Teks tersebut membahas tentang sistem proyeksi peta dan sistem koordinat. Secara singkat, teks tersebut menjelaskan beberapa hal: 1) definisi proyeksi peta dan sistem koordinat; 2) jenis-jenis proyeksi peta berdasarkan bidang dan sifat yang dipertahankan; 3) dua sistem koordinat yang umum digunakan di Indonesia yaitu sistem koordinat bujur-lintang dan sistem koordinat UTM.
Makalah Geodesi Geometri II terkait Jaring Kontrol dan datum GeodesiMega Yasma Adha
油
Makalah Geodesi Geometri II
maaf yaa setting nya dibuat untuk tidak di download karena akun ini khusus untuk referensi junior junior saya di institut teknologi padang, dan mengajarkan mereka untuk membaca bukan untuk copy paste saja ^^
Download bisa by request email megayasma63@gmail.com
Materi Kuliah Penginderaan Jauh Dasar (FOTOGRAMETRI)Nurul Afdal Haris
油
Dokumen tersebut membahas tentang fotogrametri dan penginderaan jauh, termasuk konsep dasar fotogrametri, jenis foto udara berdasarkan sudut pengambilan, bagian-bagian foto udara seperti tanda fiducial dan tanda tepi, serta penentuan skala foto udara. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang metode pemetaan menggunakan foto udara dan interpretasi geometri untuk menghasilkan peta.
Sistem referensi geospasial Indonesia saat ini adalah SRGI2013 yang menggunakan sistem referensi koordinat ITRS, kerangka referensi ITRF2008, datum geodetik WGS1984, dan sistem referensi tinggi yang terdiri atas ellipsoid dan geoid. SRGI2013 dirancang untuk menyatukan berbagai sistem acuan koordinat yang sebelumnya menyebabkan peta nasional menjadi tidak konsisten.
Dokumen tersebut membahas tentang pelatihan pemetaan digital yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-11 Oktober 2014 di Balai Diklat PU Wilayah III Yogyakarta. Pelatihan ini akan membahas tentang definisi pemetaan digital, teknik-teknik pemetaan digital, dan proses pemetaan digital."
Total station adalah alat ukur sudut dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit, mampu menghitung koordinat secara langsung. Tahapan kerjanya meliputi penempatan statif di atas titik, pengaturan nivelmen dan centering untuk mengarahkan pembidik ke titik sasaran, serta pengukuran dan penyimpanan data koordinat untuk pengolahan selanjutnya.
Proyeksi peta berarti cara untuk menggambarkan bumi yang berbentuk bulat ke atas media yang datar, seperti kertas. Dari segi bentuk, mungkin representasi terbaik bagi bumi adalah globe. Pada globe, arah, bentuk, luas, serta jarak memiliki nilai perbandingan yang benar dengan kondisi sesungguhnya.
Namun globe memiliki keterbatasan di sisi dimensi, sebab tak mungkin membuat globe yang berisi informasi secara detil karena skalanya terlalu kecil. Lagipula, globe tidak nyaman untuk dibawa-bawa, disamping ongkos pembuatan dalam skala massal yang relatif mahal.
--
Please contact me trough lailiaidi at gmail.com for further corespondency
Dokumen tersebut membahas tentang survey dan pemetaan yang merupakan bagian dari ilmu geodesi untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan tingkat ketelitian tinggi. Survey dan pemetaan pada area tambang melibatkan pengukuran grid atau line secara teratur."
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
Dokumen tersebut membahas tentang sistem proyeksi peta, jenis-jenis proyeksi peta beserta karakteristiknya, dan pemilihan proyeksi peta yang sesuai dengan kebutuhan pemetaan. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) dijelaskan sebagai salah satu sistem proyeksi peta yang sering digunakan karena memiliki bidang proyeksi silinder, transversal, dan konform.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
油
Dokumen ini memberikan tiga metode untuk membuat hillshade per kabupaten dari data digital elevasi model (DEM) pulau atau provinsi menggunakan ArcGIS. Metode pertama menggunakan toolbar Image Analysis, metode kedua menggunakan alat Clip Raster, dan metode ketiga melakukan batch clipping untuk memotong DEM menjadi banyak layer hillshade per kabupaten sekaligus.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah atau fenomena tanpa kontak langsung menggunakan alat. Dokumen ini menjelaskan prinsip dasar penginderaan jauh termasuk spektrum elektromagnetik, interaksi gelombang dengan atmosfer dan target, sumber energi, dan jenis sensor. Metode interpretasi visual dan klasifikasi citra dijital juga diuraikan.
