Bab 5 membahas stoikiometri atau perhitungan kimia yang meliputi tata nama senyawa, hukum-hukum dasar kimia, persamaan reaksi, konsep mol, dan stoikiometri reaksi."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas hukum-hukum kimia dasar seperti hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, dan hukum kelipatan perbandingan serta penjelasan tentang teori atom Dalton. Dokumen tersebut juga menjelaskan konsep mol, massa atom relatif, dan rumus senyawa.
Dokumen tersebut membahas konsep mol, massa molar, volume molar gas pada keadaan standar, dan hubungan antara jumlah mol dengan koefisien reaksi kimia."
Dokumen ini membahas tentang tata nama dan persamaan reaksi senyawa kimia, meliputi senyawa biner, ion, terner, dan organik. Juga menjelaskan cara menulis persamaan reaksi kimia dan menyetarakannya.
Dokumen ini membahas konsep stoikiometri dan persamaan reaksi kimia, termasuk hukum kekekalan massa yang menyatakan jumlah massa sebelum dan sesudah reaksi harus sama. Selain itu, dijelaskan cara menentukan reaksi dan perhitungan kimia terkait konsentrasi larutan serta pereaksi pembatas dalam reaksi. Contoh-contoh diberikan untuk mengilustrasikan konsep-konsep tersebut.
The document discusses the basic laws of chemistry including:
1. Law of conservation of mass (Lavoisier's law) which states that in a closed system, the mass of substances before and after a reaction is the same.
2. Law of definite proportions (Proust's law) which states that the ratios of the masses of elements in a compound are always the same.
3. Law of multiple proportions (Dalton's law) which describes the ratios of the masses of one element that combine with a fixed mass of another element form whole number ratios.
4. Gay-Lussac's law of gaseous volumes which states that gases react in volumes that are whole number ratios of their coefficients in
Dokumen ini membahas rumus kimia dan tatanama senyawa kimia, termasuk pengklasifikasian senyawa menjadi anorganik dan organik. Tata nama diatur oleh IUPAC untuk memastikan konsistensi di seluruh dunia, dengan berbagai aturan untuk penamaan senyawa berdasarkan kompleksitasnya. Terdapat juga penjelasan mengenai rumus empiris, rumus molekul, dan penamaan senyawa biner, serta struktur asam, basa, dan garam.
1. Dokumen ini membahas hukum-hukum dasar kimia dan konsep mol yang digunakan dalam perhitungan kimia.
2. Juga dijelaskan tentang massa atom relatif, massa molekul relatif, dan contoh soal stoikiometri.
3. Hukum-hukum dasar kimia yang disebutkan adalah hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap.
Dokumen ini menjelaskan hukum-hukum kimia yang terkait dengan stoikiometri, termasuk hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, serta rumus empiris dan molekul senyawa. Meliputi konsep mol, volume molar, dan kemolaran larutan, serta contoh perhitungan terkait jumlah mol dan pereaksi pembatas. Selain itu, terdapat diagram alir dan peta konsep untuk membantu pemahaman tentang reaksi dan komposisi senyawa kimia.
Dokumen ini menjelaskan tentang kimia hijau, sebuah pendekatan yang bertujuan mengurangi atau menghilangkan bahan kimia berbahaya melalui desain produk dan proses yang lebih ramah lingkungan. Prinsip-prinsip kimia hijau meliputi pencegahan polusi, penggunaan bahan baku terbarukan, dan efisiensi energi. Di Indonesia, pemerintah telah menerapkan program proper untuk mendorong perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dengan prospek yang menjanjikan pada pengembangan biodiesel sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Persamaan reaksi kimia memberikan informasi identitas dan kuantitas zat yang terlibat dalam perubahan kimia. Rumus kimia menunjukkan jumlah atom setiap unsur dengan indeks dan koefisien reaksi. Persamaan reaksi dinyatakan setara jika jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi sama.
Dokumen ini menjelaskan tentang konsep reduksi dan oksidasi, termasuk pengertian, contoh dalam kehidupan sehari-hari, dan bilangan oksidasi unsur-unsur. Selain itu, dijelaskan juga mengenai penyetaraan reaksi redoks dan penerapannya dalam elektrokimia, termasuk sel volta dan hukum Faraday. Terdapat juga beberapa contoh soal untuk menentukan bilangan oksidasi dan menghitung massa zat yang terlibat dalam elektrolisis.
Dokumen ini membahas tentang laju reaksi kimia di kelas XI, mencakup pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Materi mencakup metode eksperimen, teori tumbukan, konsep kemolaran, dan persamaan laju reaksi. Selain itu, faktor-faktor seperti konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan penggunaan katalis dijelaskan untuk menggambarkan pengaruhnya terhadap laju reaksi.
Dokumen ini membahas perkembangan tabel periodik unsur dari triade Dobereiner hingga sistem modern Moseley, dengan fokus pada pengelompokan unsur berdasarkan sifat dan nomor atom. Siswa diharapkan dapat memahami struktur dan sifat-sifat periodik unsur, serta menganalisis data keperiodikan dari tabel periodik. Evaluasi dan latihan soal disertakan untuk menguji pemahaman siswa tentang materi tersebut.
Dokumen ini membahas mengenai kimia sebagai ilmu pengetahuan abad 21 dan aplikasinya dalam kesehatan, pengobatan, serta energi. Terdapat penjelasan mengenai konsep dasar kimia, termasuk materi, zat, campuran, unsur, senyawa, perubahan fisika dan kimia, serta notasi ilmiah. Selain itu, juga dijelaskan tentang pentingnya metode ilmiah dalam penelitian dan pengukuran yang akurat.
1. Tata nama senyawa kompleks netral dan ionik memberikan informasi tentang atom pusat, jenis dan jumlah ligan, serta bilangan oksidasi atom pusat.
2. Nama senyawa kompleks netral ditulis dalam satu kata dengan menyebut atom pusat dan ligan secara berurutan.
3. Untuk senyawa kompleks ionik, ion ligan ditulis terlebih dahulu diikuti atom pusat beserta bilangan oksidasinya.
Reaksi redoks merupakan gabungan dari dua reaksi, yaitu reaksi oksidasi dan reduksi. Reaksi redoks berdasarkan perpindahan elektron di mana oksidasi melibatkan pelepasan elektron dan reduksi melibatkan pengikatan elektron.
