Teks tersebut membahas tentang evolusi tektonik pulau Jawa dan hubungannya dengan tiga pola struktur utama di pulau Jawa yaitu pola Meratus, pola Sunda, dan pola Jawa. Teks tersebut juga membahas kaitannya dengan hasil penelitian skripsi senior tentang struktur geologi di Jawa.
Pengaruh tektonik regional terhadap pola struktur dan tektonik jawa kelompok 2zulfiqriramadhan
油
Pulau Jawa dipengaruhi oleh tektonik regional yang terkait dengan konvergensi lempeng di sekitarnya. Tataan tektonik regional membentuk pola struktur berbeda sejak zaman pra-Neogen hingga Neogen, dimana pola Barat-Timur pada zaman Neogen memiliki pengaruh dominan terhadap fisiografi Pulau Jawa.
Dokumen ini membahas tentang tektonisme dan proses pembentukan morfologi lipatan dan patahan akibat tenaga tektonik di dalam litosfer. Tenaga tektonik dibedakan menjadi orogenetik yang bekerja secara cepat dalam wilayah sempit, dan epirogenetik yang bekerja lambat dalam wilayah luas. Morfologi lipatan terbentuk dari tekanan mendatar yang menyebabkan pelipatan lapisan batuan, sedangkan patahan terbent
Dokumen tersebut membahas tentang Cekungan Jawa Timur Utara. Cekungan ini merupakan cekungan tersier belakang busur yang terletak di bagian tenggara lempeng mikro Sunda. Cekungan ini diisi oleh berbagai formasi batuan seperti Formasi Ngimbang, Kujung, Tuban, dan Wonocolo sejak zaman Eosen hingga Pliosen melalui proses basin infilling. Sistem hidrokarbon di cekungan ini terbentuk dari batuan sumber
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi Pulau Sulawesi yang terletak pada pertemuan tiga lempeng besar. Sulawesi dibagi menjadi empat mandala berdasarkan litologinya, yaitu Mandala Barat yang merupakan busur magmatik, Mandala Tengah berupa batuan metamorf, Mandala Timur berupa ofiolit, dan fragmen benua di timur. Setiap mandala memiliki karakteristik batuan dan proses pembentukannya.
Dokumen ini membahas tentang sejarah pembentukan Pulau Sulawesi sejak Zaman Eosen hingga Plisosen, fisiografi Pulau Sulawesi yang terbagi menjadi beberapa lengan, Sulawesi sebagai daerah tektonik yang memiliki beberapa struktur seperti sesar dan palung yang dapat memicu gempa bumi dan tsunami, serta potensi terjadinya tsunami akibat gempa bumi di perairan Sulawesi.
Pulau Sulawesi terbentuk dari proses tumbukan dan pergeseran lempeng tektonik selama puluhan juta tahun, membentuk empat lengan dengan geologi yang kompleks. Pulau ini memiliki berbagai gunung api, sesar, danau serta teluk yang membentuk topografi beragam.
Cekungan Makassar terletak di kompleks kerangka tektonik Indonesia dan dipengaruhi oleh beberapa lempeng. Cekungan ini memiliki kerak benua tipis dan ketebalan sedimen yang besar. Terdapat sesar regional dan Cekungan ini dibatasi oleh daratan Kalimantan, Sulawesi, dan Laut Jawa. Penelitian sebelumnya belum mengkaji secara rinci mekanisme pembentukan dan evolusi lingkungan tektonik Cekungan Makassar.
Pulau Kalimantan terletak di bagian barat daya dari Lempeng Eurasia dan dibatasi oleh beberapa lempeng tektonik dan fitur geologi lainnya. Secara geologi, Kalimantan dibagi menjadi beberapa wilayah utama seperti cekungan-cekungan Tersier, tinggi-tinggi pra-Tersier awal, dan sabuk-sabuk lipat dan sesar kompleks.
1. Dokumen ini membahas penentuan zonasi gerakan tanah di daerah Waduk Jatigede dan sekitarnya menggunakan metode Anbalagan. 2. Metode ini mempertimbangkan faktor litologi, kemiringan lereng, elevasi, bidang diskontinuitas, dan tutupan lahan untuk membagi zonasi menjadi 5 tingkat gerakan tanah. 3. Hasilnya mengidentifikasi wilayah dengan risiko longsor yang sangat rendah hingga sangat tinggi.
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoRoishe Prabowo
油
1. Analisis kinematik dan dinamik sesar Semangko mempelajari pergerakan sesar ini sepanjang 1900 km di Sumatra dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti struktur basement, subduksi oblik, dan rotasi Sundaland.