Dokumen tersebut membahas tentang datum geodetik dan transformasi koordinat antara datum geodetik Indonesia yaitu Datum Indonesia 1974 (ID-74) dan Datum Geodetik Nasional 1995 (DGN-95). Terdapat persamaan untuk konversi koordinat kartesian antara dua datum tersebut yang melibatkan faktor skala, rotasi, dan translasi.
Dokumen ini membahas tentang layout peta di ArcGIS 10.0. Ia menjelaskan pengertian SIG dan layout peta, serta langkah-langkah membuat layout peta di ArcGIS 10.0 meliputi penambahan unsur-unsur peta seperti grid, legenda, orientasi, dan mengedit hasil akhir layout.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan arah dan sudut serta pengukuran luas. Secara singkat, dibahas tentang istilah-istilah sudut seperti azimuth, jurusan, bearing, sudut kanan/kiri, zenith, nadir, dan miring. Juga dibahas cara membuat sudut siku-siku menggunakan meteran dan alat sederhana. Terakhir, dibahas metode pengukuran luas secara geometris, grafis, dan mekanis.
Laporan ini membahas pembuatan peta rupa bumi Kecamatan Bagelen dengan tujuan memahami komposisi dan cara membaca peta rupa bumi. Dibahas pula alat dan bahan yang digunakan serta cara membuat peta meliputi jiplak grid, batas, dan legenda. Dilakukan analisis terhadap komponen peta seperti judul, skala, proyeksi, pengarang, dan pembacaan grid. Ditemukan kekurangan pengulangan nama desa pada peta
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang membahas proses koreksi geometrik pada citra satelit Landsat. Laporan tersebut memuat penjelasan tentang dasar teori koreksi geometrik citra satelit dan tahapan praktikum yang dilakukan untuk merektifikasi citra satelit Landsat.
Proyeksi peta adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan permukaan bumi bulat ke bidang datar dengan distorsi minimal. Sistem proyeksi dipilih untuk menyatakan posisi titik di bumi ke sistem koordinat bidang agar dapat digunakan untuk perhitungan jarak dan arah. Proyeksi peta mempertimbangkan bidang proyeksi dan sifat asli bumi yang ingin dipertahankan seperti luas, bentuk, atau jarak.
Dokumen tersebut membahas tentang survey dan pemetaan yang merupakan bagian dari ilmu geodesi untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan tingkat ketelitian tinggi. Survey dan pemetaan pada area tambang melibatkan pengukuran grid atau line secara teratur."
Metode pengikatan ke muka menentukan posisi titik dari dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta secara serentak menggunakan dua alat. Metode pengikatan ke belakang menentukan posisi titik terhadap dua titik acuan dengan mengukur sudut alfa dan beta dari titik yang akan ditentukan posisinya menggunakan satu alat. Kedua metode melibatkan perhitungan koordinat titik berdasarkan sudut dan jarak
Dokumen tersebut membahas tentang sistem proyeksi peta, jenis-jenis proyeksi peta beserta karakteristiknya, dan pemilihan proyeksi peta yang sesuai dengan kebutuhan pemetaan. Proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) dijelaskan sebagai salah satu sistem proyeksi peta yang sering digunakan karena memiliki bidang proyeksi silinder, transversal, dan konform.
Tiga Cara Memotong file Raster Sesuai Batas Polygon Menggunakan ArcGISbramantiyo marjuki
油
Dokumen ini memberikan tiga metode untuk membuat hillshade per kabupaten dari data digital elevasi model (DEM) pulau atau provinsi menggunakan ArcGIS. Metode pertama menggunakan toolbar Image Analysis, metode kedua menggunakan alat Clip Raster, dan metode ketiga melakukan batch clipping untuk memotong DEM menjadi banyak layer hillshade per kabupaten sekaligus.
Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknologi untuk memperoleh informasi tentang objek, wilayah atau fenomena tanpa kontak langsung menggunakan alat. Dokumen ini menjelaskan prinsip dasar penginderaan jauh termasuk spektrum elektromagnetik, interaksi gelombang dengan atmosfer dan target, sumber energi, dan jenis sensor. Metode interpretasi visual dan klasifikasi citra dijital juga diuraikan.
