際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Na Menggunakan
Piranti Cincin Newton
Rahmawati Nurul F. (081311333085), Novita Anggie (081311333086), Silvyana Chorry
(081411331019), Miftachul Nur Afifah (081411331062)
Laboratorium Fisika Optik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus C Universitas Airlangga,
Surabaya 60155, Indonesia
Abstrak
Eksperimen cincin Newton berujuan untuk menentukan panjang gelombang sumber cahaya
yang digunakan, yakni Natrium. Cincin Newton yang terbentuk karena adanya peristiwa
interferensi cahaya dengan cara pembagian amplitudo terjadi pada lapisan udara yang terdapat pada
susunan lensa dan gelas. Dari cincin Newton inilah diperoleh panjang gelombang sumber cahaya
yang digunakan, yakni cahaya Natrium dan diperoleh nilai panjang gelombang sebesar 717.5 nm
dengan prosentase kesalahan 21.75 %.
Kata Kunci : Cincin Newton; interferensi cahaya; panjang gelombang.
Pendahuluan
Dalam menentukan panjang gelombang cahaya, maka menggunakan metode yang
diusulkan oleh Sir Isaac Newton dalam bukunya Optics, yang diterbitkan pada tahun 1717.
Gambar 1. Susunan Eksperimen Isaac Newton
Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca
pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel
cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan
beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo,
pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring.
Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak
antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran
karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh:
(2R - h) h = r2
sehingga r2
= 2Rh - h2
Namun, h2
lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2
. Oleh karena itu, perbedaan
jalan (2h) adalah r2
/ R. Perubahan fase  terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas
piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu:
Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm
2
/ R
Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 =
di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m.
Metode
Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh
dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu
Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber
cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada
perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini.
Gambar 2. Piranti percobaan
Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca
pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel
cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan
beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo,
pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring.
Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak
antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran
karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh:
(2R - h) h = r2
sehingga r2
= 2Rh - h2
Namun, h2
lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2
. Oleh karena itu, perbedaan
jalan (2h) adalah r2
/ R. Perubahan fase  terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas
piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu:
Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm
2
/ R
Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 =
di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m.
Metode
Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh
dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu
Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber
cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada
perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini.
Gambar 2. Piranti percobaan
Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca
pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel
cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan
beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo,
pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring.
Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak
antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran
karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh:
(2R - h) h = r2
sehingga r2
= 2Rh - h2
Namun, h2
lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2
. Oleh karena itu, perbedaan
jalan (2h) adalah r2
/ R. Perubahan fase  terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas
piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu:
Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm
2
/ R
Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 =
di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m.
Metode
Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh
dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu
Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber
cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada
perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini.
Gambar 2. Piranti percobaan
Pada eksperimen ini, mengunakan 2 lensa datar yang berfungsi sebagai medium keluaran
untuk menghasil cincin newton yang berpola gelap terang. Seperti yang dtampilkan pada alat,
terdapat pembelah berkas cahaya yang memilki suatu lensa cekung, pada pembelah ini berfungsi
untuk memfokuskan cahaya yang datang dari sumber cahaya monokromatis Na sehingga diperoleh
suatu berkas cahaya monokromatis berupa cincin newton berpola gelap terang. Setelah kita
dapatkan suatu berkas cincin, kemudian mengatur titik pusat berkas tersebut tepat pada titik
perpotongan garis kertasean sumbu x dan sumbu y sehingga diperoleh titik potong (x,y) = (0.0)
yang menghasilkan skala titik pusat yaitu sebesar 0,5 mm . Dengan skala tersebut kemudian kita
menentukan rm yang dihasilkan dari selisih skala yang dhasilkan pada orde m = 1 dengan titik
pusat. Atau selisih skala pada orde m = 2 dan m = 1 (skalam+1 skalam). Begitu seterusnya hingga
diperoleh data berulang sebanyak 11 kali dengan orde m = 2, 3, 4, .... 10. Dari hasil rm yang telah
ditemukan pada hasil eksperimen digunakan untuk menentukan panjang gelombang suatu sumber
cahaya Natrium.
Hasil
ro = (0.5 賊 0.01) mm
R = 2 m
m rm 賊 0.01 (mm) rm
2
1 0.85 0.7225
2 1.20 1.4400
3 1.60 2.5600
4 2.00 4.0000
5 2.20 4.8400
6 2.35 5.5225
7 2.60 6.7600
8 2.85 8.1225
9 2.92 8.5264
10 3.69 13.6161
11 3.85 14.8225
12 3.97 15.7609
13 4.12 16.9744
14 4.28 18.3184
15 4.45 19.8025
Tabel 1. Hasil Pengukuran jejari Lingkaran Gelap Pola Interferensi Cincin Newton
Pembahasan
Pada eksperimen cincin Newton bertujuan untuk mengukur panjang gelombang sumber
cahaya Natrium dengan eksperimen piranti cincin Newton. Data yang diambil adalah jari-jari cincin
yang terlihat pada mikroskop,dari gelap ke gelap. Jari-jari diukur dari titik pusat ke garis terang
setelahnya. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali yang seharusnya dilakukan selama 20 kali.
Pengukuran yang kurang dari semestinya ini dikarenakan semakin kecilnya jarak pada setiap
ordenya.
Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu Natrium (Na) yang berada pada spectrum
kuning. Cincin Newton atau fringer terjadi karena adanya perbedaan fase sinar yang datang dan
memantul pada sebuah lensa plan konveks atau bikonveks yang diletakkan di atas sebuah kaca plan
pararel yang mempunyai latar belakang gelap. Cincin Newton sendiri merupakan pola interferensi
berupa gelap dan terang, yang dihasilkan oleh interferensi cahaya dipantulkan oleh lapisan udara
yang terletak di antara gelas datar dan lensa cembung.
Dalam eksperimen ini diperoleh data pengamatan di peroleh nilai rm yang merupakan jari-
jari lingkaran gelap pola interferensi cincin newton orde ke-m. Sehingga untuk mencari nilai
panjang gelombang menggunakan rumus : dengan R sebesar 2m. dari data hasil pengamatan dan
anilisis pengamatan, maka diperoleh nilai 了 = 717.5 nm. Dengan literatur panjang gelombang
sebesar 589.3 nm sehingga diperoleh prosentase kesalaanh pada eksperimen ini adalah sebesar
21.75%. Dalam persentase kesalahan terjadi karena adanya beberapa factor, yaitu
1. Ketidakmampuan mata melihat pola gelap. Hal ini karena semakin lama pola gelap akan
semakin rapat karena jari-jarinya semakin kecil. Sehingga saat melihat mata akan semakin
tidak fokus.
2. Kesalahan membaca micrometer sekrup. Hal ini karena kurang tepatnya penaruhan pola
gelap pada bidang x yang di geser menggunakan mikrometersekrup.
Pada eksperimen ini kita menggunakan jari-jari kelengkungan lensa plan konveks jika
semakin besar maka cahaya yang terbentuk dari cincin newton semakin besar, begitu pula
sebaliknya.
Kesimpulan
Peristiwa interferensi cahaya dengan cara pembagian amplitudo terjadi pada lapisan udara
yang terdapat pada susunan lensa dan gelas, sehingga terbentuk cincin Newton. Dari cincin Newton
inilah diperoleh panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan, yakni cahaya Natrium dan
diperoleh nilai panjang gelombang sebesar 717.5 nm dengan prosentase kesalahan 21.75 %.
Referensi
Jenkins and White. 1984. Fundamental of optics. New York : John Willey and Sons.
http://www.schoolphysics.co.uk/age16-
19/Wave%20properties/Interference/text/Newton's_rings/index.html diakses pada tanggal 07 Mei
2016.
Lampiran I
Analisis Data
Untuk menentukan panjang gelombang sumber cahaya Na (Natrium), maka menggunakan grafik
regresi linear sebagai berikut.
Grafik 1. Grafik Kuadrat Jejari Lingkaran Gelap Interferensi terhadap Orde
Karena = , maka rm
2
= R m
Sehingga
1.435 = R
=
.
=
.
= 717.5 nm
Prosentase Kesalahan
% = |
( . . )
.
| x 100 %
% = 21.75 %
y = 1.435x - 2.028
R族 = 0.973
-5
0
5
10
15
20
25
0 5 10 15 20
rm2
m
rm2 terhadap m
rm2
Linear ()
Linear (rm2)