2. Sesar Semangko terbagi menjadi 16 segmen dengan pola pergerakan berbeda akibat kecepatan subduksi yang berbeda.
3. Konsep releasing bend dan restraining bend diterapkan untuk memahami morfologi sesar.
Wilayah DKI Jakarta secara geologi terdiri atas dataran aluvial dan endapan di sebelah utara, kipas gunungapi Bogor di tengah, dan perbukitan serta gunungapi muda di selatan. Batuan penyusun wilayah ini berupa sedimen, endapan permukaan, gunungapi, dan intrusi. Teluk Jakarta dipenuhi endapan lumpur, lumpur pasiran, dan pasir lumpuran yang berasal dari sungai-sungai dan aktivitas vulkanik.
STRUKTUR KECEPATAN GELOMBANG S DI BAWAH INDONESIA MELALUI ANALISIS SEISMOGRAM...Emanuel Manek
油
Dokumen tersebut membahas analisis seismogram gempa-gempa bumi di sekitar Indonesia yang tercatat di stasiun observasi UGM. Tujuannya adalah memahami struktur kecepatan gelombang S di bawah Indonesia, khususnya di daerah subduksi. Dokumen menjelaskan metode perbandingan seismogram terukur dengan sintetik, serta hasil yang menunjukkan adanya anomali kecepatan negatif di dekat zona subduksi dan positif di depan z
Dokumen tersebut membahas tentang geologi Indonesia khususnya Sumatera. Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia yang membentuk struktur sesar dan lipatan. Berbagai formasi batuan seperti Belumai, Baong, dan Keutapang terbentuk akibat proses sedimentasi dan tektonik pada zaman Tersier hingga Kuarter.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Dokumen tersebut merangkum kondisi geologi regional daerah Salem yang mencakup fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional. Secara fisiografis daerah tersebut termasuk Zona Antiklinorium Bogor-Serayu Utara-Kendeng yang didominasi bentuk morfologi perbukitan. Stratigrafinya terdiri dari berbagai formasi batuan sedimen dan vulkanik seperti Formasi Jampang, Pemali, hingga Linggopodo yang berusia Eosen samp
Dokumen tersebut membahas tentang pengamatan geodinamika dengan menggunakan GPS geodetik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa geodinamika mempelajari proses-proses fisika yang mengatur pergerakan kerak bumi, termasuk pemantauan penurunan tanah dan pergerakan lempeng-lempeng utama dengan menggunakan GPS. GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan tanah dengan tingkat presisi tinggi dan kons
1. Dokumen membahas kondisi geomorfologi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti geologi, iklim, dan proses endogen maupun eksogen.
2. Indonesia memiliki berbagai jenis batuan seperti batuan vulkanik, sedimen, dan batuan metamorf yang membentuk berbagai bentuk geomorfologi.
3. Iklim tropis basah mempengaruhi proses pelapukan, erosi, dan pembentukan tanah di Indonesia."
Zona subduksi antara lempeng tektonik Australia dan Asia menyebabkan gempa bumi dalam dan magma gunung berapi di Sumatera dan Jawa. Zona sesar Mentawai dan Sumatera terbentuk akibat pergerakan lempeng dan menyebabkan terbentuknya danau seperti Danau Singkarak. Sesar Semangko dan Siulak adalah bagian dari sistem sesar Sumatera yang bergeser akibat subduksi lempeng dan membentang ratusan kilometer di sepanjang Sumatera.
Pulau Sulawesi terbentuk dari proses tumbukan dan pergeseran lempeng tektonik selama puluhan juta tahun, membentuk empat lengan dengan geologi yang kompleks. Pulau ini memiliki berbagai gunung api, sesar, danau serta teluk yang membentuk topografi beragam.
Cekungan Makassar terletak di kompleks kerangka tektonik Indonesia dan dipengaruhi oleh beberapa lempeng. Cekungan ini memiliki kerak benua tipis dan ketebalan sedimen yang besar. Terdapat sesar regional dan Cekungan ini dibatasi oleh daratan Kalimantan, Sulawesi, dan Laut Jawa. Penelitian sebelumnya belum mengkaji secara rinci mekanisme pembentukan dan evolusi lingkungan tektonik Cekungan Makassar.
Pulau Kalimantan terletak di bagian barat daya dari Lempeng Eurasia dan dibatasi oleh beberapa lempeng tektonik dan fitur geologi lainnya. Secara geologi, Kalimantan dibagi menjadi beberapa wilayah utama seperti cekungan-cekungan Tersier, tinggi-tinggi pra-Tersier awal, dan sabuk-sabuk lipat dan sesar kompleks.
1. Dokumen ini membahas penentuan zonasi gerakan tanah di daerah Waduk Jatigede dan sekitarnya menggunakan metode Anbalagan. 2. Metode ini mempertimbangkan faktor litologi, kemiringan lereng, elevasi, bidang diskontinuitas, dan tutupan lahan untuk membagi zonasi menjadi 5 tingkat gerakan tanah. 3. Hasilnya mengidentifikasi wilayah dengan risiko longsor yang sangat rendah hingga sangat tinggi.
