Surat pekeliling ini membahasikan pentingnya penubuhan panitia mata pelajaran di sekolah-sekolah untuk meningkatkan kualiti pengajaran dan pembelajaran. Ia menyarankan struktur dan peranan panitia mata pelajaran seperti menyelaraskan rancangan mengajar, memilih bahan bantu mengajar, dan menganalisis prestasi pelajar. Pengetua perlu menyelia proses pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas untuk memastikan pelaksana
Makalah ini membahas tentang silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia, mulai dari pengertian silabus, isi silabus, manfaat silabus, prinsip dan langkah-langkah pengembangan silabus."
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan dokumen penting bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. RPP berisi tentang tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar.
Penelitian Tindakan Sekolah oleh Viktorinus Rema Gare,S.Pd. 2016. Upaya Menigkatkan Kompetensi Pedagogik guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan pembelajaran melalui Supervisi Akademik Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Bajawa Utara
Penelitian Sosial Pengaruh Kinerja Guru yang Bersertifikat dan Belum Berserti...Non Formal Education
油
Laporan ini mengkaji kinerja guru terhadap hasil belajar siswa di pendidikan dasar dan menengah di Provinsi Banten. Penelitian dilakukan di empat kabupaten/kota yaitu Pandeglang, Lebak, Tangerang, dan Serang dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja guru berpengaruh terhadap hasil belajar siswa namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara guru
Makalah ini membahas tentang metode pembelajaran dengan menjelaskan:
1. Pengertian metode pembelajaran dan kedudukan metode dalam proses belajar mengajar
2. Beberapa macam metode pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, kelompok, dan campuran
3. Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah dan tujuannya
1. Guru menyarankan dua aktiviti untuk meningkatkan pembelajaran fizik: (1) bimbingan rakan sebaya untuk matematik tambahan, dan (2) kelas penghubung dan ujian lisan untuk fizik.
1. Laporan ini membahas perbaikan pembelajaran matematika tentang bangun datar di SD melalui penggunaan metode demonstrasi.
2. Beberapa masalah yang diidentifikasi meliputi kurangnya keterlibatan siswa dan rendahnya pemahaman materi.
3. Metode demonstrasi dipilih untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui partisipasi aktif.
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi kurikulum di sekolah. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa administrasi kurikulum merupakan proses pengelolaan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Dokumen tersebut juga menjelaskan fungsi administrasi kurikulum dan kegiatan-kegiatan pokok dalam operasional kurikulum seperti pengaturan
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kinerja guru, dimana terdapat penjelasan mengenai empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional beserta indikator-indikator pencapaian masing-masing kompetensi."
Dokumen tersebut membahas mengenai kondisi pengawas sekolah saat ini yang masih kurang memadai dalam hal kualifikasi pendidikan, rekruitmen, dan kompetensi. Dokumen ini juga menyarankan perlunya pengawas sekolah yang profesional dan bermartabat melalui peningkatan kompetensi pengawas, penelitian kepengawasan, serta sertifikasi.
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 untuk membantu guru baru beradaptasi dan menjadi guru profesional melalui pelatihan dan bimbingan selama satu tahun di sekolah tempat mengajar. Program ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pembimbing yang menilai kompetensi guru untuk menerbitkan sertifikat apabila kinerja mem
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi dan evaluasi pendidikan. Ia menjelaskan tentang landasan hukum supervisi pendidikan di Indonesia serta perbedaan tugas pengawas sekolah berdasarkan peraturan lama dan baru. Dokumen ini juga mendefinisikan supervisi pendidikan, hubungannya dengan proses mengajar dan belajar, serta tujuan dan tahapan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah penggunaan metode pembelajaran guru di SMAN 1 Madapangga. Beberapa poin utama yang diangkat antara lain: 1) Sebagian besar guru belum mampu menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan sesuai dengan materi, 2) Diperlukan peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran, 3) Penelitian ini bertujuan mengetahui upaya peningkatan ke
Dokumen tersebut membahas mengenai strategi pengembangan profesi guru yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan seperti in-house training, program magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang dan khusus, serta kursus singkat di perguruan tinggi. Selain itu juga dibahas strategi non-pendidikan melalui diskusi masalah pendidikan, seminar, workshop, penelitian, penulisan bahan ajar, pem
Dokumen tersebut membahas pentingnya program induksi bagi guru pemula untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan prestasi siswa. Program induksi efektif harus memberikan dukungan kepada guru pemula melalui mentor yang berkualitas, pelatihan, dan evaluasi berkelanjutan selama setidaknya satu tahun. Studi kasus di berbagai negara menunjukkan bahwa program induksi yang baik dapat meningkatkan kinerja guru pemula hingga 50% dan men
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang latar belakang dan tujuan penulisan refleksi Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 3 Kota Jambi, struktur organisasi, dan gambaran umum sekolah tersebut.
