Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
Laporan praktikum menguji kelarutan lipid dan pembentukan emulsi, dimana hasilnya menunjukkan bahwa lipid tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik, dan emulsi hanya terbentuk ketika ada zat penstabil seperti protein.
Praktikum Acara III Lipida bertujuan untuk mengetahui kelarutan dan pembentukan emulsi pada lemak, sifat ketidakjenuhan lemak, dan mendeteksi kandungan kolesterol pada beberapa jenis minyak dan lemak menggunakan beberapa reaksi kimia."
laporan praktikum Penentuan gugus fungsiwd_amaliah
Ìý
1. Dokumen tersebut membahas tentang penentuan gugus fungsi pada senyawa organik melalui reaksi adisi menggunakan beberapa reagen seperti KMnO4, FeCl3, dan asam kromat.
2. Dilakukan uji terhadap alkana (heksana), alkohol (etanol), dan fenol untuk mengetahui tingkat ketidakjenuhan dan jenis gugus fungsionalnya.
3. Hasilnya menunjukkan heksana bersifat jenuh
Laporan praktikum ini menguji ketidakjenuhan lemak pada dua sampel, yaitu mayonnaise dan minyak bunga matahari, dengan mereaksikan sampel tersebut menggunakan iodium. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua sampel merupakan lemak jenuh karena warna iodium tidak hilang setelah ditetesi.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui kelarutan lemak terhadap pelarut dan terjadinya emulsi, menguji ketidakjenuhan minyak dan asam lemak, serta mendeteksi kehadiran kolesterol. Hasilnya menunjukkan bahwa lemak hanya larut dalam pelarut organik nonpolar seperti kloroform dan eter, tetapi tidak dalam air. Lemak juga larut dalam Na2CO3 karena terjadi reaksi penyabunan."
Uji kelarutan lemak dilakukan untuk mengetahui kelarutan dua sampel (mayones dan minyak bunga matahari) dalam lima pelarut berbeda (air, alkohol, eter, kloroform, dan n-heksana). Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan mayones sesuai urutan polaritas pelarut dari yang paling polar ke yang paling nonpolar, sedangkan kelarutan minyak bunga matahari sesuai urutan nonpolaritas pelarut. Hal ini
Laporan praktikum ini membahas tentang uji keberadaan vitamin B pada beberapa sampel menggunakan reaksi kimia antara NaOH, Pb asetat dan sampel yang dipanaskan. Hasilnya menunjukkan sampel vitamin B-IPI mengandung vitamin B sedangkan vitamin C-IPI dan taoge tidak mengandung vitamin B.
Laporan ini membahas tiga percobaan yaitu uji safonifikasi, ketidakjenuhan lemak, dan kelarutan lemak untuk mengetahui sifat-sifat lemak. Hasilnya menunjukkan minyak jelantah dan margarin 'Filma' menghasilkan lebih banyak busa dalam uji safonifikasi dan mengandung asam lemak tidak jenuh."
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi hidrokarbon dan bersifat amfifilik sehingga mampu membentuk struktur seperti membran. Lipid terdiri atas asam lemak, gliserida, lipid kompleks, dan non-gliserida seperti sfingolipid dan steroid. Lipid berfungsi sebagai makanan, isolator panas, zat pelindung, dan bahan baku industri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan praktikum biokimia umum membahas tentang hidrolisis protein dari telur dan identifikasi asam amino hasil hidrolisis menggunakan kromatografi lapis tipis. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara hidrolisis protein dari telur dan mengidentifikasi komponen asam amino hasil hidrolisis tersebut.
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Tes kualitatif dan kuantitatif lipid dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan jenis lipid dalam suatu sampel, serta mengukur kadar lipid secara kuantitatif. Tes kualitatif meliputi uji kelarutan, emulsi, penyabunan, gliserol, Liebermann-Burchard, dan Salkowski, sedangkan tes kuantitatif meliputi penentuan angka asam dan kadar lemak kasar. Hasil tes menunjukkan karakteristik lipid dalam sampel
Laporan praktikum biokimia mendiskusikan pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas enzim diastase, serta menguji aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge. Metode yang digunakan meliputi pengujian iod untuk mendeteksi karbohidrat dan reaksi Benedict untuk mendeteksi monosakarida hasil hidrolisis pati oleh enzim.