Dokumen ini membahas tentang stoikiometri yang mencakup konsep mol, hubungan mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume gas, serta penentuan rumus kimia. Konsep mol dijelaskan sebagai satuan jumlah yang terkait dengan Avogadro, massa molar, dan perhitungan terkait gas. Selain itu, dokumen mencakup soal-soal latihan yang mendemonstrasikan penerapan konsep-konsep tersebut dalam perhitungan kimia.
Dokumen ini menjelaskan tentang kesetimbangan kimia, termasuk pengertian reaksi irreversible dan reversible, hukum kesetimbangan dari Guldberg dan Waage, serta rumus untuk menghitung tetapan kesetimbangan. Terdapat juga penjelasan mengenai kesetimbangan heterogen dan contoh-contoh dari reaksi dalam sistem homogen dan heterogen. Selain itu, dijelaskan pula tentang kuosien reaksi dan bagaimana menduga arah reaksi berdasarkan nilai kuosien tersebut.
Dokumen ini membahas tata nama senyawa kimia, termasuk senyawa biner kovalen, biner ionik, dan poliatom. Aturan penamaan meliputi penggunaan bahasa Yunani untuk jumlah atom, penamaan kation dan anion, serta penulisan bilangan oksidasi dalam angka Romawi untuk logam dengan lebih dari satu bilangan oksidasi. Contoh-contoh disertakan untuk menjelaskan penamaan yang benar dari berbagai jenis senyawa.
Dokumen ini menjelaskan tentang turunan asam karboksilat, termasuk definisi, karakteristik reaktivitas, serta metode pembuatan dan tatanama untuk halida asam, anhidrida, ester, amida, dan nitril. Setiap jenis turunan memiliki mekanisme reaksi dan kegunaan masing-masing dalam sintesis senyawa organik. Selain itu, reaktivitas turunan asam karboksilat dipengaruhi oleh faktor sterik dan elektronik.
1. The document discusses six basic laws of chemistry:
2. The law of mass conservation states that mass is conserved in chemical reactions.
3. The law of definite proportions states that the ratios of elements in compounds are always the same.
4. Dalton's law of multiple proportions states that if two elements can form more than one compound, the ratios of one element that combines with a fixed amount of another element will be small whole numbers.
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Olika Adzalia
油
Senyawa kompleks terdiri atas atom pusat yang dikelilingi ligan. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Titrasi kompleksometri memanfaatkan reaksi antara ligan dengan ion logam untuk menentukan kadar unsur tertentu. Indikator yang digunakan adalah indikator logam.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik hidrokarbon. Ia menjelaskan jenis-jenis hidrokarbon seperti alkana, alkena, dan alkuna beserta sifat dan tata namanya. Dokumen juga membahas konsep isomer dalam senyawa organik.
Dokumen ini membahas teori asam-basa dalam ilmu kimia, mencakup teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis, serta sifat larutan asam dan basa. Selain itu, dokumen menjelaskan cara menghitung pH larutan dan perbedaan antara asam kuat dan lemah, serta basa kuat dan lemah. Indikator serta penggunaan pH-meter juga dibahas untuk menentukan tingkat keasaman atau kebasaan larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
1. Ikatan kimia merupakan ikatan antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa menjadi stabil
2. Terdapat berbagai jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan logam, dan ikatan kovalen koordinasi
3. Ikatan ion terbentuk antara ion positif dan negatif, ikatan kovalen dari berbagi elektron, ikatan logam dari elektron bebas, ikatan kovalen koordinasi dari elektron yang berasal
Dokumen ini membahas tentang perbedaan rumus empiris dan rumus molekul serta cara menentukan keduanya berdasarkan data. Contoh soal dan langkah-langkah perhitungan untuk mendapatkan rumus empiris dan molekul juga diberikan. Materi ini ditujukan untuk siswa dalam rangka pembelajaran kimia.
Dokumen ini menjelaskan tentang struktur ion kompleks yang terbentuk dari interaksi kation logam dengan ligan melalui ikatan kovalen koordinasi. Penjelasan mencakup cara penulisan rumus, bilangan koordinasi, dan penamaan senyawa kompleks, serta aplikasi praktis senyawa koordinasi dalam industri dan kesehatan. Beberapa contoh senyawa kompleks dan aturan tata nama juga disajikan secara jelas.
Bab 5 membahas stoikiometri, yang mencakup tata nama senyawa anorganik dan organik, hukum-hukum dasar kimia seperti hukum Lavoisier dan Dalton, persamaan reaksi kimia, hukum Gay-Lussac dan hipotesis Avogadro, konsep mol, dan stoikiometri reaksi kimia.
Dokumen ini membahas tentang stoikiometri, tata nama senyawa kimia, serta hukum-hukum dasar kimia. Terdapat penjelasan mengenai rumus senyawa, nama senyawa sederhana, persamaan reaksi, dan konsep mol. Selain itu, dokumen ini memberikan contoh rumus empiris, rumus molekul, dan cara menentukan pereaksi pembatas.
Dokumen ini menjelaskan tentang kimia hijau, sebuah pendekatan yang bertujuan mengurangi atau menghilangkan bahan kimia berbahaya melalui desain produk dan proses yang lebih ramah lingkungan. Prinsip-prinsip kimia hijau meliputi pencegahan polusi, penggunaan bahan baku terbarukan, dan efisiensi energi. Di Indonesia, pemerintah telah menerapkan program proper untuk mendorong perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup, dengan prospek yang menjanjikan pada pengembangan biodiesel sebagai bahan bakar ramah lingkungan.
Persamaan reaksi kimia memberikan informasi identitas dan kuantitas zat yang terlibat dalam perubahan kimia. Rumus kimia menunjukkan jumlah atom setiap unsur dengan indeks dan koefisien reaksi. Persamaan reaksi dinyatakan setara jika jumlah atom sebelum dan sesudah reaksi sama.
