Batang memiliki struktur yang kompleks yang terdiri dari epidermis, korteks, stele, perikambium, empulur, dan jaringan pengangkut. Stele dapat berupa protostele, sifonostele, solenostele, eustele, dan lainnya. Pertumbuhan batang terjadi secara primer melalui meristem apikal dan sekunder melalui kambium. Terdapat berbagai tipe batang seperti konifer, dikotil berkayu, tidak berkayu,
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Praktikum mengenali berbagai jenis buah dan biji melalui observasi morfologi. Terdapat 11 jenis buah yang diamati, diantaranya jambu mete, nangka, pepaya, kacang tanah, mangga, karet, melinjo, mentimun, jeruk, nenas dan srikaya. Hasilnya memberikan penjelasan tentang klasifikasi tumbuhan, jenis buah sejati dan semu, serta bagian-bagian biji.
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini membahas pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk dengan tujuan mengenali berbagai bentuk dan tipe bunga majemuk serta bagian-bagiannya. Secara garis besar dokumen ini menjelaskan prosedur praktikum, teori dasar mengenai bunga dan bunga majemuk, hasil pengamatan terhadap 16 jenis bunga majemuk, dan analisis data hasil pengamatan pada bunga merak sebagai contoh.
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini memberikan ringkasan singkat tentang morfologi akar dan modifikasinya pada beberapa jenis tumbuhan. Laporan ini menjelaskan bagian-bagian akar, tipe perakaran, bentuk modifikasi akar, serta bentuk modifikasi akar seperti akar udara dan akar penghisap yang diamati pada 11 jenis tumbuhan berbeda melalui praktikum lapangan.
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Ìý
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Jaringan periderm terdiri dari tiga bagian utama: felogen, felem, dan feloderm. Felogen adalah kambium gabus yang membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke dalam. Felem terdiri dari sel-sel mati berdinding gabus, sementara feloderm terdiri dari sel-sel hidup berdinding tipis. Fungsi jaringan periderm melindungi tumbuhan dari pengaruh lingkungan ekstrem dan kehilangan air.
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan sekunder pada batang, termasuk aktivitas kambium, jenis-jenis batang, dan adaptasi batang terhadap berbagai habitat. Selain itu, dibahas pula mengenai anomali struktur batang seperti posisi kambium yang abnormal, aktivitas kambium yang tidak normal, dan kehadiran kambium asesoris.
Daun memiliki berbagai struktur dan fungsi. Struktur anatomi daun meliputi epidermis, mesofil, sistem pembuluh, dan jaringan penyokong. Fungsi utama daun adalah fotosintesis, pertukaran gas, dan penyimpanan makanan. Struktur daun bervariasi antara tumbuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Ìý
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Struktur dan pertumbuhan batang/cabang pohon dapat berupa monopodial, simpodial atau dikotom. Pertumbuhan bisa kontinyu atau ritmik, sementara konstruksi percabangannya ortotrop atau plagiotrop. Pohon mampu bereaksi terhadap gangguan dengan mekanisme reiterasi, metamorfosis, dan interkalasi. Perubahan struktur dasar percabangan dapat terjadi untuk memaksimalkan pemanfaatan sinar matahari.
Tata letak daun pada batang dapat berupa tunggal, berhadapan, atau berkarang pada setiap buku-buku batang. Rumus daun menggambarkan perbandingan jumlah daun yang dilewati untuk mencapai daun tegak lurus. Tata letak dapat dijelaskan dengan diagram yang memprojeksikan buku-buku batang menjadi lingkaran konsentris, atau bagan yang menggambarkan batang silinder dan ortostik. Spirostik dan parastik
Antum anatomi batang dan anomali pada batangRizki Amaliyah
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan perkembangan batang pada tumbuhan serta anomalinya. Jaringan batang terdiri atas epidermis, korteks, dan stele yang berfungsi sebagai penopang, pengangkut, dan penyimpan. Terdapat perbedaan struktur antara batang dikotil dan monokotil. Anomali batang dapat terjadi akibat pertumbuhan sekundernya yang tidak normal atau terbentuknya kambium secara abnormal.