Laporan praktikum kromatografi kertas ini menjelaskan proses pemisahan komponen dalam campuran menggunakan kertas sebagai fase diam dan air sebagai fase bergerak. Hasilnya menunjukkan bahwa warna yang lebih gelap terdiri dari lebih banyak komponen dibandingkan warna yang lebih terang. Tujuannya adalah untuk mempelajari kromatografi dan mengidentifikasi komponen dalam campuran.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrasi air dan sifat senyawa hidrat. Air hidrasi adalah air yang terikat pada ion atau molekul dalam struktur kristal senyawa. Senyawa hidrat akan kehilangan airnya jika dipanaskan dan akan menyerap air kembali jika dibiarkan di udara. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat dan karakteristik senyawa hidrat serta menentukan kadar air dan rasio mol air terhadap gar
Dokumen tersebut merangkum percobaan identifikasi karbohidrat secara kualitatif dengan beberapa uji seperti uji Molisch, uji iodium, uji Barfoed dan uji Saliwanoff. Uji-uji tersebut dilakukan terhadap beberapa sampel karbohidrat seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan amilum serta sampel air kelapa untuk mengetahui kandungan karbohidratnya. Hasil uji menunjukkan air
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Laporan praktikum menguji sifat dan komposisi air liur menunjukkan bahwa air liur memiliki bobot jenis 0,9397 g/ml, bersifat asam, dan mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino seperti yang ditunjukkan oleh uji Biuret, Millon, dan Molisch.
Laporan praktikum biokimia pangan mengenai uji vitamin E pada beberapa sampel menunjukkan hasil bahwa Nature-E dan Mazola Soybean Oil mengandung vitamin E berdasarkan pembentukan warna merah setelah dipanaskan dengan alkohol dan asam nitrat, sedangkan vitamin C-IPI tidak mengandung vitamin E.
Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi hidrokarbon dan bersifat amfifilik sehingga mampu membentuk struktur seperti membran. Lipid terdiri atas asam lemak, gliserida, lipid kompleks, dan non-gliserida seperti sfingolipid dan steroid. Lipid berfungsi sebagai makanan, isolator panas, zat pelindung, dan bahan baku industri.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan praktikum biokimia umum membahas tentang hidrolisis protein dari telur dan identifikasi asam amino hasil hidrolisis menggunakan kromatografi lapis tipis. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara hidrolisis protein dari telur dan mengidentifikasi komponen asam amino hasil hidrolisis tersebut.
Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan asam benzoat dan asam borat. Kelarutan kedua zat diukur pada suhu kamar, 450C, dan 600C. Hasilnya menunjukkan bahwa kelarutan asam benzoat dan asam borat meningkat dengan peningkatan suhu.
Tes kualitatif dan kuantitatif lipid dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan jenis lipid dalam suatu sampel, serta mengukur kadar lipid secara kuantitatif. Tes kualitatif meliputi uji kelarutan, emulsi, penyabunan, gliserol, Liebermann-Burchard, dan Salkowski, sedangkan tes kuantitatif meliputi penentuan angka asam dan kadar lemak kasar. Hasil tes menunjukkan karakteristik lipid dalam sampel
Laporan praktikum biokimia mendiskusikan pengaruh pH dan suhu terhadap aktivitas enzim diastase, serta menguji aktivitas enzim amilase pada biji kacang hijau dan tauge. Metode yang digunakan meliputi pengujian iod untuk mendeteksi karbohidrat dan reaksi Benedict untuk mendeteksi monosakarida hasil hidrolisis pati oleh enzim.