Dokumen ini menjelaskan tentang konsep reduksi dan oksidasi, termasuk pengertian, contoh dalam kehidupan sehari-hari, dan bilangan oksidasi unsur-unsur. Selain itu, dijelaskan juga mengenai penyetaraan reaksi redoks dan penerapannya dalam elektrokimia, termasuk sel volta dan hukum Faraday. Terdapat juga beberapa contoh soal untuk menentukan bilangan oksidasi dan menghitung massa zat yang terlibat dalam elektrolisis.
Dokumen ini membahas tentang laju reaksi kimia di kelas XI, mencakup pengertian, faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari dan industri. Materi mencakup metode eksperimen, teori tumbukan, konsep kemolaran, dan persamaan laju reaksi. Selain itu, faktor-faktor seperti konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan penggunaan katalis dijelaskan untuk menggambarkan pengaruhnya terhadap laju reaksi.
Dokumen ini membahas perkembangan tabel periodik unsur dari triade Dobereiner hingga sistem modern Moseley, dengan fokus pada pengelompokan unsur berdasarkan sifat dan nomor atom. Siswa diharapkan dapat memahami struktur dan sifat-sifat periodik unsur, serta menganalisis data keperiodikan dari tabel periodik. Evaluasi dan latihan soal disertakan untuk menguji pemahaman siswa tentang materi tersebut.
Dokumen ini membahas mengenai kimia sebagai ilmu pengetahuan abad 21 dan aplikasinya dalam kesehatan, pengobatan, serta energi. Terdapat penjelasan mengenai konsep dasar kimia, termasuk materi, zat, campuran, unsur, senyawa, perubahan fisika dan kimia, serta notasi ilmiah. Selain itu, juga dijelaskan tentang pentingnya metode ilmiah dalam penelitian dan pengukuran yang akurat.
1. Tata nama senyawa kompleks netral dan ionik memberikan informasi tentang atom pusat, jenis dan jumlah ligan, serta bilangan oksidasi atom pusat.
2. Nama senyawa kompleks netral ditulis dalam satu kata dengan menyebut atom pusat dan ligan secara berurutan.
3. Untuk senyawa kompleks ionik, ion ligan ditulis terlebih dahulu diikuti atom pusat beserta bilangan oksidasinya.
Reaksi redoks merupakan gabungan dari dua reaksi, yaitu reaksi oksidasi dan reduksi. Reaksi redoks berdasarkan perpindahan elektron di mana oksidasi melibatkan pelepasan elektron dan reduksi melibatkan pengikatan elektron.
Dokumen ini membahas tentang stoikiometri yang mencakup konsep mol, hubungan mol dengan jumlah partikel, massa, dan volume gas, serta penentuan rumus kimia. Konsep mol dijelaskan sebagai satuan jumlah yang terkait dengan Avogadro, massa molar, dan perhitungan terkait gas. Selain itu, dokumen mencakup soal-soal latihan yang mendemonstrasikan penerapan konsep-konsep tersebut dalam perhitungan kimia.
Dokumen ini menjelaskan tentang kesetimbangan kimia, termasuk pengertian reaksi irreversible dan reversible, hukum kesetimbangan dari Guldberg dan Waage, serta rumus untuk menghitung tetapan kesetimbangan. Terdapat juga penjelasan mengenai kesetimbangan heterogen dan contoh-contoh dari reaksi dalam sistem homogen dan heterogen. Selain itu, dijelaskan pula tentang kuosien reaksi dan bagaimana menduga arah reaksi berdasarkan nilai kuosien tersebut.
Dokumen ini membahas tata nama senyawa kimia, termasuk senyawa biner kovalen, biner ionik, dan poliatom. Aturan penamaan meliputi penggunaan bahasa Yunani untuk jumlah atom, penamaan kation dan anion, serta penulisan bilangan oksidasi dalam angka Romawi untuk logam dengan lebih dari satu bilangan oksidasi. Contoh-contoh disertakan untuk menjelaskan penamaan yang benar dari berbagai jenis senyawa.
Dokumen ini menjelaskan tentang turunan asam karboksilat, termasuk definisi, karakteristik reaktivitas, serta metode pembuatan dan tatanama untuk halida asam, anhidrida, ester, amida, dan nitril. Setiap jenis turunan memiliki mekanisme reaksi dan kegunaan masing-masing dalam sintesis senyawa organik. Selain itu, reaktivitas turunan asam karboksilat dipengaruhi oleh faktor sterik dan elektronik.
1. The document discusses six basic laws of chemistry:
2. The law of mass conservation states that mass is conserved in chemical reactions.
3. The law of definite proportions states that the ratios of elements in compounds are always the same.
4. Dalton's law of multiple proportions states that if two elements can form more than one compound, the ratios of one element that combines with a fixed amount of another element will be small whole numbers.
Kompleksometri teknik kimia universitas sriwijaya palembang, sumatera selatan...Olika Adzalia
油
Senyawa kompleks terdiri atas atom pusat yang dikelilingi ligan. Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Titrasi kompleksometri memanfaatkan reaksi antara ligan dengan ion logam untuk menentukan kadar unsur tertentu. Indikator yang digunakan adalah indikator logam.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organik hidrokarbon. Ia menjelaskan jenis-jenis hidrokarbon seperti alkana, alkena, dan alkuna beserta sifat dan tata namanya. Dokumen juga membahas konsep isomer dalam senyawa organik.
Dokumen ini membahas teori asam-basa dalam ilmu kimia, mencakup teori Arrhenius, Bronsted-Lowry, dan Lewis, serta sifat larutan asam dan basa. Selain itu, dokumen menjelaskan cara menghitung pH larutan dan perbedaan antara asam kuat dan lemah, serta basa kuat dan lemah. Indikator serta penggunaan pH-meter juga dibahas untuk menentukan tingkat keasaman atau kebasaan larutan.
