Eksperimen menggunakan piranti cincin Newton untuk menentukan panjang gelombang cahaya Natrium dengan mengukur jari-jari cincin gelap dan terang, didapat nilai 717,5 nm dengan kesalahan 21,75%."
Dokumen tersebut membahas percobaan Geiger Muller yang bertujuan untuk memahami prinsip kerja dan karakteristik detektor Geiger Muller. Detektor Geiger Muller bekerja berdasarkan proses ionisasi gas akibat interaksi dengan radiasi, dengan kelebihan mudah dikonstruksi namun kekurangannya tidak dapat digunakan untuk spektroskopi."
Eksperimen mengukur panjang gelombang cahaya Natrium menggunakan cincin Newton. Pola cincin gelap dan terang diamati dan diukur jari-jarinya. Data digunakan untuk menghitung panjang gelombang sebesar 602,5 nm, 2,29% lebih besar dari teori.
Bab ini membahas tentang elektron bebas dalam logam. Elektron dapat dibedakan menjadi elektron terikat dan elektron bebas. Elektron bebas dapat bergerak secara bebas di seluruh kristal dan menyebabkan logam memiliki sifat sebagai penghantar listrik dan panas. Elektron bebas dalam logam dapat dijelaskan secara klasik maupun kuantum.
Dokumen tersebut merangkum tentang semikonduktor, mulai dari pengertian semikonduktor, pita energi semikonduktor, jenis semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik, serta pemanfaatan semikonduktor pada komponen elektronik seperti dioda dan transistor.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang polarisasi cahaya, yaitu sifat cahaya yang bergerak dengan arah tertentu sebagai gelombang elektromagnetik transversal. Juga dibahas macam-macam polarisasi seperti linier, sirkuler, dan eliptis serta penggunaan lempeng penghambat untuk mengubah arah polarisasi cahaya.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang percobaan bandul fisis untuk menentukan percepatan gravitasi. Terdapat penjelasan teori bandul fisis, rumus-rumus yang digunakan, langkah-langkah percobaan, dan format tabel untuk merekam data hasil pengamatan.
Dokumen tersebut membahas tentang kapasitansi dan dielektrik, termasuk definisi kapasitor, fungsi kapasitor, hubungan antara kapasitansi dan bahan dielektrik, serta contoh soal kapasitansi kapasitor sejajar dan paralel.
Eksperimen ini menguji efek fotolistrik dengan mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel foto saat diterangi cahaya berbeda warna dan intensitas. Hasilnya digunakan untuk menghitung energi kinetik fotoelektron, energi foton, fungsi kerja, dan frekuensi ambang untuk setiap warna cahaya. Eksperimen ini bermanfaat untuk mempelajari sifat kuantum cahaya dan konfirmasi teori Einstein tentang efek fotolistrik
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis bentuk grafik dan perbandingan tegangan output terhadap variasi frekuensi pada rangkaian RC integral dan diferensial. Percobaan dilakukan dengan manipulasi frekuensi 25 Hz, 50 Hz, dan 100 Hz pada kedua rangkaian. Hasilnya menunjukkan bahwa pada rangkaian integral, tegangan output berkurang seiring kenaikan frekuensi dan periode berkurang. Sedangkan pada rangkaian diferensial, tegangan output
Dokumen tersebut merangkum eksperimen tentang hukum Malus dan polarisasi cahaya. Secara singkat, eksperimen ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan sudut antara polarizer dan analyzer, baik dengan dan tanpa adanya bidang penunda. Eksperimen ini dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya melalui fotometer dengan variasi sudut dan keberadaan bidang penunda.
Eksperimen hamburan Rutherford pada tahun 1910 menunjukkan hasil yang bertentangan dengan model atom Thomson dan mendorong pengembangan model inti atom oleh Rutherford, di mana muatan dan massa atom terpusat pada inti kecil di pusat atom. Rumus hamburan Rutherford kemudian dikembangkan dan dibuktikan melalui percobaan selanjutnya.