Laporan praktikum kromatografi kertas ini menjelaskan proses pemisahan komponen dalam campuran menggunakan kertas sebagai fase diam dan air sebagai fase bergerak. Hasilnya menunjukkan bahwa warna yang lebih gelap terdiri dari lebih banyak komponen dibandingkan warna yang lebih terang. Tujuannya adalah untuk mempelajari kromatografi dan mengidentifikasi komponen dalam campuran.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrasi air dan sifat senyawa hidrat. Air hidrasi adalah air yang terikat pada ion atau molekul dalam struktur kristal senyawa. Senyawa hidrat akan kehilangan airnya jika dipanaskan dan akan menyerap air kembali jika dibiarkan di udara. Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat dan karakteristik senyawa hidrat serta menentukan kadar air dan rasio mol air terhadap gar
Dokumen tersebut merangkum percobaan identifikasi karbohidrat secara kualitatif dengan beberapa uji seperti uji Molisch, uji iodium, uji Barfoed dan uji Saliwanoff. Uji-uji tersebut dilakukan terhadap beberapa sampel karbohidrat seperti glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa, laktosa dan amilum serta sampel air kelapa untuk mengetahui kandungan karbohidratnya. Hasil uji menunjukkan air
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Laporan praktikum biokimia ini membahas percobaan lipid yang meliputi uji kelarutan lipid, pembentukan emulsi, sifat asam dan basa minyak, hidrolisis minyak oleh alkali, uji kolesterol, dan bentuk kristal kolesterol. Lipid merupakan senyawa heterogen yang terdiri atas trigliserida, fosfolipida, dan sterol yang memainkan peran penting dalam tubuh."
Laporan praktikum menguji sifat dan komposisi air liur menunjukkan bahwa air liur memiliki bobot jenis 0,9397 g/ml, bersifat asam, dan mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino seperti yang ditunjukkan oleh uji Biuret, Millon, dan Molisch.
Laporan praktikum biokimia pangan mengenai uji vitamin E pada beberapa sampel menunjukkan hasil bahwa Nature-E dan Mazola Soybean Oil mengandung vitamin E berdasarkan pembentukan warna merah setelah dipanaskan dengan alkohol dan asam nitrat, sedangkan vitamin C-IPI tidak mengandung vitamin E.
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisik dan kimia minyak dan lemak seperti pengaruh suhu terhadap kenampakan, ketengikan, dan kualitas melalui pengukuran angka asam serta mengetahui aktivitas enzim lipase dari kacang tanah. Metode yang digunakan meliputi pengujian suhu, ketengikan dengan metode Kreiss, pengukuran angka asam, dan aktivitas enzim lipase.
Lipid di definisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut nonpolar.
Lemak merupakan biomolekul nonpolar yang umumnya berupa ester dari asam lemak dan gliserol (trigliserida). Lemak memiliki sifat tidak larut dalam air, hidrofobik, dan berstruktur nonpolar. Lemak dapat diklasifikasikan menjadi lemak jenuh dan tak jenuh berdasarkan ikatan dalam asam lemaknya."
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang lipid. Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstrak dari organisme hidup menggunakan pelarut nonpolar. Lipid memiliki berbagai fungsi seperti sebagai komponen membran sel, pelindung sel, sumber energi, dan komponen hormon. Ada berbagai jenis lipid seperti asam lemak, gliserida, fosfolipid, steroid, dan lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan sif
Dokumen ini membahas tentang lipid sebagai komponen makanan yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organik. Lipid terdiri atas trigliserida yang merupakan ester dari asam lemak dan gliserol. Lemak dan minyak diklasifikasikan sebagai golongan trigliserida, dengan perbedaan bahwa lemak berwujud padat pada suhu ruang sedangkan minyak berwujud cair.
Dokumen tersebut membahas tentang pemanfaatan minyak biji kapuk randu dalam pembuatan biodiesel dengan teknologi gelombang mikro. Minyak biji kapuk diekstrak dari biji tanaman kapuk dan dimurnikan, kemudian diubah menjadi biodiesel melalui proses transesterifikasi dengan alkohol menggunakan katalis basa atau asam. Teknologi gelombang mikro dapat mempercepat proses transesterifikasi untuk menghas
1. Penelitian ini mengkaji karakteristik biodiesel yang dihasilkan dari transesterifikasi minyak jelantah menggunakan teknik kavitasi hidrodinamik dengan berbagai konsentrasi metanol.
