Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik ibu hamil, meliputi definisi pemeriksaan fisik, tujuan pemeriksaan, alat dan komponen pemeriksaan, serta tahapan pemeriksaan selama kehamilan. Pemeriksaan fisik ibu hamil bertujuan untuk mengetahui kesehatan ibu dan janin, serta perubahan yang terjadi, dan dilakukan secara sistematis menggunakan berbagai alat dan tekn
Soal ujian tengah semester mata kuliah Etikolegal dalam praktek kebidanan terdiri dari 38 pertanyaan pilihan ganda yang mencakup berbagai aspek etika, hukum, dan kewajiban bidan dalam pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir terhadap ibu bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi pada tahun 2016. Dokumen ini menjelaskan latar belakang masalah, tujuan, tinjauan teori tentang bayi baru lahir, dan adaptasi fisiologis bayi setelah kelahiran.
Dokumen tersebut berisi pengkajian kebidanan terhadap ibu nifas normal bernama Ny. S umur 27 tahun yang baru melahirkan 6 jam sebelumnya. Ibu dalam keadaan baik dan menyusui bayinya dengan baik. Ibu juga sudah dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti mandi dan merawat bayi sendiri.
Ibu "S" melahirkan dengan SC pada hari ke-2 masa nifas. Ia mengeluh nyeri pada luka jahitan. Bidan melakukan observasi, memberi penjelasan tentang penyebab nyeri, mengajarkan teknik relaksasi, dan memberi diet seimbang. Setelah 2x24 jam, nyeri ibu berkurang dan kondisinya membaik sehingga dipulangkan dengan anjuran istirahat yang cukup dan kontrol selanjutnya.
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
1. Ibu M berusia 21 tahun sedang hamil 20 minggu dan keadaannya baik. 2. Ibu menerima penjelasan tentang keadaannya saat ini, nutrisi yang dibutuhkan, dan tanda-tanda bahaya selama kehamilan. 3. Ibu akan melakukan kontrol berikutnya minggu depan.
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan ulang antenatal care (ANC) yang bertujuan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin selama kehamilan. Ia menjelaskan tentang frekuensi kunjungan ANC berdasarkan trimester kehamilan, pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada setiap kunjungan seperti penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan fisik lainnya, serta pentingnya mer
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir meliputi pengukuran antropometri, pemeriksaan kepala, wajah, mata, hidung, mulut, telinga, leher, tangan, dada, abdomen, genetalia, anus, tungkai, spinal dan kulit untuk memastikan kondisi normal dan mendeteksi penyimpangan. Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati agar bayi tetap hangat dan nyaman.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Tanda tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilaniiesti
油
Tanda-tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan memberikan penjelasan tentang tanda-tanda kehamilan yang terbagi menjadi tanda pasti, presumtif, dan kemungkinan serta pemeriksaan diagnostik seperti tes HCG, USG, dan palpasi abdomen untuk menentukan kehamilan.
Dokumen tersebut berisi tentang kasus-kasus perempuan yang datang untuk meminta konsultasi kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang tepat untuk setiap kasus berdasarkan riwayat medis dan keadaan pasien. Kasus-kasus tersebut meliputi perempuan baru melahirkan, menyusui, pengguna kontrasepsi sebelumnya, riwayat tekanan darah tinggi, serta kasus suami yang meminta kontrasepsi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Secara garis besar dibahas tentang latar belakang angka kematian bayi dan ibu di Indonesia serta penyebab utama kematian bayi baru lahir yaitu asfiksia. Dokumen juga membahas tujuan penelitian untuk mengetahui asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir dengan asfiksia di BPS Desi Andriani.
Ada tiga adaptasi utama bayi baru lahir setelah kelahiran: (1) perubahan sirkulasi darah dari plasenta ke paru-paru, (2) pernapasan pertama dan berfungsinya paru-paru, (3) penyesuaian organ-organ tubuh untuk berfungsi di luar rahim.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan antenatal (ANC) yang berkualitas, meliputi kunjungan yang difokuskan pada kualitas oleh petugas kesehatan terampil, persiapan kelahiran dan kesiagaan menghadapi komplikasi, serta deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi kehamilan."
