PERKEMBANGAN TINGKAT INFLASI DI INDONESIA BAGIAN TIMUR PRIODE JANUARI-NOVEMB...AfneiNganBillyTumba
油
Inflasi di Indonesia bagian timur terjadi akibat ketidakseimbangan ekonomi. Beberapa provinsi di bagian timur seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua mengalami inflasi pada tahun 2017 meskipun tingkatnya mulai menurun. Faktor penyebab inflasi antara lain kelebihan permintaan agregat dibandingkan penawaran agregat.
Teks tersebut membahas dampak krisis ekonomi 1997-1998 dan krisis keuangan global 2008 terhadap sektor-sektor ekonomi di Indonesia. Krisis ekonomi 1997 menyebabkan kontraksi ekonomi dan pengangguran, namun sektor pertanian tetap kuat. Krisis keuangan global 2008 memengaruhi sektor riil seperti infrastruktur, perumahan, dan pertanian melalui depresiasi rupiah dan keterbatasan anggaran.
Pengaruh kebijakan moneter di negara berkembang dan sektor umkmRizal Bagus Rahman
油
Dokumen tersebut membahas pengaruh kebijakan moneter terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia. Kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia seperti penurunan suku bunga belum berdampak pada penurunan suku bunga kredit perbankan, sehingga menghambat pertumbuhan kredit UMKM. Kenaikan biaya produksi akibat kenaikan BBM dan pelemahan rupiah telah membebani UMKM.
Makalah ini membahas tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta kesenjangan ekonomi di Indonesia. Faktor-faktor yang dibahas antara lain sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi, sistem sosial, dan angka ketergantungan.
Catatan kritis kinerja bidang ekonomi tahun 2008 umi hanikUmi Hanik
油
Tinjauan umum menunjukkan kinerja ekonomi tahun 2008 kurang menggembirakan akibat krisis keuangan global, perlambatan ekonomi dunia, dan kenaikan harga minyak serta pangan. Pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III mencapai 6,1% tetapi masih di bawah target 6,4%, inflasi meningkat di atas target 6,5%, dan suku bunga SBI melebihi target 7,5%.
Penerapan inflation targeting di indonesiaYuca Siahaan
油
Penerapan kerangka kerja kebijakan moneter berdasarkan inflation targeting di Indonesia dimaksudkan untuk memperkuat efektivitas kebijakan moneter dalam mencapai stabilitas harga. Kerangka ini membuat Bank Indonesia menetapkan target inflasi secara terbuka dan menyesuaikan kebijakan suku bunga untuk meredam inflasi di atas atau di bawah target. Namun pencapaian target inflasi juga dipengaruhi faktor lain seperti harga-harga administratif
Makalah ini membahas analisis pertumbuhan ekonomi Timor Leste pada tahun 2012 oleh kelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Da Paz. Makalah ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Timor Leste dan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Dokumen ini membahas tentang perekonomian Indonesia dalam konteks globalisasi. Indonesia menghadapi tantangan dari kondisi ekonomi global namun juga peluang dari pertumbuhan ekspor dan investasi asing. Tingkat pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang kuat meskipun rasio ekspor terhadap PDB menurun. Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di kawasan ASEAN dan dunia serta tingkat pemb
Dokumen tersebut membahas tentang pengangguran dan inflasi di Indonesia. Pengangguran terjadi ketika jumlah pencari kerja melebihi jumlah lapangan pekerjaan. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Kedua fenomena ekonomi ini saling berhubungan dan berdampak pada perekonomian serta masyarakat Indonesia. Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan pengangguran.
1) The document discusses the sub-prime mortgage crisis, its causes, and its global impacts. Low interest rates and rising home prices led to risky sub-prime lending in the US.
2) As borrowers defaulted, major financial firms suffered huge losses on mortgage-backed securities, spreading the crisis globally. Billions were lost by banks in Germany, Asia, and elsewhere.
3) While Asia saw some stock market volatility, the impacts were limited due to most Asian banks being locally focused and conservative in their lending and investments. China's economic strength also helped decouple Asia from the crisis spreading from the US.
Dokumen tersebut membahas prediksi kebangkrutan perusahaan yang berorientasi ekspor pada masa krisis. Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan dan Altman Z-Score untuk memprediksi potensi kebangkrutan 14 perusahaan tekstil dan pakaian terdaftar di BEI pada tahun 2008. Hasilnya menunjukkan bahwa 3 perusahaan tidak bangkrut, 11 perusahaan bangkrut berdasarkan analisis rasio, dan 1 perusaha
Makalah ini membahas tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta kesenjangan ekonomi di Indonesia. Faktor-faktor yang dibahas antara lain sumber daya alam, tenaga kerja, modal, teknologi, sistem sosial, dan angka ketergantungan.