More Related Content

What's hot (20)

8 Kapasitansi
8 Kapasitansi8 Kapasitansi
8 Kapasitansi
Simon Patabang
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek FotolistrikLaporan praktikum Efek Fotolistrik
Laporan praktikum Efek Fotolistrik
Prisilia Meifi Mondigir
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Wahyu Pratama
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
Hana Dango
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Annis Kenny
Makalah osiloskop
Makalah osiloskopMakalah osiloskop
Makalah osiloskop
Muhammad Nur Fikri
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Nurfaizatul Jannah
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Nurochmah Nurdin
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
Muhammad Dany
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. Fizeau
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. FizeauMetode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. Fizeau
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. Fizeau
Choi Fatma
Laporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik diodaLaporan praktikum karakteristik dioda
Laporan praktikum karakteristik dioda
Ilham Kholfihim Marpaung
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
Simon Patabang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
ayu purwati
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Mukhsinah PuDasya
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
Nurin Nurhasanah
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
umammuhammad27
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17
3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru3.medan listrik-baru
3.medan listrik-baru
sungkonondamanik
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Wahyu Pratama
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
Hana Dango
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Laporan lengkap geiger muller kelompok 1
Annis Kenny
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Eksperimen Fisika "Polarisasi Cahaya"
Nurfaizatul Jannah
Hamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherfordHamburan partikel alfa rutherford
Hamburan partikel alfa rutherford
Nurochmah Nurdin
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
FKIP UHO
RL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton TheoremsRL - Thevenin and Norton Theorems
RL - Thevenin and Norton Theorems
Muhammad Dany
Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2Fisika kuantum 2
Fisika kuantum 2
keynahkhun
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. Fizeau
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. FizeauMetode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. Fizeau
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. Fizeau
Choi Fatma
4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel4 rangkaian ac paralel
4 rangkaian ac paralel
Simon Patabang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah GelombangLaporan praktikum Penyearah Gelombang
Laporan praktikum Penyearah Gelombang
ayu purwati
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gammaLaporan praktikum lanjutan  fisika inti spektroskopi sinar gamma
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gamma
Mukhsinah PuDasya
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
umammuhammad27
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang EntropiStatistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Statistik Maxwell-Boltzmann & Interpretasi Statistik tentang Entropi
Samantars17

Similar to O1 cincin newton (20)

Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2
Erni Listyowati
Makalah optik geometri
Makalah optik geometriMakalah optik geometri
Makalah optik geometri
annisnuruli
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Akbar Muhammad
Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)
AyuShaleha
8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx
8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx
8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx
EinschwaMoriarty
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
Aris Widodo
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
Aris Widodo
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Latifatul Hidayah
Laporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydbergLaporan praktikum konstanta rydberg
Laporan praktikum konstanta rydberg
Prisilia Meifi Mondigir
Fisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahayaFisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahaya
Fitri Kurniawati
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralel
Ridho Pasopati
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
muhammad Mukri
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptxGelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Harizaldo1
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
rhyshe
O3 difraksi
O3 difraksiO3 difraksi
O3 difraksi
Miftachul Nur Afifah
Gelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnesGelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnes
Ajeng Rizki Rahmawati
Gelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNESGelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNES
Ajeng Rizki Rahmawati
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
windyramadhani52
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
Eva Musifa
Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2Presentasi interferensi 2
Presentasi interferensi 2
Erni Listyowati
Makalah optik geometri
Makalah optik geometriMakalah optik geometri
Makalah optik geometri
annisnuruli
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Eksperimen v   serapan sinar radioaktifEksperimen v   serapan sinar radioaktif
Eksperimen v serapan sinar radioaktif
Akbar Muhammad
Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)Interferensi Celah Ganda (Microwave)
Interferensi Celah Ganda (Microwave)
AyuShaleha
8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx
8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx
8 CAHAYA dan prinsip huygens fix fix.pptx
EinschwaMoriarty
Identifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometriIdentifikasi spektrometri
Identifikasi spektrometri
Aris Widodo
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
Aris Widodo
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan SpektrometerLaporan Resmi Percobaan Spektrometer
Laporan Resmi Percobaan Spektrometer
Latifatul Hidayah
Fisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahayaFisika gelombang cahaya
Fisika gelombang cahaya
Fitri Kurniawati
Fisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralelFisika praktikum plan paralel
Fisika praktikum plan paralel
Ridho Pasopati
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
muhammad Mukri
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptxGelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Gelombang Bunyi dan Cahaya FIX.pptx
Harizaldo1
Format laporan
Format laporanFormat laporan
Format laporan
rhyshe
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
windyramadhani52
Analisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ongAnalisis kristal tugas pak ong
Analisis kristal tugas pak ong
Eva Musifa

