Pulau Sulawesi terbentuk dari proses tumbukan dan pergeseran lempeng tektonik selama puluhan juta tahun, membentuk empat lengan dengan geologi yang kompleks. Pulau ini memiliki berbagai gunung api, sesar, danau serta teluk yang membentuk topografi beragam.
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi Pulau Sulawesi yang terletak pada pertemuan tiga lempeng besar. Sulawesi dibagi menjadi empat mandala berdasarkan litologinya, yaitu Mandala Barat yang merupakan busur magmatik, Mandala Tengah berupa batuan metamorf, Mandala Timur berupa ofiolit, dan fragmen benua di timur. Setiap mandala memiliki karakteristik batuan dan proses pembentukannya.
Dokumen ini membahas tentang sejarah pembentukan Pulau Sulawesi sejak Zaman Eosen hingga Plisosen, fisiografi Pulau Sulawesi yang terbagi menjadi beberapa lengan, Sulawesi sebagai daerah tektonik yang memiliki beberapa struktur seperti sesar dan palung yang dapat memicu gempa bumi dan tsunami, serta potensi terjadinya tsunami akibat gempa bumi di perairan Sulawesi.
1. Dokumen membahas kondisi geomorfologi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti geologi, iklim, dan proses endogen maupun eksogen.
2. Indonesia memiliki berbagai jenis batuan seperti batuan vulkanik, sedimen, dan batuan metamorf yang membentuk berbagai bentuk geomorfologi.
3. Iklim tropis basah mempengaruhi proses pelapukan, erosi, dan pembentukan tanah di Indonesia."
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoRoishe Prabowo
油
1. Analisis kinematik dan dinamik sesar Semangko mempelajari pergerakan sesar ini sepanjang 1900 km di Sumatra dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti struktur basement, subduksi oblik, dan rotasi Sundaland.
2. Sesar Semangko terbagi menjadi 16 segmen dengan pola pergerakan berbeda akibat kecepatan subduksi yang berbeda.
3. Konsep releasing bend dan restraining bend diterapkan untuk memahami morfologi sesar.
Cekungan Makassar terletak di kompleks kerangka tektonik Indonesia dan dipengaruhi oleh beberapa lempeng. Cekungan ini memiliki kerak benua tipis dan ketebalan sedimen yang besar. Terdapat sesar regional dan Cekungan ini dibatasi oleh daratan Kalimantan, Sulawesi, dan Laut Jawa. Penelitian sebelumnya belum mengkaji secara rinci mekanisme pembentukan dan evolusi lingkungan tektonik Cekungan Makassar.
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Nurul Afdal Haris
油
Gunung tertinggi di Indonesia adalah Gunung Jaya/Ngapulu yang memiliki tinggi 5.030 meter dan berada di Propinsi Papua. Puncak Jaya merupakan bagian dari Barisan Sudirman di Papua yang mempunyai ketinggian 5.030 meter dan memiliki gletser Carstenz yang merupakan satu-satunya gletser tropika di Indonesia.
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia memang merupakan daerah yang sangat menarik. Selain memiliki wilayah paparan benua yang luas (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), juga memiliki pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika dan bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua). Selain itu satu-satunya di dunia terdapat laut antar pulau yang sangat dalam yaitu Laut Banda (lebih dari 5.000 meter), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan yaitu palung Weber (lebih dari 7.000 meter). Dua jalur gunungapi besar dunia juga bertemu di Nusantara dan beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia
Pulau Kalimantan terletak di bagian barat daya dari Lempeng Eurasia dan dibatasi oleh beberapa lempeng tektonik dan fitur geologi lainnya. Secara geologi, Kalimantan dibagi menjadi beberapa wilayah utama seperti cekungan-cekungan Tersier, tinggi-tinggi pra-Tersier awal, dan sabuk-sabuk lipat dan sesar kompleks.
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanarif878
油
1. Makalah ini mendeskripsikan wilayah Pantai Parangtritis dan sekitarnya dari sudut pandang geologi dan geografi.
2. Wilayah ini terbentuk dari proses pengangkatan berulang pulau Jawa dan terdiri atas dataran aluvial, bukit pasir, karst Gunung Sewu, dan pegunungan Batur Agung.
3. Tempat-tempat wisata di sekitar pantai meliputi pantai, bukit pasir, dan gua-gua di kawasan karst Gunung Sewu.
Teks tersebut membahas tentang evolusi tektonik pulau Jawa dan hubungannya dengan tiga pola struktur utama di pulau Jawa yaitu pola Meratus, pola Sunda, dan pola Jawa. Teks tersebut juga membahas kaitannya dengan hasil penelitian skripsi senior tentang struktur geologi di Jawa.
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks.
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIANesha Mutiara
油
Dokumen ini membahas tentang letak geomorfologis yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegunungan, dan pesisir pantai. Letak geomorfologis dipengaruhi oleh bentuk permukaan bumi akibat proses geologis dan memiliki pengaruh terhadap suhu, mineral, kepadatan penduduk, dan infrastruktur.