Catatan kritis kinerja bidang ekonomi tahun 2008 umi hanikUmi Hanik
油
Tinjauan umum menunjukkan kinerja ekonomi tahun 2008 kurang menggembirakan akibat krisis keuangan global, perlambatan ekonomi dunia, dan kenaikan harga minyak serta pangan. Pertumbuhan ekonomi hingga triwulan III mencapai 6,1% tetapi masih di bawah target 6,4%, inflasi meningkat di atas target 6,5%, dan suku bunga SBI melebihi target 7,5%.
Penerapan inflation targeting di indonesiaYuca Siahaan
油
Penerapan kerangka kerja kebijakan moneter berdasarkan inflation targeting di Indonesia dimaksudkan untuk memperkuat efektivitas kebijakan moneter dalam mencapai stabilitas harga. Kerangka ini membuat Bank Indonesia menetapkan target inflasi secara terbuka dan menyesuaikan kebijakan suku bunga untuk meredam inflasi di atas atau di bawah target. Namun pencapaian target inflasi juga dipengaruhi faktor lain seperti harga-harga administratif
Makalah ini membahas analisis pertumbuhan ekonomi Timor Leste pada tahun 2012 oleh kelompok mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Da Paz. Makalah ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Timor Leste dan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Dokumen ini membahas tentang perekonomian Indonesia dalam konteks globalisasi. Indonesia menghadapi tantangan dari kondisi ekonomi global namun juga peluang dari pertumbuhan ekspor dan investasi asing. Tingkat pertumbuhan ekspor dan impor Indonesia meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang kuat meskipun rasio ekspor terhadap PDB menurun. Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi di kawasan ASEAN dan dunia serta tingkat pemb
Dokumen tersebut membahas tentang pengangguran dan inflasi di Indonesia. Pengangguran terjadi ketika jumlah pencari kerja melebihi jumlah lapangan pekerjaan. Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum. Kedua fenomena ekonomi ini saling berhubungan dan berdampak pada perekonomian serta masyarakat Indonesia. Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk mengendalikan inflasi dan menurunkan pengangguran.
1) The document discusses the sub-prime mortgage crisis, its causes, and its global impacts. Low interest rates and rising home prices led to risky sub-prime lending in the US.
2) As borrowers defaulted, major financial firms suffered huge losses on mortgage-backed securities, spreading the crisis globally. Billions were lost by banks in Germany, Asia, and elsewhere.
3) While Asia saw some stock market volatility, the impacts were limited due to most Asian banks being locally focused and conservative in their lending and investments. China's economic strength also helped decouple Asia from the crisis spreading from the US.
Dokumen tersebut membahas prediksi kebangkrutan perusahaan yang berorientasi ekspor pada masa krisis. Penelitian ini menggunakan analisis rasio keuangan dan Altman Z-Score untuk memprediksi potensi kebangkrutan 14 perusahaan tekstil dan pakaian terdaftar di BEI pada tahun 2008. Hasilnya menunjukkan bahwa 3 perusahaan tidak bangkrut, 11 perusahaan bangkrut berdasarkan analisis rasio, dan 1 perusaha
kumpulan soal dan jawaban sosiologi pedesaan part 3Joel mabes
油
Dokumen tersebut membahas berbagai konsep hubungan antar suku bangsa dan konflik antar etnis, termasuk pola hubungan antar bangsa, sumber konflik, penyelesaian konflik, dan upaya menciptakan hubungan harmonis. Secara khusus dibahas tiga pola hubungan antar bangsa beserta kelebihan dan kekurangannya, serta beberapa prinsip hubungan sosial antar kelompok masyarakat seperti kekerabatan dan kedekatan wil
I made this when I was in third year of my college.
This was my attempt to describe the subprime mortgage crisis that lead to the financial meltdown in 2008.