Analisis Kinematik dan Dinamik Sesar SemangkoRoishe Prabowo
油
1. Analisis kinematik dan dinamik sesar Semangko mempelajari pergerakan sesar ini sepanjang 1900 km di Sumatra dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti struktur basement, subduksi oblik, dan rotasi Sundaland.
2. Sesar Semangko terbagi menjadi 16 segmen dengan pola pergerakan berbeda akibat kecepatan subduksi yang berbeda.
3. Konsep releasing bend dan restraining bend diterapkan untuk memahami morfologi sesar.
Wilayah DKI Jakarta secara geologi terdiri atas dataran aluvial dan endapan di sebelah utara, kipas gunungapi Bogor di tengah, dan perbukitan serta gunungapi muda di selatan. Batuan penyusun wilayah ini berupa sedimen, endapan permukaan, gunungapi, dan intrusi. Teluk Jakarta dipenuhi endapan lumpur, lumpur pasiran, dan pasir lumpuran yang berasal dari sungai-sungai dan aktivitas vulkanik.
STRUKTUR KECEPATAN GELOMBANG S DI BAWAH INDONESIA MELALUI ANALISIS SEISMOGRAM...Emanuel Manek
油
Dokumen tersebut membahas analisis seismogram gempa-gempa bumi di sekitar Indonesia yang tercatat di stasiun observasi UGM. Tujuannya adalah memahami struktur kecepatan gelombang S di bawah Indonesia, khususnya di daerah subduksi. Dokumen menjelaskan metode perbandingan seismogram terukur dengan sintetik, serta hasil yang menunjukkan adanya anomali kecepatan negatif di dekat zona subduksi dan positif di depan z
Dokumen tersebut membahas tentang geologi Indonesia khususnya Sumatera. Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi antara Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia yang membentuk struktur sesar dan lipatan. Berbagai formasi batuan seperti Belumai, Baong, dan Keutapang terbentuk akibat proses sedimentasi dan tektonik pada zaman Tersier hingga Kuarter.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Membahas fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional Jawa Barat
2) Terdiri dari empat zona fisiografi utama yaitu dataran pantai, Zona Bogor, Zona Bandung, dan pegunungan selatan
3) Menguraikan susunan batuan stratigrafi daerah penelitian yang terdiri dari formasi-formasi sedimen dan vulkanik
Dokumen tersebut merangkum kondisi geologi regional daerah Salem yang mencakup fisiografi, stratigrafi, dan struktur geologi regional. Secara fisiografis daerah tersebut termasuk Zona Antiklinorium Bogor-Serayu Utara-Kendeng yang didominasi bentuk morfologi perbukitan. Stratigrafinya terdiri dari berbagai formasi batuan sedimen dan vulkanik seperti Formasi Jampang, Pemali, hingga Linggopodo yang berusia Eosen samp
Dokumen tersebut membahas tentang pengamatan geodinamika dengan menggunakan GPS geodetik. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa geodinamika mempelajari proses-proses fisika yang mengatur pergerakan kerak bumi, termasuk pemantauan penurunan tanah dan pergerakan lempeng-lempeng utama dengan menggunakan GPS. GPS dapat memberikan nilai vektor pergerakan tanah dengan tingkat presisi tinggi dan kons
1. Dokumen membahas kondisi geomorfologi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti geologi, iklim, dan proses endogen maupun eksogen.
2. Indonesia memiliki berbagai jenis batuan seperti batuan vulkanik, sedimen, dan batuan metamorf yang membentuk berbagai bentuk geomorfologi.
3. Iklim tropis basah mempengaruhi proses pelapukan, erosi, dan pembentukan tanah di Indonesia."
Zona subduksi antara lempeng tektonik Australia dan Asia menyebabkan gempa bumi dalam dan magma gunung berapi di Sumatera dan Jawa. Zona sesar Mentawai dan Sumatera terbentuk akibat pergerakan lempeng dan menyebabkan terbentuknya danau seperti Danau Singkarak. Sesar Semangko dan Siulak adalah bagian dari sistem sesar Sumatera yang bergeser akibat subduksi lempeng dan membentang ratusan kilometer di sepanjang Sumatera.
