Makalah ini membahas tentang emulsi, sistem koloid dimana fase cair terdispersi dalam fase cair lainnya. Emulsi membutuhkan zat pengemulsi untuk mencegah pemisahan fase. Terdapat dua jenis emulsi, yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi antara lain tegangan permukaan, kekuatan lapisan antarmuka, dan viskositas.
Emulsi adalah sediaan farmasi yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa. Emulsi dibedakan menjadi emulsi tipe O/W dan W/O, bergantung pada fase kontinu apakah air atau minyak. Emulgator diperlukan untuk menstabilkan emulsi dengan membentuk lapisan film antara fase dispers dan kontinu.
Emulsi adalah dispersi dimana fase terdispersi berupa tetesan cairan yang terdistribusi merata di dalam fase pendispersi berupa cairan lain. Emulsi dapat dibentuk menggunakan zat pengemulsi untuk menstabilkan tetesan dan mencegah penggabungan tetesan. Ada berbagai jenis emulsi yang dapat dibentuk berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi seperti emulsi minyak dalam air, air dalam minyak,
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Emulsi adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang terdiri atas dua fase yang tidak dapat bercampur secara spontan, yaitu fase minyak dan air. Emulsi dapat dibentuk dengan bantuan zat pengemulsi untuk membentuk sediaan homogen. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, kelebihan dan kekurangan, teori pembentukan, jenis, komponen penting, dan cara pembuatan emulsi yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi farmasi. Emulsi didefinisikan sebagai sistem dua fase dimana salah satu cairan terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk butiran kecil yang distabilkan oleh zat pengemulsi. Jenis emulsi meliputi oral, topikal, dan injeksi. Komponen utama emulsi adalah fase dispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Metode pembuatan emulsi meliputi metode gom basah
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi, yang merupakan campuran homogen antara minyak dan air. Terdapat tiga jenis formula emulsi, yaitu oral/internal, topikal/eksternal, dan parenteral. Formula-formula tersebut umumnya mengandung zat aktif, pembawa air-minyak, emulgator, pengawet, antioksidan, dan bahan tambahan lainnya seperti pemanis, perasa, pewarna. Dokumen juga menjelaskan tentang berbagai
Dokumen ini membahas tentang emulsi, sistem dua fase cairan yang salah satunya terdispersi dalam cairan lain dengan bantuan zat pengemulsi. Ada dua tipe emulsi, W/O dan O/W, yang digunakan untuk produk oral, topikal, dan injeksi. Faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi antara lain jenis dan konsentrasi pengemulsi, ukuran tetesan, pH, viskositas, stabilizer, dan perlakuan panas ma
Makalah ini membahas tentang pembuatan sediaan semisolid dan permasalahannya. Terdapat pembahasan tentang pertimbangan umum dalam compounding sediaan semisolid, contoh basis salep, dan jenis-jenis basis salep seperti basis hidrokarbon, basis absorpsi, basis air yang mudah larut, dan basis hidrofilik.
Dokumen tersebut membahas tentang teori emulsi dan definisi emulsi. Emulsi didefinisikan sebagai sistem terdispersi yang mengandung minimal dua fase cair yang tidak saling bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam bentuk globul dengan diameter 0,1-100 μm. Emulsi dikatakan sistem yang tidak stabil secara termodinamika dan membutuhkan bahan pengemulsi untuk mencegah koalescence antar globul. Bahan pengemulsi beker
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Koloid adalah campuran heterogen dua atau lebih zat dimana partikel satu zat terdispersi secara merata dalam zat lain. Terdapat beberapa jenis koloid seperti sol, emulsi, dan buih yang berbeda berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya. Sifat koloid antara lain efek Tyndall, gerak brown, adsorpsi, dan muatan partikel.
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Emulsi adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang terdiri atas dua fase yang tidak dapat bercampur secara spontan, yaitu fase minyak dan air. Emulsi dapat dibentuk dengan bantuan zat pengemulsi untuk membentuk sediaan homogen. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, kelebihan dan kekurangan, teori pembentukan, jenis, komponen penting, dan cara pembuatan emulsi yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi farmasi. Emulsi didefinisikan sebagai sistem dua fase dimana salah satu cairan terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk butiran kecil yang distabilkan oleh zat pengemulsi. Jenis emulsi meliputi oral, topikal, dan injeksi. Komponen utama emulsi adalah fase dispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Metode pembuatan emulsi meliputi metode gom basah
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi, yang merupakan campuran homogen antara minyak dan air. Terdapat tiga jenis formula emulsi, yaitu oral/internal, topikal/eksternal, dan parenteral. Formula-formula tersebut umumnya mengandung zat aktif, pembawa air-minyak, emulgator, pengawet, antioksidan, dan bahan tambahan lainnya seperti pemanis, perasa, pewarna. Dokumen juga menjelaskan tentang berbagai
Dokumen ini membahas tentang emulsi, sistem dua fase cairan yang salah satunya terdispersi dalam cairan lain dengan bantuan zat pengemulsi. Ada dua tipe emulsi, W/O dan O/W, yang digunakan untuk produk oral, topikal, dan injeksi. Faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi antara lain jenis dan konsentrasi pengemulsi, ukuran tetesan, pH, viskositas, stabilizer, dan perlakuan panas ma
Makalah ini membahas tentang pembuatan sediaan semisolid dan permasalahannya. Terdapat pembahasan tentang pertimbangan umum dalam compounding sediaan semisolid, contoh basis salep, dan jenis-jenis basis salep seperti basis hidrokarbon, basis absorpsi, basis air yang mudah larut, dan basis hidrofilik.