Trikomata memiliki berbagai fungsi penting bagi tumbuhan, di antaranya menyerap air dan hara, mengurangi penguapan, melindungi dari gangguan mekanik, menghasilkan nektar dan zat perekat untuk membantu proses penyerbukan, serta mempermudah penyebaran biji dengan cara membuat biji menjadi ringan dan kering.
Dokumen tersebut membahas struktur dan perkembangan tumbuhan secara umum. Tumbuhan terdiri dari sistem pucuk dan sistem akar yang beradaptasi untuk mengambil sumber daya dari dua lingkungan yang berbeda. Akar berperan menyerap air dan mineral, batang menyokong struktur lainnya, dan daun berperan dalam fotosintesis. Berbagai organ tumbuhan dapat dimodifikasi sesuai fungsinya. Perkembangan tumbuhan melibatkan pro
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
Ìý
Laporan praktikum ini memberikan ringkasan singkat tentang morfologi akar dan modifikasinya pada beberapa jenis tumbuhan. Laporan ini menjelaskan bagian-bagian akar, tipe perakaran, bentuk modifikasi akar, serta bentuk modifikasi akar seperti akar udara dan akar penghisap yang diamati pada 11 jenis tumbuhan berbeda melalui praktikum lapangan.
Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tu...Maedy Ripani
Ìý
Berikut adalah ringkasan dari dokumen praktikum morfologi tumbuhan tentang tata letak daun, rumus daun, dan diagram daun:
Praktikum ini menjelaskan berbagai tata letak daun pada batang tumbuhan, menentukan rumus daun, dan menggambar diagram daun. Rumus daun yang diamati meliputi 2/5 pada kembang sepatu dan bayam, serta 3/8 pada pepaya.
Jaringan periderm terdiri dari tiga bagian utama: felogen, felem, dan feloderm. Felogen adalah kambium gabus yang membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke dalam. Felem terdiri dari sel-sel mati berdinding gabus, sementara feloderm terdiri dari sel-sel hidup berdinding tipis. Fungsi jaringan periderm melindungi tumbuhan dari pengaruh lingkungan ekstrem dan kehilangan air.
Dokumen tersebut membahas tentang pertumbuhan sekunder pada batang, termasuk aktivitas kambium, jenis-jenis batang, dan adaptasi batang terhadap berbagai habitat. Selain itu, dibahas pula mengenai anomali struktur batang seperti posisi kambium yang abnormal, aktivitas kambium yang tidak normal, dan kehadiran kambium asesoris.
Daun memiliki berbagai struktur dan fungsi. Struktur anatomi daun meliputi epidermis, mesofil, sistem pembuluh, dan jaringan penyokong. Fungsi utama daun adalah fotosintesis, pertukaran gas, dan penyimpanan makanan. Struktur daun bervariasi antara tumbuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Bagian-bagian lain pada tumbuhan seperti kuncup, rimpang, umbi, sulur, duri, dan alat-alat tambahan seperti piala dan gelembung dapat berfungsi sebagai pelindung, alat pemencaran biji, atau alat pernapasan tumbuhan. Mereka dapat berasal dari modifikasi batang, akar, daun, atau bagian lainnya.
Laporan Fisiologi Tumbuhan I Difusi dan Osmosis (Penentuan Tekanan Osmosis Ca...UNESA
Ìý
Substansi seperti elektrolit, gas, dan nutrisi harus bergerak ke seluruh tubuh. Hal ini dapat dapat dilakukan dengan sistem traspor pasif atau aktif. Difusi dan osmosis merupakan contoh dari sistem transpor pasif (James, dkk., 2008: 27). Partikel berpindah karena energi kinetik yang dimilikinya. Hal ini penting untuk memungkinkan partikel menyebrangi membran sel. Tidak diperlukan energi tambahan untuk proses ini. Difusi adalah pengaliran larutan dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah dan hasil akhir dari proses difusi adalah konsentrasi di kedua kompartemen manjadi sama. Larutan tersebut adalah zat-zat atau pertikel-partikel yang berada dalam cairan seperti glukosa, elektrolit, oksigen, dan lain-lain.