Paper TA - MODEL HIDROGEOLOGI DAN SISTEM PANASBUMI LAPANGAN X, KABUPATEN MI...Fikri Dermawan
油
Teks tersebut membahas model hidrogeologi dan sistem panasbumi di Lapangan "X", Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara berdasarkan analisis geokimia dan alterasi mineral. Daerah penelitian memiliki potensi panasbumi 200 MWe dan terletak di zona tabrakan tiga lempeng tektonik. Sistem panasbuminya termasuk sistem dataran tinggi dengan sumber panas dari magma dan terdapat dua jenis manifestasi berupa mata air panas dan fumarola
Dokumen tersebut membahas tentang pembentukan lautan dan daratan melalui teori lempeng tektonik. Teori ini menyatakan bahwa kerak bumi terbagi menjadi enam lempeng besar yang bergerak dan saling berinteraksi, menyebabkan aktivitas seperti gunung berapi dan gempa bumi. Lempeng-lempeng ini bergerak perlahan akibat proses penyebaran dasar lautan dan tabrakan lempeng, sehingga menyebabkan pergeseran benua se
Tinjauan pustaka menjelaskan geologi, tektonik, dan sistem petroleum Cekungan Barito. Cekungan ini terbentuk akibat rifting pada Eosen dan inversi sesar pada Miosen. Batuan dasarnya terdiri dari kompleks Barito Platform dan Meratus. Formasi-formasi utama meliputi Tanjung, Berai, Warukin, dan Dahor yang berisi reservoir pasir dan batubara serta batuan penyegel lempung. Sumber hidrokarbon berasal dari batubara
1. Dokumen ini mendeskripsikan wilayah Pantai Parangtritis dan sekitarnya dari sudut pandang geologi dan geomorfologi.
2. Wilayah tersebut terletak di selatan Yogyakarta dan dibatasi oleh Samudera Hindia, Pegunungan Sewu, Sungai Opak, dan Sungai Oyo.
3. Wilayah tersebut terdiri atas dataran aluvial, dataran pantai berbukit pasir, karst Pegunungan Sewu, dan Pegunungan Batur Agung.
Dokumen tersebut membahas tentang lempeng tektonik dan bagaimana pergerakannya mempengaruhi geologi Indonesia. Terdapat tiga jenis batas lempeng yaitu konvergen, divergen dan transform, yang masing-masing menghasilkan gunung berapi, lembah retakan, atau sesar. Indonesia berada di pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia, sehingga sering terjadi gempa dan aktivitas gunung berapi akibat subduksi lempeng Indo-Australia di bawah Eur
Lingkungan fisik wilayah nusantara dan hubungan dengan manusiaalfantishindikasari
油
Wilayah Indonesia rawan bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir dan longsor. Geologi Indonesia kompleks akibat interaksi 3 lempeng tektonik utama. Topografi beragam mulai dari pegunungan, bukit hingga dataran rendah. Sumber daya air dikelola melalui Satuan Wilayah Sungai. Penduduk Indonesia sebagian besar bergantung pada sektor pertanian dan perikanan.
Makalah ini membahas tentang teori tektonik lempeng, aktivitas gunung api dan gempa bumi di Indonesia. Teori ini menjelaskan bahwa kerak bumi terbagi menjadi lempeng-lempeng yang bergerak dan berinteraksi satu sama lain, menimbulkan fenomena seperti gunung api dan gempa bumi. Makalah ini juga menjelaskan persebaran gunung api dan penyebab terjadinya gempa bumi di Indonesia.
Makalah parangtritis uas b. indonesia editanarif878
油
1. Makalah ini mendeskripsikan wilayah Pantai Parangtritis dan sekitarnya dari sudut pandang geologi dan geografi.
2. Wilayah ini terbentuk dari proses pengangkatan berulang pulau Jawa dan terdiri atas dataran aluvial, bukit pasir, karst Gunung Sewu, dan pegunungan Batur Agung.
3. Tempat-tempat wisata di sekitar pantai meliputi pantai, bukit pasir, dan gua-gua di kawasan karst Gunung Sewu.
Dokumen tersebut membahas tentang benua dan samudra. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa benua terbentuk dari daratan yang luas di permukaan bumi yang terpisah oleh massa air yang disebut samudra. Benua dan samudra mengalami perubahan bentuk seiring waktu akibat gerakan lempeng tektonik. Proses ini memisahkan benua raksasa Pangea menjadi benua-benua yang ada saat ini.
Earth Science (Kebumian) Material Bahasa Indonesia version
this material only for Secondary High School Learning or for people want to teach earth science
01. Struktur geologi regional Bali dimulai dengan kegiatan di lautan selama Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh batu gamping.
02. Kepulauan Sunda Kecil merupakan hasil bentukan pergerakan lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara, mendesak lempeng Eurasia.