The document discusses various factors that contributed to the 2008 financial crisis, including:
- Congress pushing homeownership too aggressively
- The Fed keeping interest rates too low
- Predatory lenders taking advantage of unqualified home buyers
- Home buyers taking on mortgages they couldn't afford
- Lax banking regulations under the White House
- Finance executives selling risky products for profit without understanding the risks
- Rating agencies underestimating the risks of mortgage-backed securities
The document summarizes the subprime mortgage crisis and its global impacts. It began with loose lending practices in the US that led to a housing bubble. When housing prices declined and borrowers defaulted, it sparked a financial crisis as risky loans were bundled into securities that spread the risks throughout the global financial system. Major banks and financial institutions collapsed. Credit tightened globally and stock markets plunged significantly. The crisis also impacted economies worldwide through tightening credit, falling markets, and reduced trade and business activity. While government interventions helped stabilize markets, full recovery will take time as the financial systems remain fragile.
The document discusses the causes and effects of the 2008 global financial crisis. It began with the collapse of the US housing market and subprime mortgage crisis. Low interest rates led to increased lending to subprime borrowers who took on mortgages they could not repay. These risky loans were repackaged and sold globally. When housing prices declined, borrowers defaulted, damaging financial institutions and triggering a global recession. India was impacted through declines in exports, foreign investments, and economic growth, though its banks were more stable due to stronger regulations.
Interaksi sosial antara warga dua desa di Lampung terjadi akibat pencurian ayam oleh dua pelaku. Salah satu pelaku dibunuh warga setelah tertangkap, sementara pelaku lain melaporkan kejadian tersebut ke warga desanya sendiri. Ini memicu bentrokan bersenjata antar warga dua desa yang mengakibatkan empat orang tewas dan beberapa luka-luka serta kerusakan harta benda. Polisi berhasil menghentikan bentro
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya, kebijakan ekonomi yang diambil, dan beberapa capaian positif di bidang ekonomi.
Teks tersebut membahas kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2010. Pemerintah Indonesia optimis bahwa pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5-6% pada tahun 2010 didukung pemulihan ekonomi global dan ketahanan ekonomi domestik. Namun, Indonesia masih menghadapi tantangan utang luar negeri dan dalam negeri yang cukup besar.
Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Pengurangan Kemacetan lalu lintasbramantiyo marjuki
油
Teks tersebut membahas peran kebijakan fiskal dan moneter pemerintah dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di kota-kota besar di Indonesia. Kebijakan fiskal dapat meningkatkan atau mengurangi belanja pemerintah dan pajak untuk memengaruhi permintaan agregat, sementara kebijakan moneter mempengaruhi suku bunga untuk memengaruhi penawaran agregat. Kemacetan lalu lintas disebabkan oleh permintaan transport
Penggunaan kebijakan fiskal dalam mencegah terjadinya resesiMonicaMagdalena5
油
Kebijakan fiskal berperan penting dalam mencegah resesi ekonomi di Indonesia. Tujuan kebijakan fiskal antara lain meningkatkan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan distribusi pendapatan nasional. Selama pandemi Covid-19, pemerintah melakukan stimulus fiskal besar-besaran untuk meningkatkan daya beli masyarakat dan mendorong produktivitas sektor pangan agar dapat menghindari resesi dan krisis pangan.
Dokumen tersebut membahas implementasi kebijakan pentargetan inflasi di tingkat regional di Indonesia. Strategi ini bertujuan menurunkan inflasi nasional dengan menetapkan target inflasi di tingkat daerah. Namun, upaya ini menghadapi tantangan karena berbagai faktor non-moneter seperti harga pangan dan gangguan pasokan berpengaruh besar terhadap inflasi daerah. Dokumen ini menggunakan contoh Provinsi Jambi, di mana inflasi lebih sensitif terhadap pertum
Membaca arah kebijakan ekonomi dan moneter 2016iqbal haqiqi94
油
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. IMF mengapresiasi kebijakan ekonomi Indonesia dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan meningkat pada 2016.
2. BI diharapkan akan menerapkan kebijakan moneter yang lebih longgar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
3. Inflasi diperkirakan akan terkendali di bawah target 4% untuk 2016.
Disusun Oleh Kelompok 2 kerangka kerja kebijakan moneter.pdfMeliSaputri41
油
untuk kepentingan mahasiswa dan pendidik dalam mempelajari hasil karya tulis mahasiswa yang baik dan benar perlu adanya keabsahan dalam membuat karya tulis ilmiah. dibutuhkan nya jurnal, artikel, buku sangat diperlukannya maka dari itu dengan adanya internet buku online menjadikan para pelajar dan mahasiswa sangat di gunakannya dan bermanfaat sekali. untuk pendidik, pengajar, dosen, dan peneliti lainnya atau profesor sangat baik dan bagus
Power Point Teks Jepang Menjelaskan Tenang Kebijakan EkonomiMRF One Koloni
油
### Kebijakan Ekonomi Jepang
Jepang, sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia, memiliki sejarah panjang dan beragam dalam kebijakan ekonominya. Dari era Meiji hingga era modern, kebijakan ekonomi Jepang telah mengalami berbagai perubahan signifikan yang membawa dampak besar, baik pada perekonomian domestik maupun global. Untuk memahami kebijakan ekonomi Jepang secara komprehensif, penting untuk mengeksplorasi perkembangan historisnya, kebijakan-kebijakan utama yang diadopsi, serta dampaknya pada ekonomi global.
