ºÝºÝߣ

ºÝºÝߣShare a Scribd company logo
Laporan Praktikum II Biokimia Dasar
UJI KELARUTAN LIPID DAN
PEMBENTUKAN EMULSI
OLEH:
NAMA : PUPUT SABRINA QALBI
STAMBUK : L1A1 20 189
KELAS : D
ASISTEN PEMBIMBING: HAPPY RIZQA AMALIAH
LABORATORIUM UNIT ANALISIS PAKAN TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2021
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak
dapat larut dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti
eter dan kloroform. Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus
agar bersikulasi dalam darah karena lipid tidak larut dalam air. Lipid dalam
sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan
berbagai golongan apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan
lipid serta pengangkutannya dan saluran cerna ke hati, yang memiliki
reseptor spesifik untuk apolipoprotein.Senyawa-senyawa yang termasuk
lipid ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu lipid sederhana dan lipid
gabungan. Lipid sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai
alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes). Sedangkan lipid
gabungan adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan,
contohnya fosfolipid dan sereobrosida.
Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair
(fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu
campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu
bahan tersebar di dalam fasa yang lain, seperti air dan minyak.
Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing
maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi
yang berbeda-beda. Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu:
pertama, fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil
2
kedalam zat cair lain (fase internal). Kedua, fase pendispersi (zat cair
yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase
eksternal). Terakhir emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan
emulsi).
Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp
buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis, dan
sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara
alami berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid yang
tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel
oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga
berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos
nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki
karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya.
Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan
minyak kelapa 86%.
1.2. Tujuan
1. Melakukan uji kelarutan lipid.
2. Melakukan uji pembentukan emulsi.
1.3. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan uji kelarutan lipid.
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan uji pembentukan emulsi.
3
BAB II. METODEOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2021, tepatnya pada
pukul 14.00-Selesai WITA. Yang bertempat di Laboratorium Unit Analisis
Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Haluoleo.
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan protein dan uji
pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel. 1 Alat dan Kegunaan
No Alat Kegunaan
1. Alat tulis untuk menulis hasil pengamatan
2. kamera untuk dokumentasi
1. Tabung reaksi untuk tempat mereaksikan dua larutan
2. Penjepit tabung Untuk menjepit tabung reaksi
3. Pipet ukur/ pipet tetes untuk mengambil/memindahkan cairan
4. Sikat tabung Untuk membersihkan tabung reaksi
Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan protein dan uji
pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel. 2 Bahan dan Kegunaan
No Bahan Kegunaan
1. Minyak (bimoli) Sebagai objek pengamatan
2. Alkohol 96% Sebagai objek pengamatan
3. Air suling (aquades) Sebagai objek pengamatan
4. Larutan Na2CO3 0,5% Sebagai objek pengamatan
5. Larutan sabun Sebagai objek pengamatan
6. Larutan protein 2% Sebagai objek pengamatan
11. Sabun cair Sebagai objek pengamatan
2.3. Prosedur Kerja
2.3.1. Uji Kelarutan Lipid
Adapun prosedur kerja pada uji kelarutan lipid ini adalah:
4
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut
diisi dengan air suling, alkohol 96%, kloroform, dan larutan Na2CO3
0,5% sebanyak 1 ml.
2. Ditambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak (bimoli).
3. Dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat.
4. Diamati sifat kelarutannya.
2.3.2. Uji Pembentukan Emulsi
Adapun prosedur kerja pada uji kelarutan lipid ini adalah:
1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering.
Tabung 1 : diisi 2 ml air dan 2 tetes minyak (bimoli).
Tabung 2 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak (bimoli), dan 2 tetes larutan
Na2CO3 0,5%.
Tabung 3 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak (bimoli), dan 2 tetes larutan
sabun.
Tabung 4 : diisi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak (bimoli).
2. Dikocok setiap tabung dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat.
3. Diamati terjadinya pembentukan emulsi.
5
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada praktikum uji kelarutan lipid dapat
dilihat pada tabel 3.
