Titrasi nitrimetri menggunakan NaNO2 sebagai titran untuk menitrasi zat yang mengandung gugus amina aromatis atau dapat dihidrolisis menjadi amina aromatis. NaNO2 akan membentuk asam nitrit yang bereaksi dengan sampel membentuk garam diazonium. Titik akhir dapat ditentukan secara visual menggunakan indikator dalam atau luar, atau secara elektrometri menggunakan elektroda. Katalis seperti
Dokumen tersebut merupakan rancangan formula untuk produk lotion yang bernama Vsilin速 Suspensi. Rangkuman formula tersebut terdiri dari komposisi bahan, perhitungan per botol dan per batch, serta cara pembuatan produk lotion tersebut dengan metode pengemulsian fase minyak dan fase air.
Makalah ini membahas tentang pembuatan suspensi terdeflokulasi dengan menggunakan CMC Na sebagai agen pengental dan pemeriksaan sifat fisiknya. Beberapa parameter yang diamati meliputi volume sedimentasi dan kemudahan dispersi ulang dengan variasi konsentrasi CMC Na. Tujuannya adalah mengetahui pengaruh konsentrasi CMC Na terhadap volume sedimentasi dan kemudahan dispersi ulang suspensi.
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid piperin dari buah lada putih melalui ekstraksi soxhlet menggunakan etanol, pemisahan dengan KOH-etanol, dan kristalisasi yang menghasilkan kristal piperin. Kristal, filtrat, dan ekstrak kemudian diuji menggunakan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi piperin.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis kerusakan pada tablet obat serta faktor penyebab dan solusi dari masing-masing kerusakan tersebut. Beberapa jenis kerusakan yang dijelaskan antara lain cracking, sticking, capping, mottling, insolubility, binding, dan whiskering. Dokumen juga menjelaskan faktor formulasi dan faktor mesin sebagai penyebab kerusakan tablet serta berbagai solusi untuk menanggulangi mas
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang ilmu galenika yang mempelajari cara pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam. Sediaan galenik dibuat dari bahan hewan atau tumbuhan dengan menyari zat berkhasiatnya menggunakan cairan seperti air, etanol, atau campuran keduanya. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti air aromatik, ekstrak, sirup, dan spiritus aromatik yang dibuat dengan
Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan secara aseptik dan memenuhi persyaratan uji sterilitas. Salep mata harus mengandung zat antimikroba dan memiliki karakteristik seperti kejernihan, stabilitas, pH, dan viskositas yang sesuai. Wadah dan proses pembuatan salep mata harus memenuhi standar sterilitas dan kualitas.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Dokumen tersebut merangkum tentang formulasi dan pembuatan krim betametason. Krim ini mengandung betametason sebagai zat aktifnya dan beberapa bahan penstabil seperti cetomacrogolum-1000, cetostearylalkohol, parafin cair, dan vaselin album. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pembuatan krim betametason melalui pencampuran dan pengadukan bahan-bahannya hingga membentuk sediaan krim yang homogen.
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang mengandung obat untuk dikonsumsi. Eliksir dibuat dengan mencampurkan obat dalam pelarut alkohol dan air untuk meningkatkan kelarutan obat. Eliksir memiliki kelebihan dalam pengaturan dosis terutama untuk anak-anak. Dokumen ini membahas teori dasar, bahan, dan prosedur pembuatan eliksir parasetamol.
Laporan ini memberikan ringkasan dari praktikum analisis kualitatif senyawa fenol. Dua sampel diuji untuk menentukan jenis fenolnya. Sampel pertama diidentifikasi sebagai rivanol berdasarkan hasil uji organoleptik, golongan, dan penegasan. Sampel kedua diidentifikasi sebagai 硫-naphtol melalui serangkaian uji serupa. Laporan ini berisi tujuan, teori dasar, alat dan bahan, prosedur
Dokumen tersebut membahas tentang perhitungan larutan isotonis, yaitu larutan yang memiliki tekanan osmotis sama dengan cairan tubuh. Terdapat beberapa cara untuk menghitung larutan isotonis yakni menggunakan penurunan titik beku air, ekivalensi NaCl, dan volume isotonik. Dokumen juga menjelaskan cara menghitung larutan isotonis dengan memperhatikan faktor pH tertentu.
