Tumbuhan lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan kecil yang mengalami pergiliran keturunan antara generasi haploid dan diploid. Terdiri dari 3 kelas yaitu lumut sejati, lumut hati, dan lumut tanduk. Reproduksinya melalui spora dan gamet.
Lumut (Bryophyta) adalah tumbuhan peralihan antara Thallophyta dan Cormophyta yang membahas ciri, perkembangbiakan, dan klasifikasi lumut menjadi tiga kelas berdasarkan bentuk tubuhnya serta manfaat lumut dalam kehidupan.
Teks tersebut memberikan informasi mengenai ciri-ciri umum lumut hati dan beberapa contohnya. Lumut hati memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun meskipun tidak memiliki batang dan daun. Lumut hati hidup di tempat basah dan kadang-kadang di tempat kering. Terdapat rizoid untuk menempel dan menyerap zat makanan. Siklus hidupnya mirip lumut daun. Contoh lumut hati adalah bangsa Anth
PPT paku universitas, menjelaskan paku dari segi Divisio Pteridophyta, dibedakan menjadi paku purba (Psilophytinae) dengan ordo psilophytales "Rhynia elegans" dan psilotales "Psilotum nudum", Paku kawat (Lycopodiinae) dengan ordo isoetales "Isoetes sp.", lycopodiales "Lycopodium sp.", dan selaginellales "Selaginella sp.", Paku ekor kuda (equisetinae) dengan ordo equisetinales "Equisetum sp.", Sphenophyllales
"Sphenophyllum sp." dan Protoarticulatales "Hyenia elegans", dan paku sejati (Pteridopsida) dengan ordo Cyatheales "Cyathea sp.", Glecheniales "Gleichenia sp.", Hymenophyllales"Hymenophyllum sp.", Osmundales "osmunda sp.", Polypodiales "Polypodium sp.", Salviniales "Salvinia sp., Marsilea sp., dan Azolla sp." dan Schizaeales "Schiazae sp." dengan tampilan minimalis dan simpel.
Bryophyta dan Pterydophyta merupakan dua kelompok tumbuhan non berbiji yang memiliki siklus hidup melalui fase gametofit dan sporofit secara bergantian. Lumut memiliki organ mirip akar, batang dan daun namun tidak memiliki pembuluh, sementara paku memiliki pembuluh dan organ yang lebih kompleks. Kedua kelompok tumbuhan ini memiliki peran penting dalam ekosistem.
Dokumen tersebut membahas tentang kelas Hepaticopsida (Lumut Hati) yang memiliki 4 bangsa yaitu Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales. Kelas ini memiliki ciri-ciri seperti gametofit berbentuk talus dan memiliki organ seksual serta sporofit.
Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan non-vaskuler yang tergolong ke dalam divisi Bryophyta. Lumut memiliki siklus hidup yang didominasi oleh generasi gametofit haploid. Tumbuhan lumut terbagi menjadi 3 golongan yaitu lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk. Siklus hidup lumut meliputi tahapan spora, protonema, gametofit, fertilisasi, dan pembentukan sporogonium dan spora baru.
BTR (Botani Tumbuhan Rendah) bryophyta hepaticaeDzul Mumtazah
Ìý
Dokumen tersebut merangkum tentang kelas Hepaticae (lumut hati) yang terdiri atas 4 bangsa yaitu Sphaerocarpales, Marchantiales, Jungermaniales, dan Calobryales. Kelas ini memiliki ciri berupa gametofit berwarna hijau dan pipih serta sporofit yang tidak memiliki sel kloroplas.
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.