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT
BADAN BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MALIGANO
KECAMATAN MALIGANO KABUPATEN MUNA
PERIODE JULI 2016
Karya Tulis
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir meliputi pengukuran antropometri, pemeriksaan kepala, wajah, mata, hidung, mulut, telinga, leher, tangan, dada, abdomen, genetalia, anus, tungkai, spinal dan kulit untuk memastikan kondisi normal dan mendeteksi penyimpangan. Prosedurnya harus dilakukan dengan hati-hati agar bayi tetap hangat dan nyaman.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Tanda tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilaniiesti
油
Tanda-tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostik kehamilan memberikan penjelasan tentang tanda-tanda kehamilan yang terbagi menjadi tanda pasti, presumtif, dan kemungkinan serta pemeriksaan diagnostik seperti tes HCG, USG, dan palpasi abdomen untuk menentukan kehamilan.
Dokumen tersebut berisi tentang kasus-kasus perempuan yang datang untuk meminta konsultasi kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang tepat untuk setiap kasus berdasarkan riwayat medis dan keadaan pasien. Kasus-kasus tersebut meliputi perempuan baru melahirkan, menyusui, pengguna kontrasepsi sebelumnya, riwayat tekanan darah tinggi, serta kasus suami yang meminta kontrasepsi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Secara garis besar dibahas tentang latar belakang angka kematian bayi dan ibu di Indonesia serta penyebab utama kematian bayi baru lahir yaitu asfiksia. Dokumen juga membahas tujuan penelitian untuk mengetahui asuhan kebidanan komprehensif pada bayi baru lahir dengan asfiksia di BPS Desi Andriani.
Ada tiga adaptasi utama bayi baru lahir setelah kelahiran: (1) perubahan sirkulasi darah dari plasenta ke paru-paru, (2) pernapasan pertama dan berfungsinya paru-paru, (3) penyesuaian organ-organ tubuh untuk berfungsi di luar rahim.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan antenatal (ANC) yang berkualitas, meliputi kunjungan yang difokuskan pada kualitas oleh petugas kesehatan terampil, persiapan kelahiran dan kesiagaan menghadapi komplikasi, serta deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi kehamilan."
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir bertujuan untuk memastikan kondisi bayi normal dan mendeteksi penyimpangan. Pemeriksaan meliputi pengukuran antropometri, periksa kepala, mata, telinga, mulut, leher, tangan, dada, abdomen, genitalia, anus, kaki, dan kulit secara sistematis.
Dokumen tersebut merupakan satuan acara pembelajaran (SAP) mata kuliah Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk mahasiswa DIII Kebidanan. SAP ini membahas tentang pemeriksaan fisik ibu secara head to toe, meliputi tujuan pembelajaran, pokok bahasan, kegiatan belajar mengajar, evaluasi, dan referensi.
Pengkajian fisik bayi baru lahir meliputi penilaian keadaan umum, tanda-tanda vital, ukuran berat dan panjang badan, serta pemeriksaan bagian tubuh tertentu seperti kepala, telinga, mata, mulut, leher, dada, tangan, perut, alat kelamin, pinggul, kaki, punggung dan kulit untuk mengetahui kondisi fisik dan mendeteksi adanya kelainan.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fisik yang harus dilakukan bidan pada ibu hamil, meliputi persiapan alat dan bahan, persiapan ibu, langkah-langkah pemeriksaan umum, status present, obstetri, dan panggul luar. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas tentang auskultasi pada ibu hamil untuk memeriksa janin dan ibu. Auskultasi dilakukan dengan stetoskop atau doppler untuk mendengarkan detak jantung janin, menilai irama dan frekuensinya, serta mengetahui posisi janin. Auskultasi juga digunakan untuk mengetahui kondisi pernapasan ibu.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan perilaku kekerasan. Secara singkat, dibahas definisi perilaku kekerasan, faktor-faktor yang mempengaruhinya, gejala klinis, peran perawat dalam pencegahan dan penanganannya serta evaluasi dan manajemen krisis.