Dokumen tersebut membahas tentang datum geodetik dan transformasi koordinat antara datum geodetik Indonesia yaitu Datum Indonesia 1974 (ID-74) dan Datum Geodetik Nasional 1995 (DGN-95). Terdapat persamaan untuk konversi koordinat kartesian antara dua datum tersebut yang melibatkan faktor skala, rotasi, dan translasi.
Dokumen ini membahas tentang layout peta di ArcGIS 10.0. Ia menjelaskan pengertian SIG dan layout peta, serta langkah-langkah membuat layout peta di ArcGIS 10.0 meliputi penambahan unsur-unsur peta seperti grid, legenda, orientasi, dan mengedit hasil akhir layout.
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan arah dan sudut serta pengukuran luas. Secara singkat, dibahas tentang istilah-istilah sudut seperti azimuth, jurusan, bearing, sudut kanan/kiri, zenith, nadir, dan miring. Juga dibahas cara membuat sudut siku-siku menggunakan meteran dan alat sederhana. Terakhir, dibahas metode pengukuran luas secara geometris, grafis, dan mekanis.
Laporan ini membahas pembuatan peta rupa bumi Kecamatan Bagelen dengan tujuan memahami komposisi dan cara membaca peta rupa bumi. Dibahas pula alat dan bahan yang digunakan serta cara membuat peta meliputi jiplak grid, batas, dan legenda. Dilakukan analisis terhadap komponen peta seperti judul, skala, proyeksi, pengarang, dan pembacaan grid. Ditemukan kekurangan pengulangan nama desa pada peta
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang membahas proses koreksi geometrik pada citra satelit Landsat. Laporan tersebut memuat penjelasan tentang dasar teori koreksi geometrik citra satelit dan tahapan praktikum yang dilakukan untuk merektifikasi citra satelit Landsat.
Proyeksi peta adalah teknik yang digunakan untuk menggambarkan permukaan bumi bulat ke bidang datar dengan distorsi minimal. Sistem proyeksi dipilih untuk menyatakan posisi titik di bumi ke sistem koordinat bidang agar dapat digunakan untuk perhitungan jarak dan arah. Proyeksi peta mempertimbangkan bidang proyeksi dan sifat asli bumi yang ingin dipertahankan seperti luas, bentuk, atau jarak.
1. Ada beberapa cara untuk mengubah skala peta, seperti mengubah skala angka menjadi skala grafis atau sebaliknya, mengubah skala garis menjadi skala angka, atau mengubah skala satu sistem ukur menjadi sistem lain seperti inci-mil.
2. Proyeksi peta adalah cara memindahkan sistem koordinat bumi ke bidang datar peta. Ada beberapa jenis proyeksi yang berbeda kelebihan dan
Dokumen tersebut membahas tentang sistem proyeksi peta, termasuk proyeksi menurut bidang, simetri, kedudukan terhadap bumi, dan ketentuan geometri. Berbagai jenis proyeksi dijelaskan seperti proyeksi azimuthal, silindris, kerucut, serta proyeksi Mercator dan manfaatnya.
Proyeksi peta meruapakan sutu fungsi yang merelasikan suatu koordinat tititk-titik yng terletak diatas permukaan suatu kurva (ellipsoid/bola/lingkaran) ke koordinat titik yang terletak diatas bidang datar.
Proyeksi peta mengkonversikan lokasi di permukaan bumi ke dalam sistem koordinat datar dari sistem koordinat ruang, mengakibatkan distorsi bentuk akibat perubahan dari 3D ke 2D. Ada beberapa jenis proyeksi yang umum digunakan seperti proyeksi azimuthal untuk pengamatan global, proyeksi kerucut untuk area timur-barat, dan proyeksi silinder untuk daerah utara/selatan dan ekuator.
BAB IV materi mata kuliah Proyeksi Peta membahas tentang pengertian proyeksi peta, klasifikasi proyeksi peta berdasarkan bidang proyeksi, posisi sumbu simetri, kedudukan bidang proyeksi terhadap bumi, dan ketentuan geometrik. Juga dibahas tentang pemilihan proyeksi peta dan proyeksi peta yang umum digunakan di Indonesia seperti Proyeksi Polyeder, Tranverse Mercator, Universal Tranverse Mercator, dan Tranverse Mercator
Dokumen tersebut membahas tentang mata kuliah Astronomi Bola yang diajarkan di Institut Teknologi Bandung. Mata kuliah ini mengajarkan konsep-konsep dasar astronomi seperti sistem koordinat bola langit, gerak bintang dan planet, serta transformasi antar sistem koordinat untuk menentukan posisi objek langit.
