1. Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani yang memunculkan gejala kekakuan otot. Penyakit ini disebabkan oleh masuknya spora Clostridium tetani lewat luka dan berubah menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan toksin.
This document provides formulas for calculating intravenous fluid infusion rates based on a patient's weight. It gives three formulas for infusion rates for patients under 10kg, between 10-20kg, and over 20kg. It also provides conversion rates between milliliters (cc) and drop sizes for macro and micro drips. An example calculation is shown for a 3 year old patient weighing 15kg to determine their infusion rate in milliliters per minute.
Ketoasidosis diabetikum adalah kondisi medis darurat yang disebabkan oleh penurunan kadar insulin yang menyebabkan peningkatan keton dan asamosis metabolik. Pasien mengalami gejala dehidrasi, hiperventilasi, nyeri perut, dan penurunan kesadaran. Diagnosis didukung dengan peningkatan glukosa darah, ketonuria, dan gas darah asam. Pengobatan meliputi resusitasi cairan dan pemberian insulin.
Penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.
PENATALAKSANAAN TERKINI PENYAKIT KULIT DALAM PRAKTEK SEHARI HARI Suharti Wairagya
Ìý
Pada dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan terkini penyakit kulit dalam praktek sehari-hari. Dokumen ini memberikan ringkasan singkat tentang berbagai topik infeksi kulit seperti varicella, herpes zoster, herpes simpleks, impetigo, erisipelas, selulitis, kusta dan reaksi kustanya, serta kandidiasis dan dermatofilosis.
Laporan kasus ini membahas kasus baru TB paru pada seorang perempuan berusia 21 tahun dengan keluhan batuk berdahak putih kekuningan selama 2 bulan. Pemeriksaan fisik menemukan tanda-tanda infeksi pernapasan. Hasil pemeriksaan dahak dan foto thoraks menunjukkan adanya infiltrat paru yang mendukung diagnosis TB paru aktif. Pasien mendapatkan terapi OAT kategori 1.
This document provides guidelines for cardiopulmonary resuscitation (CPR) and emergency cardiovascular care that are current until October 2020. After this date, an updated document should be requested from the listed organization. It also contains information on diagnosing and treating tachycardia, including appropriate doses of medications like adenosine and cardioversion procedures. Recommendations are provided for evaluating and managing stable or unstable rhythms based on factors like heart rate, blood pressure, pulse, and mental status.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
Ìý
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis morfologi penyakit kulit primer dan sekunder beserta contoh-contohnya, seperti makula, papula, plak, urtika, nodul, vesikel, pustula, dan komedo. Jenis-jenis morfologi tersebut dibedakan berdasarkan karakteristik fisiknya seperti ukuran, konsistensi, dan isiannya. Dokumen ini berguna bagi diagnosis penyakit kulit secara
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Ìý
Berikut adalah ringkasan dokumen laporan kasus Tinea (Pityriasis) versicolor dalam 3 kalimat:
Kasus seorang pria berusia 18 tahun dengan keluhan bercak kulit di dada yang muncul sejak 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan skuama hipopigmentasi dan hiperpigmentasi di dada. Diagnosis yang didiagnosis adalah Tinea (Pityriasis) versicolor berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Pasien wanita berusia 70 tahun dirawat dengan keluhan sulit membuka mulut, kaku leher, dan kejang sejak menderita luka tusuk di tangan. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan kriteria Patel Joag didiagnosis menderita tetanus umum grade IV disertai gangguan sistem otonom.
This document provides guidelines for cardiopulmonary resuscitation (CPR) and emergency cardiovascular care that are current until October 2020. After this date, an updated document should be requested from the listed organization. It also contains information on diagnosing and treating tachycardia, including appropriate doses of medications like adenosine and cardioversion procedures. Recommendations are provided for evaluating and managing stable or unstable rhythms based on factors like heart rate, blood pressure, pulse, and mental status.