Laporan akhir praktikum sediaan solid parasetamol dengan metode granulasi basah yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa farmasi UMM. Granulasi basah digunakan untuk meningkatkan kompaktibilitas dan aliran parasetamol yang buruk dengan menambahkan zat pengikat air untuk membentuk granul."
Percobaan ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid piperin dari buah lada putih melalui ekstraksi soxhlet menggunakan etanol, pemisahan dengan KOH-etanol, dan kristalisasi yang menghasilkan kristal piperin. Kristal, filtrat, dan ekstrak kemudian diuji menggunakan kromatografi lapis tipis untuk mengidentifikasi piperin.
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai berbagai jenis kerusakan pada tablet obat serta faktor penyebab dan solusi dari masing-masing kerusakan tersebut. Beberapa jenis kerusakan yang dijelaskan antara lain cracking, sticking, capping, mottling, insolubility, binding, dan whiskering. Dokumen juga menjelaskan faktor formulasi dan faktor mesin sebagai penyebab kerusakan tablet serta berbagai solusi untuk menanggulangi mas
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang ilmu galenika yang mempelajari cara pembuatan sediaan obat sederhana dari bahan alam. Sediaan galenik dibuat dari bahan hewan atau tumbuhan dengan menyari zat berkhasiatnya menggunakan cairan seperti air, etanol, atau campuran keduanya. Terdapat beberapa jenis sediaan galenik seperti air aromatik, ekstrak, sirup, dan spiritus aromatik yang dibuat dengan
Salep mata dibuat dari bahan yang disterilkan secara aseptik dan memenuhi persyaratan uji sterilitas. Salep mata harus mengandung zat antimikroba dan memiliki karakteristik seperti kejernihan, stabilitas, pH, dan viskositas yang sesuai. Wadah dan proses pembuatan salep mata harus memenuhi standar sterilitas dan kualitas.
Dokumen tersebut merangkum percobaan untuk menentukan efek antidiare dari beberapa obat, yaitu loperamide, rebusan daun jambu biji, dan larutan Na.CMC 1%. Percobaan dilakukan dengan memberikan induksi diare terlebih dahulu menggunakan oleum ricini, kemudian memberikan obat-obatan tersebut untuk mengamati parameter seperti frekuensi defekasi dan konsistensi feses.
Dokumen tersebut merangkum tentang formulasi dan pembuatan krim betametason. Krim ini mengandung betametason sebagai zat aktifnya dan beberapa bahan penstabil seperti cetomacrogolum-1000, cetostearylalkohol, parafin cair, dan vaselin album. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur pembuatan krim betametason melalui pencampuran dan pengadukan bahan-bahannya hingga membentuk sediaan krim yang homogen.
Laporan ini membahas pembuatan unguentum asam salisilat dengan bahan asam salisilat dan vaselinum flavum. Dilakukan evaluasi homogenitas, daya lekat, daya sebar, dan kemampuan proteksi. Hasilnya menunjukkan tidak homogen, daya lekat 1,3 detik, daya sebar semakin besar dengan tambahan beban, dan kemampuan proteksi 42 detik.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang mengandung obat untuk dikonsumsi. Eliksir dibuat dengan mencampurkan obat dalam pelarut alkohol dan air untuk meningkatkan kelarutan obat. Eliksir memiliki kelebihan dalam pengaturan dosis terutama untuk anak-anak. Dokumen ini membahas teori dasar, bahan, dan prosedur pembuatan eliksir parasetamol.
Laporan ini memberikan ringkasan dari praktikum analisis kualitatif senyawa fenol. Dua sampel diuji untuk menentukan jenis fenolnya. Sampel pertama diidentifikasi sebagai rivanol berdasarkan hasil uji organoleptik, golongan, dan penegasan. Sampel kedua diidentifikasi sebagai 硫-naphtol melalui serangkaian uji serupa. Laporan ini berisi tujuan, teori dasar, alat dan bahan, prosedur
Emulsi adalah sediaan farmasi yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan pembawa. Emulsi dibedakan menjadi emulsi tipe O/W dan W/O, bergantung pada fase kontinu apakah air atau minyak. Emulgator diperlukan untuk menstabilkan emulsi dengan membentuk lapisan film antara fase dispers dan kontinu.