Dokumen ini membahas tentang sistem koordinat benda langit yang digunakan untuk menentukan posisi benda langit. Sistem koordinat bola dan koordinat horizon digunakan untuk menentukan posisi benda langit di permukaan bumi. Koordinat khatulistiwa digunakan untuk menentukan posisi benda langit dengan koordinat yang relatif tetap yaitu deklinasi dan asensiorekta.
Makalah ini membahas sistem proyeksi peta dan jenis-jenis proyeksinya. Sistem proyeksi peta adalah proses pemindahan titik-titik di permukaan bumi ke dalam bidang datar, dengan menggunakan berbagai bidang proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan silinder. Jenis proyeksi peta dibedakan menurut bidang proyeksinya, modifikasi, ciri yang dipertahankan, dan karakteristik bidang proyeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang tata koordinat benda langit yang meliputi sistem koordinat bola, gerak benda langit, tata koordinat horizon, dan tata koordinat khatulistiwa. Koordinat bintang dalam sistem khatulistiwa terdiri atas deklinasi dan asensiorekta yang memberikan koordinat bintang yang relatif tetap.
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.pdfZuk辿t Printing
油
Proyeksi peta digunakan untuk memindahkan garis-garis di bumi ke bidang datar peta dengan mengurangi distorsi. Terdapat beberapa jenis proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan tabung, yang masing-masing memiliki ciri khas. Sistem proyeksi yang banyak digunakan di Indonesia adalah Universal Transverse Mercator karena bentuk geografis Indonesia.
Pengertian Proyeksi Peta dan Klasifikasi Proyeksi Peta.docxZuk辿t Printing
油
Proyeksi peta digunakan untuk memindahkan garis-garis di bumi ke bidang datar peta dengan mengurangi distorsi. Terdapat beberapa jenis proyeksi seperti azimuthal, kerucut, dan tabung, yang masing-masing memiliki ciri khas. Sistem proyeksi yang banyak digunakan di Indonesia adalah Universal Transverse Mercator karena bentuk geografis Indonesia.
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Sistem proyeksi dan sistem koordinat (recovered)
1. SISTEM PROYEKSI PETA
DAN
SISTEM KOORDINAT
Oleh :
Nama : Ketut mahendra
NIM : 1215051109
Kelas : 5D
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Fakultas Teknik Dan Kejuruan
Universitas Pendidikan Ganesha
2014
2. SISTEM PROYEKSI PETA
Proyeksi peta adalah teknik-teknik yang digunakan untuk menggambarkan sebagian
atau keseluruhan permukaan tiga dimensi yang secara kasaran berbentuk bola ke permukaan
datar dua dimensi dengan distorsi sesedikit mungkin. Dalam proyeksi peta diupayakan sistem
yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di muka bumi dan di peta. Proyeksi
diartikan sebagai metoda/cara dalam usaha mendapatkan bentuk ubahan dari dimensi tertentu
menjadi bentuk dimensi yang sistematik.
Bentuk bumi bukanlah bola tetapi lebih menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid.
Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi.
Karena bumi tidak uniform, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi
yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang sangat tidak beraturan.
Oleh karena permukaan bumi ini tidak rata alias melengkung-lengkung tidak
beraturan, akan tetapi peta membutuhkan suatu gambaran dalam bidang datar, maka
diperlukan pengkonversian dari bidang lengkung bumi sebenarnya ke bidang datar agar tidak
terjadi distorsi permukaan bumi.
Beberapa istilah sederhana dalam proyeksi:
1. Meridian dan meridian utama.
2. Paralel dan paralel nol atau ekuator.
3. Bujur (longitude-j), Bujur Barat (0属180属BB) dan Bujur Timur (0属180属BT).
4. Lintang (latitude- l), Lintang Utara (0属90属LU), dan Lintang Selatan 0属90属LS).
Pada gambar bagian A, kamu bisa memahami bagaimana perubahan bentuk bisa
terjadi dari bidang lengkung (segi empat) pada globe berubah menjadi seperti bagian C di
3. bidang datar. Perubahan ini mengakibatkan adanya distorsi di berbagai wilayah di permukaan
Bumi. Bagaimana bentuk distorsinya? Coba bayangkan jeruk sebagai Bumi. Kupaslah kulit
jeruk tersebut seperti gambar berikut.