More from Miftachul Nur Afifah (9)

O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
Miftachul Nur Afifah
O3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optikO3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optik
Miftachul Nur Afifah
O3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optikO3 pemanfaatan serat optik
O3 pemanfaatan serat optik
Miftachul Nur Afifah
O1 interferometer michelson
O1 interferometer michelsonO1 interferometer michelson
O1 interferometer michelson
Miftachul Nur Afifah
O2 zat optis
O2 zat optisO2 zat optis
O2 zat optis
Miftachul Nur Afifah
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
Miftachul Nur Afifah
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
Miftachul Nur Afifah
R2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrikR2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrik
Miftachul Nur Afifah
R2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrikR2 efek fotolistrik
R2 efek fotolistrik
Miftachul Nur Afifah

Recently uploaded (6)

Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset

O1 cincin newton

  • 1. Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Na Menggunakan Piranti Cincin Newton Rahmawati Nurul F. (081311333085), Novita Anggie (081311333086), Silvyana Chorry (081411331019), Miftachul Nur Afifah (081411331062) Laboratorium Fisika Optik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus C Universitas Airlangga, Surabaya 60155, Indonesia Abstrak Eksperimen cincin Newton berujuan untuk menentukan panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan, yakni Natrium. Cincin Newton yang terbentuk karena adanya peristiwa interferensi cahaya dengan cara pembagian amplitudo terjadi pada lapisan udara yang terdapat pada susunan lensa dan gelas. Dari cincin Newton inilah diperoleh panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan, yakni cahaya Natrium dan diperoleh nilai panjang gelombang sebesar 717.5 nm dengan prosentase kesalahan 21.75 %. Kata Kunci : Cincin Newton; interferensi cahaya; panjang gelombang. Pendahuluan Dalam menentukan panjang gelombang cahaya, maka menggunakan metode yang diusulkan oleh Sir Isaac Newton dalam bukunya Optics, yang diterbitkan pada tahun 1717. Gambar 1. Susunan Eksperimen Isaac Newton
  • 2. Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo, pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring. Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh: (2R - h) h = r2 sehingga r2 = 2Rh - h2 Namun, h2 lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2 . Oleh karena itu, perbedaan jalan (2h) adalah r2 / R. Perubahan fase terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu: Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm 2 / R Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 = di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m. Metode Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini. Gambar 2. Piranti percobaan Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo, pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring. Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh: (2R - h) h = r2 sehingga r2 = 2Rh - h2 Namun, h2 lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2 . Oleh karena itu, perbedaan jalan (2h) adalah r2 / R. Perubahan fase terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu: Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm 2 / R Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 = di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m. Metode Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini. Gambar 2. Piranti percobaan Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo, pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring. Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh: (2R - h) h = r2 sehingga r2 = 2Rh - h2 Namun, h2 lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2 . Oleh karena itu, perbedaan jalan (2h) adalah r2 / R. Perubahan fase terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu: Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm 2 / R Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 = di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m. Metode Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini. Gambar 2. Piranti percobaan