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. FizeauChoi Fatma
油
Fizeau adalah fisikawan Prancis yang pertama kali berhasil mengukur kecepatan cahaya di Bumi pada tahun 1849 dengan menggunakan roda gigi berputar yang memisahkan aliran cahaya menjadi serangkaian pulsa cahaya, memungkinkannya untuk mengukur waktu tempuh cahaya antara sumber dan cermin. Hasil pengukurannya menunjukkan kecepatan cahaya sebesar 3,15 108 m/s.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dioda semikonduktor. Peralatan yang digunakan antara lain logic circuit trainer, kabel, multimeter, dioda dan resistor. Hasilnya menunjukkan bahwa dioda hanya dapat mengalirkan arus searah saja dan hubungan antara tegangan dan arus tidak linear.
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gammaMukhsinah PuDasya
油
Laporan praktikum fisika inti mengenai spektroskopi sinar gamma. Percobaan menggunakan detektor sintilasi untuk menganalisis spektrum energi sinar gamma dari cobalt, radium, dan campuran keduanya. Hasilnya menunjukkan energi sinar gamma masing-masing bahan.
Terdiri dari Bab mekanika gelombang, operator, solusi persamaan schrodinger, atom hidrogendan momentum sudut. Dilengkapi dengan Contoh soal dan pembahasannya.
Disusun oleh :
Dindi, Dini, Sasti, Rima, Alfi, Yuni, Fina, Nur89, wawan, Aziz Ayu dini Wiwis, denin, Nur, Anis, dan Ms Ihsan.
PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JEMBER
Optika membahas cahaya dan terbagi menjadi optika geometri dan optika fisik. Optika geometri mempelajari fenomena pemantulan dan pembiasan sedangkan optika fisik mempelajari fenomena polarisasi, difraksi dan interferensi. Bab satu menjelaskan pengertian optika dan pembagian optikanya sedangkan bab dua membahas pembiasan cahaya pada prisma kaca dan permukaan lengkung serta contoh soalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang kapasitansi dan dielektrik, termasuk definisi kapasitor, fungsi kapasitor, hubungan antara kapasitansi dan bahan dielektrik, serta contoh soal kapasitansi kapasitor sejajar dan paralel.
Eksperimen ini menguji efek fotolistrik dengan mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel foto saat diterangi cahaya berbeda warna dan intensitas. Hasilnya digunakan untuk menghitung energi kinetik fotoelektron, energi foton, fungsi kerja, dan frekuensi ambang untuk setiap warna cahaya. Eksperimen ini bermanfaat untuk mempelajari sifat kuantum cahaya dan konfirmasi teori Einstein tentang efek fotolistrik
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis bentuk grafik dan perbandingan tegangan output terhadap variasi frekuensi pada rangkaian RC integral dan diferensial. Percobaan dilakukan dengan manipulasi frekuensi 25 Hz, 50 Hz, dan 100 Hz pada kedua rangkaian. Hasilnya menunjukkan bahwa pada rangkaian integral, tegangan output berkurang seiring kenaikan frekuensi dan periode berkurang. Sedangkan pada rangkaian diferensial, tegangan output
Dokumen tersebut merangkum eksperimen tentang hukum Malus dan polarisasi cahaya. Secara singkat, eksperimen ini bertujuan untuk mengamati hubungan antara intensitas cahaya yang ditransmisikan dengan sudut antara polarizer dan analyzer, baik dengan dan tanpa adanya bidang penunda. Eksperimen ini dilakukan dengan mengukur intensitas cahaya melalui fotometer dengan variasi sudut dan keberadaan bidang penunda.
Eksperimen hamburan Rutherford pada tahun 1910 menunjukkan hasil yang bertentangan dengan model atom Thomson dan mendorong pengembangan model inti atom oleh Rutherford, di mana muatan dan massa atom terpusat pada inti kecil di pusat atom. Rumus hamburan Rutherford kemudian dikembangkan dan dibuktikan melalui percobaan selanjutnya.
