Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran parameter kualitas air, yaitu Dissolved Oxygen (DO), Chemical Oxygen Demand (COD), dan Biological Oxygen Demand (BOD) untuk mengetahui tingkat pencemaran danau. Parameter-parameter tersebut diukur menggunakan metode titrasi iodometri, uji kimia, dan uji biologi untuk mengetahui kondisi ekosistem danau.
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisJoy Irman
Ìý
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrien, suhu, kelembaban, keasaman (pH), dan oksigen. Mikroba akan berkembangbiak dengan cepat pada kondisi yang optimal, namun pertumbuhannya akan melambat atau berhenti jika kondisinya kurang mendukung.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Oksigen terlarut (DO) adalah parameter penting untuk menilai kualitas perairan. Berbagai faktor seperti suhu, tekanan udara, kedalaman, dan aktivitas biologi mempengaruhi kadar oksigen terlarut. Metode titrasi Winkler digunakan untuk mengukur kadar oksigen terlarut.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan prinsip kerja GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). GC-MS merupakan teknik analisis kimia yang menggabungkan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen dalam suatu sampel. Dokumen tersebut menjelaskan komponen-komponen utama GC-MS beserta fungsinya serta beberapa penerapan GC-MS dalam berbagai bidang seperti lingkungan
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Ìý
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Ìý
Dokumen ini membahas proses pengolahan limbah cair secara kimiawi dengan menambahkan bahan kimia ke dalam air limbah untuk mengkondisikan air sebelum diolah oleh mikroorganisme. Proses kimia yang dijelaskan meliputi netralisasi, presipitasi, koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan zat kimia seperti alum dan ferro sulfat. Dokumen ini juga membandingkan kelebihan dan kekurangan pengolahan kimia d
Modul ini membahas analisis kualitatif bahan secara karakterisasi fisis dan metode H2S. Analisis fisis meliputi pengamatan warna, bentuk, kelarutan, titik didih, indeks bias, titik leleh dan reaksi nyala. Analisis dengan H2S meliputi pengidentifikasian kation dan anion. Materi dibahas dalam dua kegiatan belajar.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat model molekul senyawa organik dan menggambarkannya dalam tiga dimensi untuk memberikan pemahaman tentang struktur dan isomer senyawa tersebut. Praktikum ini melibatkan pengamatan struktur berbagai senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna, dan sikloalkana menggunakan molimod."
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Ìý
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode analisis kadar amonia dalam air dengan menggunakan metode indofenol dan spektrofotometri UV-Vis, meliputi penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi, dan pengukuran kadar amonia dalam beberapa sampel air.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum untuk mengukur kompleks indof
Analisis kadar timbal pada ikan bandeng, air, dan sedimen tambak di Gresik menunjukkan kadar timbal melebihi standar kecuali pada daging ikan bandeng. Limbah industri diperkirakan mencemari tambak melalui sungai dan memasuki rantai makanan hingga terakumulasi pada biota termasuk ikan bandeng. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui keamanan konsumsi ikan bandeng dan kelayakan tambak.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Oksigen terlarut (DO) adalah parameter penting untuk menilai kualitas perairan. Berbagai faktor seperti suhu, tekanan udara, kedalaman, dan aktivitas biologi mempengaruhi kadar oksigen terlarut. Metode titrasi Winkler digunakan untuk mengukur kadar oksigen terlarut.
Dokumen tersebut merangkum pengertian dan prinsip kerja GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry). GC-MS merupakan teknik analisis kimia yang menggabungkan kromatografi gas dan spektrometri massa untuk memisahkan dan mengidentifikasi komponen dalam suatu sampel. Dokumen tersebut menjelaskan komponen-komponen utama GC-MS beserta fungsinya serta beberapa penerapan GC-MS dalam berbagai bidang seperti lingkungan
Bangunan Pengolah Air Limbah secara AerobikJoy Irman
Ìý
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat dan menstandarisasi larutan standar HCl 0,1 M dan NaOH 0,1 M serta menggunakannya untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka perdagangan. Larutan HCl distandarisasi dengan boraks sebagai larutan standar primer, sedangkan NaOH distandarisasi dengan asam oksalat. Kedua larutan standar kemudian digunakan untuk menentukan kadar asam asetat pada cuka melalui
Sistem Pengolahan Air Limbah secara KimiaJoy Irman
Ìý
Dokumen ini membahas proses pengolahan limbah cair secara kimiawi dengan menambahkan bahan kimia ke dalam air limbah untuk mengkondisikan air sebelum diolah oleh mikroorganisme. Proses kimia yang dijelaskan meliputi netralisasi, presipitasi, koagulasi dan flokulasi dengan menggunakan zat kimia seperti alum dan ferro sulfat. Dokumen ini juga membandingkan kelebihan dan kekurangan pengolahan kimia d
Modul ini membahas analisis kualitatif bahan secara karakterisasi fisis dan metode H2S. Analisis fisis meliputi pengamatan warna, bentuk, kelarutan, titik didih, indeks bias, titik leleh dan reaksi nyala. Analisis dengan H2S meliputi pengidentifikasian kation dan anion. Materi dibahas dalam dua kegiatan belajar.
Praktikum ini bertujuan untuk membuat model molekul senyawa organik dan menggambarkannya dalam tiga dimensi untuk memberikan pemahaman tentang struktur dan isomer senyawa tersebut. Praktikum ini melibatkan pengamatan struktur berbagai senyawa hidrokarbon seperti alkana, alkena, alkuna, dan sikloalkana menggunakan molimod."
