際際滷

際際滷Share a Scribd company logo
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sulawesi atau celebes terletak di bagian tengah wilayah kepulauanIndonesia
dengan luas wilayah 174.600 km族. Bentuknya yang unik menyerupai huruf K dengan
empat semenanjung, yang mengarah ketimur, timur laut, tenggara dan selatan.
Sulawesi berbatasan dengan Borneodi sebelah barat, Filipina di sebelah utara, Flores
di sebelah selatan, Timor di sebelah tenggara dan Maluku di sebelah timur. Sulawesi
dan sekitarnya merupakan daerah yang kompleks karena merupakan tempat
pertemuan tiga lempeng besar yaitu; lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah
utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat dan lempeng Eurasia yang
bergerak ke arahselatan-tenggara serta lempeng yang lebih kecil yaitu
lempeng Filipina.
Proses tumbukan keempat lempeng tersebut menyebabkan PulauSulawesi
memiliki empat buah lengan dengan proses tektonik yang berbeda-beda membentuk
satu kesatuan mosaik geologi. Pulau iniseakan dirobek oleh berbagai sesar seperti;
sesar Palu-Koro, sesarPoso, sesar Matano, sesar Lawanopo, sesar Walanae, sesar
Gorontalo,sesar Batui, sesar Tolo, sesar Makassar dan lain-lain, dimana berbagaijenis
batuan bercampur sehingga posisi stratigrafinya menjadi sangatrumit. Pada bagian
utara pulau Sulawesi terdapat palung Sulawesiutara yang terbentuk oleh subduksi
kerak samudera dari laut Sulawesi,sedangkan di bagian tenggara Sulawesi terdapat
sesar Tolo yang merupakan tempat berlangsungnya subduksi antara lengan
tenggaraPulau Sulawesi dengan bagian utara laut Banda, dimana kedua struktur
utama tersebut dihubungkan oleh sesar Palu-Koro danMatano. Adapun dibagian
barat Sulawesi terdapat selat Makassar yang memisahkan bagian barat Sulawesi
dengan busur Sunda yang merupakan bagian lempeng Eurasia yang diperkirakan
terbentuk dariproses pemekaran lantai samudera pada masa Miosen,
sedangkandibagian timur terdapat fragmen-fragmen benua yang berpindah karena
strike-slip faults dari New Guinea.
I.2 Rumusan Masalah
1. Skema Terbentuknya Pulau Sulawesi ?
2. Geologi Pulau Sulawesi ?
3. Karakteristik Pulau Sulawesi ?
4. Statigrafi Lengan Utara Sulawesi ?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui skema terbentuknya pulau sulawesi
2. Mengetahui geologi pulau sulawesi
3. Mengetahui karakteristik pulau sulawesi
4. mengetahui statigrafi lengan utara sulawesi
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Skema Terbentuknya Pulau Sulawesi
a. Eosen ( 65-40 juta tahun yang lalu )
Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah melalui proses yang juga
unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan benua yang diawali 65 juta tahun
lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan
cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat dan Utara. Kedua apungan daratan itu
terbawa bergerak ke barat menuju Borneo ( sekarang bernama Kalimantan ). Proses
tumbukan akibat apungan lempeng benua itu menyebabkan kedua daratan itu mulai
terkumpul menjadi satu daratan baru.
b. Miosen ( 40-20 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan persesaran
yang menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentuk daratan. Bagian tengah
ketiga daratan itu tertekuk akibat benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih
kuat dibandingkan apa yang terjadi di kedua ujung atas dan bawahnya ( daratan utara
dan selatan ). Proses tektonik berlangsung kuat di daerah yang tertekuk itu sehingga
menyebabkan pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan
pengendapan yang berbeda.
c. Pliosen ( 15-6 juta tahun yang lalu )
Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus berlangsung,
bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan
Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak zaman Miosen
masih terus berlangsung, bahkan berdampak apada pemisahan kelompok batuan dari
kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau Matano. kedua
kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun memperlihatkan asosiasi
batuan yang berbeda.
d. Plitosen ( 4-2 juta tahun yang lalu )
Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses pemekaran dasar
samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang dikenal dengan selat
Makasar ). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau
Sulawesi purba. Dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi
Kalimantan. kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua adalah peristiwa
yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa centimeter
pertahun. Diperkirakan juga bahwa, Sulawesi barat bertabrakan dengan Kalimantan
timur pada akhir Pliosen (3 Ma. yang lalu) yang sementara itu menutup selat
Makasar dan baru membuka kembali dalam periode Kwarter, meskipun tidak ada
data pasti yang menunjang pendapat ini. Endapan tebal dari sebelum Miosen di selat
Makasar memberikan petunjuk bahhwa Kalimantan dan Sulawesi pernah terpisahkan
sekurang-kurangnya 25 Ma. dalam periode permukaan laut rendah, mungkin sekali
pada masa itu terdapat pulau-pulau khususnya di daerah sebelah barat Majene dan
sekitar gisik Doangdoang. Di daerah Doangdoang, penurunan permukaan air laut
sampai 100 m. akan menyebabkan munculnya daratan yang bersinambungan antara
Kalimamantan tenggara dan Sulawesi barat daya. Biarpun demikian, suatu
pengamatan yang menarik ialah bahwa garis kontur 1000 m di bawah laut di sebelah
timur Kalimantan persis sama dengan garis yang sama di Sulawesi barat, sehingga
mungkin selat Makasar dulu hanya jauh lebih sempit. Sulawesi meliputi tiga propinsi
geologi yang berbeda-beda, digabung menjadi satu oleh gerakan kerak bumi.
Propinsi-propinsi tersebut adalah Sulawesi barat dan timur yang dipisahkan oleh
patahan utara barat laut antara Palu dan Teluk Bone (patahan Palu Koro), serta
Propinsi Banggai Sula yang mencakup daerah Tokala di belakang Luwuk dan
Semenanjung Barat laut, Kepulauan Banggai, pulau Buton dan Kep. Sula (yang
kenyataannya merupakan bagian Propinsi Maluku). Pergerakan kerak bumi pada
lempeng Indo-Australia dan Pasifik yang mengarah ke utara bertemu dengan
pergerakan lempeng Eurasia yang cenderung ke arah selatan. meskipun pergerakan
kerak bumi sangat kecil, yaitu sekitar 5 hingga 7 sentimeter per tahun, namun sangat
berpengaruh terhadap aktivitas tektonik kerak bumi. Perubahan letak ini nantinya
bakal mengakibatkan struktur lempeng menjadi labil dan rapuh. Dari sejarah geologi,
daratan Sulawesi terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik. Dengan pengaruh
pergerakan ketiga lempengan yang ada, membentuk struktur geologi dan pulau-pulau
yang begitu rumit dan beriringan. Dari sesar-sesar yang ada, terdapat sesar aktif yang
sewaktu-waktu bergerak. Aktifnya sesar ini apabila dipicu pergerakan lempeng yang
melepaskan energi relatif besar. Salah satunya akan berakibat terjadinya gempa
tektonik yang kemudian disusul tsunami.