Emulsi adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang terdiri atas dua fase yang tidak dapat bercampur secara spontan, yaitu fase minyak dan air. Emulsi dapat dibentuk dengan bantuan zat pengemulsi untuk membentuk sediaan homogen. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, kelebihan dan kekurangan, teori pembentukan, jenis, komponen penting, dan cara pembuatan emulsi yang baik.
Emulsi adalah dispersi dimana fase terdispersi berupa tetesan cairan yang terdistribusi merata di dalam fase pendispersi berupa cairan lain. Emulsi dapat dibentuk menggunakan zat pengemulsi untuk menstabilkan tetesan dan mencegah penggabungan tetesan. Ada berbagai jenis emulsi yang dapat dibentuk berdasarkan fase terdispersi dan pendispersi seperti emulsi minyak dalam air, air dalam minyak,
Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua fase yang tidak bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase lainnya dengan bantuan bahan pengemulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh ukuran partikel, konsentrasi fase dalam, dan viskositas fase luar. Emulsi dibuat dengan mencampurkan bahan obat, bahan pengemulsi, dan pembawa secara hati-hati.
Makalah ini membahas tentang emulsi, sistem koloid dimana fase cair terdispersi dalam fase cair lainnya. Emulsi membutuhkan zat pengemulsi untuk mencegah pemisahan fase. Terdapat dua jenis emulsi, yaitu emulsi minyak dalam air dan emulsi air dalam minyak. Faktor yang mempengaruhi kestabilan emulsi antara lain tegangan permukaan, kekuatan lapisan antarmuka, dan viskositas.
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi farmasi. Emulsi didefinisikan sebagai sistem dua fase dimana salah satu cairan terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk butiran kecil yang distabilkan oleh zat pengemulsi. Jenis emulsi meliputi oral, topikal, dan injeksi. Komponen utama emulsi adalah fase dispersi, fase pendispersi, dan emulgator. Metode pembuatan emulsi meliputi metode gom basah
Dokumen tersebut membahas tentang emulsi, termasuk definisi, jenis, komponen penyusun, proses pembuatan, uji stabilitas, dan evaluasi mutu emulsi. Faktor-faktor seperti konsentrasi, suhu, waktu dan kecepatan pencampuran dapat mempengaruhi stabilitas emulsi. Sistem HLB digunakan untuk mengklasifikasikan surfaktan berdasarkan sifat hidrofilik dan lipofiliknya.
Emulsi terdiri dari dua cairan yang tidak dapat bercampur (biasanya minyak dan air), dengan salah satu cairan terdispersi sebagai tetesan kecil (d = 0,1-100 mm) berbentuk bola di cairan lainnya. Emulsi adalah sistem yang tidak stabil secara termodinamika. Ada dua jenis emulsi, yaitu emulsi minyak dalam air (o/w) dan emulsi air dalam minyak (w/o). Emulsi
PPT ini dipresentasikan dalam acara Seminar dan油Knowledge Sharing Kepustakawanan yang diselenggarakan oleh Forum Perpusdokinfo LPNK Ristek. Tanggal 28 November 2017
Puji dan syukur selalu kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Kumpulan Cerpen dari para siswa-siswi SMA Negeri 2 Muara Badak para perlombaan Sumpah pemuda tahun 2024 dengan tema Semangat Persatuan dan Kebangkitan dan perlombaan hari Guru tahun 2024 dengan tema Guru yang menginspirasi, membangun masa depan ini dapat dicetak. Diharapkan karya ini menjadi motivasi tersendiri bagi peserta didik SMA Negeri 2 Muara Badak yang lain untuk ikut berkarya mengembangkan kreatifitas. Kumpulan Cerpen ini dapat dimanfaatkan untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) juga sebagai buku penunjang program Literasi Sekolah (LS) untuk itu, saya sebagai Kepala SMA Negeri 2 Muara Badak sangat mengapresiasi hadirnya buku ini.
