubungan simbiosis antara parasit dan inang, efek langsung dan tidak langsung parasit pada inang, cara penularan melalui rute oral, kulit, vektor, dan kontak seksual, serta konsep penting seperti morf
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kankerpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem pernafasan akibat kanker laring, faring, dan paru. Materi yang dibahas meliputi pengertian, patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan pengobatan medis serta keperawatan untuk ketiga jenis kanker tersebut dengan fokus pada kanker laring.
Askep pada pasien dengan gangguan pernafasan akibat Kankerpjj_kemenkes
油
Modul ini membahas asuhan keperawatan pasien dengan gangguan sistem pernafasan akibat kanker laring, faring, dan paru. Materi yang dibahas meliputi pengertian, patofisiologi, gejala klinis, diagnosa, dan pengobatan medis serta keperawatan untuk ketiga jenis kanker tersebut dengan fokus pada kanker laring.
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan asuhan keperawatan kanker tiroid. Kanker tiroid dapat berupa papiler, folikuler, anaplastik atau meduler. Faktor risikonya antara lain radiasi dan goiter endemis. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah laboratorium, radiologi, dan biopsi aspirasi. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosis, dan pen
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Kanker paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang disebabkan oleh faktor risiko seperti merokok dan polusi udara, dengan gejala utama seperti sesak napas dan batuk berdarah. Pencegahan melalui pengurangan merokok dan deteksi dini serta pengobatan seperti bedah dan kemoterapi dapat menurunkan angka kejadian dan kematian akibat kanker paru.
Kanker paru adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus. Faktor risikonya antara lain merokok dan paparan karsinogen. Pengobatannya meliputi bedah, radiasi, dan kemoterapi untuk mengobati, mencegah metastasis, atau memperpanjang harapan hidup. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan fisik, radiologi, sitologi, dan endoskopi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang karsinoma laring dan implantasi laring artifisial setelah operasi laringektomi total pada pasien karsinoma laring.
2. Karsinoma laring adalah keganasan yang sering terjadi pada saluran nafas dan penyebabnya belum diketahui secara pasti.
3. Implantasi laring artifisial merupakan salah satu terapi rehabilitasi bagi pasien karsinoma laring pasca operasi laringektomi total unt
Tumor paru adalah neoplasma abnormal pada jaringan paru yang dapat berupa kanker. Kanker paru umumnya disebabkan oleh merokok, paparan asap rokok, dan zat karsinogen. Gejala klinisnya antara lain batuk kronis, sesak napas, dan batuk berdarah. Penanganannya meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, serta perawatan suportif."
Makalah ini membahas tentang kanker buli-buli/kandung kemih. Topik utama yang dibahas meliputi anatomi dan fisiologi kandung kemih, definisi kanker buli-buli, etiologi, klasifikasi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada pasien kanker buli-buli.
Dokumen tersebut membahas tentang struma nodosa atau struma adenomatosa yang merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang mengandung satu atau lebih nodul tanpa gejala hipertiroidisme. Dokumen tersebut juga membahas tentang definisi, embriologi, anatomi, fisiologi, dan histologi dari kelenjar tiroid serta struma nodosa.
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pasien dengan kanker kolorektal. Kanker ini merupakan penyakit ganas yang menyerang usus besar dan rektum. Beberapa faktor risiko penyebabnya adalah riwayat kanker pribadi atau keluarga, riwayat penyakit usus kronis, dan diet rendah serat. Asuhan keperawatan pasien meliputi penatalaksanaan gejala, komplikasi, dan rehabilitasi pasca pengobatan.
Makalah ini membahas konsep medis dan keperawatan retinoblastoma, tumor ganas pada retina yang umumnya diderita anak-anak. Secara medis dijelaskan definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan, komplikasi, dan penatalaksanaan retinoblastoma. Sedangkan secara keperawatan dijelaskan pengkajian keperawatan, diagnosa, intervensi, dan evaluasi untuk perawatan anak dengan retinoblastoma."