Terima kasih kerana mengemukakan soalan-soalan yang baik. Saya telah memahami bahagian Penentuan Pengajaran dan Pembelajaran dalam Pembelajaran Masteri. Saya akan terus mempelajari bahagian-bahagian seterusnya untuk memahami konsep ini dengan lebih mendalam.
Laporan ini merangkum kegiatan pengembangan diri guru melalui keikutsertaan dalam pembinaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA tingkat provinsi Jambi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru melalui berbagi pengetahuan dan penguatan materi pelajaran. Berbagai materi disampaikan, di antaranya tentang penelitian tindakan kelas, guru pembelajaran, dan pengembangan keprof
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya melalui pengembangan kemampuan profesional guru. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah sikap konservatif guru yang perlu diubah menjadi lebih progresif dan futuristik. Supervisi akademik model kooperatif digunakan untuk membantu mengembangkan kemampuan profesional guru dan menumbuhkan sikap kreatif.
1. Guru menyarankan dua aktiviti untuk meningkatkan pembelajaran fizik: (1) bimbingan rakan sebaya untuk matematik tambahan, dan (2) kelas penghubung dan ujian lisan untuk fizik.
1. Laporan ini membahas perbaikan pembelajaran matematika tentang bangun datar di SD melalui penggunaan metode demonstrasi.
2. Beberapa masalah yang diidentifikasi meliputi kurangnya keterlibatan siswa dan rendahnya pemahaman materi.
3. Metode demonstrasi dipilih untuk meningkatkan pemahaman siswa melalui partisipasi aktif.
Dokumen tersebut membahas tentang administrasi kurikulum di sekolah. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa administrasi kurikulum merupakan proses pengelolaan kurikulum untuk mencapai tujuan pendidikan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Dokumen tersebut juga menjelaskan fungsi administrasi kurikulum dan kegiatan-kegiatan pokok dalam operasional kurikulum seperti pengaturan
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kinerja guru, dimana terdapat penjelasan mengenai empat kompetensi utama yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional beserta indikator-indikator pencapaian masing-masing kompetensi."
Dokumen tersebut membahas mengenai kondisi pengawas sekolah saat ini yang masih kurang memadai dalam hal kualifikasi pendidikan, rekruitmen, dan kompetensi. Dokumen ini juga menyarankan perlunya pengawas sekolah yang profesional dan bermartabat melalui peningkatan kompetensi pengawas, penelitian kepengawasan, serta sertifikasi.
Program Induksi Guru Pemula (PIGP) diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2010 untuk membantu guru baru beradaptasi dan menjadi guru profesional melalui pelatihan dan bimbingan selama satu tahun di sekolah tempat mengajar. Program ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pembimbing yang menilai kompetensi guru untuk menerbitkan sertifikat apabila kinerja mem
Dokumen tersebut membahas tentang supervisi dan evaluasi pendidikan. Ia menjelaskan tentang landasan hukum supervisi pendidikan di Indonesia serta perbedaan tugas pengawas sekolah berdasarkan peraturan lama dan baru. Dokumen ini juga mendefinisikan supervisi pendidikan, hubungannya dengan proses mengajar dan belajar, serta tujuan dan tahapan pelaksanaan supervisi pendidikan di sekolah.
Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah penggunaan metode pembelajaran guru di SMAN 1 Madapangga. Beberapa poin utama yang diangkat antara lain: 1) Sebagian besar guru belum mampu menggunakan metode pembelajaran yang variatif dan sesuai dengan materi, 2) Diperlukan peningkatan kemampuan guru dalam penggunaan metode pembelajaran, 3) Penelitian ini bertujuan mengetahui upaya peningkatan ke
Dokumen tersebut membahas mengenai strategi pengembangan profesi guru yang dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan seperti in-house training, program magang, kemitraan sekolah, belajar jarak jauh, pelatihan berjenjang dan khusus, serta kursus singkat di perguruan tinggi. Selain itu juga dibahas strategi non-pendidikan melalui diskusi masalah pendidikan, seminar, workshop, penelitian, penulisan bahan ajar, pem
Dokumen tersebut membahas pentingnya program induksi bagi guru pemula untuk meningkatkan kualitas pengajaran dan prestasi siswa. Program induksi efektif harus memberikan dukungan kepada guru pemula melalui mentor yang berkualitas, pelatihan, dan evaluasi berkelanjutan selama setidaknya satu tahun. Studi kasus di berbagai negara menunjukkan bahwa program induksi yang baik dapat meningkatkan kinerja guru pemula hingga 50% dan men
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut memberikan gambaran umum tentang latar belakang dan tujuan penulisan refleksi Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 3 Kota Jambi, struktur organisasi, dan gambaran umum sekolah tersebut.