Metode Perhitungan Kecepatan Cahaya Armand H. L. FizeauChoi Fatma
油
Fizeau adalah fisikawan Prancis yang pertama kali berhasil mengukur kecepatan cahaya di Bumi pada tahun 1849 dengan menggunakan roda gigi berputar yang memisahkan aliran cahaya menjadi serangkaian pulsa cahaya, memungkinkannya untuk mengukur waktu tempuh cahaya antara sumber dan cermin. Hasil pengukurannya menunjukkan kecepatan cahaya sebesar 3,15 108 m/s.
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik dioda semikonduktor. Peralatan yang digunakan antara lain logic circuit trainer, kabel, multimeter, dioda dan resistor. Hasilnya menunjukkan bahwa dioda hanya dapat mengalirkan arus searah saja dan hubungan antara tegangan dan arus tidak linear.
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gammaMukhsinah PuDasya
油
Laporan praktikum fisika inti mengenai spektroskopi sinar gamma. Percobaan menggunakan detektor sintilasi untuk menganalisis spektrum energi sinar gamma dari cobalt, radium, dan campuran keduanya. Hasilnya menunjukkan energi sinar gamma masing-masing bahan.
Terdiri dari Bab mekanika gelombang, operator, solusi persamaan schrodinger, atom hidrogendan momentum sudut. Dilengkapi dengan Contoh soal dan pembahasannya.
Disusun oleh :
Dindi, Dini, Sasti, Rima, Alfi, Yuni, Fina, Nur89, wawan, Aziz Ayu dini Wiwis, denin, Nur, Anis, dan Ms Ihsan.
PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS JEMBER
Optika membahas cahaya dan terbagi menjadi optika geometri dan optika fisik. Optika geometri mempelajari fenomena pemantulan dan pembiasan sedangkan optika fisik mempelajari fenomena polarisasi, difraksi dan interferensi. Bab satu menjelaskan pengertian optika dan pembagian optikanya sedangkan bab dua membahas pembiasan cahaya pada prisma kaca dan permukaan lengkung serta contoh soalnya.
1. Dokumen ini merupakan laporan praktikum tentang percobaan interferensi gelombang mikro menggunakan celah ganda yang dilakukan oleh Ayu Shaleha dengan tujuan mengetahui prinsip interferensi celah ganda dan menghitung panjang gelombang mikro.
2. Percobaan melibatkan pengaturan alat celah ganda, transmitter, dan receiver untuk mengukur variasi intensitas cahaya pada berbagai sudut dan jarak celah.
3. Hasilnya men
Eksperimen ini bertujuan menentukan konstanta Rydberg dengan menganalisis spektrum atom Merkuri dan Helium menggunakan spektrometer. Sampel uji ditempatkan di depan kolimator sementara kisi difraksi digunakan untuk memisahkan warna spektrum. Sudut pelurus dan simpangan setiap warna dicatat untuk menghitung panjang gelombangnya. Dengan menggunakan persamaan Rydberg, konstanta Rydberg diperoleh untuk setiap
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya sebagai gelombang dan berbagai fenomena yang terjadi pada cahaya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan dispersi cahaya."
Laporan ini mendeskripsikan percobaan pembiasan cahaya pada kaca planparalel. Percobaan ini bertujuan menentukan indeks bias kaca, hubungan antara sinar datang dan sinar pantul, serta pergeseran sinar yang diukur secara langsung dibandingkan dengan perhitungan. Hasilnya menunjukkan pergeseran sinar yang diukur sangat mendekati perhitungan, sedangkan indeks bias kaca diperoleh antara 1,46-3.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan prinsip kerja XRD dan FTIR. XRD digunakan untuk mengidentifikasi fasa dan menentukan ukuran kristal pada sampel, sedangkan FTIR digunakan untuk menganalisis ikatan kimia pada sampel melalui pendeteksian getaran yang ditimbulkan. Dokumen ini menjelaskan hasil uji XRD dan FTIR pada sampel WO3 dan mika, dimana XRD mengidentifikasi WO3 sebagai f
Eksperimen ini bertujuan untuk mengukur lebar celah kisi melalui peristiwa difraksi laser. Cahaya laser He-Ne dilewatkan melalui celah sempit dan menghasilkan pola difraksi pada layar. Intensitas cahaya diukur dengan detektor dan grafik intensitas vs jarak pergeseran layar dianalisis. Analisis grafik menghasilkan lebar celah kisi sebesar (1.2858 賊 0.09847) x 10-7 m.