  • 3. Pada eksperimen ini, mengunakan 2 lensa datar yang berfungsi sebagai medium keluaran untuk menghasil cincin newton yang berpola gelap terang. Seperti yang dtampilkan pada alat, terdapat pembelah berkas cahaya yang memilki suatu lensa cekung, pada pembelah ini berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang datang dari sumber cahaya monokromatis Na sehingga diperoleh suatu berkas cahaya monokromatis berupa cincin newton berpola gelap terang. Setelah kita dapatkan suatu berkas cincin, kemudian mengatur titik pusat berkas tersebut tepat pada titik perpotongan garis kertasean sumbu x dan sumbu y sehingga diperoleh titik potong (x,y) = (0.0) yang menghasilkan skala titik pusat yaitu sebesar 0,5 mm . Dengan skala tersebut kemudian kita menentukan rm yang dihasilkan dari selisih skala yang dhasilkan pada orde m = 1 dengan titik pusat. Atau selisih skala pada orde m = 2 dan m = 1 (skalam+1 skalam). Begitu seterusnya hingga diperoleh data berulang sebanyak 11 kali dengan orde m = 2, 3, 4, .... 10. Dari hasil rm yang telah ditemukan pada hasil eksperimen digunakan untuk menentukan panjang gelombang suatu sumber cahaya Natrium. Hasil ro = (0.5 賊 0.01) mm R = 2 m m rm 賊 0.01 (mm) rm 2 1 0.85 0.7225 2 1.20 1.4400 3 1.60 2.5600 4 2.00 4.0000 5 2.20 4.8400 6 2.35 5.5225 7 2.60 6.7600 8 2.85 8.1225 9 2.92 8.5264 10 3.69 13.6161 11 3.85 14.8225
  • 4. 12 3.97 15.7609 13 4.12 16.9744 14 4.28 18.3184 15 4.45 19.8025 Tabel 1. Hasil Pengukuran jejari Lingkaran Gelap Pola Interferensi Cincin Newton Pembahasan Pada eksperimen cincin Newton bertujuan untuk mengukur panjang gelombang sumber cahaya Natrium dengan eksperimen piranti cincin Newton. Data yang diambil adalah jari-jari cincin yang terlihat pada mikroskop,dari gelap ke gelap. Jari-jari diukur dari titik pusat ke garis terang setelahnya. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali yang seharusnya dilakukan selama 20 kali. Pengukuran yang kurang dari semestinya ini dikarenakan semakin kecilnya jarak pada setiap ordenya. Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu Natrium (Na) yang berada pada spectrum kuning. Cincin Newton atau fringer terjadi karena adanya perbedaan fase sinar yang datang dan memantul pada sebuah lensa plan konveks atau bikonveks yang diletakkan di atas sebuah kaca plan pararel yang mempunyai latar belakang gelap. Cincin Newton sendiri merupakan pola interferensi berupa gelap dan terang, yang dihasilkan oleh interferensi cahaya dipantulkan oleh lapisan udara yang terletak di antara gelas datar dan lensa cembung. Dalam eksperimen ini diperoleh data pengamatan di peroleh nilai rm yang merupakan jari- jari lingkaran gelap pola interferensi cincin newton orde ke-m. Sehingga untuk mencari nilai panjang gelombang menggunakan rumus : dengan R sebesar 2m. dari data hasil pengamatan dan anilisis pengamatan, maka diperoleh nilai 了 = 717.5 nm. Dengan literatur panjang gelombang sebesar 589.3 nm sehingga diperoleh prosentase kesalaanh pada eksperimen ini adalah sebesar 21.75%. Dalam persentase kesalahan terjadi karena adanya beberapa factor, yaitu 1. Ketidakmampuan mata melihat pola gelap. Hal ini karena semakin lama pola gelap akan semakin rapat karena jari-jarinya semakin kecil. Sehingga saat melihat mata akan semakin tidak fokus. 2. Kesalahan membaca micrometer sekrup. Hal ini karena kurang tepatnya penaruhan pola gelap pada bidang x yang di geser menggunakan mikrometersekrup.
  • 5. Pada eksperimen ini kita menggunakan jari-jari kelengkungan lensa plan konveks jika semakin besar maka cahaya yang terbentuk dari cincin newton semakin besar, begitu pula sebaliknya. Kesimpulan Peristiwa interferensi cahaya dengan cara pembagian amplitudo terjadi pada lapisan udara yang terdapat pada susunan lensa dan gelas, sehingga terbentuk cincin Newton. Dari cincin Newton inilah diperoleh panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan, yakni cahaya Natrium dan diperoleh nilai panjang gelombang sebesar 717.5 nm dengan prosentase kesalahan 21.75 %. Referensi Jenkins and White. 1984. Fundamental of optics. New York : John Willey and Sons. http://www.schoolphysics.co.uk/age16- 19/Wave%20properties/Interference/text/Newton's_rings/index.html diakses pada tanggal 07 Mei 2016.
  • 6. Lampiran I Analisis Data Untuk menentukan panjang gelombang sumber cahaya Na (Natrium), maka menggunakan grafik regresi linear sebagai berikut. Grafik 1. Grafik Kuadrat Jejari Lingkaran Gelap Interferensi terhadap Orde Karena = , maka rm 2 = R m Sehingga 1.435 = R = . = . = 717.5 nm Prosentase Kesalahan % = | ( . . ) . | x 100 % % = 21.75 % y = 1.435x - 2.028 R族 = 0.973 -5 0 5 10 15 20 25 0 5 10 15 20 rm2 m rm2 terhadap m rm2 Linear () Linear (rm2)