1. Dokumen ini mendeskripsikan wilayah Pantai Parangtritis dan sekitarnya dari sudut pandang geologi dan geomorfologi.
2. Wilayah tersebut terletak di selatan Yogyakarta dan dibatasi oleh Samudera Hindia, Pegunungan Sewu, Sungai Opak, dan Sungai Oyo.
3. Wilayah tersebut terdiri atas dataran aluvial, dataran pantai berbukit pasir, karst Pegunungan Sewu, dan Pegunungan Batur Agung.
Dokumen ini membahas tentang tektonisme dan proses pembentukan morfologi lipatan dan patahan akibat tenaga tektonik di dalam litosfer. Tenaga tektonik dibedakan menjadi orogenetik yang bekerja secara cepat dalam wilayah sempit, dan epirogenetik yang bekerja lambat dalam wilayah luas. Morfologi lipatan terbentuk dari tekanan mendatar yang menyebabkan pelipatan lapisan batuan, sedangkan patahan terbent
Dokumen tersebut membahas tentang geologi dan potensi sumber daya mineral di Sulawesi Tengah. Secara geologi, Sulawesi Tengah terdiri atas tiga mandala utama yaitu Mandala Barat, Mandala Tengah, dan Mandala Banggai-Sula yang memiliki karakteristik batuan dan potensi mineral yang berbeda-beda. Kaitan kondisi geologi dengan potensi sumber daya mineral dijelaskan, seperti wilayah barat berpotensi logam,
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
油
Dokumen tersebut merangkum geomorfologi Pulau Sumatera. Pulau Sumatera terdiri dari beberapa wilayah geomorfologi utama yaitu Rangkaian Bukit Barisan, Jalur Semangko, dan beberapa wilayah geomorfologi provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, dan lainnya.
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Nurul Afdal Haris
油
Dokumen tersebut membahas geomorfologi wilayah Maluku yang terdiri dari dua bagian yaitu Maluku Utara dan Maluku Selatan. Maluku Utara dibentuk oleh dua sistem punggungan yang memusat sementara Maluku Selatan terdiri dari beberapa pulau dengan bentuk lahan beragam meliputi struktural, karst, vulkanik, fluvial, danudasional, serta marin.
Dokumen tersebut membahas tentang geologi Indonesia khususnya Sumatera. Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia yang membentuk struktur sesar dan lipatan. Berbagai formasi batuan seperti Belumai, Baong, dan Keutapang terbentuk akibat proses sedimentasi dan tektonik pada zaman Tersier hingga Kuarter.
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoRoishe Prabowo
油
1. Analisis kinematik dan dinamik sesar Semangko mempelajari pergerakan sesar ini sepanjang 1900 km di Sumatra dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti struktur basement, subduksi oblik, dan rotasi Sundaland.
2. Sesar Semangko terbagi menjadi 16 segmen dengan pola pergerakan berbeda akibat kecepatan subduksi yang berbeda.
3. Konsep releasing bend dan restraining bend diterapkan untuk memahami morfologi sesar.
Cekungan Makassar terletak di kompleks kerangka tektonik Indonesia dan dipengaruhi oleh beberapa lempeng. Cekungan ini memiliki kerak benua tipis dan ketebalan sedimen yang besar. Terdapat sesar regional dan Cekungan ini dibatasi oleh daratan Kalimantan, Sulawesi, dan Laut Jawa. Penelitian sebelumnya belum mengkaji secara rinci mekanisme pembentukan dan evolusi lingkungan tektonik Cekungan Makassar.
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Nurul Afdal Haris
油
Gunung tertinggi di Indonesia adalah Gunung Jaya/Ngapulu yang memiliki tinggi 5.030 meter dan berada di Propinsi Papua. Puncak Jaya merupakan bagian dari Barisan Sudirman di Papua yang mempunyai ketinggian 5.030 meter dan memiliki gletser Carstenz yang merupakan satu-satunya gletser tropika di Indonesia.
Dari segi ilmu kebumian, Indonesia memang merupakan daerah yang sangat menarik. Selain memiliki wilayah paparan benua yang luas (Paparan Sunda dan Paparan Sahul), juga memiliki pegunungan lipatan tertinggi di daerah tropika dan bersalju abadi (Pegunungan Tengah Papua). Selain itu satu-satunya di dunia terdapat laut antar pulau yang sangat dalam yaitu Laut Banda (lebih dari 5.000 meter), dan laut sangat dalam antara dua busur kepulauan yaitu palung Weber (lebih dari 7.000 meter). Dua jalur gunungapi besar dunia juga bertemu di Nusantara dan beberapa jalur pegunungan lipatan dunia pun saling bertemu di Indonesia
Pulau Kalimantan terletak di bagian barat daya dari Lempeng Eurasia dan dibatasi oleh beberapa lempeng tektonik dan fitur geologi lainnya. Secara geologi, Kalimantan dibagi menjadi beberapa wilayah utama seperti cekungan-cekungan Tersier, tinggi-tinggi pra-Tersier awal, dan sabuk-sabuk lipat dan sesar kompleks.