Tabel. 3 Uji Kelarutan Lipid
No Sampel Kelarutan
1. Air suling (aquades) Tidak terlarut
2. Alkohol 96% Terlarut
3. Na2CO3 0,5% Terlarut
4. Kloroform Terlarut
Tabel. 4
Larutan Gambar
Air suling (aquades)
Alkohol 96%
Na2C03 0,5%
6
Kloroform
Adapun hasil pengamatan pada praktikum uji pembentukan emulsi
dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel. 5 Uji Pembentukan Emulsi
No Sampel Kelarutan
1. Air + Minyak Bimoli Emulsi
2. Air + Minyak Bimoli + Na2CO3 0,5 % Tidak emulsi
3. Air + Minyak Bimoli + Sabun Tidak emulsi
4. Protein + Minyak Bimoli emulsi
Tabel. 6
Larutan Gambar
Air + Minyak Bimoli
Air + Minyak Bimoli + Na2CO3 0,5%
7
Air + Minyak Bimoli+ Sabun
Protein + Minyak Bimoli
3.2. Pembahasan
3.2.1. Uji Kelarutan Lipid
Lipid merupakan senyawa yang mengandung karbon dan
hydrogen yang umumnya hidrofobik, tidak larut dalam air tetapi
dalam pelarut organik. Berdasarkan hasil uji kelarutan lipid yang
dimana minyak bimoli masing-masing ditambahkan alkohol 96%,
Na2CO3 0,5 %, dan kloroform sebanyak 1 ml itu mengalami
kelarutan. Sedangkan untuk minyak bimoli yang ditambahkan 1 ml
air suling (aquades) setelah di homogenkan tidak mengalami
kelarutan. Menurut literatur, lipid adalah jenis senyawa organik yang
bersifat nonpolar. Karena nonpolar, lipid tidak dapat larut dalam
pelarut polar, seperti air. Tetapi larut dalam pelarut non polar non
polar seperti eter atau kloroform (Wijanarko, 2012). minyak tidak
bercampur diair, tapi sedikit terlarut dialkohol serta terlarut semua
8
dalam etil-eter, karbon disulfida serta halogen (golongan VIIa)
pelarut (Husnah, 2020). Minyak ditambah alkohol, tujuan
penambahan alkohol agar minyak dapat larut sehingga mudah
dititrasi karena minyak tidak larut dalam air (Lempang, 2016).
3.2.2. Uji Pembentukan Emulsi
Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya
terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil.
Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang
ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent).
Berdasarkan hasil uji pembentukan emulsi, yang dimana tabung
pertama diisi 2 ml air suling (aquades) dengan ditambahkan 2 tetes
minyak bimoli mengalami emulsi. Kandungan air yang terdapat di
dalam molekul-molekul minyak dapat teremulsi, sementara
perbedaan berat jenis minyak dan berat jenis air menyebabkan air
selalu menempati ruang pada bagian bawah minyak sementara
minyaknya sendiri terdapat pada bagian atas (Nasaruddin, 2011).
Menurut Winarno (2002) dalam Nasaruddin (2011) bahwa, apabila
emulsi dibiarkan selama beberapa saat, maka partikel-pertikel
minyaknya akan kembali bergabung dan memisahkan diri dari
molekul air. Menurut Caserta et al. (2006) dalam Sari (2015) bahwa,
semakin lama waktu penyimpanan emulsi akan terbentuk creaming
yang merupakan pemisahan antar fase yang disebabkan oleh gaya
grafitasi dan naiknya tegangan permukaan antara fase yang
menyebabkan terjadinya pemisahan antar fase.
9
Pada tabung kedua yang diisi 2 ml air suling (aquades) dengan
ditambahkan 2 tetes minyak bimoli dan 2 tetes larutan Na2CO3 0,5%
setelah di homogenkan dan didiamkan beberapa saat tidak
mengalami emulsi. Sedangkan pada tabung ketiga yang diisi 2 ml air
suling (aquades) dengan ditambahkannya 2 tetes minyak bimoli dan
2 tetes larutan sabun juga menunjukkan bahwa tidak terjadinya
emulsi. Hal tersebut terjadi adanya emulgator yang berfungsi sebagai
penstabil koloid untuk menjaga agar butir-butir minyak tetap
terdispersi dalam air (Maryani, 2018). Serta minyak/lemak yang
tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang
stabil bila ada bahan lain sebagai emulgator (Nocianitri, 2015). Pada
tabung keempat yang diisi 2 ml larutan protein 2% dengan
ditambahkan 2 tetes minyak bimoli mengalami emulsi. Dikarenakan
protein tersebut melapisi permukaan globula minyak dan
menstabilkan emulsi (estiasih, 2012). Menurut Demetriades dan
McClements (1999) dalam estiasih (2012) protein teradsorpsi pada
permukaan globula minyak dan membentuk lapisan pelindung yang
menstabilisasi globula minyak dari koalesensi dan/atau flokulasi.