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan bertujuan untuk mengukur nilai konsentrasi misel kritis (CMC) pada berbagai surfaktan. Prinsip dari tegangan permukaan adalah energi tarik menarik antar partikel, sedangkan prinsip dari turbiditas adalah penghamburan cahaya oleh molekul koloid. Metode yang digunakan adalah pengukuran tegangan permukaan dengan metode pipa kapiler dan turbiditas dengan turbidimetri. Hasil yang diperoleh adalah nilai turbiditas surfaktan akan berbanding lurus dengan konsentrasinya, dan nilai tegangan permukaan akan berbanding terbalik dengan konsentrasinya.
Titrasi permanganometri digunakan untuk menentukan konsentrasi larutan sampel dengan mengoksidasi zat tersebut menggunakan larutan kalium permanganat. Prinsipnya adalah reaksi redoks antara ion permanganat dengan bahan baku tertentu dalam suasana asam. Titrasi dilakukan dengan menambahkan larutan KMnO4 secara bertahap hingga terjadi perubahan warna, menunjukkan titik akhir reaksi.
Permen lhk no.68 2016 ttg baku mutu air limbah domestikRizki Darmawan
Ìý
Peraturan ini menetapkan baku mutu air limbah domestik dan kewajiban pengolahan air limbah domestik. Air limbah domestik harus diolah sebelum dibuang dan memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pemerintah daerah dapat menetapkan baku mutu lebih ketat berdasarkan kajian ilmiah tentang daya tampung lingkungan dan teknologi pengolahan.
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang metode analisis kadar amonia dalam air dengan menggunakan metode indofenol dan spektrofotometri UV-Vis, meliputi penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva kalibrasi, dan pengukuran kadar amonia dalam beberapa sampel air.
2. Hasilnya menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum untuk mengukur kompleks indof
Analisis kadar timbal pada ikan bandeng, air, dan sedimen tambak di Gresik menunjukkan kadar timbal melebihi standar kecuali pada daging ikan bandeng. Limbah industri diperkirakan mencemari tambak melalui sungai dan memasuki rantai makanan hingga terakumulasi pada biota termasuk ikan bandeng. Penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui keamanan konsumsi ikan bandeng dan kelayakan tambak.
This unit consists of a three part 1500 slide PowerPoint roadmap from sciencepowerpoint.com/ complete with a 14 page bundled homework package, modified version, 9 pages of unit notes, built-in hands-on activities with instructions and visuals, 25 video links, built-in quizzes, review games, answer keys, rubrics, worksheets that follow slideshow for classwork, complete student version of the unit, and much more.
Areas of Focus: -Locations of Water on the Planet, Importance of Water, Groundwater, Groundwater Pollution, The Water Molecule, Properties of Water, Polarity, Cohesion, Adhesion, Capillary Action, High Specific Heat, Water has a Neutral pH, lower density of ice, lake turnover, water cycle, three stares of matter, Water is the Universal Solvent, Mixtures, and much more.
I also sell all 20 Middle-Level Science Units as a curriculum package. This includes all 20 units (50,000 slides), in Life, Earth, and Physical Science for students in grades 5-10, This also includes 275 pages of bundled homework / assessment that chronologically follows each unit, 175 pages of modified assessments, 325 pages of answer keys, 260 pages of unit notes, 37 PowerPoint review games (5000+ slides), 315 videos, hundreds of pages of handouts, First Day PowerPoint, Guidebook, and Four Year Curriculum Guide and classroom license.
Thank you for time and if you have any questions please feel free to contact me at www.sciencepowerpoint@gmail.com. Best wishes.
Teaching Duration = 4+ Weeks
Sincerely,
Ryan Murphy M.Ed
http://sciencepowerpoint.com/
The document discusses the pH scale, which measures how acidic or basic a substance is. It explains that the pH scale ranges from 0 to 14, with 7 being neutral. Values below 7 are acidic and values above 7 are basic. Each whole number on the pH scale represents a substance that is ten times more acidic or alkaline than the next higher value. The document also provides background on the history of the pH scale and defines acids and bases, noting that acids donate protons while bases receive protons in dissociation reactions.
ºÝºÝߣs giving an overview on pH and its measurement.
Contains information about pH meters, its calibration, maintenance , types of ph electrode and modern definition of pH
Acids are substances that are sour, such as lemon juice and vinegar, and are known as acidic. Bases are the opposite of acids and can also be corrosive, while alkalis are bases that are soluble in water. The litmus test and pH scale are used to determine whether a substance is an acid or base and the strength of acids and bases.
Acids and bases can be identified by their names or chemical formulas. Acids contain hydrogen (H) or a carboxyl group (COOH) and have a pH below 7. Bases contain a metallic or ammonium ion and hydroxide (OH) and have a pH above 7. Acid-base indicators change color at specific pH levels and can be used to determine if a solution is acidic or basic. A neutralization reaction occurs between an acid and base, producing water and a salt.
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat r...diqki
Ìý
BOD dan COD digunakan sebagai parameter untuk menentukan tingkat pencemaran perairan oleh bahan organik. BOD menunjukkan kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan organik, sedangkan COD menunjukkan total kebutuhan oksigen kimia untuk mengoksidasi seluruh bahan organik. Perbandingan antara BOD dan COD memberikan gambaran tentang bahan organik yang mudah atau sulit terurai di perairan.