03. Nusa Tenggara terletak pada sistem busur Sunda-Banda yang merupakan faktor utama pemb
Analisis Subjek Literatur Pada Disertasi Kajian Budaya dan Media (KBM) Sekola...Murad Maulana
油
PPT ini dipresentasikan dalam acara Lokakarya Nasional (Loknas) 2016 PDII LIPI dengan tema tema Pengelolaan Data, Informasi, dan Pengetahuan untuk Mendukung Pembangunan Repositori Nasional Indonesia, tanggal 10 11 Agustus 2016
Tutorial ini menjelaskan langkah-langkah lengkap dalam membuat halaman website menggunakan Divi Builder, sebuah visual builder yang memungkinkan pengguna membangun website tanpa perlu coding.
Proses dimulai dari instalasi & aktivasi Divi, pembuatan halaman baru, hingga pemilihan layout yang sesuai. Selanjutnya, tutorial ini membahas cara menambahkan section, row, dan module, serta menyesuaikan tampilan dengan tab Design untuk mengatur warna, font, margin, animasi, dan lainnya.
Optimalisasi tampilan website juga menjadi fokus, termasuk pengaturan agar responsif di berbagai perangkat, penyimpanan halaman, serta penetapan sebagai homepage. Penggunaan Global Elements & Reusable Templates turut dibahas untuk mempercepat proses desain.
Hasil akhirnya, halaman website tampak profesional dan menarik tanpa harus coding.
SABDA Ministry Learning Center: Go Paskah: Paskah dan Sekolah Minggu bagian 1SABDA
油
Bagaimana menyiapkan Paskah yang alkitabiah dan berkesan untuk anak-anak Sekolah Minggu? Yuk, ikuti GoPaskah! "Paskah dan Sekolah Minggu". Acara yang pasti bermanfaat bagi guru-guru, pelayan anak, remaja, dan pemuda untuk membekali bagaimana mengajarkan makna Paskah seperti yang diajarkan Alkitab.
Hadirlah pada:
Tanggal: Senin, 10 Maret 2025
Waktu: Pukul 10.3012.00 WIB
Tempat: Online, via Zoom (wajib daftar)
Guest: Dr. Choi Chi Hyun (Ketua J-RICE Jakarta)
Daftar sekarang: http://bit.ly/form-mlc
GRATIS!
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi kami:
WA Admin: 0821-3313-3315
Email: live@sabda.org
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #Paskah2025 #KematianKristus #kebangkitankristus #SekolahMinggu
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
1. Zakat dan Zakat Fitrah Part 1_Safari Ramadhan UAS 2025.pdfSyarifatul Marwiyah
油
Tugas fixx pemetaan praktikum
1. 3. Rekrontuksi Dari evolusi Tektonik Pulau Jawa oleh Prasetyadi 2007
Pulau Jawa berada di tepi tenggara Daratan Sunda (Sundaland). Pada
Daratan Sunda ini terdapat dua sistem gerak lempeng; Lempeng Laut Cina
Selatan di utara dan Lempeng Samudera Hindia di selatan. Lempeng Laut Cina
Selatan (Eurasia) bergerak ke tenggara sejak Oligosen (Longley,
1997), sedangkan Lempeng Samudera Hindia yang berada di selatan bergerak ke
utara sejak Mesozoikum dan menunjam ke bawah sistem busur kepulauan
Sumatra dan Jawa (Liu dkk., 1983).
Pulau jawa yang terlihat saat sekarang adalah akibat adanya pergerakan dua
lempeng yang bergerak saling mendekat dan mengalami tabrakan, dimana proses
tersebut relatif bergerak menyerong (oblique) antara lempeng samudra hindia
pada bagian barat daya dan lempeng Benua Asia bagian tenggara (eurasian),
dimana lempeng samudra hindia akan menyusup ke lempeng asia tenggara. Pada
zone subduksi akan dihasilkan palung jawa (Java trench) dengan pergerakan
relatif 7 cm/tahun. Pada zone subduksi terdiri dari Acctionary Complex yang
materialnya secara garis besar dari lantai samudra india pada busur muka Jawa.
Fase Tektonika
Fase tektonik awal terjadi pada Mesozoikum ketika pergerakan Lempeng Indo-
Australia ke arah timurlaut menghasilkan subduksi dibawah Sunda Microplate
sepanjang suture Karangsambung-Meratus, dan diikuti oleh fase regangan (rifting
phase) selama Paleogen dengan pembentukan serangkaian horst (tinggian) dan
graben (rendahan). Aktivitas magmatik Kapur Akhir dapat diikuti menerus dari
Timurlaut Sumatra Jawa-Kalimantan Tenggara. Pembentukan cekungan depan
busur (fore arc basin) berkembang di daerah selatan Jawa Barat dan Serayu
Selatan di Jawa Tengah. Mendekati Kapur Akhir-Paleosen, fragmen benua yang
terpisah dari Gondwana, mendekati zona subduksi Karangsambung- Meratus.