Terima kasih kerana mengemukakan soalan-soalan yang baik. Saya telah memahami bahagian Penentuan Pengajaran dan Pembelajaran dalam Pembelajaran Masteri. Saya akan terus mempelajari bahagian-bahagian seterusnya untuk memahami konsep ini dengan lebih mendalam.
Laporan ini merangkum kegiatan pengembangan diri guru melalui keikutsertaan dalam pembinaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) SMA tingkat provinsi Jambi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalitas guru melalui berbagi pengetahuan dan penguatan materi pelajaran. Berbagai materi disampaikan, di antaranya tentang penelitian tindakan kelas, guru pembelajaran, dan pengembangan keprof
Dokumen tersebut membahas tentang upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya melalui pengembangan kemampuan profesional guru. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah sikap konservatif guru yang perlu diubah menjadi lebih progresif dan futuristik. Supervisi akademik model kooperatif digunakan untuk membantu mengembangkan kemampuan profesional guru dan menumbuhkan sikap kreatif.
1. Amalan pengajaran dan pembelajaran yang efektif di kelas pemulihan khas memerlukan perancangan yang teliti oleh guru dan penglibatan aktif murid. Teknik pengajaran seperti membentuk set induksi, komunikasi berkesan, dan pengukuhan diperlukan.
2. Pembelajaran murid perlu diperkukuhkan dengan amalan membaca, kerja rumah, dan kerja berkumpulan. Peranan ibu bapa, kerajaan dan guru penting untuk meningkat
Proses pendidikan bertujuan untuk menuntun semua potensi alami anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai individu dan anggota masyarakat. Guru membimbing murid dengan menggunakan Sistem Among, yang mencakup prinsip Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, serta memperkuat keterampilan komunikasi antara guru dan murid melalui pendekatan Coaching. Tut Wuri Handayani menjadi fondasi dalam pendekatan proses Coaching. Sebagai seorang Guru dengan semangat Tut Wuri Handayani, penting bagi kita untuk memahami dan menginternalisasi cara berpikir atau mindset Ki Hajar Dewantara sebelum menerapkan pendekatan coaching. Pendekatan
OK Lembar Asesmen Mandiri Kompetensi Guru Penggerak_A5 FINAL 150522.docxLaOdeKoestono
油
Dokumen tersebut berisi daftar kompetensi yang harus dimiliki oleh guru penggerak beserta instruksi untuk melakukan penilaian mandiri terhadap kompetensi tersebut. Terdapat empat kategori kompetensi yaitu pengembangan diri dan orang lain, kepemimpinan pembelajaran, kepemimpinan manajemen sekolah, dan kepemimpinan pengembangan sekolah.
Teks ini berisi soalan-soalan ujian akhir tahun untuk pelajar tingkatan 2 tentang pendidikan jasmani dan kesihatan. Terdiri dari dua bagian, bagian A berisi 13 soalan pilihan ganda tentang organ tubuh dan kesihatan, sedangkan bagian B meminta siswa menghubungkan gambar makanan dan fungsinya, mengisi ruang kosong, serta menyelesaikan pantun berkaitan senaman dan kesihatan. Ujian ini bertujuan menilai
Sistem pendidikan Malaysia membutuhkan penilaian kapasitas siswa yang menyeluruh. Pentaksiran Psikometrik (PPsi) digunakan untuk mengukur sifat psikologis seperti minat, kepribadian, dan kemampuan berfikir untuk membantu proses pembelajaran dan karier siswa.
This document contains a list of events for male and female athletes. There are 25 total events listed, ranging from track and field events like running races of various distances and hurdles, to jumping events and throwing events. For each event, the document indicates the number and category of medals (gold, silver, bronze) that will be awarded to male and female athletes. The total number of medals awarded is also summarized at the bottom.
1. This document outlines the specifications and requirements for various track and field events separated by gender and age category.
2. It provides the starting heights for high jump, number of attempts allowed, distances for long jump run-ups and hurdle placements, as well as weights and sizes of implements for throwing events like discus, javelin and shot put.