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan kolitis ulseratif dan appendisitis. Kolitis ulseratif adalah penyakit inflamasi usus yang ditandai dengan peradangan dan luka pada usus besar, sedangkan appendisitis adalah radang pada apendiks yang disebabkan oleh infeksi. Makalah ini menjelaskan konsep medis, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan dari kedua kondisi tersebut.
Makalah ini membahas tentang konsep medis dan konsep keperawatan disentri. Disentri dijelaskan sebagai diare yang disertai darah dalam tinja. Etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, dan penatalaksanaan disentri dibahas secara terperinci. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien disentri mencakup manajemen cairan dan elektrolit, pemantauan tanda dehidrasi, memenuhi kebutuhan giz
Dokumen tersebut merupakan makalah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid. Makalah ini membahas tentang pengertian demam thypoid, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan asuhan keperawatan pada klien dengan demam thypoid.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep medis dan konsep keperawatan gangguan kelenjar adrenal (sindrom Cushing). Secara ringkas, dibahas tentang definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan, pencegahan, komplikasi dan penyimpangan keadaan kesehatan pada sindrom Cushing."
Makalah ini membahas penyakit Addison yang disebabkan oleh kerusakan korteks adrenal sehingga menurunkan produksi hormon kortisol dan aldosteron. Gejala penyakit ini antara lain hipotensi, hiperpigmentasi kulit, hipoglikemia, dan anoreksia. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium seperti kadar hormon yang rendah dan tes stimulasi ACTH. Penatalaksanaan berupa penggantian hormon kortikosteroid.
Dokumen tersebut membahas tentang teknik mobilisasi pasien yang menderita luka dekubitus untuk mencegah terjadinya luka lebih parah. Terdapat beberapa posisi pasien yang dianjurkan seperti posisi miring, duduk, tengkurap, dan lainnya. Teknik yang tepat untuk memindahkan pasien ke posisi miring adalah dengan menggunakan bantal penopang untuk anggota tubuh tertentu dan menarik tubuh pasien secara
Dokumen ini membahas penilaian dan tindakan keperawatan pada pasien dengan apnea tidur. Secara garis besar mencakup penilaian pola tidur pasien, faktor yang mempengaruhi gangguan tidur, diagnosa gangguan tidur dan pertukaran gas, serta intervensi keperawatan seperti pemberian posisi yang nyaman dan terapi oksigen untuk mencegah gangguan pernapasan saat tidur.
1. Oleh Kelompok III :
AdrianusPandong RUSDIN
AISYAH SRI NALA
IRMAWATI YOVITA SELA PARUBANG
IYAN TOMIA YULIKE SARIMANELLA
NUZULYAH RAHMADHANI
S1 KEPERAWATAN
STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR
2. 2014
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini .
Makalah ini berisi tentang konsep medis dan konsep keperawatan . Makalah ini
menjelaskan secara terperinci tentang KARSINOMA LARING
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
demi penyempurnaan makalah ini kedepan.
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kita selaku Mahasiswa Keperawatan.
Makassar, 05 Maret 2014
Penyusun
3. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan
laring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya
vokalisasi. Laring juga mel ,,indungi jalan nafas bawah dari obstrusi benda asing
dan memudahkan batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri dari
Epiglottis,Glottis, Kartilago tiroid, Kartilago trikoid, Kartilago aritenoid, Pita Suara,
Karsinoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di
bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering
adalah jenis karsinoma sel skuamosa.
Belum diketahui secara pasti, adapun faktor predisposisi yang dapat
menyebabkan Ca. laring adalah Rokok,Alkohol,Terpapar oleh sinar radioaktif,Infeksi
kronis (Herves simpleks).
Gejalanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan
kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar
pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut
meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
Asuhan Keperawatan pada hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode untuk
menentukan suatu diagnosa, merencanakan keperawatan, menginterpretasi respon
manusia terhadap masalah kesehatan baik actual maupun potensial untuk
memenuhi kebutuhan dasar yang mencakup bio, psiko, social dan spiritual.