Sedangkan osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (Horne & Swearingen, 2001). Pada osmosis, biasnya perpindahan terjadi hanya satu arah karena yang bergerak adalah air. Tujuan osmosis adalah melarutkan zat terlarut (solute) sampai terjadi ekuilibrium pada kedua larutan, suhu larutan, muatan listrik solute dan perbedaan tekanan osmotik. Tekanan osmotik ini bergantung pada konsentrasi molekul di dalam larutan. Bila konsentrasi molekulnya tinggi, maka tekanan osmotik pada larutan tersebut tinggi sehingga air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut. (Asmadi, 2008: 52-53). Tekanan osmotik dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
TO sel = 22,4.M.T
273
Dengan:
TO = Tekanan osmotik
M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis
T = Temperatur mutlak (273 + t°C)
Kesimpulan
Semakin besar konsentrasi larutan sukrosa, semakin banyak prosentase sel yang terplasmolisis, pada konsentrasi sukrosa 0,14 M, prosentase sel yang terplasmolisis 45%, dimana mendekati 50%, dan nilai tekanan osmosis dari konsentrasi sukrosa 0,14 M adalah 3,48 atm.
Struktur dan pertumbuhan batang/cabang pohon dapat berupa monopodial, simpodial atau dikotom. Pertumbuhan bisa kontinyu atau ritmik, sementara konstruksi percabangannya ortotrop atau plagiotrop. Pohon mampu bereaksi terhadap gangguan dengan mekanisme reiterasi, metamorfosis, dan interkalasi. Perubahan struktur dasar percabangan dapat terjadi untuk memaksimalkan pemanfaatan sinar matahari.
Tata letak daun pada batang dapat berupa tunggal, berhadapan, atau berkarang pada setiap buku-buku batang. Rumus daun menggambarkan perbandingan jumlah daun yang dilewati untuk mencapai daun tegak lurus. Tata letak dapat dijelaskan dengan diagram yang memprojeksikan buku-buku batang menjadi lingkaran konsentris, atau bagan yang menggambarkan batang silinder dan ortostik. Spirostik dan parastik
Antum anatomi batang dan anomali pada batangRizki Amaliyah
Ìý
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan perkembangan batang pada tumbuhan serta anomalinya. Jaringan batang terdiri atas epidermis, korteks, dan stele yang berfungsi sebagai penopang, pengangkut, dan penyimpan. Terdapat perbedaan struktur antara batang dikotil dan monokotil. Anomali batang dapat terjadi akibat pertumbuhan sekundernya yang tidak normal atau terbentuknya kambium secara abnormal.
Trikomata memiliki berbagai fungsi penting bagi tumbuhan, di antaranya menyerap air dan hara, mengurangi penguapan, melindungi dari gangguan mekanik, menghasilkan nektar dan zat perekat untuk membantu proses penyerbukan, serta mempermudah penyebaran biji dengan cara membuat biji menjadi ringan dan kering.
Dokumen tersebut membahas struktur dan perkembangan tumbuhan secara umum. Tumbuhan terdiri dari sistem pucuk dan sistem akar yang beradaptasi untuk mengambil sumber daya dari dua lingkungan yang berbeda. Akar berperan menyerap air dan mineral, batang menyokong struktur lainnya, dan daun berperan dalam fotosintesis. Berbagai organ tumbuhan dapat dimodifikasi sesuai fungsinya. Perkembangan tumbuhan melibatkan pro
Tumbuhan terdiri dari berbagai jaringan dan organ. Jaringan tumbuhan terbagi menjadi jaringan meristem yang aktif membelah, dan jaringan dewasa yang tidak aktif membelah. Organ tumbuhan utama meliputi akar, batang, daun, dan bunga. Masing-masing organ memiliki struktur dan fungsi yang berbeda dalam tumbuhan.
Struktur akar tumbuhan terdiri atas empat bagian utama: epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Masing-masing bagian memiliki struktur dan fungsi tertentu dalam menyerap air dan zat hara serta mengangkutnya ke seluruh bagian tumbuhan.