Bagian manakah yang mengalami distorsi? Ya, bagian tengah atau lintang rendah
(khatulistiwa dan sekitarnya) serta bagian kutub mengalami distorsi menjadi lebih besar. Bisa
dikatakan semakin ke kutub semakin besar distorsinya. Melihat kenyataan ini maka jika kita
akan memetakan wilayah khatulistiwa harus memilih proyeksi yang benar-benar sesuai.
1. Proyeksi Berdasarkan Bidang Proyeksi
Berdasarkan bidang proyeksi yang digunakan, proyeksi ini dibedakan menjadi:
A. Proyeksi Zenithal (Azimuthal)
Bidang proyeksi ini berupa bidang datar yang menyinggung bola pada kutub, ekuator
atau di sembarang tempat. Oleh karena itu, proyeksi ini dibedakan menjadi:
1. Proyeksi azimuth normal, di mana bidang proyeksinya bersinggungan dengan kutub.
2. Proyeksi azimuth transversal, bidang proyeksinya tegak lurus dengan ekuator.
3. Proyeksi azimuth oblique, bidang proyeksinya menyinggung salah satu tempat antara
kutub dan ekuator.
4. Sebelum menggunakan proyeksi ini kamu harus memahami benar cirinya, yaitu garis-garis
bujur sebagai garis lurus yang berpusat pada kutub, garis lintang digambarkan dalam
Bentuk lingkaran yang mengelilingi kutub, sudut yang dibentuk antara garis bujur sama
besarnya pada peta, dan seluruh permukaan Bumi jika digambarkan dengan proyeksi ini akan
berbentuk lingkaran. Gambar diatas merupakan proyeksi azimuth normal yang dianggap
sebagai proyeksi yang cocok untuk memetakan daerah kutub. Penggambaran kutub dengan
proyeksi ini dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1) Proyeksi Gnomonik
Pada proyeksi ini, titik pusat seolah berada di pusat lingkaran (digambarkan
seperti sinar matahari yang bersumber di pusat lingkaran). Menggunakan proyeksi ini
lingkaran paralel makin keluar makin mengalami pembesaran hingga wilayah ekuator.
2) Proyeksi Azimuthal Stereografik
5. Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar berasal dari arah kutub
berlawanan dengan titik singgung proyeksi. Akibatnya jarak antarlingkaran paralel
semakin membesar ke arah luar.
3) Proyeksi Azimuthal Orthografik
Pada proyeksi ini seolah-olah sumber arah sinar matahari berasal dari titik
jauh tidak terhingga. Akibatnya sinar proyeksi sejajar dengan sumbu Bumi. Jarak
antarlingkaran akan makin mengecil apabila semakin jauh dari pusat.
B. Proyeksi Silinder (Cylindrical)
6. Proyeksi ini menggunakan silinder sebagai bidang proyeksinya dan menyinggung
bola Bumi. Jika proyeksi ini menyinggung wilayah khatulistiwa, maka garis paralel
merupakan garis horizontal dan garis meridian.
Beberapa keuntungan penggunaan proyeksi ini, yaitu dapat menggambarkan wilayah
yang luas dan sesuai untuk menggambarkan wilayah khatulistiwa atau lintang rendah.
C. Proyeksi Kerucut
Dari namanya saja pasti kamu langsung tahu bahwa proyeksi ini berkaitan
dengan bangun kerucut. Proyeksi ini memiliki parallel melingkar dengan meridian
berbentuk jari-jari. Baris parallel berupa garis lingkaran, sedangkan garis bujur berupa
jari-jari. Proyeksi ini paling tepat digunakan untuk memetakan daerah lintang 45属 atau
lintang tengah.
Secara garis besar, proyeksi ini dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Proyeksi Kerucut Normal atau Standar
Proyeksi ini menggunakan kerucut dengan garis singgung dengan bola Bumi terletak
pada suatu paralel (paralel standar).
2. Proyeksi Kerucut Transversal
7. Pada proyeksi ini sumbu kerucut berada tegak lurus terhadap sumbu Bumi.
3. Proyeksi Kerucut Oblique (Miring)
Pada proyeksi ini sumbu kerucut membentuk garis miring terhadap sumbu Bumi.