Dokumen tersebut membahas tentang senyawa organohalogen dan reaksi-reaksinya. Secara singkat, dokumen tersebut membahas:
1. Jenis senyawa organohalogen dan sifat fisikanya
2. Reaksi substitusi dan eliminasi pada senyawa organohalogen
3. Mekanisme reaksi SN1 dan SN2
1. Ikatan kimia merupakan ikatan antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa menjadi stabil
2. Terdapat berbagai jenis ikatan kimia seperti ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan logam, dan ikatan kovalen koordinasi
3. Ikatan ion terbentuk antara ion positif dan negatif, ikatan kovalen dari berbagi elektron, ikatan logam dari elektron bebas, ikatan kovalen koordinasi dari elektron yang berasal
Dokumen ini membahas tentang perbedaan rumus empiris dan rumus molekul serta cara menentukan keduanya berdasarkan data. Contoh soal dan langkah-langkah perhitungan untuk mendapatkan rumus empiris dan molekul juga diberikan. Materi ini ditujukan untuk siswa dalam rangka pembelajaran kimia.
Dokumen ini menjelaskan tentang struktur ion kompleks yang terbentuk dari interaksi kation logam dengan ligan melalui ikatan kovalen koordinasi. Penjelasan mencakup cara penulisan rumus, bilangan koordinasi, dan penamaan senyawa kompleks, serta aplikasi praktis senyawa koordinasi dalam industri dan kesehatan. Beberapa contoh senyawa kompleks dan aturan tata nama juga disajikan secara jelas.
Bab 5 membahas stoikiometri, yang mencakup tata nama senyawa anorganik dan organik, hukum-hukum dasar kimia seperti hukum Lavoisier dan Dalton, persamaan reaksi kimia, hukum Gay-Lussac dan hipotesis Avogadro, konsep mol, dan stoikiometri reaksi kimia.
Dokumen ini membahas tentang stoikiometri, tata nama senyawa kimia, serta hukum-hukum dasar kimia. Terdapat penjelasan mengenai rumus senyawa, nama senyawa sederhana, persamaan reaksi, dan konsep mol. Selain itu, dokumen ini memberikan contoh rumus empiris, rumus molekul, dan cara menentukan pereaksi pembatas.
Dokumen ini membahas tata nama senyawa kimia, hukum dasar kimia, dan konsep stoikiometri, serta cara menuliskan persamaan reaksi. Berbagai jenis senyawa, termasuk senyawa kovalen dan ion, serta asam dan basa, dijelaskan dengan contoh rumus dan nama. Selain itu, hukum-hukum penting seperti hukum kekekalan massa dan hukum Avogadro juga dicakup dalam konteks reaksi gas dan rumus empiris.
Bab 5 membahas stoikiometri, yang mencakup tata nama senyawa anorganik dan organik, hukum-hukum dasar kimia seperti hukum Lavoisier dan Dalton, persamaan reaksi kimia, hukum Gay-Lussac dan hipotesis Avogadro, konsep mol, dan stoikiometri reaksi kimia.
Dokumen ini membahas tentang stoikiometri, termasuk tata nama senyawa, hukum dasar kimia, persamaan reaksi, dan konsep mol. Terdapat penjelasan mengenai senyawa kovalen dan ion, serta cara menyetarakan persamaan reaksi. Selain itu, dijelaskan juga tentang hukum-hukum yang terkait dengan reaksi gas dan penentuan rumus kimia, termasuk rumus empiris dan kadar unsur dalam senyawa.
Bab ini membahas tentang stoikiometri, termasuk tata nama senyawa sederhana dan ion, hukum-hukum dasar kimia seperti hukum kekekalan massa, hukum perbandingan tetap, serta hukum kelipatan berganda. Juga dijelaskan konsep mol, persamaan reaksi, dan cara menentukan rumus empiris dan molekul senyawa. Di akhir, dibahas tentang pereaksi pembatas dan rumus kimia hidrat.
Dokumen ini menjelaskan tata nama senyawa kimia, termasuk senyawa anorganik, ion, asam, dan organik, serta hukum-hukum dasar kimia seperti hukum Lavoisier dan hukum Proust. Selain itu, dokumen ini juga membahas konsep stoikiometri, hubungan mol dengan massa dan volume, serta cara menuliskan dan menyetarakan persamaan reaksi kimia. Contoh soal disertakan untuk memperjelas pemahaman tentang topik-topik tersebut.
Dokumen ini membahas konsep mol, hukum Gay Lussac, hipotesis Avogadro, serta perhitungan terkait jumlah molekul, volume gas, dan reaksi kimia. Terdapat berbagai latihan yang menjelaskan cara menghitung mol, massa, dan volume gas dengan menggunakan rumus kimia dan rumus hubungan antara rumus molekul dan empiris. Selain itu, dokumentasi juga menjelaskan tentang pereaksi pembatas dalam reaksi kimia dan cara menentukan kadar zat dalam senyawa.
Dokumen ini membahas tata nama senyawa kimia, hukum dasar kimia, persamaan reaksi, serta konsep mol dan stoikiometri. Termasuk di dalamnya adalah contoh senyawa ionik dan organik serta cara penyetaraan persamaan reaksi. Selain itu, dokumentasi ini juga menjelaskan tentang hukum kekekalan massa, perbandingan volume gas, dan rumus kimia hidrat.
Dokumen ini menjelaskan tentang stoikiometri, termasuk hukum dasar kimia, konsep mol, dan penulisan persamaan kimia. Stoikiometri digunakan untuk menghitung kuantitas reaktan dan produk dalam reaksi kimia, serta menjelaskan pentingnya mengatur persamaan reaksi agar sesuai dengan hukum kekekalan massa. Selain itu, terdapat penjelasan tentang reaktan pembatas dan cara menghitung massa senyawa berdasarkan rumus empiris dan molekul.
Mata Pelajaran Kimia Bab 6 Kelas 11 SMA semester Genapaderokhiman36
油
Dokumen ini membahas tata nama senyawa kimia, termasuk senyawa anorganik dan organik, serta hukum dasar kimia seperti hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Selain itu, dijelaskan juga mengenai stoikiometri, termasuk cara penulisan dan penyesuaian persamaan reaksi, serta konsep mol dan konsentrasi larutan. Topik-topik penting lainnya meliputi hubungan antara mol dengan massa dan volume, serta pengenalan tentang pereaksi pembatas dalam reaksi kimia.