2. Hasilnya menunjukkan konsentrasi metanol 99,9% menghasilkan biodiesel yang memenuhi standar SNI dengan yield tertinggi 92,93%.
3. Sedangkan konsentrasi metanol di bawah 99,9% belum mampu menghasilkan
1. Laporan Praktikum II Biokimia Dasar
UJI KELARUTAN LIPID DAN
PEMBENTUKAN EMULSI
OLEH:
NAMA : PUPUT SABRINA QALBI
STAMBUK : L1A1 20 189
KELAS : D
ASISTEN PEMBIMBING: HAPPY RIZQA AMALIAH
LABORATORIUM UNIT ANALISIS PAKAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
2. 1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak
dapat larut dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti
eter dan kloroform. Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus
agar bersikulasi dalam darah karena lipid tidak larut dalam air. Lipid dalam
sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan
berbagai golongan apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan
lipid serta pengangkutannya dan saluran cerna ke hati, yang memiliki
reseptor spesifik untuk apolipoprotein.Senyawa-senyawa yang termasuk
lipid ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu lipid sederhana dan lipid
gabungan. Lipid sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai
alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes). Sedangkan lipid
gabungan adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid dan sereobrosida.
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair
(fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu
campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu
bahan tersebar di dalam fasa yang lain, seperti air dan minyak.
Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing
maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi
yang berbeda-beda. Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu:
pertama, fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil
3. 2
kedalam zat cair lain (fase internal). Kedua, fase pendispersi (zat cair
yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase
eksternal). Terakhir emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan
emulsi).
Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp
buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis, dan
sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara
alami berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid yang
tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel
oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga
berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos
nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki
karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya.
Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan
minyak kelapa 86%.
1.2. Tujuan
1. Melakukan uji kelarutan lipid.
2. Melakukan uji pembentukan emulsi.
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan uji kelarutan lipid.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan uji pembentukan emulsi.
4. 3
BAB II. METODEOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2021, tepatnya pada
pukul 14.00-Selesai WITA. Yang bertempat di Laboratorium Unit Analisis
Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Haluoleo.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan protein dan uji
pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel. 1 Alat dan Kegunaan
No Alat Kegunaan
1. Alat tulis untuk menulis hasil pengamatan
2. kamera untuk dokumentasi
1. Tabung reaksi untuk tempat mereaksikan dua larutan
2. Penjepit tabung Untuk menjepit tabung reaksi
3. Pipet ukur/ pipet tetes untuk mengambil/memindahkan cairan
4. Sikat tabung Untuk membersihkan tabung reaksi
Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan protein dan uji
pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 2 Bahan dan Kegunaan
No Bahan Kegunaan
1. Minyak (bimoli) Sebagai objek pengamatan
2. Alkohol 96% Sebagai objek pengamatan
3. Air suling (aquades) Sebagai objek pengamatan
4. Larutan Na2CO3 0,5% Sebagai objek pengamatan
5. Larutan sabun Sebagai objek pengamatan
6. Larutan protein 2% Sebagai objek pengamatan
11. Sabun cair Sebagai objek pengamatan
2.3. Prosedur Kerja
2.3.1. Uji Kelarutan Lipid
Adapun prosedur kerja pada uji kelarutan lipid ini adalah:
5. 4
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut
diisi dengan air suling, alkohol 96%, kloroform, dan larutan Na2CO3
0,5% sebanyak 1 ml.
2. Ditambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak (bimoli).
3. Dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.
4. Diamati sifat kelarutannya.
2.3.2. Uji Pembentukan Emulsi
Adapun prosedur kerja pada uji kelarutan lipid ini adalah:
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung 1 : diisi 2 ml air dan 2 tetes minyak (bimoli).
Tabung 2 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak (bimoli), dan 2 tetes larutan
Na2CO3 0,5%.
Tabung 3 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak (bimoli), dan 2 tetes larutan
sabun.
Tabung 4 : diisi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak (bimoli).