10
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat kita simpulkan bahwa, pada uji
kelarutan lipid, air suling (aquades) tidak terlarut saat dicampurkan dengan
minyak bimoli. Sedangkan alkohol 96%, Na2CO3 0,5 %, dan Kloroform saat
dicampurkan minyak bimoli sebanyak 2 tetes mengalami kelarutan. Hal ini
disebabkan karena lipid merupakan jenis senyawa yang bersifat nonpolar
sehingga tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air.
Pada uji pembentukan emulsi, air yang ditambahkan minyak bimoli
serta protein yang ditambahkan minyak bimoli mengalami emulsi.
Sedangkan air yang ditambahkan minyak bimoli dan Na2CO3 0,5% serta air
yang ditambahkan minyak bimoli dan sabun tidak mengalami emulsi.
4.2. Saran
Saran saya pada praktikum kali ini adalah diharapkan kepada setiap
praktikan agar menyiapkan semua hal-hal yang diperlukan dalam praktikum
serta lebih menguasai materi tentang parktikum yang akan dilakukan agar
praktikum dapat berjalan dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
Estiasih T. & Kgs. Ahmadi. 2012. Hubungan Antara Sifat-Sifat Emulsifikasi
Dengan Stabilitas Oksidasi Mikrokapsul Yang Dihasilkan Dengan
Metode Pengeringan Semprot. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 5, no. 1,
hh. 35-47.
Husnah, dkk. 2020. Kualitas Minyak Goreng Sebelum Dan Sesudah Dipakai
Ditinjau Dari Kandungan Asam Lemak Bebas Dan Perubahan Warna.
Jurnal Universitas PGRI. Vol. 5, no. 2, hh. 96-107.
Lempang I, R., dkk. 2016. Uji Kualitas Minyak Goreng Curah Dan Minyak
Goreng Kemasan Di Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5, no. 4, hh. 155-
161.
Maryani Y., Nusuf K., & Rusdi. 2018. Pembuatan Lem Lateks Dari Limbah
Styrofoam Yang Digunakan Untuk Kemasan Makanan. Vol. 12, no. 2, hh.
189-200.
Nasruddin. 2011. Studi Kualitas Minyak Goreng Dari Kelapa (Cocos Nucifera L.)
Melalui Proses Sterilisasi Dan Pengepresan. Jurnal Dinamika Penelitian
Industri. Vol. 22, no. 1, hh. 9-18.
Nocianitri K. A., dkk. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia Pangan. Jurusan Ilmu
dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana.
Sari D. K., & Retno S. 2015. Pengaruh Waktu Dan Kecepatan Pengadukan
Terhadap Emulsi Minyak Biji Matahari (Helianthus Annuus L.) Dan Air.
Jurnal Integrasi Proses. Vol. 5, no. 3, hh. 155-159.