II.2 Geologi sulawesi
Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek,
karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia
timur dan system pegunungan sunda ).Sehingga, hamper seluruhnya terdiri dari
pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau-
pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100) Secara rinci fisiografi sulawesi adalah
sebagai berikut :
1. Lengan Utara Sulawesi
Pada lengan ini, fisiograsinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek
geologinya. Ketiga bagian tersebut adalah :
a. Seksi Minahara, merupakan ujung timur dari lengan utarasulawesi dengan arah
timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan sangihe yang
didirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan.
b. Seksi gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan
arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar
daratanya sekitar 35  110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara
teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi
oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara
rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang
disebut zone limboto.
c. Jenjang sulawesi utara, merupakan lengan utara sulawesi yang arahnya dari utara
ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di gorontalo ) yang
sebagian besar di tutup oleh vulkan  vulkan muda, sedangkan antara lengan
utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100 km di
bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya
semakin dangkal kea rah barat ( ( kurang dari 2000 meter ) dan di bagian tengah
teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut dengan
bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ; 2006 : 101 )
2. Lengan Timur Sulawesi
Lengan timur sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan
menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah
a. Bagian timur, berupa semenanjung Bualeno yang di pisahkan dengan bagian
tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama
b. Bagian tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan Batulumpu
yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur lenardari 20 km di
timur sampai 80 km di utara Bunku.
c. Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujng
Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini
di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km ( Sutardji, 2006 : 101 )
3. Lengan Tenggara
Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah sulawesi adalah berupa tanah
gentingantara teluk Usu dengan teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan
lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Bagian utara, berupa massip-massPeridotit dari pegunungan Verbeek yang di
tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang
letaknya berada ntara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk
Tolo.
b. Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sediment
peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan Tangeasinua,
sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai
Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk-
teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui.
c. Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke
timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial
yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit
yang teratur dengan membujug barat ke timur.
4. Lengan Selatan
Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis enggara-
baratlauit dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis
timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis
bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat
hubungnnya dengan bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006 : 103 ).
Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di
antara Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan
pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah
Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara
ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan
lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat
danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada baguian selatannya
lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan
ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang
dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di
sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang
mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai
Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai
Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah
baratnya menurun sampai palung Bone.
II.3 Karakteristik Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila
melihat busur-busur disekelilinya Benua Asia, maka bagian concaxnya mengarah ke
Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaxnya yang menghadap
ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut
berpola terbalik atau inverted arc.
Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan
dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh
Basin Sulawesi ( 5000  5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut
Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500  5000 m.
Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m).
Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan tataran rendah yang terdapat
secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif
lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan. Berdasarkan
orogenesenya dapat dibagi ke dalam tiga daeran (Van Bemmelen, 1949) sebagai
berikut :
1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara
2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral
3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan
1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara
Meliputi lengan Utara Sulawesi yang memanjang dari kepulauan Talaud sampai
ke Teluk Palu  Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar
Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara geomorfologis
dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah orogenese ini sebagain
termasuk pada inner arc, kecuali kepulauan Talaud sebagai Outer Arc.
2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral
Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur yang menjalur Utara  Selatan sebagai
berikut :
1. Jalur Timue disebut Zone Kolonodale
2. Jalur Tengah disebut Zone Poso
3. Jalur Barat disebut Zone Palu
Jalur Timur terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya bersambung
dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis dari Malili  Teluk Tomori.
Daerah ini oleh singkapan-singkapan batuan beku ultra basis.
Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat jalur ini adalah Medianline. Zona ini
merupakan Graben yang memisahkan antara Zona Barat dan Timur.Dibagian Utara
Zone ini terdapat Ledok Tomini dan di Selatannya terdapat Ledok Bone. Daerah ini
ditandai oleh mayoritas batuan Epi sampai Mesometamorfik crystalline schist yang
kaya akan muscovite.
Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan grano 
diorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya banyak ditemui juga
endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi oleh Teluk Palu  Parigi, di Selatan
dibatasi garis dari Teluk Mandar  Palopo. Dari Teluk Mandar  Palopo ke arah
selatan sudah termasuk lengan Selatan  Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan
perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan merupakan satuan
sebagain Inner Arc.
3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan
Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone Palu
(Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan tenggara merupakan kelanjutan dari
tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi antara lengan selatan
dan lengan tenggara banyak memiliki kesamaan, begitu juga antara Zone Palu
Lengan Utara dengan Zone Kolonodale Lengan Timur dilain fihak. Walaupun
demikian diantaranya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai contoh bagian ujung
selatan (di Selatan D. Tempe) banyak kesamaannya dengan P. Jawa dan Sumatera
sedangkan ujung selatan lengan tenggara lebih banyak kesamaannya dengan Boton
Archipelago dan Group Tukang Besi.