Dokumen tersebut berisi standar-standar keselamatan pasien yang meliputi identifikasi pasien yang benar, komunikasi antar tenaga medis, penggunaan obat-obat berbahaya, proses verifikasi sebelum tindakan medis, hygiene tangan, dan pencegahan jatuh pasien. Standar-standar tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien selama perawatan di rumah sakit.
RAPAT KOORDINASI DAN EVALUASI PENANGGULANGAN RABIES DI PROVINSI BALI 11 Juni ...Wahid Husein
油
Strategi penanggulangan rabies secara terintegrasi
Peraturan mengenai pengendalian rabies
Pengendalian rabies pada saat Pandemi COVID19
Kasus rabies pada hewan
Hasil vaksinasi rabies
Kendala yang dihadapi
#TANGKI4D PLATFOM TRANDING MASA KINI KARNA TINGKAT KEMENANGAN YANG SANGAT TINGGITANGKI4D
油
Bagi kalian yang ingin mendapatkan kemenangan situs slot bonus kami merupakan saran terbaik buat kalian, hanya mengunakan modal rendah & penyedia bonus terbaik sepanjang masa
follow semua dan claim bonus dari kami #Tangki4dexclusive #tangki4dlink #tangki4dvip #bandarsbobet #idpro2025 #stargamingasia #situsjitu #jppragmaticplay #scatternagahitam
1. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
JUDUL : PEMERIKSAAN FISIK BAYI
Pengertian Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai selama
wawancara, terutama dengan menggunakan inspeksi atau
observasi. Selama pemeriksaan yang lebih formal, alat-alat untuk
percusi, palpasi dan auskultasi ditambahkan untuk memantapkan
dan menyaring pengkajian sistem tubuh. Seperti pada riwayat
kesehatan, obyektif dari pengkajian fisik adalah untuk
merumuskan diagnosa keperawatan dan mengevaluasi keefektifan
intervensi terapeutik (Wong, 2003)
Tujuan 1. Untuk mengetahui status kesehatan bayi
2. Untuk menentukan keadaan fisik bayi dalam keadaan normal
atau abnormal
3. Untuk mendeteksi segera kelaninan dan dapat menjelaskan pada
keluarga
Indikasi Bayi usia >28 hari sampai dengan 1 tahun
Kontraindikasi Bayi memiliki resiko
Persiapan Ibu dan
Perawat
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
2. Mengkaji riwayat ibu dan bayi
3. Melengkapi riwayat medis.
- Mendokumentasikan data pada saat masuk: nama, tanggal lahir
- Mendokumentasikan riwayat persalinan
- Mendokumentasikan riwayat pasca kelahiran.
Persiapan Lingkungan 1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan pencahayaan cukup
2. Suhu ruangan yang baik (sesuai dengan NTE, atau tidak memicu
hipotermi)
Prosedur 1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan
3. Beri penerangan
4. Buka bedong bayi baju bayi dan popok bayi
5. Pemeriksaan kesadaran : Komposmetis, Apatis,
Somnolen, Sopor, Koma, Delirium.