4. B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Karsinoma Laring?
2. Untuk mengetahui Etiologi dari Karsinoma Laring?
3. Untuk mengetahui patofisiologi Karsinoma Laring?
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis Karsinoma Laring?
5. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik Karsinoma Laring?
6. Untuk mengetahui terapi / penatalaksanaan dari Karsinoma Laring?
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan Karsinoma Laring?
5. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Konsep Medis
A. Definisi
Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor pada
plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis : tumor pada korda
vokalis , Subglotis : tumor dibawah korda vokalis).
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan laring
dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya vokalisasi.
Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan
batuk. Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:
Epiglottis daun katub kartilago yang menutupi ostium kea rah laring selama
menelan.
Glottis, ostium antara pita suara dalam laring.
Kartilago tiroid, kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari ini membentuk
jakun.
Kartilago trikoid, satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring.
Kartilago aritenoid, digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid.
Pita Suara, ligament yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara, pita suara melekat pada lumen laring.
Tumor adalah jaringan baru (neoplasma) yang timbul dalam tubuh akibat pengaruh
berbagai faktor penyebab dan menyebabkan jaringan setempat pada tingkat gen
kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Istilah neoplasma pada dasarnya
memiliki makna sama dengan tumor. Keganasan merujuk kepada segala penyakit yang
ditandai hiperplasia sel ganas, termasuk berbagai tumor ganas dan leukemia. Istilah
kanker juga menunjukkan semua tumor ganas
Karisoma laring merupakan tumor ganas ketiga menurut jumlah tumor ganas di
bidang THT dan lebih banyak terjadi pada pria berusia 50-70 tahun. Yang tersering
adalah jenis karsinoma sel skuamosa.
Tahapan tumor laring
Ada empat tahap utama dalam sistem ini - tahap 1 sampai 4. Tahap 0
adalah tahap awal dan tahap 4 yang paling maju. Ada 4 tahap 'T' utama tumor
laring :
6. 1. T1 berarti tumor hanya satu bagian dari laring dan pita suara mampu bergerak
dengan normal.
2. T2 berarti tumor telah tumbuh menjadi bagian lain dari laring. Pita suara mungkin
atau mungkin tidak akan terpengaruh.
3. T3 berarti tumor seluruh laring tetapi belum menyebar lebih jauh dari penutup
laring.
4. T4 berarti tumor telah berkembang menjadi jaringan tubuh luar laring. Ini
mungkin telah menyebar ke tiroid, pipa udara (trakea) atau pipa makanan
(esofagus).
Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC :
1. Tumor primer (T)
o Supra glottis :
T is: tumor insitu
T 0 : tidak jelas adanya tumor primer l
T 1 : tumor terbatas di supra glotis dengan pergerakan normal
T 1a : tumor terbatas pada permukaan laring epiglotis, plika
ariepiglotika, ventrikel atau pita suara palsu satu sisi.
T 1b : tumor telah mengenai epiglotis dan meluas ke rongga
ventrikel atau pita suara palsu
T 2 : tumor telah meluas ke glotis tanpa fiksasi
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dan / atau adanya
infiltrasi ke dalam.
T 4 : tumor dengan penyebaran langsung sampai ke luar laring.
o Glotis :
T is : tumor insitu
T 0 : tak jelas adanya tumor primer
T 1 : tumor terbatas pada pita suara (termasuk komisura anterior
dan posterior) dengan pergerakan normal
T 1a : tumor terbatas pada satu pita suara asli
T 1b : tumor mengenai kedua pita suara
T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan daerah supra glotis
maupun subglotis dengan pergerakan pita suara normal atau
terganggu.