II.4 Statigrafi Lengan Utara Sulawesi
1. Formasi Tinombo (Teot)
Formasi Tinombo ini merupakan formasi batuan tertua yang ditemui di daerah
ini dengan penyusun utama berupa batuan sedimen dan sedikit batuan malihan
lemah. Batuan gunungapi terdiri dari lava basal, lava spilitan, lava andesit, dan breksi
gunungapi. Batuan sedimen terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batupasir hijau,
batugamping merah, dan batugamping abu  abu. Sebagian dari batuan ini
mengalami pemalihan derajat rendah. Formasi ini tak selaras dengan formasi
diatasnya. Trail (1974) mengungkapkan bahwa kemungkinan umur formasi ini
adalah Eosen hingga Miosen Awal. Sedangkan Ratman (1976) dan Sukamto (1975)
menyebutkan bahwa Formasi Tinombo berumur Mesozoikum Akhir hingga sekitar
Oligosen. Penarikan umur pada batuan basal menunjukkan umur 51,9 juta tahun atau
Eosen awal. Tebal formasi ini diperkirakan mencanpai ribuan meter. Berdasarkan
komposisi batuan basal spilitan dan himpunan batuan sedimennya terbentuk di
lingkungan laut dalam
2. Formasi Dolokapa (Tmd)
Formasi Dolokapa ini tersusun atas batuan sedimen dengan selingan batuan
gunungapi. Batuan sedimennya terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batulumpur,
dan konglomerat. Batuan gunungapinya terdiri dari tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi
dan lava dengan susunan andesitan sampai basalan. Umur formasi ini terdapat
beberapa pendapat yang berbeda. Marks (1957) membandingkan umur formasi ini
dengan Formasi Tinombo yang dianggapnya berumur Kapur hingga Eosen.
Sedangkan Trail (1974) menyebutkan bahwa kepingan batugamping di dalam
formasi ini berumur Miosen Awal. Sedangkan pada batulanau formasi ini dijumpai
fosil antara lain : Orbulina suturalis Broniman, Globigerinoides immaturus Le Roy,
Globootalia menardii, Brazilina sp., dan Anomalia sp. Fosil ini menunjukkan umur
tidak lebih tua dari Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan adalah inner
sublitoral.
3. Formasi Randangan (Tmr)
Formasi Randangan ini terdiri dari konglomerat, batupasir wacke, batulanau, dan
batulumpur, kandungan fosil yang terdapat di dalam lapisan formasi ini
menunjukkan umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Menurut trail (1974) ,
kepingan batugamping di dalam konglomerat mengandung fosil berumur Miosen
Tengah hingga awal Miosen Akhir, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal.
Formasi ini menindih takselaras dengan Formasi Tinombo. Sedangkan hubungan
dengan Formasi Dolokapa tidak diketahui.
4. Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv)
Batuan Gunung api Bilungala terdiri dari breksi gunungapi, tuf dan lava
bersusunan asam sampai basa. Batuan gunungapi ini umumnya berwarna abu  abu
hingga abu  abu tua. Breksi gunungapinya tersusun oleh kepingan andesit, dasit, dan
basal. Tuf umumnya bersifat dasitan dan agak kompak. Lava bersifat andesitan
sampai basal, bertekstur hipokristalin sampai holokristalin, berbutir halus dan masif.
Batuan Gunungapi Bilunggala sulit dibedakan dengan batuan gunungapi Formasi
Dolokapa dikarenakan adanya persamaan susunan batuan. Diperkirakan formasi ini
tumbuh bersama dengan Formasi Dolokapa dan berhubungan menjemari. Umur
formasi ini diperkirakan berumur Miosen Tengah higga awal Miosen Akhir.
5. Batuan Gunungapi Pani (Tppv)
Batuan Gunungapi Pani terdiri dari dasit, andesit, tuf, dan aglomerat. Lava
andesit merupakan penyusun utama di formasi ini. Berstruktur masif, warna abu 
abu , bertekstur porfiritik, dengan fenokris terdiri dari feldspar dan kuarsa. Sedang
lava andesit berwarna abu  abu dengan tekstur porfiro-afanitik, dan masif. Tuf
berwarna abu abu muda , bersusunan dasit dan kompak. Aglomerat berwarna abu 
abu dengan komponen andesit dan basal.
Batuan ini menindih tak selaras Formasi Randangan. Jadi , umur Batuan Gunungapi
Pani diperkirakan berumur Pliosen Awal.
6. Breksi Wobudu (Tpwv)
Breksi wobudu terdiri dari : breksi gunungapi, aglomerat, tuf, tuf lapili, lava
andesitan dan basalan. Breksi gunungapi berwarna abu  abu, tersusun oleh kepingan
batuan andesit dan basal yang berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf dan tuf lapili
berwarna kuning dan kuning kecoklatan , berbutir halus hingga berukuran kerikil,
membulat tanggung, kemas terbuka, terkekarkan, umumnya lunak dan berlapis.
Sedangkan lava umumnya berwarna abu  abu hingga abu  abu tua, masif,
bertekstur porfiri  afanitik dan bersusunan andesit hingga basal. Posisi stratigrafi
menindih takselaras Formasi Dolokapa. Maka umur Breksi Wobudu diperkirakan
Pliosen Awal.
7. Formasi Lokodidi (TQls)
Formasi Lokodidi ini terdiri dari perselingan konglomerat, batupasir, batuasir
konglomeratan, batupasir tufan, tuf pasiran, batulempung, dan serpih hitam.
Konglomerat berwarna coklat, tersusun oleh kepingan batugamping, andesit, dan
kursa susu yang berukuran kerikil hingga kerakal, berbentuk membulat, dengan
masadasar tuf, terpilah buruk dengan kemas tertutup. Batupasir berwarna abu hingga
coklat kemerahan, berbutir halus hingga sedang emumnya kompak, merupakan
sisipan di antara serpih dan konglomerat. Batupasi tufan dan tuf berwarna putih
hingga abu  abu muda , berbutir sedang dan agak kompak. Sedang serpih berwarna
hitam , umumnya kurang kompak, gampingan. Formasi ini menindih selaras Breksi
Wobudu yang berumur Pliosen Awal sehingga diduga berumur Pliosen Akhir hingga
Pliotesn Awal.
8. Batuan Gunungapi Pinogu
Batuan ini terdiri dari perselingan aglomerat , tuf , dan lava. Aglomerat berwarna
abu  abu tersusun oleh kepingan andesit dengan ukuran berkisar antara 2 sampai 6
cm, berwarna abu abu, menyudut tanggung, massadasar tuf, terpilah buruk, dan
agak kompak.
Tuf berwarna coklat muda hingga putih kecoklatan, berbutir sedang sampai
kasar dengan susunan andesit sampai dasit. Lava berwarna abu  abu tua, tersusun
atas andesit sampai basal. Satuan ini diduga menindih Breksi Wobudu, sehingga
umurnya diperkirakan Pliosen Akhir.