Oksigen terlarut (DO) sangat penting bagi kehidupan organisme akuatik. Ia diperlukan untuk pernapasan dan metabolisme, dan sumber utamanya berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis. Analisis DO dapat dilakukan dengan titrasi Winkler atau alat DO meter, dimana titrasi dianggap lebih akurat. Parameter BOD digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran, dengan mengukur oksigen yang digunakan untuk mendeko
9a. lembar panduan kegiatan proyek siswa (lpkps)BiomaPublishing
Ìý
Dokumen tersebut membahas masalah pencemaran lingkungan yang semakin parah akibat aktivitas manusia, dan upaya internasional untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Dokumen tersebut juga menjelaskan beberapa parameter untuk mengukur tingkat pencemaran lingkungan seperti BOD, COD, DO, dan pH.
KOK (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam sampel air. Nilai KOK menunjukkan kadar zat organik dalam air, dengan nilai rendah untuk air bersih dan tinggi untuk limbah. Analisis KOK melibatkan oksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O menggunakan kalium bikromat sebagai oksidator.
Dokumen tersebut membahas tentang oksigen terlarut dan parameter-parameter penentu kualitas air seperti BOD dan COD. Oksigen terlarut sangat penting untuk kehidupan biota air, sedangkan BOD dan COD digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran organik dalam suatu perairan.
Dokumen tersebut membahas tentang penetapan zat organik dalam air melalui metode permanganimetri. Metode ini mengukur jumlah kalium permanganat yang dibutuhkan untuk mengoksidasi seluruh zat organik dalam air. Zat organik merupakan indikator pencemaran air oleh limbah manusia atau hewan dan dapat diuraikan oleh bakteri aerobik maupun anaerobik.
Dokumen tersebut membahas parameter-parameter dalam menganalisis kualitas air limbah seperti BOD, COD, DO, dan pH. Juga dibahas mengenai pengolahan limbah hewan dan tumbuhan, proses biogas, dan dampak limbah terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
Teks tersebut membahas tentang pencemaran air, sumber pencemaran air, dan hubungannya dengan oksigen terlarut dan organisme perairan. Sumber pencemaran air dapat berasal dari alam maupun aktivitas manusia seperti limbah industri dan rumah tangga. Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dan memengaruhi kehidupan organisme perairan."
Teks tersebut membahas tentang pencemaran air, sumber pencemaran air, dan hubungannya dengan oksigen terlarut dan organisme perairan. Sumber pencemaran air dapat berasal dari alam maupun aktivitas manusia seperti limbah industri dan rumah tangga. Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya oksigen terlarut dan memengaruhi kehidupan organisme perairan."
Dokumen tersebut membahas tentang air sebagai zat yang penting bagi kehidupan di bumi namun tidak di planet lain, serta berbagai wujud dan sifat air. Juga dibahas mengenai polusi air yang dapat terjadi akibat limbah industri, pertanian, dan rumah tangga serta dampaknya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah polusi air juga disebutkan.
Dokumen tersebut membahas tentang air sebagai zat yang penting bagi kehidupan di bumi namun tidak di planet lain, serta berbagai wujud dan sifat air. Juga dibahas mengenai polusi air yang dapat terjadi akibat limbah industri, pertanian, dan rumah tangga serta dampaknya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah polusi air dijelaskan pula.
Kolam anaerob digunakan untuk mengendapkan lumpur dari limbah domestik melalui proses biologi oleh bakteri anaerobik. Pengukuran kadar logam dilakukan pada ikan dan lumpur karena mampu mengakumulasi zat pencemar, sedangkan penghentian penyedotan air dilakukan jika COD >400mg/L karena dapat merusak sistem pengolahan.
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranYos F. da-Lopes
Ìý
Dokumen tersebut membahas parameter-parameter untuk mengukur tingkat pencemaran lingkungan, termasuk parameter kimia, biokimia, fisik dan biologi. Parameter-parameter tersebut digunakan sebagai indikator untuk mengetahui adanya pencemaran dan seberapa parah tingkat pencemaran yang terjadi. Dokumen ini juga membahas faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan, baik karena campur tangan manusia maupun faktor alam.
Parameter pencemaran dan perubahan lingkungan akibat pencemaranYos F. da-Lopes
Ìý
Cod dan bod
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehidupan mikroorganisme, seperti ikan dan hewan air lainnya,
tidak terlepas dari kandungan oksigen yang terlarut di dalam air, tidak
berbeda dengan manusia dan mahluk hidup lainnya yang ada di darat, yang
juga memerlukan oksigen dari udara agar tetap dapat bertahan. Air yang tidak
mengandung oksigen tidak dapat memberikan kehidupan bagi mikro
organisme, ikan dan hewan air lainnya. Oksigen yang terlarut di dalam air
sangat penting artinya bagi kehidupan. Untuk memenuhi kehidupannya,
manusia tidak hanya tergantung pada makanan yang berasal dari daratan saja
(beras, gandum, sayuran, buah, daging, dll), akan tetapi juga tergantung pada
makanan yang berasal dari air (ikan, kerang, cumi-cumi, rumput laut, dll).
Tanaman yang ada di dalam air, dengan bantuan sinar matahari,
melakukan fotosintesis yang menghasilkan oksigen. Oksigen yang dihasilkan
dari fotosintesis ini akan larut di dalam air. Selain dari itu, oksigen yang ada
di udara dapat juga masuk ke dalam air melalui proses difusi yag secara
lambat menembus permukaan air. Konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam
air tergantung pada tingkat kejenuhan air itu sendiri. Kejenuhan air dapat
disebabkan oleh koloidal yang melayang di dalam air oleh jumlah larutan
limbah yang terlarut di dalam air. Selain dari itu suhu air juga mempengaruhi
konsentrasi oksigen yang terlarut di dalam air. Tekanan udara dapat pula
mempengaruhi kelarutan oksigen di dalam air. Tekanan udara dapat pula
mempengaruhi kelarutan oksigen di dalam air karena tekanan udara
mempengaruhi kecepatan difusi oksigen dari udara ke dalam air.