3. Tables also specify the heights, numbers and placements of hurdles for hurdle events from 60m to 400m, including the start and finish points.
Dokumen tersebut merupakan soalan ujian Pendidikan Jasmani untuk murid-murid sekolah menengah. Soalan-soalan meliputi topik seperti daya tahan kardiovaskular, imbangan, kemahiran dalam permainan bola sepak dan sepak takraw, ketangkasan, fleksibiliti, kekuatan, pemakanan dan etika penonton sukan. Ujian ini bertujuan menilai pengetahuan pelajar tentang aspek-aspek fizikal dan sukan.
Dokumen tersebut merupakan soalan ujian Pendidikan Jasmani untuk murid-murid sekolah menengah. Soalan-soalan meliputi topik seperti daya tahan kardiovaskular, imbangan, kemahiran dalam permainan bola sepak dan sepak takraw, ketangkasan, fleksibiliti, kekuatan, pemakanan dan etika penonton sukan. Ujian ini bertujuan menilai pengetahuan pelajar tentang aspek-aspek fizikal dan sukan.
1. Dokumen tersebut mengandungi 20 soalan berkaitan kemahiran sukan dan kesihatan yang terdiri daripada aras kesukaran yang berbeza. Soalan-soalan tersebut meliputi topik seperti daya tahan kardiovaskular, imbangan, sepak takraw, bola tampar dan bola keranjang.
Dokumen ini memberikan panduan lengkap untuk menyediakan Jadual Spesifikasi Ujian (JSU) untuk menilai penguasaan murid tahun 6 dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Sukan. Ia mencadangkan format ujian objektif 20 soalan dalam masa 30 minit yang menilai 3 tunjang utama (Kecergasan, Kemahiran, Kesukanan) berdasarkan subtopik dan aras kognitif Bloom. Dokumen ini juga membentangkan contoh lengk
1. Panitia Mata Pelajaran
Surat Pekeliling Ikhtisas Bil. 4/1986
Panitia Mata Pelajaran
Dalam menjalankan kerja-kerja penyeliaan sekolah-sekolah oleh Jemaah Nazir Sekolah, Jabatan
Pelajaran Negeri dan Pejabat Pendidikan Daerah, salah satu perkara yang hendak diselia adalah
tentang kewujudan dan keberkesanan panitia mata pelajaran di sekolah-sekolah. Adalah didapati
bahawa ada sekolah-sekolah yang telah menubuhkan panitia mata pelajaran dan dapat berfungsi
dengan baik dan ada pula sebaliknya. Walau bagaimanapun, sama ada panitia mata pelajaran itu
berfungsi atau tidak, Kementerian Pelajaran difahamkan bahawa pihak-pihak yang telah membuat
penyeliaan ini telah ditanya oleh pihak sekolah, atas dasar atau arahan manakah, panitia mata
pelajaran ini perlu ditubuhkan.
2. Oleh yang demikian, surat pekeliling ini dikeluarkan dengan tujuan untuk memberitahu pihak
sekolah tentang perlunya penubuhan panitia mata pelajaran, supaya dengan ini, perhubungan dua
hala di antara pihak sekolah dengan pihak-pihak yang membuat penyeliaan dapat diadakan dengan
lebih berkesan lagi.
3. Berikut adalah panduan mengenai panitia mata pelajaran dan pihak sekolah adalah dikehendaki
menubuh atau memperkemaskan panitia mata pelajaran supaya keberkesanan pengajaran-
pengajaran di sekolah dapat ditingkatkan
3.1 Latarbelakang
Kebanyakan para pelajar dalam pembelajaran dan motivasi serta minat mereka
terhadap sesuatu mata pelajaran yang dipelajari mempunyai hubungan rapat dengan
kebolehan dan kekesanan guru yang mengajar. Guru tidak ragu-ragu lagi mempunyai
peranan yang penting dalam menentukan sama ada matlamat pencapaian akademik
para pelajar di sekolah tercapai atau tidak.
Menyedari hakikat ini, maka adalah wajar bagi guru yang terlibat atau mengajar
sesuatu mata pelajaran yang sama, menggembelingkan tenaga mereka dan
menyelaraskan aktiviti-aktiviti dan / atau tugas-tugas mengajar sebagai pendidik.