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanarif878
油
1. Makalah ini mendeskripsikan wilayah Pantai Parangtritis dan sekitarnya dari sudut pandang geologi dan geografi.
2. Wilayah ini terbentuk dari proses pengangkatan berulang pulau Jawa dan terdiri atas dataran aluvial, bukit pasir, karst Gunung Sewu, dan pegunungan Batur Agung.
3. Tempat-tempat wisata di sekitar pantai meliputi pantai, bukit pasir, dan gua-gua di kawasan karst Gunung Sewu.
Teks tersebut membahas tentang evolusi tektonik pulau Jawa dan hubungannya dengan tiga pola struktur utama di pulau Jawa yaitu pola Meratus, pola Sunda, dan pola Jawa. Teks tersebut juga membahas kaitannya dengan hasil penelitian skripsi senior tentang struktur geologi di Jawa.
Sulawesi terletak pada pertemuan 3 Lempeng besar yaitu Eurasia, Pasifik,dan IndoAustralia serta sejumlah lempeng lebih kecil (Lempeng Filipina) yang menyebabkan kondisi tektoniknya sangat kompleks.
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIANesha Mutiara
油
Dokumen ini membahas tentang letak geomorfologis yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegunungan, dan pesisir pantai. Letak geomorfologis dipengaruhi oleh bentuk permukaan bumi akibat proses geologis dan memiliki pengaruh terhadap suhu, mineral, kepadatan penduduk, dan infrastruktur.
1. Dokumen ini mendeskripsikan wilayah Pantai Parangtritis dan sekitarnya dari sudut pandang geologi dan geomorfologi.
2. Wilayah tersebut terletak di selatan Yogyakarta dan dibatasi oleh Samudera Hindia, Pegunungan Sewu, Sungai Opak, dan Sungai Oyo.
3. Wilayah tersebut terdiri atas dataran aluvial, dataran pantai berbukit pasir, karst Pegunungan Sewu, dan Pegunungan Batur Agung.
Dokumen ini membahas tentang tektonisme dan proses pembentukan morfologi lipatan dan patahan akibat tenaga tektonik di dalam litosfer. Tenaga tektonik dibedakan menjadi orogenetik yang bekerja secara cepat dalam wilayah sempit, dan epirogenetik yang bekerja lambat dalam wilayah luas. Morfologi lipatan terbentuk dari tekanan mendatar yang menyebabkan pelipatan lapisan batuan, sedangkan patahan terbent
Dokumen tersebut membahas tentang geologi dan potensi sumber daya mineral di Sulawesi Tengah. Secara geologi, Sulawesi Tengah terdiri atas tiga mandala utama yaitu Mandala Barat, Mandala Tengah, dan Mandala Banggai-Sula yang memiliki karakteristik batuan dan potensi mineral yang berbeda-beda. Kaitan kondisi geologi dengan potensi sumber daya mineral dijelaskan, seperti wilayah barat berpotensi logam,
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
油
Dokumen tersebut merangkum geomorfologi Pulau Sumatera. Pulau Sumatera terdiri dari beberapa wilayah geomorfologi utama yaitu Rangkaian Bukit Barisan, Jalur Semangko, dan beberapa wilayah geomorfologi provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, dan lainnya.
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Nurul Afdal Haris
油
Dokumen tersebut membahas geomorfologi wilayah Maluku yang terdiri dari dua bagian yaitu Maluku Utara dan Maluku Selatan. Maluku Utara dibentuk oleh dua sistem punggungan yang memusat sementara Maluku Selatan terdiri dari beberapa pulau dengan bentuk lahan beragam meliputi struktural, karst, vulkanik, fluvial, danudasional, serta marin.
Dokumen tersebut membahas tentang geologi Indonesia khususnya Sumatera. Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia yang membentuk struktur sesar dan lipatan. Berbagai formasi batuan seperti Belumai, Baong, dan Keutapang terbentuk akibat proses sedimentasi dan tektonik pada zaman Tersier hingga Kuarter.
Proses terbentuknya Kepulauan Indonesia dipengaruhi oleh pergerakan lempeng tektonik. Pulau-pulau besar seperti Jawa, Sumatra, dan Kalimantan terbentuk dari aktivitas vulkanisme, sedangkan Papua dan Kalimantan berasal dari pecahan super benua pada awal pembentukan bumi. Pergerakan lempeng selama jutaan tahun membentuk konfigurasi pulau-pulau di Indonesia saat ini.