Wijanarko B., & Lanny D. P. 2012. Ekstraksi Lipid Dari Mikroalga
(Nanochloropsis sp.) Dengan Solven Methanol dan Chloroform. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 1, no. 1, hh. 130-138
12
Lampiran
13
14
15

More Related Content

What's hot (20)

Lipid
LipidLipid
Lipid
Youssii Ajaahh
Ìý
Uji Ninhydrin
Uji NinhydrinUji Ninhydrin
Uji Ninhydrin
Ernalia Rosita
Ìý
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
Ernalia Rosita
Ìý
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
Mifta Rahmat
Ìý
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Mina Audina
Ìý
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Venansi Viktaria
Ìý
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
anishamidah
Ìý
Laporan lipid
Laporan lipidLaporan lipid
Laporan lipid
Elisa Elisa
Ìý
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Fransiska Puteri
Ìý
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertas
Umi Nurul
Ìý
Hidrasi Air
Hidrasi AirHidrasi Air
Hidrasi Air
Abulkhair Abdullah
Ìý
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
alvi lmp
Ìý
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Ernalia Rosita
Ìý
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino protein
Mifta Rahmat
Ìý
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
Astri Maulida
Ìý
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
Ìý
Lipid
LipidLipid
Lipid
Mardiana
Ìý
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
Raden Saputra
Ìý
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
Tidar University
Ìý
Uji Vitamin E
Uji Vitamin EUji Vitamin E
Uji Vitamin E
Ernalia Rosita
Ìý
Uji safonifikasi
Uji safonifikasiUji safonifikasi
Uji safonifikasi
Ernalia Rosita
Ìý
Laporan biokimia hidrolisis protein
Laporan biokimia   hidrolisis proteinLaporan biokimia   hidrolisis protein
Laporan biokimia hidrolisis protein
Mifta Rahmat
Ìý
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika KelarutanLaporan Farmasi Fisika Kelarutan
Laporan Farmasi Fisika Kelarutan
Mina Audina
Ìý
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipidModul 3   tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Modul 3 tes kuantitatif dan kualitatif lipid
Venansi Viktaria
Ìý
Uji barfoed
Uji barfoedUji barfoed
Uji barfoed
anishamidah
Ìý
Laporan lipid
Laporan lipidLaporan lipid
Laporan lipid
Elisa Elisa
Ìý
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 EnzimLaporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Laporan Biokimia ITP UNS SMT3 Enzim
Fransiska Puteri
Ìý
Laporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertasLaporan praktikum kromatografi kertas
Laporan praktikum kromatografi kertas
Umi Nurul
Ìý
1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat1. identifikasi karbohidrat
1. identifikasi karbohidrat
alvi lmp
Ìý
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu PolisakaridaHidrolisa Suatu Polisakarida
Hidrolisa Suatu Polisakarida
Ernalia Rosita
Ìý
Laporan biokimia asam amino protein
Laporan biokimia   asam amino proteinLaporan biokimia   asam amino protein
Laporan biokimia asam amino protein
Mifta Rahmat
Ìý
Laporan uji ninhidrin
Laporan  uji ninhidrinLaporan  uji ninhidrin
Laporan uji ninhidrin
Astri Maulida
Ìý
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
Ìý
Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9Laporan praktikum biokimia tm 9
Laporan praktikum biokimia tm 9
Raden Saputra
Ìý
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
Tidar University
Ìý

Similar to Laporan praktikum 2 biokimia dasar (20)

Laporan lipid ii
Laporan lipid iiLaporan lipid ii
Laporan lipid ii
XINYOUWANZ
Ìý
Laporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemakLaporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemak
IsmayadiMuhammad
Ìý
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
agta liem agta
Ìý
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Ufi Ufy
Ìý
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
Malikul Mulki
Ìý
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Fransiska Puteri
Ìý
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
Retno Cahyaningrum
Ìý
Lemak
LemakLemak
Lemak
Petrina Talita
Ìý
Biokimia i lipid
Biokimia i lipidBiokimia i lipid
Biokimia i lipid
Takdir Anis
Ìý
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Virdha Rahma
Ìý
Tugas kimia organik 2 lipid despita yuliantari
Tugas kimia organik 2 lipid despita yuliantariTugas kimia organik 2 lipid despita yuliantari
Tugas kimia organik 2 lipid despita yuliantari
despitayuliantari
Ìý
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuPemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Akhi Setiawan
Ìý
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptxLIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
ShintaAulia18
Ìý
emulsi.pptx
emulsi.pptxemulsi.pptx