Kemajuan industri dan teknologi seringkali berdampak pula terhadap
keadaan air lingkungan, baik air sungai, air laut, air danau maupun air tanah.
Dampak ini disebabkan oleh adanya pencemaran air yang disebabkan oleh
berbagai hal seperti yang telah diuraikan di muka. Salah satu cara untuk
1
2. menilai seberapa jauh air lingkungan telah tercemar adalah dengan melihat
kandungan oksigen yang terlarut di dalam air.
Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan
oksigennya sangat rendah. Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air
diserap oleh mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan
organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan
bau busuk). Selain dari itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi
dengan oksigen yang terlarut di dalam air organik yang ada di dalam air,
makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. Bahan
buangan organik biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan
kulit, industri pengolahan bahan makanan (seperti industri pemotongan
daging, industri pengalengan ikan, industri pembekuan udang, industri roti,
industri susu, industri keju dan mentega), bahan buangan limbah rumah
tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia
dan lain sebagainya.
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air dapat
ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi.
Cara yang ditempuh untuk maksud tersebut adalah dengan uji BOD dan
COD. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai pengertian COD dan BOD
serta bagaimana metode pengukuran dan fungsi COD dan BOD sebagai
parameter dalam perairan terutama dalam menentukan kualitas air serta
pencemaran yang terjadi.
1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu mengetahui dan memahami apa
yang dimaksud dengan Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical
Oxygen Demand (COD).
1.3. Batasan Masalah
2
3. Batasan masalah yang kami bahas dalam makalah ini adalah
mengenai pengertian Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical
Oxygen Demand (COD).
1.4. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode
kepustakaan. Yaitu diambil dari literatur-literatur dari internet yang relevan.
BAB II
3
4. BOD dan COD
2.1.Biological Oxygen Demand (BOD)
BOD merupakan parameter yang umum dipakai untuk menentukan
tingkat pencemaran bahan organik pada air limbah. BOD yaitu banyaknya
oksigen yang dibutuhkan bakteri aerobik untuk menguraikan bahan organi di
dalam air melalui proses oksidasi biologis (biasanya dihitung selam waktu 5
hari pada suhu 20 0C). Semakin tinggi nilai BOD di dalam air limbah,
semakin tinggi pula tingkat pencemaran yang ditimbulkan.
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah suatu analisis empiris
yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar-benar
terjadi di dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang
dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasikan) hampir
semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat organis yang tersuspensi
dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban
pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain
sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar tersebut. Penguraian zat
organis adalah peristiwa alamiah. Apabila sesuatu badan air dicemari oleh zat
organis, bakteri dapat menghabiskan oksigen terlarut dalam air selama proses
oksidasi tersebut yang bisa mengakibatkan kematian ikan. Keadaan menjadi
anaerobik dan dapat menimbulkan bau busuk pada air.
Pemeriksaan BOD didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis
dengan oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya
bakteri aerob. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan
Reaksi oksidasi dapat dituliskan sebagai berikut:
CnHaObNc + ( n + a/4 – b/2 – 3c/4 ) O2 ——–à nCO2 + ( a/2 – 3c/2 ) +
H2O + cNH3
Atas dasar reaksi tersebut, yang memerlukan kira-kira 2 hari dimana
50% reaksi telah tercapai, 5 hari supaya 75 % dan 20 hari supaya 100%
4
5. tercapai maka pemeriksaan BOD dapat dipergunakan untuk menaksir beban
pencemaran zat organis.
BOD merupakan salah satu indikator yang menyatakan dampak
biologis dari jasad organik yang hidup di air, dan merupakan salah satu
parameter kualitas air. Kajian mengenai parameter kualitas air telah banyak
dilakukan, namun untuk parameter BOD belum banyak studi yang dilakukan
khususnya menggunakan data citra Landsat. Model perhitungan BOD ini
dikembangkan dari model perhitungan parameter kualitas air antara lain, dari
pengertian dasar tentang kelarutan oksigen di air yang bergantung pada
temperatur.
2.2. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD juga merupakan parameter yang umum dipakai untuk
menentukan tingkat pencemaran bahan organik pada air limbah. COD adalah
banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi secara kimia bahan
organik di dalam air. Uji COD dapat dilakukan lebih cepat dari pada uji
BOD, karena waktu yang diperlukan hanya sekitar 2 jam.
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Kebutuhan Oksigen Kimia
(KOK) adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi
zat – zat organis yang ada dalam 1 liter sampel air. Angka COD merupakan
ukuran bagi pencemaran air oleh zat – zat organis yang secara alamiah dapat
dioksidasikan melalui proses mokrobiologis, dan mengakibatkan
berkurangnya oksigen terlarut di dalam air.
Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang terkandung didalam
air dan diukur dalam satuan ppm. Oksigen yang terlarut ini dipergunakan
sebagai tanda derajat pengotor air baku. Semakin besar oksigen yang terlarut,
maka menunjukkan derajat pengotoran yang relatif kecil. Rendahnya nilai
oksigen terlarut berarti beban pencemaran meningkat sehingga koagulan
yang bekerja untuk mengendapkan koloida harus bereaksi dahulu dengan
polutan – polutan dalam air menyebabkan konsusmsi bertambah.