7. T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi dari satu atau ke
dua pita suara
T 4 : tumor dengan perluasan ke luar laring
o Sub glotis :
T is : tumor insitu
T 0 : tak jelas adanya tumor primer
T 1 : tumor terbatas pada subglotis
T 1a : tumor terbatas pada satu sisi
T 1b : tumor telah mengenai kedua sisi
T 2 : tumor terbatas di laring dengan perluasan pada satu atau
kedua pita suara asli dengan pergerakan normal atau terganggu
T 3 : tumor terbatas pada laring dengan fiksasi satu atau kedua pita
suara
T 4 : tumor dengan kerusakan tulang rawan dan/atau meluas
keluar laring.
2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N)
N x : kelenjar tidak dapat dinilai
N 0 : secara klinis tidak ada kelenjar.
N 1 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter
3 cm
N 2 :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter >3
<6 cm atau klinis terdapat kelenjar homolateral multipel
dengan diameter 6 cm
N 2a :klinis terdapat satu kelenjar homolateral dengan
diameter > 3 cm - 6 cm.
N 2b :klinis terdapat kelenjar homolateral multipel dengan
diameter 6 cm
N 3 :kelenjar homolateral yang masif, kelenjar bilateral atau
kontra lateral
N 3 a :klinis terdapat kelenjar homolateral dengan diameter
> 6 cm
N 3 b :klinis terdapat kelenjar bilateral
N 3 c : klinis hanya terdapat kelenjar kontra lateral
3. Metastase jauh (M)
M 0 : tidak ada metastase jauh
M 1 : terdapat metastase jauh
8. 4. Stadium :
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium II : T2 N0 M0
Stadium III : T3 N0 M0
T1, T2, T3, N1, M0
Stadium IV : T4, N0, M0
Setiap T, N2, M0, setiap T, setiap N , M1
B. Etiologi
Etiologi karsinoma laring belum diketahui dengan| pasti. Dikatakan oleh
para ahli bahwa perokok dan peminum alkohol merupakan kelompok orang-
orang dengan resiko tinggi terhadap karsinoma laring. Penelitian epidemiologik
menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya karsinoma
laring yang kuat ialah rokok, alkohol dan terpapar oleh sinar radioaktif.
Pengumpulan data yang dilakukan di RSCM menunjukkan bahwa
karsinoma laring jarang ditemukan pada orang yang tidak merokok, sedangkan
resiko untuk mendapatkan karsinoma laring naik, sesuai dengan kenaikan
jumlah rokok yang dihisap.
Yang terpenting pada penanggulangan karsinoma laring adalah diagnosis
disini dan pengobatan /tindakan yang tepat dan kuratif, karena tumornya masih
terisolasi dan dapat diangkat secara radikal. Tujuan utama ialah mengeluarkan
bagian laring yang terkena tumor dengan memperhatikan fungsi respirasi, fonasi
serta fungsi sfingter laring.
9. C. Patofisiologi
Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan
pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja
dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya
belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan
5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah
karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar
dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase
kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum
terjadi.Tumor supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita
suara sehingga mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih
dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.
D. Manisfentasi klinis
Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh
walaupun penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis.
Tidak seperti suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti
demam.Rasa tidak enak ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase
lanjut dapat disertai rasa sakit untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila
rima glotis tertutup atau hampir tertutup tumor 80%. Sesak napas tidak timbul
mendadak tetapi perlahan-lahan. Karena itu penderita dapat beradaptasi, sehingga
baru merasakan sesak bila tumor sudah besar (terlambat berobat). Stridor terjadi akibat
sumbatan jalan napas.Bila sudah dijumpai pembesaran kelenjar berarti tumor sudah
masuk dalam stadium lanjut.Bahkan kadang-kadang tumornya dapat teraba,
menyebabkan pembengkakan laring.Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah
faring akan timbul gejala disfagia, rasa sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit
kearah telinga.Apabila dijumpai kasus dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan
suara parau lebih dari dua minggu yang dengan pengobatan tidak sembuh, diderita
orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita segera dirujuk.