Sejarah kebijakan ekonomi Jepang dapat ditelusuri kembali ke era Meiji, yang dimulai pada tahun 1868. Era ini ditandai dengan transformasi besar-besaran dari sistem feodal ke ekonomi modern. Pemerintah Meiji memperkenalkan berbagai reformasi yang bertujuan untuk memodernisasi negara dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara Barat. Industrialisasi menjadi fokus utama, dengan pemerintah mendorong pembangunan industri dan adopsi teknologi Barat. Pembangunan infrastruktur penting seperti jalur kereta api, pelabuhan, dan jaringan telegraf dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pemerintah juga menginvestasikan besar-besaran dalam pendidikan dan mengirim siswa ke luar negeri untuk mempelajari teknologi dan ilmu pengetahuan modern. Hasilnya, Jepang mampu mengembangkan basis industri yang kuat dan tenaga kerja yang terampil, yang menjadi dasar bagi pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Setelah Perang Dunia II, Jepang mengalami periode rekonstruksi ekonomi yang signifikan. Pada masa ini, kebijakan ekonomi Jepang sangat dipengaruhi oleh bantuan dari Amerika Serikat melalui Marshall Plan. Bantuan ini tidak hanya membantu dalam pemulihan ekonomi pasca-perang tetapi juga memfasilitasi pembangunan industri dan infrastruktur. Pemerintah Jepang mengambil pendekatan yang proaktif dengan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti subsidi industri, insentif pajak, dan regulasi yang mendukung ekspor. Pertumbuhan ekonomi yang pesat pada periode ini dikenal sebagai "keajaiban ekonomi Jepang", di mana negara ini berhasil menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia dalam waktu yang relatif singkat.
Pada tahun 1970-an dan 1980-an, Jepang mengalami fase pertumbuhan yang luar biasa, sering disebut sebagai periode "bubble economy". Kebijakan ekonomi pada masa ini didominasi oleh ekspansi kredit dan spekulasi di sektor properti dan saham. Pemerintah dan bank sentral mengambil kebijakan moneter yang longgar, yang mendorong investasi besar-besaran dan konsumsi. Namun, kebijakan ini juga menciptakan gelembung ekonomi yang akhirnya pecah pada awal 1990-an, mengakibatkan krisis perbankan dan resesi ekonomi yang berkepanjangan. Masa ini dikenal sebagai "dekade yang hilang" bagi Jepang, di mana pertumbuhan ekonomi stagnan dan deflasi menjadi tantangan utama
Faktor dan penyebab terjadinya inflasi study kasus purwokertocekkembali dotcom
油
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inflasi di Purwokerto dengan menggunakan model Vector Autoregressive. Hasilnya menunjukkan bahwa penawaran uang, suku bunga, nilai tukar, harga minyak, dan indeks kepercayaan konsumen berpengaruh signifikan terhadap inflasi di Purwokerto. Model terbaik menggunakan lag pertama dan keenam.
Laporan ini membahas perkembangan ekonomi global dan domestik pada bulan Oktober 2017. Secara global, pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan meningkat. Pertumbuhan Indonesia diperkirakan 5,2% pada 2017 dan 5,3% pada 2018. Domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q3 2017 mencapai 5,06% dan tingkat pengangguran 5,5%. Harga minyak mentah Indonesia naik menjadi US$54,02 per barel pada Oktober 2017.
1. TUGAS KEGIATAN BELAJAR
Mata kuliah Pengantar Ekonomi Pertanian
Soal
1. Jelaskan tiga prinsip ekonomi yang Anda nilai paling penting, berikan ilustrasi contoh kasus
dan implementasi prinsip ekonomi tersebut di bidang pertanian. Lengkapi ilustrasi tersebut
dengan diagram yang menjelaskan alur logika interaksi ekonomi yang berlangsung; sertakan
data pendukung.