2. Dikocok setiap tabung dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat.
3. Diamati terjadinya pembentukan emulsi.
6. 5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum uji kelarutan lipid dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel. 3 Uji Kelarutan Lipid
No Sampel Kelarutan
1. Air suling (aquades) Tidak terlarut
2. Alkohol 96% Terlarut
3. Na2CO3 0,5% Terlarut
4. Kloroform Terlarut
Tabel. 4
Larutan Gambar
Air suling (aquades)
Alkohol 96%
Na2C03 0,5%
7. 6
Kloroform
Adapun hasil pengamatan pada praktikum uji pembentukan emulsi
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel. 5 Uji Pembentukan Emulsi
No Sampel Kelarutan
1. Air + Minyak Bimoli Emulsi
2. Air + Minyak Bimoli + Na2CO3 0,5 % Tidak emulsi
3. Air + Minyak Bimoli + Sabun Tidak emulsi
4. Protein + Minyak Bimoli emulsi
Tabel. 6
Larutan Gambar
Air + Minyak Bimoli
Air + Minyak Bimoli + Na2CO3 0,5%
8. 7
Air + Minyak Bimoli+ Sabun
Protein + Minyak Bimoli
3.2. Pembahasan
3.2.1. Uji Kelarutan Lipid
Lipid merupakan senyawa yang mengandung karbon dan
hydrogen yang umumnya hidrofobik, tidak larut dalam air tetapi
dalam pelarut organik. Berdasarkan hasil uji kelarutan lipid yang
dimana minyak bimoli masing-masing ditambahkan alkohol 96%,
Na2CO3 0,5 %, dan kloroform sebanyak 1 ml itu mengalami
kelarutan. Sedangkan untuk minyak bimoli yang ditambahkan 1 ml
air suling (aquades) setelah di homogenkan tidak mengalami
kelarutan. Menurut literatur, lipid adalah jenis senyawa organik yang
bersifat nonpolar. Karena nonpolar, lipid tidak dapat larut dalam
pelarut polar, seperti air. Tetapi larut dalam pelarut non polar non
polar seperti eter atau kloroform (Wijanarko, 2012). minyak tidak
bercampur diair, tapi sedikit terlarut dialkohol serta terlarut semua
9. 8
dalam etil-eter, karbon disulfida serta halogen (golongan VIIa)
pelarut (Husnah, 2020). Minyak ditambah alkohol, tujuan
penambahan alkohol agar minyak dapat larut sehingga mudah
dititrasi karena minyak tidak larut dalam air (Lempang, 2016).
3.2.2. Uji Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang
ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).
Berdasarkan hasil uji pembentukan emulsi, yang dimana tabung
pertama diisi 2 ml air suling (aquades) dengan ditambahkan 2 tetes
minyak bimoli mengalami emulsi. Kandungan air yang terdapat di
dalam molekul-molekul minyak dapat teremulsi, sementara
perbedaan berat jenis minyak dan berat jenis air menyebabkan air
selalu menempati ruang pada bagian bawah minyak sementara
minyaknya sendiri terdapat pada bagian atas (Nasaruddin, 2011).
Menurut Winarno (2002) dalam Nasaruddin (2011) bahwa, apabila
emulsi dibiarkan selama beberapa saat, maka partikel-pertikel
minyaknya akan kembali bergabung dan memisahkan diri dari
molekul air. Menurut Caserta et al. (2006) dalam Sari (2015) bahwa,
semakin lama waktu penyimpanan emulsi akan terbentuk creaming
yang merupakan pemisahan antar fase yang disebabkan oleh gaya
grafitasi dan naiknya tegangan permukaan antara fase yang
menyebabkan terjadinya pemisahan antar fase.