emulsi.pptx
Aidil284734
Ìý
Kim (2) LEMAK
Kim (2) LEMAKKim (2) LEMAK
Kim (2) LEMAK
risyanti ALENTA
Ìý
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
Raden Saputra
Ìý
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industri
amaniaaa
Ìý
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Mina Audina
Ìý
Soal pertanyaan
Soal pertanyaanSoal pertanyaan
Soal pertanyaan
nabsey
Ìý
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
Sapan Nada
Ìý
Laporan lipid ii
Laporan lipid iiLaporan lipid ii
Laporan lipid ii
XINYOUWANZ
Ìý
Laporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemakLaporan minyak dan lemak
Laporan minyak dan lemak
IsmayadiMuhammad
Ìý
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
agta liem agta
Ìý
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASEAcara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Acara 2 LIPIDA DAN LIPASE
Ufi Ufy
Ìý
Laporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasiLaporan angka saponifikasi
Laporan angka saponifikasi
Malikul Mulki
Ìý
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan LipaseLaporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Laporan Kimia Pangan ITP UNS SMT3 Lipida dan Lipase
Fransiska Puteri
Ìý
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
LIPID Kelas B Klmpok A (FMIPA UHO)
Retno Cahyaningrum
Ìý
Biokimia i lipid
Biokimia i lipidBiokimia i lipid
Biokimia i lipid
Takdir Anis
Ìý
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyakSifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Sifat fisik,kimia, peran lemak dan minyak
Virdha Rahma
Ìý
Tugas kimia organik 2 lipid despita yuliantari
Tugas kimia organik 2 lipid despita yuliantariTugas kimia organik 2 lipid despita yuliantari
Tugas kimia organik 2 lipid despita yuliantari
despitayuliantari
Ìý
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randuPemanfaatan minyak biji kapuk randu
Pemanfaatan minyak biji kapuk randu
Akhi Setiawan
Ìý
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptxLIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
LIPID 1-KIMIA GIZI.pptx
ShintaAulia18
Ìý
emulsi.pptx
emulsi.pptxemulsi.pptx
emulsi.pptx
Aidil284734
Ìý
Laporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIALaporan praktikum bioKIMIA
Laporan praktikum bioKIMIA
Raden Saputra
Ìý
Contoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia IndustriContoh Jurnal Kimia Industri
Contoh Jurnal Kimia Industri
amaniaaa
Ìý
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasiLaporan farfmasi fisika emulsifikasi
Laporan farfmasi fisika emulsifikasi
Mina Audina
Ìý
Soal pertanyaan
Soal pertanyaanSoal pertanyaan
Soal pertanyaan
nabsey
Ìý
farmakognosi LIPID
farmakognosi LIPIDfarmakognosi LIPID
farmakognosi LIPID
Sapan Nada
Ìý

Recently uploaded (8)

Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptxPengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
FarhanFadillah28
Ìý
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptxPengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
akpertiwi98
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
mimosaasyifaa
Ìý
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
FarisHisyam1
Ìý
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
isugiarta76
Ìý
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptxTidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
ResidenRoom
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptxPengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
Pengaruh Perubahan Ruang Materi IPS.pptx
FarhanFadillah28
Ìý
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptxPengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
Pengantar Prak Biomolekul B - Week 1.pptx
akpertiwi98
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptxPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.pptx
mimosaasyifaa
Ìý
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
PPT OPTIMASI HUBUNGAN INPUT-INPUT (2) 22
FarisHisyam1
Ìý
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
2. Modul Ajar KLS 7 PIDARTA BHS BALI.pdf SUDARMA.pdf
isugiarta76
Ìý
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptxTidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
Tidur-dalam-Islam-Rahmat-dan-Ibadah.pptx
ResidenRoom
Ìý
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal FarmasiMateri Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
Materi Praktikum Kimia Medisinal Farmasi
rissalailavifta
Ìý

Laporan praktikum 2 biokimia dasar

  • 1. Laporan Praktikum II Biokimia Dasar UJI KELARUTAN LIPID DAN PEMBENTUKAN EMULSI OLEH: NAMA : PUPUT SABRINA QALBI STAMBUK : L1A1 20 189 KELAS : D ASISTEN PEMBIMBING: HAPPY RIZQA AMALIAH LABORATORIUM UNIT ANALISIS PAKAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2021