6. Mengukur tanda-tanda vital
Suhu : Kulit terasa hangat saat disentuh
Frekuensi denyut jantung
RR
7. Mengukur antropometri
Menimbang berat badan bayi
Mengukur panjang badan bayi
Mengukur lingkar kepala bayi
Mengukur lingkar dada bayi
Mengukur lingkar abdomen bayi (di umbilikus)
Mengukur lingkar lengan atas bayi
8. Pemeriksaan fisik sistematis
a. Pemeriksaan kepala
Inspeksi : bentuk kepala, kebersihan kulit kepala,
2. rambut, warna rambut,
Palpasi fontanela : ubun-ubun, sutura, benjolan, luka
b. Pemeriksaan mata
Inspeksi : kebersihan mata, kesimetrisan kedua mata,
warna skera, warna konjuntiva
Kaji reflek kornea : dekatkan suatu objek ke kornea,
maka mata akan berkedip
Kaji reflek cahaya : jika diberi cahaya, pupul akan
berkontriksi
c. Pemeriksaan telinga
Inspeksi : kebersihan kedua lubang telinga, kondisi
membran timpani, simetris kedua telinga dan
kesejajaran antara daun telinga dengan kantus
lateral mata
Kaji reflek startle : Jika didengarkan bunyi keras
dengan kerincingan bayi, lengan abduksi secara
tiba-tiba
d. Pemeriksaan hidung
Inspeksi : kebersihan, kesimetrisan letak lubang
hidung, adanya septum nasal, adanya keluaran
sekret
Kaji hembusan nafas dengan punggung tangan atau
dengan gerakan kapas
Kaji reflek glabelar : dengan mengetuk pangkal
hidung dengan cepat maka mata akan berespon
dengan menutup dan rapat dengan cepat
Cairan, edema, nafas
e. Pemeriksaan mulut dan tenggorokan
Inspeksi : kebersihan mulut, keutuhan bibir, kelainan
bibir
Kaji rooting reflek : sentuh pipi sepanjang sisi mulut,
bayi akan merespon dengan cara kepala akan
mengikuti arah stimulasi
Kaji sucking reflek : Sentuh bibir bayi, bayi akan
berespon dengan cara menghisap kuat
Kaji gag reflek : Stimulasi pada posterior faring
dengan tube maka bayi akan muntah
Kaji extrusion reflek : Sentuh lidah dengan jari maka
bayi akan mendorong lidah keluar
f. Pemeriksaan leher
Palpasi : apakah ada pembesaran kelenjar limfe
Kaji tonic neck reflek : Arahkan kepala bayi
menengok ke arah salah satu sisi sedangkan
tangan dan sisi kaki lainnya fleksi
Kaji reflek rithing reflek : Saat bayi miring ke
salah satu sisi, sisi yang lain ikut miring ke sisi
tersebut
3. g. Pemeriksaan dada (paru-paru)
Pengembangan paru : simetris atau tidak
Kaji suara nafas : vesikuler
Kaji pergerakan dinding dada : Simetris/tidak dengan
cara letakkan kedua telapak tangan mendatar pada
bagian dada dengan meletakkan kedua ibu jari
berada pada garis tengah sepanjang pinggir iga
bagian bawah paru
Perkusi paru : setiap sisi dada diperkusi dengan
urutan yang sesuai untuk membandingkan
bunyinya
Sirkulasi : CRT normal < 3 detik dengan cara
menekan telapak tangan atau telapak kaki
h. Pemeriksaan abdomen dan sistem pencernaan
Observasi dinding dan bentuk abdomen : tampak
cekung (skapoid), lesi atau bekas luka
Auskultasi : ada atau tidak peristaltik usus (normal
jika suara seperti berkumur)
Perkusi : apakah terdapat asites, perkusi dimulai dari
area epigastrium menuju area abdomen bawah,
suara normal yang terdengar adalah timfani
Kaji turgor kulit bayi dengan cara mencubit abdomen
bayi
i. Pemeriksaan genitalia
Inspeksi kebersihan genitalia
Jika laki-laki : kaji apakah testis sudah turun, kaji
letak uretra apakah di ujung penis atau belum
(hipospadia/epispadia)
Jika perempuan : inspeksi adakah lesi, klitoris
dapat tertutup sedikit oelh preputium
Kaji letak meatus uretra pada bagian posterior
klitoris
Kaji letak orifisium vagina pada bagian posterior
meatus uretra
j. Pemeriksaan tulang belakang
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi
terhadap adanya kelainan tulang belakang seperti
lordosis, kifosis, skoliosis, kelemahan serta perasaan
nyeri tulang belakang
k. Pemeriksaan anus
Kaji apakah memiliki lubang anus atau tidak, kaji
dengan memasukkan thermometer rekatl pada anus
bayi, kaji reflek spingter ani
l. Pemeriksaan Eksteremitas
Inspeksi : Kebersihan kuku dan jari, simetris kanankiri,
jumlah kuku dan jari
4. Kaji reflek grasp (mengenggam) : apabila telapak
tangan (palmar) atau telapak kaki (plantar) bayi
disentuh maka bayi akan memberikan reaksi fleksi
atau mengenggam
Kaji reflek babinski : berikan tekanan kuat tapi
perlahan dari ibu jari yang dimulai dari tumit
menyusuri bagian lateral telapak kaki bayi
memutar menuju arah ibu jari, respon bayi
dorsofleksi ibu jari dan mengembangkan ibu jari
dan jari-jari lainnya seperti kipas.