10. 9
Pada tabung kedua yang diisi 2 ml air suling (aquades) dengan
ditambahkan 2 tetes minyak bimoli dan 2 tetes larutan Na2CO3 0,5%
setelah di homogenkan dan didiamkan beberapa saat tidak
mengalami emulsi. Sedangkan pada tabung ketiga yang diisi 2 ml air
suling (aquades) dengan ditambahkannya 2 tetes minyak bimoli dan
2 tetes larutan sabun juga menunjukkan bahwa tidak terjadinya
emulsi. Hal tersebut terjadi adanya emulgator yang berfungsi sebagai
penstabil koloid untuk menjaga agar butir-butir minyak tetap
terdispersi dalam air (Maryani, 2018). Serta minyak/lemak yang
tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang
stabil bila ada bahan lain sebagai emulgator (Nocianitri, 2015). Pada
tabung keempat yang diisi 2 ml larutan protein 2% dengan
ditambahkan 2 tetes minyak bimoli mengalami emulsi. Dikarenakan
protein tersebut melapisi permukaan globula minyak dan
menstabilkan emulsi (estiasih, 2012). Menurut Demetriades dan
McClements (1999) dalam estiasih (2012) protein teradsorpsi pada
permukaan globula minyak dan membentuk lapisan pelindung yang
menstabilisasi globula minyak dari koalesensi dan/atau flokulasi.
11. 10
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat kita simpulkan bahwa, pada uji
kelarutan lipid, air suling (aquades) tidak terlarut saat dicampurkan dengan
minyak bimoli. Sedangkan alkohol 96%, Na2CO3 0,5 %, dan Kloroform saat
dicampurkan minyak bimoli sebanyak 2 tetes mengalami kelarutan. Hal ini
disebabkan karena lipid merupakan jenis senyawa yang bersifat nonpolar
sehingga tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air.
Pada uji pembentukan emulsi, air yang ditambahkan minyak bimoli
serta protein yang ditambahkan minyak bimoli mengalami emulsi.
Sedangkan air yang ditambahkan minyak bimoli dan Na2CO3 0,5% serta air
yang ditambahkan minyak bimoli dan sabun tidak mengalami emulsi.
4.2. Saran
Saran saya pada praktikum kali ini adalah diharapkan kepada setiap
praktikan agar menyiapkan semua hal-hal yang diperlukan dalam praktikum
serta lebih menguasai materi tentang parktikum yang akan dilakukan agar
praktikum dapat berjalan dengan baik.
12. 11
DAFTAR PUSTAKA
Estiasih T. & Kgs. Ahmadi. 2012. Hubungan Antara Sifat-Sifat Emulsifikasi
Dengan Stabilitas Oksidasi Mikrokapsul Yang Dihasilkan Dengan
Metode Pengeringan Semprot. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 5, no. 1,
hh. 35-47.
Husnah, dkk. 2020. Kualitas Minyak Goreng Sebelum Dan Sesudah Dipakai
Ditinjau Dari Kandungan Asam Lemak Bebas Dan Perubahan Warna.
Jurnal Universitas PGRI. Vol. 5, no. 2, hh. 96-107.
Lempang I, R., dkk. 2016. Uji Kualitas Minyak Goreng Curah Dan Minyak
Goreng Kemasan Di Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5, no. 4, hh. 155-
161.
Maryani Y., Nusuf K., & Rusdi. 2018. Pembuatan Lem Lateks Dari Limbah
Styrofoam Yang Digunakan Untuk Kemasan Makanan. Vol. 12, no. 2, hh.
189-200.
Nasruddin. 2011. Studi Kualitas Minyak Goreng Dari Kelapa (Cocos Nucifera L.)
Melalui Proses Sterilisasi Dan Pengepresan. Jurnal Dinamika Penelitian
Industri. Vol. 22, no. 1, hh. 9-18.
Nocianitri K. A., dkk. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia Pangan. Jurusan Ilmu
dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.
Sari D. K., & Retno S. 2015. Pengaruh Waktu Dan Kecepatan Pengadukan
Terhadap Emulsi Minyak Biji Matahari (Helianthus Annuus L.) Dan Air.
Jurnal Integrasi Proses. Vol. 5, no. 3, hh. 155-159.
Wijanarko B., & Lanny D. P. 2012. Ekstraksi Lipid Dari Mikroalga
(Nanochloropsis sp.) Dengan Solven Methanol dan Chloroform. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 1, no. 1, hh. 130-138