Danantara: Pesimis atau Optimis? Podcast Ikatan Alumni Lemhannas RI IKAL Lem...Dadang Solihin
油
Keberadaan Danantara: Pesimis atau Optimis?
Pendekatan terbaik adalah realistis dengan kecenderungan optimis.
Jika Danantara memiliki perencanaan yang matang, dukungan kebijakan yang kuat, dan mampu beradaptasi dengan tantangan yang ada, maka peluang keberhasilannya besar.
Namun, jika implementasinya tidak disertai dengan strategi mitigasi risiko yang baik, maka pesimisme terhadap dampaknya juga cukup beralasan.
Pada akhirnya, kunci suksesnya adalah bagaimana Danantara bisa dikelola secara efektif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dampak positifnya lebih dominan dibandingkan risikonya.
2. DEFINISI
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan
obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam
cairan pembawa, distabilkan dengan zat
pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (FI III.
Halaman 9)
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu
cairannya terdispersi dalam cairan lainnya dalam
bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6).
3. Tujuan
pemilihan
bentuk
sediaan
emulsi :
dapat membuat suatu preparat yang stabil dan rata
dari campuran dua cairan yang tidak saling
bercampur.
emulsi karena dapat mengatur kondisi fisik produk,
seperti tekstur, tingkat kekentalannya, dapat
menekan biaya produksi.
Tujuan
pemakai-
an emulsi
untuk:
Digunakan sebagai obat dalam (peroral) emulsi
tipe O/W (lebih disuka) bau dan rasa dpt tertutupi,
minyak dlm butir2 halus lbh mudah dicerna
digunakan pada kulit (obat luar) emulsi O/W atau
W/O ,tergantung faktor seperti sifat zat terapeutik
yang akan dimasukkan ke dalam emulsi.
4. KRITERIA EMULSI YANG BAIK ADALAH:
1. Stabil baik secara fisik maupun kimia dalam
penyimpanan
2. Merupakan disperse homogen antara minyak
dengan air
3. Fase dalam mempunyai ukuran partikel yang
kecil dan sama besar mendekati ukuran partikel
koloid
4. Tidak terjadi creaming atau craking
5. Memiliki viskositas yang optimal
6. Dikemas dalam kemasan yang mendukung
penggunaan dan stabilitas obat
5. TEORI TERJADINYA EMULSI
1.Teori Tegangan Permukaan (Surface Tension)
1.Teori Orientasi Bentuk Baji (Oriented Wedge)
1.Teori Interparsial Film
Teori electric double layer ( lapisan listrik rangkap)
6. 1. TEORI TEGANGAN PERMUKAAN
(SURFACE TENSION)
Molekul memiliki daya tarik menarik antara molekul
yang sejenis yang disebut daya kohesi. Selain itu molekul juga
memiliki daya tarik menarik antara molekul yang tidak
sejenis yang disebut daya adhesi.
Daya kohesi suatu zat selalu sama, sehingga pada
permukaan suatu zat cair akan terjadi perbedaan tegangan
karena tidak adanya keseimbangan daya kohesi. Tegangan
yang terjadi pada permukaan tersebut dinamakan tegangan
permukaan (surface tension).
Semakin tinggi perbedaan tegangan yang terjadi pada
bidang mengakibatkan antara kedua zat cair itu semakin
susah untuk bercampur.
Dalam teori ini dikatakan bahwa penambahan
emulgator akan menurunkan menghilangkan tegangan yang
terjadi pada bidang batas sehingga antara kedua zat cair
tersebut akan mudah bercampur.
7. 2. TEORI ORIENTASI BENTUK BAJI (ORIENTED
WEDGE)
Setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua kelompok yakni
:
Kelompok hidrofilik bagian dari emulgator yang suka
pada air.
Kelompok lipofilik bagian yang suka pada minyak.
Masing-masing kelompok akan bergabung dengan zat cair
yang disenanginya, kelompok hidrofil kedalam air dan
kelompok lipofil kedalam minyak. Dengan demikian emulgator
seolah-olah menjadi tali pengikat antara air dan minyak.