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...Fikri Dermawan
油
Teks tersebut membahas model hidrogeologi dan sistem panasbumi di Lapangan "X", Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara berdasarkan analisis geokimia dan alterasi mineral. Daerah penelitian memiliki potensi panasbumi 200 MWe dan terletak di zona tabrakan tiga lempeng tektonik. Sistem panasbuminya termasuk sistem dataran tinggi dengan sumber panas dari magma dan terdapat dua jenis manifestasi berupa mata air panas dan fumarola
01. Struktur geologi regional Bali dimulai dengan kegiatan di lautan selama Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping.
02. Kepulauan Sunda Kecil merupakan hasil bentukan pergerakan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara, mendesak lempeng Eurasia.
03. Nusa Tenggara terletak pada sistem busur Sunda-Banda yang merupakan faktor utama pemb
Dokumen tersebut membahas tentang benua dan samudra. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa benua terbentuk dari daratan yang luas di permukaan bumi yang terpisah oleh massa air yang disebut samudra. Benua dan samudra mengalami perubahan bentuk seiring waktu akibat gerakan lempeng tektonik. Proses ini memisahkan benua raksasa Pangea menjadi benua-benua yang ada saat ini.
Pergerakan lempeng bumi telah membentuk pulau-pulau di Indonesia dan memisahkan spesies, menyebabkan evolusi dan kepunahan. Ukuran pulau mempengaruhi jumlah spesiesnya, dengan pulau besar memiliki lebih banyak spesies dan pulau kecil memiliki spesies endemik. Pergerakan lempeng juga telah memisahkan Indonesia menjadi dua wilayah biogeografi.
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaalfantishindikasari
油
Wilayah Indonesia rawan bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan longsor. Geologi Indonesia kompleks akibat interaksi 3 lempeng tektonik utama. Topografi beragam mulai dari pegunungan, bukit hingga dataran rendah. Sumber daya air dikelola melalui Satuan Wilayah Sungai. Penduduk Indonesia sebagian besar bergantung pada sektor pertanian dan perikanan.
Tinjauan pustaka menjelaskan geologi, tektonik, dan sistem petroleum Cekungan Barito. Cekungan ini terbentuk akibat rifting pada Eosen dan inversi sesar pada Miosen. Batuan dasarnya terdiri dari kompleks Barito Platform dan Meratus. Formasi-formasi utama meliputi Tanjung, Berai, Warukin, dan Dahor yang berisi reservoir pasir dan batubara serta batuan penyegel lempung. Sumber hidrokarbon berasal dari batubara
Zona subduksi antara lempeng tektonik Australia dan Asia menyebabkan gempa bumi dalam dan magma gunung berapi di Sumatera dan Jawa. Zona sesar Mentawai dan Sumatera terbentuk akibat pergerakan lempeng dan menyebabkan terbentuknya danau seperti Danau Singkarak. Sesar Semangko dan Siulak adalah bagian dari sistem sesar Sumatera yang bergeser akibat subduksi lempeng dan membentang ratusan kilometer di sepanjang Sumatera.
Wilayah DKI Jakarta secara geologi terdiri atas dataran aluvial dan endapan di sebelah utara, kipas gunungapi Bogor di tengah, dan perbukitan serta gunungapi muda di selatan. Batuan penyusun wilayah ini berupa sedimen, endapan permukaan, gunungapi, dan intrusi. Teluk Jakarta dipenuhi endapan lumpur, lumpur pasiran, dan pasir lumpuran yang berasal dari sungai-sungai dan aktivitas vulkanik.
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan lautan dan daratan melalui teori lempeng tektonik. Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi terbagi menjadi enam lempeng besar yang bergerak dan saling berinteraksi, menyebabkan aktivitas seperti gunung berapi dan gempa bumi. Lempeng-lempeng ini bergerak perlahan akibat proses penyebaran dasar lautan dan tabrakan lempeng, sehingga menyebabkan pergeseran benua se
1. Indonesia memiliki potensi bencana alam besar di laut akibat letusan gunung berapi, gempa bumi, dan tsunami dikarenakan berada di Cincin Api Pasifik dan pertemuan lempeng-lempeng tektonik.
2. Bencana alam paling mematikan di Indonesia adalah tsunami Aceh 2004 yang mengakibatkan 230.000 korban jiwa akibat gempa besar di Samudra Hindia.
3. Letusan Krakatau 1883 merupakan letusan gunung ber
Presentasi ini merupakan materi pertemuan pertama untuk mata kuliah Pengukuran dan Instrumentasi. Materi ini mencakup:
Konsep dasar pengukuran dan instrumentasi
Jenis-jenis pengukuran (langsung & tidak langsung)
Sistem satuan internasional (SI) dalam teknik elektro
Kesalahan dalam pengukuran dan cara meminimalkannya
Karakteristik alat ukur (akurasi, presisi, resolusi, sensitivitas)
Contoh alat ukur dalam teknik elektro seperti multimeter, osiloskop, clamp meter, function generator, dan signal analyzer
Presentasi ini dilengkapi dengan ilustrasi dan diagram yang membantu pemahaman konsep secara visual.