Dokumen tersebut membahas tentang teori emulsi dan definisi emulsi. Emulsi didefinisikan sebagai sistem terdispersi yang mengandung minimal dua fase cair yang tidak saling bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam bentuk globul dengan diameter 0,1-100 μm. Emulsi dikatakan sistem yang tidak stabil secara termodinamika dan membutuhkan bahan pengemulsi untuk mencegah koalescence antar globul. Bahan pengemulsi beker
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
Koloid adalah campuran heterogen dua atau lebih zat dimana partikel satu zat terdispersi secara merata dalam zat lain. Terdapat beberapa jenis koloid seperti sol, emulsi, dan buih yang berbeda berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya. Sifat koloid antara lain efek Tyndall, gerak brown, adsorpsi, dan muatan partikel.
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA MATA PELAJARAN IPA DENGAN TOPIK ORGAN PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 17 KATOBU.
1. Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, yaitu campuran homogen yang terdiri atas partikel terdispersi berukuran 1-100 nm sehingga mengalami efek Tyndall.
2. Terdapat delapan jenis sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan medium pendispersinya, yaitu sol, emulsi, aerosol, dan busa.
3. Sistem koloid banyak digunakan dalam industri, seperti getah karet, cat, kosmetik, mak
Koloid adalah sistem dispersi heterogen yang tampak homogen. Terdiri dari dua fase, yaitu fase terdispersi berukuran 1-100 nm dan fase pendispersi. Terdapat delapan jenis koloid berdasarkan kombinasi fasenya, seperti sol (padat-cair), emulsi (cair-cair), dan aerosol (cair-gas). Koloid dapat berupa hidrofilik yang larut dalam air atau hidrofobik yang tidak larut dalam air.
Koloid adalah sistem dispersi heterogen yang terdiri dari fase terdispersi berukuran 1 nm hingga 100 nm yang terdispersi dalam fase pendispersi. Terdapat delapan jenis sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, yaitu sol, aerosol padat, sol padat, aerosol, emulsi, emulsi padat, busa, dan busa padat. Sifat koloid antara lain terlihat homogen tetapi heterogen di bawah mikroskop, dan
Presentasi mengenai sistem koloid untuk kelas XI, dibuat dalam rangka memenuhi tugas kimia.
Berisi mengenai pengertian, cara pembuatan, sifat-sifat, penggunaan dan lain halnya yang berhubungan mengenai koloid termasuk dispersi dan yang terdispersi.
Makalah ini membahas tentang sistem koloid dan jenis-jenisnya, yaitu sol, emulsi, aerosol, dan busa. Sistem koloid terbentuk dari campuran dua fase dengan ukuran partikel 1-100 nm, sehingga homogen meskipun heterogen. Jenis sistem koloid dijelaskan berdasarkan kombinasi fase padat, cair, dan gas. Sistem koloid digunakan dalam berbagai industri seperti karet, cat, kosmetik, makanan, dan farmasi.
Makalah ini membahas tentang sistem koloid dan jenis-jenisnya, yaitu sol, emulsi, aerosol, dan busa. Sistem koloid terbentuk dari campuran dua fase yang salah satunya berukuran 1-100 nm sehingga homogen meskipun heterogen. Jenis sistem koloid dijelaskan berdasarkan kombinasi fase padat, cair, dan gas. Sistem koloid digunakan dalam berbagai industri seperti karet, cat, kosmetik, makanan, dan farmasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid emulsi. Emulsi adalah sistem koloid yang terdiri atas dua zat cair yang tidak dapat larut satu sama lain, seperti air dan minyak, yang membentuk dispersi satu sama lain. Terdapat dua jenis emulsi yaitu emulsi air dalam minyak dan emulsi minyak dalam air. Emulsi digunakan dalam berbagai industri seperti makanan, kosmetik, farmasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk definisi, jenis, sifat, dan cara pembuatan koloid. Koloid adalah sistem heterogen dimana zat terdispersi berukuran 1 nm hingga 100 nm dan tercampur secara homogen di dalam medium dispersi. Terdapat beberapa jenis koloid seperti sol, emulsi, buih, dan gel yang berbeda berdasarkan fase terdispersi dan medium dispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown,
Dokumen tersebut membahas tentang sistem koloid, termasuk definisi, jenis, sifat, dan cara pembuatan koloid. Koloid adalah sistem heterogen dimana zat terdispersi berukuran 1 nm hingga 100 nm dan tercampur secara homogen di dalam medium dispersi. Terdapat beberapa jenis koloid seperti sol, emulsi, buih, dan gel yang berbeda berdasarkan fase terdispersi dan medium dispersinya. Sifat koloid meliputi efek Tyndall, gerak Brown,
2. Emulsi merupakan jenis koloid dengan fase
terdispersi berupa zat cair. Berdasarkan medium
pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi:
emulsi gas, emulsi cair, dan emulsi padat.