10. Penyimpangan KDM
Faktor predisposisi
(alcohol, merokok, radiasi)
Proliferasi sel laring
diferensiasi buruk sel laring
tumor laring
matastase suproglo plica vocalis menekan/ mengiristasi obstruksi jalan
napas
obstruksi lumen suara parau serabut syaraf mengiritasi
sel laring
oesophagus afonia nyeri dipersepsikan
infeksi
dispagia progresif Hambatan komunikasi gangguan rasa Akumulasi sekret
Intake verbal nyaman Ketidakefektifan
BB bersihan jalan
Ketidakseimbangan nutrisi napas
kurang dari kebutuhan tubuh
11. E. Penatalaksanaan
Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan
pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasi
diberikan pada stadium 1 dan 4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat
mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang
sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu
radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa
pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada
satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan
keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat
dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran
sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau
subglotik, lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang
lebih buruk.
Derita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe
leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar
leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan
subglotik.Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu
diantara tiga penderita akan sembuh sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam :
Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita
suara dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas.
Setelah sembuh dari pembedahan suara pasien akan para.
Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita
suara satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan
setengah kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan
parau setelah pembedahan.
12. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau
pita suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien
masih utuh atau tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat
makanan peroral meningkat.
Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring,
memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan
otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma
) trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan
peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara
pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi ini.Hal
ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot
sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa
submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan
membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang
dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan
esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita
berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus
perlu bantuan seorang binawicara.
F. Komplikasi
1. Penderita karsinoma laring akan mengalami disfagia,stridor,dipsnea karena
terjadi pembengkakan didaerah leher yang diakibatkan oleh metastase kanker
pada daerah nasofaring.
2. Penderita karsinoma laring juga beresiko kehilangan suara karena tindakan
pembedahan laringektomi total, dengan mengangkat pita suara.
G. Pencegahan
a. Hindari merokok
b. Jangan minum-minuman alkohol
c. Hindari diri terpapar oleh sinar radioaktif
13. II. Konsep keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama Lengkap
Suku
Agama
Tanggal lahir
2. Riwayat Keperawatan
Keluhan utama :dyspneu, sakit menelan, suara serak.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Ada riwayat merokok, aktifitas
yang berhubungan dengan suara.
4. Pengkajian Fisik dan Pola Eliminasi
Tanda-tanda vital : Tensi, Nadi, Suhu, Pernafasan
Respirasi : batuk, stridor, dyspneu, riwayat penyakit paru kronis,
batuk dengan atau tanpa sputum
Sirkulasi
GCS
Nutrisi
TB/BB,terdapat penurunan BB drastis. Nafsu makan biasanya
menurun bahkan mungkin tidak ada karena adanya nyeri telan,
kesukaran menelan, benjolan pada leher, kebersihan mulut buruk,
inflamasi / drainase oral.
Eliminasi
14. Itegritas Kulit
Mobilisasi
Kelamahan, kelelahan
Istrahat dan Tidur
Klien apabila tidur biasanya disertai dengan mendengkur keras.
5. Personal Hygine
Kemunduran kebersihan mulut
6. Neurosensorik
Diplopia, ketulian, kesemutan, parastesia otot wajah, ketulian konduksi,
hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan sub mandibular), parau menetap
(gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik)
7. Lingkungan Sosial
Terdapat riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja dengan
serbuk / kayu, kimia toksik / serbuk, logam berat. Perasaan takut aka kehilangan
suara, ansietas, depresi, marah, menolak., kurang dukungan sistem keluarga,
perubahan tinggi suara, enggan untuk bicara,massalah tentang kemampuan
berkomunikasi.
8. Ekonomi
Berhubungan dengan biaya perawatan selama sakit.
9. Pemeriksaan Diagnostik
Laringoskopi langsung, lareingeal tomografi dan biopsi : Adalah indikator
paling nyata.
15. Laringografi : Bapat dilakukan dengan kontras untuk pemeriksaan
pembuluh darah dan nodus limfe.