Dokumen tersebut membahas tentang demam tifoid, penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia yang ditandai dengan gejala demam dan nyeri perut. Penanganannya meliputi pemberian antibiotik seperti kloramfenikol, diet, istirahat, dan pencegahan penyebaran bakteri penyebab penyakit.
Kasus pria berusia 55 tahun dengan keluhan sulit buang air kecil. Pemeriksaan fisik menunjukkan prostat membesar. Diagnosis beninga hiperplasia prostat. Pasien diobati dengan open prostatektomi.
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)fikri asyura
Ìý
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis morfologi penyakit kulit primer dan sekunder beserta contoh-contohnya, seperti makula, papula, plak, urtika, nodul, vesikel, pustula, dan komedo. Jenis-jenis morfologi tersebut dibedakan berdasarkan karakteristik fisiknya seperti ukuran, konsistensi, dan isiannya. Dokumen ini berguna bagi diagnosis penyakit kulit secara
Dokumen tersebut membahas tentang tuberkulosis pada anak, termasuk epidemiologi, definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, klasifikasi, terapi, pemantauan, edukasi, dan pencegahan tuberkulosis pada anak. Diagnosis tuberkulosis pada anak didasarkan pada skoring sistem gejala dan pemeriksaan fisik dengan skor lebih dari 6.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Kasus ini mendiagnosis pasien dengan sindrom nefrotik berdasarkan gejala proteinuria masif, hipoalbuminemia, dan edema. Diagnosis bandingnya adalah glomerulonefritis akut pasca streptokokus karena hasil pemeriksaan anti streptolisin reaktif. Penatalaksanaannya meliputi rawat inap, diet protein rendah, obat prednison dan transfusi albumin.
Cairan intravena terdiri dari cairan kristaloid dan koloid yang digunakan untuk resusitasi akut dan terapi rumatan. Cairan kristaloid meliputi cairan hipotonik, isotonik, dan hipertonik yang berbeda dalam distribusi dan penggunaannya, sementara cairan koloid seperti albumin dan HES berperan sebagai ekspander volume. Prinsip terapi cairan meliputi penggantian kehilangan harian dan abnormal untuk memelihara hidrasi dan elektrolit tub
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
Ìý
Berikut adalah ringkasan dokumen laporan kasus Tinea (Pityriasis) versicolor dalam 3 kalimat:
Kasus seorang pria berusia 18 tahun dengan keluhan bercak kulit di dada yang muncul sejak 2 bulan lalu. Pemeriksaan menunjukkan skuama hipopigmentasi dan hiperpigmentasi di dada. Diagnosis yang didiagnosis adalah Tinea (Pityriasis) versicolor berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemerik
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Pasien wanita berusia 70 tahun dirawat dengan keluhan sulit membuka mulut, kaku leher, dan kejang sejak menderita luka tusuk di tangan. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan kriteria Patel Joag didiagnosis menderita tetanus umum grade IV disertai gangguan sistem otonom.
A 5-day-old newborn presented with generalized body stiffness, inability to suck, and fever. The baby was delivered at home by a traditional birth attendant, and the umbilical cord was cut with an unsterile instrument. On examination, the baby had generalized spasms triggered by stimuli, locked jaw, tense abdomen, and an infected umbilical cord. The diagnosis was neonatal tetanus. Neonatal tetanus results from infection of Clostridium tetani spores in the umbilical stump of newborns without protective immunity from unimmunized mothers. Management involves wound cleaning, antibiotics, antitoxin, sedation, feeding via NG tube, and supportive care
The document provides information about tetanus including:
1) Tetanus is caused by Clostridium tetani bacteria and causes muscle rigidity and painful spasms.
2) It is characterized by "lockjaw" and can be fatal if not properly treated.