Kaji reflek merangkak : jika bayi ditengkurapkan
maka bayi akan maju secara perlahan seperti
merangkak. Reflek ini sampai usia <6 minggu
Kaji reflek gallant : jika bagian sisi punggung
sepanjang spina disentuh maka pinggul bayi
bergerak kea rah sisi yang disentuh. Reflek ini
menetap sampai usia <4 minggu
Kaji reflek moro : kaji dengan mengagetkan bayi
maka bayi akan memberikan respon berupa
eksteremitas ekstensi dan abduksi dengan cepat,
kadang disertai menanggis.
Kaji reflek stepping : Jika tumit bayi disentuhkan
pada bagian yang rata, bayi akan terstimulasi untuk
berjalan dengan menempatkan satu kakinya di
depan kaki yang lain.
9. Pasang baju bayi, popok bayi dan bedong bayi
10. Evaluasi respon bayi dan keluarga
11. Bereskan alat
12. Cuci tangan
13. Mendokmentasikan hasil pemeriksaan
14. Interpretasikan hasil pemeriksaan dan rencanakan
tindakan selanjutnya
5. A. SOP Pemeriksaan fisik pada balita
JURUSAN
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS
SUMATERA
BARAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN FISIK PADA BALITA
( PHYSICAL ASSESMENT)
Pengertian Melakukan pemeriksaan pada klien dengan teknik cephalocaudal
melalui inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.
Tujuan Untuk menilai status kesehatan klien, mengidentifikasi faktor resiko
kesehatan dan tindakan pencegahan, mengidentifikasi pemeriksaan
penunjang yang perlu dilakukan, mengevaluasi
terhadap perawatan dan pengobatan pada klien.