2. Carilah tiga judul artikel yang menjelaskan tentang:
a. Laju inflasi di Indonesia selama 5 tahun terakhir (2004-2009) dan berikan ulasan
deskriptif.
b. Data angka pengangguran di Indonesia selama 5 tahun terakhir dan berikan ulasan
deskriptif.
c. Kebijakan dan strategi yang telah dilakukan Kabinet Indonesia Bersatu untuk
menanggulangi masalah inflasi dan pengangguran di Indonesia. Jelaskan alur
logikanya berdasarkan prinsip ekonomi yang relevan.
Jawab
1. Tiga prinsip ekonomi yang menurut saya penting
- Prinsip 2
Biaya adalah apa yang Anda korbankan untuk memperoleh sesuatu (biaya oportunitas)
Jika kita diberi 2 pilihan ,hendaknya kita memilih sesuatu apa yang menurut kita
memberi manfaat dan keuntungan , dan juga member kita kepuasan hingga ke depannya
nanti ,sehingga biaya yang kita keluarkan tidak sia-sia.
- Prinsip 6
Perekonomian Pasar adalah sistem paling efisien untuk mengorganisasi-kan aktivitas
perekonomian
Pasar merupakan tempat dimana penjual dan pembeli berinteraksi, sehingga memperoleh
suatu kesepakatan,jika produsen dan penjual pasar dapat berkoordinasi dengan baik
,maka akan tercipta suatu kesepakatan yang nantinya dampaknya akan mengntungkan
konsumen ,dan akhirnya aktivias ekonomi dapat berjalan dengan baik.
- Prinsip 8
Standar hidup masyarakat tergantung pada produktivitas
Suatu Negara dikatakan mapan apabila Negara tersebut sudah dapat mencukupi
kebutuhan rakyatnya ,untuk itu jika 1 orang pekerja dapat meningkatkan nilai
2. produktivitasnya ,dengan demikian barang dan jasa yang dihasilkan juga akan semakin
banyak ,dan akhirnya kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
2. a. Laju inflasi di Indonesia selama 5 tahun terakhir (2004-2009)
Artikel 1
Perkembangan Moneter (Inflasi) Indonesia
Oleh : Agus Syarip Hidayat. 2005 dan Prof. M Sadli. 2005
Bila ditinjau dalam jangka panjang, sejak kemerdekaan, upaya Pemerintah Indonesia
menjaga kestabilan mata uang telah menuju kearah yang lebih baik. Prof. M. Sadli, 2005,
mengungkapkan Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Sukarno, karena
kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (kalau perlu uang, cetak saja). Di
zaman Suharto pemerintah berusaha menekan inflasi akan tetapi tidak bisa di bawah 10%
setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain
sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di
zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia
mengutamakan penjagaan nilai rupiah.
Pada tahun 1990-an, Pemerintahan Soeharto juga sebenarnya telah mampu menjaga
tingkat inflasi dengan rata-rata di bawah 10%. Hanya saja ketika memasuki masa krisis
moneter Indonesia (dan Asia) 1997 Inflasi kembali meningkat menjadi 11,10% dan
kemudian melompat menjadi 77,63% pada tahun 1998, di mana saat itu nilai tukar rupiah
juga anjlok dari Rp 2.909,- per dolar AS (1997) menjadi Rp 10.014,- per dolar AS (1998).
Setelah itu Pemerintahan Habibie melakukan kebijakan moneter yang sangat ketat dan
menghasilkan tingkat inflasi yang (paling) rendah yang pernah dicapai yaitu sebesar 2,01%
pada tahun 1999.
Selanjutnya pada tahun 2000 hingga 2006 Inflasi terus terjadi dengan nilai yang terbilang
tinggi, yaitu dengan rata-rata mencapai 10%. Inflasi tahun 2005 dengan nilai sebesar 17,11%
adalah inflasi tertinggi pasca krisis moneter Indonesia (1997/1998), tekanan akan
3. penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan menjadi faktor utama tingginya
inflasi tahun 2005. Tingginya harga minyak di pasar internasional menyebakan Pemerintah
berusaha untuk menghapuskan subsidi BBM. Hal tersebut sangat mempengaruhi kondisi
makro ekonomi Indonesia mengingat konsumsi BBM mencapai 47.4 % (tahun 2000) dari
total konsumsi energi Indonesia.