Sangat cocok untuk mahasiswa teknik elektro dan telekomunikasi yang ingin memahami dasar-dasar pengukuran dalam bidang ini.
Jangan lupa untuk like, share, dan follow untuk materi lebih lanjut!
#Pengukuran #Instrumentasi #TeknikElektro #Telekomunikasi #Praktikum #PengukurandanInstrumentasi #PBL #PengukuranBesaranListrik
Mata kuliah matemaika pada Prodi Rekayasa Sipil tingkat lanjut yang membahas mengenai Matriks, Determinan, Invers, Metode Sarrus dan Kofaktor dan Metode Gauss Jordan
1. BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sulawesi atau celebes terletak di bagian tengah wilayah kepulauanIndonesia
dengan luas wilayah 174.600 km族. Bentuknya yang unik menyerupai huruf K dengan
empat semenanjung, yang mengarah ketimur, timur laut, tenggara dan selatan.
Sulawesi berbatasan dengan Borneodi sebelah barat, Filipina di sebelah utara, Flores
di sebelah selatan, Timor di sebelah tenggara dan Maluku di sebelah timur. Sulawesi
dan sekitarnya merupakan daerah yang kompleks karena merupakan tempat
pertemuan tiga lempeng besar yaitu; lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah
utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat dan lempeng Eurasia yang
bergerak ke arahselatan-tenggara serta lempeng yang lebih kecil yaitu
lempeng Filipina.
Proses tumbukan keempat lempeng tersebut menyebabkan PulauSulawesi
memiliki empat buah lengan dengan proses tektonik yang berbeda-beda membentuk
satu kesatuan mosaik geologi. Pulau iniseakan dirobek oleh berbagai sesar seperti;
sesar Palu-Koro, sesarPoso, sesar Matano, sesar Lawanopo, sesar Walanae, sesar
Gorontalo,sesar Batui, sesar Tolo, sesar Makassar dan lain-lain, dimana berbagaijenis
batuan bercampur sehingga posisi stratigrafinya menjadi sangatrumit. Pada bagian
utara pulau Sulawesi terdapat palung Sulawesiutara yang terbentuk oleh subduksi
kerak samudera dari laut Sulawesi,sedangkan di bagian tenggara Sulawesi terdapat
sesar Tolo yang merupakan tempat berlangsungnya subduksi antara lengan
tenggaraPulau Sulawesi dengan bagian utara laut Banda, dimana kedua struktur
utama tersebut dihubungkan oleh sesar Palu-Koro danMatano. Adapun dibagian
barat Sulawesi terdapat selat Makassar yang memisahkan bagian barat Sulawesi
dengan busur Sunda yang merupakan bagian lempeng Eurasia yang diperkirakan
terbentuk dariproses pemekaran lantai samudera pada masa Miosen,
sedangkandibagian timur terdapat fragmen-fragmen benua yang berpindah karena
strike-slip faults dari New Guinea.
2. I.2 Rumusan Masalah
1. Skema Terbentuknya Pulau Sulawesi ?
2. Geologi Pulau Sulawesi ?
3. Karakteristik Pulau Sulawesi ?
4. Statigrafi Lengan Utara Sulawesi ?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui skema terbentuknya pulau sulawesi
2. Mengetahui geologi pulau sulawesi
3. Mengetahui karakteristik pulau sulawesi
4. mengetahui statigrafi lengan utara sulawesi
3. BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Skema Terbentuknya Pulau Sulawesi
a. Eosen ( 65-40 juta tahun yang lalu )
Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah melalui proses yang juga
unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan benua yang diawali 65 juta tahun
lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan
cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat dan Utara. Kedua apungan daratan itu
terbawa bergerak ke barat menuju Borneo ( sekarang bernama Kalimantan ). Proses
tumbukan akibat apungan lempeng benua itu menyebabkan kedua daratan itu mulai
terkumpul menjadi satu daratan baru.
b. Miosen ( 40-20 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan persesaran
yang menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentuk daratan. Bagian tengah
ketiga daratan itu tertekuk akibat benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih
kuat dibandingkan apa yang terjadi di kedua ujung atas dan bawahnya ( daratan utara
dan selatan ). Proses tektonik berlangsung kuat di daerah yang tertekuk itu sehingga
menyebabkan pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan
pengendapan yang berbeda.
c. Pliosen ( 15-6 juta tahun yang lalu )
Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus berlangsung,
bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan
Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak zaman Miosen
masih terus berlangsung, bahkan berdampak apada pemisahan kelompok batuan dari
kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau Matano. kedua
kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun memperlihatkan asosiasi
batuan yang berbeda.