Persiapan Alat :
Status klien
Dracing car beralas/baki beralas yang berisialat2:tensimeter,
termometer, stetoskop, jam tangan, Botol 3buah berisi cairan
(air bersih, desinfektant, air sabun ),kertas tissue, lampu senter,
otoskop, opthalmoskop (kalauperlu), meteran, refleks
hammer, garputala (kalau perlu),spekulum
hidung, spatel lidah, kaca laring, sarungtangan, bengkok,
6. kassa steril, timbangan berat badan,bahan aromatik, alat
tulis
Klien dan lingkungan:
Posisi kien
Sampiran
Pengosongan rektum dan kandung kemih (kalau perlu)
Prosedur Kerja 1. Jelaskan tujuan pemeriksaan kepada klien
2. Catat nama klien dan tanggal pemeriksaan
3. Cuci tangan
4. Lakukan pemeriksaan keadaan umum / penampilan umum
klien
5. Lakukan pemeriksaan tanda vital
a) Suhu tubuh
b) Denyut nadi
c) Pernafasan
d) Tekanan darah
6. Lakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan jika
memungkinkan
7. Lakukan pemeriksaan kepala dan leher:
a. Kepala:
Amati bentuk kepala, keadaan kulit kepala,
keadaanrambut dan wajah
Raba ubun-ubun (bila umur < 2 tahun) dan
adanya benjolan
b. Mata:
Amati kelengkapan dan kesimetrisan mata,
pupil, kornea, konjungtiva, sklera
Amati dan palpasi kelopak mata/palpebra
Lakukan test ketajaman penglihatan dengan
kartu snellen(jika perlu)
Ukur tekanan bola mata dengan tonometer
(jika perlu)
Lakukan test luas lapang pandang (jika perlu)
c. Hidung:
Amati posisi septum nasi
Amati lubang hidung spt kelembaban, mukosa,
sekret dan adanya polip, kalau perlu gunakan
spekulum
Amati adanya pernafasan cuping hidung
d. Telinga:
Amati dan raba bentuk telinga, ukuran telinga
dan ketegangan daun telinga
Amati lubang telinga : adanya serumen, benda
asing,membran timpani
Raba pembesaran kelenjar limfe di depan
telinga, belakang telinga
7. Kalau perlu lakukan test pendengaran dengan
memakai garpu tala
e. Mulut dan Faring:
Amati keadaan bibir
Amati warna bibir
Amati keadaan gusi dan gigi
Amati keadaan lidah
Lakukan pemeriksaan rongga mulut (kalau
perlu menggunakan spatel lidah)
f. Leher:
Amati dan raba posisi trakea
Amati dan raba pembesaran kelenjar tiroid
Amati dan raba bendungan vena jugularis
Raba nadi karotis
Raba pembesaran kelenjar limfe di leher, supra
klavikula
8. Lakukan pemeriksaan kulit/integumen dan kuku
a) Amati kebersihan kulit dan adanya kelainan
b) Amati warna kulit
c) Raba kehangatan kulit, kelembaban, tekstur dan turgor
d) Amati bentuk dan warna kukue
e) Amati warna telapak tangan
f) Cek CRT ( Capillary refill time )
9. Lakukan pemeriksaan ketiak dan payudara (kalau perlu)
a. Amati ukuran, bentuk dan posisi, adanya
perubahanwarna, pembengkakan dan luka
b. Raba adanya benjolan, nyeri tekan dan sekret
c. Raba pembesaran kelenjar limfe di ketiak
10. Lakukan pemeriksaan thorak bagian depan:
a. Inspeksi bentuk dada, kesimetrisan pergerakan
dada,adanya retraksi interkosta
b. Palpasi kesimetrisan pergerakan dada
c. Palpasi taktil fremitus
d. Palpasi ictus cordis pada area intercosta ke-5 mid
klavikula kiri
e. Lakukan perkusi dada
f. Auskultasi suara nafas : trakeal, brinkhial,bronkovesikuler
dan vesikuler
g. Auskultasi suara nafas tambahan : ronkhi, wheezing, rales,
pleural friction rub
h. Auskultasi bunyi jantung I dan II serta bunyi jantung
tambahan (kalau ada)
i. Auskultasi bising jantung/murmur
11. Lakukan pemeriksaan thorak bagian belakang:
a. Inspeksi bentuk dada, kesimetrisan pergerakan
8. dada,adanya retraksi interkosta
b. Palpasi kesimetrisan pergerakan dada
c. Palpasi taktil fremitus
d. Lakukan perkusi dada
e. Auskultasi suara nafas : trakeal, brinkhial,
bronkovesikuler dan vesikuler
f. Auskultasi suara nafas tambahan : ronkhi, wheezing, rales,
pleural friction rub
12. Lakukan pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi bentuk, adanya massa dan pelebaran
pembuluhcdarah pada abdpmen
b. Auskultasi bising usus
c. Perkusi bunyi abdomen, cek adanya ascites
d. Palpasi nyeri, adanya benjolan, turgor
e. Palpasi hepar
f. Palpasi lieng.