Mereka juga harus mempunyai semangat bekerjasama, saling membantu dan
berkongsi fikiran, pengalaman serta kepakaran untuk memperbaiki lagi kecekepan dan
kekesanan mereka. Dengan demikian, guru yang mengajar sesuatu mata pelajaran
berpeluang untuk bekerjasama dan menyelaraskan usaha mereka dengan lebih
terkelola dan bersepadu. Dengan wujudnya badan ikhtisas seumpama ini, guru
yang menganggotainya juga berpeluang untuk mencari penyelesaian kepada
masalah-masalah bukan sahaja dalam bidang pengajaran, bahkan juga masalah
yang berhubung dengan motivasi, sikap dan tabiat belajar pelajar.
3.2 Struktur dan Organisasi
3.2.1 Panitia mata pelajaran adalah sebuah badan ikhtisas yang dianggotai oleh
semua guru yang mengajar mata pelajaran yang sama di sesebuah sekolah.
(Sekolah-sekolah kecil yang bilangan gurunya sedikit adalah difikirkan tidak
perlu menubuh pelbagai panitia mata pelajaran.)
3.2.3 Badan ini hendaklah dipimpin dan dikendalikan oleh seorang guru kanan yang
dilantik sebagai Ketua Panitia oleh Guru Besar atau Pengetua Sekolah
3.2.3 Semua ketua panitia mata pelajaran adalah secara otomatis menjadi ahli
Jawatankuasa Kurikulum Sekolah. Mereka ini mewakili panitia mata pelajaran
masing-masing di dalam jawatankuasa tersebut dan menjadi penghubung
di antara ahli panitia dengan Guru Besar atau Pengetua Sekolah.
2. 3.2.4 Keputusan-keputusan yang diambil oleh tiap-tiap panitia di dalam
perjumpaan-perjumpaan berhubung dengan isu-isu atau masalah-masalah
kurikulum dan pengajaran perlu dibawa oleh ketua panitia kepada Guru Besar
atau Pengetua atau Penolong Kanannya, sama ada untuk untuk mendapat
penyelesaian atau untuk makluman
3.2.5 Di sekolah-sekolah di mana Jawatankuasa Kurikulum Sekolah belum ditubuhkan,
ketua panitia masih memainkan peranan penting untuk berhubung dengan Guru
Besar atau Pengetua bagi membentangkan masalah-masalah atau isu-isu yang
sedang dihadapi dan mengesyorkan segala cadangan atau permintaan ahli-ahli
panitia berhubung dengan keperluan pengajaran dan pembelajaran.
3.3 Tujuan Panitia Mata Pelajaran
Berikut adalah di antara beberapa tujuan yang dikenalpasti untuk panitia mata
pelajaran:
3.3.1 Memperbaiki dan meningkatkan mutu dan kekesanan pengajaran dan
pembelajaran
3.3.2 Berikhtiar dan berusaha untuk mendapatkan strategi-strategi mengajar yang
inovatif dan boleh mendorong serta menggerakkan kecenderungan para pelajar
terhadap pembelajaran
3.3.3 Memperbaiki prestasi pelajar di dalam peperiksaan (berasaskan sekolah dan
awam) dalam mata pelajaran berkenaan berpandukan atau berasaskan kepada
prestasi / target yang ditunjukkan dalam rancangan akademik sekolah.
3.3.4 Mewujudkan semangat kerjasama di antara mata pelajaran dengan persatuan
kelab akademik
3.4 Peranan Panitia
Berikut adalah di antara perkara yang dianggap perlu dilaksanakan oleh panitia, sejajar
dengan peranannya sebagai sebuah badan ikhtisas.
3.4.1 Memperolehi sukatan pelajaran yang terbaru atau kemaskini untuk kegunaan
ahli-ahli panitia;
3.4.2 Menyediakan rancangan mengajar untuk ketiga-tiga penggal dalam tahun
persekolahan. Rancangan mengajar ini diselaraskan di antara guru dalam
sesuatu tingkatan/darjah dan juga di antara tingkatan/darjah di mana ada kaitan;
3.4.3 Memilih dan mencadangkan kepada pentadbir sekolah buku teks untuk
digunakan oleh pelajar berdasarkan kesesuaian buku itu dari segi kehendak
sukatan pelajaran dan tahap kebolehan mereka.