Dokumen ini menjelaskan dasar-dasar stoikiometri dalam kimia, termasuk hukum Lavoisier tentang kekekalan massa, hukum Gay-Lussac tentang perbandingan volume gas, dan konsep mol serta perhitungan massa, jumlah partikel, dan konsentrasi. Selain itu, dokumen ini juga membahas rumus empiris dan rumus molekul, serta pentingnya penyetarakan persamaan reaksi dalam analisis kimia. Contoh-contoh konkret disertakan untuk menjelaskan penerapan hukum-hukum ini dalam reaksi kimia.
Dokumen tersebut membahas tentang stoikiometri, yang merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas zat dalam reaksi kimia. Dokumen ini juga membahas tentang hukum-hukum dasar kimia seperti hukum Lavoisier, Proust, Dalton, Gay-Lussac, dan hipotesis Avogadro. Selain itu, dibahas pula tentang konsep mol, massa atom relatif, massa molekul relatif, dan penentuan rumus kimia senyawa.
Dokumen ini membahas tata nama senyawa kimia, termasuk senyawa anorganik dan organik, serta hukum dasar kimia seperti hukum kekekalan massa. Dijelaskan pula tentang konsep mol, kemolaran larutan, dan cara menentukan rumus empiris dan molekul suatu senyawa. Penamaan senyawa mengikuti aturan yang ditetapkan oleh IUPAC dan meliputi berbagai jenis senyawa termasuk senyawa ion dan molekul.
Perhitungan Kimia dengan STOIKHIOMETRI.pptssuser32f882
油
Dokumen ini membahas konsep stoikhiometri, termasuk rumus kimia, klasifikasi reaksi, dan hukum-hukum dasar kimia seperti hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Penjelasan mencakup jenis-jenis rumus seperti rumus molekul, rumus empiris dan rumus struktur, serta cara menghitung konsentrasi larutan. Juga dijelaskan tentang reaktan pembatas dalam reaksi kimia dan contoh-contoh perhitungan terkait.
Konsep mol dan stoikiometri by dede tk niiSil Si Tanjung
油
Dokumen tersebut membahas konsep mol dan stoikiometri, termasuk unsur, senyawa, formula, rumus molekul dan empirik, penamaan senyawa, dan contoh perhitungan stoikiometri dari reaksi kimia.
Dokumen ini membahas konsep mol dan stoikiometri dalam ilmu kimia, mencakup hukum-hukum dasar seperti hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan tetap. Penjelasan juga meliputi istilah penting seperti massa molar, perhitungan dengan bilangan Avogadro, serta hubungan antara mol, massa, dan volume gas. Selain itu, dokumen ini memberikan contoh penulisan persamaan kimia dan cara menentukan reaktan pembatas dalam reaksi kimia.
Dokumen ini membahas konsep dasar stoikiometri dalam kimia, termasuk definisi mol, massa molar, kemolaran, dan persamaan reaksi. Terdapat penjelasan tentang bagaimana menghitung jumlah partikel, massa, dan hubungan antara koefisien reaksi. Juga dijelaskan cara menentukan rumus empiris dan molekul serta penerapan konsep stoikiometri dalam perhitungan reaksi kimia.
Stoikiometri mempelajari hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia. Mencakup hukum-hukum dasar kimia seperti kekekalan massa dan perbandingan tetap, serta konsep mol dan rumus kimia yang digunakan untuk menghitung jumlah zat dalam reaksi.
Dokumen ini membahas tentang fungsi eksponen dan logaritma, termasuk definisi, sifat-sifat, grafik, persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma beserta contoh-contohnya.
Dokumen ini membahas standar kompetensi dalam menggunakan konsep barisan dan deret untuk pemecahan masalah matematika, termasuk menentukan suku ke-n dan jumlah n suku deret aritmetika dan geometri. Selain itu, dijelaskan juga tentang pola bilangan, notasi sigma, serta teknik induksi matematika untuk pembuktian. Contoh-contoh detail disertakan untuk menggambarkan barisan aritmetika dan geometri, serta rumus-rumus terkait.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis transformasi geometri seperti translasi, rotasi, refleksi, dan dilatasi beserta persamaannya dalam bentuk koordinat dan matriks. Dibahas pula komposisi dari beberapa transformasi tersebut."
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep matematika seperti vektor, matriks, dan transformasi yang digunakan dalam pemecahan masalah. Terdapat penjelasan mengenai sifat-sifat operasi aljabar vektor dan perkalian skalar dua vektor.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar matriks seperti definisi matriks, jenis-jenis matriks, operasi-operasi dasar pada matriks seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian matriks, determinan, dan invers matriks serta penerapannya dalam penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel.
Dokumen ini membahas tentang standar kompetensi menyelesaikan masalah program linier yang mencakup menyelesaikan sistem pertidaksamaan linier dua variabel, merancang model matematika masalah program linier, dan menyelesaikan model tersebut beserta penafsirannya. Metode yang dibahas untuk menentukan nilai optimum fungsi tujuan program linier adalah metode uji titik pojok dan metode garis selidik.
Dokumen tersebut membahas konsep integral dan operasi pengintegralan. Integral digunakan untuk menghitung luas daerah dan volume benda putar. Terdapat beberapa jenis integral seperti integral tak tentu, integral tentu, serta rumus-rumus integral untuk fungsi aljabar dan trigonometri.
Dokumen ini membahas konsep dan aturan turunan dalam perhitungan fungsi, termasuk batas fungsi, laju perubahan, dan rumus umum turunan. Selain itu, juga menjelaskan turunan fungsi aljabar dan trigonometri, beserta aplikasi untuk menentukan karakteristik fungsi dan persamaan garis singgung. Informasi disertai contoh untuk memudahkan pemahaman tentang cara menghitung turunan dan penerapan dalam masalah matematika.
Dokumen ini membahas konsep limit fungsi dalam matematika, termasuk definisi limit kiri dan kanan serta cara menghitungnya dengan contoh fungsi. Berbagai metode seperti substitusi langsung, pemfaktoran, dan pengamatan grafik digunakan untuk menentukan nilai limit. Teorema dan sifat-sifat dari limit fungsi juga dijelaskan, termasuk limit fungsi trigonometri.