4. Emulsi gas (aerosol cair)
Emulsi gas merupakan emulsi di dalam medium
pendispersi gas. Aerosol cair seperti hairspray dan
baygon, dapat membentuk sistem koloid dengan bantuan
bahan pendorong seperti CFC. Selain itu juga mempunyai
sifat seperti sol liofob yaitu efek Tyndall, gerak Brown.
5. Emulsi cair
Emulsi cair merupakan emulsi di dalam medium
pendispersi cair. Emulsi cair melibatkan campuran
dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan jika
dicampurkan yaitu zat cair polar dan zat cair non-
polar. Biasanya salah satu zat cair ini adalah air dan
zat lainnya seperti minyak. Contohnya adalah pada
susu.
Kestabilan emulsi cair dapat rusak akibat pemanasan,
pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit,
dan perusakan zat pengelmusi
6. Emulsi Padat (Gel)
Emulsi Padat merupakan koloid dengan fase
terdipersi cair dan medium pendispersi padat.
Contoh: jelly, keju, mentega.
7. Emulsi adalah terdispersinya zat cair di dalam fasa cair
A. Dua cairan yang saling tidak mencampur cairan, tidak
membentuk emulsi
B. Emulsi cairan B di dalam cairan A
C. Emulsi yang tidak stabil
D. Emulsi yang stabil
8. Aplikasi di bidang medis
a. Emusi o/w biasanya untuk penggunaan oral
supaya penyerapan oleh tubuh lebih optimal
b. Sebagai cream
9. Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk
membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.
Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik
yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun
nonpolar sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.
Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak
(partikel minyak dikelilingi) sedangkan air akan terikat
kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut.
Bagian polar kemudian akan terionisasi menjadi
bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga
menjadi bermuatan negatif. Partikel minyak kemudian
akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya
tidak dapat larut tersebut kemudian menjadi stabil.
11. Salah satu contoh pengemulsi yaitu sabun yang
merupakan garam karboksilat. Molekul sabun
tersusun atas ekor alkil yang non-polar (akan
mengelilingi molekul minyak) dan kepala karboksilat
yang bersifat polar (mengikat air dengan kuat).
Pada industri makanan, telur dikenal sebagai
pengemulsi (emulsifier) tertua yang pernah ada. Di
dalam telur (banyak pada kuning telur dan sedikit
pada putih telur) terdapat lesitin yang merupakan
suatu emulsifier. Contoh bahan yang dibuat dengan
cara ini adalah mentega, margarin, dan sebagian
besar kue.
12. Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air
dan membentuk film yang liat mengelilingi tetesan
terdispersi sehingga mencegah koalesensi dan
terpisahnya fase terdispersi ( Parrot, 1971 ).
14. 1.Emulgator sintetik atau surfaktan yang
membentuk film monomolekuler, contohnya adalah
a. Golongan anionik misalnya sabun trietanolamin
stearat, natrium lauril sulfat.
b. Golongan kationik misalnya senyawa amonium
kwarterner.
c. Golongan nonionik misalnya ester asam lemak
sorbitan, ester asam lemak polioksietilen
sorbitan.
15. 2. Emulgator alam
a. Emulgator alam yang membentuk film multi
molekuler misalnya akasia, gelatin.
b. Emulgator alam yang membentuk film
monomolekuler misalnya lesitin, kolesterol.
c. Emulgator yang membentuk film berupa
partikel padat misalnya bentonit, vegum
(Gennaro,1990 ).
16. Cara untuk menentukan emulsi
1. Zat warna yang dapat larut di dalam air (metilen
blue)
2. Pengenceran
3. Daya hantar listrik
17. Tipe emulsi
Emulsi o/w : minyak dalam air
w/o : air dalam minyak
o/w/o : minyak dalam air dalam minyak
w/o/w : air dalam minyak dalam air