DAFTAR PUSTAKA
http://suarageologi.blogspot.co.id/2012/09/stratigrafi-regional-lengan-utara.html
https://id.scribd.com/doc/93559387/Buku-Struktur-Geologi-Sulawesi-Armstrong-
Sompotan-Unima
http://tyogeo09.blogspot.co.id/2011/06/sejarah-geomorfologi-dan-proses.html
TUGAS
TEKTONOFISIK
ASTRIANI
09320140125
C4
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017

More Related Content

What's hot (20)

Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoAnalisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Roishe Prabowo
Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2
Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2
Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2
Rizki Maulana
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Nurul Afdal Haris
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Lestari Moerdijat
The Geology of Borneo
The Geology of BorneoThe Geology of Borneo
The Geology of Borneo
Swastika Nugraheni,S.Pd
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
arif878
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
BAHRULRoji
Tugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikumTugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikum
M Naufal
studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017
Bahrul Hidayah
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Armstrong Sompotan
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIALETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
Nesha Mutiara
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesia
rizal92
2 tektonisme
2   tektonisme2   tektonisme
2 tektonisme
Survey METER Indonesia
Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015
Irianto Uno
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Nurul Afdal Haris
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Nurul Afdal Haris
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Nurul Afdal Haris
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoAnalisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar Semangko
Roishe Prabowo
Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2
Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2
Jbptitbpp gdl-brahmantyo-34557-3-2009ts-2
Rizki Maulana
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Papua)
Nurul Afdal Haris
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi IndonesiaProfil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Profil Geologi, Lingkungan dan Geografi Indonesia
Lestari Moerdijat
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanMakalah parangtritis uas b. indonesia editan
Makalah parangtritis uas b. indonesia editan
arif878
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
Artikel muhammad bahrul roji^j ips 3
BAHRULRoji
Tugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikumTugas fixx pemetaan praktikum
Tugas fixx pemetaan praktikum
M Naufal
studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017studi geologi regional 2017
studi geologi regional 2017
Bahrul Hidayah
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Formasi Geologi Sulawesi ( Armstrong . Unima )
Armstrong Sompotan
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIALETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
LETAK GEOMORFOLOGIS TERHADAP POTENSI FISIK WILAYAH INDONESIA
Nesha Mutiara
Makalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesiaMakalah parangtritis uas b. indonesia
Makalah parangtritis uas b. indonesia
rizal92
Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015Materi ekspos mipa 2015
Materi ekspos mipa 2015
Irianto Uno
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)
Nurul Afdal Haris
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Materi Mata Kuliah Gemorfologi Indonesia (Geomorfologi Maluku)
Nurul Afdal Haris
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Jawa)
Nurul Afdal Haris

Similar to Tektonofisik (20)

The geology of sumatra
The geology of sumatraThe geology of sumatra
The geology of sumatra
Swastika Nugraheni,S.Pd
Tugas gi
Tugas giTugas gi
Tugas gi
izwarjhe
Proses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesiaProses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesia
papa dedek
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...
Fikri Dermawan
Asal mula kepulauan
Asal mula kepulauanAsal mula kepulauan
Asal mula kepulauan
Piscki Pratama
PPT KELOMPOK 6.pptx
PPT KELOMPOK 6.pptxPPT KELOMPOK 6.pptx
PPT KELOMPOK 6.pptx
FlyingDutchman7
lempeng tektonik
lempeng tektoniklempeng tektonik
lempeng tektonik
Fatimah Azzahra
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakarta
Intan Hasanah
Benua dan samudra
Benua dan samudraBenua dan samudra
Benua dan samudra
Naya Ariyani
ppt evolusi 1.pptx
ppt evolusi 1.pptxppt evolusi 1.pptx
ppt evolusi 1.pptx
RinaApriantiNainggol
Narasi gempa oktober
Narasi gempa oktoberNarasi gempa oktober
Narasi gempa oktober
Muhammad Imran Al SinJi
Posisi indonesia terhadap lempeng dunia
Posisi indonesia terhadap lempeng duniaPosisi indonesia terhadap lempeng dunia
Posisi indonesia terhadap lempeng dunia
firmansyah burhanuddin
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaLingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
alfantishindikasari
Baritocekungan
BaritocekunganBaritocekungan
Baritocekungan
tidaktahu55
hasil kelompok kelas XI proses bumi kebumian
hasil kelompok kelas XI proses bumi kebumianhasil kelompok kelas XI proses bumi kebumian
hasil kelompok kelas XI proses bumi kebumian
gunturpriyabumi
pengantar-geologi1 - power point- singkat
pengantar-geologi1 - power point- singkatpengantar-geologi1 - power point- singkat
pengantar-geologi1 - power point- singkat
yudi_alfian
sesar sumatera.pptx
sesar sumatera.pptxsesar sumatera.pptx
sesar sumatera.pptx
RizkiKurniawan125090
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Fitri Indra Wardhono
4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx
4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx
4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx
AsepMuhamadYusup
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
Azlan Abdurrahman
Tugas gi
Tugas giTugas gi
Tugas gi
izwarjhe
Proses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesiaProses terbentuknya kepulauan indonesia
Proses terbentuknya kepulauan indonesia
papa dedek
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...
Fikri Dermawan
Asal mula kepulauan
Asal mula kepulauanAsal mula kepulauan
Asal mula kepulauan
Piscki Pratama
geologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakartageologi-regional-yogyakarta
geologi-regional-yogyakarta
Intan Hasanah
Benua dan samudra
Benua dan samudraBenua dan samudra
Benua dan samudra
Naya Ariyani
Posisi indonesia terhadap lempeng dunia
Posisi indonesia terhadap lempeng duniaPosisi indonesia terhadap lempeng dunia
Posisi indonesia terhadap lempeng dunia
firmansyah burhanuddin
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaLingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusia
alfantishindikasari
Baritocekungan
BaritocekunganBaritocekungan
Baritocekungan
tidaktahu55
hasil kelompok kelas XI proses bumi kebumian
hasil kelompok kelas XI proses bumi kebumianhasil kelompok kelas XI proses bumi kebumian
hasil kelompok kelas XI proses bumi kebumian
gunturpriyabumi
pengantar-geologi1 - power point- singkat
pengantar-geologi1 - power point- singkatpengantar-geologi1 - power point- singkat
pengantar-geologi1 - power point- singkat
yudi_alfian
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI JakartaGambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Gambaran Umum Provinsi DKI Jakarta
Fitri Indra Wardhono
4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx
4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx
4. Pembentukan Lautan dan Daratan.pptx
AsepMuhamadYusup
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
10 bab viii potensi dan mitigasi bencana alam
Azlan Abdurrahman

Recently uploaded (6)

Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Matematika Mengengah Pertemuan Ke-13 ok.
Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptxPengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
Pengukuran_Instrumentasi_Pertemuan1.pptx
gintingdesiana
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.pptTraining Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
Training Managemen-gawat-darurat-1-ppt.ppt
rhamset
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.pptpelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
pelatihanScaffolding-Training-With-Bahasa.ppt
rhamset
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
1 Pengantar-dan-Dasar-Hukum-Scaffolding.pptx
rhamset
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
8-Standar-pemasngan-Pembongkaran-Perancah-Rev.pptx
rhamset

Tektonofisik

  • 1. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sulawesi atau celebes terletak di bagian tengah wilayah kepulauanIndonesia dengan luas wilayah 174.600 km族. Bentuknya yang unik menyerupai huruf K dengan empat semenanjung, yang mengarah ketimur, timur laut, tenggara dan selatan. Sulawesi berbatasan dengan Borneodi sebelah barat, Filipina di sebelah utara, Flores di sebelah selatan, Timor di sebelah tenggara dan Maluku di sebelah timur. Sulawesi dan sekitarnya merupakan daerah yang kompleks karena merupakan tempat pertemuan tiga lempeng besar yaitu; lempeng Indo-Australia yang bergerak ke arah utara, lempeng Pasifik yang bergerak ke arah barat dan lempeng Eurasia yang bergerak ke arahselatan-tenggara serta lempeng yang lebih kecil yaitu lempeng Filipina. Proses tumbukan keempat lempeng tersebut menyebabkan PulauSulawesi memiliki empat buah lengan dengan proses tektonik yang berbeda-beda membentuk satu kesatuan mosaik geologi. Pulau iniseakan dirobek oleh berbagai sesar seperti; sesar Palu-Koro, sesarPoso, sesar Matano, sesar Lawanopo, sesar Walanae, sesar Gorontalo,sesar Batui, sesar Tolo, sesar Makassar dan lain-lain, dimana berbagaijenis batuan bercampur sehingga posisi stratigrafinya menjadi sangatrumit. Pada bagian utara pulau Sulawesi terdapat palung Sulawesiutara yang terbentuk oleh subduksi kerak samudera dari laut Sulawesi,sedangkan di bagian tenggara Sulawesi terdapat sesar Tolo yang merupakan tempat berlangsungnya subduksi antara lengan tenggaraPulau Sulawesi dengan bagian utara laut Banda, dimana kedua struktur utama tersebut dihubungkan oleh sesar Palu-Koro danMatano. Adapun dibagian barat Sulawesi terdapat selat Makassar yang memisahkan bagian barat Sulawesi dengan busur Sunda yang merupakan bagian lempeng Eurasia yang diperkirakan terbentuk dariproses pemekaran lantai samudera pada masa Miosen, sedangkandibagian timur terdapat fragmen-fragmen benua yang berpindah karena strike-slip faults dari New Guinea.
  • 2. I.2 Rumusan Masalah 1. Skema Terbentuknya Pulau Sulawesi ? 2. Geologi Pulau Sulawesi ? 3. Karakteristik Pulau Sulawesi ? 4. Statigrafi Lengan Utara Sulawesi ? I.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui skema terbentuknya pulau sulawesi 2. Mengetahui geologi pulau sulawesi 3. Mengetahui karakteristik pulau sulawesi 4. mengetahui statigrafi lengan utara sulawesi
  • 3. BAB II PEMBAHASAN II.1 Skema Terbentuknya Pulau Sulawesi a. Eosen ( 65-40 juta tahun yang lalu ) Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah melalui proses yang juga unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan benua yang diawali 65 juta tahun lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat dan Utara. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat menuju Borneo ( sekarang bernama Kalimantan ). Proses tumbukan akibat apungan lempeng benua itu menyebabkan kedua daratan itu mulai terkumpul menjadi satu daratan baru. b. Miosen ( 40-20 juta tahun yang lalu ) Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan persesaran yang menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentuk daratan. Bagian tengah ketiga daratan itu tertekuk akibat benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih kuat dibandingkan apa yang terjadi di kedua ujung atas dan bawahnya ( daratan utara dan selatan ). Proses tektonik berlangsung kuat di daerah yang tertekuk itu sehingga menyebabkan pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan pengendapan yang berbeda. c. Pliosen ( 15-6 juta tahun yang lalu ) Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus berlangsung, bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak zaman Miosen masih terus berlangsung, bahkan berdampak apada pemisahan kelompok batuan dari kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau Matano. kedua kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun memperlihatkan asosiasi batuan yang berbeda. d. Plitosen ( 4-2 juta tahun yang lalu ) Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang dikenal dengan selat Makasar ). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau Sulawesi purba. Dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi
  • 4. Kalimantan. kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua adalah peristiwa yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa centimeter pertahun. Diperkirakan juga bahwa, Sulawesi barat bertabrakan dengan Kalimantan timur pada akhir Pliosen (3 Ma. yang lalu) yang sementara itu menutup selat Makasar dan baru membuka kembali dalam periode Kwarter, meskipun tidak ada data pasti yang menunjang pendapat ini. Endapan tebal dari sebelum Miosen di selat Makasar memberikan petunjuk bahhwa Kalimantan dan Sulawesi pernah terpisahkan sekurang-kurangnya 25 Ma. dalam periode permukaan laut rendah, mungkin sekali pada masa itu terdapat pulau-pulau khususnya di daerah sebelah barat Majene dan sekitar gisik Doangdoang. Di daerah Doangdoang, penurunan permukaan air laut sampai 100 m. akan menyebabkan munculnya daratan yang bersinambungan antara Kalimamantan tenggara dan Sulawesi barat daya. Biarpun demikian, suatu pengamatan yang menarik ialah bahwa garis kontur 1000 m di bawah laut di sebelah timur Kalimantan persis sama dengan garis yang sama di Sulawesi barat, sehingga mungkin selat Makasar dulu hanya jauh lebih sempit. Sulawesi meliputi tiga propinsi geologi yang berbeda-beda, digabung menjadi satu oleh gerakan kerak bumi. Propinsi-propinsi tersebut adalah Sulawesi barat dan timur yang dipisahkan oleh patahan utara barat laut antara Palu dan Teluk Bone (patahan Palu Koro), serta Propinsi Banggai Sula yang mencakup daerah Tokala di belakang Luwuk dan Semenanjung Barat laut, Kepulauan Banggai, pulau Buton dan Kep. Sula (yang kenyataannya merupakan bagian Propinsi Maluku). Pergerakan kerak bumi pada lempeng Indo-Australia dan Pasifik yang mengarah ke utara bertemu dengan pergerakan lempeng Eurasia yang cenderung ke arah selatan. meskipun pergerakan kerak bumi sangat kecil, yaitu sekitar 5 hingga 7 sentimeter per tahun, namun sangat berpengaruh terhadap aktivitas tektonik kerak bumi. Perubahan letak ini nantinya bakal mengakibatkan struktur lempeng menjadi labil dan rapuh. Dari sejarah geologi, daratan Sulawesi terbentuk akibat adanya aktivitas tektonik. Dengan pengaruh pergerakan ketiga lempengan yang ada, membentuk struktur geologi dan pulau-pulau yang begitu rumit dan beriringan. Dari sesar-sesar yang ada, terdapat sesar aktif yang sewaktu-waktu bergerak. Aktifnya sesar ini apabila dipicu pergerakan lempeng yang melepaskan energi relatif besar. Salah satunya akan berakibat terjadinya gempa tektonik yang kemudian disusul tsunami.