  • 2. 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lipid adalah sekelompok molekul yang beragam, semuanya tidak dapat larut dalam air, namun dapat larut dalam zat pelarut nonpolar, seperti eter dan kloroform. Lipid memerlukan mekanisme pengangkutan khusus agar bersikulasi dalam darah karena lipid tidak larut dalam air. Lipid dalam sirkulasi tersusun menjadi partikel-partikel lipoprotein besar dengan berbagai golongan apolipoprotein. Apolipoprotein ini membantu kelarutan lipid serta pengangkutannya dan saluran cerna ke hati, yang memiliki reseptor spesifik untuk apolipoprotein.Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu lipid sederhana dan lipid gabungan. Lipid sederhana adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin (waxes). Sedangkan lipid gabungan adalah ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipid dan sereobrosida. Emulsi adalah campuran antara partikel-partikel suatu zat cair (fase terdispersi) dengan zat cair lainnya (fase pendispersi) dimana satu campuran yang terdiri dari dua bahan tak dapat bercampur, dengan satu bahan tersebar di dalam fasa yang lain, seperti air dan minyak. Dikarenakan setiap bahan pangan memilki karakteristik masing-masing maka setiap bahan pangan memiliki jenis emulsi dan pengaruh jenis emulsi yang berbeda-beda. Emulsi tersusun atas tiga komponen utama, yaitu: pertama, fase terdispersi (zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil
  • 3. 2 kedalam zat cair lain (fase internal). Kedua, fase pendispersi (zat cair yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut (fase eksternal). Terakhir emulgator (zat yang digunakan dalam kestabilan emulsi). Minyak sawit adalah minyak nabati yang didapatkan dari mesocarp buah pohon kelapa sawit, umumnya dari spesies Elaeis guineensis, dan sedikit dari spesies Elaeis oleifera dan Attalea maripa. Minyak sawit secara alami berwarna merah karena kandungan alfa dan beta-karotenoid yang tinggi. Minyak sawit berbeda dengan minyak inti kelapa sawit (palm kernel oil) yang dihasilkan dari inti buah yang sama. Minyak kelapa sawit juga berbeda dengan minyak kelapa yang dihasilkan dari inti buah kelapa (Cocos nucifera). Perbedaan ada pada warna (minyak inti sawit tidak memiliki karotenoid sehingga tidak berwarna merah), dan kadar lemak jenuhnya. Minyak sawit mengandung 41% lemak jenuh, minyak inti sawit 81%, dan minyak kelapa 86%. 1.2. Tujuan 1. Melakukan uji kelarutan lipid. 2. Melakukan uji pembentukan emulsi. 1.3. Manfaat 1. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan uji kelarutan lipid. 2. Mahasiswa dapat mengetahui cara melakukan uji pembentukan emulsi.
  • 4. 3 BAB II. METODEOLOGI PRAKTIKUM 2.1. Waktu dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2021, tepatnya pada pukul 14.00-Selesai WITA. Yang bertempat di Laboratorium Unit Analisis Pakan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Haluoleo. 2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan protein dan uji pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 1. Tabel. 1 Alat dan Kegunaan No Alat Kegunaan 1. Alat tulis untuk menulis hasil pengamatan 2. kamera untuk dokumentasi 1. Tabung reaksi untuk tempat mereaksikan dua larutan 2. Penjepit tabung Untuk menjepit tabung reaksi 3. Pipet ukur/ pipet tetes untuk mengambil/memindahkan cairan 4. Sikat tabung Untuk membersihkan tabung reaksi Bahan yang digunakan dalam praktikum uji kelarutan protein dan uji pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 2. Tabel. 2 Bahan dan Kegunaan No Bahan Kegunaan 1. Minyak (bimoli) Sebagai objek pengamatan 2. Alkohol 96% Sebagai objek pengamatan 3. Air suling (aquades) Sebagai objek pengamatan 4. Larutan Na2CO3 0,5% Sebagai objek pengamatan 5. Larutan sabun Sebagai objek pengamatan 6. Larutan protein 2% Sebagai objek pengamatan 11. Sabun cair Sebagai objek pengamatan 2.3. Prosedur Kerja 2.3.1. Uji Kelarutan Lipid Adapun prosedur kerja pada uji kelarutan lipid ini adalah:
  • 5. 4 1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Berturut-turut diisi dengan air suling, alkohol 96%, kloroform, dan larutan Na2CO3 0,5% sebanyak 1 ml. 2. Ditambahkan pada setiap tabung 2 tetes minyak (bimoli). 3. Dikocok sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat. 4. Diamati sifat kelarutannya. 2.3.2. Uji Pembentukan Emulsi Adapun prosedur kerja pada uji kelarutan lipid ini adalah: 1. Disiapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering. Tabung 1 : diisi 2 ml air dan 2 tetes minyak (bimoli). Tabung 2 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak (bimoli), dan 2 tetes larutan Na2CO3 0,5%. Tabung 3 : diisi 2 ml air, 2 tetes minyak (bimoli), dan 2 tetes larutan sabun. Tabung 4 : diisi 2 ml larutan protein 2% dan 2 tetes minyak (bimoli). 2. Dikocok setiap tabung dengan kuat, lalu dibiarkan beberapa saat. 3. Diamati terjadinya pembentukan emulsi.