d. Plitosen ( 4-2 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses pemekaran dasar
samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang dikenal dengan selat
Makasar ). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau
Sulawesi purba. Dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi
4. Kalimantan. kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua adalah peristiwa
yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa centimeter
pertahun. Diperkirakan juga bahwa, Sulawesi barat bertabrakan dengan Kalimantan
timur pada akhir Pliosen (3 Ma. yang lalu) yang sementara itu menutup selat
Makasar dan baru membuka kembali dalam periode Kwarter, meskipun tidak ada
data pasti yang menunjang pendapat ini. Endapan tebal dari sebelum Miosen di selat
Makasar memberikan petunjuk bahhwa Kalimantan dan Sulawesi pernah terpisahkan
sekurang-kurangnya 25 Ma. dalam periode permukaan laut rendah, mungkin sekali
pada masa itu terdapat pulau-pulau khususnya di daerah sebelah barat Majene dan
sekitar gisik Doangdoang. Di daerah Doangdoang, penurunan permukaan air laut
sampai 100 m. akan menyebabkan munculnya daratan yang bersinambungan antara
Kalimamantan tenggara dan Sulawesi barat daya. Biarpun demikian, suatu
pengamatan yang menarik ialah bahwa garis kontur 1000 m di bawah laut di sebelah
timur Kalimantan persis sama dengan garis yang sama di Sulawesi barat, sehingga
mungkin selat Makasar dulu hanya jauh lebih sempit. Sulawesi meliputi tiga propinsi
geologi yang berbeda-beda, digabung menjadi satu oleh gerakan kerak bumi.
Propinsi-propinsi tersebut adalah Sulawesi barat dan timur yang dipisahkan oleh
patahan utara barat laut antara Palu dan Teluk Bone (patahan Palu Koro), serta
Propinsi Banggai Sula yang mencakup daerah Tokala di belakang Luwuk dan
Semenanjung Barat laut, Kepulauan Banggai, pulau Buton dan Kep. Sula (yang
kenyataannya merupakan bagian Propinsi Maluku). Pergerakan kerak bumi pada
lempeng Indo-Australia dan Pasifik yang mengarah ke utara bertemu dengan
pergerakan lempeng Eurasia yang cenderung ke arah selatan. meskipun pergerakan
kerak bumi sangat kecil, yaitu sekitar 5 hingga 7 sentimeter per tahun, namun sangat
berpengaruh terhadap aktivitas tektonik kerak bumi. Perubahan letak ini nantinya
bakal mengakibatkan struktur lempeng menjadi labil dan rapuh. Dari sejarah geologi,
daratan Sulawesi terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik. Dengan pengaruh
pergerakan ketiga lempengan yang ada, membentuk struktur geologi dan pulau-pulau
yang begitu rumit dan beriringan. Dari sesar-sesar yang ada, terdapat sesar aktif yang
sewaktu-waktu bergerak. Aktifnya sesar ini apabila dipicu pergerakan lempeng yang
melepaskan energi relatif besar. Salah satunya akan berakibat terjadinya gempa
tektonik yang kemudian disusul tsunami.
5. II.2 Geologi sulawesi
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek,
karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia
timur dan system pegunungan sunda ).Sehingga, hamper seluruhnya terdiri dari
pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau-
pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100) Secara rinci fisiografi sulawesi adalah
sebagai berikut :
1. Lengan Utara Sulawesi
Pada lengan ini, fisiograsinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek
geologinya. Ketiga bagian tersebut adalah :
a. Seksi Minahara, merupakan ujung timur dari lengan utarasulawesi dengan arah
timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan sangihe yang
didirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan.
b. Seksi gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan
arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar
daratanya sekitar 35 110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara
teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi
oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara
rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang
disebut zone limboto.
c. Jenjang sulawesi utara, merupakan lengan utara sulawesi yang arahnya dari utara
ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di gorontalo ) yang
sebagian besar di tutup oleh vulkan vulkan muda, sedangkan antara lengan
utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100 km di
bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya
semakin dangkal kea rah barat ( ( kurang dari 2000 meter ) dan di bagian tengah
teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut dengan
bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ; 2006 : 101 )
2. Lengan Timur Sulawesi
Lengan timur sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan
menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah
6. a. Bagian timur, berupa semenanjung Bualeno yang di pisahkan dengan bagian
tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama
b. Bagian tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan Batulumpu
yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur lenardari 20 km di
timur sampai 80 km di utara Bunku.
c. Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujng
Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini
di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km ( Sutardji, 2006 : 101 )
3. Lengan Tenggara
Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah sulawesi adalah berupa tanah
gentingantara teluk Usu dengan teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan
lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Bagian utara, berupa massip-massPeridotit dari pegunungan Verbeek yang di
tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang
letaknya berada ntara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk
Tolo.
b. Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sediment
peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan Tangeasinua,
sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai
Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-
teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui.
c. Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke
timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial
yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit
yang teratur dengan membujug barat ke timur.