Dokumen tersebut merangkum berbagai jenis jaringan tumbuhan dan proses pengangkutan air dan mineral pada tumbuhan. Ada dua jenis jaringan utama yaitu jaringan meristem yang aktif membelah dan jaringan permanen. Jaringan permanen terdiri atas jaringan epidermis, parenkim, penguat, dan pengangkut. Jaringan pengangkut meliputi xilem yang mengangkut air dan floem yang mengangkut makanan. Air dan mineral diangkut secara ekstrav
Jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem, jaringan dewasa, dan jaringan pengangkut. Jaringan meristem adalah jaringan yang masih aktif berkembang dan membelah diri, sedangkan jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, parenkim, dan penguat. Jaringan pengangkut bertugas mengangkut air dan zat makanan ke seluruh bagian tumbuhan dan terdiri atas xilem dan floem.
Epidermis adalah lapisan sel terluar tumbuhan yang mengandung stomata dan rambut. Terdiri dari parenkim, kolenkim, sklerenkim, dan xilem. Parenkim adalah jaringan dasar tumbuhan, kolenkim dan sklerenkim berperan sebagai jaringan penyangga, sedangkan xilem bertugas mengangkut air dan zat larut.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis jaringan tumbuhan dan fungsinya. Jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem, epidermis, parenkim, stereom, dan jaringan pengangkut seperti xilem dan floem. Jaringan meristem berperan dalam pertumbuhan tumbuhan, sedangkan epidermis, parenkim, dan stereom membentuk struktur tumbuhan. Xilem dan floem berfungsi mengangkut air/nutrien dan hasil fotosintesis. Kultur jaringan
Dokumen tersebut berisi 10 soal tentang genetika dan penentuan jenis kelamin pada berbagai organisme. Soal-soal tersebut mencakup topik seperti penentuan jenis kelamin Drosophila, analisis kromosom pada belalang, penurunan sifat hemofilia, rasio fenotip dan genotip keturunan hasil persilangan, dan pengaruh alel dominan dan resesif terhadap warna bulu kucing dan kupu-kupu.
Modul ini membahas tentang konsep Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Modul ini terdiri atas 3 unit, dimulai dari penjelasan tentang Konsep Keluarga Berencana, dilanjutkan dengan penjelasan tentang berbagai jenis Kontrasepsi, dan diakhiri dengan penjelasan tentang ASI.
Menurut ringkasan dokumen, terdapat empat karakteristik utama model arsitektur pohon menurut Halle dan Oldeman, yaitu pohon tidak bercabang, pohon bercabang dengan axis ekivalen dan orthotropik, pohon bercabang dengan axis vegetatif nonekivalen, dan pohon bercabang dengan axis campuran ekivalen dan nonekivalen. Dokumen ini juga menjelaskan sembilan model arsitektur pohon populer beserta contoh-contoh pohonnya.
Laporan ini menyelidiki pengaruh minuman berkafein terhadap kadar asam lambung (HCl) pada tikus. Tikus diberi minuman soda dan kopi yang mengandung kafein, lalu diukur kadar HCl lambungnya. Kafein dapat menurunkan kadar air lambung sehingga menyebabkan gangguan pencernaan.
Sel prokariotik dan eukariotik memiliki perbedaan struktur dan organisasi. Sel prokariotik seperti bakteri hanya memiliki membran plasma dan nukleoid DNA, sedangkan sel eukariotik seperti hewan dan tumbuhan memiliki inti sel dan organel seperti mitokondria dan kloroplas. Perbedaan utama lainnya adalah ukuran sel, keberadaan DNA, dan cara pembelahan sel.
Proses reproduksi sel melalui pembelahan sel secara langsung (amitosis) atau tak langsung (mitosis dan meiosis). Pembelahan mitosis menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama, sementara meiosis mengurangi jumlah kromosom menjadi setengah untuk membentuk sel gamet.
6. • Konsep stele : filogeni struktur sistem pembuluh primer dalam sumbu
tumbuhan.
• Dikelilingi korteks yang ditutup oleh epidermis.
• Terdiri dari jaringan atau berkas-berkas pengangkut, empulur, dan daerah
perikambium.
• Stele digolongkan menjadi beberapa tipe, yaitu : Protostele, Sifonostele,
Solenostele, Eustele, Stele Polisiklus,Ataktostele, Polistele.
7. Perikambium
• Lapisan silinder pusat ini bersifat
meristematis.
• Sel-sel pada lapisan perikambium aktif
membelah dan menghasilkan sel-sel
yang baru.
• Sifat meristematis ini juga dapat
diambil manfaatnya untuk
memperbanyak tumbuhan, yaitu
dengan cara mencangkok.