  • 6. 5 BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengamatan Adapun hasil pengamatan pada praktikum uji kelarutan lipid dapat dilihat pada tabel 3. Tabel. 3 Uji Kelarutan Lipid No Sampel Kelarutan 1. Air suling (aquades) Tidak terlarut 2. Alkohol 96% Terlarut 3. Na2CO3 0,5% Terlarut 4. Kloroform Terlarut Tabel. 4 Larutan Gambar Air suling (aquades) Alkohol 96% Na2C03 0,5%
  • 7. 6 Kloroform Adapun hasil pengamatan pada praktikum uji pembentukan emulsi dapat dilihat pada tabel 5. Tabel. 5 Uji Pembentukan Emulsi No Sampel Kelarutan 1. Air + Minyak Bimoli Emulsi 2. Air + Minyak Bimoli + Na2CO3 0,5 % Tidak emulsi 3. Air + Minyak Bimoli + Sabun Tidak emulsi 4. Protein + Minyak Bimoli emulsi Tabel. 6 Larutan Gambar Air + Minyak Bimoli Air + Minyak Bimoli + Na2CO3 0,5%
  • 8. 7 Air + Minyak Bimoli+ Sabun Protein + Minyak Bimoli 3.2. Pembahasan 3.2.1. Uji Kelarutan Lipid Lipid merupakan senyawa yang mengandung karbon dan hydrogen yang umumnya hidrofobik, tidak larut dalam air tetapi dalam pelarut organik. Berdasarkan hasil uji kelarutan lipid yang dimana minyak bimoli masing-masing ditambahkan alkohol 96%, Na2CO3 0,5 %, dan kloroform sebanyak 1 ml itu mengalami kelarutan. Sedangkan untuk minyak bimoli yang ditambahkan 1 ml air suling (aquades) setelah di homogenkan tidak mengalami kelarutan. Menurut literatur, lipid adalah jenis senyawa organik yang bersifat nonpolar. Karena nonpolar, lipid tidak dapat larut dalam pelarut polar, seperti air. Tetapi larut dalam pelarut non polar non polar seperti eter atau kloroform (Wijanarko, 2012). minyak tidak bercampur diair, tapi sedikit terlarut dialkohol serta terlarut semua
  • 9. 8 dalam etil-eter, karbon disulfida serta halogen (golongan VIIa) pelarut (Husnah, 2020). Minyak ditambah alkohol, tujuan penambahan alkohol agar minyak dapat larut sehingga mudah dititrasi karena minyak tidak larut dalam air (Lempang, 2016). 3.2.2. Uji Pembentukan Emulsi Emulsi adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang ketiga yang disebut dengan emulgator (emulsifying agent). Berdasarkan hasil uji pembentukan emulsi, yang dimana tabung pertama diisi 2 ml air suling (aquades) dengan ditambahkan 2 tetes minyak bimoli mengalami emulsi. Kandungan air yang terdapat di dalam molekul-molekul minyak dapat teremulsi, sementara perbedaan berat jenis minyak dan berat jenis air menyebabkan air selalu menempati ruang pada bagian bawah minyak sementara minyaknya sendiri terdapat pada bagian atas (Nasaruddin, 2011). Menurut Winarno (2002) dalam Nasaruddin (2011) bahwa, apabila emulsi dibiarkan selama beberapa saat, maka partikel-pertikel minyaknya akan kembali bergabung dan memisahkan diri dari molekul air. Menurut Caserta et al. (2006) dalam Sari (2015) bahwa, semakin lama waktu penyimpanan emulsi akan terbentuk creaming yang merupakan pemisahan antar fase yang disebabkan oleh gaya grafitasi dan naiknya tegangan permukaan antara fase yang menyebabkan terjadinya pemisahan antar fase.