8. Setiap jenis emulgator memiliki harga keseimbangan
yang besarnya tidak sama.Harga keseimbangan itu
dikenal dengan istilah H.L.B. (Hydrophyl Lipophyl
Balance) yaitu angka yang menunjukkan perbandingan
antara kelompok lipofil dengan kelompok hidrofil .
Dalam tabel dibawah ini dapat dilihat keguaan
suatu emulgator ditinjau dari harga HLB-nya.
Harga HLB Kegunaan
1 - 3
4 6
7 9
8 18
13 - 15
10 18
Anti foaming agent
Emulgator tipe w/o
Bahan pembasah ( wetting agent)
Emulgator tipe o/w
Detergent
Kelarutan (solubilizing agent)
9. 3. TEORI INTERPARSIAL FILM
Teori ini mengatakan bahwa emulgator akan diserap pada batas antara air dan
minyak, sehingga terbentuk lapisan film yang akan membungkus partikel fase
disper.
Untuk memberikan stabilitas maksimum pada emulsi, syarat emulgator yang
dipakai adalah :
dapat membentuk lapisan film yang kuat tapi lunak
jumlahnya cukup untuk menutup semua permukaan partikel fase- dispers
dapat membentuk lapisan film dengan cepat dan dapat menutup semua
permukaan partikel dengan segera.
10. 4. TEORI ELECTRIC DOUBLE LAYER ( LAPISAN LISTRIK
RANGKAP)
Terjadinya muatan listrik disebabkan oleh salah satu
dari ke tiga cara dibawah ini,
terjadinya ionisasi dari molekul pada permukaan partikel
terjadinya absorbsi ion oleh partikel dari cairan
disekitarnya.
terjadinya gesekan partikel dengan cairan disekitarnya.
11. MACAM DAN TIPE EMULSI
Asal
bahan
pembuat
Emulsi vera / alam
amygdala dulcis,
Amygdala amara,
Lini semen,
Cucurbitae semen
Emulsi spuria
Emulsi dng minyak
lemak, Parafin
liquidum, cera/
lemak padat,
benzylis benzoas,
Balsamum
Peruvianum
Medium
pendispers
Emulsi gasfase
terdispers : cair dan
fase pendispers :
gas. Ex. hairspay
Emulsi cair f.ter-
dispers dan pen-
dispers adl zat cair.
Ex. emulsi minyak
ikan, susu.
Emulsi setengah
padat f.terdis-
pers : zat cair dan
f.pendispers: zat
padat. Ex. Gel dan
cream
Tipe
emulsi
Tipe minyak
dalam air
(m/a atau
o/w)
Tipe air dalam
minyak (a/m
atau w/o)
12. PENGUJIAN TIPE EMULSI
1. Test Pengenceran
Tetesan
Jika tipe O/W, mudah diencerkan dengan air
Jika tipe w/o, mudah diencerkan dengan
minyak
2. Test Kelarutan Pewarna
Emulsi + larutan Sudan III dapat
memberi warna merah pada emulsi
tipe w/o,
Emulsi + larutan metilen blue dapat
memberi warna biru pada emulsi tipe
o/w
3. Test dengan kertas saring
Jika tipe O/W, kertas saring
menjadi basah
Jika tipe w/o, timbul noda minyak
pada kertas saring
4. Test Creaming
Jika tipe O/W, terjadi krim pada
bagian atas
Jika tipe w/o, terjadi krim pada
bagian bawah
5. Test Konduktivitas Elektrik
Jika tipe O/W, konduktivitas
elektrik tampak,
Jika tipe w/o, konduktivitas
elektrik tidak tampak,
6. Test Fluorosensi
Jika tipe O/W,fluorosensi hanya
berupa noda,
Jika tipe w/o, seluruh daerah
berfluorosensi ,
13. STABILITAS EMULSI
Stabilitas suatu emulsi adalah suatu sifat emulsi
untuk mempertahankan distribusi halus dan teratur
dari fase terdispersi yang terjadi dalam jangka waktu
yang panjang.
Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya
Gaya tarik-menarik/gaya London-Van
Der Waals
menyebabkan partikel-partikel koloid
berkumpul membentuk agregat dan
mengendap
Gaya tolak-menolak
Dapat menstabilkan
dispersi koloid.
14. FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI STABILITAS
EMULSI YAITU
1. Viskositas
Untuk mendapatkan suatu emulsi yang stabil atau untuk
menaikan stabilitas suatu emulsi dapat dengan cara
menambahkan zat-zat yang dapat menaikan viskositasnya dari
fase luar . Bila viskositas fase luar dipertinggi maka akan
menghalangi pemisahan emulsi
2. Pemakaian alat khusus dalam mencampur emulsi
Untuk membuat emulsi yang lebih stabil, umumnya proses
pengadukannya dilakukan dengan menggunakan alat listrik
3. Perbandingan optimum fase internal dan fase kontinu
Umumnya emulsi yang stabil memiliki nilai range fase
dalam antara 40% sampai 60% dari jumlah seluruh bahan
emulsi yang digunakan .
15. KOMPONEN EMULSI
Fase dispers / fase internal / fase
diskontinyu zat cair yg terbagi jd
butiran kecil kedalam zat cair lain.
Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar
zat cair berfungsi sbg pendukung
emulsi.
Emulgator menstabilkan emulsi.
Komponen
Dasar
Preservatif metil dan propil paraben,
asam benzoat, asam sorbat, fenol,
kresol, dan klorbutanol, benzalkonium
klorida, fenil merkuri asetat, dll.
Antioksidan asam askorbat,
L.tocoperol, asam sitrat, propil gallat
dan asam gallat.
Corigens pemanis seperti sirup, gula,
sakarin.
Komponen
Tambahan
16. BAHAN TAMBAHAN PADA EMULSI
M.o tumbuh dlm air
pengawet pd fase air
Emulsi dg emulgator
gom/organik mudah
terurai
Cth: alkohol 12-15% dr fs air,
asam benzoat 0,2%, asam
sorbat 0,2%
Pengawet
Utk minyak ikan ekstrak
maltis, vanili, myk atsiri 0,1-
0,5%
Ditambahkan pd fase minyak
sblm diemulsikan
Pemanis bs sirup, gula,
sakarin
Corrigens
17. METODE PEMBUATAN EMULSI :
1. METODE GOM KERING ATAU METODE
KONTINENTAL.
2. METODE GOM BASAH ATAU METODE INGGRIS.
3. METODE BOTOL ATAU METODE BOTOL
FORBES.
4. METODE HLB ( HIDROFILIK LIPOFILIK BALANCE
)
18. 1. METODE GOM KERING ATAU METODE
KONTINENTAL.
Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan 遜
jumlah volume air dan 村 jumlah emulgator. (4:2:1)
zat pengemulsi (biasanya gom arab) dicampur dengan minyak
terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk
pembentukan corpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air
yang tersedia.
19. 2. METODE GOM BASAH ATAU METODE INGGRIS.
Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus
dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya
metilselulosa.
Zat pengemulsi ditambahkan ke dalam air (zat pengemulsi
umumnya larut) agar membentuk suatu mucilago, kemudian
perlahan-lahan minyak dicampurkan untuk membentuk
emulsi, setelah itu baru diencerkan dengan sisa air.
20. 3. METODE BOTOL ATAU METODE BOTOL
FORBES.
Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan
menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah.
Dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan
dengan fase luar.
Serbuk gom dimasukkan ke dalam botol kering, kemudian
ditambahkan 2 bagian air, tutup botol kemudian campuran
tersebut dikocok dengan kuat. Tambahkan sisa air sedikit demi
sedikit sambil dikocok.
21. 4. METODE HLB ( HIDROFILIK LIPOFILIK BALANCE )
Cara ini dilakukan apabila emulsi yang dibuat mengunakan
suatu surfaktan yang memiliki nilai HLB.
Sebelum dilakukan pencampuran, dilakukan perhintungan
harga HLB dari fase internal
dilakukan pemilihan emulgator yang memiliki nilai HLB yang
sesuai dengan HLB fase internal.
Setelah diperoleh suatu emulgator yang cocok , selanjutnya
dilakukan pencampuran untuk memperoleh suatu emulsi yang
diharapkan