3) Treatment involves wound cleaning, antitoxin immunoglobulin injections, and supportive care to prevent respiratory complications until the toxin has been metabolized.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, diagnosa, komplikasi, pencegahan, dan penatalaksanaan tetanus. Tetanus disebabkan oleh toksin dari Clostridium tetani yang memasuki tubuh melalui luka dan menyebabkan kejang otot serta kekakuan. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan diperlukan penanganan darurat untuk mencegah komplikasi berbahaya seperti
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, diagnosa, komplikasi, pencegahan, dan penatalaksanaan tetanus. Tetanus disebabkan oleh toksin dari Clostridium tetani yang masuk melalui luka dan menyebabkan kejang otot serta kekakuan. Pengobatan terdiri dari antitoksin, obat relaksan otot, dan manajemen komplikasi seperti gangguan pernapasan.
Dokumen tersebut membahas konsep penyakit tetanus, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan penyakit tetanus. Penyakit ini disebabkan oleh toksin dari Clostridium tetani dan bermanifestasi dengan kejang otot. Diagnosis didasarkan pada riwayat luka dan gejala klinis kejang, sedangkan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, relaksan otot, dan
Tetanus adalah infeksi akibat bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan toksin tetanus. Penyakit ini ditandai dengan kekakuan otot yang disebabkan toksin tetanus. Ada tiga jenis tetanus yaitu umum, lokal, dan cephalic. Pencegahan melalui imunisasi dan penanganan luka, sedangkan pengobatannya menggunakan antibiotik, anti serum, dan obat penenang otot. Komplikasinya dapat berupa ganggu
1. Dokumen tersebut membahas tentang konsep penyakit tetanus, termasuk pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala, komplikasi, diagnosis, dan penatalaksanaan penyakit tetanus.
2. Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani, dengan gejala kejang otot dan kaku. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh luka dalam yang terkontaminasi.
3. Diagnosis tetanus
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang tetanus pada anak, mencakup pengertian, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan medik, dan konsep asuhan keperawatan. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa tetanus adalah penyakit yang ditandai dengan kekakuan otot akibat toksin Clostridium tetani, yang dapat ditangani dengan debridement luka, antibiotik, dan antikonvulsan serta per
Penyakit tetanus neonatorum disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka tali pusat. Gejalanya berupa kekakuan otot mulut dan tubuh yang dimulai pada hari ketiga setelah kelahiran. Penanganannya meliputi pencegahan kejang, membersihkan infeksi, dan perawatan intensif untuk mencegah komplikasi seperti pneumonia. Imunisasi ibu hamil sangat penting untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
1. Asuhan keperawatan pada pasien tetanus meliputi pencegahan kejang dan trauma, pemeliharaan fungsi pernafasan yang efektif, serta peningkatan pengetahuan pasien tentang kondisi dan penatalaksanaannya.
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin Clostridium tetani yang menyebabkan kejang otot secara proksimal dan kekakuan otot. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh luka dalam yang kotor dan tidak dirawat dengan baik, serta faktor risiko seperti usia lanjut atau belum divaksinasi. Gejala utamanya adalah ketegangan otot rahang, leher, dan dinding perut serta kesulitan bernapas.
Clostridium sp adalah bakteri Gram positif anaerobik atau mikroaerofilik yang menghasilkan endospora dan toksin, beberapa diantaranya patogen seperti Clostridium tetani yang menyebabkan tetanus. Tetanus disebabkan racun Clostridium tetani yang memicu kekakuan otot. Gejalanya berupa kekakuan rahang dan otot lainnya yang dapat berakibat fatal. Pencegahan melalui vaksinasi tetanus adalah cara terbaik untuk m
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit tuberculosis (TBC) mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, penegakan diagnosis, hingga pengobatan TBC pada orang dewasa dan anak-anak.
Dokumen tersebut membahas tentang termoregulasi pada bayi baru lahir. Terdapat penjelasan mengenai suhu normal, hipotermia, hipertermia, mekanisme termoregulasi, tanda dan gejala hipotermia dan hipertermia, serta pengendalian suhu bayi baru lahir di ruang bersalin dan selama perawatan inkubator.
[Ringkasan]
Nephrotic Syndrome adalah kondisi yang ditandai dengan proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema, dan hiperlipidemia. Terjadi akibat penurunan permeabilitas kapiler glomerulus yang menyebabkan kehilangan protein dalam urine. Terdapat jenis primer dan sekunder, dengan penyebab sekunder antara lain SLE dan malaria. Pengobatan meliputi diet rendah garam, suplementasi protein, dan kortikosteroid.