Inflasi dua tahun terakhir bergerak pada angka yang sangat mendekati yaitu 6,60%
(2006) dan 6,59% (2007). "Inflasi selama dua tahun terakhir itu hampir sesuai target yang
direncanakan, kata Direktur direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank
Indonesia Made Sukada ..." (Kapanlagi.com, 2008). Bila saja inflasi yang terjadi pada tahun
2005 dapat diabaikan dengan alasan bahwa BBM sebagai faktor utama yang mempengaruhi
inflasi tahun 2005 berada diluar kendali Pemerintah, maka tingkat inflasi dalam 5 tahun
terakhir dapat dikatakan cukup terkendali.
Pemerintah (pasca reformasi) sepertinya telah berusaha keras menjaga tingkat inflasi,
namun berbagai tekanan dari dalam dan luar negeri pasca reformasi (1997) masih sangat
tinggi mempengaruhi pergerakan perekonomian Indonesia. Inflasi yang terjadi di Indonesia
masih cukup tinggi apabila dibandingkan dengan tingkat inflasi Malaysia dan Thailand yang
berkisar 2%, bahkan Singapura yang berada di bawah 1%. Bila sektor-sektor riil dalam
negeri tidak dibangkitkan maka upaya di sektor moneter menjaga kestabilan makro ekonomi
dalam jangka panjang hanya akan menjadi hal yang sia-sia.
Artikel 2
Menilik Inflasi Terendah Sepanjang Dekade
Republika, Rabu, 06 Januari 2010
Teguh Firmansyah
Melihat faktor nilai tukar rupiah dan minyak, pemerintah dan BI harus tetap waspada
dengan kemungkinan tekanan pada 2010.Di tengah tekanan krisis ekonomi global, Indonesia
mencatat rekor baru rendahnya angka inflasi dalam kurun satu dekade terakhir ini. Inflasi
diperkirakan akan berada pada kisaran angka 2-3 persen atau bahkan di bawahnya, jauh di
atas asumsi makro APBNP 2009 sebesar 4,5 persen.
4. Bila melihat data Badan Pusat Statistik BPS), laju inflasi year on year (Desember 2009
terhadap Desember 2008) sebesar 2,78 persen. Ini adalah inflasi terendah sejak tahun 1999
yang tercatat 2,01 persen. Namun rendahnya inflasi 1999 lebih karena sangat tingginya
inflasi yang terjadi 1998 dan anjloknya daya beli masyarakat saat krisis moneter.
Inflasi 2009 ini memang terhitung jinak. Setelah mengalami lonjakan inflasi 1,05 persen
pada September akibat Ramadhan dan Lebaran, inflasi Oktober melandai ke level 0,19
persen. Kemudian BPS mencatat terjadinya deflasi ketiga tahun ini, pada bulan November
sebesar 0,03 persen. Deflasi terjadi karena dorongan eksternal yakni turunnya harga-harga
barang di hampir seluruh belahan dunia.
Dengan terjadinya deflasi ini maka laju inflasi secara year on year turun sebesar 2,41
persen. Sementara inflasi dari Januari sampai November 2009 sebesar 2,45 persen. Angka ini
semakin jauh dari target inflasi pemerintah yang ditetapkan pemerintah untuk 2009 sebesar
4,5 persen. Padahal waktu yang tersisa hanya tinggal sedikit.
Jadi memang 2009 ini hampir dipastikan catatan bagus buat inflasi, ujar Kepala BPS,
Rusman Heriawan, beberapa waktu lalu. Menurut Rusman, rendahnya inflasi ini karena
sampai dengan sekarang belum ada indikasi yang membuat pemerintah harus menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM). Berdasarkan berbagai pengalaman, kenaikan BBM ini
memberikan dampak multiplier effect yang cukup besar bagi kenaikan harga barang. Kecil
kemungkinannya mencapai angka asumsi pemerintah. Inflasi akan bergerak dibawah empat
persen, kata Rusman.
Sebelumnya, ekonom BNI, Tony Prasetyantono, memprediksikan angka inflasi pada
akhir tahun 2009 memang sudah sesuai harapan. Kisaranya diperkirakan pada angka 3,7
persen. Ekonom Danareksa, Purbaya Yudhi Sadewa, juga memproyeksikan serupa. Inflasi
berada pada kisaran 3,7 persen. Sementara Standar Chartered memperkirakan 3,8 persen.
Harus diakui rendahnya angka inflasi sangat dipengaruhi dari faktor eksternal, yakni
melemahnya laju perekonomian dunia yang membuat harga bahan bakar minyak menjadi
turun. Banyak perusahaan besar multinasional mengurangi produksinya sejak krisis ekonomi
5. yang terjadi pada 2008 lalu. Hal ini membuat tekanan harga didalam negeri tidak terlalu
besar.