Ketiga proyeksi berdasarkan bidang ini (azimuthal, kerucut dan silinder) termasuk
kelompok proyeksi murni yang penggunaan dalam kehidupan sehari-hari sangat terbatas
karena dirasa sulit. Selanjutnya, proyeksi berdasarkan bidang ini mengalami modifikasi
hingga muncul proyeksi gubahan.
2. Proyeksi Modifikasi/Gubahan (Proyeksi Arbitrary)
Proyeksi ini lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh
melalui perhitungannya.
A. Proyeksi Bonne (Equal Area)
Proyeksi ini merupakan proyeksi yang baik untuk menggambarkan wilayah
Asia yang letaknya di sekitar khatulistiwa. Proyeksi ini menggambarkan sudut dan
jarak yang benar pada meridian tengah dan pada paralel standar, terdapat distorsi yang
cukup besar apabila menjauhi meridian tengah.
8. Proyeksi Boone pertama kali dihitung oleh Ringober Boone pada pertengahan
tahun 1700-an dan sesuai untuk memetakan negara-negara di lintang tengah seperti
Amerika Serikat. Keseluruhan garis paralel terbagi merata. Skalanya benar untuk
menggambarkan wilayah sepanjang meridian tengah.
B. Proyeksi Mollweide
Pada proyeksi ini, tiap bagian mempunyai ukuran yang sama luas hingga ke wilayah
pinggir proyeksi. Semakin mendekati kutub, ukuran berubah semakin kecil.
C. Proyeksi Sinusoidal
Proyeksi ini lebih dikenal oleh orang-orang di wilayah Amerika Selatan, Australia,
dan Afrika, karena sesuai untuk menggambar wilayah tersebut. Selain itu, proyeksi ini
dapat juga digunakan untuk menggambarkan daerah yang kecil di belahan Bumi mana
saja maupun daerah luas yang jauh dari khatulistiwa. Proyeksi ini menggambarkan
9. sudut dan jarak yang tepat untuk wilayah meridian tengah. Sedangkan untuk wilayah
khatulistiwa bisa digambarkan dengan luasan yang sesuai.
D. Proyeksi Mercator
Proyeksi ini melukiskan Bumi di bidang silinder yang sumbunya berimpit dengan
bola Bumi, kemudian seolah-olah silindernya dibuka menjadi bidang datar.
Hasil proyeksi ini layak digunakan untuk memetakan wilayah dekat ekuator. Akan
tetapi makin mendekati kutub, distorsi semakin besar. Selain karakteristik ini, masih ada ciri
lain yang dimiliki proyeksi ini, yaitu:
1. Kutub-kutub hampir tidak dapat dipetakan karena terletak di posisi tidak terhingga.
2. Interval jarak antarmeridian sama.
10. 3. Interval jarak antarparalel tidak sama, semakin mendekati kutub semakin lebar.
4. Menggunakan proyeksi ini, Bumi dibagi menjadi enam puluh zona. Tiap zona
mempunyai lebar 6属. Zona nomor 1 dimulai dari daerah yang dibatasi oleh meridian
180属B dan 174属B, dilanjutkan ke arah timur sampai dengan zona enam puluh.
E. Proyeksi Homolografik (Goode)
Proyeksi ini merupakan proyeksi perbaikan kesalahan pada proyeksi Mollweide.
Proyeksi Goode pertama kali dihitung oleh John Paul Goode (18621932) dari
Chicago. Semenjak itu mulai digunakan secara luas untuk peta global. Seperti pada
gambar, peta ini dipotong menjadi beberapa bagian untuk mengurangi penyimpangan
dan perentangan, terutama di wilayah samudra dan Antartika.
F. Proyeksi Gall
Ciri khas yang dimiliki proyeksi ini adalah bentuk yang berbeda pada wilayah lintang
yang mendekati kutub.
11. 3. Proyeksi Berdasarkan Sifat Asli yang Dipertahankan
Ditinjau dari klasifikasi ini, proyeksi dibagi menjadi tiga, yaitu:
A. Proyeksi Equivalent
Proyeksi ini mempertahankan luas daerah. Artinya luas daerah sebenarnya
sama dengan luas daerah pada peta setelah dikalikan skala.
B. Proyeksi Konform
Proyeksi ini mempertahankan sudut-sudut sesuai dengan kenampakan di
permukaan Bumi. Artinya skala yang dipertahankan adalah ketepatan sudut.