  • 5. II.2 Geologi sulawesi Secara geologi, sulawesi merupakan wilayah yang geologinya sangat komplek, karena merupakan perpaduan antara dua rangkaian orogen ( Busur kepulauan Asia timur dan system pegunungan sunda ).Sehingga, hamper seluruhnya terdiri dari pegunungan, sehingga merupakan daerah paling berpegunungan di antara pulau- pulau besar di Indonesia (Sutardji, 2006 :100) Secara rinci fisiografi sulawesi adalah sebagai berikut : 1. Lengan Utara Sulawesi Pada lengan ini, fisiograsinya terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan aspek geologinya. Ketiga bagian tersebut adalah : a. Seksi Minahara, merupakan ujung timur dari lengan utarasulawesi dengan arah timur laut barat daya yang bersambung dengan penggungan sangihe yang didirikan oleh aktifitas vulkanis pegunungan soputan. b. Seksi gorontalo merupakan bagian tengah dari lengan utara sulawesi dengan arah timur ke bawah, namun aktifitas vulkanis sudah padam yang lebar daratanya sekitar 35 110 km, tapi bagian baratnya menyempit 30 km ( antara teluk dondo dipantai utara dan tihombo di pantai selatan ). Seksi ini dilintasi oleh sebuah depresi menengah yang memanjang yaitu sebuah jalur antara rangkaian pegunungan di pantai utara dan pegunungan di pantai selatan yang disebut zone limboto. c. Jenjang sulawesi utara, merupakan lengan utara sulawesi yang arahnya dari utara ke selatan dan terdapat depresi ( lanjutan zone limboto di gorontalo ) yang sebagian besar di tutup oleh vulkan vulkan muda, sedangkan antara lengan utara dan lengan timur di pisahkan oleh teluk tomini yang lebarnya 100 km di bagian timur dan sampai 200 km di bagian barat sedangkan dasar teluknya semakin dangkal kea rah barat ( ( kurang dari 2000 meter ) dan di bagian tengah teluk tomini tersebut terdapat pegunungan di bawah permukaan air laut dengan bagian tinggi berupa kepulauan togian ( Sutardji ; 2006 : 101 ) 2. Lengan Timur Sulawesi Lengan timur sulawesi arahnya timur laut barat daya dan dapat di bedakan menjadi tiga bagian. Tiga bagian tersebut adalah
  • 6. a. Bagian timur, berupa semenanjung Bualeno yang di pisahkan dengan bagian tengah oleh tanah genting antara teluk poh dan teluk besama b. Bagian tengah, dibentuk oleh pegunungan Batui dengan pegunungan Batulumpu yang arahnya timurlaut-baratdaya yang berangsur-angsur lenardari 20 km di timur sampai 80 km di utara Bunku. c. Bagian barat, merupakan pegunungan tinggi yang membujur antara garis ujng Api sampai Teluk Kolokolo bagian timur dan garis Lemoro sampai teluk Tomini di barat dan lebarnya sekitar 75-100 km ( Sutardji, 2006 : 101 ) 3. Lengan Tenggara Batas antara lengan tenggara dengan bagian tengah sulawesi adalah berupa tanah gentingantara teluk Usu dengan teluk Tomori yang lebarnya 100 km. Sedangkan lengan tenggara Sulawesi dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : a. Bagian utara, berupa massip-massPeridotit dari pegunungan Verbeek yang di tengahnya terdapat dua graben yaitu danau Matana dan Danau Tomini yang letaknya berada ntara teluk Palopo ( Ujung utara teluk Bone ) dengan Teluk Tolo. b. Bagian Tengah, berupa Pegunungan Mekongga di sebelah barat dan sediment peridorit di sebelah timur yang di batasi oleh Pegunuingan Tangeasinua, sedangkan antara kedua pegunungan tersebut terdapat basin yang dialiri sungai Konewha, sedangkan kea rah tenggara jalur ini tenggelam dan membentuk teluk- teluk dan pulau-pulau kecil serta berkelanjutan sampai kepulauan Manui. c. Bagian Selatan, merupakan suatu depresi yang membujur dari arah barat ke timur yang membentang antara Kendari dan Kolaka yang diisi dataran Aluvial yang berawa sedangkan di bagian selatannya berupa pegunungan dan bukit-bukit yang teratur dengan membujug barat ke timur. 4. Lengan Selatan Bagian sulawesi selatan merupakan daerah yang dibatasi oleh garis enggara- baratlauit dari muara sungai Karama sampai Palopo. Batas lengan utara dari garis timurlaut-barat daya dari palopo sampai teluk Mandar. Namun secara geologis bagian barat lengan sulawesi tengah termasuk Pegunungan Quarles yang lebih dekat hubungnnya dengan bagian selatan dengan lemngan selatan ( Sutardji, 2006 : 103 ).