Kehadiran allochthonous micro-continents di wilayah Asia Tenggara telah
dilaporkan oleh banyak penulis (Metcalfe, 1996). Basement bersifat kontinental
yang terletak di sebelah timur zona subduksi Karangsambung-Meratus dan yang
mengalasi Selat Makasar teridentifikasi di Sumur Rubah- 1 (Conoco, 1977)
2. berupa granit pada kedalaman 5056 kaki, sementara didekatnya Sumur Taka Talu-
1 menembus basement diorit. Docking (mera-patnya) fragmen
mikrokontinen pada bagian tepi timur Sundaland menyebabkan matinya zona
subduksi Karang-sambung-Meratus dan terangkatnya zona subduksi tersebut
menghasilkan Pegunungan Meratus.
Evolusi tektonik tersier pulau jawa memasuki periode Eosen (Periode
Ekstensional /Regangan). Periode ini terjadi Antara 54 jtl-45 jtl (Eosen), dimana
di wilayah Lautan Hindia terjadi reorganisasi lempeng ditandai dengan
berkurangnya secara mencolok kecepatan pergerakan ke utara India.
Aktifitas pemekaran di sepanjang Wharton Ridge berhenti atau mati tidak lama
setelah pembentukan anomali 19 (atau 45 jtl). Berkurangnya secara mencolok
gerak India ke utara dan matinya Wharton Ridge ini diinterpretasikan sebagai
pertanda kontak pertama Benua India dengan zona subduksi di selatan Asia dan
menyebabkan terjadinya tektonik regangan (extension tectonics) di sebagian besar
wilayah Asia Tenggara yang ditandai dengan pembentukan cekungan-
cekungan utama (Cekungan-cekungan: Natuna, Sumatra, Sunda, Jawa Timur,
Barito, dan Kutai) dan endapannya dikenal sebagai endapan syn-rift. Pelamparan
3. extension tectonics ini berasosiasi dengan pergerakan sepanjang sesar regional
yang telah ada sebelumnya dalam fragmen mikrokontinen. Konfigurasi struktur
basement mempengaruhi arah cekungan syn-rift Paleogen di wilayah tepian
tenggara Sundaland (Sumatra, Jawa, dan Kalimantan Tenggara).
Pada jaman Eosen itu juga disertai oleh pengangkatan terhadap jalur
subduksi,sehingga di beberapa tempat tidak terjadi pengendapan. Pada saat
ituterjadi pemisahan yang penting antara bagian utara Jawa dengan cekungannya
yang dalam dari bagian selatan yang dicirikan oleh lingkungan engendapan darat,
paparan dan dangkal. Proses pengangkatan tersebut berlangsung hingga
menjelang Oligosen akhir. Proses yang dampaknya cukup luas (ditandai oleh
terbatasnya sebaran endapan marin Eosen-Oligosen di Jawa dan wilayah paparan
Sunda), dihubungkan puladengan berkurangnya kecepatan gerak lempeng Hindia-
Aus tralia (hanya 3 cm/tahun). Gerak tektonik pada saat itu didominasi oleh sesar-
sesar bongkah, dengan cekungan-cekungan terbatas yang diisi oleh endapan aliran
gayaberat (olistotrom dan turbidit)
Oligosen Akhir-Miosen Awal, terjadi gerak rotasi yang pertama sebesar 20属 ke
arah yang berlawanan dengan jarum jam dari lempeng Sunda (Davies, 1984).
4. Menurut Davies, wilayah-wilayah yang terletak di bagian tenggara lempeng atau
sekitar Pulau Jawa dan Laut Jawa bagian timur, akan mengalami pergeseran-
pergeseran lateral yang cukup besar sebagai akibat gerak rotasi tersebut. Hal ini
dikerenakan letaknya yang jauh dari poros rotasi yang oleh Davies diperkirakan
terletak di kepulauan anambas. Akibat gerak rotasi tersebut, gejala tektonik yang
terjadi wilayah pulau Jawa adalah:
a. Jalur subduksi Kapur-Paleosen yang mengarah barat-timur berubah
menjadi timur timurlaut-barat baratdaya (ENE-WSW)
b. Sesar-sesar geser vertical (dip slip faults) yang membatasi cekungan
cekunganmuka busur dan bagian atas lereng (Upper slope basin),
sifatnya berubah menjadi sesar-sesar geser mendatar. Perubahan gerak
daripada sesar tersebut akan memungkinkan terjadinya
cekungancekungan pull apart khususnya di Jawa Tengah utara dan
Laut Jawa bagian timur, termasuk Jawa Timur dan Madura. Menjelang
akhir Miosen Awal, gerak rotasi yang pertama daripada lempeng Mikro
Sunda mulai berhenti.