Lumut hati (Hepaticopsida) adalah kelompok tumbuhan yang bentuk tubuhnya mirip hati dan menempel di permukaan basah. Lumut hati dibagi menjadi 4 bangsa berdasarkan struktur vegetatif dan reproduktifnya. Bangsa utamanya adalah Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Lumut hati (Hepaticopsida) adalah kelompok lumut yang tubuhnya berbentuk lembaran mirip hati dengan banyak lekukan. Lumut hati diklasifikasikan ke dalam 4 bangsa berdasarkan perbedaan struktur vegetatif dan reproduktifnya, yaitu Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales. Bangsa-bangsa tersebut memiliki ciri khas masing-masing pada struktur gametofit dan sporofitnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa jenis tumbuhan paku dan lumut beserta klasifikasi dan ciri-ciri masing-masing tumbuhan tersebut. Terdapat informasi tentang lumut daun, lumut tanduk, beberapa jenis paku seperti paku pedang, paku sarang burung, paku suplir dan paku udang.
Tumbuhan lumut (Bryophyta) adalah anggota kingdom tumbuhan yang paling sederhana dengan struktur tubuh yang belum memiliki jaringan pengangkut dan hanya mengalami pertumbuhan primer. Lumut memiliki ciri-ciri hijau, ukuran kecil, dan hidup di tempat lembab.
Lumut (dalam bahasa yunani :Ìýbryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm.Ìý
Tumbuhan biji (Spermatophyta) merupakan divisi tumbuhan yang telah mampu menghasilkan biji. Tumbuhan ini meliputi Gymnospermae dan Angiospermae. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi tumbuhan berpembuluh yang belum mampu menghasilkan biji melainkan berkembang biak secara aseksual menggunakan spora. Dokumen ini membahas tentang ciri-ciri morfologi dan siklus hidup tumbuhan paku dan
1. Lumut dan tumbuhan paku memiliki ciri-ciri seperti berukuran kecil, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan berbiji memiliki ciri-ciri seperti berukuran lebih besar, memiliki akar, batang, dan daun sejati serta mampu berbunga dan menghasilkan biji.
2. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnospermae yang bijinya tidak tertutup oleh buah, dan angiospermae yang
BTR (Botani Tumbuhan Rendah) bryophyta hepaticaeDzul Mumtazah
Ìý
Dokumen tersebut merangkum tentang kelas Hepaticae (lumut hati) yang terdiri atas 4 bangsa yaitu Sphaerocarpales, Marchantiales, Jungermaniales, dan Calobryales. Kelas ini memiliki ciri berupa gametofit berwarna hijau dan pipih serta sporofit yang tidak memiliki sel kloroplas.
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.
Lumut hati (Hepaticopsida) adalah kelompok tumbuhan yang bentuk tubuhnya mirip hati dan menempel di permukaan basah. Lumut hati dibagi menjadi 4 bangsa berdasarkan struktur vegetatif dan reproduktifnya. Bangsa utamanya adalah Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales.
Lumut memiliki siklus hidup yang kompleks dengan pergantian generasi antara gametofit haploid dan sporofit diploid. Gametofit berkembang dari spora dan menghasilkan gamet. Pembuahan gamet menghasilkan zigot yang berkembang menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan spora baru untuk melanjutkan siklus.
Lumut hati (Hepaticopsida) adalah kelompok lumut yang tubuhnya berbentuk lembaran mirip hati dengan banyak lekukan. Lumut hati diklasifikasikan ke dalam 4 bangsa berdasarkan perbedaan struktur vegetatif dan reproduktifnya, yaitu Marchantiales, Sphaerocarpales, Yungermanniales, dan Calobryales. Bangsa-bangsa tersebut memiliki ciri khas masing-masing pada struktur gametofit dan sporofitnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai beberapa jenis tumbuhan paku dan lumut beserta klasifikasi dan ciri-ciri masing-masing tumbuhan tersebut. Terdapat informasi tentang lumut daun, lumut tanduk, beberapa jenis paku seperti paku pedang, paku sarang burung, paku suplir dan paku udang.
Tumbuhan lumut (Bryophyta) adalah anggota kingdom tumbuhan yang paling sederhana dengan struktur tubuh yang belum memiliki jaringan pengangkut dan hanya mengalami pertumbuhan primer. Lumut memiliki ciri-ciri hijau, ukuran kecil, dan hidup di tempat lembab.