8. Empulur
• Jaringan yang letaknya di bagian
terdalam dari batang tumbuhan
berpembuluh.
• Tersusun dari sel parenkim yang
menyimpan dan mengangkut nutrisi ke
seluruh bagian tumbuhan.
• Pada tumbuhan dikotil, empulur
terletak di tengah batang (stele)
dikelilingi oleh pembuluh xylem.
9. Jaringan
Pengangku
t
• Jaringan pengangkut pada batang adalah
xilem dan floem.
• Xilem berfungsi mengangkut air dan
garam-garam mineral dari akar menuju ke
daun.
• Sel-selnya telah mati, berdinding tebal,
dan mengandung zat lignin.
• Floem berfungsi mengangkut dan
mengantarkan zat makanan hasil
fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
• Floem tersusun dari sel-sel yang hidup
dan mati.
10. Tipe-tipe berkas pengangkut
1.Tipe kolateral
 jika xilem dan floem terletak
berdampingan, dan floem berada di
bagian luar xilem.
 a.Tipe kolateral terbuka, jika antara
xilem dan floem terdapat kambium
 b.Tipe kolateral tertutup, yaitu jika
diantara xilem dan floem tidak dijumpai
kambium
 c.Tipe bikolateral, jika terdapat floem
luar, floem dalam, kambium luar, dan
kambium dalam
11. 2. Tipe konsentris
 jika xilem dikelilingi oleh floem
atau sebaliknya.
 a. tipe konsentris amfikibral,
apabila xilem berada ditengah
dan dikelilingi floem
 b. tipe konsentris amfivasal,
apabila floem berada ditengah
dan dikelilingi oleh xilem,
12. 3.Tipe Radial
 Tipe radial merupakan berkas pengangkut dimana xilem dan floem
letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran, dijumpai pada akar
Monocotyledoneae.
13. Protostele
• Tipe yang paling primitif.
• Jaringan pembuluh di bagian tengahnya
terdiri atas xilem yang dikelilingi oleh
floem, tanpa empulur.
• Terdiri atas beberapa bentuk, yaitu
haplostele, aktinostele, plektostele, dan
stele dengan empulur campuran.
14. Haplostele
Aktinostele
• Tipe yang paling primitif atau
sederhana.
• Xilem bundar pada penampang
melintang dan dikelilingi floem.
• Contoh Rhynia yang telah berubah fosil
dan Selaginella.
• Tepi xilem tidak rata, melainkan
berombak atau membentuk jari-jari
dengan floem diantaranya.
• Silinder pembuluh pada akar tumbuhan
berbiji digolongkan sebagai aktinostele.
• Contoh : batang Psilotum
15. Plektostele
• Xilem terbagi menjadi bagian-bagian
yang sejajar satu sama lain dengan
floem terdapat diantaranya.
• Contoh : pada batang Lycopodium
• Xilem bercampur dengan sel-sel
parenkim empulur.
• Contoh : pakuan-pakuan primitif.
Stele dengan empulur
campuran
17. Sifonostele • Modifikasi dari protostele
• Ada empulur dibagian tengahnya
yang terdiri atas sel-sel parenkim
• Terdiri dari sifonostele ektofloem
dan sifonostele amfifloem
18. Sifonostele
Ektofloem
• Floem mengelilingi xilem
• Terdapat empulur di bagian tengah
• Contoh : batang Acorus
• Floem terdapat di sebelah luar dan
sebelah dalam dari xilem
• Contoh : Adiantum dan Marsilea
Sifonostele
Amfifloem
19. Solenostele
• Modifikasi dari sifonostele dengan
adanya jendela daun
• Jendela daun merupakan bagian
parenkimatis yang terdapat langsung
diatas pembelokan berkas pengangkut
yang menuju ke daun.
• Jendela daun pendek
• Tidak ada tumpang tindih antara
jendela daun yang satu dengan yang
lainnya.