5
6. Chemical Oxygen Demand (COD) yaitu jumlah oksigen (mg O2)
yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam sampel
air dimana peoksidasi K2Cr2O7 digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing
agent). Angka yang ditunjukkan COD merupakan ukuran bagi pencemaran
air dari zat-zat organik yang secara alamiah dapat mengoksidasi melalui
proses mikrobiologis dan dapat juga mengakibatkan berkurangnya oksigen
terlarut dalam air. Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi
oleh larutan K2Cr2O7 dalam keadaan asam yang mendidih. Adapun reaksi
yang terjadi:
CaHbOc + Cr2O7
2- + H+ → CO2 + H2O + 2 Cr3+
Zat organis Ag2SO4 warna hijau.
Perak Sulfat Ag2SO4 ditambahkan sebagai katalisator untuk
mempercapat reaksi. Sedangkan merkuri sulfat ditambahkan untuk
menghilangkan gangguan klorida yang umumnya terdapat di dalam air
buangan. Untuk memastikan bahwa hampir semua zat organis hampir
teroksidasi maka zat pengoksidasi K2Cr2O7 yang sesudah direfluks masih
harus tersisa. K2Cr2O7 yang tersisa dalam larutan tersebut digunakan untuk
menentukan berapa oksigen yang telah terpakai. Sisa K2Cr2O7 tersebut
ditentukan melalui titrasi dengan ferro amonium sulfat (FAS). Indikator
ferroin yang digunakan akhir titrasi yitu saat warna hijau – biru larutan
menjadi coklat – merah.
Analisis COD berbeda dengan analisa BOD, namun perbandingan
antar angka COD dengan angka BOD dapat ditentukan, seperti pada tabel
2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan Rata – Rata Angka BOD5/COD Untuk Beberapa
Jenis Air.
Jenis Air BOD5/COD
Air buangan domestik(penduduk) 0,40 – 0,60
Air buangan domestik setelah pengendapan primer 0,60
Air buangan setelah pengolahan secara biologis 0,20
6
7. Air sungai 0,10
Dalam analisa COD, kadar klorida (Cl-) sampai 2000 mg/l di dalamn
sampel dapat menjadi gangguan karena dapat menjadi ganguan karena dapat
mengganggu kerjanya kualitas Ag2SO4, dan pada keadaan tertentu turut
teroksidasi oleh dikromat, sesuai dengan reaksi berikut:
6 Cl- + Cr2O7
2- + 14 H+ → 3 Cl2 + 2 Cr3+ + 7H2O. Gangguan ini dapat
dihilangkan dengan penambahan HgSO4 pada sample.
Adapun keuntungan dengan penambahan tes COD dibandingkan tes
BOD5, antara lain:
- Memakan waktu ±3 jam, sedangkan BOD5 memakan waktu 5 hari;
- Untuk menganalisa COD antara 50 – 800 mg/l, tidak dibutuhkan
pengenceran sampel, sedangkan BOD5 selalu membutuhkan
pengenceran;
- Ketelitan dan ketepatan (reprodicibilty) tes COD adalah 2 sampai 3 kali
lebih tinggi dari tes BOD5;
- Gangguan zat yang bersifat racun tidak menjadi masalah.
Sedangkan kekurangan dari tes COD adalah tidak dapat
membedakan antara zat yang sebenarnya yang tidak teroksidasi (inert) dan
zat-zat yang teroksidasi secara biologis. Hal ini disebabkan karena tes COD
merupakan suatu analisa yang menggunakan suatu oksidasi kimia yang
menirukan oksidasi biologis, sehingga suatu pendekatan saja. Untuk tingkat
ketelitian pinyimpangan baku antara laboratorium adalah 13 mg/l. Sedangkan
penyimpangan maksimum dari hasil analisa dalam suatu laboratorium
sebesar 5% masih diperkenankan.
Chemical Oxygen Demand (COD) dapat dihitung sebagai berikut :
COD sebagai mg O2 = (A – B)N x 8000 . Dimana :
A = ml FAS untuk blanko.
B = ml FAS untuk sampel
N = normalitas FAS
2.3. Metode pengukuran BOD dan COD
7
8. Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu men
gukurkandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah
pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada
sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu
tetap (20 oC) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOi dan DO5 (DOi -
DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per
liter (mg/L). Pengukuran oksigen dapat dilakukan secara analitik dengan
cara titrasi (metode Winkler, iodometri) atau dengan menggunakan alat
yang disebut DO meter yang dilengkapi dengan probe khusus.
Jadi pada prinsipnya dalam kondisi gelap, agar tidak terjadi proses
fotosintesis yang menghasilkan oksigen, dan dalam suhu yang tetap selama
lima hari, diharapkan hanya terjadi proses dekomposisi oleh
mikroorganime, sehingga yang terjadi hanyalah penggunaan oksigen, dan
oksigen tersisa ditera sebagai DO5. Yang penting diperhatikan dalam hal ini
adalah mengupayakan agar masih ada oksigen tersisa pada pengamatan hari
kelima sehingga DO5 tidak nol. Bila DO5 nol maka nilai BOD tidak dapat
ditentukan. Pada prakteknya, pengukuran BOD memerlukan kecermatan
tertentu mengingat kondisi sampel atau perairan yang sangat bervariasi,
sehingga kemungkinan diperlukan penetralan pH, pengenceran, aerasi, atau
penambahan populasi bakteri. Pengenceran dan/atau aerasi diperlukan agar
masih cukup tersisa oksigen pada hari kelima. Secara rinci metode
pengukuran BOD diuraikan dalam APHA (1989), Umaly dan Cuvin, 1988;
Metcalf & Eddy, 1991) atau referensi mengenai analisis air lainnya.
Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri) sebagai pengurai bahan
organik, maka analisis BOD memang cukup memerlukan waktu. Oksidasi
biokimia adalah proses yang lambat. Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan
organic karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu 5 hari sekitar 60 – 70
% bahan organik telah terdekomposisi (Metcalf & Eddy, 1991). Lima hari
inkubasi adalah kesepakatan umum dalam penentuan BOD. Bisa saja BOD
ditentukan dengan menggunakan waktu inkubasi yang berbeda, asalkan
dengan menyebut4 kan lama waktu tersebut dalam nilai yang dilaporkan
(misal BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam interpretasi atau
8
9. memperbandingkan. Temperatur 20 oC dalam inkubasi juga merupakan
temperatur standard. Temperatur 20 oC adalah nilai rata rata temperatur
sungai beraliran lambat di daerah beriklim sedang (Metcalf & Eddy, 1991)
dimana teori BOD ini berasal. Untuk daerah tropic seperti Indonesia, bisa
jadi temperatur inkubasi ini tidaklah tepat. Temperatur perairan tropic
umumnya berkisar antara 25 – 30 oC, dengan temperature inkubasi yang
relatif lebih rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan
tidak optimal sebagaimana yang diharapkan. Ini adalah salah satu
kelemahan lain BOD selain waktu penentuan yang lama tersebut.
Metode pengukuran COD sedikit lebih kompleks, karena
menggunakan peralatan khusus reflux, penggunaan asam pekat, pemanasan,
dan titrasi (APHA, 1989, Umaly dan Cuvin, 1988). Peralatan reflux
diperlukan untuk menghindari berkurangnya air sampel karena pemanasan.
Pada prinsipnya pengukuran COD adalah penambahan sejumlah tertentu
kalium bikromat (K2Cr2O7) sebagai oksidator pada sampel (dengan volume
diketahui) yang telah ditambahkan asam pekat dan katalis perak sulfat,
kemudian dipanaskan selama beberapa waktu. Selanjutnya, kelebihan
kalium bikromat ditera dengan cara titrasi. Dengan demikian kalium
bikromat yang terpakai untuk oksidasi bahan organik dalam sampel dapat
dihitung dan nilai COD dapat ditentukan. Kelemahannya, senyawa
kompleks anorganik yang ada di perairan yang dapat teroksidasi juga ikut
dalam reaksi (De Santo, 1978), sehingga dalam kasus-kasus tertentu nilai
COD mungkin sedikit ‘over estimate’ untuk gambaran kandungan bahan
organik. Bilamana nilai BOD baru dapat diketahui setelah waktu inkubasi
lima hari, maka nilai COD dapat segera diketahui setelah satu atau dua jam.
Walaupun jumlah total bahan organik dapat diketahui melalui COD dengan
waktu penentuan yang lebih cepat, nilai BOD masih tetap diperlukan.
Dengan mengetahui nilai BOD, akan diketahui proporsi jumlah bahan
organik yang mudah urai (biodegradable), dan ini akan memberikan
gambaran jumlah oksigen yang akan terpakai untuk dekomposisi di perairan
dalam sepekan (lima 5 hari) mendatang. Lalu dengan memperbandingkan
9
10. nilai BOD terhadap COD juga akan diketahui seberapa besar jumlah bahan-bahan
organik yang lebih persisten yang ada di perairan.
Peralatan reflux untuk pengukuran COD (sumber: Boyd, 1979)
2.4. BOD dan COD sebagai Parameter Pengolahan Air Limbah dan Pada
Kualitas Air
Dalam pengolahan air limbah industri dikenal 3 parameter utama
yaitu: Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO), Kebutuhan
Oksigen Biologis (KOB) atau Biologycal Oxygen Demand (BOD) dan
Kebutuhan Oksigen Kimia (KOK) atau Chemical Oxygen Demand (COD).
10
11. Oksigen terlarut (OT) atau Dissolved Oxygen (DO)
Oksigen merupakan parameter yang sangat penting dalam air.
Sebagian besar makhluk hidup dalam air membutuhkan oksigen untuk
mempertahankan hidupnya, baik tanaman maupun hewan air, bergantung
kepada oksigen yang terlarut. Ikan merupakan makhluk air dengan kebutuhan
oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan
oksigennya adalah bakteri.
Keseimbangan oksigen terlarut (OT) dalam air secara alamiah terjadi
secara bekesinambungan. Mikoorganisme sebagai makhluk terkecil dalam
air, untuk pertumbuhannya membutuhkan sumber energi yaitu unsur karbon
(C) yang dapat diperoleh dari bahan organik yang berasal dari tanaman,
ganggang yang mati, maupun oksigen dari udara.
Bahan organik tersebut oleh mikroorganisme akan duraikan menadi
karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). CO2 selanjutnya dimanfaatkan oleh
tanaman dalam air untuk proses fotosintesis membentuk oksigen, dan
seterusnya. Oksigen yang dimanfaatkan untuk proses penguraian bahan
organik tersebut akan diganti oleh oksigen yang masuk dari udara maupun
dari sumber lainnya secepat habisnya oksigen terlarut yang digunakan oleh
bakteri atau dengan kata lain oksigen yang diambil oleh biota air selalu
setimbang dengan oksigen yang masuk dari udara maupun dari hasil
fotosintesa tanaman air.