Prurigo Hebra adalah penyakit kulit kronik yang ditandai dengan munculnya papula kemerahan yang sangat gatal pada bagian ekstremitas. Penyebabnya belum diketahui pasti namun diduga faktor genetik dan alergi memiliki peran. Penatalaksanaannya meliputi antihistamin dan kortikosteroid untuk mengurangi gatal dan inflamasi. Prognosinya cenderung membaik seiring bertambahnya usia.
Pengobatan malaria pada anak 2 bulan dengan malaria vivax, splenomegaly, Hb 2.6 gr% harus dilakukan dengan klorokuin dan primaquin untuk menghilangkan parasit dalam darah dan jaringan hati serta mengobati gejala anemia berat.
Alergi susu sapi adalah alergi makanan paling umum pada anak. Hal ini disebabkan oleh respon imunologis yang tidak normal terhadap protein susu sapi. Gejala alergi susu sapi dapat muncul pada kulit, saluran cerna, dan saluran napas. Diagnosis memerlukan anamnesa dan tes imunologi. Penggantian susu sapi dengan susu formula hidrolisat ekstensif dapat membantu mengatasi gejala. Sebagian besar anak akan se
This document discusses two topics: urinary tract infections and hypertension. It defines urinary tract infections as bacterial growth in the urinary tract from the kidneys to the bladder. It then discusses epidemiology, risk factors, causes, diagnosis, and treatment of urinary tract infections. For hypertension, it defines it as blood pressure above the 95th percentile on three measurements. It discusses causes, diagnosis, and treatment of hypertension in children.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh akibat proses ekstrakranium tanpa adanya infeksi otak atau saraf lainnya. Kejang demam umumnya terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun dan sering disebabkan oleh infeksi seperti ISPA atau gastroenteritis. Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, kejang biasanya terjadi akibat gangguan ion kalium dan natrium yang mengakibatkan pe
Henoch-Schönlein purpura (HSP) adalah vaskulitis pembuluh darah kecil yang disebabkan oleh deposisi kompleks imun IgA yang menyebabkan inflamasi dan nekrosis pembuluh darah, menimbulkan purpura yang dapat dipalpasi, nyeri sendi dan abdomen, serta komplikasi ginjal dan usus. HSP paling sering terjadi pada anak-anak dan pengobatan berfokus pada mengontrol gejala dan mencegah komplikasi.
This document discusses several common infectious diseases that affect children, including measles, rubella, roseola infantum, chickenpox, ascariasis, and trichuriasis. For each disease, it describes the etiology, pathogenesis, clinical manifestations, complications, diagnosis and treatment. Measles is caused by the morbillivirus and spreads through droplets. It causes a rash that starts on the face and spreads to the body. Chickenpox is caused by the varicella zoster virus and presents with a rash of small vesicles that scab over within 1-3 weeks. Ascariasis is caused by the roundworm Ascaris lumbricoides and can cause intestinal obstruction or pneumonia
1. Dokumen tersebut membahas tentang beberapa penyakit tropis seperti demam berdarah dengue, demam tifoid, morbili, varisela, dan ekzantem subitum.
2. Demam berdarah dengue disebabkan oleh arbovirus yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, gejalanya berupa demam tinggi dan perdarahan.
3. Demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi dan gejalanya berupa demam, sakit perut, dan konstipasi.
Dokumen tersebut membahas tentang status gizi ibu menyusui, penyesuaian fisiologi, produksi ASI, keunggulan dan manfaat ASI, komposisi ASI, penilaian status gizi, dan kebutuhan gizi ibu menyusui dalam aspek energi, protein, mineral, vitamin, dan cairan.
Info PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training "Teknik Perhitungan dan Verifikasi T...Kanaidi ken
Ìý
bagi Para Karyawan *PT. Tri Hasta Karya (Cilacap)* yang diselenbggarakan di *Hotel H! Senen - Jakarta*, 24-25 Februari 2025.