3.4.4 Memilih dan mencadangkan buku rujukan atau bahan bacaan tambahan yang
sesuai dengan keperluan pembelajaran para pelajar dan kegunaan guru untuk
dibekalkan di pusat sumber sekolah;
3.4.5 Menyelaraskan soalan-soalan ujian dan peperiksaan (berasaskan sekolah ) yang
disediakan bagi tiap-tiap tingkatan atau darjah dan jika perlu, menubuhkan bank
soalan;
3.4.6 Mengkaji dan menganalisa keputusan peperiksaan pelajar dalam tiap-tiap
peperiksaan sekolah (khususnya peperiksaan pertengahan dan akhir tahun) dan
3. mengambil langkah-langkah untuk mengatasi kelemahan-kelemahan pengajaran
dan pembelajaran;
3.4.7 Mengadakan mesyauarat panitia secara berkala sekurang-kurangnya sekali
sepenggal dan mengadakan perjumpaan secara 'ad-hoc' bila dan jika perlu;
3.4.8 Mengatur perjumpaan atau mesyuarat dengan ahli-ahli panitia (secara froamal
atau tidak formal) untuk memikir dan membincangkan masalah-masalah atau
isu-isu yang berkaitan seperti masalah-masalah yang berhubung dengan kaedah
mengajar serta mencari penyelesaian kepada masalah atau isu tersebut;
3.4.9 Bertukar-tukar pengalaman dan pengetahuan baru yang diperolehi setelah
mengikuti kursus atau seminar dengan ahli-ahli lain;
3.4.10 Mewujudkan semangat saling bekerjasama dengan persatuan di sekolah dan
menjalin hubungan kerja yang boleh membantu bagi mencapai matlamat
pengajaran dan pembelajaran;
3.4.11 Bekerjasama dan bertukar-tukar fikiran, pengalaman dan kepakaran dengan
panitia-panitia di sekolah-sekolah berhampiran atau sekawasan;
3.4.12 Bekerjsama dengan lain-lain panitia dan membantunya dalam usaha ke arah
memajukan pelajar yang lemah dalam mata-mata pelajaran tertentu;
3.4.13 Melantik seorang setiausaha dari kalangan ahli untuk menyediakan minit
mesyuarat dan mengedarkan minit itu kepada semua ahli panitia;
3.4.14 Menyelenggarakan fail-fail panitia dan semua minit atau laporan mesyuarat,
surat menyurat dan rekod-rekod yang berkenaan.
4. Penyeliaan Pengajaran dan Pembelajaran
Di Dalam Kelas Oleh Pengetua/Guru Besar Sekolah
Surat Pekeliling Ikhtisas Bil. 3/1987
Penyeliaan Pengajaran-Pembelajaran
Tugas dan fungsi Pengetua/Guru Besar sebagai pemimpin profesionalisme, pengurus dan pentadbir hari
ini adalah berbagai-bagai. Sebagai pemimpin profesionalisme di sekolahnya, tanggungjawab utama
seorang Pengetua/Guru Besar ialah untuk memastikan kejayaan pelaksanaan kurikulum di sekolahnya.
Pelaksanaan kurikulum dijalankan melalui proses dan aktiviti pengajaran-pembelajaran oleh guru-guru
dan keberkesanan pelaksanaan kurikulum di sekolah memerlukan penyeliaan rapi dan sistematis dari
pihak Pengetua/Guru Besar sekolah itu. Ini termasuklah penyeliaan pengajaran-pembelajaran terhadap
guru di dalam kelas yang sepatutnya menjadi perkara yang diutamakan dalam senarai tugas dan
tanggungjawab Pengetua/Guru Besar. Oleh itu dan dengan tujuan mempertingkatkan keberkesanan
proses pengajaran-pembelajaran di sekolah, Pengetua/Guru Besar hendaklah diperingatkan bahawa
penyeliaan pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas adalah merupakan tugas yang amat penting
2. Berikut adalah syor garis panduan bagi melaksanakan tugas penyeliaan di dalam kelas:
2.1 Rasional
2.1.1 Pelaksanaan kurikulum adalah unsur TERAS fungsi institusi persekolahan. Dengan
itu perhatian yang lebih hendaklah diberikan kepada penyeliaan
pengajaran-pembelajaran.
2.1.2 Sebagai pemimpin profesionalisme di sekolah, Pengetua/Guru Besar adalah
pelaksana utama kurikulum di sekolahnya. Oleh itu tugas penyeliaan
pengajaran-pembelajaran adalah merupakan tugas terpenting yang perlu
dititikberatkan
2.1.3 Penyeliaan adalah satu aspek terpenting dalam pentadbiran, pengurusan dan
kepimpinan pendidikan. Oleh itu penyeliaan tidak boleh dipisahkan dari peranan
Pengetua/Guru Besar sebagai pengurus, pentadbir dan pemimpin profesionalisme
di sekolahnya.