Apabila pada suatu saat bahan organik dalam air menjadi berlebih
sebagai akibat masuknya limbah aktivitas manusia (seperti limbah organik
dari industri), yang berarti suplai karbon (C) melimpah, menyebabkan
kecepatan pertumbuhan mikroorganisme akan berlipat ganda, yang berati
juga meningkatnya kebutuhan oksigen, sementara suplai oksigen dari udara
jumlahnya tetap. Pada kondisi seperti ini, kesetimbangan antara oksigen yang
masuk ke air dengan yang dimanfaatkan oleh biota air tidak setimbang,
akibatnya terjadi defisit oksigen terlarut dalam air. Bila penurunan oksigen
terlarut tetap berlanjut hingga nol, biota air yang membutuhkan oksigen
(aerobik) akan mati, dan digantikan dengan tumbuhnya mikroba yang tidak
11
12. membutuhkan oksigen atau mikroba anerobik. Sama halnya dengan mikroba
aerobik, mikroba anaerobik juga akan memanfatkan karbon dari bahan
organik. Dari respirasi anaerobik ini terbentuk gas metana (CH4) disamping
terbentuk gas asam sulfida (H2S) yang berbau busuk.
Masuknya zat terlarut lain dalam air mengganggu kelarutan
oksigen dalam air
BOD dan COD Dalam Menentukan Kualitas Air
Untuk menentukan tingkat penurunan kualitas air dapat dilihat dari
penurunan kadar oksigen terlatut (OT) sebagai akibat masuknya bahan
organik dari luar, umumnya digunakan uji BOD dan atau COD. Salah satu
cara untuk mengetahui seberapa jauh beban cemaran pada air limbah adalah
dengan mengukur COD (Chemical Oxygen Demand). Semakin tinggi nilai
COD, berarti semakin tinggi pula beban cemaran yang ada pada limbah cair
tersebut (Masturi, 1997). Apabila kandungan zat-zat organik dalam limbah
tinggi, maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan untuk mendegradasi
zat-zat organik tersebut, sehingga nilai BOD dan COD limbah akan tinggi
pula. Oleh karena itu untuk menurunkan nilai BOD dan COD limbah, perlu
dilakukan pengurangan zat-zat organik yang terkandung di dalam limbah
sebelum dibuang ke perairan.
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen biologis
(KOB) menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan organik
dalam air. Oleh karena itu, nilai BOD bukanlah merupakan nilai yang
12
13. menujukkan jumlah atau kadar bahan organik dalam air, tetapi mengukur
secara relative jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
mengoksidasi atau menguraikan bahan-bahan organik tersebut. BOD tinggi
menunjukkan bahwa jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme
untuk mengoksidasi bahan organik dalam air tersebut tinggi, berarti dalam air
sudah terjadi defisit oksigen. Banyaknya mikroorganisme yang tumbuh
dalam air disebabkan banyaknya makanan yang tersedia (bahan organik),
oleh karena itu secara tidak langsung BOD selalu dikaitkan dengan kadar
bahan organik dalam air. Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan
beban pencemaran akibat air buangan dan untuk mendesain sistem
pengolahan secara biologis (G. Alerts dan SS Santika, 1987).
BOD5 merupakan penentuan kadar BOD baku yaitu pengukuran
jumlah oksigen yang dihabiskan dalam waktu lima hari oleh mikroorganisme
pengurai secara aerobic dalam suatu volume air pada suhu 20 derajat Celcius.
BOD5 500mg/liter (atau ppm) berarti 500 mgram oksigen akan dihabiskan
oleh mikroorganisme dalam satu liter contoh air selama waktu lima hari pada
suhu 20 derajat Celcius.
Beberapa dasar yang sering digunakan untuk menentukan kualitas air
dilihat dari kadar BOD erat kaitannya dengan BOD adalah COD. COD
adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat
organis yang ada dalam 1 liter sampel air, dimana pengoksidasi K2,Cr2O7
digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) (G. Alerts dan SS
Santika, 1987).
Dalam bahan buangan, tidak semua bahan kimia organik dapat
diuraikan oleh mikroorganisme secara cepat.
Bahan organik dalam air bersifat:
·Dapat diuraikan oleh bakteri (biodegradasi) dalam waktu lima hari
·Bahan organik yang tidak teruraikan oleh bakteri dalam waktu lima hari
·Bahan organik yang tidak mengalami biodegradasi
Uji COD ini meliputi semua bahan organik di atas, baik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme maupun yang tidak dapat diuraikan. Oleh
karena itu hasil uji COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD.
13
14. Parameter lainnya yang digunakan untuk mengukur kadar bahan
paencemar antara lain
TSS (Total Suspended Solid)
TSS adalah jumlah berat dalam mg/liter kering lumpur yang ada
dalam limbah setelah mengalami penyaringan dengan membrane berukuran
0,45 mikron (Sugiharto, 1987). Penentuan zat padat tersuspensi (TSS)
berguna untuk mengetahui ke kuatan pencemaran air limbah domestik, dan
juga berguna untuk penentuan efisiensi unit pengolahan air (BAPPEDA,
1997).
MPN Coliform
Untuk mengetahui jumlah Coliform didalam contoh biasanya
digunakan metode MPN (Most Probable Number) dengan cara fermentasi
tabung ganda. Metode ini lebih baik bila dibandingkan dengan metode
hitungan cawan karena lebih sensitif dan dapat mendeteksi Coliform dalam
jumlah yang sangat rendah di dalam contoh.