Bab 6 membahas komposisi dua fungsi dan fungsi invers. Komposisi fungsi adalah proses memetakan nilai output suatu fungsi sebagai input fungsi lain. Fungsi invers adalah fungsi terbalik dari suatu fungsi. Fungsi invers hanya terdefinisi jika fungsi aslinya bijektif. Rumus fungsi invers diperoleh dengan mengubah variabel input dan output pada rumus fungsi aslinya.
Dokumen ini membahas standar kompetensi dalam menggunakan sukubanyak, termasuk pengertian, nilai, serta operasi dasar seperti penjumlahan, pengurangan, dan pembagian. Terdapat penjelasan tentang algoritma pembagian sukubanyak dan metode substitusi serta skema untuk menghitung nilai sukubanyak. Teorema sisa juga dijelaskan untuk mengaitkan nilai fungsi sukubanyak dengan pembagi dan sisa pembagian.
Dokumen ini membahas tentang persamaan lingkaran dan garis singgungnya, termasuk cara menyusun persamaan lingkaran berdasarkan pusat dan jari-jari, serta posisi titik terhadap lingkaran. Selain itu, juga dijelaskan metode untuk menentukan persamaan garis singgung pada lingkaran baik dari titik di dalam lingkaran maupun di luar lingkaran. Terdapat formula dan langkah-langkah rinci untuk setiap konsep yang diuraikan.
Bab 3 membahas rumus-rumus trigonometri jumlah, selisih, dan sudut ganda serta cara membuktikan identitas trigonometri. Kompetensi dasarnya adalah menggunakan rumus-rumus tersebut dan menurunkan rumus-rumus baru seperti perkalian sinus dan kosinus.
Dokumen ini menjelaskan tentang standar kompetensi dalam menggunakan aturan statistika, peluang, dan kombinasi dalam pemecahan masalah. Terdapat penjelasan mengenai ruang sampel, kejadian sederhana dan majemuk, serta cara menghitung peluang dan permutasi. Terdapat juga pembahasan tentang pengambilan contoh secara acak, baik dengan maupun tanpa pengembalian.
BAB 1 membahas standar kompetensi dan kompetensi dasar statistika termasuk membaca dan menyajikan data dalam berbagai diagram serta menghitung ukuran pemusatan, letak, dan penyebaran data. Selanjutnya dijelaskan beberapa pengertian dasar seperti sampel, populasi, datum, data kualitatif dan kuantitatif, serta cara menyajikan data dalam tabel dan diagram batang, garis, lingkaran, serta ogive.
Dokumen ini menjelaskan tentang standar kompetensi dalam statistika, termasuk cara membaca dan menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram. Juga dibahas pengertian populasi dan sampel, jenis-jenis data, serta teknik-teknik statistik seperti menyusun tabel distribusi frekuensi, histogram, dan menghitung ukuran pemusatan serta penyebaran data. Selain itu, terdapat langkah-langkah untuk menentukan kuartil, desil, dan ragam data.
Dokumen ini membahas geometri dalam ruang dimensi tiga, termasuk kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik, garis, dan bidang. Aksioma dan dalil dasar dijelaskan untuk memahami hubungan antara garis dan bidang, serta cara menentukan jarak dan sudut antara mereka. Konsep seperti garis sejajar, berpotongan, dan dua bidang berimpit juga dibahas secara rinci.
Dokumen ini membahas tentang trigonometri, termasuk perbandingan, fungsi, dan identitas trigonometri serta aplikasi dalam pemecahan masalah. Selain itu, terdapat penjelasan mengenai ukuran sudut dalam derajat dan radian, serta nilai-nilai khusus untuk sudut-sudut tertentu. Terdapat juga rumus dan definisi terkait sudut berelasi dan identitas trigonometri.
Dokumen ini membahas tentang sistem persamaan linear dan pertidaksamaan satu variabel, termasuk metode penyelesaian serta penerapan model matematika. Terdapat berbagai contoh dan metode, seperti metode grafik, substitusi, dan eliminasi untuk sistem persamaan dengan dua dan tiga variabel, serta penyelesaian terkait pertidaksamaan. Selain itu, juga dijelaskan langkah-langkah dalam menyelesaikan pertidaksamaan pecahan.
1. BAB 5
STOIKIOMETRI
5.1 Tata Nama Senyawa Sederhana
5.2 Hukum-hukum Dasar Kimia
5.3 Persamaan Reaksi
5.4 Hukum Gay Lussac dan Hipotesis
Avogadro
5.5 Konsep Mol
5.6 Soikiometri Senyawa
5.7 Stoikiometri Reaksi
2. Tata Nama Senyawa Anorganik
a. Senyawa Molekul (Senyawa Kovalen) Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua
jenis unsur, misalnya air (H2O), amonia (NH3), dan karbon
dioksida (CO2).
1. Rumus Senyawa: unsur yang terdapat lebih dahulu
dalam urutan berikut ditulis di depan.
B Si C Sb As P N H S I Br Cl O F
Contoh:
Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan
H3N.
3. 2. Nama Senyawa: nama senyawa kovalen biner
adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan
akhiran ida pada nama unsur yang kedua.
Contoh: HCl : hidrogen klorida
H2S : hidrogen sulfida
Jika pasangan unsur membentuk lebih dari sejenis
senyawa, maka dibedakan dengan menyebutkan
angka indeks dalam bahasa Yunani.
Contoh: CO : karbon monokdisa
CO2 : karbon dioksida
3. Senyawa yang sudah umum dikenal tidak perlu
mengikuti aturan di atas.
Contoh: H2O : air
CH4 : metana
4. Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion.
1. Rumus senyawa: kation ditulis di depan.
Contoh:
Rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl, bukan
ClNa.
2. Nama senyawa: nama senyawa ion adalah
rangkaian nama kation (di depan), nama anioinnya,
angka indeks tidak disebut.
b. Tata Nama Senyawa Ion
5. Contoh:
CaCl2 (kalsium klorida)
Jika unsur logam mempunyai lebih dari sejenis
bilangan oksidasi, senyawa-senyawanya
dibedakan dengan menuliskan bilangan
oksidasinya.