Pemeriksaan fungsi paru, scan tulang atau scan organ lain : bila
dinyatakan kanker dan ditemukan ada metastase.
Sinar X dada : Dilakukan untuk membuat status dasar paru dan atau
mengidentifikasi metastase.
Darah lengkap : Dapat menyatakan anemia yang merupakan masalah
umum.
Survey imunologi : Dapat dilakukan pada klien yang mendapat
kemoterapi.
Profil biokimia : perubahan dapat terjadi pada fungsi organ sebagai akibat
kanker, metastase dan terapi.
GDA / nadi oksimetri : Dapat dilakukan untuk membuat status /
pengawasan dasar paru (ventilasi).
16. B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) b/d gangguan kemampuan untuk
bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.
2. Hambatan komunikasi verbal(00051) b/d afonia
3. Gangguan rasa nyaman (00214) : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh sel-
sel tumor.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(00002) b/d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan,
C. Rencana keperawatan
No Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan
kriteria hasil
Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan
bersihan jalan
napas (00031) b/d
gangguan
kemampuan untuk
bernapas, batuk dan
menelan, serta
sekresi banyak dan
kental.
Definisi :
ketidakmampuan
untuk
membersihkan
sekresi atau
obstruksi dari
saluran napas untuk
mempertahankan
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
Batuk yang
efektif
Bersihan jalan
nafas dapat
teratasi
Kaji factor
yang
berhubunga,
seperti nyeri,
batuk tidak
efektif , mucus
kental, dan
keletihan.
Kaji frekuensi
,kedalaman,
dan upaya
pernapasan
Singkirkan
atau tangani
factor
penyebab ,
seperti nyeri,
keletihan dan
17. bersihan jalan
napas
sekret yang
kental.
2. Hambatan
komunikasi verbal
(00051) b/d
ketidakmampuan
untuk berbicara
Definisi : penurunan,
kelambatan atau
ketiadaan
kemampuan untuk
menerima,
memproses,
mengirim, dan atau
menggunakan
system simbol
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
menunjukkan
komunikasih
dengan
menggunakan
bahasa
tertulis, lisan
atau non
verbal.
Kaji dan
dokumentasik
an
kemampuan
untuk
melakukan
komunikasih
dengan staf
dan keluarga
Ajukan
kunjungan
keluarga
secara teratur
untuk memberi
stimulasi
komunikasih
Dorong pasien
untuk
berkomunikasi
h secara
perlahan dan
mengulangi
permintaan
Jelaskan
18. kepada pasien
mengapa ia
tidak dapat
berbicara atau
memahami
(jika perlu).
Konsultasikan
dengan dokter
tentang
kebutuhan
terapi wicara.
3. Gangguan rasa
nyaman (00214) b/d
penekanan serabut
syaraf oleh sel-sel
tumor.
Definisi : merasa
kurang
senang,legah, dan
sempurna dalam
dimensi fisik,
psikospritual,lingkun
gan, dan social.
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
Untuk
memperlihatka
n tingkat
kenyamanan
yang adekuat
Kaji tingkat
kenyamanan
pada pasien
Kaji hambatan
dalam
meningkatkan
rasa nyaman
Mendorong
pasien untuk
mengungkapk
an fikiran dan
perasaan
positif dan
negative
Ajarkan teknik
terapi
relaksasi
sederhana
Kolaborasi
19. dengan dokter
tentang
pemberian
obat
4. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
tubuh(00002) b/d
ketidakmampuan
untuk mencerna
makanan,
Definisi : asupan
nutrisi tidak cukup
untuk memenuhi
kebutuhan
metabolik
Setelah dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24 jam
masalah klien
dapat teratasi
dengan kriteria
hasil :
Melaporkan
tingkat energy
yang adekuat
Tentuka
motivasi pasien
untuk
mengubah
kebiasaan
makan
Kaji dan
dokumentasi
derajat
kesulitan
mengunyah
dan menelan
Nyakinkan
pasien da
berikan
lingkungan
selama makan.