  • 7. Fisiografi lengan selatan berupa pegunungan seperti pegunungan yang ada di antara Majene yang membujur utara-selatan, antara pegunungan Quarles dengan pegunungan Latimojong dipisahkan oleh lembah Sadang dan diantara lembah Sadang dan teluk Bone terdapat Pegunungan Latimojong yang membujur dari utara ke selatan dengan ketinggian sekitar 3000 mdpl. Pada bagian utara dan selatan lengan ini dipisahkan oleh depresi dengan arah baratlau-tenggara yang terdapat danau-danau seperti Tempe, Sidenreng, dan danau Buaya. Pada baguian selatannya lengan ini mempunyai ketinggian yang lebih rendah jika dibandingkan dengan bagian utara. Di daerah ini ada dua jalur pegunungan yaitu di bagian barat dengan ketinggian diatas 1000 mdpl dan bagian timur dengan ketinggian 800 mdpl yang dipisahkan oleh lembah Sungai Walaneia. Kedua jalur pegunungan tersebut di sebelah selatan pegunungan Bontorilni, bersatu sebagai hulu sungai Walaneia yang mengalir ke utara tertutup oleh vulkan besar Lampobatang. Sedangkan di luar pantai Makasar terdapat dangkalan Spermonde dengan rangkaian karang, dan di luar pantai Watampone terdapat dangkalan dengan rangkaian karang, laut dangkal dan sebelah baratnya menurun sampai palung Bone. II.3 Karakteristik Pulau Sulawesi Pulau Sulawesi mempunyai bentuk yang berbeda dengan pulau lainnya. Apabila melihat busur-busur disekelilinya Benua Asia, maka bagian concaxnya mengarah ke Asia tetapi Pulau Sulawesi memiliki bentuk yang justru convaxnya yang menghadap ke Asia dan terbuka ke arah Pasifik, oleh karena itu Pola Sulawesi sering disebut berpola terbalik atau inverted arc. Pulau Sulawesi terletak pada zone peralihan antara Dangkalan Sunda dan dangkalan Sahul dan dikelilingi oleh laut yang dalam. Dibagian utara dibatasi oleh Basin Sulawesi ( 5000 5500 m ). Di bagian Timur dan Tenggara di batasi oleh laut Banda utara dan Laut Banda Selatan dengan kedalaman mencapai 4500 5000 m. Sedangkan untuk bagian Barat dibatasi oleh Palung Makasar (2000-2500m). Sebagian besar daerahnya terdiri dari pegunungan dan tataran rendah yang terdapat secara sporadik, terutama terdapat disepanjang pantai. Dataran rendah yang relatif lebar dan padat penduduknya adalah dibagian lengan Selatan. Berdasarkan orogenesenya dapat dibagi ke dalam tiga daeran (Van Bemmelen, 1949) sebagai berikut :
  • 8. 1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara 2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral 3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan 1. Orogenese di bagian Sulawesi Utara Meliputi lengan Utara Sulawesi yang memanjang dari kepulauan Talaud sampai ke Teluk Palu Parigi. Daerah ini merupakan kelanjutan ke arah Selatan dari Samar Arc. Termasuk pada daerah ini adalah Kepulauan Togian, yang secara geomorfologis dikatakan sebagai igir Togian (Tigian Ridge). Daerah orogenese ini sebagain termasuk pada inner arc, kecuali kepulauan Talaud sebagai Outer Arc. 2. Orogenese di bagian Sulawesi Sentral Dibagian sentral ini terdapat tiga struktur yang menjalur Utara Selatan sebagai berikut : 1. Jalur Timue disebut Zone Kolonodale 2. Jalur Tengah disebut Zone Poso 3. Jalur Barat disebut Zone Palu Jalur Timur terdiri atas lengan timur dan sebagian yang nantinya bersambung dengan lengan Tenggara. Sebagai batasnya adalah garis dari Malili Teluk Tomori. Daerah ini oleh singkapan-singkapan batuan beku ultra basis. Jalur Tengah atau Zone Poso, batas Barat jalur ini adalah Medianline. Zona ini merupakan Graben yang memisahkan antara Zona Barat dan Timur.Dibagian Utara Zone ini terdapat Ledok Tomini dan di Selatannya terdapat Ledok Bone. Daerah ini ditandai oleh mayoritas batuan Epi sampai Mesometamorfik crystalline schist yang kaya akan muscovite. Jalur Barat atau Zona Palu, ditandai oleh terdapat banyaknya batuan grano diorite, crystalline schist yang kaya akan biotite dan umumnya banyak ditemui juga endapan pantai. Zona ini dibagian Utara dibatasi oleh Teluk Palu Parigi, di Selatan dibatasi garis dari Teluk Mandar Palopo. Dari Teluk Mandar Palopo ke arah selatan sudah termasuk lengan Selatan Sulawesi. Daerah jalur Barat ini merupakan perangkaian antara lengan Utara Zone Palu dan lengan selatan merupakan satuan sebagain Inner Arc.