Contoh:
FeCl2 : besi (II) klorida
FeCl3 : besi (III) klorida
6. c. Tata Nama Asam
Asam adalah senyawa hidrogen yang di dalam air
mempunyai rasa masam.
Rumus kimia asam umumnya terdiri dari atom
hidrogen dan suatu anion yang disebut sisa
masam.
Contoh:
H3PO4 Nama asam: asam fosfat
Rumus sisa asam: PO4
3
7. d. Tata Nama Basa
Basa adalah senyawa ion dari suatu logam dengan ion
hidroksida (OH).
Tata nama basa sama dengan tata nama senyawa ion.
Contoh:
NaOH : natrium hidroksida (soda kaustik)
Ca(OH)2: kalsium hidroksida (kapur sirih)
Al(OH)3: alumunium hidroksida (dlm obat maag)
Fe(OH)2: besi(II) hidroksida
8. Tata Nama Senyawa Organik
Senyawa organik adalah senyawa-senyawa karbon
dengan sifat-sifat tertentu.
Berikut ini adalah nama lazim dari beberapa senyawa
organik
1. CH4 : metana (gas rawa, gas alam, atau gas tambang)
2. CO(NH2)2 : urea (ureum)
3. CH3COOH : asam cuka (asam asetat)
4. C6H12O6 : glukosa (gula darah, gula anggur)
5. HCHO : formaldehida (bahan formalin)
6. CHCI : iodoform (suatu antiseptik)
7. CH3CH2OH : etanol (alkohol)
9. Hukum-Hukum Dasar Kimia
Hukum Lavoiser (Hukum Kekekalan Massa)
Dalam sistem tertutup, massa zat sebelumnya dan sesudah
reaksi adalah sama
Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)
Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
adalah tertentu dan tetap
Hukum Dalton (Hukum Kelipatan Berganda)
Hukum kelipatan berganda berkaitan dengan pasangan
unsur yang dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa
10. Persamaan Reaksi
Tanda panah menunjukkan arah reaksi.
Huruf kecil miring dalam tanda kurung menyatakan wujud
atau keadaan zat.
Huruf g berarti gas,l berarti cairan atau (liquid), s berarti padat
(solid), dan aq berarti larutan dalam air (aqueous)
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat dalam persamaan
reaksi disebut koefisien reaksi.
Persamaan reaksi yang sudah diberi koefisien yang sesuai
disebut persamaan setara.
2H2(g) + O2(g) 2H2O(l)
11. Menuliskan Persamaan Reaksi
Contoh:
Alumunium bereaksi dengan larutan asam sulfat membentuk
alumunium sulfat dan gas hidrogen.
Langkah 1: menuliskan persamaan kata-kata
Alumunium + larutan asam sulfat larutan alumunium sulfat
+ gas hidrogen
Langkah 2: menuliskan persamaan rumus
Al(s) + H2SO4 (aq) Al2(SO4)3(aq) + H2(g) (belum setara)
Langkah 3: penyetaraan
2Al(s) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g) (setara)
12. Menyetarakan Persamaan Reaksi
Contoh:
Al(s) + HCl (aq) AlCl3(g) (belum setara)
1. Tetapkan koefisien AlCl3 = 1, sedangkan zat lainnya dengan
koefisien sementara .
aAl(s) + bHCl(aq) 1AlCl3(g) + cH2(g)
2. Setarakan atom Al dan Cl
Penyetaraan atom Al: Jumlah atom Al di ruas kiri = a,
sedangkan di ruas kanan = 1, berarti a = 1.
Penyetaraan atom Cl: Jumlah atom Cl di ruas kiri = b,
sedangkan di ruas kanan = 3 berarti b = 3.
1Al(s) + 3HCl(aq) 1AlCl3(g) + cH2(g)
13. 3. Setarakan H: Jumlah atom H di ruas kiri = 3, di ruas
kanan = 2c, berarti 2c = 3, atau c = 1,5
1Al(s) + 3HCl(aq) 1AlCl3(g) + 1,5H2(g)
Akhirnya, untuk membulatkan pecahan setengah,
semua koefisien dikalikan 2:
2Al(s) + 6HCl(aq) 2AlCl3(g) + 3H2(g) (setara)
14. Hukum Gay Lussac
Contoh:
Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen
membentuk amonia, perbandingan volumnya adalah 1 : 3 : 2.
Gay Lussac menyimpulkan penemuannya dalam suatu
perbandingan volum, yaitu:
Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas
yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding sebagai
bilangan bulat dan sederhana
15. Hipotesis Avogadro
Hukum Perbandingan Volum Avogadro:
Jadi, perbandingan volum gas-gas itu juga merupakan
perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi atau
perbandingan volum gas-gas yang bereaksi sama dengan
koefisien reaksinya.
Pada suhu dan tekanan sama, semua gas
bervolum sama mengandung jumlah molekul
yang sama pula.
16. Contoh:
Reaksi antara gas hidrogen dengan gas klorin membentuk gas
hidrogen klorida.
1Hx(g) + 1Cly(g) 2HaClb(g)
Nilai paling sederhana untuk x dan y yang membuat
persamaan di atas setara adalah x = 2 dan y = 2.
Dengan x = , maka nilai a = 1.
Dengan y = 2, maka nilai b = 1.
Jadi, persamaan di atas menjadi:
H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)
17. Konsep Mol
1 mol = 6,02 x 10 (= 602 miliar triliun)23
Bilangan 6,02 x 10 ini disebut tetapan Avogadro dan
dinyatakan dengan lambang L.
L = 6,02 x 10
23
23
Hubungan jumlah mol (n) dengan jumlah partikel ()
= n x 6,02 x 1023
18. Massa Molar (mm)
m = n x mm
23
Contoh:
Diketahui Ar Ca = 40 dan Mr CO2 = 44, maka
- massa 1 mol Ca (= 6,02 x 10 atom Ca) = 40 gram.