-----------
Narasumber/ Pemateri Training: Kanaidi, SE., M.Si., cSAP., CBCM
HP/Wa Kanaidi: 0812 2353 284,
e-mail : kanaidi63@gmail.com
----------------------------------------
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS VIII " ALAT MUSIK TRADISIONAL"MUMUL CHAN
Ìý
Semoga Modul Ajar Seni Musik Kelas VIII ini bisa menjadi referensi untuk kalian dan bermanfaat untuk bersama. Aamiin...
Salam Manis
Widya Mukti Mulyani
2. 2
PENDAHULUAN
ï‚—Tetanus adalah penyakit dengan tanda utama
kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan
kesadaran.
ï‚—Gejala ini bukan disebabkan kuman secara
langsung, tetapi sebagai dampak eksotoksin
(tetanospasmin) yang dihasilkan oleh kuman
pada sinap ganglion sambungan sumsum tulang
belakang, sambungan neuro muskular dan saraf
autonom.
3. 3
DEFENISI
ï‚—Tetanus adalah : penyakit infeksi yang
diakibatkan toksin kuman clostridium tetani,
bermanifestasi dengan kejang otot secara
proksimal dan di ikuti kekakuan otot seluruh
badan.
4. 4
ETIOLOGI
ï‚—Clostridium tetani adalah kuman berbentuk
batang, dengan sifat : basil gram positif, obligat
anaerob, menghasilkan eksotoksin dan mampu
membentuk spora.
ï‚—Kuman hidup di tanah dan di dalam usus
binatang, terutama pada tanah di daerah
pertanian/peternakan.
ï‚—Spora dalam lingkungan yang anaerob dapat
berubah menjadi bentuk vegetatif yang akan
menghasilkan eksotoksin.
5. 5
EPIDEMIOLOGI
ï‚—Angka kejadian tetanus tergantung jumlah
populasi masyarakat yang tidak kebal, tingkat
pencemaran biologik lingkungan dan luka pada
kulit atau mukosa.
ï‚—Tetanus pada anak tersebar diseluruh dunia,
terutama pada daerah resiko tinggi dengan
cakupan imunisasi DTP yang rendah.
ï‚—Angka kejadian pada anak laki-laki lebih tinggi,
akibat perbedaan aktivitas fisiknya.
6. 6
PATOGENESIS
ï‚— Tetanus terjadi karena adanya : luka tertusuk paku,
pecahan kaca dan pada bayi dapat melalui tali
pusat.
ï‚— Toksin bereaksi pada myoneural junction yang
menyebabkan otot-otot menjadi mudah sekali
terangsang untuk kejang.
ï‚— Toksin dari tempat luka menyebar ke motor
endplate dan aksis silinder saraf tepi, lalu ke kornu
anterior SSTL belakang dan ke SSP.
7. 7
PATOGENESIS
Hipotesis mengenai cara absorbsi dan bekerjanya
Toksin yaitu :
1. Toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik dan
melalui aksis silindrik dibawa ke kornu
anterior SSP.
2. Toksin diabsorbsi oleh sistem limfatik, masuk
ke dalam sirkulasi darah arteri kemudian
masuk ke dalam SSP.
8. 8
Gejala klinis
ï‚—Gejala yang paling sering ditemukan adalah
kekakuan rahang.
ï‚—Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan
ekspresi penderita seperti menyeringai dengan
kedua alis yang terangkat.
ï‚—Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan
punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit
penderita tertarik ke belakang sedangkan
badannya melengkung ke depan.
9. 9
Gejala klinis
Menurut beratnya gejala dapat dibedakan 3
stadium :
1. Trismus ( 3 cm ) tanpa kejang tonik umum
meskipun di rangsang.
2. Trismus ( 3 cm atau lebih kecil )dengan kejang
tonik umum bila di rangsang.
3. Trismus ( 1 cm ) dengan kejang tonik umum
spontan.