4. Lengan Selatan
Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis enggara-
baratlauit dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis
timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis
bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat
hubungnnya dengan bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006 : 103 ).
7. Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di
antara Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan
pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah
Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara
ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan
lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat
danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada baguian selatannya
lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan
ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang
dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di
sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang
mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai
Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai
Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah
baratnya menurun sampai palung Bone.
II.3 Karakteristik Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila
melihat busur-busur disekelilinya Benua Asia, maka bagian concaxnya mengarah ke
Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaxnya yang menghadap
ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut
berpola terbalik atau inverted arc.
Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan
dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh
Basin Sulawesi ( 5000 5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut
Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 5000 m.
Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m).
Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan tataran rendah yang terdapat
secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif
lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan. Berdasarkan
orogenesenya dapat dibagi ke dalam tiga daeran (Van Bemmelen, 1949) sebagai
berikut :
8. 1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara
2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral
3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan
1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara
Meliputi lengan Utara Sulawesi yang memanjang dari kepulauan Talaud sampai
ke Teluk Palu Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar
Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara geomorfologis
dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah orogenese ini sebagain
termasuk pada inner arc, kecuali kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.
2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral
Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur yang menjalur Utara Selatan sebagai
berikut :
1. Jalur Timue disebut Zone Kolonodale
2. Jalur Tengah disebut Zone Poso
3. Jalur Barat disebut Zone Palu
Jalur Timur terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya bersambung
dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis dari Malili Teluk Tomori.
Daerah ini oleh singkapan-singkapan batuan beku ultra basis.
Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat jalur ini adalah Medianline. Zona ini
merupakan Graben yang memisahkan antara Zona Barat dan Timur.Dibagian Utara
Zone ini terdapat Ledok Tomini dan di Selatannya terdapat Ledok Bone. Daerah ini
ditandai oleh mayoritas batuan Epi sampai Mesometamorfik crystalline schist yang
kaya akan muscovite.
Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan grano
diorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya banyak ditemui juga
endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi oleh Teluk Palu Parigi, di Selatan
dibatasi garis dari Teluk Mandar Palopo. Dari Teluk Mandar Palopo ke arah
selatan sudah termasuk lengan Selatan Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan
perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan merupakan satuan
sebagain Inner Arc.
9. 3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan
Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone Palu
(Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan tenggara merupakan kelanjutan dari
tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi antara lengan selatan
dan lengan tenggara banyak memiliki kesamaan, begitu juga antara Zone Palu
Lengan Utara dengan Zone Kolonodale Lengan Timur dilain fihak. Walaupun
demikian diantaranya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai contoh bagian ujung
selatan (di Selatan D. Tempe) banyak kesamaannya dengan P. Jawa dan Sumatera
sedangkan ujung selatan lengan tenggara lebih banyak kesamaannya dengan Boton
Archipelago dan Group Tukang Besi.
II.4 Statigrafi Lengan Utara Sulawesi
1. Formasi Tinombo (Teot)
Formasi Tinombo ini merupakan formasi batuan tertua yang ditemui di daerah
ini dengan penyusun utama berupa batuan sedimen dan sedikit batuan malihan
lemah. Batuan gunungapi terdiri dari lava basal, lava spilitan, lava andesit, dan breksi
gunungapi. Batuan sedimen terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batupasir hijau,
batugamping merah, dan batugamping abu abu. Sebagian dari batuan ini
mengalami pemalihan derajat rendah. Formasi ini tak selaras dengan formasi
diatasnya. Trail (1974) mengungkapkan bahwa kemungkinan umur formasi ini
adalah Eosen hingga Miosen Awal. Sedangkan Ratman (1976) dan Sukamto (1975)
menyebutkan bahwa Formasi Tinombo berumur Mesozoikum Akhir hingga sekitar
Oligosen. Penarikan umur pada batuan basal menunjukkan umur 51,9 juta tahun atau
Eosen awal. Tebal formasi ini diperkirakan mencanpai ribuan meter. Berdasarkan
komposisi batuan basal spilitan dan himpunan batuan sedimennya terbentuk di
lingkungan laut dalam
2. Formasi Dolokapa (Tmd)
Formasi Dolokapa ini tersusun atas batuan sedimen dengan selingan batuan
gunungapi. Batuan sedimennya terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batulumpur,
dan konglomerat. Batuan gunungapinya terdiri dari tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi
dan lava dengan susunan andesitan sampai basalan. Umur formasi ini terdapat
beberapa pendapat yang berbeda. Marks (1957) membandingkan umur formasi ini
10. dengan Formasi Tinombo yang dianggapnya berumur Kapur hingga Eosen.
Sedangkan Trail (1974) menyebutkan bahwa kepingan batugamping di dalam
formasi ini berumur Miosen Awal. Sedangkan pada batulanau formasi ini dijumpai
fosil antara lain : Orbulina suturalis Broniman, Globigerinoides immaturus Le Roy,
Globootalia menardii, Brazilina sp., dan Anomalia sp. Fosil ini menunjukkan umur
tidak lebih tua dari Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan adalah inner
sublitoral.