Ajarkan metode
untuk
perencanaan
makan
Konsultasi
dengan ahli
terapi okupasi.
20. D. Implementasi
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang ada.
E. Evaluasi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas (00031) b/d gangguan kemampuan
untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.
Batuk yang efektif
Bersihan jalan nafas dapat teratasi
2. Hambatan komunikasi verbal(00051) b/d afonia
menunjukkan komunikasih dengan menggunakan bahasa tertulis, lisan
atau non verbal.
3. Gangguan rasa nyaman (00214) : nyeri b/d penekanan serabut syaraf oleh
sel-sel tumor.
Untuk memperlihatkan tingkat kenyamanan yang adekuat
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh(00002) b/d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan,
Melaporkan tingkat energy yang adekuat
21. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tumor ganas laring merupakan keganasan yang sering dijumpai di bidang THT.
Hal-hal yang saling mempengaruhi kesembuhan penyakit ini antara lain kecepatan dan
ketepatan diagnosa, penentuan stadium tumor, fasilitas dan sarana yang ada, kondisi
pasien serta pilihan pengobatan yang diberikan.
Pada pasien ini, keluhan yang pertama kali muncul adalah suara serak sejak dua
tahun lalu, sehingga tumor primer diduga berasal dari daerah glotis. Karena secara
klinis tidak dijumpai pembesaran kelenjar, maka pasien ini diduga berada pada stadium
II (T2, N0, M0).
Secara umum penatalaksanaan tumor ganas laring adalah pembedahan, radiasi,
sitostatika maupun kombinasi daripadanya. Pilihan terbaik untuk pasien ini adalah
radiasi, karena hasil biopsi dari tumor menunjukkan karsinoma sel skuamous non
keratinizing yang bersifat radio sensitif. Keuntungan lain dari radiasi adalah laring tidak
cedera sehingga suara masih dapat dipertahankan. Rehabilitasi setelah operasi dengan
terapi yang seksama memiliki prognosis yang baik. Kerjasama yang baik dari ahli
onkologi, ahli patologi, ahli radiasi onkologi sangatlah diperlukan untuk memberikan
kesembuhan yang optimal.
B. Saran
1. Bagi para pembaca, diharapkan dapat memetik pemahaman dari uraian yang
dipaparkan diatas, sehingga dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
tambahan.
2. Bagi dosen pembimbing, diharapkan dapat memberi masukan, baik dalam proses
penyusunan maupun dalam pemenuhan referensi untuk membantu kelancaran dan
kesempurnaan pembuatan makalah kedepannya.
22. DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T. Heather. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-
2014. Ahli Bahasa : Made Sumaryati, Nike Budhi Subekti ; Editor Edisi Bahasa Indonesia
: Barrarah Barlid, Monica Ester, Wari Praptiani. Jakarta : EGC, 2012.
Wilkinson, Judith M. Buku Saku Diagnosa Keperawatan : Diagnosa NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Alih Bahasa : Esty Wahyuningsih ; Editor edisi
Bahasa Indonesia : Dwi Widiarti. Ed. 9. Jakarta : EGC.
Budiman Arif,2013, Lp Askep Tumor Laring, 5 Maret 2014
(file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/LP%20ASKEP%20TUM
OR%20LARING%20_%20budimanOne.htm)
Kurniadi Rizki, 2012, ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGANKARSINOMALARING ,
5 Maret 2014
(file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/Asuhan%20Keperawata
n%20Aplikasi%20NANDA%20%20ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PASIEN%20DENGA
N%20KARSINOMA%20LARING.htm)
Aswar Ridwan,2011, ASUHAN KEPERAWATANTUMORLARING, 6 Maret 2014
(file:///C:/Users/tos/Documents/smster%204%20prsepsi%20sensori/RIDWAN%20ASWAR%
20SHURIKEN-MX%20HIPOTHALAMUS%20%20TUMOR%20LARING.htm)