10. 10
DIAGNOSIS
ï‚— Pada anamnesis terdapat luka dan ketegangan
otot yang khas terutama pada rahang.
ï‚— Diperlukan tambahan anamnesis :
1. Apakah ada luka tusuk
2. Apakah pernah keluar nanah dari telinga
3. Apakah ada gigi berlubang
4. Apakah pernah mendapat imunisasi DT atau TT
5. Selang waktu antara timbulnya gejala klinis
pertama (trismus ) dengan kejang yang
pertama.
11. 11
MANIFESTASI KLINIS
ï‚— Masa inkubasi berkisar 5-14 hari. Makin lama
masa inkubasi, gejala yang timbul makin
ringan.
ï‚— Kekakuan di mulai pada otot setempat atau
trismus, lalu ke seluruh tubuh tanpa gangguan
kesadaran.
ï‚— Kekakuan tetanus sangat khas yaitu :
1. Fleksi kedua lengan
2. Ektensi kedua kaki
3. Tubuh kaku melengkung seperti busur
14. 14
KOMPLIKASI
o Spasme otot faring terkumpulnya air liur
didalam rongga mulut aspirasi
pneumonia aspirasi
o Asfiksia
o Atelektasis karena obstruksi sekret
o Fraktur kompresi
15. 15
PENGOBATAN
Pengobatan terdiri dari :
1. Pengobatan umum yaitu mencukupi kebutuhan
cairan dan nutrisi, menjaga kelancaran jalan
nafas, oksigenasi, mengatasi kejang, dan
perawatan luka.
2. Pengobatan khusus yaitu pemberian antibiotik,
serum anti tetanus dan anti konvulsan.
16. 16
PENGOBATAN
a. Antibiotik
-Penisilin prokain 50.000 IU/kg/kali IM tiap 12
jam
-Ampisillin 150 mg/kg/hari IV dibagi 4 dosis
-Metronidazol loading dose 15 mg/kg/jam,
selanjutnya 7,5 mg/kg/6 jam
-Eritromisin 40-50 mg/kg/hari P.O dibagi 4 dosis
-Cefotaksim 50-100 mg/kg dibagi 3 dosis
Bila ada sepsis atau pneumonia dapat
ditambahkan sefalosporin
17. 17
PENGOBATAN
b. Serum anti tetanus
-Anti tetanus serum (ATS) 50.000-100.000 IU, setengah
dosis diberikan IM dan setengah dosis diberikan IV.
-Bila tersedia dapat diberikan human tetanus
immunoglobulin (HTIG) 3000-6000 IU IM.
c. Anti konvulsan
-Diazepam 0,1-0,3 mg/kg/kali IV tiap 2-4 jam.
-Dalam keadaan berat : diazepam drip 20 mg/kg/hari, di
ICU.
-Dosis pemeliharaan 8 mg/kg/hari oral, dibagi 6-8 dosis.
18. 18
PROGNOSIS
Ditentukan oleh :
ï‚— Masa inkubasi
Makin pendek masa inkubasi, makin buruk
prognosis.
ï‚— Period of onset
ï‚— Jenis luka
ï‚— Keadaan status imunitas pasien.
19. 19
PENCEGAHAN
Untuk pencegahan perlu dilakukan :
a) Pencegahan pada luka
-Luka dibersihkan, jaringan nekrotik dibuang.
-Luka ringan dan bersih :
-Imunisasi lengkap : tidak perlu ATS
-Imunisasi tidak lengkap : imunisasi aktif
DPT/DT.
-Luka sedang/berat/kotor
-Imunisasi (-) : ATS 3000-5000 U IV, tetanus
immunoglobulin 250-500 U. Toksoid tetanus
pada sisi lain
20. 20
PENCEGAHAN
-Imunisasi (+), lamanya sudah 5 tahun :
ulangan toksoid, ATS 3000-5000 U, IV,
tetanus immunoglobulin 250-500.
b) Imunisasi aktif
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali sejak usia
2 bulan dengan interval 4-6 minggu, ulangan
pada umur 18 bulan dan 5 tahun.