• Dibedakan menjadi solenostele
amfifloem dan solenostele ektofloem
20. Solenostele
ektofloem
• Terdapat jendela daun yang overlap
satu sama lain dan disebut diktiostele
• Terdapat struktur konsentris yang
terdiri atas xilem dibagian sentral dan
dikelilingi oleh floem
• Berkembang secara evolusioner
menjadi eustele
Solenostele
amfifloem
23. Eustele
Stele
Polisiklus
• Terdiri atas berkas pengangkut kolateral
atau bikolateral
• Modifikasi sifonostele dimana sistem
vaskuler terdiri atas suatu lingkaran
berkas-berkas pengangkut kolaterl atau
bikolateral
• Terletak di sebelah ferifer
• Tipe yang paling rumit diantara paku-
pakuan
• Strukturnya adalah sifonostele
• Terdiri atas dua atau lebih silinder terpusat
dari jaringan pembuluh
25. Ataktostele
Polistele
• Tipe stele yang berkas pengangkutnya
tersebar seperti pada
Monocotyledoneae
• Batang yang memiliki lebih dari satu
stele
28. Batang Primer
• Pertumbuhan primer merupakan
pertumbuhan yang disebabkan
oleh kegiatan titik tumbuh
primer. Titik tumbuh primer
terdapat pada ujung akar atau
ujung batang.
• Ujung akar dan ujung batang
tempat terjadinya pertumbuhan
merupakan daerah meristem
apical. Pertumbuhan primer
menyebabkan batang dan akar
bertambah panjang.
29. Batang Sekunder
• Pertumbuhan sekunder terjadi
akibat aktivitas sel-sel meristem
lateral. Ada dua macam meristem
lateral, yaitu cambium vascular dan
cambium gabus. Kambium vascular
terletak diantara xylem dan floem.
• Pertumbuhan sekunder merupakan
pertumbuhan yang disebabkan oleh
kegiatan jaringan cambium.
• Aktivitas cambium vascular
menghasilkan sel-sel baru. Kea rah
dalam membentuk xylem sekunder
dan ke arah luar membentuk floem
sekunder
30. TIPE
BATANG
• Tipe batang dibedakan atas batang
Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak
berkayu (perdu), Dikotil merambat,
Dikotil dengan pertumbuhan
menyimpang, dan Monokotil
31. Batang
Conifer
• Mempunyai berkas pengangkut
konsentris amfikibral
• Pada Floem primer tidak terbentuk
serabut pada bagian tepi dan tidak
ditemukan adanya endodermis
• Selama pertumbuhan sekuder batas
luar floem terlihat dngan adanya jarijari
empulur
33. Batang
Dikotil
Berkayu
• Kebanyakan berbentuk pohon, daerah
antar pembuluhnya sempit
• Jaringan sekunder membentuk silinder
yang membentang terus menerus tidak
diputus oleh jari-jari empulur
• Pada batang yang sudah tua empulur
terdiri atas sel berdinding tebal dan
berwarna tua karena mengandung
tannin
• Pada floem sekunder banyak dibentuk
serabut yang terdiri atas pembuluh
pengangkut dan sel parenkim
34. Batang
Dikotil
Tidak
Berkayu
(perdu)
• Pada batang muda terdapat epidermis
dan masih terdapat pada awal
pertumbuhan sekunder
• Pada batang tua akan membentuk
periderm dengan lentisel
• Lapisan dibawah korteks
berisikloroplas, kolenkim, dan parenkim
• Berkas pengankut pada batang
biasanya kolateral.