Dokumen tersebut membahas berbagai teknik analisis kristal yang meliputi:
- Identifikasi material dan parameter kristal menggunakan sinar-X dan mikroskop elektron.
- Analisis morfologi partikel, komposisi unsur, dan sifat termal menggunakan SEM, TEM, EDS, DTA, TGA.
- Penentuan luas permukaan dan ukuran partikel menggunakan BET dan SAA.
Dokumen ini merangkum eksperimen mengukur panjang gelombang cahaya menggunakan interferometer Michelson. Eksperimen melibatkan variasi jarak antara cermin dan pengukuran fase gelombang. Analisis data menunjukkan hubungan linier antara fase dan jarak dengan gradien yang menghasilkan nilai panjang gelombang sebesar 514,9 nm.
Interferometer Michelson menggunakan prinsip interferensi cahaya untuk menentukan panjang gelombang. Eksperimen menggeser cermin menghasilkan pola fringi yang digunakan untuk menghitung panjang gelombang laser sebesar 514.9 nm dengan kesalahan 18.6%.
Percobaan Franck-Hertz bertujuan untuk menentukan energi eksitasi elektron dan panjang gelombang foton dengan menggunakan piranti Franck-Hertz, dimana diperoleh energi eksitasi elektron atom Neon sebesar 17,33 eV dan panjang gelombang foton 716 ."
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan tetapan Planck, fungsi kerja logam, dan energi kinetik maksimum dari efek fotolistrik. Didapatkan nilai tetapan Planck sebesar 3,34 x 10-15 eV s dan fungsi kerja logam 1,35 eV, serta energi kinetik maksimum bergantung pada frekuensi cahaya tetapi tidak pada intensitasnya.
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
1. Pengukuran Panjang Gelombang Sumber Cahaya Na Menggunakan
Piranti Cincin Newton
Rahmawati Nurul F. (081311333085), Novita Anggie (081311333086), Silvyana Chorry
(081411331019), Miftachul Nur Afifah (081411331062)
Laboratorium Fisika Optik, Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Kampus C Universitas Airlangga,
Surabaya 60155, Indonesia
Abstrak
Eksperimen cincin Newton berujuan untuk menentukan panjang gelombang sumber cahaya
yang digunakan, yakni Natrium. Cincin Newton yang terbentuk karena adanya peristiwa
interferensi cahaya dengan cara pembagian amplitudo terjadi pada lapisan udara yang terdapat pada
susunan lensa dan gelas. Dari cincin Newton inilah diperoleh panjang gelombang sumber cahaya
yang digunakan, yakni cahaya Natrium dan diperoleh nilai panjang gelombang sebesar 717.5 nm
dengan prosentase kesalahan 21.75 %.
Kata Kunci : Cincin Newton; interferensi cahaya; panjang gelombang.
Pendahuluan
Dalam menentukan panjang gelombang cahaya, maka menggunakan metode yang
diusulkan oleh Sir Isaac Newton dalam bukunya Optics, yang diterbitkan pada tahun 1717.
Gambar 1. Susunan Eksperimen Isaac Newton
2. Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca
pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel
cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan
beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo,
pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring.
Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak
antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran
karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh:
(2R - h) h = r2
sehingga r2
= 2Rh - h2
Namun, h2
lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2
. Oleh karena itu, perbedaan
jalan (2h) adalah r2
/ R. Perubahan fase terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas
piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu:
Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm
2
/ R
Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 =
di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m.
Metode
Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh
dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu
Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber
cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada
perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini.
Gambar 2. Piranti percobaan
Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca
pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel
cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan
beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo,
pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring.
Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak
antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran
karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh:
(2R - h) h = r2
sehingga r2
= 2Rh - h2
Namun, h2
lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2
. Oleh karena itu, perbedaan
jalan (2h) adalah r2
/ R. Perubahan fase terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas
piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu:
Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm
2
/ R
Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 =
di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m.