Artikel 3
Pernyataan Gubernur Bank Indonesia : BI Rate Tetap 8,0%
Jakarta, 8 Januari 2008
Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat
Lukman Boenjamin
Direktur
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada hari ini memutuskan untuk
mempertahankan BI Rate pada tingkat 8,0%. Keputusan tersebut diambil setelah melakukan
evaluasi terhadap kondisi makroekonomi Indonesia tahun 2007, prospek ekonomi moneter ke
depan dan berbagai faktor risiko yang dihadapi, serta pencapaian sasaran inflasi 5%賊1%
untuk tahun 2008, 4,5%賊1% untuk tahun 2009 dan 4%賊1% pada 2010. RDG juga mencatat
bahwa target inflasi selama dua tahun berturut-turut telah berhasil dicapai, yaitu sebesar
6,60% pada tahun 2006 (dari target 8賊1%) dan 6,59% pada tahun 2007 (dari target 6賊1%).
Tercapainya sasaran inflasi tersebut tidak terlepas dari stabilitas makroekonomi dan
system keuangan yang terjaga, sebagai hasil capaian koordinasi yang baik antara Pemerintah
dan Bank Indonesia, demikian ungkap Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah.
Hal ini mengingat bahwa inflasi, selain dibentuk oleh komponen inti (nilai tukar,
kesenjangan permintaan dan penawaran, serta ekspektasi), juga dibentuk oleh kebijakan
harga yang diatur pemerintah (administered prices) dan harga dari komponen makanan
tertentu (volatile foods) seperti minyak goreng, beras, dan beberapa komoditi lainnya.
Kemampuan Pemerintah dalam mengendalikan gejolak harga-harga tersebut melalui
berbagai paket kebijakan sektoral telah berkontribusi pada pencapaian inflasi selama 2 tahun
terakhir, tambah Burhanuddin.
Secara umum, kinerja perekonomian Indonesia sampai akhir tahun 2007 cukup
menggembirakan, yaitu diperkirakan tumbuh sebesar 6,3%, yang merupakan angka
pertumbuhan tertinggi sejak krisis 1997. Pencapaian ini cukup signifikan, terutama jika kita
ingat bahwa pada tahun 2007 perekonomian kita dihadapkan pada tantangan yang tidak
6. ringan sebagai akibat dari krisis surat utang subprime mortgage di Amerika Serikat yang
mendorong terjadinya gejolak di pasar uang internasional dan meningkatnya harga minyak
dunia.
Komponen yang menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional sebesar itu
tetap didominasi oleh konsumsi dan ekspor yang dibantu oleh membaiknya investasi swasta.
Perbaikan kinerja ekspor yang cukup signifikan berdampak positif pada kinerja Neraca
Pembayaran Indonesia (NPI). NPI justru mencatat surplus di tengah berbagai gejolak serta
melemahnya perekonomian di negara-negara industri maju. Hal ini disebabkan oleh
perubahan pasar ekspor regional (ASEAN dan Asia pada umumnya), antara lain dengan
adanya diversifikasi pasar komoditas ekspor Indonesia ke Cina dan India, dari sebelumnya
yang lebih terfokus ke negara maju. Selain itu, nilai tukar rupiah juga semakin menurun
sensitivitasnya terhadap pergerakan minyak dunia. Kondisi nilai tukar rupiah pada paruh
pertama tahun 2007 secara rata-rata mengalami apresiasi sebesar 1,8%. Sementara dengan
terjadinya krisis subprime dan kenaikan harga minyak dunia, nilai tukar Rupiah mengalami
sedikit pelemahan sebesar 1,1%. Dengan demikian, untuk keseluruhan tahun 2007, nilai
tukar Rupiah tercatat Rp 9.140 atau terapresiasi 0,29% dibanding 2006 sebesar Rp 9.167.
Dengan kondisi tersebut, cadangan devisa pada akhir 2007 mencapai sebesar USD 56,9
miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.
Hingga akhir tahun 2007, BI Rate mencapai 8,0% atau telah mengalami penurunan
sebesar 150 basis poin dari posisi awal tahun sebesar 9,5%. Berlanjutnya penurunan suku
bunga patokan ini direspon positif pelaku pasar dan disambut baik dunia usaha. Sampai
dengan bulan November 2007, trend penurunan suku bunga pinjaman masih terus berlanjut.