2.2 Tujuan
2.2.1 Mempertingkatkan daya profesionalisme Pengetua/Guru besar dan guru-guru dalam
melaksanakan kurikulum sekolah melalui proses pengajaran-pembelajaran sejajar
dengan falsafah, matlamat dan objektif sistem pendidikan negara
2.2.2 Berkongsi pengetahuan dan pengalaman bagi meluaskan sumber maklumat
kepada Pengetua/Guru besar untuk memperbaiki proses pengajaran-pembelajaran
di sekolahnya. Sumber maklumat ini juga boleh digunakan oleh Pengetua/Guru
besar sebagai asas untuk menilai seseorang guru bagi tujuan tertentu.
2.2.3 Memupuk, memelihara dan memperkukuhkan hubungan profesionalisme dan
Interaksi yang positif antara Pengetua/Guru Besar dengan guru, guru dengan guru
dan antara guru dan murid.
2.2.4 Membantu guru-guru menjalankan tugas harian dengan lebih berkesan dan
membentuk sikap guru ke arah yang lebih positif.
5. 2.3. Bidang
2.3.1 Penyeliaan pengajaran-pembelajaran hendaklah ditumpukan kepada 2(dua)
bidang:
a. bidang organisasi
b. bidang pengajaran dan pembelajaran
Bidang Organisasi
Di antara ciri-ciri organisasi yang perlu diberi perhatian ialah :
Iklim kelas
Organisasi kelas
Kawalan murid
Komunikasi
Motivasi
Sikap murid
Kebersihan dan perhiasan
Penyeliaan gerakerja
Penilaian prestasi
Profil murid
Panitia pelajaran
Kesemua ciri ini adalah merupakan petunjuk yang boleh membantu
keberkesanan pengajaran dan pembelajaran.
Bidang Pengajaran dan Pembelajaran
Di antara ciri-ciri yang perlu diperhatikan ialah:
Rancangan pengajaran
Objektif
Isi kandungan
Persediaan alat/bahan pengajaran dan penggunaannya
Penyampaian isi pelajaran
Teknik bersoaljawab
Interaksi guru murid
Penggunaan masa
2.4 Prinsip Perlaksanaan
2.4.1 Penyeliaan pengajaran-pembelajaran di kelas hendaklah dijalankan oleh
Pengetua/Guru Besar ke atas semua guru
2.4.2 Rekod penyeliaan pengajaran-pembelajaran di kelas hendaklah dicatit dengan
ringkas dan tepat
2.4.3 Penyeliaan pengajaran-pembelajaran hendaklah dirancang dengan seimbang
dari segi masa, mata pelajaran, tingkatan/tahun dan guru
2.4.4 Tugas penyeliaan ini boleh dijalankan dengan bantuan Penolong Kanan dan
Penyelia Petang. Walau bagaimanapun tanggung jawab sepenuhnya terletak di
tangan Pengetua/Guru Besar
2.4.5 Penyeliaan pengajaran-pembelajaran di kelas hendaklah dijalankan secara
sistematis dan berlandaskan hubungan profesionalisme dengan guru-guru dan
bukan untuk mencari kesalahan. Dalam usaha mempertingkatkan prestasi
pengajaran-pembelajaran di kelas, Pengetua/Guru Besar perlu mendapat
maklumat yang tertentu. Maklumat-maklumat itu dapat digunakan oleh
Pengetua/Guru Besar sebagai asas perbincangan dengan guru-guru.
Surat Pekeliling ini adalah untuk mengingatkan kembali mengenai mustahaknya tugas-tugas penyeliaan
pengajaran-pembelajaran sebagai salah satu tugas dan tanggungjawab.
6. Penyediaan Rancangan Harian
1. Rancangan harian hendaklah disediakan sehari sebelum digunakan
2. Rancangan harian hendaklah disediakan berdasarkan rancangan tahunan.
Rancangan tahunan yang dipilih untuk diajarkan pada minggu tertentu hendaklah
mencapai 'hasil pembelajaran yang dihasratkan' bagi minggu tersebut.
3. Rancangan harian yang disediakan hendaklah mencapai hasil pembelajaran yang
dihasratkan. Ini dilaksanakan melalui perancangan aktiviti pembelajaran yang
menarik, sesuai dan berkesan.