Lumut (dalam bahasa yunani :Ìýbryophyta) adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup didarat, yang umumnya berwarna hijau dan berukuran kecil (dapat tidak tampak dengan bantuan lensa), dan ukuran lumut yang terbesar adalah kurang dari 50 cm.Ìý
Tumbuhan biji (Spermatophyta) merupakan divisi tumbuhan yang telah mampu menghasilkan biji. Tumbuhan ini meliputi Gymnospermae dan Angiospermae. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi tumbuhan berpembuluh yang belum mampu menghasilkan biji melainkan berkembang biak secara aseksual menggunakan spora. Dokumen ini membahas tentang ciri-ciri morfologi dan siklus hidup tumbuhan paku dan
1. Lumut dan tumbuhan paku memiliki ciri-ciri seperti berukuran kecil, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan berbiji memiliki ciri-ciri seperti berukuran lebih besar, memiliki akar, batang, dan daun sejati serta mampu berbunga dan menghasilkan biji.
2. Tumbuhan berbiji dibedakan menjadi gymnospermae yang bijinya tidak tertutup oleh buah, dan angiospermae yang
Dokumen tersebut membahas tentang tumbuhan paku dan siklus hidupnya, dimulai dari pembentukan gametangia dan sporofit hingga proses embriogenesis. Dibahas pula perkembangan embrio pada beberapa jenis tumbuhan paku seperti paku sejati dan Leptosporangitae sp. Termasuk dijelaskan mengenai peristiwa apogami dan apospori pada Pteridophyta.
Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik, klasifikasi, dan siklus hidup lumut (Bryophyta). Lumut adalah tumbuhan kecil yang hidup di tempat lembab, memiliki gametofit dominan, dan sporofit yang melekat pada gametofit. Lumut diklasifikasikan ke dalam 3 kelas berdasarkan struktur tubuh dan alat reproduksi, yaitu Bryopsida, Hepaticopsida, dan Anthocerotopsida. Siklus hidup lumut melibatkan fase gametofit
Teks tersebut membahas tentang karakteristik, klasifikasi, dan siklus hidup lumut (Bryophyta). Lumut adalah tumbuhan kecil yang terdiri dari gametofit dan sporofit. Gametofit berbentuk daun dan menghasilkan gametangia, sedangkan sporofit tumbuh di atas gametofit dan menghasilkan spora melalui meiosis. Terdapat tiga kelas lumut yaitu Hepaticopsida, Anthocerotopsida, dan Bryopsida. Lumut dapat ditemuk
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan tumbuhan tingkat rendah yang memiliki sistem pembuluh tetapi belum menghasilkan biji. Terdapat pergiliran keturunan antara generasi gametofit haploid dan generasi sporofit diploid. Pteridophyta dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan ciri morfologi dan anatomi masing-masing.
Tumbuhan dikelompokkan menjadi tumbuhan tak berpembuluh dan tumbuhan berpembuluh. Tumbuhan tak berpembuluh meliputi lumut hati, lumut daun, dan lumut tanduk, sedangkan tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan paku dan tumbuhan biji. Tumbuhan paku dan biji memiliki perbedaan dalam proses perkembangbiakan dan keberadaan bunga. Klasifikasi dan bagian tumbuhan dapat dipahami dengan mempelaj
Metagenesis tumbuhan paku dan lumut dan salakJamri Dafrizal
Ìý
Apa itu metagenesis?, Bagaimana prosesnya pada tumbuhan paku, lumut dan salak?, Apakah perbedaan metagenesis tumbuhan paku dan lumut?, untuk mengetahui proses dan perbedaannya, lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.
Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah kelompok tumbuhan yang lebih maju dibanding lumut karena sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati serta sistem pembuluh. Daur hidupnya melibatkan pergantian antara generasi gametofit berupa protalium dan generasi sporofit berupa tumbuhan paku dewasa yang lebih lama. Tumbuhan paku memiliki ciri seperti daun majemuk dan mengandung sporangium yang menghasilkan spora."