Pada bulan November, rata-rata suku bunga kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi
(KI) sebesar 13,16% dan 13,19%, lebih rendah dibandingkan posisi akhir 2006 sebesar
15,07% dan 15,10%. Sementara itu, rata-rata suku bunga kredit konsumsi (KK) periode yang
sama juga turun menjadi 16,39% dibandingkan 17,58%. Tren penurunan suku bunga ini
diikuti oleh membaiknya fungsi intermediasi dan indikator kinerja perbankan.
Selama tahun 2007, kinerja perbankan terus mengalami perbaikan dengan pelaksanaan
fungsi intermediasi yang meningkat dan stabilitas sistem keuangan yang tetap terjaga. Aset
7. perbankan nasional pada posisi November 2007 mencapai Rp 1.895 triliun (naik 11,9%-ytd),
dengan nilai kredit mencapai Rp 1.004,6 triliun atau tumbuh 20,6% (ytd). Khusus bulan
November, kredit tumbuh Rp 23,5 triliun, sehingga secara tahunan kredit telah tumbuh
sebesar 24,3%(yoy). Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari pertumbuhan DPK selama
tahun 2007, telah berhasil menaikkan LDR perbankan mencapai 69,9%, yang merupakan
level tertinggi sejak krisis. Meskipun kredit meningkat cukup tinggi, namun perbankan
nasional tetap dapat mengelola resiko kredit dengan baik yang tercermin dari menurunnya
NPL gross dari 6,98% menjadi 5,41% dan NPL net dari 3,63% menjadi 2,29%.
Dewan Gubernur memandang bahwa perekonomian Indonesia tahun 2008 akan tetap
tumbuh tinggi disertai terjaganya stabilitas makroekonomi. Pertumbuhan ekonomi 2008
diprakirakan mencapai 6,2 %-6,8%. Namun di balik berbagai kemajuan dan optimisme
tersebut, Rapat Dewan Gubernur memberikan catatan atas masih tingginya komponen
permanen dalam pembentukan inflasi di Indonesia, yang antara lain disebabkan oleh: (i)
belum meningkatnya secara signifikan kapasitas dan produktivitas perekonomian, (ii)
karakteristik inflasi kita yang rentan terhadap pergerakan pada harga makanan tertentu
(volatile foods) serta ekspektasi masyarakat, (iii) pasar finansial Indonesia yang relatif belum
dalam (iv) ekses likuiditas yang masih besar.
Mempertimbangkan berbagai catatan tersebut dan pencapaian sasaran inflasi untuk
tahun 2008, Dewan Gubernur berpandangan bahwa konsistensi kebijakan makroekonomi dan
koordinasi fiskal moneter merupakan prasyarat yang harus tetap ada dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas. Oleh karena itu, komitmen, kerja keras, dan
jalinan koordinasi dari segenap elemen bangsa menjadi penting dalam mencapai
pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas di tahun 2008, tambah Burhanuddin.
Dari sisi moneter, kebijakan moneter Bank Indonesia akan terus diarahkan untuk
menciptakan stabilitas makroekonomi guna mendukung kesinambungan pertumbuhan
ekonomi melalui penerapan Inflation Targeting Framework (ITF) secara konsisten. Di
bidang perbankan, Bank Indonesia akan terus melanjutkan program konsolidasi untuk
mewujudkan perbankan yang sehat, kuat dan kompetitif. Disamping itu, upaya
8. meningkatkan fungsi intermediasi perbankan terus dilakukan agar dapat memenuhi
kebutuhan pembiayaan bagi dunia usaha secara efektif.
Prinsip 2
Barang 1 vs Barang 2
Memaksimalakn penggunaan barang 1 ,agar
efektif dan efisien.
Tempat interaksi adalah di pasar
Prinsip 8
Memaksimalkan Produktivitas
Produsen dapat memaksimalkan produktivitas
,sehingga tenaga kerja dapat terserap
Pencapaian Produktivitas yang tinggi dapat
memenuhi kebutuhan pasar yang semakin
bertambah
Konsumen dapat mendapatkan barang yang
diinginkan
Produsen mendapatkan laba ,begitu juga
dengan penjual
Prinsip 6
Pasar adalah tempat berinteraksi
Konsumen telah mendapatkan barang yang diinginkan
Kepuasan tercapai
Penjual mendapatkan laba yang sesuai
Kesepakatan antara penjual dan produsen tercapai