g. Palpasi titik Mc,. Burneyh.
h. Palpasi adanya retensio urinei.
i. Palpasi massa feses
13. Lakukan pemeriksaan genetalia dan daerah sekitarnya (bila
perlu)
a. Genetalia pria:
Amati kebersihan rambut pubis, kulit sekitar
pubis,kelainan kulit penis dan skrotum, lubang
uretra
Raba adanya benjolan atau kelainan pada penis,
skrotumdan testis
b. Genetalia wanita:
Amati rambut pubis, kulit sekitar pubis, bagian
dalam labio mayora dan labio minora, klitoris,
lubang uretra danperdaraha
Raba daerah inguinal
c. Anus
Amati adanya lubang anus (pada bayi baru lahir),
kelainan pada anus, perineum, benjolan,
pembengkakan
Raba adanya nyeri
14. Lakukan pemeriksaan muskuloskeletal (ekstremitas)
a. Inspeksi kesimetrisan otot
b. Inspeksi struktur dan bentuk tulang leher, tulang belakang,
ekstremitas atas dan bawah untuk mengetahui adanya
lordosis, khyposis dan skoliosis
c. Amati ROM dan gaya berjalan
d. Palpasi adanya oedem
e. Uji kekuatan otot
f. Amati adanya kelainan pada ekstremitas
9. 15. Lakukan pemeriksaan neurologi
a. Lakukan pemeriksaan tingkat kesadaran dengan GCS(
Glasgow Coma Scale)
b. Periksa tanda rangsangan meningeal/otak : adanyasakit
kepala, kaku kuduk, muntah, kejang, penurunan kesadaran
dan febris
c. Periksa fungsi motorik : ukuran otot, gerakan yang tidak
disadari
d. Periksa fungsi sensorik :
Anjurkan klien menutup mata, usapkan kapas pada
wajah, lengan dan tungkai. Tanyakan respon klien
Anjurkan klien menutup mata, sentuhkan penitiatau
benda tajam yang lain pada kulit. Anjurkanklien
mengatakan tajam, tumpul atau tidak tahu.
Anjurkan klien menutup mata, sentuhkantabung
berisi air hangat dan dingin. Anjurkan klien
mengatakan panas,dingin atau tidak tahu
e. Periksa saraf kranialis :
Nervus Olfaktorius : Anjurkan klien menutup mata
dananjurkan klien mengidentifikasi bau yang
diberikan
Nervus Optikus : Gunakan Snellen chart padajarak
5 meter dan periksa lapang pandang klien dengan
menyalakan sebuah benda yang bersinar dari
samping belakang ke depan
Nervus Oculomotorius : Tatap mata klien dan
anjurkan klien untuk menggerakkan mata dari
dalam ke luar dan dengan menggunakan lampu
senter uji reaksi pupil dengan memberirangsangan
sinar ke dalamnya.
Nervus Trochlearis : Anjurkan klien melihat ke
bawah dan kesamping dengan menggerakkan
tangan pemeriksa.
Nervus Trigeminus :
Cabang dari optalmikus : Anjurkan klien
melihat ke atas, dengan menggunakan
kapas sentuhkan pada korneas amping
untuk melihat refleks kornea. Untuk sensas
ikulit wajah, usapkan kapas pada dahi dan
paranasalis klien
Cabang dari maksilaris : Sentuhkan kapas
pada wajah klien dan uji kepekaan lidah dan
gusi
Cabang dari mandibularis : Anjurkan klien
untuk menggerakkan atau
10. mengatupkan rahangnya dan memegang
giginya. Untuk sensasi kulit wajah,
sentuhkan kapas pada kulit wajah
Nervus Abdusen : Anjurkan klien melirik ke
samping kiri kanan dengan bantuan tangan
pemeriksa
Nervus Facialis: Anjurkan klien tersenyum,
mengangkat alis, mengerutkan dahi. Dengan
menggunakan garam dan gula, uji rasa 2/3 lidah
depan klien.