Kingdom tumbuhan (Plantae) merupakan organisme multiseluler eukariotik yang mampu melakukan fotosintesis. Tumbuhan memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan menyediakan oksigen serta makanan bagi kehidupan di bumi.
Teks tersebut membahas tentang lumut dan tumbuhan paku. Lumut dijelaskan sebagai tumbuhan yang paling sederhana dengan ciri-ciri tidak memiliki pembuluh xylem dan floem serta bereproduksi dengan spora. Tumbuhan paku dijelaskan sebagai tumbuhan yang lebih kompleks karena sudah memiliki pembuluh xylem dan floem serta memiliki bagian tubuh seperti akar, batang dan daun."
- Pteridophyta dan Bryophita adalah dua divisi tumbuhan yang membahas tentang tumbuhan paku dan lumut.
- Tumbuhan paku memiliki sistem pembuluh sejati tetapi tidak menghasilkan biji, melainkan menggunakan spora untuk reproduksi. Tumbuhan lumut tidak memiliki sistem pembuluh dan hanya tumbuh di tempat lembab.
- Kedua divisi tumbuhan ini memiliki siklus hidup yang berbeda dalam reproduksi generatifnya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai klasifikasi, ciri-ciri, dan reproduksi tumbuhan dari kingdom Plantae, khususnya kelompok lumut (Bryophyta) dan paku (Pteridophyta). Lumut dan paku merupakan tumbuhan yang berperan sebagai peralihan antara tumbuhan tidak berpembuluh dengan tumbuhan berpembuluh. Kedua kelompok tumbuhan ini memiliki siklus hidup yang meliputi fase gametofit dan sporofit.
Faktor persekitaran dikatakan boleh menyebabkan tumbuhan terevolusi. Dengan menggunakan satu contoh tumbuhan primitif dan tumbuhan lebih maju, bandingbezakan mofologi, pemakanan, kitar hidup dan habitat serta jelaskan evolusi/adaptasi di antara dua tumbuhan tersebut dan kepentingannya.
Modul ini membahas tentang kingdom plantae yang meliputi tumbuhan multiseluler eukariotik yang mampu melakukan fotosintesis. Terdiri atas tumbuhan lumut, paku, dan berbiji. Tumbuhan lumut adalah yang paling sederhana memiliki struktur seperti akar, batang, dan daun. Tumbuhan paku sudah berpembuluh dan berreproduksi melalui spora. Tumbuhan berbiji dibagi menjadi gymnospermae dan angiospermae, dengan angiospermae memil
1. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam
Bryophytina (dari bahasa Yunani bryum, "lumut").
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
fotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah:
"serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat
menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi
tumbuhan lumut lain dan tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. Klasifikasi
lama pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di
dalam Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun,
perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini
parafiletik, sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari
Bryophyta. Di dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati),
3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia[1]. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki
"taman lumut" yang mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai
wilayah di Indonesia dan dunia.
2. Pergiliran keturunan
Pergiliran keturunan tumbuhan lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang dikenal
orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil gamet) yang
haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina karena satu
tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.
Sel-sel kelamin jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel
telur atau ovum) terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini
terletak di bagian puncak dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel
sperma. Sel-sel sperma berenang (pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah)
menuju arkegonium untuk membuahi ovum.
Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya
disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk
mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium
pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis.
Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas
yang disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan
menumbuhkan gametofit baru.
3. Ciri-ciri, Reproduksi, dan Klasifikasi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Tumbuhan Lumut (Bryophyta) merupakan tumbuhan yang relatif kecil, tubuhnya hanya
beberapa milimeter saja, bahkan ada yang tingginya hanya beberapa milimeter saja. Hampir
semua jenis tumbuhan lumut sudah merupakan tumbuhan darat (terrestrial), walaupun
kebanyakan dari tumbuhan ini masih menyukai tempat - tempat yang basah.