c. Miosen Tengah terjadi percepatan pada gerak lempeng Hindia-
Australia dengan 5-6 cm/th dan perubahan arah menjadi N200属E pada
saat menghampiri lempeng Mikro Sunda. Pada Akhir Miosen Tengah,
terjadi rotasi yang kedua sebesar 20属-25属, yang dipicu oleh
membukanya laut Andaman (Davies, 1984)
Berdasarkan data kemagnitan purba, gerak lempeng Hindia-Australia
dalam menghampiri lempeng Sunda, mempunyai arah yang tetap sejak Miosen
Tengah yaitu dengan arah N200属E. Dengan arah yang demikian, maka sudut
interasi antara lempeng Hindia dengan Pulau Jawa akan berkisar antara 70属 (atau
hampir tegak lurus) Perubahan pola tektonik terjadi dijawa barat sebagai berikut :
a. Cekunagn muka busur eosen yang menampati cekungan
pengendapan bogor, berubah statusnya menjadi cekungan belakang
busur, dengan pengendapan turbidit (a.l. Fm. Saguling)
5. b. Sebagai penyerta dari interksi lempeng konvergen, tegasan
kompresip yang mengembang menyebapkan terjadinya sesar-sesar naik
yang arahnya sejajar dengan jalur subduksi dicekunagn belakang busur.
Menurut Sujono (1987), sesar- sesar tersebut mengontrol sebaran
endapan kipas-kipas laut dalam. Di jawa tengah pengendapan kipas-
kipas turbidit juga berlangsung didalam cekungan belakang busur
yang mengalami gerak-gerak penurunan melalui sesar-sesar bongkah
dan menyebapkan terjadinya sub cekungan.
4. Pola Struktur Geologi Pulau Jawa ?
Struktur geologi yang ada di pulau Jawa memiliki pola-pola yang teratur.
Secara geologi pulau Jawa merupakan suatu komplek sejarah penurunan basin,
pensesaran, perlipatan dan vulkanisme di bawah pengaruh stress regime yang
berbeda-beda dari waktu ke waktu. Secara umum, ada tiga arah pola umum
struktur yaitu arah Timur Laut Barat Daya (NE-SW) yang disebut pola Meratus,
arah Utara Selatan (N-S) atau pola Sunda dan arah Timur Barat (E-W)
Perubahan jalur penunjaman berumur kapur yang berarah Timur Laut Barat
Daya (NE-SW) menjadi relatif Timur Barat (E-W) sejak kala Oligosen sampai
sekarang telah menghasilkan tatanan geologi Tersier di Pulau Jawa yang sangat
rumit disamping mengundang pertanyaan bagaimanakah mekanisme perubahan
tersebut. Kerumitan tersebut dapat terlihat pada unsur struktur Pulau Jawa dan
daerah sekitarnya.
6. 1. Pola Meratus
Di bagian barat terekspresikan pada Sesar Cimandiri, di bagian tengah
terekspresikan dari pola penyebarab singkapan batuan pra- Tersier di daerah
KarangSambung.
Sedangkan di bagian timur ditunjukkan oleh sesar pembatas Cekungan Pati,
Florence timur, Central Deep. Cekungan Tuban dan juga tercermin dari pola
konfigurasi Tinggian Karimun Jawa, Tinggian Bawean dan Tinggian Masalembo.
Pola Meratus tampak lebih dominan terekspresikan di bagian timur.
2. Pola Sunda
Berarah Utara - Selatan, di bagian barat tampak lebih dominan sementara
perkembangan ke arah timur tidak terekspresikan.Ekspresi yang mencerminkan
pola ini adalah pola sesar-sesar pembatas Cekungan Asri, Cekungan Sunda dan
Cekungan Arjuna.
Pola Sunda pada Umumnya berupa struktur regangan.Pola Jawa di bagian
barat pola ini diwakili oleh sesar-sesar naik seperti sesar Beribis dan sesar-sesar
dalam Cekungan Bogor. Di bagian tengah tampak pola dari sesar-sesar yang
terdapat pada zona Serayu Utara dan Serayu Selatan (Gambar 8). Di bagian Timur
ditunjukkan oleh arah Sesar Pegunungan Kendeng yang berupa sesar naik.
Dari data stratigrafi dan tektonik diketahui bahwa pola Meratus merupakan
pola yang paling tua. Sesar-sesar yang termasuk dalam pola ini berumur Kapur
sampai Paleosen dan tersebar dalam jalur Tinggian Karimun Jawa menerus
melalui Karang Sambung hingga di daerah Cimandiri Jawa Barat. Sesar ini
teraktifkan kembali oleh aktivitas tektonik yang lebih muda.
Pola Sunda lebih muda dari pola Meratus. Data seismik menunjukkan Pola
Sunda telah mengaktifkan kembali sesar-sesar yang berpola Meratus pada Eosen
Akhir hingga Oligosen Akhir.