Metode
Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh
dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu
Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber
cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada
perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini.
Gambar 2. Piranti percobaan
Lensa Plano-cembung dengan jari-jari besar kelengkungan R ditempatkan pada piring kaca
pesawat dengan permukaan melengkung ke bawah dan diterangi dari atas dengan sinar paralel
cahaya monokromatik. Beberapa cahaya yang dipantulkan dari permukaan atas pelat kaca dan
beberapa dari permukaan bawah lensa; gangguan sehingga terjadi dengan pembagian amplitudo,
pinggiran yang terlokalisasi di celah udara antara lensa dan piring.
Pada setiap titik jarak r dari sumbu lensa perbedaan jalan akan 2h, di mana h adalah jarak
antara lensa dan piring pada saat itu (Lihat Gambar 2). Pinggiran interferensi adalah lingkaran
karena sistem simetris tentang pusat lensa. Jari-jari cincin apapun yang diberikan oleh:
(2R - h) h = r2
sehingga r2
= 2Rh - h2
Namun, h2
lebih kecil dibandingkan dengan 2Rh dan 2Rh = r2
. Oleh karena itu, perbedaan
jalan (2h) adalah r2
/ R. Perubahan fase terjadi ketika cahaya mencerminkan dari permukaan atas
piring namun tidak pada permukaan bawah lensa, dan karena itu:
Untuk cincin terang dilihat oleh refleksi: (2m + 1) 了 / 2 = rm
2
/ R
Untuk cincin gelap dilihat oleh refleksi: m 了 =
di mana m = 0, 1, 2, 3, dll dan rm adalah jari-jari cincin Newton orde ke-m.
Metode
Pada eksperimen ini bertujuan untuk memperagakan interferensi cahaya yang diperoleh
dengan cara pembagian amplitudo dan menentukan panjang gelombang sumber cahaya dari lampu
Natrium. Disini sumber cahaya monokromatis Natrium difokuskan pada arah tegak lurus sumber
cahaya datang dengan arah perambatan secara horizontal, seperti yang telah digambarkan pada
perangkat cincin newton seperti bagan dibawah ini.
Gambar 2. Piranti percobaan
3. Pada eksperimen ini, mengunakan 2 lensa datar yang berfungsi sebagai medium keluaran
untuk menghasil cincin newton yang berpola gelap terang. Seperti yang dtampilkan pada alat,
terdapat pembelah berkas cahaya yang memilki suatu lensa cekung, pada pembelah ini berfungsi
untuk memfokuskan cahaya yang datang dari sumber cahaya monokromatis Na sehingga diperoleh
suatu berkas cahaya monokromatis berupa cincin newton berpola gelap terang. Setelah kita
dapatkan suatu berkas cincin, kemudian mengatur titik pusat berkas tersebut tepat pada titik
perpotongan garis kertasean sumbu x dan sumbu y sehingga diperoleh titik potong (x,y) = (0.0)
yang menghasilkan skala titik pusat yaitu sebesar 0,5 mm . Dengan skala tersebut kemudian kita
menentukan rm yang dihasilkan dari selisih skala yang dhasilkan pada orde m = 1 dengan titik
pusat. Atau selisih skala pada orde m = 2 dan m = 1 (skalam+1 skalam). Begitu seterusnya hingga
diperoleh data berulang sebanyak 11 kali dengan orde m = 2, 3, 4, .... 10. Dari hasil rm yang telah
ditemukan pada hasil eksperimen digunakan untuk menentukan panjang gelombang suatu sumber
cahaya Natrium.