3. Formasi Randangan (Tmr)
Formasi Randangan ini terdiri dari konglomerat, batupasir wacke, batulanau, dan
batulumpur, kandungan fosil yang terdapat di dalam lapisan formasi ini
menunjukkan umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Menurut trail (1974) ,
kepingan batugamping di dalam konglomerat mengandung fosil berumur Miosen
Tengah hingga awal Miosen Akhir, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal.
Formasi ini menindih takselaras dengan Formasi Tinombo. Sedangkan hubungan
dengan Formasi Dolokapa tidak diketahui.
4. Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv)
Batuan Gunung api Bilungala terdiri dari breksi gunungapi, tuf dan lava
bersusunan asam sampai basa. Batuan gunungapi ini umumnya berwarna abu abu
hingga abu abu tua. Breksi gunungapinya tersusun oleh kepingan andesit, dasit, dan
basal. Tuf umumnya bersifat dasitan dan agak kompak. Lava bersifat andesitan
sampai basal, bertekstur hipokristalin sampai holokristalin, berbutir halus dan masif.
Batuan Gunungapi Bilunggala sulit dibedakan dengan batuan gunungapi Formasi
Dolokapa dikarenakan adanya persamaan susunan batuan. Diperkirakan formasi ini
tumbuh bersama dengan Formasi Dolokapa dan berhubungan menjemari. Umur
formasi ini diperkirakan berumur Miosen Tengah higga awal Miosen Akhir.
5. Batuan Gunungapi Pani (Tppv)
Batuan Gunungapi Pani terdiri dari dasit, andesit, tuf, dan aglomerat. Lava
andesit merupakan penyusun utama di formasi ini. Berstruktur masif, warna abu
abu , bertekstur porfiritik, dengan fenokris terdiri dari feldspar dan kuarsa. Sedang
lava andesit berwarna abu abu dengan tekstur porfiro-afanitik, dan masif. Tuf
11. berwarna abu abu muda , bersusunan dasit dan kompak. Aglomerat berwarna abu
abu dengan komponen andesit dan basal.
Batuan ini menindih tak selaras Formasi Randangan. Jadi , umur Batuan Gunungapi
Pani diperkirakan berumur Pliosen Awal.
6. Breksi Wobudu (Tpwv)
Breksi wobudu terdiri dari : breksi gunungapi, aglomerat, tuf, tuf lapili, lava
andesitan dan basalan. Breksi gunungapi berwarna abu abu, tersusun oleh kepingan
batuan andesit dan basal yang berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf dan tuf lapili
berwarna kuning dan kuning kecoklatan , berbutir halus hingga berukuran kerikil,
membulat tanggung, kemas terbuka, terkekarkan, umumnya lunak dan berlapis.
Sedangkan lava umumnya berwarna abu abu hingga abu abu tua, masif,
bertekstur porfiri afanitik dan bersusunan andesit hingga basal. Posisi stratigrafi
menindih takselaras Formasi Dolokapa. Maka umur Breksi Wobudu diperkirakan
Pliosen Awal.
7. Formasi Lokodidi (TQls)
Formasi Lokodidi ini terdiri dari perselingan konglomerat, batupasir, batuasir
konglomeratan, batupasir tufan, tuf pasiran, batulempung, dan serpih hitam.
Konglomerat berwarna coklat, tersusun oleh kepingan batugamping, andesit, dan
kursa susu yang berukuran kerikil hingga kerakal, berbentuk membulat, dengan
masadasar tuf, terpilah buruk dengan kemas tertutup. Batupasir berwarna abu hingga
coklat kemerahan, berbutir halus hingga sedang emumnya kompak, merupakan
sisipan di antara serpih dan konglomerat. Batupasi tufan dan tuf berwarna putih
hingga abu abu muda , berbutir sedang dan agak kompak. Sedang serpih berwarna
hitam , umumnya kurang kompak, gampingan. Formasi ini menindih selaras Breksi
Wobudu yang berumur Pliosen Awal sehingga diduga berumur Pliosen Akhir hingga
Pliotesn Awal.
8. Batuan Gunungapi Pinogu
Batuan ini terdiri dari perselingan aglomerat , tuf , dan lava. Aglomerat berwarna
abu abu tersusun oleh kepingan andesit dengan ukuran berkisar antara 2 sampai 6
12. cm, berwarna abu abu, menyudut tanggung, massadasar tuf, terpilah buruk, dan
agak kompak.
Tuf berwarna coklat muda hingga putih kecoklatan, berbutir sedang sampai
kasar dengan susunan andesit sampai dasit. Lava berwarna abu abu tua, tersusun
atas andesit sampai basal. Satuan ini diduga menindih Breksi Wobudu, sehingga
umurnya diperkirakan Pliosen Akhir.