3. Pola Jawa
Menunjukkan pola termuda dan mengaktifkan kembali seluruh pola yang
telah ada sebelumnya (Pulunggono, 1994 dalam Natalia dkk., 2010 ). Data
7. seismik menunjukkan bahwa pola sesar naik dengan arah barat-timur masih aktif
hingga sekarang.
5. Hubungan 3 Pola Struktur Pulau Jawa dengan Evolusi Tektonik Pulau
Jawa oleh (Prasetyadi), dan Bagaimana Hubungan Kedua Hal Tersebut
dengan Skripsi Senior ?
Hubungan antara, 3 pola struktur pulau jawa dengan evolusi tektonik
pulau jawa dan hubungannya dengan data skripsi senior khususnya pada bab IV
yaitu adanya struktur geologi pada penelitian skripsi mas Dedi Dermawan yaitu
karna akibat dari berkurangnya kecepatan gerak Lempeng Indo-Australia.
Tektonik Kompresi kembali terjadi pada Kala Oligosen-Miosen Awal, akibat
terbentuknya jalur penunjaman baru di selatan Jawa. Pada Eosen Akhir-Miosen
Awal pusat kegiatan magma berada di Pegunungan Serayu Selatan, Bayat, dan
Parangtritis. Kegiatan magma yang lebih muda yang berumur Miosen Akhir-
Pliosen bergeser ke utara dengan dijumpai singkapan batuan vulkanik di daerah
Karangkobar, Banjarnegara (Asikin, 1992). Pada Kala Miosen Tengah-Pliosen
Awal, posisi tektonik Cekungan Serayu Utara merupakan bagian dari cekungan
belakang busur (Kartenegara dkk., 1987)
Maka dari itu pulau jawa di pengaruhi oleh beberapa pola struktur yaitu
ada tiga pola struktur yaitu :
8. Secara umum, ada 3 pola umum struktur yang berkembang di Pulau Jawa
(Pulunggono dan Martodjojo, 1994), yaitu:
1. Pola Meratus, pola struktur ini memiliki arah timurlaut-baratdaya (NE-SW) dan
berkembang sejak Kapur-Paleosen (80-50 juta tahun yang lalu), rezim tektonik
kompresi Lempeng Indo-Australia yang tersubdaksi ke bawah Lempeng
Eurasia menyebabkan terbentuknya pola ini. Di Jawa Tengah singkapan batuan
Pra-Tersier di Lug Ulo menunjukkan arah pola ini.
2. Pola Sunda, pola struktur ini memiliki arah utara-selatan (N-S) dan
berkembang sejak Eosen Awal-Oligosen Akhir (53-32 juta tahun yang lalu).
Setelah rezim kompresi pada pola Maratus terjadi penurunan kecepatan gerak
dari Lempeng Indo-Australia sehingga terjadi rezim tektonik regangan pada
masa ini yang membentuk struktur pola sunda. Purnomo dan Purwoko (1994)
menyebut periode ini sebagai Paleogene extensional rifting. Struktur sesar
yang termasuk kedalam pola ini umumnya berkembang di Laut Jawa.
3. Pola Jawa, pola struktur ini memiliki arah timur-barat (E-W) dan berkembang
sejak Oligosen Akhir-Miosen Awal (32 juta tahun yang lalu), pola ini terbentuk
akibat rezim kompresi yaitu subdaksi Lempeng Indo-Australia yang berada di
selatan Jawa ke arah Sumatra. Purnomo dan Purwoko (1994) menyebut periode
ini sebagai Neogene compressional wrenching hingga Plio-Pleistocene
compressional thrust folding. Di Jawa Tengah hampir semua sesar di jalur
Serayu Utara dan selatan mempunya arah yang sama yaitu barat-timur.
Dan juga pada pulau jawa ini adanya rekrontuksi struktur yang telah
terjadi yaitu seperti, :
9. Struktur geologi pada daerah penelitian diperkirakan terjadi pada Pliosen
Awal, dimana terjadi aktivitas tektonik yang menyebabkan pengangkatan dasar
laut menjadi daratan. Kemudian aktivitas tektonik terus berlanjut, dengan arah
gaya relatif utara-selatan sehingga terbentuklah lipatan sinklin dan antiklin. Pada
saat lipatan terbentuk, litologi yang plastis terus mendapatkan tekanan dari gaya
tektonik dan terbentuklah kekar. Setelah itu aktivitas tektonik terus berlanjut dan
menyebabkan perubahan arah gaya yang tadinya berarah utara-selatan menjadi
barat-timur. Karena tekanan terus berlanjut, perlahan-lahan terbentuklah sesar
mendatar yang terbentuk dari kekar-kekar yang sudah terbentuk sebelumnya