4. Penyediaan rancangan harian hendaklah ringkas, tepat, jelas dan padat
5. Rancangan harian hendaklah mengandungi butiran seperti yang berikut:
Tarikh
Hari
Mata pelajaran
Tahun/tingkatan
Masa
Tajuk/bidang pembelajaran
Aktiviti pembelajaran
Format Rancangan Harian
(Satu muka surat boleh dibahagi dua, jika ruang tidak mencukupi
Tarikh:
Hari:
Tarikh:
Hari:
Mata pelajaran:
Tahun/Tingkatan:
Masa:
Tajuk/Bidang pembelajaran:
Aktiviti Pembelajaran:
Mata pelajaran:
Tahun/Tingkatan:
Masa:
Tajuk/Bidang pembelajaran:
Aktiviti Pembelajaran:
7. Penyediaan Rancangan Tahunan
1. Rancangan tahunan merupakan perancangan pengajaran bagi setahun. Rancangan tahunan
hendaklah disediakan pada awal sesi persekolahan
2. Rancangan tahunan bagi sesuatu mata pelajaran hendaklah disediakan berpandukan
Sukatan Pelajaran, Huraian Sukatan Pelajaran, kesesuaian tahap kebolehan murid/pelajar
dan keadaan semasa
3. Rancangan tahunan hendaklah disediakan mengikut bilangan minggu yang diperlukan untuk
menghabiskan sesuatu tajuk. Rancangan tahunan ini juga hendaklah mengambil kira
bilangan minggu persekolahan pada setiap tahun
4. Rancangan tahunan boleh dicetak atau difotostat dengan jelas dan terang (tidak dicetak
berulang-ulang)
5. Sekiranya rancangan tahunan ini ditulis, hanya pen berdakwat biru atau hitam sahaja
dibenarkan
6. Rancangan tahunan hendaklah disahkan oleh Guru Besar atau Pengetua atau wakilnya
sebelum digunakan. Jika disediakan dalam bentuk media elektronik (komputer), salinannya
hendaklah disahkan oleh guru besar atau pengetua atau wakilnya.
7. Rancangan tahunan hendaklah ditulis mengikut lajur-lajur yang mengandungi perkara-
perkara seperti berikut:
Tajuk/bidang pembelajaran
Objektif/kemahiran
Hasil pembelajaran yang dihasratkan
Bilangan minggu
Dan catatan
Format Rancangan Tahunan
Mata Pelajaran:
Minggu Tajuk/Bidang
Pembelajaran
Objektif/Kemahiran Hasil Pembelajaran
Yang Dihasratkan
Catatan
8. Penyediaan Rekod Pengajaran dan Pembelajaran
SURAT PEKELILING IKHTISAS BIL 3/1999
Penyediaan Rekod Pengajaran dan Pembelajaran
Surat Pekeliling Ikhtisas ini dikeluarkan dengan tujuan memansuhkan Surat Pekeliling
Kementerian Pendidikan 256:" Buku Rekod Mengajar Guru" bertarikh 1 Julai 1963.
2. Semenjak Surat Pekeliling Kementerian Pendidikan 256 dikuatkuasakan, terdapat
amalan di mana maklumat-maklumat yang tidak berkaitan dengan pengajaran dan
pembelajaran telah dimasukkan ke dalam Buku Rekod Mengajar Guru diadakan.
3. Dengan surat Pekeliling Ikhtisas ini, berkuatkuasa pada tarikh ia dikeluarkan, Rekod
Pengajaran dan Pembelajaran hendaklah mengandungi hanya dua unsur sahaja, iaitu (i)
Rancangan Pelajaran Tahunan, dan (ii) Rancangan Pelajaran Harian. Pengetua, Guru
Besar atau wakilnya hendaklah memastikan kedua-dua unsur tersebut dibuat mengikut
prinsip-prinsip perancangan yang mutakhir.
(i) RANCANGAN PELAJARAN TAHUNAN
Rancangan Pelajaran Tahunan mengandungi secara ringkas isi pengajaran dan
pembelajaran berdasarkan sukatan pelajaran Kebangsaan yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pendidikan Malaysia
(ii) RANCANGAN PELAJARAN HARIAN
Rancangan Pelajaran Harian merupakan terjemahan Rancangan Pelajaran Tahunan
yang mengandungi sekurang-kurangnya maklumat seperti objektif, cara bagaimana
hendak mencapai objektif dan kenyataan sejauh mana objektif itu tercapai.
4. Rekod Pengajaran dan Pembelajaran bolehlah disediakan dalam apa jua bentuk
yang munasabah dan sesuai dengan teknologi semasa. Ia haruslah diurus dengan
sempurna dan dapat dikemukakan dengan serta merta apabila dikehendaki oleh pihak
yang diberi kuasa. Bahan-bahan lain yang berkaitan dengan penyediaan Rancangan
Pelajaran Tahunan dan Rancangan Pelajaran Harian juga perlu diurus dengan baik dan
dapat dikemukakan dengan serta merta apabial dikehendaki oleh pihak yang diberi
kuasa.