Hasil
ro = (0.5 賊 0.01) mm
R = 2 m
m rm 賊 0.01 (mm) rm
2
1 0.85 0.7225
2 1.20 1.4400
3 1.60 2.5600
4 2.00 4.0000
5 2.20 4.8400
6 2.35 5.5225
7 2.60 6.7600
8 2.85 8.1225
9 2.92 8.5264
10 3.69 13.6161
11 3.85 14.8225
4. 12 3.97 15.7609
13 4.12 16.9744
14 4.28 18.3184
15 4.45 19.8025
Tabel 1. Hasil Pengukuran jejari Lingkaran Gelap Pola Interferensi Cincin Newton
Pembahasan
Pada eksperimen cincin Newton bertujuan untuk mengukur panjang gelombang sumber
cahaya Natrium dengan eksperimen piranti cincin Newton. Data yang diambil adalah jari-jari cincin
yang terlihat pada mikroskop,dari gelap ke gelap. Jari-jari diukur dari titik pusat ke garis terang
setelahnya. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 kali yang seharusnya dilakukan selama 20 kali.
Pengukuran yang kurang dari semestinya ini dikarenakan semakin kecilnya jarak pada setiap
ordenya.
Sumber cahaya yang digunakan adalah lampu Natrium (Na) yang berada pada spectrum
kuning. Cincin Newton atau fringer terjadi karena adanya perbedaan fase sinar yang datang dan
memantul pada sebuah lensa plan konveks atau bikonveks yang diletakkan di atas sebuah kaca plan
pararel yang mempunyai latar belakang gelap. Cincin Newton sendiri merupakan pola interferensi
berupa gelap dan terang, yang dihasilkan oleh interferensi cahaya dipantulkan oleh lapisan udara
yang terletak di antara gelas datar dan lensa cembung.
Dalam eksperimen ini diperoleh data pengamatan di peroleh nilai rm yang merupakan jari-
jari lingkaran gelap pola interferensi cincin newton orde ke-m. Sehingga untuk mencari nilai
panjang gelombang menggunakan rumus : dengan R sebesar 2m. dari data hasil pengamatan dan
anilisis pengamatan, maka diperoleh nilai 了 = 717.5 nm. Dengan literatur panjang gelombang
sebesar 589.3 nm sehingga diperoleh prosentase kesalaanh pada eksperimen ini adalah sebesar
21.75%. Dalam persentase kesalahan terjadi karena adanya beberapa factor, yaitu
1. Ketidakmampuan mata melihat pola gelap. Hal ini karena semakin lama pola gelap akan
semakin rapat karena jari-jarinya semakin kecil. Sehingga saat melihat mata akan semakin
tidak fokus.
2. Kesalahan membaca micrometer sekrup. Hal ini karena kurang tepatnya penaruhan pola
gelap pada bidang x yang di geser menggunakan mikrometersekrup.
5. Pada eksperimen ini kita menggunakan jari-jari kelengkungan lensa plan konveks jika
semakin besar maka cahaya yang terbentuk dari cincin newton semakin besar, begitu pula
sebaliknya.
Kesimpulan
Peristiwa interferensi cahaya dengan cara pembagian amplitudo terjadi pada lapisan udara
yang terdapat pada susunan lensa dan gelas, sehingga terbentuk cincin Newton. Dari cincin Newton
inilah diperoleh panjang gelombang sumber cahaya yang digunakan, yakni cahaya Natrium dan
diperoleh nilai panjang gelombang sebesar 717.5 nm dengan prosentase kesalahan 21.75 %.
Referensi
Jenkins and White. 1984. Fundamental of optics. New York : John Willey and Sons.
http://www.schoolphysics.co.uk/age16-
19/Wave%20properties/Interference/text/Newton's_rings/index.html diakses pada tanggal 07 Mei
2016.
6. Lampiran I
Analisis Data
Untuk menentukan panjang gelombang sumber cahaya Na (Natrium), maka menggunakan grafik
regresi linear sebagai berikut.
Grafik 1. Grafik Kuadrat Jejari Lingkaran Gelap Interferensi terhadap Orde
Karena = , maka rm
2
= R m
Sehingga
1.435 = R
=
.
=
.
= 717.5 nm
Prosentase Kesalahan
% = |
( . . )
.
| x 100 %
% = 21.75 %
y = 1.435x - 2.028
R族 = 0.973
-5
0
5
10
15
20
25
0 5 10 15 20
rm2
m
rm2 terhadap m
rm2
Linear ()
Linear (rm2)