- massa 1 mol CO2 (= 6,02 x 10 molekul CO2) = 44 gram.23
Untuk unsur yang partikelnya berupa atom: mm = Ar gram mol
Untuk zat lainnya : mm = Mr gram mol
-1
-1
dengan m = massa
n = jumlah mol
mm = massa molar
19. Volum Molar Gas (Vm)
V = n x Vm
23
Contoh:
Diketahui Ar Ca = 40 dan Mr CO2 = 44, maka
- massa 1 mol Ca (= 6,02 x 10 atom Ca) = 40 gram.
- massa 1 mol CO2 (= 6,02 x 10 molekul CO2) = 44 gram.23
Pada keadaan STP : Vm = 22,4 liter mol
Pada keadaan RTP : Vm = 24 liter mol
-1
-1
Keterangan: V = volum
n = jumlah mol
Vm = volum molar
20. Persamaan Gas Ideal
V = nRT
P
Persamaan gas ideal: PV = nRT
Keterangan: P = tekanan gas (dalam atm)
V = volum gas (dalam liter)
n = jumlah mol gas
R = tetapan gas (0,082 L atm mol K )
T = suhu mutlak gas
(dalam Kelvin = 273 + suhu Celcius)
-1 -1
21. Kemolaran Larutan
M =
Keterangan: M = kemolaran larutan
n = jumlah mol zat terlarut
V = volum larutan
Satuan kemolaran adalah
mol L atau mmol mL .-1 -1
Konsentrasi
(kemolaran) larutan
biasanya ditunjukkan
dengan label yang
tertempel ada botol.
n
V
22. Menentukan Rumus Empiris
Rumus empiris atau rumus perbandingan suatu
senyawa menyatakan perbandingan paling sederhana
dari atom-atom unsur penyusun senyawa.
Data yang diperlukan untuk
penentuan rumus empiris adalah:
1) Jenis unsur penyusun senyawa
2) Perbandingan massa
antarunsur dalam senyawa
23. Contoh
-1
Suatu senyawa mengandung unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Dari analisis dikerahui bahwa dalam 3gram senyawa itu
terdapat 1,2 gram karbon, 0,2 gram hidrogen, dan sisanya
adalah oksigen.
(Ar H= 1; C = 12; dan O = 16)
Jumlah mol C = 1,2 g = 0,1 mol
12 g mol
Jumlah mol H = 0,2 g = 0,2 mol
1 g mol
Massa O = 3 (1,2 + 0,2) gram = 1,6 gram.
Jumlah mol O = 1,6 g = 0,1 mol
16 g mol
Perbandingan mol C : H : O = 0,1 : 0,2 : 0,1 = 1 : 2 : 1.
Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O.
-1
-1
24. Menentukan Rumus Molekul
Secara umum, jika rumus empiris senyawa adalah RE, maka
rumus molekulnya dapat dinyatakan sebagai (RE)n; harga n
bergantung pada massa molekul relatif (Mr) dari senyawa yang
bersangkutan.
Contoh:
Senyawa X mempunyai rumus empiris CH2O dan massa
molekul relatif (Mr) = 60.
Diketahui rumus empiris senyawa adalah CH2O.
Misalkan rumus molekul senyawa itu (CH2O).
Mr (CH2O) = 60 (12 + 2 + 16) = 60
30 = 60
= 2
Jadi, rumus molekul senyawa itu adalah (CH2O)2 atau C2H4O2.
25. Kadar Unsur dalam Senyawa
adalah jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa = indeks
dari unsur yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa.
Contoh:
Kadar C dan N dalam urea, CO(NH2)2? (Ar H = 1; C = 12; dan
O = 16)
Kadar unsur X = x Ar unsur X x 100%
Mr senyawa
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60
Kadar C = (1 x 12) x 100% = 20%
60
Kadar N = (2 x 14) x 100% = 46,67%
60
26. Pereaksi Pembatas
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu.
Contoh:
4Al(s) = 3O2(g) 2Al2O3(s)
Persamaan reaksi menunjukkan bahwa perbandingan mol
alumunium dengan oksigen adalah 4 : 3.
Jika jumlah mol yang direaksikan sesuai dengan
perbandingan itu, maka kedua pereaksi itu akan habis.
Jika jumlah mol yang direaksikan tidak 4 : 3, maka salah
satu pereaksi akan habis lebih dulu.
27. Pereaksi Pembatas
Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis lebih dahulu.
Contoh:
4Al(s) = 3O2(g) 2Al2O3(s)
Persamaan reaksi menunjukkan bahwa perbandingan mol
alumunium dengan oksigen adalah 4 : 3.
Jika jumlah mol yang direaksikan sesuai dengan
perbandingan itu, maka kedua pereaksi itu akan habis.
Jika jumlah mol yang direaksikan tidak 4 : 3, maka salah
satu pereaksi akan habis lebih dulu.
28. Beberapa contoh diberikan dalam tabel berikut.
No. Jumlah Mol Ekivalen
(Ya/Tidak)
Pereaksi
Pembatas
Jumlah
Mol Al2O3
Jumlah
Pereaksi
yang Sisa
1 4 3 ya - 2 -
2 8 6 ya - 4 -
3 2 1,5 ya - 1 -
4 4 4 tidak Al 2 1 mol O2
5 5 3 tidak O2 2 1 mol O2
6 7 5 tidak O2 3,33 0,33 mol Al
Pereaksi
29. Menentukan Rumus Kimia Hidrat
Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul
air sebagai bagian dari struktur kristalnya.
Contoh:
1. Terusi, CuSO4.5H2O : tembaga(II) sulfat
pentahidrat
2. Gipsum, CaSO4.2H2O : kalsium sulfat dihidrat
3. Garam inggris, MgSO4.7H2O : magnesium sulfat
heptahidrat
4. Soda hablur, Na2CO3.10H2O : natrium karbonat
dekahidrat
30. Menentukan Rumus Kimia Hidrat
Jika suatu hidrat dipanaskan, sebagian atau seluruh air kristalnya
dapat lepas (menguap).
Ketika dipanaskan, kristal biru tembaga(II) sulfat pentahidrat berubah
menjadi tembaga(II) sulfat anhidrat Gambar 1 yang berwarna putih.