Pada tumbuhan lumut kita mengenal adanya pergiliran keturunan (metagenesis), yaitu antara
keturunan yang bersifat haploid biasa disebut keturunan gametofit (tumbuhan yang
menghasilkan gamet), sedangkan yang diploid disebut sporofit (tumbuhan yang
menghasilkan spora).
a) Ciri - ciri tubuh
Ciri - ciri tubuh lumut sebagai berikut :
Sel - sel penyusun tubuhnya telah memiliki dinding sel yang terdiri dari selulosa.
Daun lumut umumnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun, lebih dari satu
lapis sel. Sel - sel daun kecil, sempit, panjang, dan mengandung kloroplas yang
tersusun seperti jala. Di antaranya terdapat sel - sel mati yang besar - besar dengan
penebalan dinding dalamnya berbentuk spiral. Sel - sel yang mati ini berguna sebagai
tempat persediaan air dan cadangan makanan.
Pada tumbuhan lumut hanya terdapat pertumbuhan memanjang dan tidak ada
pertumbuhan membesar. Pada ujung batang terdapat titk tumbuh dengan sebuah sel
pemula di puncaknya. Sel pemula itu biasanya berbentuk bidan empat (tetrader =
kerucut terbalik) dan membentuk sel - sel baru ke tiga arah menurut sisinya. Ukuran
lumut yang terbatas mungkin disebabkan tidak adanya sel berdinding sekunder yang
berfungsi sebagai jaringan penyokong seperti pada tumbuhan berpembuluh.
Rizoid tampak seperti rambut atau benang - benang. Berfungsi sebagai akar untuk
melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air serta garam - garam mineral
(makanan). Rizoid terdiri dari satu deret sel yang memanjang kadang - kadang dengan
sekat yang tidak sempurna.
Struktur sporofit (sporangium) tubuh lumut terdiri atas:
1. vaginula, yaitu kaki yang diselubungi sisa dinding arkegonium.
2. seta atau tangkai.
3. apofisis, yaitu ujung seta yang agak melebar yang merupakan peralihan antara seta dengan
kotak spora.
4. kaliptra atau tudung berasal dari dinding arkegonium sebelah atas menjadi tudung kotak
spora.
5. kolumela, jaringan yang tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan spora. Sporofit
tumbuh pada gametofit yang hijau menyerupai daun. Sporofit memiliki kloroplas sehingga
dapat berfotosintesis, tetapi juga mendapatkan makanan dari gametofit tempatnya melekat.
Meiosis terjadi dalam kapsul matang pada sporofit, menghasilkan spora haploid. Spora lumut
terbungkus dinding khusus yang tahan terhadap perusakan alam. Spora dapat bertahan lama
dalam keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan. Gametofit berbentuk seperti daun dan
di bagian bawahnya terdapat rizoid sebagai ganti akar. Jika sporofit sedang tidak
memproduksi spora, gametofit akan membentuk anteridium dan arkegonium untuk
melakukan reproduksi seksual.
4. b) Reproduksi
Reproduksi lumut bergantian antara seksual dan aseksualnya. Reproduksi aseksualnya
dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi seksualnya dengan
membentuk gamet - gamet. Baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam
gametofit. Ada 2 macam gametangium, yaitu
sebagai berikut.
1. Arkegonium adalah gametangium betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar
yang disebut perut; bagian yang sempit disebut leher. Keduanya mempunyai dinding yang
tersusun atas selapis sel. Di atas perut terdapat saluran leher dan satu sel induk yang besar; sel
ini membelah menghasilkan sel telur.
2. Anteridium adalah gametangium jantan yang berbentuk bulat seperti gada. Dinding
anteridium terdiri dari selapis sel - sel yang mandul dan di dalamnya terdapat sejumlah besar
sel induk spermatozoid - spermatozoid yang bentuknya seperti spiral pendek; sebagian besar
terdiri dari inti dan bagian depannya terdapat
dua bulu cambuk. Reproduksi aseksual dan seksual berlangsung secara bergantian melalui
suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Metagenesis berlangsung seperti pada
skema. Jika anteridium dan arkegonium terdapat dalam satu individu, tumbuhan lumut
disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam satu individu hanya terdapat anteridium atau
arkegonium saja disebut berumah dua (diesis). Daur hidup tumbuhan lumut dapat
digambarkan sebagai mana tertera di bawah ini.