  • 9. 3. Orogenese di bagian Sulawesi Selatan Secara garis besar tangan selatan Sulawesi merupakan kelanjutan Zone Palu (Zone bagian barat Sulawesi Tengah) dan tangan tenggara merupakan kelanjutan dari tangan Timur Sulawesi (Zone Kolonodale). Secara Stratigrafi antara lengan selatan dan lengan tenggara banyak memiliki kesamaan, begitu juga antara Zone Palu Lengan Utara dengan Zone Kolonodale Lengan Timur dilain fihak. Walaupun demikian diantaranya terdapat perbedaan-perbedaan sebagai contoh bagian ujung selatan (di Selatan D. Tempe) banyak kesamaannya dengan P. Jawa dan Sumatera sedangkan ujung selatan lengan tenggara lebih banyak kesamaannya dengan Boton Archipelago dan Group Tukang Besi. II.4 Statigrafi Lengan Utara Sulawesi 1. Formasi Tinombo (Teot) Formasi Tinombo ini merupakan formasi batuan tertua yang ditemui di daerah ini dengan penyusun utama berupa batuan sedimen dan sedikit batuan malihan lemah. Batuan gunungapi terdiri dari lava basal, lava spilitan, lava andesit, dan breksi gunungapi. Batuan sedimen terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batupasir hijau, batugamping merah, dan batugamping abu abu. Sebagian dari batuan ini mengalami pemalihan derajat rendah. Formasi ini tak selaras dengan formasi diatasnya. Trail (1974) mengungkapkan bahwa kemungkinan umur formasi ini adalah Eosen hingga Miosen Awal. Sedangkan Ratman (1976) dan Sukamto (1975) menyebutkan bahwa Formasi Tinombo berumur Mesozoikum Akhir hingga sekitar Oligosen. Penarikan umur pada batuan basal menunjukkan umur 51,9 juta tahun atau Eosen awal. Tebal formasi ini diperkirakan mencanpai ribuan meter. Berdasarkan komposisi batuan basal spilitan dan himpunan batuan sedimennya terbentuk di lingkungan laut dalam 2. Formasi Dolokapa (Tmd) Formasi Dolokapa ini tersusun atas batuan sedimen dengan selingan batuan gunungapi. Batuan sedimennya terdiri dari batupasir wacke, batulanau, batulumpur, dan konglomerat. Batuan gunungapinya terdiri dari tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi dan lava dengan susunan andesitan sampai basalan. Umur formasi ini terdapat beberapa pendapat yang berbeda. Marks (1957) membandingkan umur formasi ini
  • 10. dengan Formasi Tinombo yang dianggapnya berumur Kapur hingga Eosen. Sedangkan Trail (1974) menyebutkan bahwa kepingan batugamping di dalam formasi ini berumur Miosen Awal. Sedangkan pada batulanau formasi ini dijumpai fosil antara lain : Orbulina suturalis Broniman, Globigerinoides immaturus Le Roy, Globootalia menardii, Brazilina sp., dan Anomalia sp. Fosil ini menunjukkan umur tidak lebih tua dari Miosen Tengah. Lingkungan pengendapan adalah inner sublitoral. 3. Formasi Randangan (Tmr) Formasi Randangan ini terdiri dari konglomerat, batupasir wacke, batulanau, dan batulumpur, kandungan fosil yang terdapat di dalam lapisan formasi ini menunjukkan umur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir. Menurut trail (1974) , kepingan batugamping di dalam konglomerat mengandung fosil berumur Miosen Tengah hingga awal Miosen Akhir, dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Formasi ini menindih takselaras dengan Formasi Tinombo. Sedangkan hubungan dengan Formasi Dolokapa tidak diketahui. 4. Batuan Gunungapi Bilungala (Tmbv) Batuan Gunung api Bilungala terdiri dari breksi gunungapi, tuf dan lava bersusunan asam sampai basa. Batuan gunungapi ini umumnya berwarna abu abu hingga abu abu tua. Breksi gunungapinya tersusun oleh kepingan andesit, dasit, dan basal. Tuf umumnya bersifat dasitan dan agak kompak. Lava bersifat andesitan sampai basal, bertekstur hipokristalin sampai holokristalin, berbutir halus dan masif. Batuan Gunungapi Bilunggala sulit dibedakan dengan batuan gunungapi Formasi Dolokapa dikarenakan adanya persamaan susunan batuan. Diperkirakan formasi ini tumbuh bersama dengan Formasi Dolokapa dan berhubungan menjemari. Umur formasi ini diperkirakan berumur Miosen Tengah higga awal Miosen Akhir. 5. Batuan Gunungapi Pani (Tppv) Batuan Gunungapi Pani terdiri dari dasit, andesit, tuf, dan aglomerat. Lava andesit merupakan penyusun utama di formasi ini. Berstruktur masif, warna abu abu , bertekstur porfiritik, dengan fenokris terdiri dari feldspar dan kuarsa. Sedang lava andesit berwarna abu abu dengan tekstur porfiro-afanitik, dan masif. Tuf
  • 11. berwarna abu abu muda , bersusunan dasit dan kompak. Aglomerat berwarna abu abu dengan komponen andesit dan basal. Batuan ini menindih tak selaras Formasi Randangan. Jadi , umur Batuan Gunungapi Pani diperkirakan berumur Pliosen Awal. 6. Breksi Wobudu (Tpwv) Breksi wobudu terdiri dari : breksi gunungapi, aglomerat, tuf, tuf lapili, lava andesitan dan basalan. Breksi gunungapi berwarna abu abu, tersusun oleh kepingan batuan andesit dan basal yang berukuran kerikil sampai bongkah. Tuf dan tuf lapili berwarna kuning dan kuning kecoklatan , berbutir halus hingga berukuran kerikil, membulat tanggung, kemas terbuka, terkekarkan, umumnya lunak dan berlapis. Sedangkan lava umumnya berwarna abu abu hingga abu abu tua, masif, bertekstur porfiri afanitik dan bersusunan andesit hingga basal. Posisi stratigrafi menindih takselaras Formasi Dolokapa. Maka umur Breksi Wobudu diperkirakan Pliosen Awal. 7. Formasi Lokodidi (TQls) Formasi Lokodidi ini terdiri dari perselingan konglomerat, batupasir, batuasir konglomeratan, batupasir tufan, tuf pasiran, batulempung, dan serpih hitam. Konglomerat berwarna coklat, tersusun oleh kepingan batugamping, andesit, dan kursa susu yang berukuran kerikil hingga kerakal, berbentuk membulat, dengan masadasar tuf, terpilah buruk dengan kemas tertutup. Batupasir berwarna abu hingga coklat kemerahan, berbutir halus hingga sedang emumnya kompak, merupakan sisipan di antara serpih dan konglomerat. Batupasi tufan dan tuf berwarna putih hingga abu abu muda , berbutir sedang dan agak kompak. Sedang serpih berwarna hitam , umumnya kurang kompak, gampingan. Formasi ini menindih selaras Breksi Wobudu yang berumur Pliosen Awal sehingga diduga berumur Pliosen Akhir hingga Pliotesn Awal. 8. Batuan Gunungapi Pinogu Batuan ini terdiri dari perselingan aglomerat , tuf , dan lava. Aglomerat berwarna abu abu tersusun oleh kepingan andesit dengan ukuran berkisar antara 2 sampai 6
  • 12. cm, berwarna abu abu, menyudut tanggung, massadasar tuf, terpilah buruk, dan agak kompak. Tuf berwarna coklat muda hingga putih kecoklatan, berbutir sedang sampai kasar dengan susunan andesit sampai dasit. Lava berwarna abu abu tua, tersusun atas andesit sampai basal. Satuan ini diduga menindih Breksi Wobudu, sehingga umurnya diperkirakan Pliosen Akhir.
  • 14. TUGAS TEKTONOFISIK ASTRIANI 09320140125 C4 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2017