Nervus Auditori : Gunakan garputala untuk
menguji pendengaran klien
Nervus Glossopharingeal : Anjurkan klien
berkataah untuk melihat refleks, anjurkan klien
untuk menggerakkan lidah dari sisi atas ke
bawah secara berulang-ulang
Nervus Vagus : Anjurkan klien berkata ah ,
observasi gerakan palatum dan faring, perhatikan
kerasnya suara
Nervus Ascesorius : Anjurkan klien utuk
menggeleng dan menoleh ke kiri, kanan dan
anjurkan klien mengangkat salah satu bahunya
keatas dengan memberi tekanan pada bahu
tersebut,
Amati kekuatannya
Nervus Hipoglosal : Anjurkan klien untuk
menjulurkan dan menonjolkan lidah pada garis
tengah kemudian dari sisi ke sisi
16. Lakukan pemeriksaan reflek fisiologis :
a. Reflek Biseps : Posisikan lengan klien dalam
fleksipronasin pegang siku dan lakukan perkusi pada
insertio muskulus biseps brachi. Perhatikan reaksi/gerakan
yang terjadi
b. Reflek Triseps : Fleksikan lengan klien pada siku dan
letakkan tangan klien pada lengan bawah pemeriksa.
Lakukan perkusi pada insertio muskulus triseps brachi.
Perhatikan reaksi/gerakan yang terjadi.
c. Reflek Patella : Atur tungkai klien semifleksi dan terayun.
Lakukan perkusi pada tendo patella. Perhatikan
reaksi/gerakan yang terjadi.
d. Reflek Brachiradialis : Letakkan lengan bawah klien
pada abdomen atau samping lengan klien dengan rileks.
Lakukan perkusi pada radius 2-5cm dari pergelangan.
Perhatikan reaksi/gerakan yang terjadi.
e. Reflek Pektoralis : Atur lengan klien semi abduksi.
Lakukan perkusi pada lipatan tendon anterior aksila.
11. f. Reflek fleksor jari-jari: Pegang pergelangan tangan klien,
anjurkan rileks. Letakkan jari pemeriksa di atas jari klien.
Lakukan perkusi di atas jari pemeriksa. Perhatikan
reaksi/gerakan yang terjadi.
g. Reflek Achiles : Tumit dalam keadaan rileks dan kaki lurus.
Lakukan perkusi pada tendon achiles. Perhatikan
reaksi/gerakan yang terjadi.
17. Lakukan pemeriksaan refleks patologis:
a. Reflek Babinski : Lakukan penggoresan pada telapak
kaki dengan menggunakan benda tumpul. Daribelakang
menyusuri bagian lateral dan menyeberang ke medial
menuju ibu jari kaki. Perhatikan reaksi/gerakan yang
terjadi.
b. Reflek Chaddock: Lakukan penggoresan dengan
menggunakan benda tumpul pada tepi kaki mulai
dari maleolus lateralis menuju kelingking. Perhatikan
reaksi/gerakan yang terjadi.
c. Reflek Schaeffer: Lakukan penekanan pada tendon
achiles. Perhatikan reaksi/gerakan yang terjadi
d. Reflek Gordon: Lakukan penekanan pada muskulus
gastroknemius. Perhatikan reaksi/gerakan yang terjadi.
e. Reflek Bing : Lakukan penggoresan secara berulang-
ulang pada bagian lateral/sisi luar kaki.
Perhatikan reaksi/gerakan yang terjadi
f. Reflek Gonda : Tariklah jari-jari kaki dengan cepat dan
hati-hati mulai dari kelingking. Perhatikan reaksi
yang terjadi pada ibu jari kaki
18. Rapikan klien
19. Bersihkan alat dan rapihkan kembali tempat pemeriksaan
20. Cuci tangan
21. Catat hasil pemeriksaan