36. Batang
Dikotil
Merambat
• Jaringan primer terdiri atas epidermis,
korteks yang terdiri atas jaringan
parenkim dan kolenkim yang
mengandung klorofil, dan silinder pusat
• Sel yang dibentuk pada akhir masa
pertumbuhan relative lebih kecil,
apabila diameter batang membesar,
setiap berkar juga membesar ke arah
luar atau kea rah tepi
• Pada bebrapa spesies, beberapa sel
parenkim berubah menjadi sel batu
37. Batang Dikotil dengan
Pertumbuhan Menyimpang
• Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk
menunjukkan bentuk keaktifan cambium yang menyimpang dari
kebiasaan, pada beberapa tumbuhan dengan pertumbuhan
menyimpang, cambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal
• Namun tubuh sekunder menunjukkan penyebaran xylem floem tidak
biasa
39. Batang
Monokotil
• Pada umumnya monokotil tidak
mempunyai pertumbuhan sekunder
dari cambium dan cambium pembuluh,
tetapi batangnya dapat berkembang
menjadi tebal
• Penebalan ini berasal dari pembelahan
dan pembesaran sel parenkim dasar
• Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan
sekunder menyebar
• Namun ada juga monokotil yang tidak
memiliki cambium sehingga mengalami
pertumbuhan sekunder
42. Penyesuaian Batang pada Habitat
Gurun Pasir dan Garam
• Tumbuhan xerofit yaitu tumbuhan yang hidup pada daerah yang
kekurangan air/minim air
• Daun kecil untuk mengurangi penguapan
• Batang sekuen yang kaya akan air
• Lapisan kutikula tebal untuk mengurangi penguapan
• Berakar serabut yang sangat panjang untuk mencari air dan hara mineral
di dalam tanah
• Kloroplas hanya pada bagian tepi sel, bagian tengah berisi air
• Terdapat empulur, korteks dan epidermis yang tebal
• Contoh : tumbuhan Retama raetam
43. Adaptasi pada Habitat Akuatik
• Daun dan batang di bawah permukaan air banyak mengandung kloroplas,
tetapi kutikulanya berkurang
• Kloroplas terdapat dalam sel epidermis (lebih banyak terdapat dalam
epidermis daripada di jaringan bagian dalam)
• Korteks dan mesofil berfungsi sebagai jaringan penyimpan tepung dan lemak
• Tidak mempunyai stomata pada epidermisnya.
• Dinding sel tipis untuk mempermudah penyerapan gas
• Terdapat lakuna sebagai tempat lewatnya udara yang di bentuk secara
skizogen
• Jaringan yang paling khusus di temukan pada batang dan akar nafas dari
banyak tumbuhan adalah aerenkim
• Sistem akar hidrofit biasanya sangat berkurang karena untuk penyerapan air
dan garam di lakukan oleh batang dan daun. Demikian pula sistem
pembuluhnya, terutama jaringan xilem juga sangat berkuran
44. ANOMALI PADA BATANG
1. PosisiAnomal Kambium
Pada Serjania ichtyoctona terjadi pemisahan batang terdiri atas berkas-berkas
yang terletak bersama-sama.
45. 2. Kelakuan Abnormal pada Kambium Normal
• Gambar : Aristolochia, memperlihatkan kelakuan abnormal pada
kambium normal
• Terbentuknya xilem yang terpotong-potong terjadi oleh kelakuan
abnormal kambium.
46. 3. Pembentukan & aktifitas kambium Asesoris
• Gambar : Penampang melintang batang Boerhavia,
• Sebagai akibat pembentukkan kambium asesoris serta aktivitasnya
adalah terbentuklah lingkaran kosentrik berkas pengangkut jaringan
konjuktif.
47. 4. Kambium Ekstrastelar
Gambar : Penampang melintang Bougenvile
Adanya kambium exstra telah menyebabkan timbulnya berkas pengangkut
dan parenkim interfasikuler.
48. 5. Adanya Floem Inter Xilar
• Gambar : Batang Acorus, xilem mengelilingi floem
• Floem interxilar merupakan floem di tengah-tengah xilem. Misalnya
terjadi pada Acorus.
49. ANOMALI BENTUK LAINNYA
• TidakAdanyaTrakea pada xylem
• Adanya berkas pengangkut tersebar pada tumbuhan dikotil.
• Adanya berkas floem dan xilem yang eksklusif (menyendiri).
• Adanya berkas pengangkut medular.
• Adanya berkas pengangkut korteks.
• Adanya floem intraxilar.
50. • Berkas pengngkut tersusun seperti lingkaran pada tumbuhan monokotil.
• Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan monokotil (Liliales: Aloe, Yucca,
Dracaena, Agave, Cordyline, Testudinaria.)
• Struktur anomali pada batang secara garis besar terjadi karena dua macam
penyebab, yaitu:
• Cambium mempunyai struktur yang normal, akan tetapi aktivitasnya tidak
beraturan sehingga terjadilah berkas pengangkut dengan struktur yang tidak
wajar.
• Adanya cambium tambahan (cambium assesori) di samping cambium yang
normal sehingga terbentuk lebih dari satu lingkaran berkas pengangkut.