C. Proyeksi Equidistant
Proyeksi ini mempertahankan jarak sehingga jarak di atas muka Bumi sama
dengan jarak di atas peta apabila dikalikan skala.
4. Proyeksi Berdasarkan Kedudukan Sumbu Simetri
Berdasarkan pembagian ini, proyeksi dibedakan menjadi:
A. Proyeksi Normal
Pada proyeksi ini, sumbu simetri berimpit dengan sumbu Bumi.
B. Proyeksi Miring
Pada proyeksi ini, sumbu simetri membentuk sudut miring dengan sumbu
Bumi.
C. Proyeksi Transversal
Sumbu simetri pada proyeksi ini tegak lurus sumbu Bumi atau terletak pada
bidang ekuator (disebut juga proyeksi equatorial).
13. SISTEM KOORDINAT
Jika membicarakan proyeksi kita sering membicarakan Sistem Koordinat. Sistem
koordinat merupakan suatu parameter yang menunjukkan bagaimana suatu objek diletakkan
dalam koordinat. Ada tiga system koordinat yang digunakan pada pemetaan yakni :
1. Sistem Koordinat 1 Dimensi : satu sumbu koordinat
2. Sistem Koordinat 2 Dimensi.
3. Sistem Koordinat 3 Dimensi.
Kalau kita memperhatikan sebuah peta, kita akan melihat garis-garis membujur
(menurun) dan melintang (mendatar) yang akan membantu kita untuk menentukan posisi
suatu tempat di muka bumi.Garis-garis koordinat tersebut memiliki ukuran (dalam bentuk
angka) yang dibuat berdasarkan kesepakatan. Perpotongan antara garis bujur dan garis lintang
yang disebut dengan koordinat peta.
14. Sistem Koordinat merupakan kesepakatan tata cara menentukan posisi suatu tempat di muka
bumi ini. Dengan adanya sistem koordinat, masyarakat menjadi saling memehami posisi
masing- masing di permukaan bumi. Dengan sistem koordinat pula, pemetaan suatu wilayah
menjadi lebih mudah.
Saat ini terdapat dua sistem koordinat yang biasa digunakan di Indonesia, yaitu system
koordinat BUJUR- LINTANG dan sistem koordinat UTM (Universal
TransverseMercator). Tidak semua sistem koordinat cocok untuk dipakai di semua wilayah.
Sistem koordinat bujur-lintang tidak cocok digunakan di tempat-rempat yang berdekatan
dengan kutub sebab garis bujur akan menjadi terlalu pendek. Tetapi, kedua sistem koordinat
tersebut cocok digunakan di Indonesia.
Sistem koordinat bujur-lintang (atau dalam bahasa Inggris disebut Latitude-Longitude),
terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu :
1. Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub
selatan bumi, disebut juga garis lintang (Latitude).
2. Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis
bujur (Longitude).
Sistem Koordinat UTM (Universal Transverse Mercator)
Koordinat Universal Transverse Mercator atau biasa disebut dengan UTM, memang
tidak terlalu dikenal di Indonesia karena lebih sering menggunakan koordinat bujur-lintang.
Pembagian Zona Dalam Koordinat UTM
Seluruh wilayah yang ada di permukaan bumi dibagi menjadi 60 zona bujur. Zona 1 dimulai
dari lautan teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur Barat dan 180 Bujur Timur), menuju ke
timur dan berakhir di tempat berawalnya zona 1. Masing-masing zona bujur memiliki lebar 6
(derajat) atau sekitar 667 kilometer. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang
dengan panjang masing-masing zona adalah 8 (derajat) atau sekitar 890 km. Zona lintang
dimulai dari 80 LS - 72 LS diberi nama zona C dan berakhir pada zona X yang terletak pada
koordinat 72 LU - 84 LU. Huruf (I) dan (O) tidak dipergunakan dalam penamaan zona
lintang. Dengan demikian penamaan setiap zona UTM adalah koordinasi antara kode angka
(garis bujur) dan kode huruf (garis lintang). Sebagai contoh kabupaten Garut terletak pada
zona 47M dan 48M, Kabupaten Jember terletak di zona 49M.
15. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM
Berikut ini adalah beberapa kelebihan koordinat UTM :
Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6 .
Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama
untuk setiap zona di seluruh dunia.
Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/
1000m.
Setiap zona berukuran 6 bujur X 8 lintang (kecuali pada lintang 72 LU-84 LU
memiliki ukuran 6 bujur X 12 lintang).