Prosedur Pemeriksaan BOD, COD, TSS, MPN Coliform adalah
sebagi berikut:
Pemeriksaan Biological Oxygen Demand (BOD)
Menggunakan metode pemeriksaan Winkler (Titrasi di Laboratorium).
Prinsip analisis :
Pemeriksaan parameter BOD didasarkan pada reaksi oksidasi zat organik
dengan oksigen di dalam air dan proses tersebut berlangsung karena adanya
bakteri aerobik. Untuk menguraikan zat organik memerlukan waktu ± 2 hari
untuk 50% reaksi, 5 hari untuk 75% reaksi tercapai dan 20 hari untuk 100%
reaksi tercapai. Dengan kata lain tes BOD berlaku sebagai simulasi proses
biologi secara alamiah, mula-mula diukur DO nol dan setelah mengalami
inkubasi selama 5 hari pada suhu 20 °C atau 3 hari pada suhu 25°C–27°C
diukur lagi DO air tersebut. Perbedaan DO air tersebut yang dianggap
14
15. sebagai konsumsi oksigen untuk proses biokimia akan selesai dalam waktu 5
hari dipergunakan dengan anggapan segala proses biokimia akan selesai
dalam waktu 5 hari, walau sesungguhnya belum selesai.
Pemeriksaan Chemical Oksigen Demand (COD)
Menggunakan metode Pemeriksaan : tanpa refluks (Titrasi di Laboratorium)
Prinsip Analisis:
Pemeriksaan parameter COD ini menggunakan oksidator potasium dikromat
yang berkadar asam tinggi da n dipertahankan pada temperatur tertentu.
Penambahan oksidator ini menjadikan proses oksidasi bahan organik menjadi
air dan CO2, setelah pemanasan maka sisa dikromat diukur. Pengukuran ini
dengan jalan titrasi, oksigen yang ekifalen dengan dikromat inilah yang
menyatakan COD dalam satuan ppm.
Total Suspended Solid (TSS)
Menggunakan metode gravimetri. Prinsip Analisa yaitu :
Total Suspended Solid adalah semua zat terlarut dalam air yang tertahan
membran saring yang berukuran 0,45 mikron. Kemudian dikeringkan dalam
oven pada temperatur 103°C–105°C, hingga diperoleh berat tetap. Partikel
yang sama besar, part ikel yang mengapung dan zat-zat yang menggumpal
yang tidak tercampur dalam air, terlebih dahulu dipisahkan sebelum
pengujian.
Penentuan Jumlah MPN Coliform
Menggunakan prinsip kerja aseptis yaitu pemeriksaan bakteriologis air
bersih ditujukan untuk melihat adanya kemungkinan pencemaran oleh
kotoran maupun tinja. Bakteri yang termasuk jenis coliform antara lain
Eschericia coli, Aerobacter aerogenes, dan Eschericia freundii. Sifat bakteri
golongan coliform adalah berbentuk batang, tidak dapat membentuk spora,
gram negatif, hidup aerob atau anaerob fakultatif, dan dapat meragikan
laktosa dengan membentuk gas
15
16. BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
· COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau kebutuhan
oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam
16
17. air.
· BOD singkatan dari Biological Oxygen Demand, atau kebutuhan
oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam air oleh
mikroorganisme.
· BOD dan COD merupaan dua dari tiga parameter utama yang
digunakan untuk mengukur kadar bahan pencemar. Parameter utama lain
yaitu Dissolved Oxygen (DO).
· COD akan lebih tinggi dari hasil uji BOD karena uji COD meliputi
semua bahan organik, baik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme
maupun yang tidak dapat diuraikan.
3.2. Saran
Penulis menyarankan dalam menganalisis zat pencemar apabila nilai
BOD dan COD suatu perairan masih normal atau memenuhi baku mutu,
belum dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi pencemaran, bila parameter
kunci lainnya tidak diketahui. Karena bila parameter lainnya telah meningkat
dan melebihi baku mutu, maka berarti ada indikasi pencemaran di perairan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. BOD dan COD.
http://smk3ae.wordpress.com/2008/07/15/bod-dan-cod/
Diakses tanggal 5 Desember 2009
A.R Agnes & Azizah R. 2005. Perbedaan Kadar BOD, COD, TSS dan MPN
Coliform Pada Air Limbah, Sebelum dan Sesudah Pengolahan di RSUD
Nganjuk.
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-10.pdf
Diakses tanggal 5 Desember 2009
Arianto, Erik. 2008. Pengertian COD dan BOD.
http://erikarianto.wordpress.com/2008/01/10/pengertian-cod-dan-bod/
17
18. Diakses tanggal 5 Desember 2009
Fatha, A’tina. 2007. Pemanfaatan Zeolit Aktif Untuk Menurunkan BOD dan COD
Limbah Tahu.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASHeeca.dir/d
c.pdf
Diakses tanggal 5 Desember 2009
G, Pal. 2009. OD, BOD, COD, apaan tuh?
http://watsan.co.cc/2008/09/od-bod-cod-apaan-tuh/
Diakses tanggal 4 Desember 2009
Hariyadi Sigid. 2004. BOD dan COD Sebagai Parameter Pencemaran Air dan
Baku Mutu Air Limbah.
http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/09145/sigid_hariyadi.pdf
Diakses tanggal 5 Desember 2009
18