  • 10. 9 Pada tabung kedua yang diisi 2 ml air suling (aquades) dengan ditambahkan 2 tetes minyak bimoli dan 2 tetes larutan Na2CO3 0,5% setelah di homogenkan dan didiamkan beberapa saat tidak mengalami emulsi. Sedangkan pada tabung ketiga yang diisi 2 ml air suling (aquades) dengan ditambahkannya 2 tetes minyak bimoli dan 2 tetes larutan sabun juga menunjukkan bahwa tidak terjadinya emulsi. Hal tersebut terjadi adanya emulgator yang berfungsi sebagai penstabil koloid untuk menjaga agar butir-butir minyak tetap terdispersi dalam air (Maryani, 2018). Serta minyak/lemak yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil bila ada bahan lain sebagai emulgator (Nocianitri, 2015). Pada tabung keempat yang diisi 2 ml larutan protein 2% dengan ditambahkan 2 tetes minyak bimoli mengalami emulsi. Dikarenakan protein tersebut melapisi permukaan globula minyak dan menstabilkan emulsi (estiasih, 2012). Menurut Demetriades dan McClements (1999) dalam estiasih (2012) protein teradsorpsi pada permukaan globula minyak dan membentuk lapisan pelindung yang menstabilisasi globula minyak dari koalesensi dan/atau flokulasi.
  • 11. 10 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dapat kita simpulkan bahwa, pada uji kelarutan lipid, air suling (aquades) tidak terlarut saat dicampurkan dengan minyak bimoli. Sedangkan alkohol 96%, Na2CO3 0,5 %, dan Kloroform saat dicampurkan minyak bimoli sebanyak 2 tetes mengalami kelarutan. Hal ini disebabkan karena lipid merupakan jenis senyawa yang bersifat nonpolar sehingga tidak dapat larut dalam pelarut polar seperti air. Pada uji pembentukan emulsi, air yang ditambahkan minyak bimoli serta protein yang ditambahkan minyak bimoli mengalami emulsi. Sedangkan air yang ditambahkan minyak bimoli dan Na2CO3 0,5% serta air yang ditambahkan minyak bimoli dan sabun tidak mengalami emulsi. 4.2. Saran Saran saya pada praktikum kali ini adalah diharapkan kepada setiap praktikan agar menyiapkan semua hal-hal yang diperlukan dalam praktikum serta lebih menguasai materi tentang parktikum yang akan dilakukan agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
  • 12. 11 DAFTAR PUSTAKA Estiasih T. & Kgs. Ahmadi. 2012. Hubungan Antara Sifat-Sifat Emulsifikasi Dengan Stabilitas Oksidasi Mikrokapsul Yang Dihasilkan Dengan Metode Pengeringan Semprot. Jurnal Teknologi Pertanian. Vol. 5, no. 1, hh. 35-47. Husnah, dkk. 2020. Kualitas Minyak Goreng Sebelum Dan Sesudah Dipakai Ditinjau Dari Kandungan Asam Lemak Bebas Dan Perubahan Warna. Jurnal Universitas PGRI. Vol. 5, no. 2, hh. 96-107. Lempang I, R., dkk. 2016. Uji Kualitas Minyak Goreng Curah Dan Minyak Goreng Kemasan Di Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol. 5, no. 4, hh. 155- 161. Maryani Y., Nusuf K., & Rusdi. 2018. Pembuatan Lem Lateks Dari Limbah Styrofoam Yang Digunakan Untuk Kemasan Makanan. Vol. 12, no. 2, hh. 189-200. Nasruddin. 2011. Studi Kualitas Minyak Goreng Dari Kelapa (Cocos Nucifera L.) Melalui Proses Sterilisasi Dan Pengepresan. Jurnal Dinamika Penelitian Industri. Vol. 22, no. 1, hh. 9-18. Nocianitri K. A., dkk. 2015. Penuntun Praktikum Biokimia Pangan. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana. Sari D. K., & Retno S. 2015. Pengaruh Waktu Dan Kecepatan Pengadukan Terhadap Emulsi Minyak Biji Matahari (Helianthus Annuus L.) Dan Air. Jurnal Integrasi Proses. Vol. 5, no. 3, hh. 155-159. Wijanarko B., & Lanny D. P. 2012. Ekstraksi Lipid Dari Mikroalga (Nanochloropsis sp.) Dengan Solven Methanol dan Chloroform. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 1, no. 1, hh. 130-138
  • 14. 13
  • 15. 14
  • 16. 15