Daur hidup tumbuhan lumut
5. c) Klasifikasi
Ada beberapa ahli yang menggolongkan lumut menjadi 2 kelas yaitu lumut hati (hepaticeae)
dan lumut daun (musci), tetapi hasil penelitian baru dibagi menjadi 3 (tiga) kelas yaitu
Briofita atau Bryospida (lumut sejati), Hepaticeae atau Hepatcopsida (lumut hati) dan
Hecerofita atau Anthocerotopsida (lumut tanduk). Berikut ini akan kita bahas kita secara
singkat ketiga kelas ini.
(1) Briofita (lumut sejati / lumut daun)
Briofita merupakan lumut yang paling banyak dikenal. Hamparan lumut sering terdapat di
tempat - tempat yang lembap. Siklus hidup briofita mengalami pergantian antara generasi
haploid dan diploid. Sporofit pada umumnya kecil, berumur pendek dan tergantung pada
gametofit. Contoh lumut sejati (Briofita) :
a. Pegonatum cirrhatum, batangnya kebanyakan bercabang, daunnya besar di bagian atas.
Tudung spora terdapat pada pucuk tumbuhan, tertutup oleh calyptra berbulu tembik.
b. Aerobryapsis longgissima, terdapat berangkai pada kulit atau daun tumbuhan. Tudung
spora terletak pada cabang - cabangnya, bertangkai pendek dan calyptra berbulu. Banyak
terdapat di hutan - hutan dan pegunungan, panjangnya mencapai 50 meter.
c. Mniodendrom divarikatum, lumut besar, tumbuh di atas tanah atau pada batang pohon di
atas tanah.
d. Sphagnum (lumut gambut) hidup di pohon - pohon.
(2) Hepatofita (lumut hati)
Disebut lumut hati, karena bentuknya menyerupai hati. Tempat tumbuhnya pada tanah - tanah
yang cukup basah. Lumut hati ada 2 macam yaitu lumut hati jantan dan betina, masing -
masing menghasilkan anteridium dan arkegonium. Dari anteridium ke luar sel kelamin jantan
sedangkan dalam arkegonium terdapat sel telur.
Pembuahan berlangsung dengan bantuan air. Oleh karena itu tempat basah dan sedikit berair
merupakan suatu tempat yang baik untuk tumbuhnya. Air hujan atau percikan air membantu
penyerbukan. Seperti halnya lumut daun, pada lumut hatipun terdapat pergiliran tutunan. Di
dalam sporangia terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas
saat kapsul terbuka, sehingga membantu memencarkan spora.
Lumut hati juga dapat melakukan reproduksi aseksual dengan seberkas sel yang disebut
mangkok di permukaan gametofit. Contoh hepatofita adalah Marchantia polymorpha dan
Porella.
(3) Anthocerofita (lumut tanduk)
Anthocerofita sering disebut lumut tanduk. Gametofitnya mirip dengan lumut hati,
perbedaannya terletak pada sporofitnya. Sporofit lumut tanduk mempunyai kapsul
memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit. Contoh lumut tanduk adalah
Anthoceros laevis (lumut tanduk).
d) Manfaat Tumbuhan Lumut bagi Manusia
6. Tumbuhan lumut tidak berperan penting dalam kehidupan manusia, tetapi ada spesies tertentu
yang dimanfaatkan oleh penduduk untuk mengobati sakit hati (hepatitis), yaitu Marchantia
polymorpha. Selain itu jenis - jenis lumut gambut dari genus Sphagnum dapat digunakan
sebagai pembalut atau pengganti kapas.